Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN

NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN


PADA PASIEN KANKER COLON
DI RSUP DR KARIADI SEMARANG

HALIDA RACHMA NINGRUM


P1337420919102

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN


PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019

1
ABSTRAK

Kanker kolon suatu bentuk keganasan dari masa abnormal / neoplasma yang
muncul dari jaringan epithel dari kolon (Haryono, 2010). Kanker kolorektal
merupakan suatu tumor malignant yang muncul pada jaringan epitelial dari
colon/rectum. Umumnya tumor kolerektal adalah adinokarsinoma yang
berkembang dari polip adenoma (Wijaya dan Puri, 2013). Pada pasien kanker kolon
pasca kemoterapi, ada beberapa obat yang memiliki efek samping mual, muntah,
dan penurunan nafsu makan, yang mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi,
sedangkan klien dengan kanker membutuhkan nutrisi yang adekuat, sakah satu
intervensi yang dapat dilakukan adalah memberikan informasi kepada keluarga
tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana cara memodifikasi nafsu makanan yang
menarik sehingga nafsu makan meningkat. Tujuan asuhan keperawatan untuk
mendeskrepsikan pengelolaan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutirisi
pada klien dengan kanker kolon. Hasil yang didapatkan pada pengelolaan kasus
menunjukkan adanya peningkatan nafsu makan serta asupan makanan yang
meningkat pada klien dan tanda gejala malnutrisi dapat teratasi. Mengingat
pentingnya kebutuhan nutrisi yang adekuat sesuai kondisi klien perawat dan
keluarga diharapkan bekerja sama dalam mengelola klien dengan kanker kolon
yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Kata kunci : Kanker kolon, gangguan nutrisi : Pemenuhan kebutuhan nutrisi

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... 1
ABSTRAK.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................ 3
DAFTAR LAMPIRAN................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN 5
A. Latar Belakang................................................................... 5
B. Web Of Causation.............................................................. 6
BAB II LAPORAN KASUS KELOLAAN 7
A. Pengkajian........................................................................... 7
B. Diagnose Keperawatan....................................................... 15
C. Intervensi Keperawatan...................................................... 16
D. Implementasi....................................................................... 17
E. Evaluasi............................................................................... 24
BAB III PEMBAHASAN 25
A. Analisa Kasus..................................................................... 25
B. Analisa Intervensi Keperawatan......................................... 25
BAB III PENUTUP 28
A. Kesimpulan.......................................................................... 28
B. Saran................................................................................... 29
DAFTAR PUSATAKA 30
LAMPIRAN 31

3
LATAR BELAKANG

Nutrisi meruupakan jumlah interaksi antara suatu organisme dan makanan


yang dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah suatu yang dimakan
seseorang dan bagaimana tubuh menggunakannya. Nutrisi adalah zat-zat gizi atau
zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dana penyakit, termasuk
keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-
bahan daru lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto & Wartonah,
2010).

Abraham Masslow mengatakan bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan


dasar yang harus dipenuhi untuk mencapai kebutuhan tertinggi. Kebutuhan manusia
dapat digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan tertinggi. Kebutuhan mausia
dapat digolongkan menjadi lima tingkat kebutuhan yaitu : Kebutuhan aman dan
kebutuhan fisiologis (oksigen, makanan, air, tidur) dan suhu tubuh relatif konstan.
Fungsi utama nutisi adalah untuk memberikan energi pada aktivitas tubuh
membentuk kerangka serta jaringan tubuh, serta mengatur berbagai macam proses
metabolisme di dalam tubuh.

Nutrisi merupakan bagian yang penting pada pelaksanaan kanker, baik pada
pasien yang sedang menjalani terapi, pemulihan dari terapi, prognosis dan kualitas
hidup. Salah satu masalah nutrisi yang harus diperhatikan pada pasien kanker
adalah kaheksia. Kaheksia berkaitan erat pula dengan malnutrisi. Kaheksia
didefinisikan sebagai kehilangan otot, ataupun tanpa lipolysis, yang tidak dapat
dipulihkan dengan dukungan nutrisi konvensional. Salah satu yang harus
diperhatikan dalam asuhan pada klien adalah kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada Ny. M dengan penyakit kanker usus.

Berdasarkan asuhan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit masalah


gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. M didapatkan observasi
elama 24 jam, Berat Badan 42 kg tinggi badan 150 cm dan IMT (indeks Masa

4
Tubuh) 18.6 kg/m2. Berdasarkan masalah-masalah tersebut penulis tertarik
mengangkat asuhan keperawatan pada Ny. M dengan Prioritas masalah gangguan
kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan kanker usus di RSUP Dr
Kariadi Semarang. Penulis melakukan pengkajian pada Ny. M di RSUP Dr Kariadi
Semarang pada ruangan Rajawali A6 selama 3 hari, dimulai dari tanggal 10 Agustus
2019. Pembahasan dilakukan dengan menggunakan proses keperawatan mulai dari
pengkajian, analisa data, rumusan masalah, perencanaan dan evaluasi

5
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny M
DENGAN GANGGUAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
DIRUANG RAJAWALI 6A RSUP Dr KARIADI

A. PENGKAJIAN
Nama Pengkaji : Halida Rachma Ningrum
Tanggal Pengkajian : 10 Agustus 2019
Waktu : 09.00 WIB

I. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 38 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Tumah Tangga
Alamat : Kedung karang kedung RT 003 RW 002 Pati
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Diagnosa medis : Ca Colon
No. RM : C744066
Tanggal masuk : 8 Agustus 2019

II. Identitas Penanggung jawab


Nama : Tn. M
Umur : 40 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Kedung karang kedung RT 003 RW 002 Pati
Jawa Tengah
Hubungan dengan pasien : Suami

6
III. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan lemas dan nafsu makan berkurang
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dari ruang rawat kaswari dengan dampingan
keluaga dengan keadaan lemas, letih, dan kesadaran coompos
mentis, Berat badan klien 42 Kg, tinggi badan 150 cm.
c. Riwayat penyakit dahulu
Klien tidak memiliki riwayat penyakit jantunhm hipertensi, dan
Diabetes Militus, Klien mengatakan berat badan turun 3 kg dari
bulan lalu karen perut terasa kenyang. Klien sudah sering
menjalani perawatan di ruang kaswari 1 bulan sekali untuk
melakukan kemoterapi, klien terakhir dirawati tanggal 2 Agustus
2019 di ruang Kaswari RSUP Dr Kariadi.
d. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang pernah
menderita penyakit yang sama dengan pasien

IV. Pola Fungsional Gordon


1. Pola persepsi kesehatan
DS : Keluarga pasien mengatakan kesehatan sangat penting dan
apabila sakit pasien berobat ke tempat pelayanan terdekat
DO : Pasien dirawat di rumah sakit RSUP Dr Kariadi karena
Kanker pada usus.
2. Pola nutrisi metabolik
DS : Keluarga pasien mengatakan selama dirumah pasien makan
hanya 2x dengan porsi seperempat piring dan minum air putih 4
gelas per hari. Tetapi selama sakit nafsu makan berkurang,
pasien makan hanya makan seperempat dan tidak menghabiskan
sayur karena tidak suka dengan sayur yang disediakan rumah

7
sakit. Klien makan berupa nasi padat selama di rawat di rumah
sakit. dan minum air putih 4 gelas per hari.
DO : Pasien mengalami nafsu makan yang kurang, porsi makan
terlihat habis seperempat piring, Berat badan klien 42 Kg, tinggi
badan 150 cm, dan IMT klien 18.6 klien termasuk kedalam berat
badan kurang.
3. Pola eliminasi
DS : Keluarga pasien mengatakan pasien sebelum sakit pasien
tertampung dalam kantong kolostomi pada kuadran kiri bawah
abdomen, karakter feses coklat muda, konsistensi lunak, dan
BAK 4-5 kali per hari. Selama sakit pasien BAB tertampung
dalam kantong kolostomi pada kuadran kiri bawah abdomen
dengan waktu yang tidak menentu, konsentrasi padat berwarna
coklat kekuningan dengan bau yang khas, dan BAK 4-5 x sehari
warna urine kuning jernih dan bau khas urin.
DO : Feses pasien padat berwarna coklat kekuningan
4. Pola aktivitas dan latihan
DS : keluarga pasien mengatakan pasien sebelum sakit aktivitas
dapat di lalukan secara mandiri dan selama sakit aktivitas pasien
ada gangguan.
DO :
Kemampuan 0 1 2 3 4
Makan √
Minum √
Toileting √
Berpindah √
Berpakaian √
ROM √
Mobilisasi √
Ket:
0: Mandiri

8
1: Dibantu alat
2: Dibantu orang lain
3: Dibantu alat dan orang lain
4: Dibantu total

5. Pola persepsi kognitif


DS : Keluarga pasien mengatakan bahwa keluarga dan pasien
belum tahu dampak dan pengobatan akibat penyakit yang
dideritanya.
DO : Keluarga dan pasien terlihat cemas dengan keadaan pasien
saat ini
6. Pola konsep diri dan persepsi diri
DS : Kelurga pasien mengatakan bahwa sakit yang diderita
pasien bisa cepat sembuh dan berharap dengan pengobatan dan
perawatan akan memulihkan kesehatannya dan pasien juga
optimis dengan kondisi tubuhnya.
DO : Keluarga dan pasien tampak memilki harapan besar untuk
sembuh dari penyakitnya
7. Pola istirahat dan tidur
DS : Keluarga pasien mengatakan pasien sebelum sakit ia tidur
sekitar 8 jam sehari, dan selama sakit pasien mengatakan sulit
tidur karena terkadang merasakan mual, dan mengatakan tidur
sekitar 5 jam sehari.
DO : klien terlihat lelah dan terdapat kantung hitam disekitar
matanya
8. Pola peran dan hubungan
DS : keluarga pasien mengatakan pasien adalah istri yang tetap
menjalankan perannya walaupun dengan sakit yang
dideritannya. Klien menjalani hubungan yang baik dengan
semua keluarganya.

9
DO : Pasien tampak ditemani keluarga dan dijenguk oleh
tetangganya.
9. Pola reproduksi dan seksual
DS : Keluarga pasien mengatakan klien ibu rumah tangga.
DO : Pasien berjenis kelamin perempuan
10. Pola pertahanan diri
DS: Keluarga pasien mengatakan ia selalu membicarakan
masalahnya kepada anggota keluarganya dan selama sakit
pasien sering mengatakan keluhannya kepada keluarganya.
DO : Pasien terlihat dekat dengan keluarganya dan terbuka dalam
meminta pertimbangan akan tindakan keperawatan dan medis
yang ia terima
11. Pola keyakinan dan nilai
DS : Pasien mengatakan sebelum sakit ia dapat beribadah
dengan teratur sholat 5 waktu, rutin ikut pengajian di desanya.
dan setelah sakit ibadahnya cukup terganggu karena kondisinya.
DO : Pasien nampak hanya berbaring dan berdoa

B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Pasien tampak lemah
b. Kesadaran : compos mentis
c. TTV : TD : 110/70 mmHg R : 20x/menit
N : 80 x/menit S : 36,5◦C
2. Pemeriksaan Head to toe
a. Kepala : Bentuk kepala mesocephale
Rambut : Bersih
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor
Hidung : Simetris, tidak ada polip
Telinga : Tidak ada serumen, simetris

10
Mulut : Mukosa kering, pucat, tidak terdapat stomatitis,
Tidak terdapat pembesaran tonsil, lidah bersih, gigi
Utuh, dan tidak terdapat karies dan gusi berwarna
Merah muda
b. Leher : Tidak ada kelenjar tiroid
JVP nilai normal 5 + 2
c. Dada
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Getaran seimbang antara kanan dan kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler

d. Jantung
Inspeksi : 1,2 reguler
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V
Perkusi : Redup
Auskultasi : S1 > S2, regular, tidak terdengar bunyi gallop dan
murmur
e. Abdomen
f. Inspeksi : tampak terdapat kolostomi pada kuadran kiri bawah
abdomen
Palpasi : Supel
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus terdengar 20 x/menit
g. Punggung : Tidak ada lesi / dekubitus, bentuk tulang normal
h. Genetalia : Pasien perempuan, tidak terpasang DC
i. Ekstermitas : Ekstremitas kiri terpasang infus sehingga
pergerakkanya tidak bebas, ekstremitas kanan berfungsi dengan
baik.
Kekuatan otot normal,
Atas + +

11
Bawah + +
j. Capirally refill < 3 detik, kuku rapuh dan kusam serta tipis,
kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki
k. kulit kering, gatal, kuku tipis dan rapuh
l. Akral hangat

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium tanggal 11 Agustus 2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
HEMATOLOGI
Darah lengkap-LED XS
Darah lengkap
Hemoglobin 9.5 g/dL 12.00 – 15.00
Hematokrit 29.4 % 35 - 47
Eritrosit 3.53 10̂ 6/uL 4,4 - 5,9
MCH 26.9 Pg 27 - 32
MCHC 32.3 g/dL 29.00-36.00
MCV 83.3 fL 76 - 96
Hitung Jenis
Leukosit 3 % 3.6 - 11
Trombosit 145 % 150 - 400
RRW 19.6 % 11.6 – 14.8
MDV 9.4 % 4.00 – 11.00

- Terapi / tindakan
a. Infus Nacl 0.9 % 20 tpm
b. Leucogen 5 mcg/kgBB
D. ANALISA DATA
NO Data Fokus Etiologi Problem

12
1. Data Subyektif : Faktor Ketidakseimbangan
Ny. I mengatakan lemas, tidak biologis nutrisi kurang dari
nafsu makan, sering tidak kebutuhan tubuh
sarapan, makan hanya habis ¼
porsi, merasa Berat badan
menurun, bulan lalu 45 kg saat
masuk rumah sait 42 kg

Data Obyektif :
a. Klien tampak kurus
b. Produksi urine 250 ml/24
jam (oliguria)
c. Berat badan 42 kg, tinggi
badan 150 cm, IMT 18,6
lkg/m2

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh behubungan
dengan faktor biologis (tidak ada nafsu makan)

13
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tanggal/Jam Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf
Keperawatan
10-08-2019 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1. Kaji status nutrisi pasien Halida
Jam 10.00 nutrisi kurang dari 3x24 jam, diharapkan masalah 2. Kaji kebersihan mulut, anjuran untuk
WIB selalu melakukan oral hygiene
kebutuhan tubuh ketidseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
3. Delegatif pemberian nutrisi yang sesuai
berhubungan tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil dengan kebutuhan pasien :pasien kanker
dengan faktor (NOC): 4. Anjurkan pasien mengkonsumsi makanan
tinggi zat besi seperti sayuran hijau, dan
biologis 1. Intake nutrisi tercukupi
juga perbanyak asupan buah-buahan
2. Asupan makanan dan cairan tercukupi 5. Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
3. Pasien mengalami peningkatan Berat badan 6. Timbang berat badan pasien selagi
memungkinkan dengan teratur.

14
G. IMPLEMENTASI KEPERAWATANH
Tanggal/Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Respon Paraf
10-08-2019 Ketidakseimbangan nutrisi kurang Kaji status nutrisi pasien DS :
Jam dari kebutuhan tubuh berhubungan Klien mengatakan makan habis Halida
13.00 WIB hanya ¼ piring saja karena tidak
dengan faktor biologis
ada nafsu makan

DO :
klien tampak lemas, badan
kurus, berat badan 42 kg

11.40 WIB Kaji kebersihan mulut, anjuran DS :


untuk selalu melakukan oral Klien mengatakan saat sakit
hygiene kesulitan untuk ke kamar mandi
jadi hanya kumur-kumur di
tempat tidur

DO:
Mukosa bibir kering dan pucat
12.30 WIB Delegatif pemberian nutrisi DS :
yang sesuai dengan kebutuhan Klien mengatakan tidak nafsu
pasien :pasien kanker makan karena bosan dengan
tampilan menu di rumah sakit
dan tida suka sayur-sayuran.

