Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Ny. A


DENGAN KASUS DIABETES MELITUS
DI RT 27 KEL. MEKARSARI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEKARSARI
KECAMATAN BALIKPAPAN TENGAH

Stase Komunitas
Dosen Koordinator : Ns. Siti Mukaromah.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom
Dosen Pembimbing : Ns. Siti Mukaromah.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh
Pradana Setyanto, S.Kep
P2205138

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK PROFESI NERS


STASE KEPERAWATAN KELUARGA DI WILAYAH MEKAR SARI

Disusun Oleh:

Pradana Setyanto, S.Kep


P22050138

Telah berhasil diselesaikan dan dapat dipertanggung jawabkan kepada seluruh pihak terkait
Pada tanggal Juli 2023

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Siti Mukaromah, M.Kep., Sp.Kep.Kom Ns.Linda Kristian Ningtias., S.Kep


NIDN : 1112058203 NIP.

Mengetahui,
Koordinator Stase Keperawatan Keluarga

Ns. Siti Mukaromah, M.Kep., Sp.Kep.Kom


NIDN : 1112058203
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Keluarga sebagai sistem yang
berinteraksi dan merupakan unit utama yang menyangkut kehidupan
masyarakat. Keluarga menempati posisi antara individu dan masyarakat.
Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas yang sehat. Masalah
yang dialami anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang
lain, karena keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk
berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat. Sehingga dengan memberikan
pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan.
Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan dan
kesimbangan antara anggota keluarga tidak terlepas dari lima tugas dalam
perawatan kesehatan keluarga yaitu; mampu mengenal masalah
kesehatannya, mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
kesehatannya, mampu melakukan tindakan keperawatan untuk anggota
keluarga yang memerlukan bantuan keperawatan, mampu memodifikasi
lingkungan sehingga menunjang upaya peningkatan kesehatan, mampu
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada.
Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan
masyarakat secara optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah
kesehatan, memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat. Peran keluarga sebagai kelompok
dapat melakukan aktivitas pencegahan, memelihara, menimbulkan,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam
kelompok
/keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan anggota keluarganya, yang berarti keluarga menjadi
faktor penentu sehat-sakitnya anggota keluarga, yang akan berdampak pada
munculnya berbagai masalah kesehatan anggota keluarga.
Unit fungsional terkecil dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga
adalah keluarga, dimana pertisipasi anggota keluarga dalam pemberian
asuhan keperawatan keluarga sangat mempengaruhi hasil dari asuhan
keperawatan keluarga lansia tersebut ( Badriah 2013 ). Selain keluarga,
perawat juga memiliki peran penting yakni sebagai pendidik,
koordinator/penghubung, advokat/pelindung, pemberi pelayanan langsung,
konselor, dan modifikator lingkungan. Pemberian pelayanan keperawatan
keluarga beriringan dengan tiga tingkat pencegahan. Tingkat pertama
(promotion dan primary prevention), pencegahan tingkat kedua (secondary
prevention) , maupun pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention).
Setiap pencegahan melibatkan keluarga sebagai mitra kerja dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari setiap pelayanan keperawatan
yang diberikan pada keluarga.
Proses pelibatan keluarga sebagai bentuk tranformasi ilmu dari
perawat ke keluarga, dengan keadaan keluarga yang memiliki latar
belakang masalah yang berbeda. Perbedaan tersebut akan menentukan
tingkat pencegahan yang digunakan. mulai dari promosi kesehatan, dimana
hal ini ditujukan kepada keluarga yang sehat, sehingga dapat meningkatkan
derajat kesehatan keluarga. Keluarga lebih berperan aktif dalam menjaga
dan meningkatkan kesehatan anggota keluarganya. Pecegahanan kuratif,
yang mana ditujukan kepada keluarga yang mengalami sakit, sehinga
intervensi yang diberikan terfokuskan untuk menyembuhkan peyakit yang
dialami oleh keluarga tersebut. Selanjutnya adalah pencegahan tersier yang
ditujukan kepada keluarga yang mengalami sakit, adapun intervensi yang
diberikan terfokuskan agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit tersebut.
Perawat dapat memenuhi kebutuhan individu dan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Jadi untuk membangun keluarga yang sehat
dibutuhkan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga. Asuhan keperawatan keluarga merupakan rangkaian kegiatan
yang diberikan melalui praktik keperawatan keluarga. Adapun kriteria
keluarga yang harus mendapatkan asuhan keperawatan keluarga adalah
keluarga yang dalam tahap perkembangan keluarga, misalnya keluarga
dengan pasangan baru (Berganning family) / keluarga pemula ataupun
keluarga inti.
Teori-teori keperawatan sangan menjanjikan apabila diterapkan dalam
keluarga. Teori-teori keluarga memiliki gambaran yang jauh lebih lengkap
dan memiliki kekuatan lebih dalam menjelaskan tentang perilaku keluarga
(teori ilmu sosial keluarga) dan intervensi keluarga (teori terapi keluarga)
tapiperlu dirumuskan ulang atau diadaptasi ulang sehingga teori-teori
tersebut cocok dengan perspektif keperawatan.
Salah satu teori keperawatan keluarga yang sering digunakan adalah
teori Friedman. Model pengkajian keluarga Friedman merupakan integrasi
dari teori sistem, teori perkembangan keluarga, dan teori struktural
fungsional sebagai teori-teori utama yang merupakan dasar dari model dan
alat pengkajian keluarga. Teori-teori lain ikut berperan kedalam dimensi
struktural dan fungsional adalah teori komunikasi, peran dan stress
keluarga.

B Rumusan Masalah
Bagaimana  asuhan keperawatan keperawatan keluarga Tn. S dan
keluarga dengan masalah penyakit hipertensi pada Keluarga Tn. S di RT.24
Kelurahan Muara Rapak Balikpapan?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga
sesuai dengan konsep dan teori keperawatan keluarga
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keerawatan
keluarga
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada salah satu
keluarga diwilayah kerja Puskesmas.
c. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga
d. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan
keluarga
e. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan
keluarga
f. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dengan pendekatan
pada keluarga bina asuhan keperawatan keluarga
g. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan
keluarga

D. Waktu dan Tempat


1. Waktu
Praktik Profesi Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Komunitas dan
Keluarga dilaksanakan dari tanggal 5 Juni 2023 sd 8 Juli 2023.
2. Tempat
Dilaksanakan di Rumah Ny. S
E. Manfaat
Terkait dengan tujuan maka makalah pembelajaran ini diharapkan dapat memberi
manfaat.
1. Dari segi akademis, merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan
khususnya dalam asuhan keperawatan keluarga dalam pelaksanaan program
profesi ners.
2. Dari segi praktis, makalah pembelajaran ini bermanfaaat bagi :
a. Bagi mahasiswa ITKES Wiyata Husada Samarinda
Hasil laporan asuhan keperawatan ini dapat menjadi masukkan bagi
mahasiswa ITKES Wiyata Husada Samarinda lainnya dalam asuhan
keperawatan keluarga.
b. Untuk Penulis
Hasil penulisan laporan asuhan keperawatan ini dapat menjadi salah
satu rujukan bagi penulis berikutnya, yang akan melakukan penulisan
asuhan keperawatan keluarga dalam pelaksanaan program profesi ners.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Banyak definisi yang diuraikan tentang keluarga sesuai dengan
perkembangan sosial masyarakat. Berikut ini akan dikemukakan
pengertian keluarga dalam Harmoko (2012) :
a. Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota
keluarga selalu berinteraksi satu sama lain.
b. Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum:
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
dari tiap anggota.
c. Menurut WHO (1969), keluarga adalah anggota rumah tangga yang
saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
d. Menurut Bergess (1962), keluarga terdiri atas kelompok orang yang
mempunyai ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau
hasil adopsi, anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota
berinteraksi dan komunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai
kebiasaan/kebudayaan yang berasal dari masyarakat, tetapi
mempunyai keunikan tersendiri.
e. Menurut Helvie (1981), keluarga adalah sekelompok manuasia yang
tinggal dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten
dan hubungan yang erat.
f. Menurut Departemen kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit
terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

2. Tujuan Dasar Keluarga


Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah:
a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat
terhadap petkembangan individu dasar yang memiliki pengaruh kuat
terhadap perkembangan individu.
b. Keluarga sebagai perantara bagi kebutuhan dan harapan anggota
keluarga dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuha-kebuutuhuan anggota
keluarga dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang,
sosioekonomi dan kebutuhan seksual.
d. Keluarga memiliki penngaruh penting terhadap pembentukan
identitas seorang individu dan perasaan orang lain.

3. Tipe Keluarga
Beberapa tipe keluarga (Widagdo, 2016) yang perlu diketahui adalah
sebagai berikut :
a. Tipe keluarga tradisional terdiri atas :
1) The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri
atas suami, istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak
angkat.
2) The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang
terdiri atas suami dan istri tanpa anak. Hal yang perlu Anda
ketahui, keluarga ini mungkin belum mempunyai anak atau
tidak mempunyai anak, jadi ketika nanti Anda melakukan
pengkajian data dan ditemukan tipe keluarga ini perlu Anda
klarifikasi lagi datanya.
3) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua
dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
4) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu
orang dewasa. Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang
tidak menikah atau tidak mempunyai suami.
5) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti
ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan
sebagainya. Tipe keluarga ini banyak dianut oleh keluarga
Indonesia terutama di daerah pedesaan.
6) Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di
rumah (baik suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya
sudah membangun karir sendiri atau sudah menikah.
7) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama
atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang
pelayanan, seperti dapur dan kamar mandi yang sama.
b. Tipe keluarga nontradisional, tipe keluarga ini tidak lazim ada di
Indonesia terdiri atas :
1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri
atas orang tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama di luar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
3) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan
jenis kelamin tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan
suami istri.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua
anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga yang aslinya.
4. Fungsi keluarga
Menurut Widagdo (2016) fungsi keluarga ada lima antara lain beikut ini :
a. Fungsi afektif
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan
psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka
keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial yang utama,
membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga,
stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara
lebih akrab, dan harga diri.
b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial
Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian.
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup,
karena individu secara kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai
respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka
alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau perubahan
yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial
dan pembelajaran peran-peran sosial.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan
kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang memengaruhi status
kesehatan anggota keluarga secara individual) merupakan bagian
yang paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan yaitu :
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
2) Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi
keluarga.
3) Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan.
4) Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan
suasana rumah yang sehat.
5) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas
5. Tahap perkembangan keluarga
Terdapat delapan tahap perkembangan keluarga (Widagdo, 2016) yaitu :
a. Keluarga baru menikah atau
pemula Tugas perkembangannya
adalah:
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan;
2) Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial;
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Keluarga dengan anak baru lahir
Tugas perkembangannya
adalah:
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga;
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga;
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peranperan orang tua dan kakek nenek.
c. Keluarga dengan anak usia pra
sekolah Tugas perkembangannya
adalah
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang
bermain, privasi, dan keamanan;
2) Mensosialisasikan anak;
3) Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lain;
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di
luar keluarga.
d. Keluarga dengan anak usia
sekolah Tugas perkembangannya
adalah:
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat;
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangannya
adalah:
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri;
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan;
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.

f. Keluarga melepas anak usia dewasa


muda Tugas perkembangannya adalah:
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak;
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan;
3) Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau
istri.
g. Keluarga dengan usia
pertengahan Tugas
perkembangannya adalah:
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan;
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua lansia dan anak-anak;
3) Memperkokoh hubungan perkawinan
h. Keluarga dengan usia lanjut
Tugas perkembangannya
adalah:
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan;
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun;
3) Mempertahankan hubungan perkawinan;
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan;
5) mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi;
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan
hidup).
6. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-
macam (Harnilawati, 2013), yaitu :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari
jalur garis keturunan ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara yang
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun dari
jalur garis keturunan ibu.
c. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga sedarah
isteri.

d. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama dengan keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami isteri sebagai dasar pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau isteri.
7. Peran keluarga
Menurut Harnilawati (2013) keluarga memiliki peran formal dalam
keluarga
tersebut , yaitu :
a. Peran sebagai ayah. Ayah sebagai suami dari isteri dan ayah dari
anak-anaknya berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung,
dan pemberi rasa aman. Juga sebagai kepala keluarga, anggota
kelompok sosial, serta anggota masyarakat dan lingkungan.
b. Peran sebagai ibu. Ibu sebagai istri dari suami dan ibu dari anak-
anaknya berperan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh
dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan salah satu anggota
kelompok sosial, serta sebagai anggota kelompok masyarakat dan
lingkungan disamping dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan keluarga.
c. Peran sebagai anak. Anak meaksanakan peran psikososial sesuai
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
8. Keluarga Sebagai Sistem
a. Keluarga merupakan sistem sosial karena terdiri dari kumpulan dua
orang atau lebih yang mempunyai peran sosial yang berbeda
dengan ciri saling berhubungan dan ketergantungan antar individu
b. Alasan keluarga disebut sebagai sistem adalah sebagai berikut :
1) Keluarga mempunyai sub sistem : Anggota, fungsi, peran,
aturan, budaya, dan lainnya yang dipelajari dan
dipertahankan dalam kehidupan keluarga.
2) Terdapat saling berhubungan dan ketergantungan antar
susbsitem.
3) Merupakan unit terkecil dari masyarakat yang dapat
mempengaruhi sub sistemnya.
c. Keluarga mempunyai komponen-komponen sistem (Harmoko,
2012) yaitu :
1) Masukan (input) terdiri dari anggota keluarga, fungsi
keluarga, aturan dari keluarga (masyarakat) sekitar (luas),
budaya, agama dan sebagainya
2) Proses merupakan proses yang terjadi dalam melaksanakan
fungsi keluarga.

3) Keluaran (output) adalah hasil dari proses yang berbentuk


perilaku keluarga yang terdiri atas perilaku sosial, perilaku
kesehatan, perilaku sebagai warga negara dan lain-lain
4) Umpan balik (feedback) sebagai pengontrol dalam masukan
dan proses yang berasal dari perilaku keluarga.

gambar: Komponen dalam sistem keluarga


d. Keluarga sebagai sistem mempunyai karakteristik dasar yang dapat
dikelompokan sebagai berikut :
1) Keluarga sebagai sistem terbuka adalah suatu sistem yang
mempunyai kesempatan dan mau menerima atau
memperhatikan lingkungan (masyarakat) sekitarnya.
2) Keluarga sebagai sistem tertutup adalah suatu sistem yang
kurang mempunyai kesempatan, kurang mau menerima atau
memberi perhatian kepada lingkungan (masyarakat)
sekitarnya.
9. Karakteristik keluarga sebagai sistem
Berikut ini akan dijelaskan mengenai karakteristik keluarga sebagai suatu
sistem (Harmoko; 2012)
a. Pola komunikasi keluarga
Secara umum ada dua pola komunikasi dalam keluarga yaitu sistem
terbuka dan sitem tertutup. Sistem terbuka pola komunikasi
dilakukan secara langsung, jelas, spesifik, tulus, jujur dan tanpa
hambatan. Sedangkan pola komunikasi seitem tertutup adalah tidak
langsung, tidak jelas, tidak spesifik, tidak selaras, saling
menyalahkan, kacau dan membingungkan.
b. Aturan keluarga
1) Sistem terbuka: hasil musyawarah, tidak ketinggalan zaman,
berubah sesuai kebutuhan keluarga, dan bebas mengeluarkan
pendapat.
2) Sitem tertutup: ditentukan tanpa musyawarah tidak sesuai
perkembangan zaman, mengikat, tidak sesuai kebutuhan dan
pendapat terbatas.

c. Perilaku anggota keluarga


1) Sistem terbuka: sesuia dengan kemampuan keluarga memiliki
kesiapan, mampu berkembang sesuai kondisi. Harga diri:percaya
diri, mengikat, dan mampu mengembangkan dirinya.
2) Sistem tertutup: memiliki sikap melawan, kacau, tidak siap (selalu
bergantung), tidak berkembang, harga diri: kurang percaya diri,
ragu-ragu, dan kurang dapat dukungan untuk mengembangkan.
Struktur Keluarga Dalam Harmoko (2012)
c. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada
hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin
mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan
menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesn,
memberikan umpan balik, dan valid.
d. Struktur peran
Serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang
diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
Posisi/ status adalah posisi individu dalam masyarakat misal status
sebagai istri/ suami.
e. Struktur kekuatan
Kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau
mengubah perilaku orang lain. Hak (legitimate power), ditiru (referent
power), keahlian (exper power), hadiah (reward power_, paksa
(coercive power), dan effektif power.
d. Strukur nilai dan norma
1) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak
dapat mempersatukan annggota keluarga.
2) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan
sistem nilai dalam keluarga.
3) Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
10. Keluarga Kelompok Risiko Tinggi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, yang
menjadi prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang risiko tinggi
dalam bidang kesehatan, meliputi:
a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan
masalah sebagai berikut:
1) Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah.
2) Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan
sendiri.

3) Kelurga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan


penyakit keturunan.
b. Keluarga dengan ibu risiko tinggi kebidanan. Waktu hamil:
1) Umur ibu (kurang 16 tahun atau lebih 35 tahun).
2) Menderita kekurangan gizi atau anemia.
3) Menderita hipertensi.
4) Primipara atau multipara.
5) Riwayat persalinan dengan komplikasi.
c. Keluarga dimana anak menjadi risiko tinggi, karena:
1) Lahir prematur atau BBLR.
2) Lahir dengan cacat bawaan.
3) ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
4) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau
anaknya.
d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota
keluarga:
1) Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan
2) Tidak ada kesesuaiana pendapat antara anggota keluarga dan
sering cekcok dan tegang.
3) Ada anggota keluarga yang sering sakit.
4) Salah satu orang tua (suami atau istri) meninggal, atau lari
meninggalkan keluarga
B. Konsep Diabetes Mellitus
1. Definisi
DM merupakan penyakit kronis yang menjadi tantangan di dalam
dunia kesehatan. DM merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular
(PTM) yang menyebabkan 1,6 juta kematian di dunia pada tahun 2010
(WHO, 2014) dalam Istianah, dkk (2020). DM adalah penyakit menahun
(kronis) berupa gangguan metabolik yang ditandai dengan kadar gula
darah yang melebihi batas normal. (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin
atau keduanya (Perkumpulan Endikronologi Indonesia, 2019). DM
merupakan penyakit yang memerlukan pengelolaan berkelanjutan
khususnya dalam pengendalian kadar glukosa untuk mencegah atau
memperlambat terjadinya komplikasi. Diabetes mellitus merupakan
suatu hal baru bagi masyarakat Indonesia (Astuti & Setiarani, 2013)
dalam Fitriyani, dkk (2020).

2. Klasifikasi
Klasifikasi DM (Perkumpulan Endikronologi Indonesia, 2019) adalah:
a. Tipe 1: Destruksi sel beta, umumnya berhubungan dengan pada
defisiensi insulin absolut.
b. Tipe 2: Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai
defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin
disertai reistensi insulin.
c. DM gestasional: Diabetes yang didiagnosis pada trimester kedua atau
ketiga kehamilan dimana sebelum kehamilan tidak didapatkan
diabetes
d. Tipe spesifik yang berkaitan dengan penyebab lain:
Sindroma diabetes monogenic (diabetes neonatal, maturity-onset
diabetes of the young [MODY]).
• Penyakit eksokrin pankreas (fibrosis kistik, pankreatisis).
• Disebabkan oleh obat atau zat kimia (misalnya
penggunaan glukokortikoid pada terapi HIV/AIDS atau setelah
transplantasi organ).

3. Patofisiologi
Patofisiologi dari DM menurut (Brunner & Suddart, 2005) dalam
Wijaya dan Puteri (2019).
a. Diabetes tipe I
Pada diabetes I tidak terdapat ketidakmampuan pankreas untuk
menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan
oleh proses autoimun. Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi
glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping itu, glukosa yang
berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap
berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postpranidial
(sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi,
ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring
keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin (Glukosuria).
Ketika glukosa yang berlebihan diekresikan dalam urin, ekresi ini akan
disertai pengeluaran cairan dan elektronik yang berlebihan. Keadaan ini
dinamakan diuresis osmotic. Sebagai akibat dari kehilangan cairan
yang berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih
(poliura) dan rasa haus (polidipsia).
Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan
lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat
mengalami peningkatan selera makan (polifagia) akibat menurunnya
simpanan kalori. Gejala lainnya mencangkup kelelahan dan kelemahan.
Proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut turut
menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan
lemak yang produksi badan keton yang merupakan produk samping
pecahan lemak. Badan keton merupakan asam basa tubuh apabila
jumlahnya berlebihan.

Ketoasidosis diabetik yang diakibatkannya dapat menyebabkan


tanda dan gejala seperti nyeri abdominal, mual, muntah, hiperventilasi,
napas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan
perubahan kesadaran, koma bahkan kematian.

b. Diabetes tipe II
Pada Diabetes tipe II terdapat dua masalah yang berhubungan
dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan
sel. Sebagai akibat terikat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut,
terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel,
resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi
intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk
menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Akibat intoleransi
glukosa yang berlangsung lambat dan progresif maka awitan diabetes
tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien,
gejala tersebut sering bersifat ringan dan dapat mencangkup kelelahan,
iritabilitas, poliura, polidipsia, luka yang lama sembuh, infeksi vagina
atau pandangan yang kabur (jika kadar glukosanya saat tinggi). Penyakit
diabetes membuat gangguan/ komplikasi melalui kerusakan pada
pembuluh darah di seluruh tubuh, disebut angiopati diabetic. Penyakit
ini berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada pembuluh darah
besar (makrovaskular) disebut makroangiopati, dan pada pembuluh
darah halus (mikrovaskular) disebut mikroangiopati.
Ada 3 problem utama yang terjadi bila kekurangan atau tanpa insulin:
a. Penurunan penggunaan glukosa
b. Peningkatan mobilisasi lemak
c. Peningkatan penggunaan protein

4. Etilogi
Etiologi DM menurut (Wijaya & Puteri, 2019) adalah sebagai berikut:
1. DM tipe 1 (DDM/ Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
a. Faktor genetik/ herediter
Peningkatan kerentanan sel-sel beta dan perkembangan antibody
autoimun terhadap penghancuran sel-sel beta
b. Faktor infeksi virus
Infeksi virus coxsackie pada individu yang peka secara genetik
c. Faktor imunologi
Respon autoimun abnormal mengakibatkan antibodi menyerang
jaringan normal yang dianggap jaringan asing.
2. DM tipe II (NIDDM)
a. Obesitas
Obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target
diseluruh tubuh, insulin yang terjadi menjadi kurang efektif dalam
mengingatkan efek metabolik.

b. Usia
Cenderung meningkat diatas usia 65 tahun
c. Riwayat keluarga
DM memiliki hubungan yang sangat erat dengan riwayat keturunan
keluarga.
d. Kelompok etnik
Berdasarkan penelitian terakhir di 10 negara menunjukkan bahwa
bangsa Asia lebih beresiko terserang DM dibanding bangsa barat.
Hasil dari penelitian tersebut mengatakan bahwa secara keseluruhan
bangsa Asia kurang berolahraga dibandingkan bangsa-bangsa dibenua
barat. Selain itu, kelompok etnik tertentu juga berpengaruh terutama
Cina, India dan Melayu lebih beresiko terkena DM
3. DM Malnutrisi
Kekurangan protein kronik menyebabkan hipofungsi pankreas
4. DM Tipe Lain
a. Penyakit Pankreas: pankreatitis, Ca pankreas, dll)
b. Penyakit hormonal: akromegali yang merangsang sekresi sel-sel beta
sehingga hiperaktif dan rusak
c. Obat-obatan:
Aloxan, streptozikin: sitotoksin terhadap sel sel beta,
Derivit thiazide: menurunkan sekresi insulin

5. Manifestasi Klinis
Menurut (Santi, 2015) dalam Rafli (2019) manifestasi Klinis DM tergantung
pada tingkat hiperglikemia yang dialami oleh klien. Manifestasi klinis khas yang
dapat muncul pada seluruh tipe diabetes meliputi:
a. Trias poli
Poliura (Peningkatan penguluaran urin), Polidipsi (peningkatan rasa haus)
dan poliphagi (peningkatan rasa lapar).
b. Kelemahan dan kelelahan.
c. Perubahan penglihatan yang mendadak.
d. Perasaan gatal atau kebas pada kaki atau tangan.
e. Kulit kering dan adanya lesi luka yang penyembuhannya lambat dan
infeksi berulangan.
6. Komplikasi
Komplikasi menurut (Subiyanto, 2019):
Diabetes sering disebut “the great imitator”, yaitu penyakit yang dapat
menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan. Penyakit ini
timbul secara perlahan-lahan, sehingga seseorang tidak menyadarinya adanya
berbagai perubahan dalam dirinya. Kadar glukosa darah yang terus menerus
tinggi akan menyebabkan gangguan-gangguan yang akan timbul beberapa tahun
kemudian. Ini biasanya dikenal sebagai komplikasi kronis. Komplikasi akut juga
dapat terjadi jika kadar glukosa darah seseorang meningkat atau menurun dengan
tajam dalam waktu relatif singkat. Tidak semua orang dengan diabetes akan
menderita komplikasi jangka Panjang.

Bagaimanapun penelitian telah membuktikan bahwa kontrol glukosa darah


yang baik akan mencegah atau memperlambat perkembangan komplikasi akut
dan kronis.
a. Komplikasi Akut
Dalam komplikasi yang dikenal dikenal beberapa istilah sebagai berikut:
1. Hipoglikemia adalah keadaan seseorang dengan kadar glukosa darah
di bawah nilai normal (<60 mg / Dl). Gejala ini berkeringat dengan
munculnya rasa lapar, gemetar, mengeluarkan keringat, berdebar-debar,
pusing, pusing, dan penderita bisa menjadi tidak sadar kejang.
2. Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah meningkat secara tiba-
tiba. Gejala hiprglikemia adalah poliuria,polidipsia,polifagia, kelelahan
yang parah dan pandangan yang kabur. Hiperglikemia yang berlangsung
lama dapat menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya, antara lain
ketoasidosis diabetik yaitu dimana tubuh sangat kekurangan insulin
secara mendadak.
b. Komplikasi kronis/jangka
Meskipun komplikasi jangka panjang dari Diabetes berkembang secara
bertahap, komplikasi penyebab kecacatan permanen atau bahkan mengancam
jiwa. Beberapa komplikasi potensial diabetes termasuk:
1. Penyakit jantung dan pembuluh darah. Diabetes meningkatkan risiko
berbagai masalah kardiovaskalar, termasuk penyakit arteri koroner
dengan nyeri dada (angina), serangan jantung, stroke, penyempitan arteri
(aterosklerosis), dan tekanan darah tinggi.
2. Kerusakan saraf (neuropati). Kelebihan gula dapat melukai dinding
pembuluh darah kecil (kapiler) terutama di kaki. Ini dapat menyebabkan
kesemutan mati rasa, rasa terbakar atau rasa sakit yang biasanya dimulai
di ujung jari kaki dan secara bertahap menyebar ke tubuh bagian atas.
Gula darah yang tidak terkontrol pada akhirnya dapat menyebabkan mati
rasa di bagian tubuh yang terkena. Kerusakan pada saraf yang mengontrol
sistem pencernaan yang menyebabkan masalah mual, muntah, diare atau
sembelit.
3. Kerusakan ginjal (nefropati). Ginjal mengandung jutaan kluster darah
kecil yang menyaring limbah dari darah. Diabetes dapat merusak sistem
penyaringan tersebut. Kerusakan parah dapat menyebabkan gagal ginjal
atau penyakit ginjal tahap akhir yang ireversibel, yang akhirnya
memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.
4. Kerusakan mata. Diabetes dapat merusak pembuluh darah retina
(diabetic retinopathy), berpotensi menyebabkan kebutaan. Diabetes juga
meningkatkan risiko kondisi penglihatan serius lainnya, seperti katarak
dan glaukoma.
5. Kerusakan kaki. Kerusakan saraf di kaki atau aliran darah yang buruk
ke kaki meningkatkan risiko berbagai komplikasi kaki. Jika tidak diobati,
luka dan lecet bisa menjadi infeksi serius. Kerusakan parah mungkin
menyebabkan terjadinya amputasi kaki.

6. Gangguan pendengaran. Masalah pendengaran lebih sering terjadi pada


penderita diabetes.
7. Gangguan kulit. Diabetes dapat membuat seseorang lebih rentan
terhadap masalah kulit, termasuk infeksi bakteri dan jamur.
8. Penyakit Alzheimer. Diabetes tipe 2 dapat meningkatkan risiko
penyakit Alzheimer. Semakin buruk kendali gula darah, semakin besar
risikonya.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan
individu-individu sebagai keluarga. Tahapan dari proses keperawatan
keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, penyusunan
perencanaan, perencanaan asuhan dan penilaian. (Padila, 2012)
1. Pengkajian Keperawatan Keluarga
Model pengkajian keluarga terdiri dari 6 kategori yang luas, yaitu:
mengidentifikasi data, tahap dan riwayat perkembangan, data lingkungan,
struktur keluarga, fungsi keluarga, stress koping dan adapasi keluarga.
(Padila, 2012)
a. Pengkajian Keluarga
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang
dibinanya. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai
dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti yaitu bahasa yang digunakan dalam aktivitas
keluarga sehari-hari. (Andarmoyo, 2012)
2. Identifikasi data
Pengkajian terhadap data umum keluarga menurut Andarmoyo, (2012)
meliputi:
a) Nama kepala keluarga (KK)
b) Alamat dan telepon
c) Pekerjaan dan pendidikan KK
d) Komposisi keluarga
e) Genogram
f) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
g) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.

h) Agama
Mengkaji agama yang dianut keluarga beserta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
i) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial
ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhankebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
j) Aktivitas dan reaksi keluarga
Reaksi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat reaksi tertentu, namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas reaksi.
a. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
b. Tahap perekembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
i. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugass
tersebut belum terpenuhi.
ii. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, di
jelaskan mulai lahir hingga saat ini yang meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status
imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan
keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan
iii. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
dari pihak suami dan istri. (Andarmoyo, 2012)
iv. Data lingkungan
1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah,
tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan
ruangan, peletakan perabot rumah tangga, jenis septic tank,
jarak septic tank dengan sumber air minum yang digunakan
serta dena rumah.

b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan
fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat
yang mempengaruhi kesehatan.

c) Mobilitas geografis keluarga


Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh
mana keluarga interaksinya dengan masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga
Jumlah keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup
fasilitas fisik, fasilitas psikologis, atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
v. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.
b) Struktur keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
d) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
vi. Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan
keluarga terhadap anggota keluarga lainnya.

b) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya, dan pelaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit. Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga
melaksanakan
5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit,
menciptakan lingkungan dapat meningkatkan kesehatan dan
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang terdapat di
lingkungan setempat, (Andarmoyo, 2012).
vii. Stres dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek
Stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu kurang dari enam bulan
b) Stresor jangka panjang
Stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu lebih dari enam bulan
c) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Stresor dikaji sejauh mana keluarga berespon terhadap stresor.
d) Strategi koping yang digunakan
Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan/stres
e) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan/stres.
viii. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda
dengan pemeriksaan fisik yang di klinik
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis ke
system keluarga dan subsitemnya serta merupakan hasil pengkajian
keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah
kesehatan aktual dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki

kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan


pendidikan dan pengalaman ( Friedman, 2010).
Tipologi atau sifat dari diagnosa keperawatan keluarga adalah
1) Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi defisit/gangguan
kesehatan).
2) Diagnosa keperwatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan apabila
sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
3) Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial) merupakan
suatu kedaan dimana keluarga dalam kondisi sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan

c. Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang
ditentukan oleh perawat bersama keluarga untuk dilaksanakan. Dalam
perencanaan keperawatan keluarga ada beberapa hal yang harus
dilakukan keluarga bersama perawat keluarga yaitu menyusun tujuan,
mengidentifikasi sumber, memilih intervensi dan menyusun prioritas
a. Menetapkan Prioritas Masalah Keperawatan
Menetapkan prioritas masalah atau diagnose keperawatan
keluarga adalah dengan menggunakan Skala menyusun prioritas
dari Bailon dan Maglaya, 1978:
Skala untuk menentukan prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga
(bailon dan Maglaya, 1978)

No Kriteria Skor Bobot


1 Sifat masalah
Skala: Aktual 3
Risiko 2
Keadaan sejahtera/diagnosis sehat 1 1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah


Skala: Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0 2
3 Potensi masalah untuk dicegah
Skala: Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1 1

4 Menonjolnya masalah
Skala: Masalah dirasakan dan harus
segera ditangani. 2
Ada masalah, tapi tidak perlu 1 1
ditangani. Masalah tidak dirasakan 0

Scoring:
a. Tentukan skore untuk setiap criteria.
b. Skore dibagi dengan makna tertinggi dan dikalikan dengan
bobot
c. Jumlahkan skore untuk semua kriteria.
b. Menetapkan Tujuan Keperawatan
Tujuan merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang
diharapkan dari tindakan keperawatan yang terdiri dari jangka
panjang dan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang adalah target dari kegiatan atau hasil akhir
yang diharapkan dari rangkaian proses penyelesaian masalah
keperawatan dan berorientasi pada perubahan prilaku seperti
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Misalnya: keluarga mampu
merawat anggotanya (Tn.S) yang menjalani TBC Paru.
Tujuan jangka pendek merupakan hasil yang diharapkan dari setiap
akhir kegiatan yang dilakukan pada waktu tertentu disesuaikan dengan
penjabaran jangka panjang. Misalnya: setelah dilakukan satu kali
kunjungan, keluarga mengerti tentang penyakit TBC. Pada tujuan juga
perlu direncanakan evaluasi yang merupakan criteria dan standar
tingkat penampilan sesuai tolak ukur yang ada. Misalnya:
a. Berat badan anak akan naik minimal 1Kg setiap bulan.
b. Setelah kunjungan rumah ibu akan mengunjungi puskesmas
minimal 4x selama kehamilan.
3. Implementasi
Pada pelaksanaan implementasi keluarga, hal yang perlu diperhatikan
adalah:
1. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan tindakan yang tepat.
2. Menstimulasi kesadaran dan penerimaan tentang masalah dan
kebutuhan kesehatan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat keluarga yang sakit.
4. Intervensi untuk menurunkan ancaman psikologis.
5. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan
menjadi sehat.
6. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada.
Contoh Diagnosa keperawatan keluarga:
a. Gangguan parenting pada keluarga X khususnya dalam perawatan
anak Y berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan
ketrampilan orang tua dalam pemenuhan tugas pertumbuhan dan
perkembangan anak remaja.

Tujuan Umum:
Setelah dilakukan 5x kunjungan rumah selama 45 menit setiap
kunjungan, diharapkan penampilan parenting keluarga optimal
dalam perawatan anak remaja.
Tujuan Khusus: 1.
Setelah dilakukan 2x kunjungan rumah selama 45 menit setiap
kunjungan, diharapkan keluarga mengenal tugas perkembangan
keluarga dengan anak remaja.
Kriteria Evaluasi:
1. Kriteria : Menyebutkan pengertian tugas perkembangan
keluarga pada tahap remaja dengan bahasa yang sederhana.
Standar : Perkembangan keluarga dengan remaja merupakan
suatu fase perkembangan keluarga dimulai pada saat anak
pertama berusia 13 tahun dan berakhir dengan 6-7 tahun
kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan orangtuanya.
Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan
memberikan tanggung jawab serta pada tahap sebelumnya.
Rencana Tindakan:
a. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian tugas
perkembangan keluarga dengan remaja.
b. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali pengertian tugas
perkembangan keluarga dengan remaja.
c. Beri pujian atas kemampuan keluarga.
2. Kriteria : Menjelaskan dua ciri-ciri keluarga dengan remaja
Standar :Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja
merupakan tahapan yang paling sulit, karena orang tua
melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung
jawab.
Rencana Keperawatan:
a. Diskusikan dengan keluarga tentang cirri-ciri perkembangan
keluarga dengan remaja.
b. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali ciri-ciri
perkembangan keluarga dengan remaja.
c. Berikan pujian atas kemampuan keluarga.
3. Kriteria : Mampu menyebutkan 3 dari 4 tugas perkembangan
keluarga dengan remaja.
Standar :Tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja:
memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab
mengingat remaja yang sudah tambah dewasa dan meningkat
otonominya, mempertahankan hubungan yang intim dalam
keluarga, mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan
orang tua. Hindari permusuhan dan kecurigaan, perubahan
system aturan tumbuh kembang keluarga.

Rencana Keperawatan:
a. Identifikasi tugas yang sudah dilakukan oleh keluarga
pada remaja.
b. Berikan penjelasan setiap tugas yang sudah dilakukan orang
tua pada remaja.
c. Diskusikan dengan keluarga tentang tugas perkembangan
keluarga dengan remaja.
d. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali tugas
perkembangan keluarga dengan remaja.
e. Beri pujian atas kemampuan keluarga.
Tujuan khusus 2:
Setelah dilakukan 1x kunjungan rumah selama 45 menit setiap
kunjungan, diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan
dalam memfasilitasi perkembangan keluarga dengan anak
remaja.
Kriteria evaluasi:
1. Kriteria :Menjelaskan akibat yang terjadi bila keluarga tidak
mencegah masalah anak remaja.
Standar : Sering muncul konflik antara remaja dan orang tua
karena anak menginginkan kebebasan melakukan
aktivitasnya, sementara orangtua mempunyai hak
untuk mengontrol anak.
Rencana Keperawatan:
a. Jelaskan akibat yang bisa terjadi bila keluarga tidak
mengambil keputusan untuk mencegah kenakalan remaja.
b. Beri kesempatan keluarga bertanya.
c. Dorong keluarga untuk mengungkapkan kembali penjelasan
yang diberikan.
d. Beri pujian atas kemampuan keluarga.
2. Kriteria:Mengambil keputusan yang tepat untuk segera
melakukan tindakan pencegahan masalah anak
remaja.
Standar:Dalam hal ini orang tua perlu menciptakan
komunikasi yang terbuka, menghindari kecurigaan
dan permusuhan sehingga hubungan orang tua dan
anak harmonis.
Rencana keperawatan:
a. gali pendapat keluarga bagaimana cara mencegah masalah
pada remaja.
b. Bimbing dan bantu keluarga untuk mengambil keputusan
yang tepat

c. Beri kesempatan keluarga memikirkan kembali keputusan


yang diambil.
d. Beri pujian atas keputusan yang diambil.
Tujuan khusus 3:
Setelah dilakukan 2x kunjungan rumah selama 45 menit setiap
kunjungan, diharapkan keluarga mampu merawat keluarga
dengan perkembangan anak remaja.
Kriteria evaluasi:
1.Kriteria :Mengidentifikasi tentang peran orang tua yang
belum tercapai dalam memenuhi tugas
perkembangan remaja.
Standar :Kesibukan dalam pekerjaan sehari-hari
mengakibatkan adanya gangguan komunikasi atau
interaksi sosial dalam keluarga.
Rencana keperawatan: Konseling
a. identifikasi bersama keluarga tentang peran orang tua
yang belum tercapai dalam memenuhi tugas perkembangan
remaja.
b. Jelaskan tentang peran orang tua yang belum tercapai
dalam memenuhi tugas perkembangan remaja.
c. Perhatikan respon verbal dan non verbal.
d. Beri solusi pada orang tua.
e. Kaji ulang kemampuan keluarga tentang peran orang tua
yang belum tercapai dalam memenuhi tugas.
f. Beri pujian atas kemampuannya.
Menyebutkan cara mengatasi peran orang tua yang belum
tercapai.
Standar : Peran orangtua : memberi waktu luang pada
keluarga, meluangkan waktu untuk berlibur bersama keluarga,
membuat jadwal pertemuan rutin keluarga. Memberi
keleluasaan anak untuk menyampaikan pendapat, dan
pengambilan keputusan secara demokratis.
Rencana keperawatan: Konseling
a. Identifikasi bersama keluarga
b. Jelaskan tentang cara mengatasi peran orang tua yang
belum tercapai
c. Perhatikan respon verbal dan non verbal.
d. Berikan solusi positif bersama dalam memenuhi ntugas
peran orang tua terhadap anak remaja.
e. Kaji ulang kemampuan keluarga
f. Beri pujian positif atas
kemampuannya.

Tujuan khusus 4:
Setelah dilakukan 2x kunjungan rumah selama 45 menit setiap
kunjungan, diharapkan keluarga mampu memelihara lingkungan
keluarga dengan perkembangan anak remaja.
Kriteria evaluasi:
1. Kriteria : Menyebutkan lingkungan yang kondusif
untuk mendidik anak remaja.
Standar : Lingkungan dalam pertumbuhan remaja
mencakup dukungan dalam memberikan perkembangan secara
fisik, psikologis, social, dan spiritual.
Rencana keperawatan:
a. anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi remaja rajin belajar.
b.Tanyakan perasaan anak remaja saat ini.
c. Lakukan kunjungan rumah tidak terjadwal
d. Diskusikan dengan keluarga lingkungan yang kondusif
e. Identifikasi dengan keluarga lingkungan yang ada kegiatan
yang mendukung remaja.
f. Dorong keluarga untuk menyebutkan kembali penjelasan
g. Beri pujian atas kemampuan keluarga menjawab pertanyaan
yang benar.
Tujuan khusus 5:
Setelah dilakukan 1x kunjungan rumah selama 45 menit setiap
kunjungan, diharapkan keluarga mampu menggunakan
pelayanan kesehatan untuk menunjang perkembangan anak
remaja.
1. Kriteria : Menggunakan pelayanan kesehatan dan
social dalam menunjang tumbuh kembang remaja.
Standar : Keluarga dapat mendapat bantuan dari
pelayanan social seperti LSM ataupun pelayanan kesehatan
seperti puskesmas dalam rangka memenuhi kesehatan
reproduksi anak remaja terkait pertumbuhan dan perkembangan
remaja sehingga informasi yang didapat akurat dan dapat
dipertcaya dalam mengambil keputusan.
Rencana keperawatan :
a. Diskusikan jenis fasilitas pelayanan social yang tersedia di
lingkungan keluarga.
b. Bantu keluarga memilih fasilitas kesehatan social yang sesuai
dengan kondisi keluarga.
c. Anjurkan keluarga mendapatkan fasilitas pelayanan social
sesuai pilihan.
d. Berikan pujian positif atas kemajuan
keluarga. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Pengkajian data umum, lingkungan, fungsi keluarga,
pemeriksaan fisik dan harapan keluarga

2. Metode : Wawancara, observasi, inspeksi, palpasi, perkusi dan


auskultasi
3. Media : Format pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan
fisik
4. Waktu : Perjanjian dengan keluarga
5. Tempat : Rumah keluarga
6. Strategi Pelaksanaan
: Orientasi :
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan kunjungan
d. Memvalidasi keadaan
keluarga Kerja :
a. Melakukan pengkajian
b. Melakukan pemeriksaan fisik ( khususnya bagi anggota
keluarga yang beresiko)
c. Mengidentifikasi masalah kesehatan
d. Memberikan reinforcement pada hal-hal positif yang dilakukan
keluarga
Terminasi ;
a. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b. Mengucapkan salam.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Ny. “A”
2. Alamat dan Telpon : Jl. RE.Martadinata RT.27
3. Komposisi Keluarga
No Nama Jenis Kelamin Hub dgn KK TTI/Umur Pendidikan
1. Ny. A Perempuan Istri 56thn SLTA

2. Tn. W Laki-laki Kepala CERAI/MATI


Keluarga

Genogram

Keterangan

: Laki-laki : Garis Perkawinan X : Meninggal


: Perempuan ------ : Tinggal Serumah : DM
:ca paru

4. Tipe keluarga
Keluarga Ny. A termasuk tipe keluarga single parent yaitu keluarga
yang terdiri atas ibu dan anak. Ny A mempunyai 3 orang anak, suami
sudah meninggal 10 tahun yang lalu.
5. Suku
Keluarga Ny A merupakan keluarga yang didominasi oleh suku
Madura dimana dalam keluarga menggunakan bahasa indonesia
6. Agama

Keluarga Ny. A beragama Islam, mereka melaksanakan ibadah


sesuai dengan ajaran agama Islam.
7. Status Sosial ekonomi Keluarga

Secara ekonomi keluarga Ny A termasuk keluarga yang sederhana,


untuk memenuhi kebutuhan hidup Ny A mendapat uang dari anaknya.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Ny. A kadang diajak oleh anaknya jalan-jalan dan kadang menginap


diruamh anaknya.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan


Keluarga a . Tahap perkembangan keluarga
saat ini
Keluarga Ny A berada pada tahap keluarga lansia.
b.Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini sudah terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti
a) Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Ny A mengatakan memiliki riwayat DM ± 10 thn dan selalu kontrol tiap
bulan.
b) Riwayat Kesehatan Saat ini
Saat ini Ny A dalam kondisi sehat namun setelah dicek gula hasilnya
234 mg/dl dan TD 123/74 mmHg. Ny A mengatakan kadua kaki terasa
sakit jika berjalan. Selama ini Ny A mengkonsumsi obat Gula dan
hipertensi, obat yang rutin dikonsumsi Glimepiride 1x2mg, Metformin
2x500mg.
c) Riwayat keluarga sebelumnya
Ny A mengatakan bahwa dalam keluarganya memiliki penyakit DM.

III. Lingkungan
a. Katarektistik rumah
Rumah Ny A adalah rumah milik sendiri dengan tipe semi permanen dengan
luas rumah 10x13 m. Terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang
dapur, teras, tempat cucian dan jemuran, 1 wc dengan tipe leher angsa dan
kamar mandi. Lantai rumah terbuat dari semen dengan keadaan cukup
bersih, penerangan cukup baik, ventilasi cukup. Sistem penerangan dari
PLN. Sumber air menggunakan air PDAM yang bersih dan tidak berwarna,
ditampung dalam bak mandi dan gentong yang tertutup.
Halaman rumah ada, pada bagian teras telah disemen dan dipenuhi dengan
pot-pot tanaman dan bunga. Keluarga biasa membuang sampah ditempat
pembuangan sampah. Sedangkan untuk pembuangan limbah keluarga
melalui saluran yang mengalir ke got/saluran air.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Ny A hidup berdampingan dengan tetangga sekitarnya yang
beraneka ragam suku bangsa, dan mereka hidup rukun. Tetangga Ny A
terdiri dari beberapa suku yaitu suku Jawa, suku, suku Banjar,suku bugis
dan lain-lain. Dalam berkomunikasi dengan tetangga Ny A menggunakan
bahasa Indonesia.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ny A sudah lama menetap di rumah yang sekarang ditempati.
Untuk bermobilisasi keluar rumah Ny A menggunakan kendaraan umum dan
kadang diantar oleh anaknya menggunakan motor.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Ny A kadang mengikuti kegiatan yang ada. Dengan tetangga di
lingkungannya tampak berinteraksi dengan baik. Ny.A kadang mengikuti
pengajian yang diadakan di lingkungan rumah.
e. Sistem pendukung keluarga
Tempat tinggal Ny.A tidak begitu jauh dar fasilitas kesehatan sehingga bila
ada anggota keluarga yang sakit Ny A dibawa kepuksesmas. Fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat yang bisa dijangkau oleh Ny A adalah
puskesmas.

