Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIK/INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA DALAM

KOMUNITAS

DISUSUN OLEH :
1. Al Zulva Hafifah I. T. (P07120221023)
2. Dewi Candrawati (P07120221005)
3. Karmila Ismawati (P07120221007)
4. Ni Putu Widyantari (P07120221021)
5. Rifqi Fadhilauddin (P07120221003)
6. Salamatussa’diyah (P07120221001)
7. Salsabila Fadhila (P07120221008)
8. Yuli Krisnayanti S. (P07120221018)

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Praktik/Intervensi Keperawatan
keluarga dalam keperawatan ”.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada orang tua, bapak/ibu Dosen, serta teman-
teman yang telah membantu kami dalam
mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang telah
memberi kontribusi baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Kami sebagai penulis mengakui bahwa ada
banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa
kami harapkan demi kesempurnaan karya kami.
Semoga makalah ini dapat membawa pemahaman
dan pengetahuan bagi kita semua
tentang Praktik/Intervensi Keperawatan keluarga
dalam komunitas.

DIY, 5 oktober 2021


 
Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
D. Manfaat............................................................................................................................3
BAB II..........................................................................................................................................4
2.1 Pembekalan perawat terhadap cara mengelola tantangan kompleks dan mahal yang
dihadapi sistem perawatan kesehatan.......................................................................................4
2.2 Mengeksplorasi Pengalaman Hidup Pasien Dengan Perawatan Di rumah Dengan
Menggunakan Telenursing.......................................................................................................7
2.3 Bagaimana praktik keperawatan keluarga....................................................................9
BAB III......................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................17
3.2 Saran...........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantungan. Keluarga memiliki
pengaruh yang penting tehadap pembentukan identitas individu, status kesehatan
dan perasaan harga diri individu. Sistem pendukung yang vital bagi individu
adalah keluarga, dimana keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan anggota keluarga dengan menjalankan fungsi biologi, fungsi
pendidikan, fungsi psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi kesehatan.

Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan dan


kesimbangan antara anggota keluarga tidak terlepas dari lima tugas dalam
perawatan kesehatan keluarga yaitu; mampu mengenal masalah kesehatannya,
mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi kesehatannya, mampu
melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga yang memerlukan
bantuan keperawatan, mampu memodifikasi lingkungan sehingga menunjang
upaya peningkatan kesehatan, mampu memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan yang ada.

Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan


masyarakat secara optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah
kesehatan, memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat. Peran keluarga sebagai kelompok dapat
melakukan aktivitas pencegahan, memelihara, menimbulkan, memperbaiki
ataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam kelompok

1
/keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggota keluarganya, yang berarti keluarga menjadi faktor penentu
sehat-sakitnya anggota keluarga, yang akan berdampak pada munculnya
berbagai masalah kesehatan anggota keluarga.

Keluarga menjadi unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam


meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat, akan
tercipta komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah
anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain,
mempengaruhi sistem keluarga, komunitas setempat bahkan komunitas global.
Dengan demikian kesehatan dan kemandirian keluarga merupakan kunci utama
pembangunan kesehatan masyarakat (Ekasari 2008).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa fenomena yang telah ada, penulis ingin mengetahui
1. Bagaimana membekali perawat untuk mengelola tantangan kompleks dan
mahal yang dihadapi sistem perawatan kesehatan?
2. Bagaimana mengeksplorasi pengalaman Hidup Pasien dengan perawatan
dirumah dengan menggunakan telenursing?
3. Bagaimana praktik keperawatan keluarga?

C. Tujuan
 Tujuan Umum
Mengetahui ada Pengaruh Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga terhadap
Tingkat Kemandirian Keluarga dalam Perawatan Kesehatan Anggota
Keluarga.
 Tujuan Khusus

2
1. Mengidentifikasi tugas penerapan asuhan keperawatan keluarga
sehingga meningkatkan kemandirian pada anggota keluarga lansia.
2. Mengukur tingkat kemandirian keluarga dalam merawat anggota
keluarga.
3. Mengidentifikasi Praktik keperawatan keluarga dalam Komunitas .

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa keperawatan
Meningkatkan pengetahuan dan memberikan informasi tentang asuhan
keperawatan keluarga terhadap keluarga sehingga dapat menerapkan di
masyarakat dan seupaya mungkin untuk meneyelaraskan antara teori dan
praktek di lapangan.
2. Bagi Dinas Kesehatan
Sebagai salah satu informasi yang kemudian akan dipertimbangkan dalam
pengambilan kebijakan dengan meningkatkan upaya kesadaran keluarga
dalam merawat anggota keluarga.
3. Bagi Perawat
Sebagai bahan evaluasi dalam menerapkan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga sehingga untuk kedepanya perawat lebih berperan dalam
memanfaatkan dan meningkatakan SDM keluarga dalam perawatan
kesehatan.
4. Bagi responden
Sebagai informasi tentang kemandirian keluarga dalam perawatan kesehatan
sehingga dapat melakukan upaya-upaya promotif dan prefentiv terhadap
masalah kesehatan anggota keluarganya
5. Bagi Pihak Puskesmas
Sebagai bahan evaluasi dan tambahan informasi, agar lebih dapat
menerapkan lagi perawatan keluarga.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembekalan perawat terhadap cara mengelola tantangan kompleks


dan mahal yang dihadapi sistem perawatan kesehatan
Bentuk pelatihan dan dukungan baru diperlukan untuk membekali
perawat untuk mengelola tantangan kompleks dan mahal yang dihadapi
sistem perawatan kesehatan. Untuk memberikan bentuk pelatihan dan
dukungan yang tepat, kemitraan yang kuat melalui integrasi organisasi
diperlukan antara sekolah perawat dan organisasi perawatan kesehatan
(Wilcock,2011, P. 242). Integrasi antar organisasi mengacu pada kualitas
kolaborasi antara organisasi yang berbeda dan sektor yang berbeda dalam
masyarakat untuk meningkatkan kualitas layanan serta meningkatkan
efisiensi (Axelsson dan Axelsson,2006). Ini juga dapat meluas ke cara di
mana layanan diberikan dan bagaimana praktik diatur dan dikelola bersama
(Heathdkk., 2013).
Jenis utama dari integrasi antar organisasi adalah kerjasama dan
kolaborasi, meskipun istilah seperti jaringan, kemitraan, dan koalisi juga
digunakan untuk menjelaskan tingkat integrasi yang berbeda (Axelsson dan
Axelsson,2006). Kerjasama dan kolaborasi adalah proses berkelanjutan baik
pada tingkat individu maupun sistem di mana individu dituntut untuk terus-
menerus menegosiasikan batasan (Wihlman). dkk., 2008, P. 1). Integrasi
organisasi akademik dan perawatan kesehatan seringkali sulit dibangun
karena kurangnya kepercayaan dan rasa hormat dari kedua belah pihak
(Andrewdkk., 2008). Hal ini dapat mengakibatkan kesenjangan antara apa
yang diajarkan dan apa yang dipraktekkan, menghadirkan tantangan besar
bagi keperawatan sebagai sebuah profesi (Kitson, 2006; Mabendkk., 2006).

4
Pendidikan keperawatan kemudian dapat memiliki sedikit dampak langsung
atau langsung pada pencapaian tujuan perawatan pasien yang berkualitas
(Smith dan McCarthy,2010).
Solusi yang diusulkan termasuk mengintegrasikan penelitian akademis
dalam pengaturan praktik untuk meningkatkan penerapan praktik berbasis
bukti di seluruh keperawatan (Christiedkk., 2012). School of Nursing di
Amerika Serikat mendirikan Nursing Centers (NCs) pada dekade
sebelumnya sebagai salah satu pendekatan untuk menjembatani kesenjangan
antara pendidikan dan praktek (King, 2008). Pusat-pusat ini memiliki tiga
tujuan untuk mendidik mahasiswa perawat, menyediakan layanan perawatan
kesehatan dan melakukan penelitian yang memajukan perawatan kesehatan
(Pohldkk., 2007). Sebagai bagian dari perawatan kesehatan masyarakat dan
sistem pendidikan tinggi, NCs berusaha untuk mengintegrasikan praktik
keperawatan ilmiah, pendidikan dan penelitian untuk menyediakan layanan
perawatan kesehatan primer yang komprehensif untuk individu, keluarga
dan masyarakat (Boettcher,1996; Shiber dan D'Lugoff,2002;
Barkauskadkk., 2006).
Ada dua pendekatan utama untuk NC. Ini termasuk pendekatan yang
berfokus pada integrasi antara keperawatan dan organisasi lain
(Lundeen,1993; 1999) dan yang berfokus pada integrasi pelayanan
kesehatan, penelitian dan pendidikan (Newman, 2005). Sementara sebagian
besar makalah ini melaporkan integrasi praktik keperawatan, pendidikan
dan penelitian, ada sedikit informasi tentang kerangka integrasi atau
pendekatan khusus untuk pendidikan. Tukang gilingdkk. (2004)
mengusulkan bahwa rencana bisnis sebagai cetak biru untuk NC harus
digunakan untuk menentukan kelayakan layanan klinis, persyaratan
pengembangan fakultas, dan pengembalian yang diharapkan atas investasi
waktu dan sumber daya. Namun, sejauh ini belum ada publikasi lanjutan
yang mengindikasikan bahwa cetak biru ini telah dilaksanakan dan
dievaluasi.

5
Di Jawa Barat, Indonesia, model NC dikembangkan pada tahun 2002
oleh Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran (UNPAD) (Samba,
2002). Didefinisikan sebagai klinik yang dipimpin perawat, model ini
mengintegrasikan layanan perawatan kesehatan, pendidikan dan penelitian
melalui penggunaan yang optimal dari semua sumber daya potensial dalam
sistem perawatan kesehatan masyarakat (Samba,2007). Model NC di Jawa
Barat unik karena keterikatan pada puskesmas milik pemerintah merupakan
strategi integrasi utama. Ini menekankan peningkatan kualitas layanan,
pendidikan, dan hasil kesehatan Komunitas Kesehatan Masyarakat (CHN),
bagi orang-orang di masyarakat. NC ini merupakan proyek kerjasama
pertama antara institusi pendidikan keperawatan, pemerintah daerah, dinas
kesehatan provinsi, puskesmas ( Puskesmas) dan masyarakat di Indonesia.
Pada tahun 2016, terdapat 26 KN yang tersebar di 21 kota dan kabupaten di
Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2018, ini telah meningkat menjadi 36 NCs.
Salah satu masalah bagi NCs di seluruh dunia adalah keberlanjutan (Barger
dan Kline, 1993; Lonceng,2008). Dengan demikian, kemitraan organisasi
antara akademisi dan masyarakat diperlukan untuk menjaga keberlanjutan
NCs (Krothedkk., 2000). Namun, ada kekurangan kerangka konseptual
untuk membandingkan apa yang berhasil dan manfaat kemitraan bagi
pemangku kepentingan (Levine-Brilldkk., 2009; Corong dan Rogers,2011;
Leffer dan Mitchell, 2011). Selain itu, tidak ada indikator keberhasilan yang
jelas dan juga kurangnya cetak biru yang dapat digunakan untuk mengukur
efektivitas model (Levine-Brilldkk., 2009). Kurangnya indikator
pengukuran yang jelas cukup umum di organisasi yang memiliki keragaman
praktik dan berbagai pemangku kepentingan (Davies, 2004). Karena model
NC semakin banyak digunakan di Indonesia, kerangka kerja harus dibuat
untuk mengukur keberhasilannya dan mengidentifikasi area untuk
perbaikan. Makalah ini menyajikan penelitian yang mengidentifikasi
komponen inti NC di Jawa Barat, dan mengusulkan kerangka konseptual
yang dapat digunakan untuk penelitian dan evaluasi NC di Indonesia

6
Empat komponen utama NC diidentifikasi sebagai: (1) perawatan yang
berpusat pada klien sebagai landasan bersama untuk integrasi di NC; (2)
pendidikan keperawatan dengan pendekatan service learning; (3) NC
sebagai model untuk menghidupkan kembali layanan CHN; dan (4)
peningkatan pelayanan melalui kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Dikatakan bahwa semua komponen ini perlu beroperasi di
lingkungan yang kondusif seperti perasaan dihargai untuk mengembangkan
fungsionalitas NC. Dalam kerangka ini, ada hubungan antara pendidikan
keperawatan dan pemangku kepentingan pusat kesehatan masyarakat
melalui pembelajaran perawatan dan pelayanan terpadu yang
memungkinkan kolaborasi dan integrasi yang lebih besar di NC. Kolaborasi
dan integrasi yang lebih besar di NC ini, pada gilirannya, akan mengarah
pada fungsi NC yang lebih efektif.

2.2 Mengeksplorasi Pengalaman Hidup Pasien Dengan Perawatan Di


rumah Dengan Menggunakan Telenursing.

Perawatan di rumah adalah salah satu tugas penting perawat, yang dapat
dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, metode perawatan
di rumah adalah salah satu tugas penting perawat, yang dapat dilakukan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Metode in-absentia seperti
perawatan jarak jauh melalui teknologi digunakan untuk memberikan
layanan perawatan yang diperlukan dan adil kepada pasien yang berada di
rumah dan tidak memiliki akses ke beberapa layanan tertentu. Perawat dapat
menggunakan teknologi yang tersedia seperti handphone, komputer dan
aplikasi komunikasi yang sudah ada seperti Instagram, WhatsApp dan
Telegram agar dapat terus merawat dan memberikan pelayanan asuhan yang
berkelanjutan. Dimungkinkan juga untuk mengelola dan memberikan
layanan perawatan melalui penggunaan program e-learning yang telah

7
dibuat sebelumnya seperti Medscape atau membuat program pelatihan yang
dapat diinstal pada perangkat elektronik.
Telenursing melibatkan penggunaan alat dan fasilitas teknologi untuk
menyediakan layanan kesehatan jarak jauh.Saat ini, penggunaan teknologi
tidak bisa dihindari dalam kehidupan manusia sehingga dapat digunakan
secara efektif dalam situasi kritis yang berbeda. Telenursing menyediakan
akses ke layanan kesehatan, yang dapat mempengaruhi kondisi pasien jarak
jauh. Pelayanan keperawatan yang dilakukan di telenursing meliputi triase
pasien, manajemen gejala, edukasi dan kontrol penggunaan alat perawatan
seperti kapsul oksigen dan masker melalui telepon dan di rumah. Konseling,
pendidikan, diagnosis dan catatan informasi pasien juga dimungkinkan
melalui telenursing. Di antara keuntungan telenursing, dapat disebutkan
perawatan yang adil dan akses yang berkelanjutan ke layanan jarak jauh.
Telenursing juga efektif untuk telekomunikasi dan penggunaan teknologi
untuk daerah yang tidak terjangkau seperti desa.Telenursing dan
penggunaan teknologi semakin berkembang dalam asuhan keperawatan
jarak jauh. Memahami pengalaman pasien akan membantu kita bagaimana
menggunakan telenursing untuk menyelidiki hambatan dan fasilitatornya.
Penerapan telenursing memberikan dampak positif terhadap berbagai
pihak seperti pasien, perawat dan pemerintah. Namun hal ini harus
didukung oleh keterampilan dan pengetahuan perawat itu sendiri. Perawat
harus memiliki pengetahuan tentang komunikasi yang cukup dalam
penerapan telenursing karena dalam pelaksanaannya perawat akan
dihadapkan dengan berbagai tipe pasien yang hanya kita kenal melalui dunia
maya atau komunikasi jarak jauh. Komunikasi yang baik akan berdampak
pada perasaan sehingga setiap perkataan akan mudah untuk didengar dan
dipahami. Dengan demikian klien dan keluarganya akan termotivasi untuk
mengikuti saran perawat. Sebuah komunikasi yang berpusat pada klien
adalah teknik pendekatan yang disukai dalam rangka membina hubungan
antara klien dan tenaga professional.

8
Tujuan dari telenursing tidak untuk membentuk diagnosis medis
melainkan lebih fokus pada informasi, dukungan, dan meningkatkan
pengetahuan. Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring,
memberikan pendidikan kesehatan, follow up, pengkajian dan pengumpulan
data, melakukan intervensi, memberikan dukungan pada keluarga serta
perawatan yang inovatif dan kolaborasi.
Selain itu dalam penerapan telenursing, perawat melakukan pengkajian
lanjutan, perencanaan, intervensi, dan evaluasi terhadap hasil perawatan.
Untuk menerapkan telenursing di Indonesia secara maksimal tentu saja
ada beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain sumber daya manusia
kesehatan yang mengerti teknologi, sarana dan prasarana teknologi
informasi yang memadai, tersedianya panduan dan standar praktek, adanya
kode etik dan suatu badan yang akan mengatur praktek telenursing dengan
profesi kesehatan yang lain sebagai bagian dari praktek telehealth. Indonesia
merupakan negara kepulauan yang sangat sesuai untuk pengaplikasian
telenursing sebagai jawaban atas permasalahan kurang meratanya pelayanan
kesehatan di wilayah Indonesia, tetapi tentu saja pemerintah dan organisasi
profesi harus membuat regulasi yang akan mengatur praktek telenursing,
yaitu membuat standar praktek, kode etik, protokol dan panduan telenursing
di Indonesia.

2.3 Bagaimana praktik keperawatan keluarga.

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang


diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini
bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan
yang berkualitas sangat dipengaruhi atau bergantung kepada pengakajian
keperawatan yang tepat. Pengkajian yang dilakukan secara tepat dan

9
sistematis akan mendapatkan informasi yang akurat dan mendalam, terfokus
dan berkualitas. Pengkajian keperawatan keluarga merupakan suatu tahapan
ketika perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang
keluarga. Pengkajian juga merupakan langkah awal dari pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Agar diperoleh data yang akurat dan sesuai dengan
keadaan keluarga, perawat hendaknya menggunakan bahasa ibu (bahasa yang
digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana.
Pengumpulan data dari keluarga dapat menggunakan metode wawancara,
observasi fasilitas dalam rumah, pemeriksaan fisik anggota keluarga dengan
menggunakan data sekunder seperti hasil laboratorium, foto rontgen, dsb.
Pada kegiatan pengkajian ada beberapa tahap yang harus anda lakukan,
pertama anda membina hubungan baik dengan keluarga, kemudian lakukan
pengkajian awal untuk menemukan data sekunder atau data dari unit
pelayanan kesehatan. Kemudian lakukan pengkajian lanjutan untuk
memperoleh data yang lebih lengkap.
Setelah melaksanakan praktik pengkajian keperawatan keluarga dengan
benar, maka pada akhir kegiatan praktik diharapkan mampu :
1. Menerapkan berbagai konsep dan ilmu yang terkait dengan praktik
keperawatan keluarga.
2. Melaksanakan pengkajian keperawatan keluarga melalui wawancara.
3. Melaksanakan pengkajian keperawatan keluarga melalui pemeriksaan fisik
dan observasi.

Praktik asuhan keperawatan keluarga dimulai dengan pengkajian.


Persiapan yang harus anda lakukan dalam mengkaji keluarga terdiri dari alat-
alat tulis untuk pencatatan termasuk format pengkajian dan alat-alat untuk
pemeriksaan anggota keluarga. Alat-alat yang perlu disiapkan adalah :
1. Format pengkajian keluarga
2. PHN kit, yang berisi :
a. Tensimeter

10
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Dan lain-lain.

Setelah terbina rasa saling percaya, mulailah melakukan pengkajian


keperawatan keluarga dengan teknik wawancara menggunakan format
pengkajian keluarga seperti pada lampiran 1 dari panduan ini dengan
langkah-langkah :
1. Berikan salam dan sampaikan maksud serta tujuan anda.
2. Tanyakan nama kepala keluarga, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin,
agama, suku, bahasa yang digunakan sehari-hari, pekerjaan, alamat
lengkap, tanyakan jarak antara rumah dengan tempat pelayanan yang
kesehatan terdekat misalnya Rumah sakit, Puskesmas atau balai
pengobatan swasta. Tanyakan juga alat transportasi yang biasa digunakan
keluarga.
3. Kemudian setelah itu lakukan wawancara untuk mendapatkan informasi
tentang data anggota keluarga. Mulailah dengan menanyakan nama istri
atau suami, nama anak anaknya, dan orang yang tinggal serumah dengan
kepala keluarga. Pertanyaan yang diajukan seputar, nama, umur, jenis
kelamin, hubungan dengan kepala keluarga, pendidikan, pekerjaan, suku
bangsa, dan status imunisasi. Catat informasi tersebut ke dalam data
anggota keluarga.
4. Selanjutnya lakukan pengukuran tinggi badan, berat badan dan indeks
masa tubuh untuk menilai status gizi anggota keluarga. untuk
mengidentifikasi kecukupan gizi anggota keluarga, hitunglah dengan
rumus indeks massa tubuh (IMT) = BB (kg)/TB2 (meter). Setelah
diperoleh hasil perhitungan IMT, maka buat klasifikasinya dengan
berpedoman pada tabel di bawah ini.

IMT Klasifikasi

11
< 17 Sangat kurus
17,0 – 18,5 Kurus
18,6 – 24,9 Normal
25,0 – 29,9 Gemuk
30,0 – 34,9 Obesitas level I
35,0 – 39,9 Obesitas level II
> 40 Obesitas level III

5. Setelah mendapatkan klasifikasi indeks massa tubuh, kemudian lakukan


pemeriksaan tanda-tanda vital seperti; tekanan darah, denyut nadi dan suhu
tubuh seluruh anggota keluarga. Kemudian lanjutkan wawancara dengan
menggali data tentang status imunisasi dari seluruh anggota keluarga, alat
bantu (protesa) yang digunakan, misalnya alat bantu dengar, tongkat dan alat
bantu lainya yang mungkin digunakan oleh anggota keluarga dan perlu
menggali informasi tentang riwayat penyakit/alegi, penampilan umum dan
status kesehatan saat ini dari semua anggota keluarga. Catat semua informasi
yang anda dapatkan ke dalam format pengkajian keperawatan keluarga.
6. Setelah pengumpulan data keluarga selesai, kemudian lanjut dengan
pengkajian tahap dan riwayat perkembangan keluarga. Dengan melihat umur
kepala keluarga dan anak-anak yang dimilikinya, anda dapat mengidentifikasi
tahap perkembangan keluarga. Misalnya; keluarga dengan anak pertama
berusia 10 tahun, maka tahap perkembangan keluarganya adalah keluarga
dengan anak usia sekolah.
7. Kemudian kajilah struktur keluarga yang meliputi pola komunikasi, peran
dalam keluarga dan nilai-nilai keluarga. Untuk pengkajian pola komunikasi,
tanyakan bagaimana proses komunikasi dalam keluarga, apakah komunikasi
antar anggota keluarga berjalan dengan baik sehingga tidak terjadi konflik
akibat adanya miss komunikasi. Bila terjadi konflik akibat komunikasi yang

12
tidak baik, maka pola komunikasi tidak berfungsi. Untuk mengkaji peran
dalam keluarga, gali informasi tentang peran setiap anggota keluarga, apakah
setiap anggota keluarga dapat menjalankan perannya seperti; peran ayah
sebagai pencari nafkah, peran ibu sebagai pendidik anak-anaknya, dan lain
sebagainya. Struktur peran bermasalah apabila masing-masing anggota
keluarga tidan dapat menjalannya perannya. Nilai-nilai keluarga dapat anda
kaji dengan menanyakan tentang nilai budanya yang dianut keluarga terutama
yang mempengaruhi kesehatan. Nilai keluarga yang tidak ada konflik apabila
semua anggota keluarga menganut nilai yang sama, sedangkan nilai norma
yang ada konflik apabila masing-masing anggota keluarga mempunyai nilai
yang berbeda.
8. Selanjutnya lakukan pengkajian terhadap fungsi keluarga yang meliputi;
a. Fungsi afektif keluarga dapat anda kaji dengan mengamati bagaimana anggota
keluarga berinteraksi, apakah hubungan saling akrab dan saling
memperhatikan antar anggota keluarga. Fungsi afektif keluarga tidak
berfungsi jika antar anggota keluarga tidak ada perhatian dan mengutamakan
kepentingannya sendiri-sendiri.
b. Fungsi sosial dapat anda kaji dengan mengamati bagaimana keluarga
menanamkan disiplin, penghargaan dan hukuman bagi anggota keluarga,
interaksi antar anggota keluarga dan anggota keluarga dengan lingkungan.
Fungsi sosial tidak berfungsi jika inetraksi antar anggota keluarga dan
lingkungan kurang atau tidak baik.
c. Fungsi ekonomi dikaji dengan menanyakan apakah keluarga dapat memenuhi
kebutuhan anggota keluarga dengan pendapatan yang ada. Fungsi ekonom
kurang baik apabila keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga.
9. Lanjutkan dengan pengkajian pola koping keluarga. Dapatkan informasi
mengenai bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang penuh dengan
stres, strategi koping apa yang digunakan oleh keluarga. Pola koping
dikatakan efektif bila keluarga mampu mengatasi stressor dengan berbagai

13
upaya yang positif. Sedangkan koping yang tidak efektif apabila keluarga
tidak mampu mengatasi stressor dengan berbagai upaya yang positif
(misalnya pasrah, menghindar, menyalahkan orang lain, marah).
10. Selanjutnya lakukanlah pengkajian terhadap data penunjang keluarga. anda
dapat melakukan pengkajian data penunjang keluarga dengan cara
mencocokkan dengan mencoret kata yang tidak sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya, seperti ;
 Kondisi Rumah: Type rumah : permanen/semi permanen, Lantai: tanah/
 plester/keramik, lainnya…... sebutkan...., Kepemilikan rumah : sendiri / sewa.
 Ventilasi : Cukup/Kurang
 Pencahayaan Rumah : Baik/ Tidak
 Saluran Buang Limbah : Baik /Cukup/Kurang
 Sumber Air Bersih : Sehat/Tidak Sehat
 Jamban Memenuhi Syarat : Ya/Tidak
 Tempat Sampah: Ya/Tidak
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Anggota Keluarga 8m2/orang :
Ya/Tidak.

Kemudian kaji juga tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS)
 Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Ya/ Tidak*
 Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya/ Tidak
 Jika ada balita, Menimbang balita tiap bln : Ya/ Tidak
 Menggunakan air bersih untuk makan & minum: Ya/ Tidak.
 Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri: Ya/ Tidak
 Mencuci tangan dengan air bersih & sabun : Ya/ Tidak
 Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya : Ya/ Tidak
 Menjaga lingkungan rumah tampak bersih : Ya/ Tidak
 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari : Ya/ Tidak

14
 Menggunakan jamban sehat : Ya/ Tidak
 Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Ya/ Tidak

Untuk selanjutnya, lakukan pengkajian terhadap kemampuan keluarga


melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota keluarganya. Gali informasi
keluarga dengan pertanyaan-pertenyaan berikut ini dengan mencontreng
(memberi tanda checklist) pada kotak yang sesuai dengan kondisi sebenarnya.
1. Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:  Ada
 Tidak ada, karena ................................................
2. Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya :  Ya  Tidak
3. Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya:  Ya  Tidak
4. Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang
dialami anggota dalam keluarganya :  Ya  Tidak
5. Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :  Ya  Tidak.
6. Dan lain-lain

Setelah kegiatan pengkajian keluarga, kumpulkan bahan-bahan yang diperlukan


untuk menyusun laporan. Laporan disusun sesuai dengan urutan-urutan dalam
pengkajian. Pengkajian keperawatan keluarga melalui wawancara merupakan
suatu proses komunikasi antara perawat dengan keluarga. Mengidentifikasi
faktor positif dan negative yang berbenturan dengan masalah kesehatan dari
keluarga hingga sumber daya yang dimiliki keluarga. Metoda pengumpulan data
bervariasi bisa wawancara, observasi, pengukuran dan pemeriksaan fisik.
Sumber data: keluarga dan anggota keluarga. Yang perlu dikaji data keluarga
yang meliputi; nama kepala keluarga, data anggota keluarga, data penunjang
keluarga. Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan

15
anggota keluarga. Kemandirian keluarga, Data pengkajian individu yang sakit
yang meliputi, dan data penunjang individu yang sakit; hasil pemeriksaan
laboratorium, radiologi, USG, dsb.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bentuk pelatihan dan dukungan baru diperlukan untuk membekali perawat untuk
mengelola tantangan kompleks dan mahal yang dihadapi sistem perawatan kesehatan.
Untuk memberikan bentuk pelatihan dan dukungan yang tepat, kemitraan yang kuat
melalui integrasi organisasi diperlukan antara sekolah perawat dan organisasi
perawatan. Integrasi antar organisasi mengacu pada kualitas kolaborasi antara organisasi
yang berbeda dan sektor yang berbeda dalam masyarakat untuk meningkatkan kualitas
layanan serta meningkatkan efisiensi. Ini juga dapat meluas ke cara di mana layanan
diberikan dan bagaimana praktik diatur dan dikelola bersama.
Salah satunya perawatan di rumah. metode perawatan di rumah adalah salah satu
tugas penting perawat, yang dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Metode in-absentia seperti perawatan jarak jauh melalui teknologi digunakan
untuk memberikan layanan perawatan yang diperlukan dan adil kepada pasien yang
berada di rumah dan tidak memiliki akses ke beberapa layanan tertentu Agar diperoleh
data yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat hendaknya
menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan sederhana.
Pengumpulan data dari keluarga dapat menggunakan metode wawancara, observasi
fasilitas dalam rumah, pemeriksaan fisik anggota keluarga dengan menggunakan data
sekunder seperti hasil laboratorium, foto rontgen, dsb.

3.2 Saran
Disarankan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang
praktik/intervensi keperawatan keluarga dalam komunitas. Setelah mengetahui tentang
Pratik/intervensi keperawatan keluarga dalam komunitas yang telah diuraikan dalam
makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami praktik/intervensi keperawatan
ini.

17
PERTANYAAN DAN NAMA PENYANYA
1. NAMA : HALIMATUS’SYADIYAH
NIM : P07120221014
PERTANYAAN : Telenursing di indonesia kan perlu di siapkan,nah
persiapan apa yg sudah dilakukan indonesia sejauh ini tentang telenursing?
JAWABAN : Teleneursing dapat diterapkan dirumah, rumah sakit
melalui pusat teleneursing dan melalui unit mobil. Telepon trise dan home care
berkembang sangat pesat dalam aplikasi teleneursing. Didalam home cace
perawat menggunakan system monitor parmeter fsiologiseperti tekanan darah,
glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui system
interaktif video,pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun
video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana
mengganti baju,memberikan injeksi insulin, atau diskusi tentang sesak nafas.
Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit
kronikdan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopoluner dan
persyarafan. Teleneursing membantu pasien berpartisipasi aktif di dalam
perawatan,khususnya dalam managemen penyakit kronis. Hal ini juga
mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan
dukungan secara online. Penerapan telenursing di Indonesia telah dilakukan
namun belum berjalan dengan baik karena keterbatasan sumber daya, sarana dan
prasarana serta belum maksimalnya dukungan dari pemerintah dan pada
penggunaannya, aplikasi telenursing di lapangan juga mengalami beberapa
hambatan atau kekurangan yaitu tidak dapat melihat pasien, adanya dilema etis,
kesulitan teknologi, kurang kontak dengan pasien secara langsung, privasi,
keamanan dan kerahasiaan, perlu bantuan teknis dan adanya biaya peralatan
tinggi
2. NAMA : DIANA INDAH
NIM : P07120221049

18
PERTANYAAN : Bagaimana cara mengatasi jika pasien
mengisi/memberikan data pada proses pengkajian dan pengumpulan data tidak
sesuai dengan kondisi sebenarnya?
JAWABAN : Kewajiban Pasien Perlu Anda ketahui terlebih dahulu
mengenai yang dimaksud dengan pasien dalam Pasal 1 angka 2 Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2018 tentang Kewajban Rumah Sakit dan
Kewajiban Pasien (“Permenkes 4/2018”) adalah setiap orang yang melakukan
konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung, di rumah sakit.
Kewajiban pasien, yaitu:[1] mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit;
menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab; menghormati hak
pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan serta petugas lainnya yang
bekerja di rumah sakit; memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat
sesuai dengan kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan
yang dimilikinya; mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga
kesehatan di rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk
penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya; dan memberikan imbalan
jasa atas pelayanan yang diterima. Jika Pasien Bohong tentang Informasi
Kesehatan Mengingat pasien berkewajiban untuk memberikan informasi yang
jujur dan lengkap tentang masalah kesehatannya, maka bagi pasien yang
berbohong tentang informasi seputar kesehatannya dapat dikenai jerat hukum.
3. NAMA : SAGITA WIDYA ASHARI
NIM : P07120221025

19
PERTANYAAN : Dalam keperawatan keluarga itu dibekali proses
pengkajian langkah langkah dll. apakah proses tersebut efektif dilakukan pada
masa pandemi?
JAWABAN : Tahapan pengkajian itu termasuk dalam proses askep,
jadi tahap pengkajian itu efektif dalam masa pandemi karena termasuk dalam
tahapan askep

DAFTAR PUSTAKA

Kord.zeinab.Fereidouni. zhila.mirzaee Mohammad saeed. (2021). perawatan rumah


telenursing dan COVID-19 : studi kualitatif.hal 3

Fadhila.Rizka (2020). penerapan telenursing dalam pelayanan kesehatan:


Literature Riview. Hal 83

Kemenkes (2017). Praktik Klinik Keluarga dan komunitas komprehensif. Diakses


tanggal 13 Oktober 2021 dari http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Praktik-Klinik-Keluarga-dan-komunitas-
komprehensif.pdf

20
21

Anda mungkin juga menyukai