Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Masa Remaja


Perkembangan pada masa remaja yang paling mencolok adalah perkembangan fisik.
Perkembangan fisik disini maksudnya adalah perubahan tinggi dan berat badan atau
perkembangan setiap organ tubuh manusia.

Perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam kontek pubertas. Dalam hal ini,
kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduksi tumbuh dengan cepat.

Bagi remaja perkembangan fisik sangat penting. Sebab pertumbuhan fisik seorang anak
dapat mempengaruhi perilakunya sehari-hari. Perkembangan fisik dapat menentukan
remaja dalam bergerak dan mempengaruhi cara pandang terhadap dirinya dan orang
lain.

Selain berkembang secara fisik remaja juga berkembang secara kognitif. Konitif
berasal dari kata kognisi yang berarti kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan.

Perkembangan kognitif remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas untuk
memperoleh dan menggunakan pengetahuan secara efisien untuk mencapai puncaknya
(Mussen, Conger & Kagan, 1969). Hal ini adalah karena selama periode remaja ini,
proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan.

Pada usia remaja, manusia sudah mampu menalar lebih jauh dalam suatu permasalahan.
Hal ini menjadikan seorang remaja mampu membuat pertimbangan .

B. Pengertian Tingkah Laku Menyimpang


Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat terjadi pada manusia
muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan. Perilaku menyimpang ini
tidak mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat.
Penyimpangan bisa terjadi dalam skala kecil maupun skala besar.

Menurut Bruce J Cohen (dalam buku terjemahan Sahat Simamora), Perilaku


menyimpang didefinisikan sebagai perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri
dengan kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Batasan
perilaku menyimpang ditentukan oleh norma-norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Suatu tindakan yang mungkin pantas dan dapat diterima di satu tempat
mungkin tidak pantas dilakukan di tempat yang lain

C. Jenis – Jenis Perilaku Menyimpang


Berdasarkan kekerapan atau berat-ringannya penyimpangan
1. Penyimpangan Primer (Primary Deviation)
Ciri-cirinya :
1.Bersifat sementara / temporer
2.Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang
3.Masyarakat masih mentolerir / menerima
2. Penyimpangan Sekunder (Secondary Deviation)
Ciri-cirinya :
1.Bersifat permanen / tetap
2.Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
3.Masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku menyimpang tersebut.

Berdasarkan jumlah pelakunya


1. Penyimpangan Individu
Penyimpangan individu adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang
individu dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-
norma yang berlaku. Contohnya pencurian yang dilakukan sendiri.
2. Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan secara
berkelompok dengan melakukan tindakan-tindakan menyimpang dari norma-
norma masyarakat yang berlaku. Pada umumnya penyimpangan kelompok terjadi
dalam sub kebudayaan yang menyimpang yang ada dalam masyarakat. Contohnya
gank kejahatan atau mafia.
3. Penyimpangan Institusi
Penyimpangan institusi dilakukan oleh organisasi yang melibatkan organisasi
lainnya yang dilakukan rapih. Sebagai contohnya tidakan korupsi yang dilakukan
oleh para pejabat negara.
D. Ciri ciri perilaku menyimpan
1. Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformationsebab-sebab
penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
 Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat
pembawaan yang dibawa sejak lahir).
 Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan). Misalnya
keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang
tidak serasi.
2. Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya
penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu
 Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan. Seseorang yang
tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam
kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak
pantas. Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak
sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang
retak(broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik
anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan
kewajibannya sebagai anggota keluarga.
 Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan
menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan
tentangperilaku menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku
menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang menyimpang.
karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang
terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar
menyimpang.
 Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial. Terjadinya ketegangan
antara kebudayaan dan struktur sosial dapat mengakibatkanperilaku yang
menyimpang. Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan
seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia mengupayakan peluang
itu sendiri, maka terjadilah perilaku menyimpang.
 Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan
beberapa kelompok. Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola perilaku yang
menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola
perilaku menyimpang.
 Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang.
Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang tindak
kejahatan (perilaku menyimpang)

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Menyimpang


Faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dinamai motivasi.
Tingkah laku tidak disebabkan oleh satu motivasi saja melainkan berbagai motivasi kita
ambil contoh, anak nakal mungkin disebabkan ingin balas dendam terhadap orang tua,
karena orang tua, terlalu otoriter atau kejam.
Orang tua yang tidak pernah memberikan kasih sayang dan perhatian, atau orang tua
yang tidak adil terhadap sesama anak-anaknya. Mungkin juga kenakalan itu karena
tidak mearsa bebas dan betah di rumah. Lalu mencari kebebasan dan kebetahan di luar
rumah dengan berbagai kelakuan yang mungkin menarik perhatian orang lain dan
menyakitkan hati masyarakat.
Berhubung banyaknya faktor yang mempengaruhi tingkah laku menyimpang tersebut
maka penulis akan membahas dari beberapa sudut, yaitu :
a) Faktor dari dalam diri anak itu sendiri.
b) Faktor dari lingkungan keluarga.
c) Faktor dari masyarakat.
d) Faktor yang berasal dari sekolah.

F. Usaha Untuk Menanggulangi Tingkah Laku Menyimpang


Penyimpangan tingkah laku siswa hendaknya hanya merugikan dirinya sendiri, masa
depannya akan tetapi juga mengganggu orang lain dan menghancurkan harapan orang
tua, sekolah dan bangsa. Oleh karena itu diperlukan adanya tindakan nyata dari
berbagai pihak untuk menanggulanginya. Usaha itu dapat bersifat : pencegahan
(preventif), pengentasan (creative) dan pembinaan (corektive).
Usaha Preventif
a. Usaha preventif adalah : usaha yang dilakukan secara sistematis, berencana dan
terarah kepada tujuan untuk menjaga agar tingkah laku menyimpang itu tidak
timbul. Usaha preventif lebih besar manfaatnya dari pada usaha kuraktif.
Berbagai usaha preventif dapat dilakukan yaitu :
· Usaha di Rumah Tangga (Keluarga)
- Menciptakan kehidupan rumah tangga yang beragama.
Artinya membuat suasana rumah tangga atau keluarga
menjadi kehidupan yang taat dan bertaqwa kepada Allah di
dalam kegiatan sehari-hari.
- Menciptakan kehidupan keluarga yang harmonis dimana
keluarga, ayah, ibu, dan anak tidak terdapat pertentangan atau
percekcokan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
memberikan waktu luang nuntuk berkumpul bersama dengan
anak-anak terutama diwaktu makan bersama.
- Adanya kesamaan norma-norma yang dipegang antara ayah,
ibu dan keluarga lainnya di rumah tangga dalam soal
mengatur anak.
- Memberikan kasih sayang secara wajar kepada anak-anak.
Tetapi janganpula kasih sayang ibu berlebihan karena akan
berakibat pada anak-anak menjadi manja.
- Memberikan kasih sayang cukup terhadap kebutuhan anak-
anak. Dalam hal ini berarti menumbuhkan kewibawaan pada
orang tua akan menimbulkan sikap penurutan yang wajar
pada anak.
- Memberikan pengawasan secara wajar terhadap pergaulan
anak dilingkungan masyarakat.
· Usaha di Sekolah
- Guru hendaknya memahami aspek-aspek psikis murid
dengan memiliki ilmu-ilmu tertentu antara lain : psikologi
perkembangan, bimbingan dan penyuluhan, serta ilmu
mengajar.
- Mengintensifkan pelajaran agama dan mengadakan tenaga
guru agama yang ahli dan berwibawa serta mampu bergaul
secara harmonis dengan guru-guru umum lainnya.
- Mengintensifkan bagian bimbingan dan penyuluhan
disekolah dengan jalan mengadakan tenaga ahli atau
mengantar guru-guru untuk mengolah bagian ini.
- Adanya kesamaan norma-norma yang dipegang oleh guru-
guru. Hal ini akan menimbulkan kekompakan dalam
membimbing murid-murid.
- Melengkapi fasilitas pendidikan.
- Perbaikan ekonomi guru yaitu menyelaraskan gaji guru
dengan kebutuhan hidup sehari-hari.
· Usaha di Masyarakat
· Masyarakat adalah tempat pendidikan ketiga sesudah rumah dan
sekolah ketiganya haruslah mempunyai keseragaman dalam
mengarahkan anak untuk tercapainya tujuan pendidikan. Apabila
salah satu pincang maka yang lain akan turut pincang pula.
Usaha Kuratif
Usaha kuratif adalah usaha pencegahan terhadap gejala-gejala tingkah laku
menyimpang tersebut, agar kenakalan itu tidak meluas dan merugikan masyarakat.
Usaha kreatif secara formal dilakukan oleh Polri dan kejaksaan negeri. Sebab jika
terjadi surat kenakalan berarti sudah terjadi suatu pelanggaran hukum yang dapat
berakibat merugikan diri mereka dan masyarakat.

Usaha Pembinaan
Usaha pembinaan yang dimaksud adalah :
 Pembinaan terhadap anak didik yang tidak melakukan kenakalan. Pada hal ini
dilaksanakan pembinaan dirumah, sekolah dan masyarakat.
 Pembinaan terhadap anak didik yang telah mengalami tingkah laku
menyimpang yang telah menjalani suatu hukuman karena kenakalannya. Hal ini
perlu dibina agar mereka tidak mengulangi lagi kenakalan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Desmita.2009.Psikologi Perkembangan Peserta didik.Bandung : PT Remaja


Rosdakarya
Sarlito Wirawan Sarwono.2007.Psikologi Remaja.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Panut Panuju & Ida Umami.2005.Psikologi Remaja.Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya
Hamid Hasan, Said, Dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter
Bangsa. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum
Kementrian Pendidikan Nasional
Tim Suryabrata Somedi.1982.Psikologi Belajar.Depdikbud

Anda mungkin juga menyukai