Anda di halaman 1dari 22

Laporan Pendahuluan

Hipertensi Pada Lansia

Anggota Penyusun :
1. Farida Habibaturahmah (P1337420715011)
2. Jeny Ayu Ratri Semara Agni (P1337420715013)
3. Legowo Satrio (P1337420715016)

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang


Prodi DIV Keperawatan Magelang
2018
BAB I
KONSEP DASAR PENYAKIT
Laporan Pendahuluan

A. DEFINISI

Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
diastolIk > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet
Suyono, 2001 dan Arif Mansjoer, 2001).
Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Menurut N.G. Yasmin A (1993) hipertensi adalah peningkatan dari tekanan
sistolik standar dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah refleksi dari
kardiak out put atau denyut jantung dan resistensi puerperal.
Menurut Alison Hull (1996), hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan
dan hampir konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika
memompa darah, hipertensi, berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, dan
tekanan sistolik atau kedua-duanya secara terus menerus.
B. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :

a. Elastisitas dinding aorta menurun


b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya
hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi

b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

1. Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)


2. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
3. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

1. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)


2. Kegemukan atau makan berlebihan
3. Stress
4. Merokok
5. Minum alkohol
6. Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)

Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah Ginjal, Glomerulonefritis,


Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular, Aterosklerosis, Hiperplasia,
Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM,
Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis, SGB, Obat – obatan
Kontrasepsi oral dan Kortikosteroid.

C. Manifestasi Klasifikasi
Adapun gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya
berupa: sakit kepala, pusing, mudah marah (emosi meningkat) susah tidur, rasa berat
di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, telinga berdengung, sesak nafas,
gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.
D. Klasifikasi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas: (Darmojo, 1999)

Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi
dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah
dari 90 mmHg.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2


golongan besar yaitu:

a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui


penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal tensi < 140 < 90

Hipertensi borderline 140-160 90-95

Hipertensi sedang dan berat > 180 > 105

Hipertensi terisolasi > 140 < 90

E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan
vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan


fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta
dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).

Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”


disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer (Darmojo, 1999).
A. Pathway
B. Pencegahan
Hal yang perlu diperhatikan penderita hipertensi sebagai tindakan pencegahan
antara lain: diet rendah lemak, diet rendah garam, hindari makan daging kambing,
durian, minuman beralkohol, melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, jauhi
merokok, berhenti minum kopi, turunkan berat badan ke arah yang ideal, hindari
stress, hindari penyerta seperti DM dan kolesterol tinggi
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Hemoglobin / hematocrit Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor-factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
2. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
3. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
4. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat mengindikasikan
pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
5. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi
6. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
7. Foto thorax: Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran
jantung
8. EKG: Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan
konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
D. Penatalaksanaan

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat


komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi
meliputi:

1. Terapi tanpa Obat


Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi:
a. Diet: diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3. Penurunan berat badan
4. Penurunan asupan etanol
5. Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari
kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona
latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu

c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:

1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk
mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.

Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi (Joint
National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood
Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama
dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita.

Pengobatannya meliputi:

