Anggota Penyusun :
1. Farida Habibaturahmah (P1337420715011)
2. Jeny Ayu Ratri Semara Agni (P1337420715013)
3. Legowo Satrio (P1337420715016)
A. DEFINISI
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
diastolIk > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet
Suyono, 2001 dan Arif Mansjoer, 2001).
Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Menurut N.G. Yasmin A (1993) hipertensi adalah peningkatan dari tekanan
sistolik standar dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah refleksi dari
kardiak out put atau denyut jantung dan resistensi puerperal.
Menurut Alison Hull (1996), hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan
dan hampir konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika
memompa darah, hipertensi, berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, dan
tekanan sistolik atau kedua-duanya secara terus menerus.
B. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
C. Manifestasi Klasifikasi
Adapun gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya
berupa: sakit kepala, pusing, mudah marah (emosi meningkat) susah tidur, rasa berat
di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, telinga berdengung, sesak nafas,
gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.
D. Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas: (Darmojo, 1999)
Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi
dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah
dari 90 mmHg.
E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk
mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint
National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood
Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama
dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita.
Pengobatannya meliputi:
1. Step 1
Obat pilihan pertama: diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor.
2. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan: Dosis obat pertama dinaikkan,
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama, Ditambah obat ke-2 jenis lain, dapat
berupa diuretika, beta blocker, Ca antagonis, Alpa
blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.
3. Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh: Obat ke-2 diganti, Ditambah obat ke-3 jenis lain
4. Step 4
Alternatif pemberian obatnya: Ditambah obat ke-3 dan ke-4, Re-evaluasi dan
konsultasi, Follow Up untuk mempertahankan terapi.
II.Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian secara Umum
1. Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis
Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang
terdekat, alamat, nomor registrasi.
2. Riwayat atau adanya factor resiko
a. Riwayat garis keluarga tentang hipertensi
b. Penggunaan obat yang memicu hipertensi
3. Aktivitas / istirahat
a. Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.
b. Frekuensi jantung meningkat
c. Perubahan irama jantung
d. Takipnea
4. Integritas ego
a. Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah
kronik.
b. Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan
pekerjaan).
5. Makanan dan cairan
a. Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng,keju,telur)gula-
gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.
b. Mual, muntah.
c. Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun).
6. Nyeri atau ketidak nyamanan
a. Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung)
b. Nyeri hilang timbul pada tungkai.
c. Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
d. Nyeri abdomen.
B. Pengkajian Persistem
1. Sirkulasi
a. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner atau katup
dan penyakit cerebro vaskuler.
b. Episode palpitasi,perspirasi.
2. Eleminasi
a. Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi atau
riwayat penyakit ginjal masa lalu.
3. Neurosensori
a. Keluhan pusing.
b. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam).
4. Pernapasan
a. Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
b. Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
c. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
d. Riwayat merokok
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut (00132) berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Gangguan pola tidur (00198) berhubungan dengan Pola tidur tidak menyehatkan
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (00204) berhubungan dengan Hipertensi
4. Intoleran aktivitas (00092) berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen
D. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri Akut (00132) berhubungan dengan agen cedera biologis
Pengalaman sensosrik dan emosional yang tidak menyenangkan dengan kerusakan
jaringan aktual dan potensial, atau digambarkan sebagai suatu kerusakan
(International Association the study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat
dengan intensitas dari ringan hingga ke berat, terjadi konstan atau berulang dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
Batasan Karakteristik :
- Ekspresi wajah nyeri
- Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri
- Mengekspresikan perilaku
- Perubahan pada parameter fisiologis
- Laporan tentang perilaku nyeri/ perubahan aktivitas
Tujuan : Kontrol Nyeri (1605)
NOC :
Mengenali kapan nyeri terjadi (160502)
Menggunakkan tindakan pencegahan (1605030
Menggnakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik (160504)
Menggunakan analgesic yang direkomendasikan (160505)
Melaporkan gejala yang tidak terkontrol pada professional kesehatan (160507)
NIC :
Manajemen Nyeri
Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan terutama
pada mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif
Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuesi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
pencetus
Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengarusirespon pasien
terhadap ketidaknyamanan
Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
akan dirasakan dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur
Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim kesehatan lainnya untuk
memilih dan mengimplementasi tindakan penurunan nyeri nonfarmakologi,
sesuai kebutuhan
b. Gangguan pola tidur (00198) berhubungan dengan Pola tidur tidak menyehatkan
Interupsi jumlah waktu dan kualitas akibat faktor eksternal
Batasan Karakteristik :
- Perubahan pola tidur normal
- Sering terjaga tanpa jelas penyebabnya
Tujuan : Tidur (0004)
NOC :
Jam tidur tidak terganggu (000401)
Pola tidur tidak terganggu (000403)
Kualitas tidur baik (000404)
Tidak ada kesulitan saat memulai tidur (000421)
Tidak ada nyeri (000425)
NIC :
Peningkatan tidur
Monitor catat pola tidur pasien, dan catat kondisi fisik/ keadaan yang
menggangu tidur dapat memfasilitasi menganggu tidur
Bantu pasien untuk membatasi tidur dengan menyediakaan aktivitas yang
meningkatatkan kondisi terjaga dengan tepat
Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai teknik untuk meningkatkan
tidur
Berkontribusi terjadinya gangguan pola tidur
c. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (00204) berhubungan dengan Hipertensi
Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan
Batasan Karakteristik :
- Penurunan nadi perifer
- Perubahan tekanan darah di ekstremitas
Tujuan : Keparahan Hipertensi (2112)
NOC :
Tidak ada keleleahan (211201)
Denyut jantung teratur (211203)
Tidak ada sakit kepala (211207)
Tidak mengalami pusing (211208)
Tidak mengalami sesak nafas (211209)
Tidak ada peningkatan tekanan darah sistol(211216)
Tidak ada peningkatan darah diastole (211217)
NIC :
Perawatan sirkulasi : insufisiensi vena
Monitor level ketidaknyamanan atau nyeri
Lakukan penilaian sirkulasi perifer secara komprehensif
Intruksikan pasien mengenai terapi kompresi/penekanan
Dukung latihan ROM pasif dan aktif jika diperlukan
d. Intoleran aktivitas (00092) berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang diinginkan
Batasan Karateristik :
- Keletihan
- Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
Tujuan : Toleransi Terhadap Aktivitas (0005)
NOC :
Saturasi oksigen ketika beraktivitas tidak terganggu (000501)
Frekuensi nadi ketika beraktivitas tidak terganggu (000502)
Frekuensi pernapasan ketika beraktivitas tidak terganggu (000503)
Tekanan darah sistolik ketika beraktivitas tidak terganggu (000504)
Tekanan darah diastolik ketika beraktivitas tidak terganggu (000505)
Kemudahan dalam melakukan aktivitas hidup harian tidak terganggu (000518)
NIC :
Terapi aktivitas
Monitor respon emosi, fisik, sosial dan spiritual terhadap aktivitas
Bantu klien mengeksplorasi tujuan personal dari aktivitas-aktivitas biasa yang
dilakukan
Instruksikan klien dan keluarga memperthankan fungsi dan kesehatan terkait
peran dalam beraktivitas secara fisik, sosial, spiritual dan kognisi
Rujuk kepusat komunitas maupun program-program aktivitas bila diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia. Trans Info media: Jakarta.
Ma’rifatul Lilik, Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Graha ilmu: Jogjakarta.
Evelyn C.pearce (1999), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT Gramedia,
Jakarta.
Gallo, J.J (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Aliha Bahasa James Veldman. EGC.
Jakarta
Guyton and Hall (1997), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Hudak and Gallo (1996), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Lueckenotte.A.G. (1996). Gerontologic Nursing. Mosby Year Book. Missouri
Nugroho.W. (2000). Keperawatan Gerontik. Gramedia. Jakarta
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Ny. K
Umur : 63 th
Alamat : Dsn. Beiji
Pendidikan : Tidak sekolah
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
b. Data Keluarga
Nama : An. R
Hubungan : Cucu
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Dsn. Beiji
1. Makan-Minum 5 10 10
5. Mandi 0 5 5
8. Mengenakan pakaian 5 10 10
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut (00132) berhubungan dengan agen cedera biologis
b. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (00204) berhubungan dengan
Hipertensi
c. Intoleran aktivitas (00092) berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
d. Insomnia
9. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut (00132) berhubungan dengan agen cedera biologis
Pengalaman sensosrik dan emosional yang tidak menyenangkan dengan
kerusakan jaringan aktual dan potensial, atau digambarkan sebagai suatu
kerusakan (International Association the study of Pain); awitan yang tiba-tiba
atau lambat dengan intensitas dari ringan hingga ke berat, terjadi konstan atau
berulang dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
Batasan Karakteristik :
Ekspresi wajah nyeri
Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri
Mengekspresikan perilaku
Perubahan pada parameter fisiologis
Laporan tentang perilaku nyeri/ perubahan aktivitas
NOC :
NOC :
NOC :