Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN PRAKTIK STASE KEPERAWATAN KELUARGA

DI RW 10 RT 11 NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

YUNUS HARIANTO

NIM : 2004067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA

2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini Telah Diteliti dan Disetujui oleh
Preceptor Akademik STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.

Yogyakarta, Maret 2021

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Profesi Ners Pembimbing Akademik

(Ethic Palupi, S. Kep., Ns., MNS) (Mei Rianita Elfrida Sinaga, S.Kep., Ns., M.Kep)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Kasih
karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan Asuhan
Keperawatan Keluarga pada Ny. S dengan Vertigo di RW 10 RT 11 Ngestiharjo
Kasihan Bantul Yogyakarta . Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat lulus stase keperawatan keluarga program profesi ners di Stikes Bethesda
Yakkum Yogyakarta. Selama proses penyusunan laporan ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN, selaku Ketua STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta
2. Ibu Ethic Palupi, S. Kep., Ns., MNS, selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi
Ners
3. Ibu Mei Rianita Elfrida Sinaga, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing
akademik
4. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah banyak
berperan serta dalam membantu penyelesaian laporan ini
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Yogyakarta, Maret 2021

Yunus Harianto

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan .............................................................................................2
C. Manfaat............................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................4
A. Konsep Keluarga..............................................................................4
B. Konsep Tumbuh Kembang Keluarga...............................................15
C. Asuhan Keperawatan Keluarga........................................................17
D. Konsep Medis Vertigo.....................................................................21
BAB III PENGAMATAN KASUS..................................................................25
A. Pengkajian........................................................................................25
B. Analisa Data.....................................................................................35
C. Prioritas Masalah..............................................................................35
D. Diagnosa Keperawatan....................................................................36
E. Nursing Care Plan............................................................................37
F. Catatan Perkembangan.....................................................................44
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................51
A. Pengkajian........................................................................................51
B. Perumusan Diagnosa........................................................................52
C. Perencanaan......................................................................................52
D. Intervensi..........................................................................................52
E. Evaluasi............................................................................................53
BAB V PENUTUP...........................................................................................54
A. Kesimpulan......................................................................................54

iv
B. Saran.................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang penulisan

Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
mempunya ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial,
peran dan tugas (Allender dan Spradley, 2001 dalam Susanto, 2012). Keluarga
menjadi tempat sentral bagi pertumbuhan dan perkembangan individu,
sehingga keluarga menjadi salah satu aspek terpenting dari keperawatan.
Keberadaan keluarga yang dinamis di lingkungan komunitas tersebut
memerlukan pengawasan dan fasilitasi yang baik dari aspek kesehatan.
Ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan keluarga dalam
memfasilitasi tugas perkembangan dan melaksanakan tugas kesehatan
keluarga akan mengakibatkan keluarga mengalami keadaan maladaptif dalam
mencapai kemandirian keluarga. Permasalahan kesehatan keluarga saat ini di
Indonesia sangat kompleks. Keluarga di Indonesia mengalami masalah pada
pertumbuhan dan perkembangan keluarga serta permasalahan keluarga yang
beresiko ataupun rentan terhadap permasalahan kesehatan. Hal ini
memerlukan peranan perawat keluarga dalam memberikan dukungan
perawatan keluarga.

Peran perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan


dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas
perawatan kesehatan keluarga. Peran keluarga dalam asuhan keperawatan
keluarga lebih difokuskan untuk menjalankan lima tugas keluarga, yaitu
mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat, memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat, dan
memepertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan
masyarakat.
7

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada sistem


keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggotanya di
sepanjang waktu. Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau
kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahap tersebut dapat dilalui dengan
sukses. Tahap perkembangan keluarga usia lanjut diantaranya
mempertahankan susasana rumah yang menyenangkan, adaptasi dengan
perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan,
mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat, mempertahankan
hubungan dengan anak dan sosial masyarakat, melakukan life review.
Keluarga Tn. A merupakan tipe keluarga nuclear yaitu keluarga inti yang
terdiri dari suami, istri, dan anak. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa Ny.
S memiliki riwayat penyakit vertigo, oleh sebab itu penulis tertarik untuk
mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn. A sebagai
keluarga binaan.

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan Umun
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya secara mandiri
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. A dengan
penyakit vertigo
b. Membantu keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
c. Membantu keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan
yang tepat
d. Membantu keluarga untuk melakukan perawatan pada anggota
keluarga yang sakit
e. Membantu keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang sehat
bagi keluarga
8

f. Membantu keluarga untuk dapat menggunakan sumber di masyarakat


guna memelihara kesehatan
C. Manfaat penulisan

1. Menjadi bahan pertimbangan bagi keluarga dalam menyelesaikan masalah


kesehatan yang terjadi
2. Menjadi laporan pertanggungjawaban asuhan keperawatan keluarga yang
dilakukan oleh preceptee.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing (Suprajitno, 2012).

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendi, 2011).

2. Struktur Keluarga
Menurut Suprajitno (2012), keluarga memiliki struktur yang dikepalai
oleh kepala keluarga, yaitu:
a. Patrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah
b. Matrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu
c. Matrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami
e. Keluarga kawinan: hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

9
3. Ciri-Ciri Keluarga
Menurut Effendi (2011), ciri-ciri keluarga adalah:
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam satu atap yang mempunyai
hubungan yang intim, pertalian darah/ perkawinan
c. Terorganisasi di bawah asuhan kepala rumah tangga (biasanya bapak
atau ibu atau keluarga lain yang dominan) yang saling berhubungan
dengan satu dengan lainnya, saling bergantung antar anggota
keluarga
d. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing
yang dikoordinasikan oleh kepala keluarga
e. Mempunyai keunikan masing-masing serta nilai dan norma hidup
yang didasari sistem kebudayaan
f. Mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya misalnya
dalam hal kesehatan keluarga

4. Macam-Macam Struktur/Tipe/Bentuk Keluarga


Menurut Effendi (2011), tipe-tipe keluarga meliputi:
a. Tradisional
1) The nuclear family (keluarga inti): Keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak
2) The dyad family : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
3) Keluarga usila: Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah
tua dengan anak sudah memisahkan diri.
4) The childless family: Keluarga tanpa anak karena terlambat
menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang
disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada
wanita.
5) The extended family (keluarga luas/besar): Keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti

10
nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll).
6) The single-parent family (keluarga duda/janda): Keluarga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
7) Commuter family: Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang
tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat akhir pekan (week-end).
8) Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi
atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
9) Kin-network family: Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam
satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan
barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya: dapur, kamar
mandi, televisi, telpon, dll)
10) Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda
yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya
11) The single adult living alone / single-adult family: Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
b. Non Tradisional
1) The unmarried teenage mother: Keluarga yang terdiri dari orang
tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2) The stepparent family: Keluarga dengan orangtua tiri
3) Commune family: Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama

11
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family: Keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
5) Gay and lesbian families: Seseorang yang mempunyai persamaan
sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital
partners)
6) Cohabitating couple: Orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
7) Group-marriage family: Beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family: Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
9) Foster family: Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua
anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya
10) Homeless family: Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
11) Geng: Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.

12
5. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menurut Effendi (2011), meliputi:
a. Peranan ayah: Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak: Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan
spiritual.

6. Fungsi Keluarga
Menurut Suprajitno (2012), fungsi keluarga meliputi:
a. Fungsi biologis:
1) Meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis:
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi:
1) Membina sosialisasi pada anak.

13
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi ekonomi:
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di
masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).
e. Fungsi pendidikan:
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

7. Tipe dan Bentuk Keluarga


Pembagian tipe keluarga menurut Effendi (2011), yaitu:
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri
dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau
keduanya.
b. Keluarga besar (Extented Family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah
(kakek, nenek, paman, bibi).
c. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
1) Keluarga duda/janda (Single famili), adalah keluarga yang terjadi
karena perceraia/kematian.

14
2) Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga
yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
3) Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang
menjadi satu tanpa pernikahan membentuk satu keluarga.

8. Peran keluarga
Peran formal keluarga menurut Suprajitno (2011) antara lain:
a. Peran parental dan perkawinan
Ada 8 peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai
suami-ayah dan istri-ibu antara lain yaitu, peran sebagai provider
(penyedia), peran sebagai rumah tangga, peran perawat anak, peran
perawatan anak, peran rekreasi, peran persaudaraan/kinshin
(memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal), peran
terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif pasangan), peran seksual.
Peran perkawinan. Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu
hubungan perkawinan yang kokoh itu sangat penting. Anak-anak
terutama dapat mempengaruhi membentuk suatu koalisi dengan anak.
Memelihara suatu hubungan perkawinan yang memuaskan merupakan
salah satu tugas perkembangan yang vital dari keluarga.

Peran informal keluarga menurut Suprajitno (2011), antara lain:


1) Pengharmonis: Menengahi perbedaan yang terdapat di antara
para anggota, menghibur dan menyatukan kembali perbedaan
pendapat.
2) Insiator-kontributor: mengemukakan dan mengajukan ide-ide
baru atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-
tujuan kelompok.
3) Pendamai: merupakan salah satu dari bagian dari konflik dan
ketidaksepakatan, pendamai menyatakan kesalahannya, atau
menawarkan penyelesaian “setengah jalan”.

15
4) Perawat keluarga: Orang yang terpanggil untuk merawat dan
mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.
5) Koordinator keluarga: Mengorganisasi dan merencanakan
kegiatan-kegiatan keluarga, berfungsi mengangkat keterikatan/
keakraban.

9. Tugas Kesehatan Keluarga


Tugas kesehatan keluarga menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno
(2011), yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan
Mengenal masalah kesehatan dalam mengenal masalah kesehatan
nyeri sendi karena kurangnya pengetahuan tentang nyeri sendi dan
rasa takut akibat masalah yang di ketahui.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan di sebabkan
oleh tidak memahami mengeni sifat, berat, dan luasnya masalah,
maslah tidak begitu menonjol dan tidak sanggup memcahkan masalah
kurang pengetahuan tentang nyeri sendi.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit nyeri sendi di karenakan oleh ketidak mampuan tentang
penyakit, misal penyebab, gejala, penyebaran, dan perawatan
penyakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
Di karenakan oleh keluarga dapat melihat keuntungan dan manfaat
pemeliharaan lingkungan rumah, dan ketidak tahuan tentang usaha
penyakit nyeri sendi.
e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas
kesehatan masyarakat. Ketidakmampuan keluarga menggunakan
sumber di masyarakat guna memelihara kesehatan di sebabkan

16
keluarga tidak memahami keuntungan yang di peroleh dan tidak ada
dukungan dari masyarakat.
10. Tahap-Tahap Kehidupan/ Perkembangan Keluarga.
Tahapan perkembangan keluarga menurut Friedman (1998) dalam
Suprajitno (2011), meliptui:
a. Pasangan baru (keluarga baru): Keluarga baru dimulai saat masing-
masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga
melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga
masing-masing. Tugas keluarga pasangan baru:
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok
social.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama): Keluarga yang
menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak
pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan. Tugas
keluarga kelahiran anak pertama adalah:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah: Tahap ini dimulai saat kelahiran
anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.
Tugas keluarga dengan anak pra sekolah adalah:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di
luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

17
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah: Tahap ini dimulai saat anak masuk
sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.
Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk.
1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja: Dimulai pada saat anak pertama
berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian,
yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung
jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa. Tugas keluarga anak remaja:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan): Tahap ini dimulai pada
saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari

18
jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
g. Keluarga usia pertengahan: Tahap ini dimulai pada saat anak yang
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah
satu pasangan meninggal.
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut: Tahap terakhir perkembangan keluarga ini
dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah
satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal.
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
6) Perawatan Kesehatan Keluarga

11. Tingkat Kemandirian Keluarga


Adapun tingkat kemandirian keluarga menurut Riasmini (2017) dalam
IPPKI dilihat dari tujuh kriteria kemampuan yang telah dicapai oleh
keluarga yaitu :
a. Kriteria 1 : Keluarga menerima perawat

19
b. Kriteria 2 : Keluarga menerma pelayanan kesehatan sesuai rencana
keperawatan keluarga
c. Kriteria 3 : Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah
kesehatannya secara benar
d. Kriteria 4 : Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan pelayanan
kesehatan sesuai anjuran
e. Kriteria 5 : Keluarga melakukan tindakan keperawatan sederhana
yang sesuai anjuran
f. Kriteria 6 : Keluarga melakukan tindakan pencegahan secara aktif
g. Kriteria 7 : Keluarga melakukan tindakan promotif secara aktif

Tingkat kemandirian keluarga


Tingkat Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria
kemandirian 1 2 3 4 5 6 7
Tingkat 1 V V
Tingkat 2 V V V V V
Tingkat 3 V V V V V V
Tingkat 4 V V V V V V V

B. Konsep Tumbuh Kembang Keluarga


Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan kemajuan
keterampilan. Perkembangan adalah kemampuan da keterampilan yang
dimiliki individu untuk beradaptasi dengan lingkungan. Perkembangan
merupakan aspek perilaku dari pertumbuhan.
Achjar (2010) mengemukakan perkembangan masa dewasa dibagi menjadi :
1. Dewasa Muda (20-40 tahun)
Dewasa muda disebut sebagai individu yang matur. Mereka sudah dapat
memilul tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan mengharapkan
yang sama dari orangtua. Meeka mebghadapi berbagai tugas dalam hidup
dengan sikap realistis dan dewasa, membuat keputusan dan
bertanggungjawab atas keputusan tersebut.
a. Perkembangan Fisik

20
Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20an.
Semua sistem pada tubuh (seperti kardiovaskuler, penglihatan,
pendengaran dan reproduktif) juga berfungsi pada badan dan masa otot
dapat berubah akibat diet dan olahraga.
b. Perkembagan psikososial
Individu masa muda, menghadapi sejumlah pengalaman serta
perubahan gaya hidup yang baru saar beranjak dewasa, mereka harus
membuat pilihan mengenai pendidikan, pekerjaan, perkawinan,
memulai rumah tangga dan untuk membesarkan anak. Beberapa
perkembangan psikososial pada dewasa muda yaitu :
1) Berada pada tahap genital, yaitu ketika energi diarahkan untuk
mencapai hubungan seksual yang matur.
2) Memiliki tugas perkembangan berikut :
a) Memilih pasangan
b) Belajar untuk hidup bersama pasangan
c) Membentuk sebuah keluarga
d) Membesarkan anak
e) Mengatur rumah tangga
f) Memulai suatu pekerjaan
g) Memikul tanggung jawab sebagai warga negara
h) Menemukan kelompok sosial yang cocok
2. Dewasa menengah (40-65 tahun)
a. Perkembangan fisik
Pada perkembangan ini, banyak perubahan fisik yang terjadi, antara
lain sebagai berikut :
1) Penampilan
2) SIstem musculoskeletal
3) Sistem kardiovaskuler
4) Persepsi sensori
5) Metabolisme
6) Sistem pencernaan

21
7) Sistem perkemihan
8) Seksualitas
b. Perkembangan psikososial
Individu paruh baya memiliki tugas perkembangan psikososial
sebagai berikut :
1) Memenuhi tanggungjawab sebagai warga negara dewasa dan
tanggungjawab sosial.
2) Membangun dan mempertahankan standar ekonomi hidup
3) Membantu anak yang beranjak remaja untuk menjadi individu
dewasa yang bahagia dan bertanggungjawab
c. Perkembangan kognitif
Kemampuan kognitif dan intelektual di masa paruh baya tidak banyak
mengalami perubahan. Proses kognitif meliputi waktu reaksi, memori,
persepsi, pembelajaran, pemecahan masalah, dan kreativitas.
3. Dewasa tua/lansia (>65 tahun)
a. Perkembangan psikososisal
Tugas perkembangan di masa ini adalah integritas ego versus putus
asa. Seseorang yang mencapai integritas ego memandang kehidupan
dengan perasaan utuh dan meraih kepuasan dari keberhasilan yang
dicapai di masa lalu.
b. Perkembangan kognitif
Perubahan pada struktur kognitif berlangsung seiring bertambahnya
usia. DIyakini bahwa terjadi penurunan jumlah neuron yang progresif.
Pada lansia, proses penarikan informasi dari memori jangka panjang
dapat menjadi lebih lambat

C. Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan
ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami oleh

22
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Secara
umum, tujuan asuhan keperawtan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.
Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah ditingkatkannya kemampuan
keluarga :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah keluarga

c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota


keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan atau
keluarga yang membutuhkan bantuan, sesuai dengan kemampuan
keluarga.

d. Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis dan


sosial) sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga.

e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat (misalnya


puskesmas, posyandu, dan sarana kesehatan lain) untuk memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan.

2. Pengkajian
Pada kegiatan pengkajian, ada beberapa tahap yang dilakukan, yaitu:

a. Membina hubungan yang baik antara perawat dan klien(keluarga)


merupakan modal utama pelaksanaan asuhan keperawatan.

1) Diawali dengan perawat mampu memperkenalkan diri dengan


sopan dan ramah

2) Menjelaskan tujuan kunjungan

3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk


membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di
keluarga.

4) Menjelaskan kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan.

23
5) Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatn lain yang
menjadi jaringan perawat.

b. Pengkajian awal. Pengkajian ini terfokus sesuai dengan data yang


diperoleh dari unit pelayanan kesehatan

c. Pengkajian lanjutan (tahap 2). Pengkajian ini adalah tahap pengkajian


untuk memperoleh data yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan
keluarga yang beorientasi pada pengkajian awal.

3. Diagnosis keperawatan

Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan perawat
sebagai berikut:

a. Pengelompokan data
Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sisntesis pada asuhan
keperawtan klinik. Perawat mengelompokkan data hasil pengkajian
dalam data objektif dan subjektif disetiap diagnosis keperawatan.
b. Perumusan diagnosis keperawatan
Komponen diagnosis keperawatan meliputi :
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau
anggota keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah suatu pernyataan yang dapat
menyebabkan maslah dengan mengacu pada lima tugas keluarga
yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota
keluarga, memelihara lingkungan atau memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
3) Tanda (sign). Sekumpulan data subjektif atau objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung ataupun tidak
langsung.
c. Penilaian skoring diagnosis keperawatan

24
Proses dkoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh
Bailon dan Maglaya (1978).
Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan
dengan cara :
1) Tentukan skor sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.
2) Skor dibagai dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.
d. Penyusunan diagnosis keperawatan
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan pada skor tertinggi
dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah, namun
perawat perlu mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap
masalah kesehatan yang perlu diatasi segera.
e. Rencana keperawatan
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu
pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).
Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai
skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor
terendah. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa criteria sebagai
berikut :
1) Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
3) Potensi masalah untuk dicegah
4) Menonjolnya masalah
f. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah
disusun.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga yaitu :
1) Sumber daya keluarga

25
2) Tingkat pendidikan keluarga
3) Adat istiadat yang berlaku
4) Respon dan penerimaan keluarga
5) Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
g. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung
dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan
perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria
evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998)
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang obyektif.
A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif
dan obyektif.
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
(Suprajitno,2004)

D. Konsep Medis Vertigo


1. Definisi
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu
gejala, penderita merasakan benda-benda disekitarnya bergerak-gerak
memutar atau bergerak naik turun karena gangguan pada sistem
keseimbangan (Arsyad, 2015).

Vertigo adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga


bagian dalam sehinggan menyebabkan penderita merasa pusing dalam

26
artian keadaan atau ruang di sekelilingnya menjadi serasa berputar
ataupun melayang (Muttaqin, 2011).

2. Etiologi
Menurut Corwin, (2011), penyebab umum dari vertigo antara lain:
a. Keadaan lingkungan: mabuk darat, mabuk laut
b. Obat-obatan: alkohol, gentamisisn.
c. Kelainan telinga: endapan kalsium pada salah satu kanalis
semisirkularis di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan
benign paroxysmal positional.
d. Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirinitis, penyakit
maniere.
e. Kelainan Neurologis: tumor otak, tumor yang menekan saraf
vestibularis, sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai
cidera pada labirin, persyarafan atau keduanya.
f. Kelainan sirkulasi: gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak (transient
ischemic attack) pada arteri vertebral dan arteri basiler.

3. Tanda Gejala
Menurut Mutaqqin (2011), tanda gejala yang timbul pada orang dengan
vertigo adalah:
a. Sensasi gerakan seperti berputar
b. Mual yang luar biasa
c. Gerakan mata yang abnormal
d. Tiba-tiba muncul keringat dingin
e. Telinga terasa sering berdenging
f. Mengalami kesulitan bicara
g. Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami gangguan
penglihatan.

27
4. Klasifikasi
Menurut Corwin (2011), berdasarkan saluran vestibular vertigo
dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Vertigo perifer terjadi jika terdapat gangguan disaluran yang disebut
kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas
mengontrol keseimbangan.
b. Vertigo sentral, terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam
otak, khususnya dibagian saraf keseimbangan yaitu daerah
percabangan otak serebellum (otak kecil).

5. Patofisiologi

28
(Corwin, 2011)

6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mutaqqin (2011), pemeriksaan penunjang vertigo meliputi:
a. Pemeriksaan khusus:
1) ENG (elektroistagmografi)
2) Audiometri dan BAEP
3) Psikiatrik
b. Pemeriksaan tambahan
1) Laboratorium
2) Radiologik dan imaging
3) EEG, EMG, dan EKG
7. Penatalaksaan

29
a. Penatalaksanaan medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan
seperti:
1) Anti kolinergik
2) Simpatomimetika
3) Menghambat aktivitas nukleus vestibuler
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus
dibiarkan berbaring diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari
pertama.
2) Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi
perasaan subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular
perifer, misalnya neuronitis vestibularis.
3) Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat
memudahkan terjadinya vertigo, maka rasa tidak enak dapat
diperkecil dengan relaksasai fiksasai visual yang kuat
4) Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk
mencegah dehidrasi.
5) Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut
mereda. Latihan ini untuk memperkuat mekanisme kompensasi
sistem saraf pusat untuk gangguan vestibular akut.
BAB III
PENGAMATAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum

a. Nama Kepala Keluarga : Tn. A


b. Usia Kepala Keluarga : 60 tahun
c. Alamat : RT 11 RW 10 Kasihan Bantul
d. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA

30
e. Pekerjaan : Pensiuanan
f. Komposisi Keluarga :
No Nama Jenis Hubungan Usia Pendidikan Pekerjaan
Kelamin dengan KK (tahun)
1. Ny. S P Istri 57 D3 PNS
2 Sdr. A L Anak 28 S1 Swasta
3 Sdr. H L Anak 23 S1 Mahasiswa
Genogram:

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Meninggal dunia

: Tinggal serumah

31
32

g. Tipe keluarga
The nuclear family (keluarga inti): Keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak.
h. Latar Belakang Budaya
Tn. A dan Ny. S adalah orang Jawa. Tinggal di Jawa sejak lahir dan
sudah banyak bersosialisasi dengan warga sekitar. Sehari-hari keluarga
berkomunikasi menggunakan Bahasa jawa.

i. Agama
Agama yang dianut oleh Tn. A dan keluarga adalah Katholik. Keluarga
Tn. A selalu beribadah di Gereja seminggu sekali namun dalam
keadaan pandemi sekarang ini semua kegiatan ibadah dilakukan di
rumah.

j. Status Sosial Ekonomi


Tn. A sudah pensiun sejak satu tahun yang lalu, dan Ny. S masih aktif
bekerja. Kebutuhan ekonomi tercukupi dengan gaji pensiun Tn. A dan
gaji Ny. S.

k. Rekreasi
Tn. A mengatakan jarang rekreasi ke tempat wisata, namun hanya
bersepeda keliling desa, bercocok tanam di halaman rumah.

2. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga pada keluarga ini adalah tahap
perkembangan keluarga dewasa, karena anak pertama sudah
meninggalkan rumah untuk bekerja.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
c. Riwayat keluarga sebelumnya
Saudara Ny. S dan Adik Ny.s memiliki riwayat penyakkit DM.
3. Lingkungan
33

a. Karakteristik rumah
1) Tipe, ukuran rumah, jumlah ruangan
Rumah Tn. A adalah rumah pribadi, tipe bangunan bersifat
permanen terdiri dari ruang tamu, dapur, 3 kamar tidur, 1 gudang,
dan kamar mandi. Dapur terletak di samping dapur, menggunakan
kompor gas.
2) Ventilasi dan penerangan
Ventilasi dari rumah Tn. A berasal dari jendela di depan rumah
namun tidak pernah dibuka, dari pintu rumah bagian depan, pintu
samping. Penerangan lain berasal dari ventilasi kaca.
3) Persediaan air bersih
Air yang digunakan untuk mandi, minum, dan memasak berasal
dari air PAM yang ditampung dengan bak penampungan
berbentuk tabung dari plastik, dan dari sumur untuk cadangan
apabila PAM mati.
4) Pembuangan sampah
Sampah rumah tangga diletakkan dalam tempat sampah dan
apabila sudah banyak dibuang ke tempat pembuangan sampah
daerah.
5) Pembuangan air limbah
SPAL dialirkan ke septic tank yang berada di belakang rumah.
6) Jamban/WC
Kamar mandi menggunakan jamban tipe jongkok yang berjarak 5
meter dari septictank.
34

7) Denah

Teras

Kamar K Tidur
R.tamu Dapur
mandi
R tamu

Kamar Ruang
Ruang Keluarga Kamar
Tidur Makan Gudang
tidur

b. Karakteristik lingkungan dan komunitas


Rumah tempat tinggal Tn. A bersebelahan dengan rumah tetangga.
Sebelah kiri rumah ada rumah tetangga, sedangkan sebelah kanan
merupakan kebun. Depan rumah terdapat jalan sekitar 3 meter untuk
jalan kampung dan diseberang jalan sudah ada rumah warga lain.
Warga saling tolong menolong karena jarak rumah yang saling
berdekatan sehingga saat tetangga sakit atau ada masalah pasti
tetangga yang lain akan tahu dan membantu. Warga yang tinggal di
RT 11 RW 10 sebagian besar merupakan suku Jawa dan beragama
Islam. Kelompok usia yang mendominasi adalah usia dewasa.
Kegiatan masyarakat yang sering dilakukan di RT 11 RW 10 adalah
arisan RT, pertemuan rutin, PKK, kerjabakti. Fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada di RT 11 RW 10 adalah posyandu balita,
posyandu lansia, serta puskesmas pembantu. Fasilitas kesehatan
puskesmas pembantu dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Terdapat
fasilitas umum seperti masjid, gereja, gedung serba guna. Keluarga
mengatakan lingkungan aman karena ada pos ronda setiap malam.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. A merupakan warga pendatang di desa, sebelumnya
tinggal di rumah dinas di kota Magelang.
35

d. Transaksi dan hubungan keluarga dengan komunitas


Keluarga Tn. A dikenal ramah dan aktif dalam kegiatan
bermasyarakat. Tn. A aktif dalam kegiatan bermasyarakat seperti
arisan RT, genduri, rapat rutin, kerjabakti, rukun warga, sedangkan
Ny. S masih aktif mengikuti kegiatan rewang, dan arisan.
e. Lingkungan social politik dan kesehatan keluarga
Saat sakit keluarga Tn. A periksa ke praktik dokter umum. Keluarga
memiliki BPJS, saat sakit periksa ke dokter umum. Keluarga Tn. A
tidak memahami mengenai politik yang ada di lingkungan rumahnya.
4. Struktur keluarga
a. Pola Komunikasi
Pola komunikasi antar keluarga Tn. A saling terbuka dengan istrinya
dan anaknya. Jika ada masalah Tn. A kadang memberitahu anak
pertama yang sudah bekerja jika butuh bantuan atau pemecahan
masalah tertentu. Komunikasi antara Tn. A, Ny. S, dan anak
keduanya dilakukan setiap hari, jika ada masalah dibicarakan
bersama dan didiskusikan bersama.

b. Struktur kekuasaaan dan pengambilan keputusan


Pada keluarga Tn. A dalam pengambilan keputusan dilakukan
dengan dibicarakan bersama istri, dan anaknya.
c. Struktur peran

1) Peran formal
Tn. A selaku kepala keluarga sudah tidak bekerja, untuk
kebutuhan sehari-hari terpenuhi secara mandiri karena masih
menerima gaji pensiun. Sedangkan Ny. S sebagai ibu rumah
tangga dan masih bekerja. Keseharian Ny. S bekerja dan
mengurus rumah dengan bersih-bersih rumah, memasak,
36

mencuci baju, membersihkan rumah. Tn. A juga membantu Ny.


S dalam membersihkan pekarangan rumah.

2) Peran informal
Tn. A bertindak sebagai penengah jika ada masalah dalam
keluarga, jika anak meminta pendapat maka Tn. A akan
memberikan saran dan petuah kepada anaknya.

d. Nilai atau norma keluarga


Nilai dan norma keluarga yang dianut umumnya dilatar belakangi
budaya jawa.

5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn. A saling menghargai dan menghormati. Jika ada yang
sakit akan saling membantu untuk merawat dan selalu ada rasa saling
mengasihi dan menyayangi. Anak-anak selau memerhatikan kondisi
kesehatan Tn. A dan Ny. S, jika sakit akan diantar untuk periksa ke
faskes pertama.

b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. A selalu menjaga komunikasi antar anggota keluarga.
Interaksi antara Tn. A dan Ny. S selalu terjalin. Masih saling
meghargai dan menghormati antara pasangan suami istri. Keluarga
Tn. A sering bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan tempat
tinggal. Tn. A sering mengikuti kegiatan di masyarakat seperti arisan
RT, genduri, kerjabakti, atau membantu jika ada tetangga yang
mempunyai acara (acara hajatan, syukuran, dan kematian). Ny. S
juga aktif dalam arisan RT, mengikuti kegiatan sosial di rukun warga
seperti membantu orang hajatan, membantu memasak di acara
kematian atau syukuran.
37

c. Fungsi perawatan
Ny. S mengatakan memiliki riwayat vertigo sejak kurang lebih 1
tahun yang lalu. Ny. S beristirahat apabila vertigo kambuh, dan
apabila keadaan sudah agak membaik Ny. S kontrol ke faskes
pertama. Ny. S tidak paham mengapa bisa mempunyai penyakit
vertigo.
Tn. A dan Ny. S jika ada keluarga yang sakit akan dirawat. Seperti
contoh jika masuk angin maka akan diberikan obat. Jika sakit tidak
sembuh-sembuh maka akan dibawa ke faskes pertama untuk periksa.
Keluarga Tn. A sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkungan seperti praktik dokter umum.

Ny. S memasak makanan sendiri, makanan yang dimasak adalah


oseng, sayur bening, kadang masak santan tapi jarang karena Tn. A
tidak suka santan. Ny. S masih memasak menggunakan garam. Tn. A
dan Ny. S masih sering mengkonsumsi gorengan. Tn. A dan Ny. S
jarang makan buah-buahan. Tn. A mengurangi konsumsi daging-
dagingan. Menu makan yang dibuat adalah 1 jenis untuk 1 hari. Tn.
A dan Ny. S mengkonsumsi nasi, makan 3 kali sehari dengan lauk
yang sama. Jika lauk atau nasi tidak habis maka akan dipanasi lalu
dimakan lagi keesokan harinya, asal rasanya masih enak dan tidak
basi. Ny. S mengatakan diberi tahu oleh tetangganya jika nasi
kemarin kadar gulanya sudah tidak tinggi sehingga lebih baik untuk
dikonsumsi karena dapat mencegah penyakit gula.

Tn. A dan Ny. S minum jahe dan air putih, Tn. A dan Ny. S tidak
pernah minum kopi, sedangkan Tn. A kadang minum kopi. Tn. A
dan Ny. S masih minum minuman yang manis dan tidak mengurangi
gula.
38

Keluarga Tn. A sudah sampai pada tingkat kemandirian yang kedua


yaitu keluarga sudah menerima perawat dan mengijinkan perawat
melakukan kunjungan. Keluarga juga sudah memenuhi kriteria
kedua yaitu kooperatif dan bersedia menerima tindakan keperawatan
sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Keluarga dapat
mengungkapkan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
benar, yaitu vertigo. Keluarga juga sudah memanfaatkan fasilitas dan
layanan kesehatan yang ada. Keluarga sudah mampu melakukan
tindakan keperawatan sesuai anjuran.

6. Stress dan koping keluarga


a. Stressor yang dimiliki
1) Stressor jangka pendek
Stressor jangka pendek adalah Ny. S sering memikirkan kenapa
sering pusing padahal sudah itirahat ketika merasa capek.

2) Stressor jangka panjang


Ny. S khawatir jika vertigo kambuh saat bekerja.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor


Tn. A dan Ny. S lebih berserah kepada Tuhan karena meyakini “urip
mung mampir ngombe” sehingga apapun yang terjadi pasti atas
seizin-Nya. Ny. S mengatakan yang penting berusaha melakukan
yang terbaik dan menjaga kesehatan agar dapat sehat terus dan
menyaksikan anak cucunya sukses. Tn. A dan Ny. S menjadikan
anak sebagai motivasi dan semangat untuk menghadapi
permasalahan hidup.

7. Strategi koping yang digunakan


Tn. A dan Ny. S selalu terbuka jika mempunyai masalah. Jika ada
masalah dibicarakan bersama. Jika ada masalah sering berdoa kepada
Tuhan agar lebih tenang.
8. Adaptasi keluarga
39

Secara keseluruhan keluarga Tn. A sudah cukup mampu mengatasi


stressor terbukti dengan Tn. A dan Ny. S yang masih bisa berpikir jernih
dan tidak menunjukkan tanda stress. Ny. S dapat mengambil keputusan
periksa ke faskes pertama untuk mendapatkan obat vertigo.

9. Harapan keluarga
Harapan keluarga selalu diberikan kesehan dan umur panjang agar dapat
menyaksikan anaknya sukses.

10. Pemeriksaan fisik


Pemeriksaan Tn. A
Kepala Bentuk simetris, distribusi rambut merata, tebal,
berwarna hitam, terdapat sedikt uban, tidak ada bekas
luka. Tidak ada nyeri tekan.
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, leher dapat
digerakkan secara bebas.
Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri. Tidak
ada penurunan pendengaran. Tidak ada nyeri di tulang
mastoid.
Mata Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak
ada pembengkakan mata. Mata tidak berair, bola mata
dapat digerakkan ke segala arah. Tidak ada
strabismus.
Mulut dan hidung Bentuk simetris, tidak ada secret yang keluar melalui
hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung. Tidak ada
nyeri sinusitis.
Mukosa mulut lembab. Tidak ada sariawan. Lidah
merah muda, palatum tidak ada kotoran. Terdapat
karies gigi.
Dada dan paru-paru Suara napas vesikuler, pengembangan dada simetris.
Terdengar suara Bj 1 dan 2 tunggal, tidak ada gallop.
Tidak ada bekas luka, tidak ada nyeri tekan.
Abdomen Tidak ada lesi, tidak ada distensi abdomen. Perut tidak
kembung. Bising usus 14x/menit suara gargles.
Perkusi timpani, tidak ada nyeri tekan. Hepar tidak
teraba, lien tidak teraba.
Eliminasi BAK: 5-6 kali sehari, tidak inkontinesia, tidak ada
40

Pemeriksaan Tn. A
keluhan saat BAK
BAB: pola 1 kali sehari kadang pagi hari kadang sore
hari. Kadang tiba-tiba BAB cair 3-4 kali sehari.
Sistem integument Turgor kulit elastis, tidak ada bekas luka, tidak ada
bengkak. Tidak ada nyeri tekan. Kulit sawo matang,
tidak ada hiperpigmentasi.
Sistem Ekstremitas atas dan bawah dapat digerakkan dengan
musculoskeletal bebas, tidak ada nyeri sendi. Tidak ada udem.
BB dan TB BB: 59kg TB: 167cm
Tanda-tanda Vital TD: 120/90mmHg, Nadi: 80x/menit, R: 18x/menit,
Suhu : 36,7⁰C
Capilarry refill time <2 detik

Pemeriksaan Ny. S
Kepala Bentuk simetris, rambut pendek sebahu, distribusi
rambut merata, rambut tipis, terdapat banyak uban.
TIdak ada bekas luka. tidak ada ketombe. TIdak ada
nyeri tekan.
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Leher dapat
digerakkan dengan bebas.
Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, tidak
terdapat serumen di telinga kanan dan kiri. Tidak ada
massa di telinga. Tidak ada nyeri pada tulang mastoid.
Mata Sklera tidak ikterik. Konjungtiva merah muda. Mata
jernih/bersih. Pupil isokor, reflek terhadap cahaya +/+.
Mulut dan hidung Bentuk simetris, tidak ada secret yang keluar melalui
hidung, Tidak ada nyeri sinusitis.
Mukosa mulut lembab. Tidak ada sariawan. Lidah
merah muda, palatum tidak ada kotoran.
Menggunakan gigi palsu atas dan bawah, gigi asli
hanya satu diatas dan satu dibawah.
Dada dan paru-paru Suara napas vesikuler di seluruh lapang paru,
pengembangan dada simetris.
Terdapat BJ 1 dan 2 tunggal, tidak ada mur-mur, tidak
ada gallop.
Abdomen Perut tidak distensi, umbilikus berada di tengah, tidak
ada kotoran, terdapat bekas luka operasi, tidak ada
hiperpigmentasi. Bising usus 10x/menit, tidak ada
41

Pemeriksaan Ny. S
bruit aorta. Perkusi timpani. Tidak ada nyeri tekan,
hepar tidak teraba, lien tidak teraba.
Eliminasi BAK : 4-6 kali sehari, tidak ada keluhan saat BAK
BAB: 1 kali sehari pagi hari, tidak ada keluhan saat
BAB.
Sistem integument Turgor kulit elastis, warna kulit sawo matang, tidak
ada hiperpigmentasi.
Sistem Ekstremitas atas dan bawah simetris, rentang gerak
musculoskeletal penuh. Ny S berjalan dengan hati-hati. Terkadang
nyeri timbul di bagian lutut.
BB dan TB BB: 54kg TB: 157cm
Tanda-tanda Vital TD: 120/80 mmHg, Nadi: 82x/menit, R: 18x/menit
Suhu : 36,5⁰C
Capilarry refill time <2 Detik
42

B. ANALISIS DATA
No Pengelompokkan Data Masalah Keperawatan
1. DS: Ketidakefektifan manajemen
Ny. S mengatakan obat vertigo betahestin dan kesehatan di keluarga Tn. A
vestigo hanya apabila vertigo kambuh dalam
keadaan parah saja.
Ny. S mengatakan masih memasak
menggunakan garam.

DO:
Tekanan Darah Ny. S : 120/80mmHg
Tekanan darah Tn. A : 120/90mmHg

2. DS: Perilaku kesehatan cenderung


Ny. S mengatakan kurang berolah raga berisiko pada keluarga Tn. A
karena sibuk bekerja.

DO:
Keluarga Tn. A belum mengurangi konsumsi
gula.

3 DS : Defisiensi pengetahuan pada


Ny. S mengatakan tidak mengerti kenapa bisa keluarga pada Ny. S
mempunyai penyakit vertigo

DO :
Ny S tidak paham ketika ditanya tentang
penyebab vertigo yang dialami.

C. PRIORITAS MASALAH
No Kriteria Bobot Hitungan Skor Pembenaran
1. Diagnosa
Ketidakefektifan manajemen
kesehatan di keluarga
a. Sifat masalah 1 3/3 x 1 1 a. Ny. S sudah memiliki riwayat
3: Aktual vertigo sejak satu tahun yang
2: Resiko lalu.
1: Potensial

b. Kemungkinan masalah 2 1/2 x 2 1 b. Ny. S minum obat apabila


dapat diubah vertigo kambuh. Ny. S
2: Mudah mempunyai kartu jaminan
1: Sebagian kesehatan dan puskesmas
0: tidak dapat pembantu dekat dan mudah
dijangkau.
43

No Kriteria Bobot Hitungan Skor Pembenaran


c. Potensial masalah untuk 1 2/3 x 1 0.67 c. Ny. S kooperatif dalam
dicegah tindakan keperawatan yang
3: Tinggi dilakukan untuk mencegah
2: Cukup kambuhnya vertigo. Keluarga
1: Rendah mendukung klien.

d. Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1 1 d. Ny. S takut jika ada vertigo


2: Segera kambuh saat bekerja.
1: Tidak perlu
0: Tidak di rasakan
Total
3.61
2 Diagnosa
Perilaku kesehatan
cenderung berisiko
a. Sifat masalah 1 2/3 x 1 0.67 a. Sifat masalah resiko mengenai
3: Aktual perilaku hidup bersih dan
2: Resiko sehat.
1: Potensial

b. Kemungkinan masalah 1 1/2 x 2 1 b. Lingkungan rumah tidak dapat


dapat diubah dirubah, karena jarak rumah
2: Mudah memang sempit. Namun
1: Sebagian ventilasi yang ada dapat selalu
0: tidak dapat dibuka.

c. Potensial masalah untuk 1 1/3x 1 0,3 c. Mengubah lingkungan sulit


dicegah dilakukan
3: Tinggi
2: Cukup
1: Rendah
d. Menonjolnya masalah 1 ½x1 0 d. Keluarga tidak merasakan
2: Segera bahaya dengan kondisi rumah
1: Tidak perlu dan perilaku/kebiasaan yang
0: Tidak di rasakan dilakukan, karena sudah
menjadi kebiasaan.
Total
1.97

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan di keluarga pada keluarga Tn. A
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada keluarga Tn. A
3. Defisiensi pengetahuan pada Ny. S
E. Nursing Care Plan
Nama kepala keluarga : Tn. A
Alamat : RT 11 RW 10 Kasihan Bantul Yogyakarta
Data Diagnosa Tujuan NOC NIC
Keperawatan
DS: Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu mengenal 1. Keluarga mampu mengenal
Ny. S mengatakan obat manajemen tindakan keperawatan masalah kesehatan masalah kesehatan
vertigo betahestin dan kesehatan di keluarga selama 3 kali
vestigo hanya apabila keluarga Tn. A kunjungan diharapkan a. Kaji tingkat pengetahuan
vertigo kambuh dalam manajemen keluarga b. Edukasikan tentangvertigo
Pengetahuan Managemen
keadaan parah saja. Tn. A efektif c. Pendidikan kesehatan tentang
Ny. S mengatakan masih vertigo: modifikasi aktifitas untuk
memasak menggunakan a. Mengetahui faktor pencetus penderita vertigo
garam. vertigo
DO: b. Mengetahui tanda dan gejala
Tekanan Darah Ny. S : vertigo
120/80mmHg
Tekanan darah Tn. A : c. Mengetahui potensial terjadinya
120/90mmHg komplikasi pada vertigo
d. Mengetahui penggunaan obat
dengan benar 2. Keluarga mampu
memutuskan
e. Mengetahui modifikasi aktifitas
f. Mengetahui olah raga yang Dukungan pengambilan
dianjurkan keputusan

a. Bantu keluarga

44
Data Diagnosa Tujuan NOC NIC
Keperawatan
2. Keluarga mampu mengambil mengidentifikasi keuntungan
keputusan dari setiap alternative
perawatan yang diberikan
Keluarga mampu memutuskan b. Motivasi keluarga megambil
untuk merawat anggota keluarga keputusan atas tindakan
dengan hipertensi perawatan yang akan
a. Membuat keputusan terkait dilakukan untuk menangani
perawatan vertigo penyakit vertigo
b. Mampu melakukan identifikasi c. Berikan reinforcement positif
hasil perawatan vertigo terhadap alternative pilihan
c. Menggunakan teknik yang dipilih
pemecahan masalah untuk
mencapai hasil perawatan 3. Keluarga mampu merawat
vertigo
a. Pendidikan kesehatan
mengenai manfaat istirahat
cukup
b. Memotivasi keluarga untuk
memberi dukungan kepada
3. Keluarga mampu merawat : anggota keluarga
c. Memberikan dukungan
Keluarga mampu merawat kepada keluarga untuk
anggota keluarga untuk mencari informasi tentang
meningkatkan atau memperbaiki perawatan vertigo
kesehatan d. Memotivasi keluarga untuk
a. Perilaku kepatuhan pola memodifikasi pola hidup
istirahat yang baik untuk mencegah vertigo
b. Keluarga mampu memotivasi kambuh.
anggota keluarga dengan

45
Data Diagnosa Tujuan NOC NIC
Keperawatan
vertigo untuk kontrol apabila
kambuh
c. Keluarga mampu mencari 4. Keluarga mampu
informasi tentang perawatan memodifikasi lingkungan
vertigo
d. Keluarga mampu memodifikasi a. Motivasi keluarga untuk
pola hidup untuk mencegah memodifikasi gaya hidup
vertigo kambuh untuk mengurangi risiko
komplikasi vertigo
4. Keluarga mampu memodifikasi b. Edukasi tentang fasilitas
lingkungan : kesehatan yang diperlukan
untuk penderita vertigo
a. Memodifikasi gaya hidup dan c. Edukasi tentang faktor risiko
mengurangi risiko komplikasi lingkungan
vertigo
b. Mengetahui fasilitas kesehatan 5. Keluarga mampu
yang sesuai dengan kebutuhan memanfaatkan fasilitas
c. Mengetahui faktor risiko di
lingkungan a. Pengajaran keluarga tentang
sumber kesehatan
b. Memotivasi keluarga
memanfaatkan fasilitas
5. Keluarga mampu layanan kesehatan
memanfaatkan fasilitas kesehatan c. Memotivasi keluarga dalam
berpartisipasi melakukan
Perilaku mencari pelayana perawatan keluarga
kesehatan
a. Pengetahuan tentang sumber
kesehatan

46
Data Diagnosa Tujuan NOC NIC
Keperawatan
b. Menunjukkan perilaku mencari
pelayanan kesehatan
c. Partisipasi keluarga dalam
perawatan keluarga
DS: Perilaku Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu mengenal 1. Keluarga mampu mengenal
Ny. S mengatakan kurang kesehatan tindakan keperawatan masalah kesehatan: masalah
berolah raga karena sibuk cenderung dalam 3x kunjungan,
bekerja. berisiko pada keluarga dapat a. Pengetahuan tentang risiko a. Penkes mengenai dampak
keluarga Tn. A memelihara lingkungan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor
DO: rumah yang bersih dan pola hidup dan lingkungan yang b. Penkes mengenai cara
Keluarga Tn. A belum sehat. tidak sehat memasak makanan yang
mengurangi konsumsi gula. b. Mencari informasi masalah bersih
kesehatan c. Memotivasi keluarga untuk
mencari informasi masalah
kesehatan

2. Keluarga mampu memutuskan 2. Keluarga mampu mengambil


tindakan dan keyakinan keluarga keputusan:
untuk meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan : a. Memotivasi keluarga
berperan serta dalam
a. Berpatisipasi dalam membuat mengambil keputusan untuk
keputusan tentang perilaku hidup bersih dan sehat.
hidup bersih dan sehat b. Memotivasi keluarga untuk
b. Keluarga mampu saling mendukung dalam menjaga
mendukung untuk menjaga kebersihan lingkungan dan
kebersihan. pola hidup sehat.

3. Keluarga mampu merawat 3. Keluarga mampu merawat

47
Data Diagnosa Tujuan NOC NIC
Keperawatan
keluarga yang sakit anggota keluarga

a. Mampu mengontrol perilaku Keluarga mampu merawat


kesehatan/pola hidup sehat anggota keluarga yang sakit:
b. Pemanfaatkan ventilasi dengan Motivasi keluarga agar menjaga
maksimal kebersihan dan mengusahakan
ventilasi yang baik.

4. Keluarga mampu memodifikasi 4. Keluarga mampu


lingkungan untuk mencegah, memodifikasi lingkungan:
mengurangi, atau mengontrol
ancaman : a. Diskusikan faktor risiko
b. Motivasi keluarga untuk
Pengendalian faktor resiko akibat memodifikasi lingkungan
pola hidup dan lingkungan yang rumah dan hidup sehat
kurang sehat

5. Keluarga mampu 5. Keluarga mampu


memanfaatkan fasilitas pelayanan memanfaatkan fasilitas
kesehatan: pelayanan kesehatan:

Keluarga mampu memanfatkan a. Konsultasi ke puskesmas


fasilitas pelayanan kesehatan yang b. Rujukan ke puskesmas
ada. terdekat (puskesmas
pembantu)

48
Data Diagnosa Tujuan NOC NIC
DS : Defisiensi Setelah dilakukan 1. Pengetahuan : proses 1. Tinjau pengetahuan
Ny. S mengatakan tidak pengetahuan pada tiga kali kunjungan penyakit pasien tentang
mengerti kenapa bisa Ny. S diharpkan Ny. S a. Klien dan keluarga penyakitnya
mempunyai penyakit mampu menyatakan paham 2. Kaji pasien apakah
vertigo meningkatkan tentang penyakit, kondisi, pasien sudah siap
pengetahuan tentang prognosis, dan program untuk mengontrol
DO : vertigo pengobatan tanda dan gejala dari
Ny S tidak paham ketika b. Klien dan keluarga penyakitnya
ditanya tentang penyebab mampu melaksanakan 3. Diskusikan perubahan
vertigo yang dialami. prosedur yang dijelaskan pola hidup yang perlu
c. Klien dan keluarga untuk mencegah
mampu menjelaskan komplikasi atau
kembali apa yang mengontrol proses
dijelaskan perawat/ tim penyakit.
kesehatan lainnya.
d. Berpartisipasi dalam olah
raga yang dianjurkan
e. Menggunakan pelayanan
kesehatan yang
dibutuhkan.

49
2. Pengetahuan : perilaku
kesehatan
a. partisaipasi untuk
mencapai tujuan diet
dengan tenaga profesional
b. memilih makanan dan
minuman sesuai anjuran
diet
c. Menilih jenis olah raga
yang dianjurkan

50
F. Catatan Perkembangan
Nama kepala keluarga : Tn. A
Alamat : RT 11 RW 10 Kasihan Bantul Yogyakarta

No Tanggal, Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Jam
1 04/03/2021 Ketidakefektifan manajemen TUK 1 S:
Jam 18.30 kesehatan di keluarga Tn. A a. Memberikan - Keluarga mengatakan ketika vertigo kambuh Yunus
WIB pendidikan akan merasakan pusing berputar, terkadang mual
kesehatan dan muntah
mengenai - Keluarga mengatakan akan mengurangi aktivitas
penyakit Vertigo ketika dirasa lelah.
b. Anjurkan O:
keluarga untuk - Keluarga tampak memperhatikan saat diberikan Yunus
memodifikasi penjelasan
aktifitas A:
c. Memberikan TUK 1 tercapai, keluarga mampu mengenal masalah Yunus
reinforcement kesehatan
positif P:
Lanjutkan TUK 2 : Yunus
a. Bantu keluarga mengidentifikasi keuntungan dari
setiap alternative perawatan yang diberikan
b. Motivasi keluarga megambil keputusan atas
tindakan perawatan yang akan dilakukan untuk
menangani penyakit vertigo
c. Berikan reinforcement positif terhadap
alternative pilihan yang dipilih

51
No Tanggal, Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
2 04/03/2021 Perilaku cenderung berisiko di TUK 1 S:
Jam 18.40 keluarga Tn. A a. Penkes mengenai - Keluarga mengatakan memahami cara memasak Yunus
WIB dampak kurang makanan yang bersih dan akan berusaha menjaga
olah raga kebersihan
b. Penkes mengenai - Keluarga mengatakan akan memulai olahrga
cara memasak ringan Yunus
makanan yang O:
bersih - Keluarga aktif mendengarkan dan memberikan
c. Memotivasi tanggapan Yunus
keluarga untuk A:
mencari informasi TUK 1 tercapai Yunus
masalah P:
kesehatan Lanjutkan TUK 2 :
a. Motivasi keluarga berperan serta dalam
mengambil keputusan untuk hidup bersih dan
sehat.
b. Motivasi keluarga untuk mendukung dalam
menjaga kebersihan lingkungan dan pola hidup
sehat.
3 04/03/2021 Defisiensi pengetahuan pada a. Mengkaji S:
Jam 18.55 Ny. S pengetahuan - Ny. S mengatakan sudah memahami tentang olah Yunus
WIB pasien tentang raga yang cocok untuk vertigo
penyakitnya O:
b. Mengedukasi - Keluarga memperhatikan penjelasan yang Yunus
olah raga yang diberikan
cocok untuk A : Yunus
penderita vertigo Defisiensi pengetahuan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi Yunus

52
No Tanggal, Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
4 06/03/2021 Ketidakefektifan manajemen TUK 2 S:
Jam 10.00 kesehatan di keluarga Tn. A Mendukung keluarga - Ny. S mengatakan akan berusaha minum obat Yunus
WIB membuat keputusan : jika vertigo kambuh
a. Membantu - Tn. A mengatakan akan memotivasi Ny. S untuk
keluarga minum obat secara tepat
mengidentifikasi - Keluarga mengatakan akan saling merawat
keuntungan dari keluarga yang sakit
setiap alternative O: Yunus
perawatan yang - Keluarga memperhatikan penjelasan yang
diberikan diberikan
b. Memotivasi A: Yunus
keluarga TUK 2 tercapai, keluarga mampu mengambil
megambil keputusan
keputusan atas P: Yunus
tindakan Lanjutkan TUK 3 :
perawatan yang a. Pendidikan kesehatan mengenai keteraturan
akan dilakukan minum obat
untuk menangani b. Memotivasi keluarga untuk memberi dukungan
penyakit vertigo kepada anggota keluarga
c. Memberikan c. Memberikan dukungan kepada keluarga untuk
reinforcement mencari informasi tentang perawatan vertigo
positif terhadap d. Memotivasi keluarga untuk memodifikasi pola
alternative pilihan hidup untuk mencegah vertigo kambuh
yang dipilih
5 06/03/2021 Perilaku kesehatan cenderung TUK 2 S:
Jam 10.20 berisiko di keluarga Tn. A a. Memotivasi - Keluarga mengatakan mau saling mendukung Yunus
WIB keluarga berperan untuk hidup bersih dan menjaga lingkungan
serta dalam - Keluarga mengatakan akan merubah gaya hidup
mengambil supaya lebih sehat Yunus

53
No Tanggal, Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
keputusan untuk O:
hidup bersih dan - Keluarga memperhatikan penjelasan yang Yunus
sehat. diberikan
b. Memotivasi - Saat kunjungan jendela belum terbuka
keluarga untuk A: Yunus
mendukung TUK 2 tercapai, keluarga mampu mengambil
dalam menjaga keputusan
kebersihan P:
lingkungan dan Lanjutkan TUK 3 :
pola hidup sehat. a. Motivasi keluarga agar menjaga kebersihan dan
mengusahakan ventilasi yang baik.
6 06/03/2021 Defisiensi pengetahuan pada a. Mengkaji S:
Jam 10.50 Ny. S partisipasi pasien - Ny. S mengatakan belum berolahraga Yunus
WIB tentang olah raga O:-
yang dianjurkan A:
Masalah defisiensi pengetahuan belum teratasi Yunus
P:
Lanjutkan intervensi : Yunus
a. Kaji partisipasi Ny.S tentang olah raga yang
dianjurkan
b. Ajarkan teknik manuver epley Yunus
7 09/03/2021 Ketidakefektifan manajemen TUK 3 S:
Jam 15.00 kesehatan di keluarga Tn. A a. Pendidikan - Ny. S mengatakan akan berusaha meminum obat Yunus
WIB kesehatan secara benar
mengenai - Keluarga mengatakan akan memberikan
keteraturan dukungan kepada anggota keluarga yang sakit
minum obat - Ny. S mengatakan akan berusaha hidup sehat
b. Memotivasi untuk mencegah timbulnya gejala vertigo
keluarga untuk O: Yunus

54
No Tanggal, Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
memberi - Keluarga memperhatikan penjelasan yang
dukungan kepada diberikan Yunus
anggota keluarga A:
c. Memberikan TUK 3 tercapai, keluarga mampu merawat anggota
dukungan kepada yang sakit Yunus
keluarga untuk P:
mencari informasi Lanjutkan TUK 4 :
tentang perawatan a. Motivasi keluarga untuk memodifikasi gaya
vertigo hidup untuk mengurangi risiko komplikasi
d. Memotivasi vertigo
keluarga untuk b. Edukasi tentang fasilitas kesehatan yang
memodifikasi diperlukan untuk penderita vertigo
pola hidup untuk c. Edukasi tentang faktor risiko aktivitas
meencegah mucul
gejala vertigo
8 09/03/2021 Perilaku kesehatan cenderung TUK 4 S:
Jam 15.15 berisiko di keluarga Tn. A a. Mendiskusikan - Keluarga mengatakan mengetahui risiko rumah Yunus
WIB faktor risiko yang tidak sehat
b. Memotivasi - Keluarga mengatakan masih sibuk bekerja
keluarga untuk sehingga tidak sempat olah raga
memodifikasi - Keluarga mengatakan tidak ada masalah dengan
lingkungan rumah rumah
dan hidup sehat
O:
- Ny. S jarang berolahraga Yunus
A:
TUK 4 belum tercapai Yunus
P:
Ulangi TUK 4 :

55
No Tanggal, Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
a. Motivasi keluarga untuk berolah raga Yunus
9 09/03/2021 Defisiensi pengetahuan pada a. Mengkaji S : -Ny. S mengatakan belum sempat olah raga
Jam 15.30 Ny. S partisipasi Ny. S -Ny. S mengatakan paham tentang manuver epley
WIB terhadap olahraga O :- Ny. S mampu meragakan kembali manuver Yunus
yang dianjurkan epley
b. Mengajarkan A:
teknik manuver Masalah Defisiensi pengetahuan pada Ny. S teratasi Yunus
epley sebagian
P: Yunus
Lanjutkan intervensi :
a. Kaji partisipasi Ny.S terhadap olahraga yang
dianjurkan
10 11/03/2021 Ketidakefektifan manajemen TUK 4 S:
Jam 15.00 kesehatan pada keluarga Tn. A a. Memotivasi - Keluarga mengatakan akan berusaha merubah Yunus
WIB keluarga untuk gaya hidup
memodifikasi - Keluarga mengatakan sudah tahu bisa periksa ke
gaya hidup untuk puskesmas pembantu/ faskes petama
mengurangi risiko - Ny. S mengatakan sudah tahu tentang fasilitas
komplikasi keehatan yang bisa digunakan dan sudah periksa
vertigo ke fasilitas kesehatan pertama
b. Mengedukasi O:
tentang fasilitas - Keluarga memperhatikan penjelasan dan aktif Yunus
kesehatan yang berdiskusi
diperlukan untuk A: Yunus
penderita vertigo TUK 4 tercapai, keluarga mampu memodifikasi gaya
c. Mengedukasi hidup dan sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan
tentang faktor P: Yunus
risiko lingkungan Hentikan intervensi, masalah teratasi
11 11/03/2021 Perilaku kesehatan cenderung TUK 4 : S:

56
No Tanggal, Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
Jam 15.15 berisiko di keluarga Tn. A a. Memotivasi - Keluarga mengatakan akan membuka jendela Yunus
WIB pemanfaatan agar udara bisa keluar masuk
ventilasi yang ada - Keluarga mengatakan akan berusaha merubah
b. Memotivasi gaya hidup
memodifikasi - Keluarga mengatakan tidak bisa merubah
lingkungan dan lingkungan
gaya hidup O: Yunus
- Keluarga memperhatikan
- Jendela sudah dibuka Yunus
- Pencahayaan cukup
A:
TUK 4 tercapai Yunus
P:
Lanjutkan TUK 5
Konsultasikan ke puskesmas
12 11/03/2021 Defisiensi pengetahuan pada a. Mengajarkan S:
Jam Ny. S teknik manuver - Ny. S mengatakan belum pernah melakukan Yunus
15.30WIB epley manuver epley
- Ny. S mengatakan akan melakukan manuver
epley jika vertigo muncul kembali Yunus
O:
- Ny. S memperhatikan Yunus
A : Masalah defisiensi pengetahuan pada Ny. S
teratasi
P : hentikan intervensi Yunus

57
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan pengamatan kasus terhadap keluarga Tn. A di RT 11 RW 10


Kelurahan Ngestiharjo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul, penulis melakukan
asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, menentukan diagnosa
keperawatan, menentukan skoring masalah, menyusun rencana tindakan
keperawatan, melakukan implementasi, dan evaluasi.

A. Pengkajian
1. Tahapan keluarga dan tugas perkembangan keluarga binaan
Tahapan perkembangan keluarga Tn. A merupakan tipe keluarga inti
yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri, dan anak tinggal bersama
dalam satu rumah, yang tinggal di wilayah RT 11 RW 10 Kasihan. Tn. A
tinggal bersama Ny. S istrinya yang berusia 57 tahun dan anaknya yang
berusia 23 tahun. Saat dilakuan pengkajian, tahap perkembangan keluarga
yang belum terpenuhi adalah memperluas keluarga inti menjadi keluarga
besar.
2. Fungsi keluarga dengan keluarga binaan
Hasil pengkajian pada keluarga Tn. A fungsi eluarga yang belum
terpenuhi adalah fungsi perawatan. Keluarga Tn. A belum mampu optimal
melakukan perawatan secara mandiri apabila ada keluarga yang sakit,
terkadang beli obat di apotik ataupun kerokan bila sakit ringan. Apabila
dalam keluarga Tn. A ada yang sakit agak berat, biasanya anak yang
tinggal dekat dengan Tn. A mengantarkan untuk periksa, namun kelurga
Tn. A belum mampu merawat secara mandiri.
3. Tingkat Kemandirian
Keluarga Tn. A berada pada tingkat kemandirian 1 yaitu keluarga
menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan keluarga.

58
59

B. Perumusan Diagnosa
Perumusan diagnosa dilakukan skoring dengan menggunakan 4 kriteria yaitu,
sifat masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, potensial masalah untuk
dicegah, dan menonjolnya masalah. Hasil yang didapatkan 3 diagnosis
keperawatan berdasarkan prioritas sesuai skoring yaitu :
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga Tn. A
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada keluarga Tn. A
3. Defisiensi pengetahuan pada Ny. S

C. Perencanaan
Rencana tindakan keperawatan di rencanakan dilakukan minimal 3 kali
pertemuan, dan diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, cara
perawatan, pengobatan keluarga tentang vertigo, terutama tentang
pengetahuan tentang vertigo, dan cara penanganan vertigo. Keluarga Tn. A
diberikan penyuluhan tentang vertigo dan olah raga yang dianjurkan untuk
penderita vertigo. Rencana tindakan terkait vertigo juga akan diajarkan
tentang teknik manuveer epley karena selama ini Ny. S belum pernah
melakukan teknik manuver epley. Selain itu keluarga Tn. A juga di berikan
informasi terkait keteraturan minum obat. Keluarga juga didukung dalam
menjaga kebersihan dan mengusahakan ventilasi yang baik.

D. Intervensi
Selama dilakukan intervensi keperawatan selama 4 kunjungan keluarga Tn. A
sangat kooperatif dan antusias dalam mengikuti setiap kegiatan. Saat
dilakukan penyuluhan tentang vertigo terutama penanganan vertigo dan
tehnik manuver epley untuk penanganan apabila vertigo muncul kembali,
keluarga sangat kooperatif dan mau mendengarkan dengan baik.
60

E. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan terdapat peningkatan baik secara
kognitif, afektif maupun psikomotor. Untuk diagnosis keperawatan
ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga Tn. A tugas keluarga
sudah tercapai tercapai, terbukti dengan adanya peningkatan pengetahuan
keluarga bisa menjelaskan tentang vertigo dan penanganan vertigo. Keluarga
juga mendukung Ny. S untuk minum obat dan kontrol ke puskesmas apabila
gejala vertigo muncul kembali. Diagnosis keperawatan perilaku kesehatan
cenderung beresiko tugas keluarga juga sudah tercapai , yaitu keluarga
mampu memanajemen resiko gaya hidup dengan membuka jendela agar
udara bisa keluar masuk. Kemudian diagnosis ketiga defisiensi pengetahuan
pada Ny. S tentang vertigo, keluarga sudah memahami tenntang olahraga yang
dianjurkan untuk vertigo, Ny. S mengatakan akan minum obat dan melakukan
manuver epley jika gejala vertigo muncul kembali.

Tingkat kemandirian keluarga (IPKKI, 2017) dari I meningkat ke II yaitu


keluarga menerima perawat yaitu menerima mahasiswa memberikan asuhan
keperawatan. Keluarga menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana
keperawatan keluarga mau diberikan penyuluhan oleh petugas kesehatan.
Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara benar,
keluarga sudah tahu masalah yang dialami Ny. S dengan vertigo disarankan
mengurangi aktivitas berat, dan melakukan manuver epley jika gejala vertigo
muncul. Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan pelayanan kesehatan
sesuai anjuran dalam hal ini keluarga akan kontrol rutin ke fasilitas kesehatan
pertama. Keluarga melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran
, yaitu dengan merubah gaya hidup, membuka jendela agar udara bisa keluar
masuk, serta akan berusaha mencoba memodifikasi lingkungan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada keluarga Tn. A dengan Vertigo ini dapat
disimpulkan bahwa dalam keluarga penting sekali melakukan tugas keluarga
kedua yaitu mengambil keputusan yang tepat terhadap masalah kesehatan.
Dengan mengenal masalah kesehatan dalam keluarga maka keluarga dapat
mengatasi dengan mengambil keputusan bersama-sama, menggunakan
pelayanan kesehatan atau memodifikasi lingkungan. Apalagi dengan keadaan
Ny. S yang sering mengalami pusing berputar yang harus dimotivasi lagi
untuk pengetahuan vertigo, penatalaksanaan vertigo dan pengguanaan
fasilitas kesehatan terdekat. Dengan adanya dukungan dari keluarga
diharapkan Ny. S mampu mengotrol aktivitas dan mau menggunakan
fasilitas kesehatan terdekat untuk memonitor kesehatan.

B. Saran
1. Keluarga
a. Peran serta aktif dalam perawatan dan sebagai unit terdepan dalam
mencegah dan meningkatkan status kesehatan keluarga.
b. Keterlibatan keluarga dalam meningkatkan dan menjaga kesehatan
anggota keluarga.
c. Menciptakan suasana lingkungan yang sehat serta memodifikasi
lingkungan untuk peningkatan kesehatan keluarga.
d. Menggunakan dan mempergunakan fasilitas pelayanan kesehatan
yang ada.
2. Masyarakat
a. Keterlibatan aktif terhadap tindakan promosi kesehatan.
b. Menciptakan lingkungan yang bersih mendukung suasana pencegahan
dari penyebaran penyakit.

61
62

3. Tenaga Kesehatan
a. Penyuluhan kesehatan secara berkala di setiap pedusunan dengan
materi yang terprogram.
b. Penyegaran kembali kader-kader di setiap dusun.
c. Monitor kegiatan posyandu baik Balita maupun Lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin. (2011). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Aditya Media.

Effendy, (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2.


Jakarta: EGC.

IPKKI(2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga Kelompok Dan


Komunitas Dengan Modifikasi NANDA, ICNP,NOC dan NIC di Puskesmas dan
Masyarakat. Jakarta: Universitas Indonesia.

Muttaqin, Arif. (2011). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Suprajitno, (2012) .Asuhan Keperawatan Kelua

rga Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.


LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Tema : Vertigo
Sub Tema : Penanganan Vertigo dengan Manuver Epley
Penyuluh : Yunus Harianto
Sasaran : Keluarga Tn. A di RT 11 RW 10 Kasihan Bntul Yogyakarta
Tanggal : Maret 2021
Waktu : 30 menit

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga Tn. A
memahami tentang pananganan vertigo dengan manuver epley

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga Tn. A
mampu :
1. Mengerti tentang vertigo
2. Menjelaskan langka-langkah manuver epley
3. Melakukan manuver epley

C. Pokok materi
1. Vertigo
a. Pengertian vertigo
b. Etiologi vertigo
c. Tanda Gejala vertigo
2. Manuver Epley
a. Pengertian
b. Manfaat
c. Gerkan manuver epley
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Kegiatan

No Kegiatan Penyuluh Keluarga Bp. B Waktu


1 Pendahuluan a. Salam pembuka a. Menjawab 5 menit
dan apresiasi salam
b. Memperkenalkan b. Mendengarkan
diri
c. Menyampaikan c. Mendengarkan
tujuan penyuluhan
d. Melakukan d. Menjawab
apresiasi pertanyaan

2 Isi a. Menjelaskan a. Mendengarkan 20 menit


pengertian vertigo dan menyimak

b. Menjelaskan b. Mendengarkan
etiologi vertigo dan menyimak

c. Menjelaskan tanda c. Mendengarkan


gejala vertigo dan menyimak
d. Menjelaskankan d. Mendengarkan
pengertian manuver dan menyimak
epley
e. Menyebutkan e. Mendengarkan
manfaat-manfaat dan menyimak
manuver epley
f. Menyebutkan f. Mendengarkan
langkah-langkah dan menyimak
manuver epley
g. Memberi g. Menanyakan
kesempatan untuk hal-hal yang
bertanya belum jelas
h. Menjawab h. Mendengarkan
pertanyaan dan menyimak
i. Evaluasi i. Menjawab
pertanyaan
3 Penutup a. Melakukan evaluasi a. Menjawab 5 menit
pertanyaan
b. Menyampaikan b. Mendengarkan
kesimpulan materi dan menyimak
c. Salam penutup c. Menjawab
salam
F. Media
1. Leaflet
G. Evaluasi
1. Keluarga Tn. A mampu menjelaskan pengertian vertigo
2. Keluarga Tn. A mampu menjelaskan etiologi vertigo
3. Keluarga Tn. A mampu menjelaskan tanda gejala vertigo
4. Keluarga Tn. A mampu menjelaskan manuver epley
5. Keluarga Tn. A mampu menyebutkan langkah-langkah manuver epley

H. Daftar Pustaka

Corwin. (2011). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: Aditya Media.

Mardjono M, Sidharta. (2012). Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Salemba


Medika

Muttaqin, Arif. (2011). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Price, S & Wilson, L., M. (2015). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses


Penyakit. Jakarta: EGC.

Yogyakarta, Maret 2021

Pembimbing Penyuluh

(Mei Rianita E. Sinaga., S.Kep., Ns., M.Kep) (Yunus Harianto)


Lampiran Materi

Vertigo

1. Pengertian Vertigo
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala,
penderita merasakan benda-benda disekitarnya bergerak-gerak memutar atau
bergerak naik turun karena gangguan pada sistem keseimbangan (Arsyad,
2015).

2. Etiologi Vertigo
Menurut Corwin, (2011), penyebab umum dari vertigo antara lain:
g. Keadaan lingkungan: mabuk darat, mabuk laut
h. Obat-obatan: alkohol, gentamisisn.
i. Kelainan telinga: endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis
di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal
positional.
j. Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirinitis, penyakit maniere.
k. Kelainan Neurologis: tumor otak, tumor yang menekan saraf
vestibularis, sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai cidera
pada labirin, persyarafan atau keduanya.
l. Kelainan sirkulasi: gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya
aliran darah ke salah satu bagian otak (transient ischemic attack) pada
arteri vertebral dan arteri basiler.

3. Tanda gejala Vertigo


Menurut Mutaqqin (2011), tanda gejala yang timbul pada orang dengan
vertigo adalah:
a. Sensasi gerakan seperti berputar
b. Mual yang luar biasa
c. Gerakan mata yang abnormal
d. Tiba-tiba muncul keringat dingin
e. Telinga terasa sering berdenging
f. Mengalami kesulitan bicara
g. Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami gangguan
penglihatan.

Manuver Epley

1. Pengertian Manuver Epley


Manuver epley adalah sebuah gerakan untuk mengatasi gejala penyakit vertigo.

2. Langkah-langkah gerakan manuver epley:


a. Duduk di pinggir ranjang dengan kaki lurus ke depan. Miringkan kepala
hingga 45° ke kiri (jangan sampai menyentuh bahu). Tempatkan bantal
empuk di bawah Anda sehingga saat Anda rebahan, bantal akan menyempil
diantara bahu dan bukannya di bawah kepala Anda.
b. Dengan satu gerakan cepat, rebahan (dengan kepala di ranjang tapi masih
dalam posisi miri 45°). Bantal seharusnya ada di bawah bahu. Posisi kepala
Anda jadinya akan sedikit menggantung di tepi bantal. Tunggu 30-120 detik
sampai gejala vertigo berhenti.
c. Tengokkan kepala Anda 90° ke kanan tanpa mengangkatnya. Tunggu 30-120
detik.
d. Ubah posisi kepala dan tubuh menjadi menyamping ke kanan, sehingga Anda
memandangi lantai. Tunggu 30-120 detik sampai gejalanya mereda.
e. Jika vertigo datang dari telinga kanan, balikkan instruksi di atas.
f. Setelahnya, ubah posisi terakhir anda dengan amat sangat perlahan ke posisi
duduk atau posisi rebahan yang nyaman. Tapi tetap di tempat tidur selama
beberapa menit.

Anda mungkin juga menyukai