Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan

sehari-hari dan biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut.

Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman

Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu

amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu.

Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu electron.

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada

dua aspek dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam

tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh

manusia. Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau

sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup, yang mana

berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh.

Listrik yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan

mengoperasikan saraf, otot, dan berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan

aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan

oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik yang berbeda. Kerja Otot,

otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem saraf berperan

penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah suatu

1
komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya)

menghasilkan respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di

sepanjang saraf-saraf. Saat kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak

sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses

elektrokimiawi tertentu.

Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-

sinyal listrik dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik

dari otot dan jantung serta potensial listrik saraf.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

2. Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

3. Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

4. Bagaimana sinyal listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

2. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya

3. Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

4. Dapat menyebutkan macam-macam neuron

5. Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

2
6. Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

7. Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

1. Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-

elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat

adanya rangsangan penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup,

semua daya ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk

potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh

anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya

listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu

supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian

tubuh lainnya.

Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang

bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan

oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel.

Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan

potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan

luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang

batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat

biolistrik sangat penting.

4
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang

dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke

neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh

seperti gelombang pada permukaan air.

2. Hukum dalam Biolistrik

Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum

Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :

“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan


arus yang melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Rumusnya yaitu : R ꞊ V/I

Dimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).

Hukum joule menyatakan bahwa :

“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu
tertentu akan menimbulkan panas”.

Rumusnya yaitu : Q =V I t

Dimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt),

I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

5
B. Potensial Listrik Saraf

1. Potensial aksi sel

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

a. Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum

terjadinya potensial aksi.

b. Tahap Depolarisasi

Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga

banyak sekali ion NA mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal

sebesar -90mV akan hilang dan potensial meningkat dengan arah positif.

Keadaan ini disebut depolarisasi.

c. Tahap Repolarisasi

Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah

membran menjadi permeable terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup

dan saluran K terbuka lebih daripada normal. Kemudian difusi ion K yang

berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali potensial

membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi

membran.

Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan

kemudian kembali ke polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-

perubahan pada potensial membran sel. Perubahan tersebut adalah dari

negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian kembali lagi

menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang

6
disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan

dapat memicu aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat,

depolarisasi, repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar

5. Perubahan potensial tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi

sel. Ada lima fase dalam potensial aksi tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3.

Fase 4 adalah fase istirahat sel.

Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal

cepat) terbuka sehingga ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel.

Fase 1 adalah fase pada saat kanal potasium mulai membuka (dengan

lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal sodium terpicu-

tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal

lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini

disebut plateau. Fase 3 adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal

sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan serta membukanya kanal

potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

2. Potensial istirahat sel

Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel

terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell

resting potential). Potensial ini berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di

sisi luar membran sel. Dalam keadaan istirahat, di sisi dalam dan luar membran

sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan sodium, tetapi dengan

konsentrasi yang berbeda.

7
Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan

mempengaruhi potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat

pengaruh kedua jenis ion tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat

pengaruh masing-masing jenis ion tersebut secara sendiri-sendiri terlebih

dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya secara

bersamaan. Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion

potasium.

C. Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya.

Di bagian ini, kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat

potensial aksi tersebut menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot

atau unit motorik yang dirangsang secara elektris.

Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri

dari sebuah neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-

2000 serat otot (sel) yang terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial

istirahat pada membran serat otot mirip dengan potensial istirahat di serat saraf.

Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang bergerak sepanjang akson dan

ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot, menyebabkan serat otot

saling kontraksi.

Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron

dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978:

190).

8
Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada

sel otot atau hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis

maupun Neuromial Junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang

depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang

depolarisasi ini penting pada sel membran otot, karena pada waktu terjadi

depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/ bergetar/ berdenyut

menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal

mana otot akan mengalami relaksasi.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron

yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya

rangsangan penginderaan.

2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R =

V/I. Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

3. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang

menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential).

dan potensial istirahat saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar

membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial istirahat

sel (cell resting potential).

B. Saran

Makalah ini bukanlah sebuah makalah yang sempurna, baik dari segi

pembahasan maupun penyusunannya, oleh karena itu dibutuhkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.

Penulis juga menyarankan kepada pihak kampus agar dapat melengkapi

koleksi perpustkaaan, sehingga memudahkan mahasiswa dalam penyusunan tugas,

mengingat ada kalanya tugas yang diberikan memiliki tingkat materi yang susah dicari

teorinya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Gabriel J F.1996 “Fisika kedokteran “ Jakarta Buku Kedokteran EGC

Cameron Joh R dkk.2003 “Fisika Tubuh Manusia” Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai