Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP KEBIDANAN KOMUNITAS

Untuk Memenuhi Tugas Mata Asuhan Kuliah KOMUNITAS


Yang Diampu oleh Nelda Apriyana, SST.,M.Kes.
Dalam Program Study D III Kebidanan

Disusun oleh

Kelompok I
1. Devi Ayu Lestari
2. Devi Listiawati
3. Diajeng Wulandari
4. Fajri Yati
5. Fitria Rahma Dona

AKADEMI KEBIDANAN GEMILANG HUSADA KOTABUMI


LAMPUNG UTARA
T.A 2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT karena
atas ridho, taufik dan hidayah-Nya.Penulis masih diberi kesehatan dan
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.Tak lupa shalawat dan salam hendaknya penulis haturkan kepada nabi
akhir zaman Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabat yang telah membawa
kita kezaman yang penuh rahmat.

Makalah yang berjudul “Konsep Kebidanan Komunitas”. Makalah ini


dibuat untuk membantu mempermudah pemahaman dalam mendalami mata
kuliah Asuhan komunitas Makalah ini tersusun dengan dukungan dan bantuan
beberapa pihak yang terkait . Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih yang tidak terhingga pada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna ,maka penulis
menerima kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di masa
mendatang. Akhir kata, terimakasih

Kotabumi, 28 Maret 2020


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Cover Judul .......................................................................................................... i


Kata pengantar .................................................................................................... ii
Daftar isi ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Kebidanan Komunitas ................................................ 3
2.1.1 Pengertian Kebidanan Komunitas .............................. 4
2.1.2 Riwayat Kebidanan Komunitas di Indonesia dan
Negara Lain ................................................................. 6
2.1.3 Sasaran ......................................................................... 8
2.1.4 Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas .................... 9
2.1.5 Bekerja di komunitas .................................................... 10
2.1.6 Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas ......................... 12

2.2. Visi Misi Indonesia Sehat tahun 2010 sebagai landasan


berfikir pelayanan kebidanan ....................................................
13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................. 15

Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang bertujuan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas.
Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan
kewenangannya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak di keluarga maupun
di masyarakat. Dalam rangka pemberian pelayanan kebidanan pada ibu dan anak
di komunitas diperlukan bidan komunitas yaitu bidan yang bekerja melayani ibu
dan anak di suatu wilayah tertentu.
Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai
kemampuan untuk hidup sehat, bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran
serta masyarakat dan sumber daya masyarakat sebagai modal dasar dalam
pembangunan nasioal, termasuk keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Konsep Kebidanan Komunitas
4 Pengertian
5 Riwayat Kebidanan Komunitas di Indonesia dan Negara Lain
6 sasaran
7 Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas
8 Bekerja di komunitas
9 Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas
2. Visi Misi Indonesia Sehat tahun 2010 sebagai landasan berfikir pelayanan
kebidanan

1
1.3 Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui tentang :
1. Konsep Kebidanan Komunitas
1) Pengertian
2) Riwayat Kebidanan Komunitas di Indonesia dan Negara Lain
3) sasaran
4) Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas
5) Bekerja di komunitas
6) Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas

2. Visi Misi Indonesia Sehat tahun 2010 sebagai landasan berfikir pelayanan
kebidanan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kebidanan Komunitas


Konsep merupakan kerangka ide yang mengandung suatu pengertian
tertentu. Kebidanan  berasal dari kata “bidan“. Menurut kesepakatan antara ICM;
IFGO dan WHO tahun 1993, mengatakan bahwa bidan (midwife) adalah
“seorang yang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh Pemerintah
setempat, telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau
mendapat izin melakukan praktek kebidanan” (Syahlan, 1996 : 11).
Bidan di Indonesia (IBI) adalah “ seorang wanita yang mendapat
pendidikan kebidanan formal dan lulus serta terdaftar di badan resmi pemerintah
dan mendapat izin serta kewenangan melakukan kegiatan praktek mandiri” (50
Tahun IBI).
Kebidanan (Midwifery)  mencakup pengetahuan yang dimiliki dan
kegiatan pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.
Komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu “Communitas” yang berarti
kesamaan, dan juga “communis” yang berarti sama, publik ataupun banyak. Dapat
diterjemahkan sebagai kelompok orang yang berada di suatu lokasi/ daerah/ area
tertentu. Menurut Saunders (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang
atau sistem sosial.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan definisi Kebidanan Komunitas
sebagai segala aktifitas yang dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan
pasiennya dari gangguan kesehatan. Pengertian kebidanan komunitas yang lain
menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk pemecahan terhadap masalah
kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan masyarakat. Kebidanan
komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pelayanan kebidanan.

3
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada empat
konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu: manusia, masyarakat/
lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep
paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf 
kesejahteraan hidup masyarakat.

2.1.1 Pengertian kebidanan komunitas


Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan professional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan,
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan
klien sebagai mitra dalam perencanan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
kebidanan.
Kebidanan komunitas memberi perhatian terhadap pengaruh factor lingkungan
meliputi fisik, biologis, psikologis, social, kultural, dan spiritual terhadap
kesehatan masyarakat dan memberi prioritas pada strategi pencegahan,
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
Kebidanan komunitas didasarkan pada asumsi berikut.
1. System pelayanan kesehatan bersifat kompleks.
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier merupakan komponen
system pelayanan kesehatan.
3. Kebidanan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, hasil pendidikan dan
penelitian yang melandasi praktik.
4. Focus utama adalah pelayanan kesehatan primer sehingga kebidanan
komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan utama.

Kebidanan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan dasar


yang melibatkan komunitas secara aktif dans sesuai keyakinan komunitas.
Beberapa keyakinan yang mendasari praktik kebidanan komunintas adalah
sebagai berikut.

4
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau, dan dapat
diterima semua orang.
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam
hal ini komunitas.
3. Bidan sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan
perlu menjalin kerja sama yang baik.
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik yang
mendukung maupun mengahambat sehingga hal ini perlu diantisipasi.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.

Tujuan umum kebidanan komunitas adalah meningkatkan kemampuan


masyarakat agar dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Tujuan khusus
kebidanan komunitas sebagai berkut :

1. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat


dalam pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit.
2. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan.
3. Menciptakan dukungan bagi individu yang terkait.
4. Mengendalikan lingkungan fisik dan social untuk menuju keadaan sehat
yang optimal.
5. Mengembangkan ilmu dan melaksanakan kebidanan kesehatan masyarakat.

Kebidanan komunitas merupakan bentuk pelayanan/asuhan langsung yang


berfokus pada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau
pola perilaku masyarakat yang tidak sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk
beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal. Intervensi kebidanan yang
dilakukan mencakup pendidikan kesehatan, mendemonstrasikan keterampilan
dasar yang dapat dilakukan oleh komunitas, melalui intervensi kebidanan yang
memerlukan keahlian bidan (konseling pasangan yang akan menikah, melakukan
kerja sama lintas-program dan lintas-sektoral) untuk mengatasi masalah
komunitas serta melakukan rujukan kebidanan dan non kebidanan jika perlu.

5
Intervensi kebidanan tersebut difokuskan pada tiga level pencegahan yaitu sebagai
berikut.:

1. Prenvensi primer. Prevensi primer adalah pencegahan dalam arti yang


sebenarnya, ketika teridentifikasi factor risiko di masyarakat. Pencegahan
primer mencakup peningktan kesehatan pada umumnya dan perlindungan
khusus terhadap penyakit, health promotion, health education, specific
protection dan environmental protection. Contoh kegiatan di bidang
prevensi primer, seperti imunisasi, penyuluhan tentang gizi, dan penyuluhan
untuk mencegah keracunan.
2. Prevensi sekunder. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosis dini
dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis sehingga
memperpendek waktu sait dan tingkat keparahan/keseriusan penyakit,
contoh: mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang seorang anak/belita
atau memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala
termasuk pemeriksaan gigi dan mata secara berkala.
3. Prevensi sekunder. Pencegahan tersier dilakukan pada kasus kecacatan atau
ketidakmampuan atau tidak dapat diperbaiki. Rehabilitasi sebagai tujuan
pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakitnya
sendiri, yaitu mengembalikan individu pada tingkat berfungsi yang optimal
dari ketidakmampuannya. Contoh: bidan mengajarkan kepada keluarga
untuk melakukan perawatan anak dengan kolostomi di rumah atau
membantu keluarga yang mempunyai anak dengan kelumpuhan anggota
gerak untuk latihan secara teratur di rumah.

2.1.2 Riwayat Kebidanan Komunitas di Indonesia dan Negara Lain


Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda tahun 1807 pertolongan
persalinan dilakukan oleh dukun, tahun 1951 didirikan sekolah bidan bagi wanita
pribumi di Batavia kemudian tahun 1953 kursus tambahan bidan (KTB) di
masyarakat Yogyakarta dan berkembang di daerah lain. Seiring dengan pelatihan
ini dibukalah BKIA, bidan sebagai penanggung jawab, memberikan pelayanan
antenatal care, post natal care, pemeriksaan bayi dan gizi, intranatal di rumah,
kunjungan rumah pasca salin. Tahun 1952 diadakan pelatiihan secara formal
6
untuk kualitas persalinan, tahun 1967 kursus tambah bidan (ktb) ditutup,
kemudian BKIA terintegrasi dengan puskesmas.
Munculnya gagasan kebidanan komunitas merupakan upaya tindak lanjut
dari konferensi internasional tentang Safe Motherhood di Nairobi tahun 1987,
kemudian dilaksanakan suatu Lokakarya Nasional tentang kesejahteraan ibu, yang
menghasilkan komitment lintas – sektoral unruk menurunkan AKI (Angka
Kematian Ibu) sebesar 50% dari 450 pada tahun 1986 menjadi 225 per 100.000
kelahiran hidup di tahun 2000.
Tingginya AKI di Indonesia ini dipengaruhi pula oleh belum memadainya
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan rendahnya cakupan penanganan
kasus obstetric. Ada korelasi yang jelas Antara cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan dan AKI. Semakin tinggi cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan maka akan semakin rendah AKI suatu Negara. Salah satu
analisis yang melatarbelakangi keadaan tersebut adalah tidak adanya atau
kurangnya tenaga kesehatan yanga da di dekat masyarakat terutama daerah
pedesaan. Salah satu upaya penting yang ditempuh dalam mempecepat penurunan
AKI dan AKB adalah dengan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berarti menempatkan tenaga kesehatan di tengah-tengah masyarakat
Pada tahun 1989 pemerintah membuat kebijakan melaksanakan “cash program”
secara nasional yang memperbolehkan lulusan sekolah pendidikan kepeawatan
(SPK) untuk langsung masuk ke Progran Pendidikan Bidan yang dikena dengan
Program bidan A (PBB A). lama pendidikan na 1 tahun dan lulusannya langsung
ditempatkan di desa-desa yang kemudian disebut sebagai bidan desa (BDD),
Namun selama bekerja didesa, tugas pokok BDD tidak hanya
melaksanakan pelayanan kebidanan, tetapi juga harus dapat melayani pengobatan
umum. Masyarakat menganggap BDD tidak hanya sebagai tenaga kesehatan yang
menolong persalinan tetapi juga sebagai tenaga promotif, preventif, dan kuratif
yang sangat diandalkan oleh masyarakat desa. Bidan di desa dianggap sebagai
ujung tombak peningkatan status kesehatan ibu dan anak di desa/masyarakat yang
mempunyai peran penting dalam pembangunan investasi dini, yaitu penanganan
kesehatan ibu hamil dan laktasi sebagai modal dasar pembangunan sumber daya
manusia (SDM). Pada awalnya BDD diangkat sebagai PNS, namun kemudian

7
dalam perjalanannya BDD di berikan status kontrak atau PTT sesuai dengan
kemampuan daerah setempat.
Puskesmas memberi pelayanan didalam dan diluar gedung dalam wilayah
kerja. Bidan di puskesmas memberi pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA)
termasuk keluarga berencana (KB). Diluar gedung pelayanan kesehatan kkeluarga
dan posyandu yang mencakup pemeriksaan kehamilan. KB, imunisasi, gizi dan
kesehatan lingkungan. Instruksi presiden secara llisan pada siding cabinet tahun
1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk ditempatkan diseluruh desa sebagai
pelaksana KIA. Tahun 1994 merupakn ttik tolak dan koferensi kependudukan
dunia di kairo yang menekankan pada reproduksi health memperluas garapan
bidan Antara lain safe motherhood, keluarga berencana, kesehatan reroduksi
remaja, Penyakit Menular Seksual (PMS) dan kesehatan reproduksi orang tua.

2.1.3 Sasaran
Komuniti adalah sasaran pelayanan kebidanan komunitas. Di dalam
komuniti terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau kelompok
masyarakat. Dan sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan
anak.
Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan
keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Ibu       :  pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas dan masa interval.
Anak   :  meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi, balita, pra sekolah
dan sekolah.
Keluarga :  pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak,
pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi dan kelompok
usila (gangrep).
Masyarakat (community): remaja, calon ibu dan kelompok ibu.
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan
masyarakat baik yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan
secara umum

8
2.1.4 Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan
keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan
di masyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan
keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan
sejahtera. Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Pemberian asuhann kebidanan di komunitas harus terarah atau mempunyai
tujuanyang jelas, adapun tujuan pemberian asuhan kebidanan dikomunitas sebagai
berikut:

1) Tujuan Umum
Asuhan kebidanan di komunitas harus mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat khususnya kesehatan perempuan di wilayah kerja bidan.
2) Tujuan Khusus
- Meningkatkan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan
tanggung jawab bidan.
- Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalnan,
perawatan nifas dam perinatal secara terpadu.
- Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko
kehamilan, persalinan, nifas dan perinatal.
- Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.
- Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh
masyarakat setempat atau terkait.
Prinsip pelayanan atau asuhan kebidanan komunitas.
1. Kebidanan komunitas sifatnya multidisiplin meliputi ilmu kesehatan
masyarkat, social, psikolgi, ilmu kebidanan, dan ilmu lainnya yang
mendukung peran bidan di komunitas.
2. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan
martabat kemanusiaan klien.
3. Ciri kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit
analisis. Populasi bias berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah
9
Kepala keluarga, jumlah laki-laki, jumlah nonatus, jumlah perempuan usia
subur dalam1 RT atau 1 kelurahan kawasan perumahan/perkantoran.
4. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup sebagai target sasaran
pelayanan, namun perubahan pola pikir dan terjalinnya kemitraan seperti:
PKK, kelompok ibu-ibu pengajian dan kader kesehatan.
5. System pelaporan kebidanan komunitas, berbeda dengan kebidanan di
klinik. System pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan
wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya.

2.1.5 Bekerja di komunitas


          Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan
merupakan bagian atau kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di berikan
rumah sakit. Misalnya : ibu yang melahirkan di rumah sakit dan setelah 3 hari
kembali ke rumah. Pelayanan di rumah oleh bidan merupakan kegiatan kebidanan
komunitas.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan
melayani kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan
kebidanan komunitas.
Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami
perannya di komunitas, yaitu :
a)     Sebagai Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat. Sebagai
pendidik, bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya
sesuai dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan
di komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat antara lain
dengan memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya kesehatan
ibu, anak dan keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi dan
sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan secara
langsung. Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan
poster, leaf let, spanduk dan sebagainya.

10
b).   Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan
kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan
kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan
teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan
masa   interval dalam keluarga.
3) Pertolongan persalinan di rumah.
4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko
tinggi di keluarga.
5) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
6) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan
reproduksi.
7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.

c).   Sebagai Pengelola


Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan
praktek mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang
dilakukannya. Peran bidan di sini adalah sebagai pengelola kegiatan
kebidanan di unit puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan.
Sebagai pengelola bidan memimpin dan mendayagunakan bidan lain atau
tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih rendah.
Contoh : praktek mandiri/ BPS

d).   Sebagai Peneliti


Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya,
perkembangan keluarga dan masyarakat. Secara sederhana bidan dapat
memberikan kesimpulan atau hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga
bila peran ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat
tentang permasalahan komuniti yang dilayaninya dan dapat pula dengan
segera melaksanakan tindakan.

11
e).   Sebagai Pemberdaya
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam
memecahkan permasalahan yang terjadi.  Bidan perlu menggerakkan
individu, keluarga dan masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya
pemeliharaan kesehatan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.

f).   Sebagai Pembela klien (advokat)


Peran bidan sebagai penasehat didefinisikan sebagai kegiatan memberi
informasi dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat
keputusan yang terbaik dan memungkinkan bagi dirinya.

g).   Sebagai Kolaborator


Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun sektoral.

h).   Sebagai Perencana


Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan
keluarga serta berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat
luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat bidan sewaktu –
waktu bekerja dalam tim, misalnya kegiatan Puskesmas Keliling, dimana
salah satu anggotanya adalah bidan.

2.1.6 Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas


    Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu Puskesmas/ Puskesmas
Pembantu, Polindes, Posyandu, BPS,  Rumah pasien, Dasa Wisma, PKK.
Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat
mengenali kegiatan yang akan dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi dan
tugas masing – masing, selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan anggota
lainnya, memberi dan menerima saran serta turut bertanggung jawab atas
keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya.

12
Di Polindes, Posyandu, BPS dan rumah pasien, bidan merupakan
pimpinan tim/ leader di mana bidan diharapkan mampu berperan sebagai
pengelola sekaligus pelaksana kegiatan kebidanan di komunitas.
Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas
program dan lintas sektor. Kerjasama lintas program merupakan bentuk kerjasama
yang dilaksanakan di dalam satu instansi terkait, misalnya : imunisasi, pemberian
tablet FE, Vitamin A, PMT dan sebagainya. Sedangkan kerjasama lintas sektor
merupakan kerjasama yang melibatkan institusi/ departemen lain, misalnya :
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan
sebagainya.

2.2 Visi Misi Indonesia Sehat 2010


a.     Visi Indonesia Sehat 2010
Terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang mayoritas
penduduknya hidup dalam lingkungan sehat, mempunyai perilaku hidup
sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi – tingginya di seluruh wilayah RI.

b.     Misi Indonesia Sehat 2010


Adapun Misi Indonesia Sehat 2010 adalah :
1) Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu,          merata dan terjangkau.
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat berserta lingkungannya.

13
BAB III
PENUTUP

3.1.     Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada
masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada
pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan
reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna. Hubungan-hubungan
individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung
terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga,
konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat. Kebidanan
komunitas merupakan konsep dasar bidan melayani keluarga dan masyarakat yang
mencakup bidan sebagai penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang
dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan.
Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seorang
tinggal beserta aspek-aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individual dalam
sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu system
kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun
sakit.
Masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat
tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana
factor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar diantara para
anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayah. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah
kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social tertentu.
Pembangunan kesehatan yang dimaknakan sebagai proses yang terus
menerus dan progresif untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat
tertuang dalam Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010 yang merupakan salah satu
tanggung jawab bidan di komunitas. Salah satu program yang didalamnya
termaktub mengenai kebidanan komunitas adalah program upaya kesehatan.
Adapaun salah satu sasaran dalam upaya kesehatan yang berhubungan dengan
peran dan fungsi bidan adalah upaya untuk meningkatkan prosentase pelayanan

14
kesehatan dasar dan rujukan sesuai Quality Assurance, cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 75 %, penanganan komplikasi obstetri
12%, pembinaan balita dan prasekolah menjadi 80 %, pelayanan antenatal, post
natal dan neonatal menjadi 90 %.

3.2.      Saran

Kami sebagai penulis bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan maka dari itu kami mengharapkan saran dan keritiknya, untuk
pembuatan makalah kami kepadanya agar menjadi lebih baik lagi kami harap
maakalah yang kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi para penbaca yakni
dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas mengenai
“RIWAYAT KEBIDANAN KOMUNITAS DI INDONESIA DAN NEGARA
LAIN”

15
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 1999. Bidan di Masyrakat, Jakarta (BA-3)


Meilani, Niken dkk, 2009. Kebidanan Komunitas. Fitramaya. Yogyakarta.
Syahlan, J.H, 1996. Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya
Kesehatan, Jakarta.
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. EGC. Jakarta.
Varney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publisher, London S:1997 (BA-1)
Walsh, Linda V. 2008. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. EGC. Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai