YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
YUNUS HARIANTO
NIM : 2004067
YOGYAKARTA
2020
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Asuhan Keperawatan Keluarga ini Telah Diteliti dan Disetujui oleh
Preceptor Akademik STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
Mengetahui,
(Ethic Palupi, S. Kep., Ns., MNS) (Mei Rianita Elfrida Sinaga, S.Kep., Ns., M.Kep)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Kasih
karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan Asuhan
Keperawatan Keluarga pada Ny. S dengan Vertigo di RW 10 RT 11 Ngestiharjo
Kasihan Bantul Yogyakarta . Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat lulus stase keperawatan keluarga program profesi ners di Stikes Bethesda
Yakkum Yogyakarta. Selama proses penyusunan laporan ini, penulis banyak
mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN, selaku Ketua STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta
2. Ibu Ethic Palupi, S. Kep., Ns., MNS, selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi
Ners
3. Ibu Mei Rianita Elfrida Sinaga, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing
akademik
4. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah banyak
berperan serta dalam membantu penyelesaian laporan ini
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Yunus Harianto
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan .............................................................................................2
C. Manfaat............................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................4
A. Konsep Keluarga..............................................................................4
B. Konsep Tumbuh Kembang Keluarga...............................................15
C. Asuhan Keperawatan Keluarga........................................................17
D. Konsep Medis Vertigo.....................................................................21
BAB III PENGAMATAN KASUS..................................................................25
A. Pengkajian........................................................................................25
B. Analisa Data.....................................................................................35
C. Prioritas Masalah..............................................................................35
D. Diagnosa Keperawatan....................................................................36
E. Nursing Care Plan............................................................................37
F. Catatan Perkembangan.....................................................................44
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................51
A. Pengkajian........................................................................................51
B. Perumusan Diagnosa........................................................................52
C. Perencanaan......................................................................................52
D. Intervensi..........................................................................................52
E. Evaluasi............................................................................................53
BAB V PENUTUP...........................................................................................54
A. Kesimpulan......................................................................................54
iv
B. Saran.................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
6
BAB I
PENDAHULUAN
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
mempunya ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial,
peran dan tugas (Allender dan Spradley, 2001 dalam Susanto, 2012). Keluarga
menjadi tempat sentral bagi pertumbuhan dan perkembangan individu,
sehingga keluarga menjadi salah satu aspek terpenting dari keperawatan.
Keberadaan keluarga yang dinamis di lingkungan komunitas tersebut
memerlukan pengawasan dan fasilitasi yang baik dari aspek kesehatan.
Ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan keluarga dalam
memfasilitasi tugas perkembangan dan melaksanakan tugas kesehatan
keluarga akan mengakibatkan keluarga mengalami keadaan maladaptif dalam
mencapai kemandirian keluarga. Permasalahan kesehatan keluarga saat ini di
Indonesia sangat kompleks. Keluarga di Indonesia mengalami masalah pada
pertumbuhan dan perkembangan keluarga serta permasalahan keluarga yang
beresiko ataupun rentan terhadap permasalahan kesehatan. Hal ini
memerlukan peranan perawat keluarga dalam memberikan dukungan
perawatan keluarga.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umun
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya secara mandiri
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. A dengan
penyakit vertigo
b. Membantu keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
c. Membantu keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan
yang tepat
d. Membantu keluarga untuk melakukan perawatan pada anggota
keluarga yang sakit
e. Membantu keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang sehat
bagi keluarga
8
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing (Suprajitno, 2012).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendi, 2011).
2. Struktur Keluarga
Menurut Suprajitno (2012), keluarga memiliki struktur yang dikepalai
oleh kepala keluarga, yaitu:
a. Patrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ayah
b. Matrilineal: keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ibu
c. Matrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu
d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami
e. Keluarga kawinan: hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
9
3. Ciri-Ciri Keluarga
Menurut Effendi (2011), ciri-ciri keluarga adalah:
a. Unit terkecil dari masyarakat
b. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam satu atap yang mempunyai
hubungan yang intim, pertalian darah/ perkawinan
c. Terorganisasi di bawah asuhan kepala rumah tangga (biasanya bapak
atau ibu atau keluarga lain yang dominan) yang saling berhubungan
dengan satu dengan lainnya, saling bergantung antar anggota
keluarga
d. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing
yang dikoordinasikan oleh kepala keluarga
e. Mempunyai keunikan masing-masing serta nilai dan norma hidup
yang didasari sistem kebudayaan
f. Mempunyai hak otonomi dalam mengatur keluarganya misalnya
dalam hal kesehatan keluarga
10
nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll).
6) The single-parent family (keluarga duda/janda): Keluarga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
7) Commuter family: Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang
tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat akhir pekan (week-end).
8) Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi
atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
9) Kin-network family: Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam
satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan
barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya: dapur, kamar
mandi, televisi, telpon, dll)
10) Blended family : Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda
yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya
11) The single adult living alone / single-adult family: Keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
b. Non Tradisional
1) The unmarried teenage mother: Keluarga yang terdiri dari orang
tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
2) The stepparent family: Keluarga dengan orangtua tiri
3) Commune family: Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /
membesarkan anak bersama
11
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family: Keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
5) Gay and lesbian families: Seseorang yang mempunyai persamaan
sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital
partners)
6) Cohabitating couple: Orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
7) Group-marriage family: Beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family: Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
9) Foster family: Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua
anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya
10) Homeless family: Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
11) Geng: Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang
mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
12
5. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menurut Effendi (2011), meliputi:
a. Peranan ayah: Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak: Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan
spiritual.
6. Fungsi Keluarga
Menurut Suprajitno (2012), fungsi keluarga meliputi:
a. Fungsi biologis:
1) Meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis:
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi:
1) Membina sosialisasi pada anak.
13
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi ekonomi:
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di
masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).
e. Fungsi pendidikan:
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
14
2) Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga
yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
3) Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang
menjadi satu tanpa pernikahan membentuk satu keluarga.
8. Peran keluarga
Peran formal keluarga menurut Suprajitno (2011) antara lain:
a. Peran parental dan perkawinan
Ada 8 peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai
suami-ayah dan istri-ibu antara lain yaitu, peran sebagai provider
(penyedia), peran sebagai rumah tangga, peran perawat anak, peran
perawatan anak, peran rekreasi, peran persaudaraan/kinshin
(memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal), peran
terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif pasangan), peran seksual.
