Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PENERIMA MANFAAT NY.

S
DENGAN HIPERTENSI
DI BANGSAL ANGGREK
RUMAH PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PUCANG GADING
SEMARANG

Harlis Respati, Jeny Ayu Ratri S.A, Khaerul Anas


Poltekkes Kemenkes Semarang

Abstrak

Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya tekanan


darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan Diastolik
≥85 mmHg merupakan batas normal tekanan darah (Junaidi, 2010). Hipertensi
atau tekanan darah tinggi sering disebut-sebut sebagai sillent killer karena
sesorang yang mengidap hipertensi yang bahkan sudah bertahun-tahun seringkali
tidak menyadarinya sampai terjadi komplikasi seperti kerusakan organ vital yang
cukup berat yang bisa mengakibatkan kematian. Pada Penerima Manfaat Ny.S
memiliki riwayat hipertensi, jantung, dan post kecelakaan lalu lintas yang
menyebabkan gangguan mobilisasi klien dan dibantu dengan alat bantu kaki tiga.
Diagnose keperawatan yang diangkat yaitu nyeri akut, hambatan mobilitas fisik :
berjalan dan risiko jatuh. Tindakan yang dilakukan yaitu manajemen nyeri,
ambulasi dan keamanan.

Kata kunci : lanjut usia, hipertensi, mobilisasi


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
ABSTRAK.............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Web of Caution .........................................................................................................2
BAB II LAPORAN KASUS KELOLAAN...........................................................................3
A. Pengkajian..................................................................................................................3
B. Diagnose Keperawatan..............................................................................................
C. Intervensi Keperawatan.............................................................................................
D. Implementasi..............................................................................................................
E. Evaluasi......................................................................................................................
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................
A. Analisa Kasus.............................................................................................................
B. Analisa Intervensi Keperawatan................................................................................
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

1.1 WoC (Web of Caution)


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan
meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg dan Diastolik ≥85 mmHg merupakan batas normal
tekanan darah (Junaidi, 2010). Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering
disebut-sebut sebagai sillent killer karena sesorang yang mengidap
hipertensi yang bahkan sudah bertahun-tahun seringkali tidak
menyadarinya sampai terjadi komplikasi seperti kerusakan organ vital
yang cukup berat yang bisa mengakibatkan kematian. Sebanyak 70 %
penderita hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya mengidap hipertensi
hingga ia memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan.
Sebagian lagi mengalami tanda dan gejala seperti pusing, kencang di
tengkuk, dan sering berdebar-debar (Adib, 2009). Menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2012 hipertensi adalah salah satu yang
memegang andil yang penting untuk penyakit jantung dan stroke yang
dapat menjadi penyebab kematian dan kecacatan nomor satu.
Manifestasi klinis pasien hipertensi diantaranya: mengeluh sakit
kepala, pusing, lemas, kelelahan, gelisah, mual dan muntah, epistaksis,
kesadaran menurun. Gejala lainnya yang sering ditemukan adalah marah,
telingga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata
berkunangkunang.(ibrahim, 2010). Hipertensi pada lansia diakibatkan
karena penurunan fungsi tubuh yang disebabkan oleh proses penuaan pada
penduduk lansia secara alami salah satunya adalah terjadinya labilitas
tekanan darah. Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah
pada seluruh dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Seiring
bertambahnya usia, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar. Hal ini
disebabkan karena usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tekanan darah.
Ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi kenaikan tekanan
darah. Faktor risiko tersebut diklasifikasikan menjadi faktor risiko yang
tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Faktor
risiko yang tidak dapat dimodifikasi diantaranya adalah genetik, usia, jenis
kelamin. Adapun faktor risiko yang dapat dimodifikasi meliputi merokok,
obesitas, aktivitas fisik yang kurang, penggunaan alkohol, stres, asupan
makronutrien dan mikronutrien. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan
fungsi organ pengindraan termasuk fungsi penciuman, fungsi pencernaan,
gangguan mengunyah sehingga dapat menurunkan nafsu makan, sensitif
terhadap makanan tertentu dan gangguan sembelit. Oleh karena itu,
kebutuhan pada usia lanjut harus diperhatikan khususnya membatasi
konsumsi gula, garam, minyak, makanan berlemak dan cukup konsumsi
sayur dan buah. Faktor risiko hipertensi adalah asupan mikronutrien yang
tidak seimbang, salah satunya ketidakseimbangan asupan natrium dan
kalium. Keseimbangan asupan natrium dan kalium digunakan untuk
mengontrol keseimbangan cairan ekstraseluler dan intraseluler. Asupan
natrium yang meningkat menyebabkan volume cairan ekstraseluler
meningkat. Hal ini menyebabkan tubuh meretensi cairan yang akan
berujung pada peningkatan volume darah. Peningkatan volume darah
menyebabkan jantung perlu memompa darah lebih keras sehingga
menyebabkan tekanan darah tinggi.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis membuat laporan asuhan
keperawatan pada penerima manfaat Ny.S dengan hipertensi di Rumah
Pelayanan Lanjut Usia Pucang Gading bangsal Anggrek. Intervensi yang
dilakukan berdasarkan pengelompokan masalah dan dilakukan evaluasi
terhadap implementasi yang telah dilakukan.
B. Web of Caution
(terlampir

Anda mungkin juga menyukai