DO :

15
Sayuran pada tempat nasi masih
utuh dan klien hanya makan nasi
dan lauk saja.
Anjurkan pasien DS :
mengkonsumsi makanan Klien tidak suka dengan sayuran
tinggi zat besi seperti sayuran dan makan hanya dengan nasi
dan lauk saja
hijau, dan juga perbanyak
DO :
asupan buah-buahan Klien nampak kurus dan lemas

Anjurkan pasien makan sedikit DS :


tapi sering Klien mengatakan jarang makan
cemilan dan makanan kecil
karena merasa tidak lapar

DO :
Klien tampak mematuhi saat
diberikan penjelasan tentang
makan sedikit tapi sering
Timbang berat badan pasien DS :
selagi memungkinkan dengan Klien mengatakan bersedia saat
teratur. dilakukan penimbangan

DO :
Berat badan pasien 42 kg

16
11-08-2019 Ketidakseimbangan nutrisi kurang Kaji status nutrisi pasien DS :
Jam dari kebutuhan tubuh berhubungan Klien mengatakan makan habis
10.00 WIB ¼ piring
dengan faktor biologis
DO :
Klien nampak makan dengan
lauk, nasi dan sayuran yang
dibawakan dari rumah.

10.20 Kaji kebersihan mulut, anjuran DS :


untuk selalu melakukan oral Klien mengatakan belum dapat
hygiene membersihkan mulut karena
belum mampu berjalan ke kamar
mandi sendiri
DO :
Klien memperhatikan saat di
berikan informasi tentang
pentingnya melakukan
kebersihan diri pada mulut
11.00 Delegatif pemberian nutrisi DS :
yang sesuai dengan kebutuhan Klien mengatakan makan dan
pasien :pasien kanker minum sesuai dengan yang
dirasakan karena kadang merasa
tidak nafsu makan, sehingga
harus membawa bekal yang
disediakan suami dari rumah.
DO :

17
Klien nampak memiliki nafsu
makan saat dibawaka bekal dari
rumah
11.30 Anjurkan pasienDS :
mengkonsumsi makanan Klien mengatakan akan menciba
tinggi zat besi seperti sayuranmakan sayuran namun tidak bisa
banyak karena tidak begitu suka
hijau, dan juga perbanyak
sayaur
asupan buah-buahan DO :
Anjurkan pasien makan sedikit Klien nampak memperhatikan
tapi sering saat diberikan penjelasan tentang
Timbang berat badan pasien makanan yang dikonsumsi.
selagi memungkinkan dengan
teratur
Anjurkan pasien makan sedikit DS :
tapi sering Klien mengatakan mulai makan
saat ada keinginan untuk makan
dan tidak menunggu saat jam
makan tiba
DO
Klien nampak mulai nafsu untuk
makan dan menghabiskan porsi
makan yang dibawa suami dari
rumah
Timbang berat badan pasien DS
selagi memungkinkan dengan Klien mengatakan bersedia saat
teratur dilakukan penimbangan
DO :

18
Berat badan klien 42 Kg
12 -08-2019 Kaji status nutrisi pasien DS :
Jam Klien mengatakan tadi pagi
09.30 habis satu porsi makan
DO : klien nampak lebih sehat
dan ceria

09.50 Kaji kebersihan mulut, anjuran DS :


untuk selalu melakukan oral Klien mengatakan sudah bisa
hygiene berjalan ke kamar mandi sendiri
dan membersihkan mulut sendiri
DO :
Mukosa bibir klien namapak
lembab, dan mulut bersih

10.10 Delegatif pemberian nutrisi DS :


yang sesuai dengan kebutuhan Klien mengatakan mulai
pasien :pasien kanker mencoba sayur walaupun tidak
banyak
DO :
Klien nampak lahap memakan
nasi dan sayur dari rumah sakit
10.40 Anjurkan pasien DS :
mengkonsumsi makanan Klien mengatakan mulai makan
tinggi zat besi seperti sayuran sayur tapi jarang makan buah-
buahan karena perut takut perih
saat makan buah.

19
hijau, dan juga perbanyak
asupan buah-buahan DO :
Klien nampak memperhatikan
makan dan mencoba makan
sayur
Anjurkan pasien makan sedikit DS:
tapi sering Klien mengatakan makan –
makanan ringan yang dibawakan
suami dari rumah yang dia sukai
DO :
Klien nampak memeperhatikan
anjuran makan sedikit tapi sering
Timbang berat badan pasien DS : klien mngatakan bersedia
selagi memungkinkan dengan melakukan penimbangan
teratur DO : 42, 3 KG

20
21
H. EVALUASI

Tanggal/ Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf


Jam Keperawatan
13 Agustus Ketidakeimbangan S :Pasien mengatakan nafsu makan Halida
2019 nutrisi kurang dari meningkat dan pagi habis satu ¾ piring
08.00 makan
kebutuhan tubuh
O : Klien makan sedikit demi sedikit tapi
berhubungan degan sering
faktor biologis Berat badan : 42.5 Kg
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Kaji status nutrisi pasien
2. Timbang berat badan dengan teratur

22
PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus
Pasien dengan gagal ginjal kronik akan memperlihatkan gejala dan
tanda sistematis berkurangnya fungsi ginjal seperti anemia, kelebihan volume
cairan, dan edema (Mcphee & William, 2010). Edema akan terjadi pada
keadaan hipoproteinemia, dan gagal ginjal yang parah seperti gagal ginjal
kronik. (Thomas & tasya, 2012) Kelebihan volume cairan terjadi bila natrium
dan air keduanya tertahan dengan proporsi yang kira-kira sama. Dengan
terkumpulnya cairan isotonik yang berlebih maka cairan akan berpindah ke
kompertemen cairan intersisial sehingga menyebabkan edema (Mubarok,
Nurul, dan Joko , 2015)
Edema merupakan tanda dan gejala yang umum pada kelebihan volume
cairan. Edema merujuk kepada penimbunan cairan di jaringan subkutis dan
menandakan ketidakseimbangan gaya-gaya starling (kenaikan tekanan
intravaskuler atau penurunan tekanan nkotik intravaskuler) yang menyebabkan
cairan merembes ke dalam ruang intersitital. Edema akan terjadi pada keadaan
hipoproteinemia dan gagal ginjal yang parah seperti GGK. (Thomas & Tasya,
2012) Akibat peningkatan tekanan hidrostatik dan penurunan tekanan osmotik
dapat menjadi edema, yang sering muncul pada daerah mata, jari, maupun
pergelangan kaki. Edema pitting terjadi jika sebuah lubang terbentuk ketika
seseorang menekankan jari ke jaringan yang edema. (Smeltzer & Bare, 2015).
Asites adlah bentuk edema yang terjadi pada kavitas peritoneal akibat sindorma
nefrotik atau sirosis (Smeltzer & bare, 2015)
B. Analisa Intervensi
Menurut kusyati, dkk (2003) dalam asmadi (2008) pada klien gagal
ginjal kronik diperlukan pengelolaan kebutuhan cairan dan elektrolit salah

23
satunya yaitu pengelolaan kelebihan volume cairan dengan mengukur intake
dan outpot cairan
3. Monitor Intake dan Output Cairan
Pada orang dewasa, asupan cairan pada individu berkisar 1500-3500
ml/hari (Ambarwati, 2014) sedangkan haluaran cairannya berkisar 200
ml/hari. Asupan cairan didapatkan melalui metabolisme oksidatif dari
karbohidrat, protein dan lemak sekitar 250 – 300 ml perhari, cairan yang
diminum 1100 – 1400 ml per hari. Cairan lain yang masuk ke tubuh juga perlu
diperhitungkan, misalnya injeksi, infus, dan lainnya (Haryono, 2013).
Pengeluaran cairan tubuh melalui tiga rute yaitu urine, Insasible Water
Loss (IWL) dan feses. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400 – 1500
ml / 24 jam. Atau sekitar 30 0050 ml perjam. Insesible water Loss (IWL)
terjadi melalui paru dan kulit. Pada orang dewasa normal kehilangan pada
cairan ini berkisar 300 – 400 ml perhari. Tetapi jika respirasi atau suhu tubuh
meningkat maka IWL dapat meningkat. Sedangkan pengeluaran cairan
melalui feses normal bekisar antara 100 – 200 ml perhari (Haryanto, 2013)
Pengukuran intake dan output cairan merupakan tindakan yang
dilakukan untuk mengukur jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh dan
jumlah cairan yang keluar dari tubuh. Penyokong terapi untuk mencegah
kelebihan cairan adalah pembatasan asupan cairan dan garam. Selanjutnya
untuk memperlambat kebutuhan akan dialisis dapat juga dengan
menggunakan deuretik. Saat gagal ginjal kronik memburuk oliguria biasanya
akan muncul, merupakan tanda dan gejala kelebihan beban cairan. Klien
gagal ginjal kronis dilakukan intervensi berdasarkan NANDA, 2015 dalam
(Nurarif & Kusuma 2015) dan (Carpenito, 2006) monitoring tanda-tanda
vital, penambahan berat badan, monitor tanda dan gejala dari edema.
4. Pembatasan Asupan Cairan
Tindakan keperawatan yang kedua yaitu mencatat intake dan output
cairan. Jika terjadi penurunan output cairan dilakukan dengan pembatasan
cairan, pembatasan cairan pada pasien dengan gagal ginjal kronik perlu
dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya edema dan

24
komplikasi kardiovaskuler. Air yang masuk kedalam tubuh dibuat seimbang
dengan air, baik melalui urine mupun IWL (Potter & Perry, 2006). Aturan
sederhana dari pembatasan caian yaitu memberikan setengah dari jumlah total
cairan oral saat klien biasanya lebih aktif. Mendapatkan dua kali makan serta
meminum sejumlah besar obat-obatan diantara pukul 08.00 dan 16.00
kemudian dua perlima dari jumlah total asupan cairan yang diberikan diantara
pukul 16.00 dan pukul 23.00. Antara pukul 23.00 dan pukul 08.00 dan total
dapat diberikan (Potter & Perry, 2006)

25
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Keimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah ditulis oeh penulis dan
dilakukan sejak 6 – 9 Agustus 2019 pada Ny. I dengan kelebihan volume
cairan pada gagal ginjal kronik di Bangsal Rajawali 6A RSUP Dr Kariadi
penulis dapat menyimpulkan bahwa :
Dari hasil pengkajian yang dilakukan penulis pada klien 1
didapatkan data bahwa klien mengalami asites dan bengkak pada kedua
kakinya dengan pitting edema derajat 3 kadar ureum dan kreatinin yang
tinggi yaitu 80 mg/dl dan kreatinin 7.2 mg/dl
Masalah keperawatan yang muncul pada klien yaitu kelebihan
volume cairan berhubungan dengan gangguan sistem regulasi.
Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan masalah kelebihan volume cairan pada Ny. I dapat teratasi
dengan kriteria hasil terbebas dari edema, derajat edema berkurang, dan
balance cairan terpenuhi
Untuk memenuhi tujuan dari kriteria hasil yang telah disebutkan
diatas, maka intervensi yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
kelebihan volume cairan yaitu monitor tanda-tanda vital, Kaji / catat
penggunaan cairan terutama pemasukan dan pengeluaran. Kolaborasi
dengan dokter pemberian terapi deuretik dan siapkan hemodialisa.
Evaluasi setelah diberikan tindakan keperawatan klien dapat
mandiri dalam melakukan monitor makanan yang masuk dan produk
buangan (feses, urine, muntahan) Klien paham betapa pentingnya

26
melakukan pembatasan asupan cairan agar tidak terjadi komplikasi terkait
penyakit yang di derita

B. Saran
Dalam mengelola klien dengan gangguan kelebihan volume cairan,
penulis di lahan menemukan bahwa dalam melakukan pembatasan asupan
cairan belum dilakukan secara menyeluruh tentang berbagai aspek apa saja
yang harus dibatasi serta monitor balance cairan belum tentu dilakukan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Alam Syamsir dn Hadibroto, Iwan (2008). Gagal ginjal. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Carpenito, I.. J. (2006). Diagnosis Keperawatan aplikasi pada praktik klinis, edisi
2, Jakarta : EGC
Mcphee, S. J & wiliiam, F. G (2010). Patofisiologi Penyakit Pengantar menuju
kedokteran klinis. Jakarta : EGC
Mubarok, W, I, Lilis. I. Joko. S. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar
Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer, S . C & Bare, B. G (2013). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol. 2, Jakarta : EGC
Thomas, J & Tanya. M. (2012). Pemeriksaan Fisik dan Keterampilan Praktis.
Jakarta: EGC

28
29

Anda mungkin juga menyukai