IV. Struktur keluarga


a. Pola komunikasi keluarga
Bahasa yang digunakan keluarga Ny. A adalah bahasa indonesia.
Komunikasi antara Ny. S, dan anaknya terjalin dengan baik. Anak Ny A
tampak sopan ketika berbicara dengan orang tuanya
b. Struktur kekuatan keluarga
Selama ini dalam menyelesaikan masalah keluarga Ny A selalu didiskusikan
bersama-sama dengan anaknya.
c. Struktur peran
Ny. A berperan sebagai kepala keluarga. Anak berperan mencari nafkah
setelah suaminya meninggal ± 25 tahun yang lalu
d. Nilai dan norma budaya
Keluarga Ny A menganut agama Islam dimana pendidikan agama diperoleh
dari pendidikan informal (dari dalam keluarga). Di dalam keluarga Ny A
tidak ada tradisi keluarga ataupun norma budaya yang harus tetap
dijalankan.

V. Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga cukup rukun, Ny A dan anak tampak memperhatikan anggota
keluarganya dan tampak sering bercanda dengan anaknya. Sikap saling
menghormati antar anggota keluarga masih tetap diajarkan.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi dalam keluarga Ny A berjalan dengan baik. Keluarga
kadang mengikuti kegiatan yang dibuat oleh RT setempat.
c. Fungsi perawatan keluarga
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga cukup mampu untuk mengenal tentang kondisi kesehatan yang
dialami oleh keluarga dan keluarga mempunyai jaminan
kesehatan(JKN) / BPJS
b. Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga
Ny A dan Anak mengatakan jika ada yang sakit, mereka akan berobat ke
puskesmas dan jika tidak ada perubahan mereka akan membawa ke RS.
c. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan
Ny. A tidak menjaga pola makannya atau diet DM dan selalu melanggar
diet tersebut.
d. Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan suasana
rumah yang sehat
Keluarga Ny A termasuk keluarga yang memperhatikan kebersihan
rumah. Rumah Ny A terlihat cukup bersih dan sedikit kurang rapi, Ny.
A setiap hari membersihkan rumah mereka. Keluarga Ny A mengetahui
tentang fungsi ventilasi sehingga setiap hari jendela selalu dibuka
Pencahayaan di siang hari cukup karena cahaya bisa masuk. Pada malam
hari menggunakan penerangan dari lampu PLN.
e. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas
Keluarga Ny. A mengetahui keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit, puskesmas dan dokter praktek. Untuk berobat
keluarga Ny A selalu ke puskesmas.
VI. Stress dan koping keluarga

a. Stressor jangka pendek


Ny. A mengatakan yang menjadi masalah adalah kurang menjaga diet
dan mengatur pola makan untuk penyakit DM nya.
b. Stressor jangka panjang
Ny. A mengatakan yang selalu dia pikirkan dalam jangka panjang adalah
dia berharap selalu diberi kesehatan jangan sampai sakit karena dia ingin
bisa melihat cucunya tumbuh dewasa dan anaknya menjadi sukses.

c. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah


Bila ada masalah dalam keluarganya, Ny A dan anak selalu
membicarakan bersama-sama untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
d. Strategi koping yang digunakan
Dalam menghadapi masalah, mekanisme koping yang digunakan
keluarga adalah mekanisme koping adaptif dengan cara membicarakan
dan mengkomunikasikan bersama anggota keluarga yang lain.
e. Strategi adaptasi disfungsional
Dalam menghadapi masalah, keluarga Ny A tidak pernah melakukan
strategi adaptasi disfungsional. Selama ini strategi yang diputuskan dan
digunakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan harapan Ny A dan
anak
VII. Harapan keluarga

a. Terhadap masalah kesehatannya


Ny A berharap keluarganya selalu diberi kesehatan, dan anaknya berharap
ibunya mematuhi diet, pola makan dan pengobatan DM nya.
b. Terhadap petugas kesehatan
Keluarga Ny A memiliki harapan terhadap petugas kesehatan seperti dapat
memberikan bimbingan atau memberikan pendidikan kesehatan baik
dirumah warga maupun saat ada perkumpulan seperti di puskesmas,
diposyandu lansia serta tempat kesehatan lainnya

VIII. Pemeriksaan fisik

No. Jenis Nama Anggota Keluarga


Pemeriksaan
Ny A
1. Kesadaran Composmentis
2. TTV : TD: 139/74 mmHg, N : 80 x/m
RR : 20 x/m, S : 36 ̊C
3. BB dan TB BB: 56,5 kg
TB: 150 cm
4. Kepala Bentuk simetris, kulit kepala bersih, rambut warna
hitam bercampur putih dan mulai menipis.

5. Mata Pandangan mulai kabur karena faktor usia, tidak


ada kelainan pada mata
6. Hidung Indra penciuman baik, tidak ada kelainan pada
hidung, tidak ada penyakit berkaitan dengan
hidung (ISPA, Polip, Sinusitis)
7. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan
tidak ada massa, tidak ada peningkatan
vena jugularis
8. Telinga Pendengaran baik, tidak ada kelainan pada
telinga, tidak ada serumen
9. Mulut Mulut bersih, gigi sudah tidak utuh 2 gigi geraham
sudah tidak ada, tidak ada karies gigi, tidak ada
gangguan indra pengecapan, bibir lembab
10. Dada Dada tampak simetris, tidak terdengar suara nafas
tambahan, tidak ada lesi dan pembengkakan, tidak
ada retraksi dinding dada
11. Abdomen Tidak ada asietes, tidak ada nyeri tekan dan nyeri
lepas disetiap kuardran
12. Kulit dan Tidak ada sakit kulit, kulit bersih, turgor kulit baik
kuku dan kuku bersih
13. Ekstremitas Tangak terasa kram-kram, tidak ada oedema,
atas pergerakan tangan kanan dan kiri baik
14. Ekstremitas Kedua kaki sakit bila untuk berjalan dan kadang-
bawah kadng kram. Kaki dan jari-jari bagian kanan dan
kiri normal tidak ada oedem, varises tidak ada,
turgor kulit baik.
IX. Analisa data

No Data Fokus Etiologi Masalah


1 DS :
a. Ny A mengatakan mempunyai Ketidakmampuan Pemeliharaan
riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu keluarga dalam kesehatan tidak
b. Ny. A mengatakan kurang menjaga merawat efektif (D.0117)
pola diet DM keluarga yang
c. Ny. A mengatakan masih belum mengalami
mengatur porsi makannya, kadang gangguan
masih makan manis kesehatan

DO :
a. TD : 139/80 mmhg, N : 80 x/mnt,
RR : 20x/ mnt, S : 36°C
b. GDS: 265 mg/dl
2 DS : Kurang terpaparnya Defisiensi
a. Ny. A menanyakan tentang penyakitnya informasi Pengetahuan
b. Ny. A mengatakan minum obat rutin dan
kontrol ke puskesmas
c. masih mengosumsi makanan yang manis
DO :
a. TD : 139/80 mmhg, N : 80 x/mnt,
RR : 20x/ mnt, S : 36°C
b. GDS: 256 mg/dl.
c. Ny.A Masih tampak semangat untuk
mengetahui penyakitnya
x. Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga

1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

Sifat masalah:
3/3x1 Keluarga mengetahui tentang penyakit
 Ancaman 3
= Diabetes Melitus
 Tidak/kurang sehat 2 3 1
 Krisis 1
Kemungkinan untuk Dengan informasi yang cukup akan
1/2x2
diubah 2 menambah wawasan dan pengetahuan
=
 Dengan mudah keluarga mengenai Diabetes Melitus
1 1 1
 Hanya sebagian
0
 Tidak dapat
Potensi dicegah
3/3x1 Diabetes Militus adalah penyakit yang
 Tinggi 3
= dapat dikendalikan apabila keluarga
 Cukup 2 1 1 patuh akan diet dan patuh minum Obat
 Rendah 1
Menonjolnya masalah
1/2x1 Masalah tidak begitu dirasakan oleh Ny
 Segera ditangani
2 = S dan keluarga
 Tidak segera 1
1 1/2
ditangani
 Tidak dirasakan 0

Total 3½

2. Defisiensi pengetahuan b/d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah Skoring Diagnosa
Keperawatan Defisiensi Pengetahuan

Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

Sifat masalah:
2/3x1 Keluarga mengetahui tentang penyakit
 Ancaman 3
= 0,66 Diabetes Melitus
 Tidak/kurang sehat 2 3
 Krisis 1
Kemungkinan untuk Dengan informasi yang cukup akan
1/2x2
diubah 2 menambah wawasan dan pengetahuan
=1
 Dengan mudah keluarga mengenai Diabetes Melitus
 Hanya sebagian 1 1
0
 Tidak dapat
Potensi dicegah
3/3x1 Diabetes Militus adalah penyakit yang
 Tinggi 3
=1 dapat dikendalikan apabila keluarga
 Cukup 2 1
patuh akan diet dan patuh minum Obat
 Rendah 1
Menonjolnya masalah
1/2x1 Masalah tidak begitu dirasakan oleh Ny
 Segera ditangani
2 = S dan keluarga
 Tidak segera 1
1 1/2
ditangani
 Tidak dirasakan 0

Total 2,66
No Dx. Kep. Kom Tujuan
Intervensi
1 Pemeliharaan kesehatan tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga Observasi
efektif berhubungan dengan selama 3x24 jam diharapkan :  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
1. Menunjukkan perilaku adaptif meningkat (5)  Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
ketidakmampuan keluarga 2. Menunjukkan pemahaman perilaku sehat motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
dalam merawat keluarga yang meningkat (5) Terapeutik
mengalami gangguan 3. Kemampuan menjalankan perilaku sehat  Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
kesehatan meeningkat (5)  Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
 Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi Kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

2 Defisiensi pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga Observasi


berhubungan dengan kurangnya selama 3x24 jam diharapkan :  Identifikasi kesiapan dan kemapuan menerima informasi
informasi kognitif yang berkaitan diharapkan keluarga mengetahui proses  Identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan dan
dengan topik tertentu. penyakit. Kriteria hasil : menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
1.perilaku sesuai anjuran (5) Teraupetik
2.kemampuan menjelaskan pengetahuan suatu  Sediakan materi dan media pendidikkan kesehatan
topik (5)  Jadwalkan pendidikkan kesehatan sesuai kesepakaya
3.pertanyaan yang di hadapi menurun (5)  Berikan kesempatan untuk bertanya
4.persepsi yang keliru terhadap masalah Edukasi
5.menjalani pemeriksaan yang tidak tepat (5)  Jelaskan factor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
6.perilaku (5) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat
xii. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan Keluarga

DX Hari Implementasi Paraf Hari Evaluasi SOAP Paraf


Tanggal Tangg
al
1. 1Juli, 1. Mengidentifikasi kesiapan dan Pradana 1Juli, Subjektif : Pradana
2023 kemampuan menerima informasi 2023  “kami bersedia mendengarkan
Hasil: penjelasan dari perawat”
Ds: “kami bersedia mendengarkan  “Saya akan menjaga kesehatan
penjelasan dari suster” saya agar tidak sakit”
DO: klien tampak memperhatikan  “kami bersedia mendengarkan
3. Mengidentifikasi faktor-faktor tentang Diabetes Millitus”.
yang dapat meningkatkan dan  ”Besok ya sus kita ketemu lagi”
menurunkan motivasi perilaku  “ kenapa ini tangan dan kaki
hidup bersih dan sehat terasa kram-kram dan sakit?”
Hasil  ”kami bersedia mendengarkan
DS: “Saya akan menjaga kesehatan informasi tentang Diabetes
saya agar tidak sakit”
militus”
DO: pasien koperatif
Objektif :
4. Menyediakan materi dan media
Pendidikan Kesehatan  Klien tampak memperhatikan
Hasil:  Klien tampak mendengarkan
DS: “ kami bersedia mendengarkan dengan kooperatif
tentang Diabetes Millitus”  Keluarga mampu
DO: pasien kooperatif mengulang informasi yang
5. Jadwalkan Pendidikan Kesehatan disampaikan
sesuai kesepakatan Assesment :
Hasil:
Pemeliharaan kesehatan tidak
DS:” Besok ya sus kita ketemu
lagi” efektif teratasi sebagian Planning :
DO: pasien sangat antusias 1. Ajarkan cara senam DM
6. Memberikan kesempatan untuk 2. Diskusikan dengan
bertanya keluarga tentang
Hasil: mengambil keputusan yang
DS: “ kenapa ini tangan dan kaki tepat untuk merawat anggota
terasa kram-kram dan sakit?” kelurga sakit.
DO: klien mendengarkan jawaban
3. Diskusikan dengan
dari perawat
keluarga cara merawat
7. Menjelaskan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi Kesehatan (program pengobatan)
Hasil: anggota keluarga yang sakit
DS:” kami bersedia mendengarkan 4. Jelaskan tentang diet DM
informasi tentang Diabetes 5. Diskusikan dengan keluarga
militus” tentang pemanfaatana fasilitas
DO: pasien kooperatif. kesehatan

2. 2 Juli 1. Mengkaji pengetahuan klien dan Pradana 2 Juli Subjektif : Pradana


2023 keluarga tentang hipertensi. 2023  “Kami paham tentang
Hasil : penyakit, kondisi, dan
DS : “Saya tahu diabetes” program pengobatan
DO : Klien dan keluarga tampak yang diberikan pada
mendengarkan Ny. A
2. Mendiskusikan dengan keluarga  “Kami melaksanakan
tentang diabetes dengan program pengobatan
Menggunakan leaflet/lembar balik sesuai dengan yang
meliputi pengertian dijelaskan perawat”
diabetes penyebab, tanda dan
gejalah, proses penyakit, Objektif :
komplikasi, perawatan dan  Klien dan keluarga
pencegahand diabetes. Mampu melaksanakan
Hasil : prosedur yang dijelaskan secara
DS : “Kami bersedia mendengarkan benar.
informasi”  Klien dan keluarga
DO : Keluarga kooperatif. mampu menjelaskan
3. Mendiskusikan dengan kembali apa yang
keluarga tentang keputusan untuk dijelaskan namun
merawat anggota kelurga sakit. masih sering lupa dan
Hasil : tidak lancar.
DS :”Kami akan memanfaatkan  Klien dan keluarga
Puskesmas untuk mengobati ny. S” Mengetahui komplikasi diabetes
DO : Keluarga kooperatif Pengetahuan klien dan
4. Mendiskusikan dengan keluarga cara keluarga tentang diabetes sudah
merawat (program pengobatan) meningkat
anggota keluarga yang sakit. Planning Assesment :
Hasil :  Kaji pengetahuan keluarga
DS : “Kami bersedia diajarkan tentang tentang diabetes.
cara merawat Ny. S  Diskusikan dengan
DO : Keluarga kooperatif. keluarga tentang diabetes dengan
5. Menjelaskan makanan yang harus menggunakan leaflet /lembar balik
dikonsumsi dan dihindari penderita meliputi pengertian hipertensi,
diabetes. penyebab, tanda dan gejalah,
Hasil : proses penyakit, komplikasi,
DS : “Kami tahu makanan yang harus perawatan dan pencegahan
dihindari” diabetes
DO : Klien mampu mengulang  Diskusikan dengan keluarga cara
informasi yang disampaikan. merawat (program
6. Mendiskusikan dengan pengobatan) anggota keluarga
keluarga tentang lingkungan yang sakit.
menunjang kesehatan.
Hasil :
DS : Keluarga menyebutkan
lingkungan yang baik untuk
menunjang kesehatan.
DO : Keluarga mampu mengulang
informasi yang disampaikan.
7. Mendiskusikan bersama
keluarga tentang pemanfaatan
fasilitaskesehatan.
Hasil :
DS : Keluarga menyebutkan manfaat
faskes untuk
kesembuhan anggota keluarga sakit.
DO : Keluarga mampu
mengulang informasi yang disampai
3. 2 Juli 1. Mengajarkan senam DM Pradana 2 Juli Subjektif : Pradana
2023 DS : “saya akan mencoba senam 2023  “ saya akan mencoba
DM” senam DM“
Do : pasien kooperatif dalam  “Kami akan merawat
menerima informasi. keluarga yang menderita
2. Mendiskusikan dengan hipertensi”
keluarga tentang mengambil  “Kami akan melakukan
keputusan yang tepat untuk perawatan pada keluarga
merawat anggota yang sakit yang sakit”
DS : “Kami akan merawat  “Kami akan menerapkan
keluarga yang menderita diet hipertensi”
DM”  “Kami akan membawa
DO : Keluarga tampak berdiskusi keluarga yang sakit ke
untuk mengambil fasilitas kesehatan”
keputusan yang tepat
dalam merawat keluarga Objektif :
yang sakit  Keluarga kooperatif dalam
3. Mendiskusikan dengan menerima informasi..
keluarga cara merawat  Keluarga tampak
(program pengobatan) anggota berdiskusi untuk
keluarga yang sakit. mengambil keputusan
DS : “Kami akan melakukan yang tepat dalam merawat
perawatan pada keluarga keluarga yang sakit
yang sakit”  Keluarga dapat
DO : Keluarga dapat menjelaskan menjelaskan cara merawat
cara merawat keluarga keluarga yang sakit.
yang sakit  Keluarga mendengarkan
4. Menjelaskan tentang diet DM penjelasan dengan
yang baik dan buruk untuk kooperatif
penderita DM  Keluarga tampak antusias
DS : “Kami akan menerapkan diet untuk membawa keluarga
DM” yang sakit
DO : Keluarga mendengarkan Assesment :
penjelasan dengan Pemeliharaan kesehatan tidak
kooperatif efektif teratasi sebagian
Planning :.
1. Diskusikan dengan
keluarga cara merawat
5. Mendiskusikan bersama (program pengobatan)
keluarga tentang pemanfaatan anggota keluarga yang
fasilitas kesehatan sakit
DS : “Kami akan membawa 2. Jelaskan tentang diet DM,
keluarga yang sakit ke makanan yang baik dan
fasilitas kesehatan” buruk untuk penderita DM
Do : Keluarga tampak antusias
3. Diskusikan bersama
untuk membawa keluarga
keluarga tentang
yang sakit
pemanfaatan fasilitas
kesehatan
2. 2 Juli, 1. Mengkaji pengetahuan Pradana 2 Juli, Subjektif : Pradana
2023 klien dan keluarga tentang 2023  “Kami paham tentang
diabetes penyakit, kondisi, dan
Hasil : program pengobatan
DS : “diabetes adalah yang diberikan pada
Gulanya yang naik” Ny S
DO : Klien dan keluarga Objektif :
mampu menyebutkan  Klien dan keluarga
tentang diabetes namun masih mampu menjelaskan
sering lupa dan tidak lancar. kembali apa yang
2. Mendiskusikan dengan dijelaskan namun
keluarga tentang diabetes dengan masih sering lupa dan
menggunakan tidak lancar.
leaflet/lembar balikmeliputi  Klien dan keluarga
pengertian diabetes, penyebab, Mengetahui komplikasi
tanda dan gejalah, proses penyakit, diabetes
komplikasi, perawatan dan Assesment :
pencegahan diabetes Pengetahuan keluarga
DS : “Kami bersedia bertambah
Mendengarkan informasi” Planning :
DO : Keluarga kooperatif.  Kaji pengetahuan
3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang diabetes
keluarga cara merawat (program  Diskusikan dengan
pengobatan anggota keluarga keluarga tentang
yang sakit. diabetes dengan
DS : “Kami akan menggunakan leaflet
melaksanakan program /lembar balik meliputi
pengobatan sesuai pengertian diabetes,
dengan yang dijelaskan penyebab, tanda dan gejalah,
perawat” proses penyakit, komplikasi,
DO : Keluarga perawatan dan pencegahan
kooperatif. diabetes
 Diskusikan dengan
keluarga cara merawat
(programpengobatan) anggota
keluarga sakit.
3. 3 Juli 1. Mendiskusikan dengan Pradana 3 Juli Subjektif : Pradana
2023 keluarga cara merawat 2023
 ”Kami sudah memberikan
(program pengobatan) anggota
perawatan diet DM”
keluarga yang sakit.
DS :”Kami sudah memberikan  ”Kami sudah memberikan
perawatan diet DM” makanan yang baik untuk
DO : Keluarga yang sakit terlihat penderita DM”
tersenyum bahagia
 “Kami akan membawa
2. Menjelaskan tentang diet DM,
keluarga yang sakit ke
makanan yang baik dan buruk
fasilitas kesehatan”
untuk penderita DM
DS :”Kami sudah memberikan
makanan yang baik untuk Objektif :
 Keluarga yang sakit
penderita DM” terlihat tersenyum bahagia
DO : Keluarga yang sakit terlihat  Keluarga yang sakit
segar bugar terlihat segar bugar
3. Mendiskusikan bersama  Keluarga tampak antusias
keluarga tentang pemanfaatan untuk membawa yang
fasilitas kesehatan sakit ke fasilitas kesehatan
DS :”Kami akan membawa Assesment :
keluarga yang sakit ke Pemeliharaan kesehatan tidak
fasilitas kesehatan” efektif teratasi
DO : Keluarga tampak antusias Planning :
untuk membawa yang  Intervensi dihentikan dan
sakit ke fasilitas kesehatan dilanjutkan oleh keluarga
dalam penatalaksanaannya
RANCANGAN RENCANA KEGIATAN (PRA PLANNING)
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny A

Kunjungan : Pertama (I)

Hari, tanggal : 1 Juli 2023

A. Latar Belakang
1. Karakteristik Keluarga

Berawal dari kegiatan praktik Mahasiswa Program Ners B


Samarinda Stase Komunitas di RT. 27 Mekarsari, dimana setiap
Mahasiswa diwajibkan untuk memberikan Asuhan Keperawatan
Keluarga pada warga binaan di RT. 27 Mekarsari.

Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses


yang terdiri dari empat tahap. Tahap tersebut meliputi : pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah
awal yang bertujuan mengumpulkan data tentang status kesehatan klien.
Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa sehingga dapat dirumuskan
masalah kesehatan yang ada pada keluarga. Tahap pengkajian merupakan
hal yang penting dan menjadi dasar untuk merumuskan intervensi,
implementasi, dan evaluasi.

Sasaran dalam asuhan keperawatan keluarga ini yakni keluarga Ny.


A dimana Ny. A memiliki penyakit Daibetes Mellitus. Berdasarkan
keluhan tersebut, Mahasiswa ingin menggali lebih dalam mengenai status
kesehatan dan prilaku hidup sehat keluarga Ny. A agar dapat diberikan
intervensi lebih lanjut

2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut


1) Data keluarga Ny A
2) Data lingkungan tempat tinggal Ny A
3) Permasalahan kesehatan pada Ny A dan anggota keluarga yang lain.

3. Masalah Keperawatan Keluarga


a. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosis Keperawatan Keluarga
a. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan
2. Tujuan Umum
Setelah melakukan interaksi dan bertatap muka dengan keluarga selama
± 30 menit diharapkan keluarga dapat membina hubungan saling percaya
dengan mahasiswa secara terapeutik
3. Tujuan Khusus
Keluarga diharapkan dapat membina saling percaya dengan cara :
a. Mampu menyebutkan nama kepala keluarga dan anggota keluarga
lainnya
b. Mampu menyebutkan kembali nama mahasiswa
c. Mampu menyebutkan masalah kesehatan yang sering dialami anggota
keluarga
d. Menunjukkan sikap terbuka kepada mahasiswa, ditandai dengan
menatap mata mahasiswa dan menunjukkan respon menerima
mahasiswa secara verbal dan non verbal
e. Mampu menetapkan waktu kunjungan yang tepat untuk pertemuan
berikutnya

C. Rancangan Kegiatan
1. Metode : Wawancara dan Observasi.
2. Media dan alat: Format pengkajian , alat tulis.
3. Waktu : Selasa, Juli 2023
4. Tempat : Di kediaman Ny A .RT 27 Mekarsari

D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur :
a. LP (Laporan Pendahuluan) disiapkan.
b. Alat bantu atau media disiapkan.
2. Kriteria Proses:
a. Selama kegiatan, keluarga aktif dan mahasiswa melakukan
komunikasi 2 arah untuk saling mengenal dan menjelaskan tujuan
kunjungan mahasiswa ke keluarga.
b. Selama wawancara keluarga aktif menjawab pertanyaan.
c. Keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d. Kontrak waktu telah dilakukan oleh mahasiswa dan keluarga.
Menetapkan kontrak waktu pertemuan dengan klien yang disepakati oleh klien
dan mahasiswa, yaitu:

NO URAIAN KEGIATAN WAKTU


1. A. Orientasi : Senin, 12-6-2023
1) Mengucapkan salam Pukul 09.00 wita s/d
selesai.
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan kunjungan
4) Melakukan pengkajian keluarga dan
observasi
5) Membuat kontrak untuk pertemuan
selanjutnya
6) Mengucapkan salam
2. B. Pengkajian lanjutan, meliputi: Senin, 12-6-2023
Pukul 10.00 wita s/d
1) Anamnesa data yang belum lengkap
selesai.
2) Mengidentifikasi masalah kesehatan
3) Memberikan penghargaan pada hal-hal
positif yang dilakukan
4) Mengidentifikasi pemahaman keluarga
terhadap masalah kesehatan
5) Mengidentifikasi kemampuan keluarga
untuk memprioritaskan masalah

3. C. Perencanaan, meliputi: Senin, 12-6-2023


Pukul 11.30 wita s/d
1) Pemeriksaan Fisik
selesai
2) Penentuan masalah keperawatan
3) Penentuan prioritas masalah

4. D. Implementasi, meliputi: Senin, 12-6-2023


Penyuluhan tentang Diabetes Militus dan diet Pukul 12.15 wita s/d
diabetes selesai

5. E. Evaluasi/terminasi, meliputi: Evaluasi Senin, 12-6-2023


masalah Pukul 13..00 wita s/d
selesai
3. Kriteria Hasil :
1) Didapatkan data umum , lingkungn, fungsi keluarga, harapan
keluarga pemahaman klien terhadap masalah kesehatan yang
dihadapi, dan kemampuan keluarga untuk memprioritaskan masalah
kesehatan yang ada dengan persentase pencapaian yang diinginkan
adalah 60%
2) Teridentifikasinnya prioritas masalah kesehatan keluarga dengan
persentase pencapaian yang diinginkan adalah 60%
3) Terciptanya rasa saling percaya dan membuat kontrak untuk
pertemuan selanjutnya.dengan pencapaian persentase 100%
PRA PLANNING
PENDIDIKAN KESEHATAN
TENTANG PENYAKIT DIABETES MELLITUS PADA KELUARGA Ny. S. R
DENGAN PASIEN Ny. S.RYANG MENGALAMI DIABETES MELLITUS

Acara : Penyuluhan mengenai Diabetes mMilitus


Hari/Tanggal : Senin, Juli 2023
Waktu : 10.00-11.30 WITA
Tempat : Rumah keluarga Ny A

A. Latar Belakang
Keluhan kesehatan tidak selalu mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari,
namun terjadinya keluhan kesehatan dan jenis keluhan yang dialami oleh penduduk dapat
menggambarkan tingkat/ derajat kesehatan secara kasar. Bertambahnya umur, fungsi
fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menular
banyak muncul pada lanjut usia. Masalah degeneratif juga menurunkan daya tahan tubuh
sehingga lansia rentan terkena infeksi penyakit menular. Semakin bertambah tua umurnya,
proporsi lansia yang mengalami keluhan kesehatan semakin besar. Penyakit degeneratif yang
biasa dialami oleh lansia antara lain hipertensi, asma, penyakit jantung, kanker, diabetes.
Menurut WHO (2019). DM merupakan penyakit kronis yang menjadi tantangan di dalam
dunia kesehatan. DM merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang
menyebabkan 1,6 juta kematian di dunia pada tahun 2010 (WHO, 2014) dalam Istianah, dkk
(2020). DM adalah penyakit menahun (kronis) berupa gangguan metabolik yang ditandai
dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal. (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Berdasarkan data tersebut penyuluh ingin memberininkan penyuluhan kepada
warga binaan untuk memberikan pemahaman terkait Diabetes agar wargaa binaan tersebut
dapat secara mandiri melakukan pengendalian penyakit Diabets dalam keluarga. Dari hasil
kesepakatan bersama keluarga Ny. S bahwa pada tanggal 13 juni 2023 dilakukan Penyuluhan
tentang Diabetes.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga Ny. S dapat meningkatkan pengetahuan
mengenai Diabetes

2. Tujuan Khusus
a. Keluarga dapat mengulang kembali definisi Diabetes
b. Keluarga dapat mengetahui penyebab Diabetes
c. Keluarga dapat mengetahui penatalaksanaan penyakit Diabetes
d. Keluarga mengetahui tanda dan gejala penyakit Diabetes
e. Keluarga mengetahui komplikasi penyakit Diabetes
f. Keluarga dapat mengetahui tentang cara pencegahan Diabetes
g. Keluarga dapat mengetahui tentang diet Diabetes
C. Penataksanaan Kegiatan
1. Judul Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan Penyakit Diabetes

2. Sasaran
Keluarga Ny S di RT. 24 Kelurahan Muara Rapak
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
4. Media
Leaflet
5. Waktu dan Tempat
a. Hari dan Tanggal : Jumat, Juli 2023
b. Waktu : 10.00-11.30 WITA
c. Tempat : Rumah keluarga Ny. A
a. Topik : Penyuluhan Diabetes
6. Setting Acara

No Tahapan Acara Waktu


Penyuluhan
1. Pembukaan  Salam Pembuka 5 menit

 Memperkenalkan diri
2. Isi 1. Menjelaskan maksud, tujuan, dan materi 20 menit
 Pengertian Diabetes
 Penyebab Diabetes
 Penatalaksanan Diabetes
 Tanda dan gejala Diabetes
 Komplikasi Diabetes
 Pencegahan Diabetes
 Diet Diabetes
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Penutup Menutup penyuluhan 5 menit

9. Rencana Evaluasi Kegiatan


a. Evaluasi Struktur : Rencana kegiatan di persiapkan 1 hari sebelum kegiatan dan
informasi ke keluarga 1 hari sebelum kegiatan.
b. Evaluasi Proses :
1) Anggota keluarga yang hadir 100 %
2) Tempat : Rumah Keluarga Ny A
3) 100 % Anggota aktif bertanya
c. Evaluasi Hasil
1) Keluarga Ny S dapat menjawab pertanyaan dan mengulang kembali definisi
Diabetes
2) Keluarga Ny S dapat menjawab dan mengulang kembali penyebab penyakit
Diabetes

3) Keluarga Ny S dapat menjawab dan mengulang kembali penatalaksanaan


penyakit Diabetes
4) Keluarga Ny JSdapat menjawab pertanyaan dan mengulang kembali tanda dan
gejala penyakit Diabetes
5) Keluarga Ny S dapat menjawab pertanyaan dan mengulang kembali
komplikasi penyakit Diabetes
6) Keluarga Ny S dapat menjawab pertanyaan dan mengulang kembali
pencegahan terhadap penyakit Diabetes
7) Keluarga Ny JS dapat menjawab pertanyaan dan mengulang kembali tentang
pola diet terhadap penderita Diabetes
LAMPIRAN 3

LAPORAN HASIL KEGIATAN PENKES HIPERTENSI


1. Persiapan

a. Koordinasi kepada keluarga Ny. A tentang pelaksanaan penyuluhan kesehatan.

b. Peran serta dan tanggung jawab mahasiswa sesuai dengan pre planning kegiatan.

c. Mahasiswa sebelumnya juga menyiapkan Pre Planning, menyiapkan juga peralatan


atau keperluan yang dibutuhkan
2. Pelaksanaan

Kegiatan Penkes dilakukan pada :

Hari / Tanggal : Jumat, 7 Juli 2023

Lama : 30 Menit

Pukul : 10.00-11.30 WITA

Metode : Ceramah dan diskusi

Tempat : Rumah Ny. A


Pelaksanaan kegiatan :

NO KEGIATAN METODE WAKTU


1 Pembukaan Ceramah 5 menit
2 Materi
1. Pengertian Diabetes
2. Tanda gejala Diabetes
3. Penyebab Diabetes
4. Pencegahan Diabetes
5. Komplikasi Diabetes
6. Diet penderita Diabetes Ceramah, simulasi 10 menit
3 Evaluasi Tanya Jawab 10 menit
4 Penutup Ceramah 5 menit

3. Evaluasi

a. Evaluasi struktur

1) Pre Planning kegiatan sudah dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan


kegiatan.
2) Kontrak waktu dan tempat pelaksanaan penyuluhan satu hari sebelum
pelaksanaan kegiatan yaitu di rumah Ny A
3) Media atau peralatan yang digunakan Brosur serta setting tempat sudah
disiapkan satu jam sebelum kegiatan dilaksanakan.
b. Proses

1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang di tentukan


2) Peserta yang mengikuti Penkes adalah anggota keluarga yang menderita
Diabetes
3) Selama kegiatan penyuluhan berlangsung anggota keluarga tidak
ada meninggalkan tempat
c. Evaluasi hasil

80% peseta mampu :


1) Keluarga memahami dan mengetahui Pengertian Diabetes
2) Keluarga memahami dan mengetahui Tanda gejala Diabetes
3) Keluarga memahami dan mengetahui Penyebab Diabetes
4) Keluarga memahami dan mengetahui Pencegahan Diabetes
5) Keluarga memahami dan mengetahui Komplikasi Diabetes
6) Keluarga memahami dan mengetahui diet bagi orang Diabetes
LAMPIRAN 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PENYAKIT DIABETES

Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan


Identifikasi
akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak menular banyak muncul
Masalah
pada lanjut usia. Masalah degeneratif juga menurunkan daya tahan tubuh
sehingga lansia rentan terkena infeksi penyakit menular. Semakin
bertambah tua umurnya, proporsi lansia yang mengalami keluhan
kesehatan semakin besar. Penyakit degeneratif yang biasa dialami oleh
lansia antara lain hipertensi, asma, penyakit jantung, kanker, diabetes.
Menurut WHO (2019). DM merupakan penyakit kronis yang menjadi
tantangan di dalam dunia kesehatan. DM merupakan salah satu Penyakit
Tidak Menular (PTM) yang menyebabkan 1,6 juta kematian di dunia
pada tahun 2010 (WHO, 2014) dalam Istianah, dkk (2020). DM adalah
penyakit menahun (kronis) berupa gangguan metabolik yang ditandai
dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal. (Kementerian
Kesehatan RI, 2020).

Pengantar Stase : Keperawatan Keluarga


Topik : Penyakit Diabetes
Sub topik : Diet Diabetes
Sasaran : Klien Ny. A dan keluarga
Hari /tanggal : Jum’at 7 Juli 2023
Jam :11.00 WITA
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Ny. A

Tujuan Intruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga Ny S dapat meningkatkan
pengetahuan mengenai Diabetes dan diet Diabetes

Tujuan Intruksional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan selama 30 menit, klien dan keluarga memahami tentang :
1) Pengertian Diabetes
2) Mengetahui penyebab Diabetes
3) Mengetahui penatalaksanaan Diabetes
4) Mengetahui tanda dan gejala penyakit Diabetes
5) Mengetahui komplikasi penyakit Diabetes
6) Mengetahui tentang cara pencegahan Diabetes
7) Mengetahui tentang diet Diabetes

Materi Materi dalam bentuk leaflet

Metode Ceramah dan Tanya jawab

Media leaflet

No Waktu Kegiatan role play model Kegiatan peserta


1. 3 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
1. Memberikan salam 2. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. Perkenalan
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran
4. Menyebutkan materi atau pokok bahasan yang
di sampaikan

2. 15 menit Pelaksanaan materi Menyimak dan


Pelaksanaan materi penyuluhan secara berurutan dan memperhatikan
terartur

Materi:
2. Pengertian Diabetes
2. Penyebab Diabetes
3. Penatalaksanaan Diabetes
4. Tanda dan gejala penyakit
Diabetes
5. Komplikasi penyakit Diabetes
6. Cara pencegahan Diabetes
7. Diet Diabetes
3. 10 menit Evaluasi : Bertanya dan
menjawab pertanyaan
1. Menyimpulkan isi penyuluhan
2. Menyampaikan secara singkat materi penyuluhan
3. Memberi kesempatan kepada audience
untuk bertanya
4. Memberikan kesempatan kepada audience
untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan
4. 2 menit Penutup Menjawab salam
1. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
2. Menyampaikan terima kasih atas waktu yang
telah diberikan oleh peserta
3. Mengucapkan salam
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi penyuluhan : Senam Diabetess Militus


Pokok bahasan : Diabetes
Sasaran : Ny S dan Keluarga
Hari/ Tanggal : Jum’at , 7 Juli 2023
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Ny A

1. LATAR BELAKANG

Saat ini gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup yang
kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan
terjadinya peningkatan jumlah penyakit degeneratif yaitu penyakit yang tidak menular
akan tetapi dapat diturunkan. Salah satu penyakit degeneratif yang memerlukan
penanganan secara tepat dan serius adalah diabetes mellitus (DM).
Salah satu komplikasi penyakit diabetes melitus yang sering dijumpai adalah kaki
diabetik (diabetic foot), yang dapat ber- manifestasikan sebagai ulkus, infeksi dan
gangren dan artropati Charcot (Reptuz, 2009; dikutip Andarwanti, 2009). Ada dua
tindakan dalam prinsip dasar pengelolaan diabetic foot yaitu tindakan pencegahan dan
tindakan rehabilitasi. Tindakan rehabilitasi meliputi program terpadu yaitu evaluasi
tukak, pengendalian kondisi metabolik, debridemen luka, biakan kuman, antibiotika tepat
guna, tindakan bedah rehabilitatif dan rehabilitasi medik. Tindakan pencegahan meliputi
edukasi perawatan kaki, sepatu diabetes dan senam kaki (Yudhi, 2009).
Senam kaki merupakan latihan yang dilakukan bagi penderita DM atau bukan
penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah
bagian kaki (Soebagio, 2011). Perawat sebagai salah satu tim kesehatan, selain berperan
dalam memberikan edukasi kesehatan juga dapat berperan dalam membimbing penderita
DM untuk melakukan senam kaki sampai dengan penderita dapat melakukan senam kaki
secara mandiri (Anggriyana & Atikah, 2010). Gerakan-gerakan senam kaki ini dapat
memperlancar peredaran darah di kaki, memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot
kaki dan mempermudah gerakansendi kaki. Dengan demikian diharapkan kaki penderita
diabetes dapat terawat baik dan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes
(Anneahira, 2011).
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Ny A dan keluarga
dapat mengetahui dan memahami mengenai senam kaki Diabetes

b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan pasien dan
keluarga pasien dapat mengetahui tentang:
1) Pengertian senam kaki diabetes
2) Tujuan senam kaki diabetes
3) Cara melakukan senam kaki diabetes

3. RENCANA KEGIATAN
1. Metode : Ceramah, diskusi, demonstrasi, dan tanya
jawab
2. Media dan Alat Bantu : Leaflet
3. Tempat dan Waktu
a. Tempat Kegiatan : Rumah Ny A
b. Hari/Tanggal : Jum’at, 7 Juli 2023
4. Materi dan Pemateri : Pradana Setyanto, S.Kep
5. Peserta : Ny A
6. Waktu : 30 menit

4. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap
Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Kegiatan
Pembukaan 1. Salam pembuka 1. Menjawab 1. Ceramah
( 5 menit) salam
2. Memperkenalkan diri 2. Tanya jawab
2. Mendengarkan
3. Menjelaskan maksud dan keterangan
tujuan penyuluhan penyaji
4. Menggali pengetahuan peserta 3. Menyampaikan
tentang materi yang akan pengetahuan
disampaikan tentang materi
yang
disampaikan
Penyajian dan 1. Menggali pengetahuan peserta - Memperhatikan 1. Ceramah
diskusi tentang senam kaki Diabetes
- Mendengarkan 2. Demonstrasi
( 20 menit) 2. Menjelaskan pengertian
keterangan
senam kaki Diabetes 3. Tanya jawab
penyaji
3. Menjelaskan tujuan senam 4. Leaflet
- Mengikuti dan
kaki Diabetes
menirukan
4. Menjelaskan dan
demonstrasi
mendemonstrasikan cara
melakukan senam kaki
Diabetes

Penutup 1. Mengevaluasi atau menanyakan Peserta menjawab Tanya jawab


(5 menit) kembali materi yang telah pertanyaan,
disampaikan pada peserta memperhatikan dan
2. Menyimpulkan kembali materi menjawab salam
yang telah disampaikan
3. Memberikan motivasi kepada
keluarga agar selalu optimis
dalam merawat anggota
keluarganya yang sedang sakit
4. Memotivasi untuk
pengaplikasian
5. Memberi salam penutup

5. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi terstruktur
a) Adanya koordinasi antara pemateri, peserta penyuluhan dan panitia
penyelenggara selama acara penyuluhan berlangsung.
b) Persiapan acara penyuluhan dapat dilakukan dengan baik, misalnya
dalam penyiapan kursi, absensi dan leaflet.
c) Sebelum penyuluhan telah dilakukan perjanjian penyuluhan dengan
pihak Puskesmas gunung bahagia
2. Evaluasi proses
a) Peserta aktif mendengarkan dan menyimak acara penyuluhan
b) Peserta aktif bertanya topik yang dibahas pada sesi tanya jawab.
c) Peserta mampu merespon pertanyaan yang diberikan pemateri..
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah
disampaikan dengan benar melalui pertanyaan lisan (70%).
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Senam kaki diabetes merupakan latihan jasmani untuk penderita
DM atau bukan penderita untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
melancarkan peredaran darah bagian kaki (Flora and Purwanto, 2019)

B. Tujuan
1. Memperbaiki sirkulasi darah
2. Memperkuat otot-otot kecil
3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
6. Meningkatkan kebugaran pasien diabetes mellitus
C. SOP Senam kaki Diabetes

Pengertian Merupakan kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh penderita


diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
melancarkan peredaran darah bagian kaki

Tujuan 1. Memperbaiki sirkulasi darah


2. Memperkuat otot-otot kecil
3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
6. Meningkatkan kebugaran pasien diabetes mellitus
Persiapan Alat-alat:
tempat dan 1 Ruang yang sejuk, tidak gaduh dan alami
alat 2 Tempat tidur atau kursi dengan sandaran rileks ada penopang
untuk kaki dan bahu.
3 Koran bekas
Persiapan 1 Menyiapkan lingkungan yang memungkinkan melakukan
kegitan.
2 Menjelaskan teknik dasar prosedur yang akan dilakukan dengan
cermat agar bisa dimengerti oleh pasien (gunakan otak kanan
yang bersifat menerima).
3 Menjelaskan lama waktu senan kaki diabtes.
4 Meminta kepada pasien untuk duduk, melepaskan alas kaki,
mememosisikan badan senyaman mungkin dan tidak saling
bersentuhan dengan anggota tubuh yang lain serta benda yang
ada disekitar.
Proses a. Meminta pasien untuk duduk dikursi
senam LANGKAH PERTAMA
kaki Jika dilakukan dalam posisi duduk maka p Posisikan pasien duduk tegak
diabetes diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai.

LANGKAH KEDUA
Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki
diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar
ayam sebanyak 10 kali.

LANGKAH KETIGA
Angkat telapak kaki keatas dengan posisi tumit di lantai. angkat telapak
kaki ke atas. Kemudian turunkan telapak kaki dan naikkan tumit
dengan posisi jari dilantai. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri
dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
LANGKAH KEEMPAT
Angkat telapak kaki dengan posisi tumit di lantai dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10
kali.

LANGKAH KELIMA
Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan
memutar dari dalam ke luar sebanyak 10 kali.

LANGKAH KEENAM
Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan.
Ulangi sebanyak 10 kali. Lakukan secara bergantian kanan dan kiri.

LANGKAH KETUJUH
Angkat salah satu lutut, dan luruskan. Gerakkan jari-jari ke arah
wajah. Ulang sebanyak 10 kali. Lakukan secara bergantian kanan dan
kiri
LANGKAH KEDELAPAN
Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut.
Arahkan jari-jari ke arah wajah sebanyak 10 kali.

LANGKAH KESEMBILAN
Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan
kaki , tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan
secara bergantian.

LANGKAH KESEPULUH
Letakkan sehalai koran di lantai.Bungkus dengan kedua kaki menjadi
bentuk bola. Buka bola tersebut menjadi lembaran seperti semula dengan
kedua kaki.
PENGERTIAN DIABETES MELITUS 3. Sering buang air kecil (terutama
malam hari)

Diabetes Mellitus atau kencing manis


adalah suatu penyakit yang gejalanya
timbul pada seseorang yang disebabkan
oleh karena adanya peningkatan kadar
gula (glukosa) darah.

PENYEBAB DIABETES MELITUS 4. Berat badan berkurang drastis


5. Kesemutan
6. Cepat merasa lelah dan mengantuk
1. Faktor keturunan
2. Gaya hidup
3. Obesitas/ kegemukan
4. Penuaan

TANDA & GEJALA


Oleh :
1. Sering haus 7. Luka yang lambat sembuh
KELOMPOK 3 2. Rasa lapar terus menerus
Pradana Setyanto,S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


ITKES WIYATA HUSADA
SAMARINDA TAHUN 2023 8. Penglihatan kabur
DAMPAK PENGONTROLAN DAN 6) Cek kadar gula secara rutin.
 Luka yang sukar PENCEGAHAN DIABETES 7) Patuhi saran dokter atau
sembuh
MELITUS
tenaga kesehatan lain.

1) Kendalikan berat badan.


2) Kurangi konsumsi cemilan
 Kebutaan dan minuman kaya gula.
 Penyakit jantung 3) Kurangi asupan
karbohidrat.
4) Konsumsi banyak sayur
dan buah.
5) Beraktifitas fisik secara
 Tekanan Darah
teratur dan berolah raga
Tinggi
DAFTAR PUSTAKA

Black,J dan Hawks, J. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis


untuk Hasil yang Diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta:
Salemba Emban Patria.

Bustan.2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. RinekaCipta. Jakarta


Brunner, & Suddarth. (2016). Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: EGC.
Harmoko. (2012 ). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogjakarta: Pustaka Pelajar
Harnilawati. (2013). Pengantar ilmu keperawatan komunitas: Pustaka AS Salam
Irianto, Koes.2014.Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi (Balanced
Nutrition in Reproductive Health).Bandung:ALFABETA

Kholifah, Siti Nur dan Wahyu Widagdo.2016.Keperawatan Keluarga dan


Komunitas.Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Masriadi. (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Trans Info


Media

Muttaqin, A & Sari, K. (2014). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem


Perkemihan. Jakarta: salemba Medika.

Republik Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998


tentang Kesejahteraan Lanjut Usia 1998

Robbins, dkk., 2007. Buku Ajar Patologi. Volume 2. Edisi 7. Penerbit buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Saferi, A &.Mariza, Y. (2013) KMB 2 :Keperawatan Medikal Bedah


(Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep). Yogyakarta : Nuha
Medika.

Smeltzer & Bare. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Jakarta : EGC.

Tarwoto, Ratna Aryani dan Wartonah. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk
Mahasiswa Keperawatan.Jakarta: Trans Info Jakarta

TimPokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Udjianti, Wajan. 2011. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.


Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai