Disusun oleh
Kelompok I
1. Devi Ayu Lestari
2. Devi Listiawati
3. Diajeng Wulandari
4. Fajri Yati
5. Fitria Rahma Dona
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT karena
atas ridho, taufik dan hidayah-Nya.Penulis masih diberi kesehatan dan
kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.Tak lupa shalawat dan salam hendaknya penulis haturkan kepada nabi
akhir zaman Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabat yang telah membawa
kita kezaman yang penuh rahmat.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Kebidanan Komunitas ................................................ 3
2.1.1 Pengertian Kebidanan Komunitas .............................. 4
2.1.2 Riwayat Kebidanan Komunitas di Indonesia dan
Negara Lain ................................................................. 6
2.1.3 Sasaran ......................................................................... 8
2.1.4 Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas .................... 9
2.1.5 Bekerja di komunitas .................................................... 10
2.1.6 Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas ......................... 12
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui tentang :
1. Konsep Kebidanan Komunitas
1) Pengertian
2) Riwayat Kebidanan Komunitas di Indonesia dan Negara Lain
3) sasaran
4) Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas
5) Bekerja di komunitas
6) Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas
2. Visi Misi Indonesia Sehat tahun 2010 sebagai landasan berfikir pelayanan
kebidanan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada empat
konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu: manusia, masyarakat/
lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep
paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf
kesejahteraan hidup masyarakat.
4
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau, dan dapat
diterima semua orang.
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam
hal ini komunitas.
3. Bidan sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan
perlu menjalin kerja sama yang baik.
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik yang
mendukung maupun mengahambat sehingga hal ini perlu diantisipasi.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
5
Intervensi kebidanan tersebut difokuskan pada tiga level pencegahan yaitu sebagai
berikut.:
7
dalam perjalanannya BDD di berikan status kontrak atau PTT sesuai dengan
kemampuan daerah setempat.
Puskesmas memberi pelayanan didalam dan diluar gedung dalam wilayah
kerja. Bidan di puskesmas memberi pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA)
termasuk keluarga berencana (KB). Diluar gedung pelayanan kesehatan kkeluarga
dan posyandu yang mencakup pemeriksaan kehamilan. KB, imunisasi, gizi dan
kesehatan lingkungan. Instruksi presiden secara llisan pada siding cabinet tahun
1992 tentang perlunya mendidik bidan untuk ditempatkan diseluruh desa sebagai
pelaksana KIA. Tahun 1994 merupakn ttik tolak dan koferensi kependudukan
dunia di kairo yang menekankan pada reproduksi health memperluas garapan
bidan Antara lain safe motherhood, keluarga berencana, kesehatan reroduksi
remaja, Penyakit Menular Seksual (PMS) dan kesehatan reproduksi orang tua.
2.1.3 Sasaran
Komuniti adalah sasaran pelayanan kebidanan komunitas. Di dalam
komuniti terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau kelompok
masyarakat. Dan sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan
anak.
Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan
keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya.
Ibu : pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas dan masa interval.
Anak : meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi, balita, pra sekolah
dan sekolah.
Keluarga : pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak,
pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi dan kelompok
usila (gangrep).
Masyarakat (community): remaja, calon ibu dan kelompok ibu.
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan
masyarakat baik yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan
secara umum
8
2.1.4 Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan
keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan
di masyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan
keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan
sejahtera. Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Pemberian asuhann kebidanan di komunitas harus terarah atau mempunyai
tujuanyang jelas, adapun tujuan pemberian asuhan kebidanan dikomunitas sebagai
berikut:
1) Tujuan Umum
Asuhan kebidanan di komunitas harus mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat khususnya kesehatan perempuan di wilayah kerja bidan.
2) Tujuan Khusus
- Meningkatkan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan
tanggung jawab bidan.
- Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalnan,
perawatan nifas dam perinatal secara terpadu.
- Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko
kehamilan, persalinan, nifas dan perinatal.
- Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.
- Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh
masyarakat setempat atau terkait.
Prinsip pelayanan atau asuhan kebidanan komunitas.
1. Kebidanan komunitas sifatnya multidisiplin meliputi ilmu kesehatan
masyarkat, social, psikolgi, ilmu kebidanan, dan ilmu lainnya yang
mendukung peran bidan di komunitas.
2. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan
martabat kemanusiaan klien.
3. Ciri kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit
analisis. Populasi bias berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah
9
Kepala keluarga, jumlah laki-laki, jumlah nonatus, jumlah perempuan usia
subur dalam1 RT atau 1 kelurahan kawasan perumahan/perkantoran.
4. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup sebagai target sasaran
pelayanan, namun perubahan pola pikir dan terjalinnya kemitraan seperti:
PKK, kelompok ibu-ibu pengajian dan kader kesehatan.
5. System pelaporan kebidanan komunitas, berbeda dengan kebidanan di
klinik. System pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan
wilayah kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
10
b). Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan
kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan
kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan
teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan
masa interval dalam keluarga.
3) Pertolongan persalinan di rumah.
4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko
tinggi di keluarga.
5) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
6) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan
reproduksi.
7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.
11
e). Sebagai Pemberdaya
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam
memecahkan permasalahan yang terjadi. Bidan perlu menggerakkan
individu, keluarga dan masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya
pemeliharaan kesehatan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.
12
Di Polindes, Posyandu, BPS dan rumah pasien, bidan merupakan
pimpinan tim/ leader di mana bidan diharapkan mampu berperan sebagai
pengelola sekaligus pelaksana kegiatan kebidanan di komunitas.
Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas
program dan lintas sektor. Kerjasama lintas program merupakan bentuk kerjasama
yang dilaksanakan di dalam satu instansi terkait, misalnya : imunisasi, pemberian
tablet FE, Vitamin A, PMT dan sebagainya. Sedangkan kerjasama lintas sektor
merupakan kerjasama yang melibatkan institusi/ departemen lain, misalnya :
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan
sebagainya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada
masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada
pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan
reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna. Hubungan-hubungan
individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung
terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga,
konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat. Kebidanan
komunitas merupakan konsep dasar bidan melayani keluarga dan masyarakat yang
mencakup bidan sebagai penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang
dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan.
Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seorang
tinggal beserta aspek-aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individual dalam
sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu system
kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun
sakit.
Masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat
tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana
factor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar diantara para
anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayah. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah
kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social tertentu.
Pembangunan kesehatan yang dimaknakan sebagai proses yang terus
menerus dan progresif untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat
tertuang dalam Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010 yang merupakan salah satu
tanggung jawab bidan di komunitas. Salah satu program yang didalamnya
termaktub mengenai kebidanan komunitas adalah program upaya kesehatan.
Adapaun salah satu sasaran dalam upaya kesehatan yang berhubungan dengan
peran dan fungsi bidan adalah upaya untuk meningkatkan prosentase pelayanan
14
kesehatan dasar dan rujukan sesuai Quality Assurance, cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 75 %, penanganan komplikasi obstetri
12%, pembinaan balita dan prasekolah menjadi 80 %, pelayanan antenatal, post
natal dan neonatal menjadi 90 %.
3.2. Saran
Kami sebagai penulis bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan maka dari itu kami mengharapkan saran dan keritiknya, untuk
pembuatan makalah kami kepadanya agar menjadi lebih baik lagi kami harap
maakalah yang kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi para penbaca yakni
dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas mengenai
“RIWAYAT KEBIDANAN KOMUNITAS DI INDONESIA DAN NEGARA
LAIN”
15
DAFTAR PUSTAKA
16