Peran perkawinan. Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu
hubungan perkawinan yang kokoh itu sangat penting. Anak-anak
terutama dapat mempengaruhi membentuk suatu koalisi dengan anak.
Memelihara suatu hubungan perkawinan yang memuaskan merupakan
salah satu tugas perkembangan yang vital dari keluarga.
15
4) Perawat keluarga: Orang yang terpanggil untuk merawat dan
mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.
5) Koordinator keluarga: Mengorganisasi dan merencanakan
kegiatan-kegiatan keluarga, berfungsi mengangkat keterikatan/
keakraban.
16
keluarga tidak memahami keuntungan yang di peroleh dan tidak ada
dukungan dari masyarakat.
10. Tahap-Tahap Kehidupan/ Perkembangan Keluarga.
Tahapan perkembangan keluarga menurut Friedman (1998) dalam
Suprajitno (2011), meliptui:
a. Pasangan baru (keluarga baru): Keluarga baru dimulai saat masing-
masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga
melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga
masing-masing. Tugas keluarga pasangan baru:
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok
social.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama): Keluarga yang
menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak
pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan. Tugas
keluarga kelahiran anak pertama adalah:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah: Tahap ini dimulai saat kelahiran
anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.
Tugas keluarga dengan anak pra sekolah adalah:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di
luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)
17
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah: Tahap ini dimulai saat anak masuk
sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.
Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk.
1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja: Dimulai pada saat anak pertama
berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian,
yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung
jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa. Tugas keluarga anak remaja:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan): Tahap ini dimulai pada
saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari
18
jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
g. Keluarga usia pertengahan: Tahap ini dimulai pada saat anak yang
terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah
satu pasangan meninggal.
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut: Tahap terakhir perkembangan keluarga ini
dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah
satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal.
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
6) Perawatan Kesehatan Keluarga
19
b. Kriteria 2 : Keluarga menerma pelayanan kesehatan sesuai rencana
keperawatan keluarga
c. Kriteria 3 : Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah
kesehatannya secara benar
d. Kriteria 4 : Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan pelayanan
kesehatan sesuai anjuran
e. Kriteria 5 : Keluarga melakukan tindakan keperawatan sederhana
yang sesuai anjuran
f. Kriteria 6 : Keluarga melakukan tindakan pencegahan secara aktif
g. Kriteria 7 : Keluarga melakukan tindakan promotif secara aktif
20
Individu berada pada kondisi fisik yang prima diawal usia 20an.
Semua sistem pada tubuh (seperti kardiovaskuler, penglihatan,
pendengaran dan reproduktif) juga berfungsi pada badan dan masa otot
dapat berubah akibat diet dan olahraga.
b. Perkembagan psikososial
Individu masa muda, menghadapi sejumlah pengalaman serta
perubahan gaya hidup yang baru saar beranjak dewasa, mereka harus
membuat pilihan mengenai pendidikan, pekerjaan, perkawinan,
memulai rumah tangga dan untuk membesarkan anak. Beberapa
perkembangan psikososial pada dewasa muda yaitu :
1) Berada pada tahap genital, yaitu ketika energi diarahkan untuk
mencapai hubungan seksual yang matur.
2) Memiliki tugas perkembangan berikut :
a) Memilih pasangan
b) Belajar untuk hidup bersama pasangan
c) Membentuk sebuah keluarga
d) Membesarkan anak
e) Mengatur rumah tangga
f) Memulai suatu pekerjaan
g) Memikul tanggung jawab sebagai warga negara
h) Menemukan kelompok sosial yang cocok
2. Dewasa menengah (40-65 tahun)
a. Perkembangan fisik
Pada perkembangan ini, banyak perubahan fisik yang terjadi, antara
lain sebagai berikut :
1) Penampilan
2) SIstem musculoskeletal
3) Sistem kardiovaskuler
4) Persepsi sensori
5) Metabolisme
6) Sistem pencernaan
21
7) Sistem perkemihan
8) Seksualitas
b. Perkembangan psikososial
Individu paruh baya memiliki tugas perkembangan psikososial
sebagai berikut :
1) Memenuhi tanggungjawab sebagai warga negara dewasa dan
tanggungjawab sosial.
2) Membangun dan mempertahankan standar ekonomi hidup
3) Membantu anak yang beranjak remaja untuk menjadi individu
dewasa yang bahagia dan bertanggungjawab
c. Perkembangan kognitif
Kemampuan kognitif dan intelektual di masa paruh baya tidak banyak
mengalami perubahan. Proses kognitif meliputi waktu reaksi, memori,
persepsi, pembelajaran, pemecahan masalah, dan kreativitas.
3. Dewasa tua/lansia (>65 tahun)
a. Perkembangan psikososisal
Tugas perkembangan di masa ini adalah integritas ego versus putus
asa. Seseorang yang mencapai integritas ego memandang kehidupan
dengan perasaan utuh dan meraih kepuasan dari keberhasilan yang
dicapai di masa lalu.
b. Perkembangan kognitif
Perubahan pada struktur kognitif berlangsung seiring bertambahnya
usia. DIyakini bahwa terjadi penurunan jumlah neuron yang progresif.
Pada lansia, proses penarikan informasi dari memori jangka panjang
dapat menjadi lebih lambat
22
keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Secara
umum, tujuan asuhan keperawtan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.
Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah ditingkatkannya kemampuan
keluarga :
2. Pengkajian
Pada kegiatan pengkajian, ada beberapa tahap yang dilakukan, yaitu:
23
5) Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatn lain yang
menjadi jaringan perawat.
3. Diagnosis keperawatan
Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan perawat
sebagai berikut:
a. Pengelompokan data
Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sisntesis pada asuhan
keperawtan klinik. Perawat mengelompokkan data hasil pengkajian
dalam data objektif dan subjektif disetiap diagnosis keperawatan.
b. Perumusan diagnosis keperawatan
Komponen diagnosis keperawatan meliputi :
1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau
anggota keluarga.
2) Penyebab (etiologi) adalah suatu pernyataan yang dapat
menyebabkan maslah dengan mengacu pada lima tugas keluarga
yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota
keluarga, memelihara lingkungan atau memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan
3) Tanda (sign). Sekumpulan data subjektif atau objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung ataupun tidak
langsung.
c. Penilaian skoring diagnosis keperawatan
24
Proses dkoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh
Bailon dan Maglaya (1978).
Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan
dengan cara :
1) Tentukan skor sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.
2) Skor dibagai dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.
d. Penyusunan diagnosis keperawatan
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan pada skor tertinggi
dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah, namun
perawat perlu mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap
masalah kesehatan yang perlu diatasi segera.
e. Rencana keperawatan
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu
pemenuhan skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).
Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai
skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor
terendah. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa criteria sebagai
berikut :
1) Sifat masalah (actual, risiko, potensial)
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
3) Potensi masalah untuk dicegah
4) Menonjolnya masalah
f. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah
disusun.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga yaitu :
1) Sumber daya keluarga
25
2) Tingkat pendidikan keluarga
3) Adat istiadat yang berlaku
4) Respon dan penerimaan keluarga
5) Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
g. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilannya. Kerangka kerja valuasi sudah terkandung
dalam rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan
perilaku yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai criteria
evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998)
Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :
S : ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat
menggunakan pengamatan yang obyektif.
A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif
dan obyektif.
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis
(Suprajitno,2004)
26
artian keadaan atau ruang di sekelilingnya menjadi serasa berputar
ataupun melayang (Muttaqin, 2011).
2. Etiologi
Menurut Corwin, (2011), penyebab umum dari vertigo antara lain:
a. Keadaan lingkungan: mabuk darat, mabuk laut
b. Obat-obatan: alkohol, gentamisisn.
c. Kelainan telinga: endapan kalsium pada salah satu kanalis
semisirkularis di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan
benign paroxysmal positional.
d. Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirinitis, penyakit
maniere.
e. Kelainan Neurologis: tumor otak, tumor yang menekan saraf
vestibularis, sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai
cidera pada labirin, persyarafan atau keduanya.
f. Kelainan sirkulasi: gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak (transient
ischemic attack) pada arteri vertebral dan arteri basiler.
3. Tanda Gejala
Menurut Mutaqqin (2011), tanda gejala yang timbul pada orang dengan
vertigo adalah:
a. Sensasi gerakan seperti berputar
b. Mual yang luar biasa
c. Gerakan mata yang abnormal
d. Tiba-tiba muncul keringat dingin
e. Telinga terasa sering berdenging
f. Mengalami kesulitan bicara
g. Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami gangguan
penglihatan.
27
4. Klasifikasi
Menurut Corwin (2011), berdasarkan saluran vestibular vertigo
dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Vertigo perifer terjadi jika terdapat gangguan disaluran yang disebut
kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas
mengontrol keseimbangan.
b. Vertigo sentral, terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam
otak, khususnya dibagian saraf keseimbangan yaitu daerah
percabangan otak serebellum (otak kecil).
5. Patofisiologi
28
(Corwin, 2011)
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mutaqqin (2011), pemeriksaan penunjang vertigo meliputi:
a. Pemeriksaan khusus:
1) ENG (elektroistagmografi)
2) Audiometri dan BAEP
3) Psikiatrik
b. Pemeriksaan tambahan
1) Laboratorium
2) Radiologik dan imaging
3) EEG, EMG, dan EKG
7. Penatalaksaan
29
a. Penatalaksanaan medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan
seperti:
1) Anti kolinergik
2) Simpatomimetika
3) Menghambat aktivitas nukleus vestibuler
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus
dibiarkan berbaring diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari
pertama.
2) Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi
perasaan subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular
perifer, misalnya neuronitis vestibularis.
3) Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat
memudahkan terjadinya vertigo, maka rasa tidak enak dapat
diperkecil dengan relaksasai fiksasai visual yang kuat
4) Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk
mencegah dehidrasi.
5) Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut
mereda. Latihan ini untuk memperkuat mekanisme kompensasi
sistem saraf pusat untuk gangguan vestibular akut.
BAB III
PENGAMATAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
30
e. Pekerjaan : Pensiuanan
f. Komposisi Keluarga :
No Nama Jenis Hubungan Usia Pendidikan Pekerjaan
Kelamin dengan KK (tahun)
1. Ny. S P Istri 57 D3 PNS
2 Sdr. A L Anak 28 S1 Swasta
3 Sdr. H L Anak 23 S1 Mahasiswa
Genogram:
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal dunia
: Tinggal serumah
31
32
g. Tipe keluarga
The nuclear family (keluarga inti): Keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak.
h. Latar Belakang Budaya
Tn. A dan Ny. S adalah orang Jawa. Tinggal di Jawa sejak lahir dan
sudah banyak bersosialisasi dengan warga sekitar. Sehari-hari keluarga
berkomunikasi menggunakan Bahasa jawa.
i. Agama
Agama yang dianut oleh Tn. A dan keluarga adalah Katholik. Keluarga
Tn. A selalu beribadah di Gereja seminggu sekali namun dalam
keadaan pandemi sekarang ini semua kegiatan ibadah dilakukan di
rumah.
k. Rekreasi
Tn. A mengatakan jarang rekreasi ke tempat wisata, namun hanya
bersepeda keliling desa, bercocok tanam di halaman rumah.
a. Karakteristik rumah
1) Tipe, ukuran rumah, jumlah ruangan
Rumah Tn. A adalah rumah pribadi, tipe bangunan bersifat
permanen terdiri dari ruang tamu, dapur, 3 kamar tidur, 1 gudang,
dan kamar mandi. Dapur terletak di samping dapur, menggunakan
kompor gas.
2) Ventilasi dan penerangan
Ventilasi dari rumah Tn. A berasal dari jendela di depan rumah
namun tidak pernah dibuka, dari pintu rumah bagian depan, pintu
samping. Penerangan lain berasal dari ventilasi kaca.
3) Persediaan air bersih
Air yang digunakan untuk mandi, minum, dan memasak berasal
dari air PAM yang ditampung dengan bak penampungan
berbentuk tabung dari plastik, dan dari sumur untuk cadangan
apabila PAM mati.
4) Pembuangan sampah
Sampah rumah tangga diletakkan dalam tempat sampah dan
apabila sudah banyak dibuang ke tempat pembuangan sampah
daerah.
5) Pembuangan air limbah
SPAL dialirkan ke septic tank yang berada di belakang rumah.
6) Jamban/WC
Kamar mandi menggunakan jamban tipe jongkok yang berjarak 5
meter dari septictank.
34
7) Denah
Teras
Kamar K Tidur
R.tamu Dapur
mandi
R tamu
Kamar Ruang
Ruang Keluarga Kamar
Tidur Makan Gudang
tidur
1) Peran formal
Tn. A selaku kepala keluarga sudah tidak bekerja, untuk
kebutuhan sehari-hari terpenuhi secara mandiri karena masih
menerima gaji pensiun. Sedangkan Ny. S sebagai ibu rumah
tangga dan masih bekerja. Keseharian Ny. S bekerja dan
mengurus rumah dengan bersih-bersih rumah, memasak,
36
2) Peran informal
Tn. A bertindak sebagai penengah jika ada masalah dalam
keluarga, jika anak meminta pendapat maka Tn. A akan
memberikan saran dan petuah kepada anaknya.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn. A saling menghargai dan menghormati. Jika ada yang
sakit akan saling membantu untuk merawat dan selalu ada rasa saling
mengasihi dan menyayangi. Anak-anak selau memerhatikan kondisi
kesehatan Tn. A dan Ny. S, jika sakit akan diantar untuk periksa ke
faskes pertama.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. A selalu menjaga komunikasi antar anggota keluarga.
Interaksi antara Tn. A dan Ny. S selalu terjalin. Masih saling
meghargai dan menghormati antara pasangan suami istri. Keluarga
Tn. A sering bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan tempat
tinggal. Tn. A sering mengikuti kegiatan di masyarakat seperti arisan
RT, genduri, kerjabakti, atau membantu jika ada tetangga yang
mempunyai acara (acara hajatan, syukuran, dan kematian). Ny. S
juga aktif dalam arisan RT, mengikuti kegiatan sosial di rukun warga
seperti membantu orang hajatan, membantu memasak di acara
kematian atau syukuran.
37
c. Fungsi perawatan
Ny. S mengatakan memiliki riwayat vertigo sejak kurang lebih 1
tahun yang lalu. Ny. S beristirahat apabila vertigo kambuh, dan
apabila keadaan sudah agak membaik Ny. S kontrol ke faskes
pertama. Ny. S tidak paham mengapa bisa mempunyai penyakit
vertigo.
Tn. A dan Ny. S jika ada keluarga yang sakit akan dirawat. Seperti
contoh jika masuk angin maka akan diberikan obat. Jika sakit tidak
sembuh-sembuh maka akan dibawa ke faskes pertama untuk periksa.
Keluarga Tn. A sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkungan seperti praktik dokter umum.
Tn. A dan Ny. S minum jahe dan air putih, Tn. A dan Ny. S tidak
pernah minum kopi, sedangkan Tn. A kadang minum kopi. Tn. A
dan Ny. S masih minum minuman yang manis dan tidak mengurangi
gula.
38
9. Harapan keluarga
Harapan keluarga selalu diberikan kesehan dan umur panjang agar dapat
menyaksikan anaknya sukses.
Pemeriksaan Tn. A
keluhan saat BAK
BAB: pola 1 kali sehari kadang pagi hari kadang sore
hari. Kadang tiba-tiba BAB cair 3-4 kali sehari.
Sistem integument Turgor kulit elastis, tidak ada bekas luka, tidak ada
bengkak. Tidak ada nyeri tekan. Kulit sawo matang,
tidak ada hiperpigmentasi.
Sistem Ekstremitas atas dan bawah dapat digerakkan dengan
musculoskeletal bebas, tidak ada nyeri sendi. Tidak ada udem.
BB dan TB BB: 59kg TB: 167cm
Tanda-tanda Vital TD: 120/90mmHg, Nadi: 80x/menit, R: 18x/menit,
Suhu : 36,7⁰C
Capilarry refill time <2 detik
Pemeriksaan Ny. S
Kepala Bentuk simetris, rambut pendek sebahu, distribusi
rambut merata, rambut tipis, terdapat banyak uban.
TIdak ada bekas luka. tidak ada ketombe. TIdak ada
nyeri tekan.
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Leher dapat
digerakkan dengan bebas.
Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, tidak
terdapat serumen di telinga kanan dan kiri. Tidak ada
massa di telinga. Tidak ada nyeri pada tulang mastoid.
Mata Sklera tidak ikterik. Konjungtiva merah muda. Mata
jernih/bersih. Pupil isokor, reflek terhadap cahaya +/+.
Mulut dan hidung Bentuk simetris, tidak ada secret yang keluar melalui
hidung, Tidak ada nyeri sinusitis.
Mukosa mulut lembab. Tidak ada sariawan. Lidah
merah muda, palatum tidak ada kotoran.
Menggunakan gigi palsu atas dan bawah, gigi asli
hanya satu diatas dan satu dibawah.
Dada dan paru-paru Suara napas vesikuler di seluruh lapang paru,
pengembangan dada simetris.
Terdapat BJ 1 dan 2 tunggal, tidak ada mur-mur, tidak
ada gallop.
Abdomen Perut tidak distensi, umbilikus berada di tengah, tidak
ada kotoran, terdapat bekas luka operasi, tidak ada
hiperpigmentasi. Bising usus 10x/menit, tidak ada
41
Pemeriksaan Ny. S
bruit aorta. Perkusi timpani. Tidak ada nyeri tekan,
hepar tidak teraba, lien tidak teraba.
Eliminasi BAK : 4-6 kali sehari, tidak ada keluhan saat BAK
BAB: 1 kali sehari pagi hari, tidak ada keluhan saat
BAB.
Sistem integument Turgor kulit elastis, warna kulit sawo matang, tidak
ada hiperpigmentasi.
Sistem Ekstremitas atas dan bawah simetris, rentang gerak
musculoskeletal penuh. Ny S berjalan dengan hati-hati. Terkadang
nyeri timbul di bagian lutut.
BB dan TB BB: 54kg TB: 157cm
Tanda-tanda Vital TD: 120/80 mmHg, Nadi: 82x/menit, R: 18x/menit
Suhu : 36,5⁰C
Capilarry refill time <2 Detik
42
B. ANALISIS DATA
No Pengelompokkan Data Masalah Keperawatan
1. DS: Ketidakefektifan manajemen
Ny. S mengatakan obat vertigo betahestin dan kesehatan di keluarga Tn. A
vestigo hanya apabila vertigo kambuh dalam
keadaan parah saja.
Ny. S mengatakan masih memasak
menggunakan garam.
DO:
Tekanan Darah Ny. S : 120/80mmHg
Tekanan darah Tn. A : 120/90mmHg
DO:
Keluarga Tn. A belum mengurangi konsumsi
gula.
DO :
Ny S tidak paham ketika ditanya tentang
penyebab vertigo yang dialami.
C. PRIORITAS MASALAH
No Kriteria Bobot Hitungan Skor Pembenaran
1. Diagnosa
Ketidakefektifan manajemen
kesehatan di keluarga
a. Sifat masalah 1 3/3 x 1 1 a. Ny. S sudah memiliki riwayat
3: Aktual vertigo sejak satu tahun yang
2: Resiko lalu.
1: Potensial
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan di keluarga pada keluarga Tn. A
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada keluarga Tn. A
3. Defisiensi pengetahuan pada Ny. S
E. Nursing Care Plan
Nama kepala keluarga : Tn. A
Alamat : RT 11 RW 10 Kasihan Bantul Yogyakarta
Data Diagnosa Tujuan NOC NIC
Keperawatan
DS: Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu mengenal 1. Keluarga mampu mengenal
Ny. S mengatakan obat manajemen tindakan keperawatan masalah kesehatan masalah kesehatan
vertigo betahestin dan kesehatan di keluarga selama 3 kali
vestigo hanya apabila keluarga Tn. A kunjungan diharapkan a. Kaji tingkat pengetahuan
vertigo kambuh dalam manajemen keluarga b. Edukasikan tentangvertigo
Pengetahuan Managemen
keadaan parah saja. Tn. A efektif c. Pendidikan kesehatan tentang
Ny. S mengatakan masih vertigo: modifikasi aktifitas untuk
memasak menggunakan a. Mengetahui faktor pencetus penderita vertigo
garam. vertigo
DO: b. Mengetahui tanda dan gejala
Tekanan Darah Ny. S : vertigo
120/80mmHg
Tekanan darah Tn. A : c. Mengetahui potensial terjadinya
120/90mmHg komplikasi pada vertigo
d. Mengetahui penggunaan obat
dengan benar 2. Keluarga mampu
memutuskan
e. Mengetahui modifikasi aktifitas
f. Mengetahui olah raga yang Dukungan pengambilan
dianjurkan keputusan
a. Bantu keluarga
44
Data Diagnosa Tujuan NOC NIC
Keperawatan
2. Keluarga mampu mengambil mengidentifikasi keuntungan
keputusan dari setiap alternative
perawatan yang diberikan
Keluarga mampu memutuskan b. Motivasi keluarga megambil
untuk merawat anggota keluarga keputusan atas tindakan
dengan hipertensi perawatan yang akan
a. Membuat keputusan terkait dilakukan untuk menangani
perawatan vertigo penyakit vertigo
b. Mampu melakukan identifikasi c. Berikan reinforcement positif
hasil perawatan vertigo terhadap alternative pilihan
c. Menggunakan teknik yang dipilih
pemecahan masalah untuk
mencapai hasil perawatan 3. Keluarga mampu merawat
vertigo
a. Pendidikan kesehatan
mengenai manfaat istirahat
cukup
b. Memotivasi keluarga untuk
memberi dukungan kepada
3. Keluarga mampu merawat : anggota keluarga
c. Memberikan dukungan
Keluarga mampu merawat kepada keluarga untuk
anggota keluarga untuk mencari informasi tentang
meningkatkan atau memperbaiki perawatan vertigo
kesehatan d. Memotivasi keluarga untuk
a. Perilaku kepatuhan pola memodifikasi pola hidup
istirahat yang baik untuk mencegah vertigo
b. Keluarga mampu memotivasi kambuh.
anggota keluarga dengan
45
Data Diagnosa Tujuan NOC NIC
Keperawatan
vertigo untuk kontrol apabila
kambuh
c. Keluarga mampu mencari 4. Keluarga mampu
informasi tentang perawatan memodifikasi lingkungan
vertigo
d. Keluarga mampu memodifikasi a. Motivasi keluarga untuk
pola hidup untuk mencegah memodifikasi gaya hidup
vertigo kambuh untuk mengurangi risiko
komplikasi vertigo
4. Keluarga mampu memodifikasi b. Edukasi tentang fasilitas
lingkungan : kesehatan yang diperlukan
untuk penderita vertigo
a. Memodifikasi gaya hidup dan c. Edukasi tentang faktor risiko
mengurangi risiko komplikasi lingkungan
vertigo
b. Mengetahui fasilitas kesehatan 5. Keluarga mampu
yang sesuai dengan kebutuhan memanfaatkan fasilitas
c. Mengetahui faktor risiko di
lingkungan a. Pengajaran keluarga tentang
sumber kesehatan
b. Memotivasi keluarga
memanfaatkan fasilitas
5. Keluarga mampu layanan kesehatan
memanfaatkan fasilitas kesehatan c. Memotivasi keluarga dalam
berpartisipasi melakukan
Perilaku mencari pelayana perawatan keluarga
kesehatan
a. Pengetahuan tentang sumber
kesehatan
46
Data Diagnosa Tujuan NOC NIC
Keperawatan
b. Menunjukkan perilaku mencari
pelayanan kesehatan
c. Partisipasi keluarga dalam
perawatan keluarga
DS: Perilaku Setelah dilakukan 1. Keluarga mampu mengenal 1. Keluarga mampu mengenal
Ny. S mengatakan kurang kesehatan tindakan keperawatan masalah kesehatan: masalah
berolah raga karena sibuk cenderung dalam 3x kunjungan,
bekerja. berisiko pada keluarga dapat a. Pengetahuan tentang risiko a. Penkes mengenai dampak
keluarga Tn. A memelihara lingkungan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor
DO: rumah yang bersih dan pola hidup dan lingkungan yang b. Penkes mengenai cara
Keluarga Tn. A belum sehat. tidak sehat memasak makanan yang
mengurangi konsumsi gula. b. Mencari informasi masalah bersih
kesehatan c. Memotivasi keluarga untuk
mencari informasi masalah
kesehatan
47
Data Diagnosa Tujuan NOC NIC
Keperawatan
keluarga yang sakit anggota keluarga
48
Data Diagnosa Tujuan NOC NIC
DS : Defisiensi Setelah dilakukan 1. Pengetahuan : proses 1. Tinjau pengetahuan
Ny. S mengatakan tidak pengetahuan pada tiga kali kunjungan penyakit pasien tentang
mengerti kenapa bisa Ny. S diharpkan Ny. S a. Klien dan keluarga penyakitnya
mempunyai penyakit mampu menyatakan paham 2. Kaji pasien apakah
vertigo meningkatkan tentang penyakit, kondisi, pasien sudah siap
pengetahuan tentang prognosis, dan program untuk mengontrol
DO : vertigo pengobatan tanda dan gejala dari
Ny S tidak paham ketika b. Klien dan keluarga penyakitnya
ditanya tentang penyebab mampu melaksanakan 3. Diskusikan perubahan
vertigo yang dialami. prosedur yang dijelaskan pola hidup yang perlu
c. Klien dan keluarga untuk mencegah
mampu menjelaskan komplikasi atau
kembali apa yang mengontrol proses
dijelaskan perawat/ tim penyakit.
kesehatan lainnya.
d. Berpartisipasi dalam olah
raga yang dianjurkan
e. Menggunakan pelayanan
kesehatan yang
dibutuhkan.
49
2. Pengetahuan : perilaku
kesehatan
a. partisaipasi untuk
mencapai tujuan diet
dengan tenaga profesional
b. memilih makanan dan
minuman sesuai anjuran
diet
c. Menilih jenis olah raga
yang dianjurkan
50
F. Catatan Perkembangan
Nama kepala keluarga : Tn. A
Alamat : RT 11 RW 10 Kasihan Bantul Yogyakarta
51
No Tanggal, Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
2 04/03/2021 Perilaku cenderung berisiko di TUK 1 S:
Jam 18.40 keluarga Tn. A a. Penkes mengenai - Keluarga mengatakan memahami cara memasak Yunus
WIB dampak kurang makanan yang bersih dan akan berusaha menjaga
olah raga kebersihan
b. Penkes mengenai - Keluarga mengatakan akan memulai olahrga
cara memasak ringan Yunus
makanan yang O:
bersih - Keluarga aktif mendengarkan dan memberikan
c. Memotivasi tanggapan Yunus
keluarga untuk A:
mencari informasi TUK 1 tercapai Yunus
masalah P:
kesehatan Lanjutkan TUK 2 :
a. Motivasi keluarga berperan serta dalam
mengambil keputusan untuk hidup bersih dan
sehat.
b. Motivasi keluarga untuk mendukung dalam
menjaga kebersihan lingkungan dan pola hidup
sehat.
3 04/03/2021 Defisiensi pengetahuan pada a. Mengkaji S:
Jam 18.55 Ny. S pengetahuan - Ny. S mengatakan sudah memahami tentang olah Yunus
WIB pasien tentang raga yang cocok untuk vertigo
penyakitnya O:
b. Mengedukasi - Keluarga memperhatikan penjelasan yang Yunus
olah raga yang diberikan
cocok untuk A : Yunus
penderita vertigo Defisiensi pengetahuan teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi Yunus
52
No Tanggal, Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
4 06/03/2021 Ketidakefektifan manajemen TUK 2 S:
Jam 10.00 kesehatan di keluarga Tn. A Mendukung keluarga - Ny. S mengatakan akan berusaha minum obat Yunus
WIB membuat keputusan : jika vertigo kambuh
a. Membantu - Tn. A mengatakan akan memotivasi Ny. S untuk
keluarga minum obat secara tepat
mengidentifikasi - Keluarga mengatakan akan saling merawat
keuntungan dari keluarga yang sakit
setiap alternative O: Yunus
perawatan yang - Keluarga memperhatikan penjelasan yang
diberikan diberikan
b. Memotivasi A: Yunus
keluarga TUK 2 tercapai, keluarga mampu mengambil
megambil keputusan
keputusan atas P: Yunus
tindakan Lanjutkan TUK 3 :
perawatan yang a. Pendidikan kesehatan mengenai keteraturan
akan dilakukan minum obat
untuk menangani b. Memotivasi keluarga untuk memberi dukungan
penyakit vertigo kepada anggota keluarga
c. Memberikan c. Memberikan dukungan kepada keluarga untuk
reinforcement mencari informasi tentang perawatan vertigo
positif terhadap d. Memotivasi keluarga untuk memodifikasi pola
alternative pilihan hidup untuk mencegah vertigo kambuh
yang dipilih
5 06/03/2021 Perilaku kesehatan cenderung TUK 2 S:
Jam 10.20 berisiko di keluarga Tn. A a. Memotivasi - Keluarga mengatakan mau saling mendukung Yunus
WIB keluarga berperan untuk hidup bersih dan menjaga lingkungan
serta dalam - Keluarga mengatakan akan merubah gaya hidup
mengambil supaya lebih sehat Yunus
53
No Tanggal, Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
keputusan untuk O:
hidup bersih dan - Keluarga memperhatikan penjelasan yang Yunus
sehat. diberikan
b. Memotivasi - Saat kunjungan jendela belum terbuka
keluarga untuk A: Yunus
mendukung TUK 2 tercapai, keluarga mampu mengambil
dalam menjaga keputusan
kebersihan P:
lingkungan dan Lanjutkan TUK 3 :
pola hidup sehat. a. Motivasi keluarga agar menjaga kebersihan dan
mengusahakan ventilasi yang baik.
6 06/03/2021 Defisiensi pengetahuan pada a. Mengkaji S:
Jam 10.50 Ny. S partisipasi pasien - Ny. S mengatakan belum berolahraga Yunus
WIB tentang olah raga O:-
yang dianjurkan A:
Masalah defisiensi pengetahuan belum teratasi Yunus
P:
Lanjutkan intervensi : Yunus
a. Kaji partisipasi Ny.S tentang olah raga yang
dianjurkan
b. Ajarkan teknik manuver epley Yunus
7 09/03/2021 Ketidakefektifan manajemen TUK 3 S:
Jam 15.00 kesehatan di keluarga Tn. A a. Pendidikan - Ny. S mengatakan akan berusaha meminum obat Yunus
WIB kesehatan secara benar
mengenai - Keluarga mengatakan akan memberikan
keteraturan dukungan kepada anggota keluarga yang sakit
minum obat - Ny. S mengatakan akan berusaha hidup sehat
b. Memotivasi untuk mencegah timbulnya gejala vertigo
keluarga untuk O: Yunus
54
No Tanggal, Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
memberi - Keluarga memperhatikan penjelasan yang
dukungan kepada diberikan Yunus
anggota keluarga A:
c. Memberikan TUK 3 tercapai, keluarga mampu merawat anggota
dukungan kepada yang sakit Yunus
keluarga untuk P:
mencari informasi Lanjutkan TUK 4 :
tentang perawatan a. Motivasi keluarga untuk memodifikasi gaya
vertigo hidup untuk mengurangi risiko komplikasi
d. Memotivasi vertigo
keluarga untuk b. Edukasi tentang fasilitas kesehatan yang
memodifikasi diperlukan untuk penderita vertigo
pola hidup untuk c. Edukasi tentang faktor risiko aktivitas
meencegah mucul
gejala vertigo
8 09/03/2021 Perilaku kesehatan cenderung TUK 4 S:
Jam 15.15 berisiko di keluarga Tn. A a. Mendiskusikan - Keluarga mengatakan mengetahui risiko rumah Yunus
WIB faktor risiko yang tidak sehat
b. Memotivasi - Keluarga mengatakan masih sibuk bekerja
keluarga untuk sehingga tidak sempat olah raga
memodifikasi - Keluarga mengatakan tidak ada masalah dengan
lingkungan rumah rumah
dan hidup sehat
O:
- Ny. S jarang berolahraga Yunus
A:
TUK 4 belum tercapai Yunus
P:
Ulangi TUK 4 :
55
No Tanggal, Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
a. Motivasi keluarga untuk berolah raga Yunus
9 09/03/2021 Defisiensi pengetahuan pada a. Mengkaji S : -Ny. S mengatakan belum sempat olah raga
Jam 15.30 Ny. S partisipasi Ny. S -Ny. S mengatakan paham tentang manuver epley
WIB terhadap olahraga O :- Ny. S mampu meragakan kembali manuver Yunus
yang dianjurkan epley
b. Mengajarkan A:
teknik manuver Masalah Defisiensi pengetahuan pada Ny. S teratasi Yunus
epley sebagian
P: Yunus
Lanjutkan intervensi :
a. Kaji partisipasi Ny.S terhadap olahraga yang
dianjurkan
10 11/03/2021 Ketidakefektifan manajemen TUK 4 S:
Jam 15.00 kesehatan pada keluarga Tn. A a. Memotivasi - Keluarga mengatakan akan berusaha merubah Yunus
WIB keluarga untuk gaya hidup
memodifikasi - Keluarga mengatakan sudah tahu bisa periksa ke
gaya hidup untuk puskesmas pembantu/ faskes petama
mengurangi risiko - Ny. S mengatakan sudah tahu tentang fasilitas
komplikasi keehatan yang bisa digunakan dan sudah periksa
vertigo ke fasilitas kesehatan pertama
b. Mengedukasi O:
tentang fasilitas - Keluarga memperhatikan penjelasan dan aktif Yunus
kesehatan yang berdiskusi
diperlukan untuk A: Yunus
penderita vertigo TUK 4 tercapai, keluarga mampu memodifikasi gaya
c. Mengedukasi hidup dan sudah memanfaatkan fasilitas kesehatan
tentang faktor P: Yunus
risiko lingkungan Hentikan intervensi, masalah teratasi
11 11/03/2021 Perilaku kesehatan cenderung TUK 4 : S:
56
No Tanggal, Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Jam
Jam 15.15 berisiko di keluarga Tn. A a. Memotivasi - Keluarga mengatakan akan membuka jendela Yunus
WIB pemanfaatan agar udara bisa keluar masuk
ventilasi yang ada - Keluarga mengatakan akan berusaha merubah
b. Memotivasi gaya hidup
memodifikasi - Keluarga mengatakan tidak bisa merubah
lingkungan dan lingkungan
gaya hidup O: Yunus
- Keluarga memperhatikan
- Jendela sudah dibuka Yunus
- Pencahayaan cukup
A:
TUK 4 tercapai Yunus
P:
Lanjutkan TUK 5
Konsultasikan ke puskesmas
12 11/03/2021 Defisiensi pengetahuan pada a. Mengajarkan S:
Jam Ny. S teknik manuver - Ny. S mengatakan belum pernah melakukan Yunus
15.30WIB epley manuver epley
- Ny. S mengatakan akan melakukan manuver
epley jika vertigo muncul kembali Yunus
O:
- Ny. S memperhatikan Yunus
A : Masalah defisiensi pengetahuan pada Ny. S
teratasi
P : hentikan intervensi Yunus
57
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
1. Tahapan keluarga dan tugas perkembangan keluarga binaan
Tahapan perkembangan keluarga Tn. A merupakan tipe keluarga inti
yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri, dan anak tinggal bersama
dalam satu rumah, yang tinggal di wilayah RT 11 RW 10 Kasihan. Tn. A
tinggal bersama Ny. S istrinya yang berusia 57 tahun dan anaknya yang
berusia 23 tahun. Saat dilakuan pengkajian, tahap perkembangan keluarga
yang belum terpenuhi adalah memperluas keluarga inti menjadi keluarga
besar.
2. Fungsi keluarga dengan keluarga binaan
Hasil pengkajian pada keluarga Tn. A fungsi eluarga yang belum
terpenuhi adalah fungsi perawatan. Keluarga Tn. A belum mampu optimal
melakukan perawatan secara mandiri apabila ada keluarga yang sakit,
terkadang beli obat di apotik ataupun kerokan bila sakit ringan. Apabila
dalam keluarga Tn. A ada yang sakit agak berat, biasanya anak yang
tinggal dekat dengan Tn. A mengantarkan untuk periksa, namun kelurga
Tn. A belum mampu merawat secara mandiri.
3. Tingkat Kemandirian
Keluarga Tn. A berada pada tingkat kemandirian 1 yaitu keluarga
menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan keluarga.
58
59
B. Perumusan Diagnosa
Perumusan diagnosa dilakukan skoring dengan menggunakan 4 kriteria yaitu,
sifat masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, potensial masalah untuk
dicegah, dan menonjolnya masalah. Hasil yang didapatkan 3 diagnosis
keperawatan berdasarkan prioritas sesuai skoring yaitu :
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga Tn. A
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada keluarga Tn. A
3. Defisiensi pengetahuan pada Ny. S
C. Perencanaan
Rencana tindakan keperawatan di rencanakan dilakukan minimal 3 kali
pertemuan, dan diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, cara
perawatan, pengobatan keluarga tentang vertigo, terutama tentang
pengetahuan tentang vertigo, dan cara penanganan vertigo. Keluarga Tn. A
diberikan penyuluhan tentang vertigo dan olah raga yang dianjurkan untuk
penderita vertigo. Rencana tindakan terkait vertigo juga akan diajarkan
tentang teknik manuveer epley karena selama ini Ny. S belum pernah
melakukan teknik manuver epley. Selain itu keluarga Tn. A juga di berikan
informasi terkait keteraturan minum obat. Keluarga juga didukung dalam
menjaga kebersihan dan mengusahakan ventilasi yang baik.
D. Intervensi
Selama dilakukan intervensi keperawatan selama 4 kunjungan keluarga Tn. A
sangat kooperatif dan antusias dalam mengikuti setiap kegiatan. Saat
dilakukan penyuluhan tentang vertigo terutama penanganan vertigo dan
tehnik manuver epley untuk penanganan apabila vertigo muncul kembali,
keluarga sangat kooperatif dan mau mendengarkan dengan baik.
60
E. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan terdapat peningkatan baik secara
kognitif, afektif maupun psikomotor. Untuk diagnosis keperawatan
ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga Tn. A tugas keluarga
sudah tercapai tercapai, terbukti dengan adanya peningkatan pengetahuan
keluarga bisa menjelaskan tentang vertigo dan penanganan vertigo. Keluarga
juga mendukung Ny. S untuk minum obat dan kontrol ke puskesmas apabila
gejala vertigo muncul kembali. Diagnosis keperawatan perilaku kesehatan
cenderung beresiko tugas keluarga juga sudah tercapai , yaitu keluarga
mampu memanajemen resiko gaya hidup dengan membuka jendela agar
udara bisa keluar masuk. Kemudian diagnosis ketiga defisiensi pengetahuan
pada Ny. S tentang vertigo, keluarga sudah memahami tenntang olahraga yang
dianjurkan untuk vertigo, Ny. S mengatakan akan minum obat dan melakukan
manuver epley jika gejala vertigo muncul kembali.
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada keluarga Tn. A dengan Vertigo ini dapat
disimpulkan bahwa dalam keluarga penting sekali melakukan tugas keluarga
kedua yaitu mengambil keputusan yang tepat terhadap masalah kesehatan.
Dengan mengenal masalah kesehatan dalam keluarga maka keluarga dapat
mengatasi dengan mengambil keputusan bersama-sama, menggunakan
pelayanan kesehatan atau memodifikasi lingkungan. Apalagi dengan keadaan
Ny. S yang sering mengalami pusing berputar yang harus dimotivasi lagi
untuk pengetahuan vertigo, penatalaksanaan vertigo dan pengguanaan
fasilitas kesehatan terdekat. Dengan adanya dukungan dari keluarga
diharapkan Ny. S mampu mengotrol aktivitas dan mau menggunakan
fasilitas kesehatan terdekat untuk memonitor kesehatan.
B. Saran
1. Keluarga
a. Peran serta aktif dalam perawatan dan sebagai unit terdepan dalam
mencegah dan meningkatkan status kesehatan keluarga.
b. Keterlibatan keluarga dalam meningkatkan dan menjaga kesehatan
anggota keluarga.
c. Menciptakan suasana lingkungan yang sehat serta memodifikasi
lingkungan untuk peningkatan kesehatan keluarga.
d. Menggunakan dan mempergunakan fasilitas pelayanan kesehatan
yang ada.
2. Masyarakat
a. Keterlibatan aktif terhadap tindakan promosi kesehatan.
b. Menciptakan lingkungan yang bersih mendukung suasana pencegahan
dari penyebaran penyakit.
61
62
3. Tenaga Kesehatan
a. Penyuluhan kesehatan secara berkala di setiap pedusunan dengan
materi yang terprogram.
b. Penyegaran kembali kader-kader di setiap dusun.
c. Monitor kegiatan posyandu baik Balita maupun Lansia.
DAFTAR PUSTAKA
Tema : Vertigo
Sub Tema : Penanganan Vertigo dengan Manuver Epley
Penyuluh : Yunus Harianto
Sasaran : Keluarga Tn. A di RT 11 RW 10 Kasihan Bntul Yogyakarta
Tanggal : Maret 2021
Waktu : 30 menit
C. Pokok materi
1. Vertigo
a. Pengertian vertigo
b. Etiologi vertigo
c. Tanda Gejala vertigo
2. Manuver Epley
a. Pengertian
b. Manfaat
c. Gerkan manuver epley
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Kegiatan
b. Menjelaskan b. Mendengarkan
etiologi vertigo dan menyimak
H. Daftar Pustaka
Pembimbing Penyuluh
Vertigo
1. Pengertian Vertigo
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala,
penderita merasakan benda-benda disekitarnya bergerak-gerak memutar atau
bergerak naik turun karena gangguan pada sistem keseimbangan (Arsyad,
2015).
2. Etiologi Vertigo
Menurut Corwin, (2011), penyebab umum dari vertigo antara lain:
g. Keadaan lingkungan: mabuk darat, mabuk laut
h. Obat-obatan: alkohol, gentamisisn.
i. Kelainan telinga: endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis
di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal
positional.
j. Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirinitis, penyakit maniere.
k. Kelainan Neurologis: tumor otak, tumor yang menekan saraf
vestibularis, sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai cidera
pada labirin, persyarafan atau keduanya.
l. Kelainan sirkulasi: gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya
aliran darah ke salah satu bagian otak (transient ischemic attack) pada
arteri vertebral dan arteri basiler.
Manuver Epley