1. Step 1
Obat pilihan pertama: diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor.
2. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan: Dosis obat pertama dinaikkan,
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama, Ditambah obat ke-2 jenis lain, dapat
berupa diuretika, beta blocker, Ca antagonis, Alpa
blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.
3. Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh: Obat ke-2 diganti, Ditambah obat ke-3 jenis lain
4. Step 4
Alternatif pemberian obatnya: Ditambah obat ke-3 dan ke-4, Re-evaluasi dan
konsultasi, Follow Up untuk mempertahankan terapi.
II.Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian secara Umum
1. Identitas Pasien
Hal-hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis
Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Status Mental, Suku, Keluarga/orang
terdekat, alamat, nomor registrasi.
2. Riwayat atau adanya factor resiko
a. Riwayat garis keluarga tentang hipertensi
b. Penggunaan obat yang memicu hipertensi
3. Aktivitas / istirahat
a. Kelemahan,letih,napas pendek,gaya hidup monoton.
b. Frekuensi jantung meningkat
c. Perubahan irama jantung
d. Takipnea
4. Integritas ego
a. Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah
kronik.
b. Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan
pekerjaan).
5. Makanan dan cairan
a. Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng,keju,telur)gula-
gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori.
b. Mual, muntah.
c. Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun).
6. Nyeri atau ketidak nyamanan
a. Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung)
b. Nyeri hilang timbul pada tungkai.
c. Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
d. Nyeri abdomen.
B. Pengkajian Persistem
1. Sirkulasi
a. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner atau katup
dan penyakit cerebro vaskuler.
b. Episode palpitasi,perspirasi.
2. Eleminasi
a. Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi atau
riwayat penyakit ginjal masa lalu.
3. Neurosensori
a. Keluhan pusing.
b. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam).
4. Pernapasan
a. Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja
b. Takipnea, ortopnea, dispnea noroktunal paroksimal.
c. Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum.
d. Riwayat merokok

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut (00132) berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Gangguan pola tidur (00198) berhubungan dengan Pola tidur tidak menyehatkan
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (00204) berhubungan dengan Hipertensi
4. Intoleran aktivitas (00092) berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen

D. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri Akut (00132) berhubungan dengan agen cedera biologis
Pengalaman sensosrik dan emosional yang tidak menyenangkan dengan kerusakan
jaringan aktual dan potensial, atau digambarkan sebagai suatu kerusakan
(International Association the study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat
dengan intensitas dari ringan hingga ke berat, terjadi konstan atau berulang dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
Batasan Karakteristik :
- Ekspresi wajah nyeri
- Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri
- Mengekspresikan perilaku
- Perubahan pada parameter fisiologis
- Laporan tentang perilaku nyeri/ perubahan aktivitas
Tujuan : Kontrol Nyeri (1605)
NOC :
 Mengenali kapan nyeri terjadi (160502)
 Menggunakkan tindakan pencegahan (1605030
 Menggnakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik (160504)
 Menggunakan analgesic yang direkomendasikan (160505)
 Melaporkan gejala yang tidak terkontrol pada professional kesehatan (160507)
NIC :
Manajemen Nyeri
 Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan terutama
pada mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif
 Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuesi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
pencetus
 Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengarusirespon pasien
terhadap ketidaknyamanan
 Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
akan dirasakan dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur
 Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim kesehatan lainnya untuk
memilih dan mengimplementasi tindakan penurunan nyeri nonfarmakologi,
sesuai kebutuhan
b. Gangguan pola tidur (00198) berhubungan dengan Pola tidur tidak menyehatkan
Interupsi jumlah waktu dan kualitas akibat faktor eksternal
Batasan Karakteristik :
- Perubahan pola tidur normal
- Sering terjaga tanpa jelas penyebabnya
Tujuan : Tidur (0004)
NOC :
 Jam tidur tidak terganggu (000401)
 Pola tidur tidak terganggu (000403)
 Kualitas tidur baik (000404)
 Tidak ada kesulitan saat memulai tidur (000421)
 Tidak ada nyeri (000425)
NIC :
Peningkatan tidur
 Monitor catat pola tidur pasien, dan catat kondisi fisik/ keadaan yang
menggangu tidur dapat memfasilitasi menganggu tidur
 Bantu pasien untuk membatasi tidur dengan menyediakaan aktivitas yang
meningkatatkan kondisi terjaga dengan tepat
 Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai teknik untuk meningkatkan
tidur
 Berkontribusi terjadinya gangguan pola tidur
c. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (00204) berhubungan dengan Hipertensi
Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan
Batasan Karakteristik :
- Penurunan nadi perifer
- Perubahan tekanan darah di ekstremitas
Tujuan : Keparahan Hipertensi (2112)
NOC :
 Tidak ada keleleahan (211201)
 Denyut jantung teratur (211203)
 Tidak ada sakit kepala (211207)
 Tidak mengalami pusing (211208)
 Tidak mengalami sesak nafas (211209)
 Tidak ada peningkatan tekanan darah sistol(211216)
 Tidak ada peningkatan darah diastole (211217)
NIC :
Perawatan sirkulasi : insufisiensi vena
 Monitor level ketidaknyamanan atau nyeri
 Lakukan penilaian sirkulasi perifer secara komprehensif
 Intruksikan pasien mengenai terapi kompresi/penekanan
 Dukung latihan ROM pasif dan aktif jika diperlukan
d. Intoleran aktivitas (00092) berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang diinginkan
Batasan Karateristik :
- Keletihan
- Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
Tujuan : Toleransi Terhadap Aktivitas (0005)
NOC :
 Saturasi oksigen ketika beraktivitas tidak terganggu (000501)
 Frekuensi nadi ketika beraktivitas tidak terganggu (000502)
 Frekuensi pernapasan ketika beraktivitas tidak terganggu (000503)
 Tekanan darah sistolik ketika beraktivitas tidak terganggu (000504)
 Tekanan darah diastolik ketika beraktivitas tidak terganggu (000505)
 Kemudahan dalam melakukan aktivitas hidup harian tidak terganggu (000518)
NIC :
Terapi aktivitas
 Monitor respon emosi, fisik, sosial dan spiritual terhadap aktivitas
 Bantu klien mengeksplorasi tujuan personal dari aktivitas-aktivitas biasa yang
dilakukan
 Instruksikan klien dan keluarga memperthankan fungsi dan kesehatan terkait
peran dalam beraktivitas secara fisik, sosial, spiritual dan kognisi
 Rujuk kepusat komunitas maupun program-program aktivitas bila diperlukan
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M. 2014. Nursing Interventions Classification, edisi 6. Elsevier.

Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia. Trans Info media: Jakarta.

Ma’rifatul Lilik, Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Graha ilmu: Jogjakarta.

Moorhead, Sue. 2014. Nursing Outcomes Classification, edisi 4. Elsevier.

Evelyn C.pearce (1999), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT Gramedia,
Jakarta.
Gallo, J.J (1998). Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Aliha Bahasa James Veldman. EGC.
Jakarta
Guyton and Hall (1997), Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Hudak and Gallo (1996), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Lueckenotte.A.G. (1996). Gerontologic Nursing. Mosby Year Book. Missouri
Nugroho.W. (2000). Keperawatan Gerontik. Gramedia. Jakarta
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Hari/ tanggal Pengkajian : Selasa, 10 Februari 2018

Jam Pengkajian : 14.00 WIB

Tempat : Dsn. Beiji

1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Ny. K
Umur : 63 th
Alamat : Dsn. Beiji
Pendidikan : Tidak sekolah
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
b. Data Keluarga
Nama : An. R
Hubungan : Cucu
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Dsn. Beiji

2. STATUS KESEHATAN SEKARANG


a. Keluhan Utama : Pusing
b. Keluhan Penyakit Sekarang : Ny. K sering mengeluh pusing, pusing dirasakan
setiap hari saat bangun tidur, pusing di rasakan seperti nyut-nyutan dan hilang
timbul. Selain pusing Ny. K juga mengatakan terkadang mengalami nyeri pada
persendiannya, yang akan terasa berat jika melakukan aktivitas dan akan
menghilang apabila Ny.K beristirahat.
c. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien juga pernah merasakan pusing, nyeri sendi dan
gatal-gatal 3 bulan terakhir
d. Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan: Ny.K selalu
mengikuti kegiatan posyandu lansia setiap bulannya, untuk mengetahui keadaan
dari tubuhnya, yang mana Ny.K memiliki riwayat hipertensi sejak 9 tahun yang lalu.
Setelah melakukan pemeriksaan di posyandu, Ny.K akan mengonsumsi obat
hipertensi disaat kondisinya kurang baik.

e. Obat-obatan: Obat yang dikonsumsi Ny.K biasanya adalah captropil untuk


menurunkan tekanan darahnya. Sedangkan untuk nyeri yang dialaminya, Ny.K
hanya memberikan pijatan saja pada persendian dan sekitar persendiannya.
3. FUNGSI FISIOLOGIS
a. Tanda-tanda vital klien
TD : 160/90 mmHg
N : 87x/menit
S : 36,7OC
RR : 20x/menit
BB : 45 Kg
b. Kondisi Umum : Ny. K tampak lemas dan kurang bersemangat, mengalami
perubahan berat badan kurang lebih 2kg. Pada malam hari, Ny.K susah tidur
atau mengalami insomnia. Tekanan darah dari hasil pemeriksaan adalah
170/110 mmHg.
c. Integumen : Warna kulit sawo matang, kulit tampak keriput, dan kulit Ny. K
tampak kering. Sedangkan untuk kuku Ny. K berwarna transparan, ada beberapa
kotoran pada kuku kaki, dan tidak ada lesi disekitar kuku.
d. Hematopoetic : Ny. K tidak pernah mengalami perdarahan, pembengkakan, dan
anemi. Tidak ada keluhan yang dirasakan oleh Ny. K.
e. Kepala : Ny.K sering mengalami sakit kepala dan pusing, yang bisa terjadi
karena hipertensi yang dialaminya. Tidak mengalami gatal pada kulit kepala atau
permasalahan lainnya di kepalanya.
f. Mata : Fungsi penglihatan berkurang, sedikit kabur. Tetapi Ny.K tidak
memeriksakan matanya maupun tidak memakai kaca mata. Penurunan
penglihatan, pada mata bagian kanan lebih parah.
g. Telinga : Telinga Ny. K tidak kami kaji, karena saat itu Ny. K menggunakan
kerudung yang tidak memungkinkan untuk memintanya untuk melepas.
h. Hidung sinus : Ny. K tidak merasa ada keluhan yang dialami. Saat flu, hidungnya
mulai berair. Selama Ny. K kondisinya baik, tidak ada permasalahan yang dialami
pada hidungnya. Untuk kebersihan hidung, Ny. K cukup baik menjaga
kebersihannya.
i. Mulut, tenggorokan : Tidak memiliki gigi palsu, dan tidak mengalami sakit gigi.
Saat makan merasa baik-baik saja, akan tetapi untuk makanan yang teksturnya
keras tidak kuat karena ada beberapa gigi yang sudah lepas. Nafas tidak berbau.
j. Leher : Tidak ada permasalahan pada leher, baik kekakuan, adanya massa,
ataupun nyeri tekan
k. Pernafasan : Ny. K mengalami batuk dan beberapa penyakit pernafasan ringan
yang diperngaruhi faktor suhu dan lingkungan (musiman). Tidak ada riwayat
asma yang penyakit pernafasan lainnya.
l. Kardiovaskuler : Ny. K memiliki riwayat hipertensi, dan Ny. K selalu mengontrol
tekanan darahnya sendiri. Terkadang Ny. K merasakan nyeri pada bagian dada.
Selain hipertensi, Ny. K tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan
dengan kardiovaskuler lainnya.
m. Gastrointestinal : Ny. K sering merasa tidak nafsu makan, pola makan kurang
teratur dan jumlahnya sedikit. Frekuensi BAB juga tidak teratur setiap hari.
Perubahan berat badan pada Ny.K juga sering terjadi, kisaran 48kg-50kg.
n. Perkemihan : Tidak ada keluhan nyeri saat berkemih, pola BAK teratur dengan
frekuensi 6-8x dalam 24 jam. Masih mampu mengontrol/menahan dalam
berkemih.
o. Reproduksi : Tidak ada riwayat gangguan reproduksi, menopause sejak 7 tahun
yang lalu.
p. Musculoskeletal : Terkadang Ny. K mengalami nyeri sendi, dan kekakuan sendi.
Tidak ada riwayat fraktur. Dan masih mampu menjalankan aktifitas sehari-hari.
q. Persyarafan : Tidak ada gangguan dalam system persyarafan Ny. K.

4. POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


a. Psikososial
Hubungan klien dengan lansia yang lain baik, terbukti Ny. K suka ngobrol dengan
lansia yang lain dan dengan para tetangga. Ny. K tidak terlihat cemas ataupun
depresi, meskipun tinggal serumah hanya dengan cucunya, sementara anak-
anaknya sudah berpisah rumah. Dalam pengambilan keputusan sebuah masalah,
Ny. K juga minta saran pada anaknya melalui telepon.
b. Nutrisi
Klien mengatakan biasa makan 3 kali sehari terkadang tidak teratur dengan
menhabiskan 2 porsi makanan dengan lauk pauk seadanya, klien tidak senang
makan tampa garam, klien juga mengatakan makan makanan yang sama dengan
keluarganya tampa adanya perbedaan makanan, klien minum 7-8 gelas per hari.
c. Pola istirahat tidur
Klien tidur kurang lebih 4-6 jam perhari, klien sering terbangun saat malam hari
karenan ingin kencing, klien jarang tidur siang, klien sering merenungtentang anak-
anaknya yang tinggal jauh dari Ny.K.
d. Eliminasi
Klien tidak mengalami gangguan saat BAB dan BAK.Klien BAB 1 kali per hari dengan
konsistensi lembek dan BAK 4-5 kali per hari lancar tanpa ada gangguan.
e. Pola aktivitas
Klien masih bisa melakukan kegiatan dapur seperti memasak, mencucui piring,
klien berusaha untuk mandiri dan tidak merepotkan anak-anaknya
f. Personal hygiene
Klien mengatakan biasanya mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari
menggunakan sabun, sikat gigi setiap kali mandi, menggunakan pasta gigi, biasanya
mengganti pakaian 2 hari sekali.
g. Spiritual
Menurut penuturan Ny. K, Ny. K selalu melakukan sholat 5 waktu dan sering
mengikuti sholat berjamaah di mushollah terdekat. Ny. K setiap hari mengaji Al-
Qur’an sendiri, Ny. K juga suka melakukan pengajian dan tahlilan yang diadakan
oleh masyarakat kampung. Ny.K yakin akan kematian, bahwa kematian itu rahasia
Allah dan pasti akan terjadi. Dan Ny. K sudah merasa siap saat sewaktu-waktu
dipanggil oleh Allah SWT.
5. LINGKUNGAN
 Kamar: Berdasarkan penjelasan Ny.K, rumahnya terdapat 3 kamar tidur. Pencahayaan
bisa masuk melalui jendela yang ada, dan cukup untuk menerangi ruang kamar.
 Kamar mandi: Berdasarkan penjelasan Ny.K, lokasi kamar mandi berada di dalam
rumah, dan melakukan pengurasan saat bak kamar mandi terlihat kotor bersama
cucunya.
 Luar rumah: Berdasarkan penjelasan Ny.K, ada halaman depan rumah yang tidak terlalu
lebar dan ada beberapa tanaman juga bunga.
6. NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES
1. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barhel)

No Kriteria Dengan Mandiri Skor Yang Didapat


bantuan

1. Makan-Minum 5 10 10

Klien mampu makan sendiri,


bahkan Ny.K yang memasak.

2. Berpindah dari kursi roda ke 5-10 10 10


tempat tidur, sebaliknya
Klien tidak menggunakan kursi
roda, bisa berpindah sendiri.

3. Personal toilet (cuci muka, 0 5 5


menyisir rambut, gosok gigi)
Klien mampu melakukan
secara mandiri

4. Keluara masuk toilet (mencuci 5 10 10


pakaian, menyeka tubuh,
Klien mampu mencuci pakaian
menyiram)
sendiri

5. Mandi 0 5 5

Klien mampu mandi sendiri,


Frekwensi : 3 x sehari

6. Jalan di permukaan datar 0 10 10

Klien mampu berjalan sendiri

7. Naik turun tangga 5 10 10

Klien mampu naik turun tangga


sendiri

8. Mengenakan pakaian 5 10 10

Klien mampu mengenakan


paiakan sendiri.

9. Kontrol bowel (BAB) 5 10 10

Klien mampu untuk BAB sendiri

10. Kontrol bladder (BAK) 5 10 10

Klien mampu untuk BAB sendiri


7. Aspek Kognitif
MMSE (Mini Mental Status Exam)
No. Aspek Kognitif Nilai Nilai Klien Kriteria
Maksimal
1. Orientasi 5 3 Klien mampu mengingat hari dan tahun.
Namun untuk tanggal dan bulan klien
tidak mengingatnya
2. Orientasi 5 5 Klien mampu menyebutkan tempat
dimana dia tinggal sekarang.
3. Registrasi 3 3 Klien masih mampu mengenal semua
benda-benda yang ada (Tas, Bulpoin, Hp).
4. Perhatian & Kalkulasi 5 3 Klien mampu perhitungan dalam masalah
uang, untuk perhitungan yang lain, klien
merasa kesulitan.
5. Mengingat 3 3 Klien masih mampu mengingat nama
benda yang telah disebutkan di point ke-3
6. Bahasa 9 7 Klien masih memahami pembicaraan
dalam Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia,
bahkan Bahasa Madura.
Total Nilai 30 24

Interpretasi hasil: Klien tidak ada gangguan kognitif

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut (00132) berhubungan dengan agen cedera biologis
b. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (00204) berhubungan dengan
Hipertensi
c. Intoleran aktivitas (00092) berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
d. Insomnia

9. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut (00132) berhubungan dengan agen cedera biologis
Pengalaman sensosrik dan emosional yang tidak menyenangkan dengan
kerusakan jaringan aktual dan potensial, atau digambarkan sebagai suatu
kerusakan (International Association the study of Pain); awitan yang tiba-tiba
atau lambat dengan intensitas dari ringan hingga ke berat, terjadi konstan atau
berulang dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
Batasan Karakteristik :
 Ekspresi wajah nyeri
 Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri
 Mengekspresikan perilaku
 Perubahan pada parameter fisiologis
 Laporan tentang perilaku nyeri/ perubahan aktivitas

Tujuan : Kontrol Nyeri (1605)

NOC :

- Mengenali kapan nyeri terjadi (160502)


- Menggunakkan tindakan pencegahan (1605030
- Menggnakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik
(160504)
- Menggunakan analgesic yang direkomendasikan (160505)
- Melaporkan gejala yang tidak terkontrol pada professional
kesehatan (160507)
-
c. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (00204) berhubungan dengan
Hipertensi
Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan
Batasan Karakteristik :
- Penurunan nadi perifer
- Perubahan tekanan darah di ekstremitas

Tujuan : Keparahan Hipertensi (2112)

NOC :

- Tidak ada keleleahan (211201)


- Denyut jantung teratur (211203)
- Tidak ada sakit kepala (211207)
- Tidak mengalami pusing (211208)
- Tidak mengalami sesak nafas (211209)
- Tidak ada peningkatan tekanan darah sistol(211216)
- Tidak ada peningkatan darah diastole (211217)
d. Intoleran aktivitas (00092) berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang
diinginkan
Batasan Karateristik :
- Keletihan
- Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas

Tujuan : Toleransi Terhadap Aktivitas (0005)

NOC :

- Saturasi oksigen ketika beraktivitas tidak terganggu (000501)


- Frekuensi nadi ketika beraktivitas tidak terganggu (000502)
- Frekuensi pernapasan ketika beraktivitas tidak terganggu (000503)
- Tekanan darah sistolik ketika beraktivitas tidak terganggu (000504)
- Tekanan darah diastolik ketika beraktivitas tidak terganggu (000505)
- Kemudahan dalam melakukan aktivitas hidup harian tidak terganggu
(000518)

Anda mungkin juga menyukai