Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DI WILAYAH RT 14 DI JALAN PANGERAN


SURYANATA KELURAHAN BUKIT PINANG KECAMATAN
SAMARINDA ULU

Stase Keperawatan Komunitas & Keperawatan Keluarga


Koordinator Stase : Ns. Siti Mukaromah, S.Kep., M.Kep.,Sp Kep
Kom Pembimbing Klinik : Ns. Rinda Kurniawati, S.Kep

Disusun Oleh:
Maria Immaculata Gemma Ika Tri Purwanti soru
P2104063

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAIN WIYATA
HUSADA SAMARINDA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan
dengan judul “Laporan Praktik Lapangan Asuhan Keperawatan Keluarga Di
Wilayah Rt 14 Di Jalan Pangeran Suryanata Kelurahan Bukit Pinang
Kecamatan Samarinda Ulu”.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan semua proses tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar- besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Bapak Agus selaku Ketua RT 14. Terima Kasih telah mengijinkan saya
melakukan praktik dinas Stase Komunitas dan Keluarga di RT 14.
2. Ns. Siti Mukaromah, S.Kep., M.,Kep., Sp.Kep.Kom selaku Koordinator
dan Dosen Pembimbing Akademik Stase Komunitas dan Keluarga. Terima
Kasih atas bimbingan, saran dan motivasi serta ilmu yang diberikan untuk
mengarahkan saya dalam menyusun laporan ini.
3. Ns. Wahyu Dewi Sulistyarini, S.Kep., M.Kep, selaku Dosen Pembimbing
Akademik Stase Komunitas. Terima Kasih atas bimbingan, saran dan
motivasi serta ilmu yang diberikan untuk mengarahkan saya dalam
menyusun laporan ini.
4. Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini, semoga
Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas kebaikan kita semua dan
laporan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Samarinda, 22 Febuari 2023

Maria Immaculata Gemma


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan
dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Keluarga sebagai
sistem yang berinteraksi dan merupakan unit utama yang menyangkut
kehidupan masyarakat. Keluarga menempati posisi antara individu dan
masyarakat. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas
yang sehat. Masalah yang dialami anggota keluarga dapat
mempengaruhi anggota keluarga yang lain, karena keluarga
merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-
usaha kesehatan masyarakat.
Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan
dan kesimbangan antara anggota keluarga tidak terlepas dari lima
tugas dalam perawatan kesehatan keluarga yaitu; mampu mengenal
masalah kesehatannya, mampu mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi kesehatannya, mampu melakukan tindakan keperawatan
untuk anggota keluarga yang memerlukan bantuan keperawatan,
mampu memodifikasi lingkungan sehingga menunjang upaya
peningkatan kesehatan, mampu memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan yang ada. Keluarga menjadi point penting dalam upaya
mencapai kesehatan masyarakat secara optimal karena memiliki
keterkaitan dengan masalah kesehatan, memiliki fungsi utama dalam
masyarakat dan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
Peran keluarga sebagai kelompok dapat melakukan aktivitas
pencegahan, memelihara, menimbulkan, memperbaikiataupun
mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam kelompok
/keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan anggota keluarganya, yang berarti keluarga
menjadi faktor penentu sehat- sakitnya anggota keluarga, yang akan
berdampak pada munculnya berbagai masalah kesehatan anggota
keluarga.
Unit fungsional terkecil dalam pemberian asuhan keperawatan
keluarga adalah keluarga, dimana partisipasi anggota keluarga dalam
pemberian asuhan keperawatan keluarga sangat mempengaruhi hasil
dari asuhan keperawatan keluarga lansia tersebut (Badriah 2013).
Selain keluarga, perawat juga memiliki peran penting yakni sebagai
pendidik, koordinator/penghubung, advokat/pelindung, pemberi
pelayanan langsung, konselor, dan modifikator lingkungan. Pemberian
pelayanan keperawatan keluarga beriringan dengan tiga tingkat
pencegahan. Tingkat pertama (promotion dan primary prevention),
pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) , maupun
pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention). Setiap pencegahan
melibatkan keluarga sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi dari setiap pelayanan keperawatan yang
diberikan pada keluarga. Proses pelibatan keluarga sebagai bentuk
tranformasi ilmu dari perawat ke keluarga, dengan keadaan keluarga
yang memiliki latar belakang masalah yang berbeda. Perbedaan
tersebut akan menentukan tingkat pencegahan yang digunakan. mulai
dari promosi kesehatan, dimana hal ini ditujukan kepada keluarga
yang sehat, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
Keluarga lebih berperan aktif dalam menjaga dan meningkatkan
kesehatan anggota keluarganya. Pecegahanan kuratif, yang mana
ditujukan kepada keluarga yang mengalami sakit, sehinga intervensi
yang diberikan terfokuskan untuk menyembuhkan peyakit yang
dialami oleh keluarga tersebut. Selanjutnya adalah pencegahan tersier
yang ditujukan kepada keluarga yang mengalami sakit, adapun
intervensi yang diberikanterfokuskan agar tidak terjadi komplikasi dari
penyakit tersebut.
Perawat dapat memenuhi kebutuhan individu dan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Jadi untuk membangun keluarga yang sehat
dibutuhkan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga. Asuhan keperawatan keluarga merupakan rangkaian
kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan keluarga.
Adapun kriteria keluarga yang harus mendapatkan asuhan
keperawatan keluarga adalah keluarga yang dalam tahap
perkembangan keluarga, misalnya keluarga
dengan pasangan baru (Berganning family) / keluarga pemula
ataupun keluarga inti.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan
keperawatan keluarga sesuai dengan konsep dan
teori keperawatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan
keperawatan keluarga
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada keluarga
yang ada diwilayah masing-masing
c. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga
d. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan asuhan
keperawatan keluarga
e. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan keluarga
f. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dengan
pendekatan padakeluarga bina asuhan keperawatan
keluarga
g. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan
keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga dengan Lansia


1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang
diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap
anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko,
2012). Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah
unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri atas:
a. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan
ini disusun melalui garis keturunan ayah.
b. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan
ini disusun melalui garis keturunan ibu
c. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah dari istri.
d. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah dari suami.
e. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai
dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian darikeluarga karena adanya
hubungan dengan suami istri.

3. Tahap Perkembangan Keluarga


Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi
pada sistem keluarga yang meliputi perubahan pola interaksi dan
hubungan antara anggotanya disepanjang waktu.Tahap
perkembangan tersebut

disertai dengan fungsi dan tugas perawat pada setiap tahapan


perkembangan.
a. Tahap I : Pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki
(suami) dan perempuan (istri) membentuk keluarga melalui
perkawinan yang

sah dan meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan


keluarga bisaberarti psikologis karena kenyataannya banyak
keluarga baru yang masih tinggal dengan orang tuanya. Dua
orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan
penyesuaian peran dan fungsi.Masing-masing belajar hidup
bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun pagi, dan
sebaginya. Tugas perkembangan :
- Membina hubungan intim dan memuaskan.
- Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan
kelompok sosial.
- Mendiskusikan rencana memiliki anak.Keluarga baru
ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga
suami, keluarga istri dan keluarga sendiri.
b. Tahap II : Keluarga dengan kelahiran anak pertama (child
bearing family)
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5tahun. Tugas
perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah:
i.Persiapan menjadi orang tua
ii.Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran,
interaksi, hubungan sexual dan kegiatan.
iii.Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan. Peran utama perawat adalah mengkaji peran
orang tua; bagaimana orang tua
berinteraksi dan merawat bayi. Perawat
menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang
positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang
antara bayi dan orang tua dapat tercapai.

c. Tahap III : Keluarga dengan anak pra sekolah (families


with preschool)
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan:
i.Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
ii.Membantu anak untuk bersosialisasi
iii.Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara
kebutuhan anaklainjuga harus terpenuhi.
iv.Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam
keluarga maupundengan masyarakat.
v.Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
vi.Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
vii.Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (families with
children)
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah )
dan berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini
biasanya keluargamencapai jumlah maksimal sehingga
keluarga sangat sibuk. Selainaktivitas di sekolah, masing-
masing anak memiliki minat sendiri. Dmikian pula orang tua
mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Tugas
perkembangan keluarga:
i.Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan.
ii.Mempertahankan keintiman pasangan.
iii.Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang
semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk
meningkatkan kesehatan anggota keluarga. Pada tahap
ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi
kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dalam
aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (families with
teenagers) Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir
6 sampai 7 tahun kemudian. Tujuannya untuk memberikan
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi orang dewasa. Tugas
perkembangan:
i.Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.
ii.Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
iii.Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak
dan orang tua. Hindari perdebatan,kecurigaan dan
permusuhan.
iv.Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh
kembang keluarga. Merupakan tahap paling sulit
karena orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggung jawab.
Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.
f. Tahap VI : Keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan
(launching center family)
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.
Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau
tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetaptinggal
bersama orang tua. Tugas perkembangan:
i.Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
ii.Mempertahankan keintiman pasangan.
iii.Membantu orang tua memasuki masa tua.
iv.Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
v.Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
g. Tahap VII : Keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal
dankeduanya meninggal. Tugas perkembangan:
i.Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
ii.Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan,
kekuatan fisikdan pendapatan.
iii.Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
iv.Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
v.Melakukan life review.
vi.Mempertahankan penataan yang memuaskan
merupakan tugas utamakeluarga pada tahap ini.

B. Kasus lansia dengan Hipertensi


1. Pengertian Hipertensi
Pengertian hipertensi Menurut bruner & suddart dalam
(Istichomah, 2020) hipertensi merupakan kondisi yang tidak normal
dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal yang dapat
mengganggu kerja organ dan dapat menyebabkan komplikasi penyakit
seperti stroke serta penyakit arteri coroner. Hipertensi masuk dalam the
silent killer dimana seseorang yang mengalami hipertensi tidak menyadari
bahwa tubuhnya terkena hipertensi apabila tidak melakukan pemeriksaan
tekanan darah.
Menurut (Hariawan & Tatisina, 2020) hipertensi adalah kondisi
dimana peningkatan tekanan darah individu meningkat diatas normal dan
meningkatkan angka kematian. Penyakit hipertensi masih menjadi
persoalan besar masalah kesehatan yang apabila tidak diatasi dengan baik
akan mengakibatkan keparahan lainnya. Dibutuhkan penatalaksanaan
hipertensi yang tepat dan akurat. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana
ketika dilakukan pengukuran berulang diperoleh tekanan darah sistolik
lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan
90. (Anshari, 2020)
2. Etiologi
Menurut (Purwono et al., 2020) penyebab hipertensi secara umum
terbagi menjadi 2 kelompok yaitu :
a. Faktor penyebab yang tidak dapat dikendalikan antara lain :
1) Usia
Dengan bertambahnya usia individu memiliki resiko hipertensi
yang lebih tinggi, terutama usia lanjut rentan terkena penyakit
degeneratif seperti hipertensi. Semakin bertambahnya usia jantung
akan mengalami penumpukan zat yang menyebabkan dinding arteri
menebal. Sehingga pembuluh darah akan kaku dan menyempit.
2) Jenis kelamin
Jenis kelamin dapat menjadi salah satu faktor resiko hipertensi,
wanita akan lebih beresiko daripada laki laki ketika sudah melewati
fase monopause. Hal ini dikarenakan hormon ekstrogen pada
wanita akan berkurang secara perlahan. Namun laki laki juga
beresiko jika terbiasa melakukan pola hidup yang tidak sehat.
3) Genetik
Seseorang yang memiliki keturunan sebelumnya terkena hipertensi
akan mempunyai resiko lebih tinggi, di karenakan peningkatan
kadar sodium intraseluler yang mengakibatkan kadar potasium
menurun dalam tubuh.

b. Faktor yang bisa diubah


1) Pola hidup seperti merokok
Merokok dapat menyebabkan tekanan darah naik . karena adanya
kandungan nikotin yang mengakibatkan pembuluh darah
menyempit.
2) Kurang melakukan aktivitas fisik

Dengan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga teratur dapat


menyebabkan tekanan perifer menurun sehingga tekanan darah
menurun dan mengurangi resiko terjadinya hipertensi
3) Kelebihan berat badan
Ketika seseorang mengalami berat badan berlebih curang jantung
dan sirkulasi pembuluh darahnya akan meningkat hal ini
dikarenakan timbunan lemak yang mempersempit aliran pembuluh
darah sehingga dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi,
4) Menggonsumsi garam berlebih
Garam yang dikonsumsi dengan berlebihan akan menyebabkan
natrium diserap oleh pembuluh darah sehingga terjadi retensi air
yang berakibat meningkatnya volume pembuluh darah

3. Patofisiologi
Pengontrol mekanisme kontraksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di bagian pusat vasomotor didalam otak tepatnya di
medulla. Dari sini bermula jaras saraf simpatis, yang kemudian
berlanjut kebawah korda spinalis serta dikeluarkan dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
ini dikirim ke Impuls yang merambat melalui sistem saraf menuju
Gnglia simpatik. Hal ini , neuron preganglio melepaskan asetilkolin,
yang dapat merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh
darah. Kemudian dilepaskan noreepineprin yang berakibat pembuluh
darah berkonstriksi
Banyak faktor yang mempengaruhi respon pembeluh darah
terhadap vasokonstriksi seperti cemas dan ketakutan. Penderita
hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin. Hal ini berkaitan
juga dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah dan
kelenjar adernal sebagai respons rangsang emosi yang berakibat
bertambahnya aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang dapat mengakibatkan vasokonstriksi. Kartisol dan
steroid disekresi oleh korteks adrenal yang dapat menguatkan respons
vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
menurunnya aliran menuju ginjal, sehingga menyebabkan rennin
terlepas. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang
selanjutnya diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor
kuat, yang nantinya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon tersebut dapat mengakibatkan kelebihan natrium
serta air oleh tubulus ginjal, dan kenaikan volume intra vaskuler
Faktor faktor tersebut cenderung memicu situasi Hipertensi
terdapat perubahan Struktur serta fungsi sistem pembuluh darah
perifer yang bertanggung jawab atas perubahan tekanan darah dapat
terjadi pada usia rentan terutama lanjut usia. Perubahan ini termasuk
Aterosklerosis, dimana jaringan ikat kehilangan elastisitasnya dan
dapat menurunkan relaksasi otot polos pembuluh darah Yang
nantinya mengurangi kapasitas serta daya ekspansi peregangan
pembuluh darah. Hal itu menyebabkan aorta serta arteri mengalami
kemunduran kapasitas dalam membantu memfasilitasi volume darah
yang dipompa oleh jantung. Yang menyebabkan turunnya curah
jantung dan meningkatnya tahanan perifer. Brunner & Suddarth
dalam (Nurhidayat, 2019)

4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis menurut (Nisa, 2017) yang sering terjadi pada
penderita hipertensi yaitu :
a. Tekanan darah meningkat melebihi batas normal (140/90 mmHg)
b. Nyeri dibagian tengkuk seperti tertimpa beban yang berat
c. Mengalami gangguan pola tidur
d. Sakit kepala
e. Telinga berdering
f. Jantung berdebar debar
g. Penglihatan kabur

5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan tekanan darah
Untuk mengetahui hasil dari tekanan sistolik dan diastol dari penderita
hipertensi sehingga mengetahui peningkatan volume tekanan darah
b. Pemeriksaan fisik secara menyeluruh serta riwayat kesehatan
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kondisi organ seperti
ginjal dan jantung, kemampuan ginjal untuk mengeluarkan zat sisa
serta kelebihan natrium dan cairan kemudian pemeriksaan darah
lengkap seperti Hb, ht serta kreatinin
d. Ultrasonografi. dapat memperoleh gambaran ginjal serta arterinya
melalui gelombang suara.
e. Elektrokardiogram. berfungsi mengetahui kelistrikan jantung serta
keefektifan kerja jantung, apabila ada kemungkinan bahwa gangguan
jantung merupakan penyebab hipertensi.
f. Photo dada : mengambarkan destruksi klasifikasi diarea katup, serta
pembesaran jantung (Nurhidayat, 2019)

6. Komplikasi
Penyakit hipertensi jika tidak mendapatkan penatalaksanaan
dengan baik dalam jangka panjang akan mengakibatkan terjadinya
komplikasi diantaranya :
a. Penyakit jantung koroner
Pada organ jantung komplikasi yang muncul yaitu pembuluh darah
yang mengeras sehingga membatasi aliran darah ke jantung akibatnya
jantung kekurangan pasokan oksigen darah dan nutrisi
b. Kerusakan ginjal
Hipertensi dapat mengakibatkan pembuluh darah yang menuju ginjal
mengalami penyempitan sehingga ginjal tidak bisa berfungsi dengan
efektif, proses penyaringan zat sisa akan mengalami gangguan
akibatnya ginjal hanya mampu mengeluarkan zat sisa sebagian saja
sehingga banyak zat sisa yang kembali ke darah
c. Stroke
Hipertensi merupakan faktor resiko terjadinya stroke, tekanan darah
yang meningkat mampu mengakibatkan pembuluh darah pecah.
Apabila hal ini terjadi diotak akan menyebabkan perdarahan pada otak
yang dapat berahir dengan kematian. Stroke juga dapat disebabkan
karena sumbatan dan gumpalan darah pada pembuluh darah. (Anshari,
2020)

7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk mengontrol hipertensi secara umum dibagi
menjadi dua jenis manajemen penatalaksanaan yaitu sebagai berikut:
a. Penatalaksanaan non farmakologis.
1) Diit yang terkontol
Dengan membatasi atau kurangi konsumsi garam yang berlebih.
Kemudian menurunkan berat badan dapat menyebabkan tekanan
darah menurun serta penurunan aktivitas renin dan aldosteron
dalam plasma.
2) Menerapkan pola hidup sehat
Terapkan pola hidup sehat seperti tidak merokok, istirahat cukup,
serta rutin berolahraga untuk membantu mengontrol tekanan darah
dalam batas normal
b. Penatalaksanaan farmakologis.
Untuk memilih obat anti hipertensi terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya memiliki efektivitas yang tinggi,
Memberikan efek samping yang ringan, Mengutamakan obat oral,
Harga obat relatif murah sehingga memungkinkan dijangkau oleh
klien tanpa mengurangi kualitas obat, Memungkinkan untuk
dikonsusi dalam jangka panjang. Antara lain obat hipertensi yaitu
obat obat golongan betablocker yang berfungsi menghambat hormon
adrenalin sehingga dapat mengontrol tekanan darah misalnya atenol,
bisoprolol, metoprolol. Selain itu diuretik juga menjadi salah satu
obat yang sering dianjurkan untuk penderita hipertensi yang
bekerja dengan cara mengeluarkan natrium dan cairan dalam tumbuh
yang berlebih (Setiani, 2018)
BAB III
TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

A. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. R
2. Alamat : Jl. P suryanata Gg.ternak Rt 14
3. Kompesisi Keluarga :

No Nama Jenis Kelamin Hub dg KK Umur Pendidikan


1. Tn. R L KK 63 tahun SD
2. Ny. S P Istri 65 tahun SD

Genogram

Keterangan Genogram

= Perempuan
= Laki-Laki

= Garis Keturunan

= Lansia hipertensi

X = Meninggal

= Tinggal serumah
4. Tipe Keluarga
Keluarga Middle Age/ Aging Couple
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang tinggal di satu rumah. anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/ meniti karier.

5. Suku
a. Suku Bangsa
Tn R berasal dari kutai sedangkan Ny S berasal dari Jawa dan saat ini
menetap di Kalimantan Timur Samarinda jalan P.Suryanata Gg.Ternak
RT 14 Kelurahan Bukit Pinang.
b. Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan keluarga Tn R saat dirumah adalah bahasa
Indonesia dan bahasa Jawa.
c. Pantangan
Keluarga Tn.R mengatakan bahwa didalam keluarga membatasi
makanan yang menurut ajaran agama merupakan jenis makanan yang
menjadi pantangan, yaitu daging babi, anjing dan makanan yang tidak
diperbolehkan oleh ajaran Islam.
d. Budaya
Tn.R mengatakan bahwa tidak ada budaya yang berpengaruh negative
dalam masalah kesehatan.
6. Agama
a. Kegiatan Keagaamaan dirumah
Tn R mengatakan keluarga beragama islam dan rutin menjalankan
sholat 5 waktu.
b. Kegiatan Keagamaan di Masyarakat
Tn R mengatakan mengikuti pengajian di lingkungan TPA RT 14
7. Status Sosek Keluarga
a. Pekerjaan Anggota Keluarga
Tn.R berkerja sebagai pemulung dan istrinya Ny.S juga bekerja
sebagai pemulung dengan rata-rata penghasilan didapatkan Rp
1.000.000 perbulan

b. Tabungan/Asuransi
Tn.R mengatakan tidak memiliki tabungan simpanan keluarga.

8. Aktivitas Rekreasi Keluarga :


Tn.R mengatakan bahwa keluarga jarang melakukan aktivitas rekreasi,
jika ada waktu luang keluarga hanya di rumah.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga
Tn.R merupakan seorang Suami berusia 63 tahun memiliki istri bernama
Ny.S dan memiliki satu anak laki- laki berusia 30 tahun yang bekerja
serabutan di Jawa.
2. Riwayat keluarga inti
Tn.R mengalami hipertensi dari usia muda, 2 bulan sebelumnya saat melakukan
pemeriksaan kolesterol Tn.R mengatakan kolesterolnya tinggi

3. Riwayat keluarga sebelumnya


Tn.R mengatakan bahwa ibu Tn.R memiliki riwayat hipertensi, saat ini ibu
Tn.R sudah tiada.
C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Status rumah yang ditempati oleh Tn.R saat ini adalah milik Tn.R
sendiri.

b. Jenis bangunan rumah Tn.R adalah tidak permanen yang terdiri dari 1
ruang tamu, 1 kamar tidur,1 kamar mandi dan dapur.

c. Lantai rumah Tn.R adalah semen, terdapat jendela dan ventilasi rumah.
d. Keluarga biasanya mengumpukan sampah didapur dengan keadaan tempat
sampah terbuka yaitu menggunakan kresek, dua hari sekali dibakar atau pada
saat sampah sudah menumpuk.
e. Sumber air yang digunakan untuk mandi, cuci piring dan mencuci baju
keluarga Tn.R menggunakan air hujan atau air yang dibeli saat ada mobil air
yang masuk ke daerah TPA, sedangkan untuk minum keluarga Tn.R
menggunakan air galon.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RT
a. Tn.R jarang mengikuti kegiatan yang ada di RT 14
b. Hubungan keluarga dengan tetangga sangat baik, Tn.R sering bercengkrama
dengan bapak-bapak di sekitar rumahnya.
3. Mobilitas geografis keluarga
Tn.R sudah menempati rumah yang ia tempati sekarang dari tahun 2011, kurang
lebih sudah 12 tahun. Tn.R tidak memiliki kendaran
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.R sebagai warga biasa dan tidak memiliki peran khusus seperti
RT, hanya jika ada kegiatan di RT, Tn.R ikut serta dalam kegiatan tersebut.
5. Sistem pendukung keluarga
Tn.R mengatakan jika ada keluarga yang sakit, keluarga akan pergi mencari
obat di apotek terdekat.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi Tn.R digunakan adalah komunikasi terbuka, setiap anggota
keluarga bebas menyampaikan keluhan mereka.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga, keputusan yang diambil dari hasil musyawarah bersama
keluarga, setiap anggota keluarga berperan sesuai dengan perannya, dan
menyampaikan idenya jika ada masalah yang dirasakan.

3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah


Respon keluarga terhadap stressor baik, jika ada masalah keluarga
bermusyawarah untuk menyelsaikannya.
4. Strategi koping yang digunakan
Tn.R mengatakan jika ada masalah keluarga bermusyawarah dan berusaha
tetap tenang tidak terbawa emosi.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan
masalah yang menimpanya. Tidak terdapat adaptasi disfungsional pada
keluarga Tn.R

E. Harapan Keluarga
Tn.R berharap keluarganya sehat walaupun keluarga Tn.R tidak memiliki
pekerjaan tetap, baginya kesehatan dan berkumpul keluarga lebih penting.

F. Pemeriksaan Fisik
1. Tn. R
a. TD : 164/105 mmHg
b. RR : 20x/menit
c. N : 85x/menit
d. S : 36.8℃
e.Kepala
1) Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : Rambut keriting, sedikit beruban, mengalami sedikit
kebotakan, kulit nampak kering, terdapat dermatitis
seboroik.
Palpasi : Tidak ada benjolan ataupun nyeri di bagian kepala.

2) Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis.
skelera nampak merah.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak
tinggi.

3) Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, ada secret namun tidak kental, tidak
ada pembengkakan, tidak ada pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

4) Mulut dan faring


Inspeksi : Tidak ada stomatitis, ada karies gigi, gigi berlubang,
gigi nampak ada kehitaman, lidah tidak kotor
Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.

5) Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simentris, tidak ada pembengkakan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

f. Leher
Inspeksi : Tidak ada nodul atau pembengkakan
Palpasi : Tidak ada perbesaran vena jugularis dan kelenjar
tiroid
g. Dada
Inspeksi : Bentuk normochest, tidak ada nodul, tidak ada
pembengkakan.
Auskultasi : Terdengar vasikuler
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang
iga.
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada
jantung

h. Abdomen
Inspeksi : TIdak ada nodul, tidak ada pembengkakan, dan tidak
asites.
Auskultasi : Suara peristaltik usus terdengar 26x/menit
Perkusi : terdengar timpani pada usus, dan redup pada hari
dan ginjal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada perbesaran hati dan
limpa.
Genetalia : Tidak terpasang kateter, tidak ada keluhan
Anus : Tidak terdapat hemoroid

i. Ekstremitas
Inspeksi : Angota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan,
tidak ada kelainan pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur, telapak
tangan kasar.

2. Ibu D
a. TD : 130/70 mmHg
b. RR : 18x/menit
c. N : 83x/menit
d. S : 36.7℃
e. Kepala
1) Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : Rambut bergelombang, sedikit beruban, terdapat
dermatitis seboroik.
Palpasi : Tidak ada benjolan ataupun nyeri di bagian kepala.

2) Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis,
skelera nampak putih.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak
tinggi.

3) Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada
pembengkakan, tidak ada pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

4) Mulut dan faring


Inspeksi : Terdapat stomatitis, ada karies gigi, gigi berlubang,
gigi nampak ada kehitaman, lidah tidak kotor
Palpasi : Lidah teraba lunak, tidak ada nyeri tekan.

5) Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simentris, tidak ada pembengkakan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

f. Leher
Inspeksi : Tidak ada nodul atau pembengkakan
Palpasi : Tidak ada perbesaran vena jugularis dan kelenjar
tiroid

g. Dada
Inspeksi : Bentuk normochest, tidak ada nodul, tidak ada
pembengkakan.
Auskultasi : Terdengar vasikuler
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang
iga.
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada
jantung

h. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada nodul, tidak ada pembengkakan, dan tidak
asites.
Auskultasi : Suara peristaltik usus terdengar 28x/menit
Perkusi : terdengar timpani pada usus, dan redup pada hari
dan ginjal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada perbesaran hati dan
limpa.
Genetalia : Tidak terpasang kateter, tidak ada keluhan
Anus : Tidak terdapat hemoroid

i. Ekstremitas
Inspeksi : Angota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan,
tidak ada kelainan pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur
No Data Etiologi Masalah
1. Data Subyektif:
a. Tn. R Hipertensi
mengeluhkan Kesiapan
belakang peningkatan
kepalanya sering manajemen kesehatan
sakit
b. Tn.R mengatakan
terkadang sulit
tidur pada malam
hari
Data Obyektif:
TD: 168/105 mmHg
Suhu 36֠C
RR 20×/menit

2. Data Subyektif:
a. Tn.R
mengatakakan
tidak rutin
Meminum obat
tekanannya
b. Keluarga Tn.R
mengatakan tidak
tau bagaimana
Kurang terpapar Defisit Pengetahuan
cara menangani informasi tentang penyakit
hipertensi
Data Obyektif:
a.Tn.R tidak memiliki
obat hipertensi di
rumahnya
b.Tn.R dan keluarga
tidak dapat
menyebutkan apa saja
yang dapat dilakukan
untuk menurunkan
tekanan darah tinggi
J. Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
perilaku upaya peningkatan kesehatan
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

K. Scoring
Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
perilaku upaya peningkatan kesehatan

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah 1 2/3x1 Tn.R mengeluhkan


3 tekanan sering tinggi,
- Tidak/kurang
sehat pada saat pengukuran
2 didapatkan tekanan
- Ancaman 1
Krisis darah
150/100 mmHg
2. Kemungkinan Tn.R segera
masalah dapat memeriksakan
diubah: kesehatan ke
- Dengan mudah 2 2 2/2 x 2 = 2 klinik terdekat
- Hanya 1 jika dirasa ada
sebagian 0
tanda dan gejala
Tidak dapat
3. Potensi dicegah: Tn.R sudah
- Tinggi 3 menderita
- Cukup 2 hipertensi dari
Rendah 1 dulu , segera
memeriksakan
1 2/3 x 1 = kesehatan jika
2/3
dirasa ada tanda
dan gejala namun
tidak rutin
meminum obat
yang di dapat dari
klinik
4. Menonjolnya 1 2/2 x 1 = 1 Tn.R segera
masalah: memeriksakan
- Segera kesehatan ke
2
ditangani klinik terdekat
Tidak segera jika dirasa ada
ditangani 1
tanda dan gejala

Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


1. Sifat masalah: Ny.P tidak tahu
- Tidak/kurang 3 atau sering lupa
sehat mengenai nilai
- Ancaman 2 normalnya
- krisis 1 1 3/3 x 1 = 1 tekanan darah dan
pentingnya untuk
mengontrol stress
salah satunya
dengan rekreasi
2. Kemungkinan Ny.P melakukan
masalah dapat apa yang ia tahu
diubah: dan informasi
- Dengan mudah 2 yang didapatkan
- Hanya 1 mengenai
sebagian 0 2 2/2 x 2 = 2 kesehatan seperti
- Tidak dapat tidak memakan
makanan yang
tinggi garam untuk
penderita
hipertensi
3. Potensi dicegah: 1 3/3 x 1 = 1 Ny.P segera
- Tinggi 3 memeriksakan
- Cukup 2 kesehatan jika
- Rendah 1 dirasa ada tanda
dan gejala namun
tidak rutin
meminum obat
yang di dapat dari
klinik
4. Menonjolnya Tn.R segera
masalah: memeriksakan
- Segera 2 kesehatan ke
ditangani klinik terdekat
1 2/2 x 1 = 1
- Tidak segera 1 jika dirasa ada
ditangani tanda dan gejala
- Tidak 0
dirasakan

L. Prioritas Diagnosa Keperawatan


Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor
1 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang 5
terpapar informasi
2 Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan 4,33
berhubungan dengan perilaku upaya peningkatan
kesehatan

M. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Implementasi Evaluasi


Defisit 1.1 Mengidentifikasi S
pengetahua
kesiapan dan 1. Klien Mengatakan mulai
n
berhubungan kemampuan memahami apa itu hipertensi
dengan
menerima 2. Klien mengatakan sudah
kurang
terpapar informasi mengetahui kenapa sulit tidur
informasi
EP: 3. Klien mengatakan makanan
Klien dalam yang banyak mengandung
kondisi kesadaran
composmentis dan garam merupakan salah satu
tidak terdapat penyebab hipertensi
kelainan visual
maupun audio O
visual maupun tuna 1. Klien terlihat mengikuti
rungu
pendidikan kesehatan dengan
1.2 Menyediakan
antusias
materi dan media
Klien terlihat memperhatikan
pendidikan
ketika berjalannya pendidikan
kesehatan kesehatan

EP : pendidikan 3. Klien terlihat bertanya berapa

kesehatan terkait nilai normal tekanan darah

hipertensi A

1.3 Menjadwalkan Masalah teratasi


Kriteria Hasil Tujuan
pendidikan
Perilaku 5 5
kesehatan sesuai
sesuai
kesepakatan dengan
EP: pengetahu
mahasiswa profesi an
Pertanyaan 5 5
Ners
tentan
melakukan
g
kontrak waktu masal
dengan klien ah
untuk yang
dihada
melaksanakan
pi
penkes
Persepsi 5 5
1.4 Memberikan yang
kesempatan untuk keliru
bertanya terhadap

EP: masalah

Klien bertanya P
Hentikan intervensi
berapa nilai
normal tekanan
darah
Mengajarkan strategi
yang dapat digunakan
untuk meningkatkan
prilaku hidup bersih
dan sehat
EP:
Klien mau
mengikuti terapi
genggam jari
Kesiapan 1.1 Mengidentifikasi S
peningkata
pengetahuan 1. Klien mengatakan akan
n
manajemen tentang pengobatan
melakukan genggam jari
kesehatan
yang
berhubungan 2. Klien mengatakan baru
dengan direkomendasikan
mengetahui genggam jari
perilaku
EP :
upaya merupakan tindakan untuk
peningkatan klien mengatakan
menurunkan hipertensi
kesehatan
sekarang mengerti
3. Klien mengatakan sedikit
mengenai anjuran
rileks setelah melakukan
menggunakan obat
genggam jari
1.2 Memberikan
O
dukungan untuk
1. Terlihat klien mengikuti
menjalani program
kegiatan genggam jari
pengobatan dengan
dengan antusias
baik dan benar
2. Terlihat klien aktif mengikuti
EP :
kegiatan genggam jari
Klien
3. Terlihat klien mengikuti dari
mengucapka
instruktur genggam jari
n
A
terimakasih
Masalah teratasi
telah
Kriteria Hasil
diberi tahu
Tujuan
mengenai
Menerapkan program 5 5
program perawatan
Aktivitas hidup 5 5
pengobatan
P
1.3 Melibatkan Intervensi dihentikan
keluarga untuk
memberikan
dukungan pada
pasien selama
pengobatan
EP:
Anak klien
mengatakan selalu
mendukung
pengobatan yang
dijalankan oleh
ibunya
1.4 Menganjurkan
memonitor
perkembangan
EP:
Klien mengatakan
akan rutin
mengecek
kesehatannya
terutama tekanan
darahnya ke
pelayanan
kesehatan
1.5 Menganjurkan
mengkonsumsi
obat sesuai
indikasi
EP: Klien mengatakan
akan rutin meminum
obat yang sudah di
resepkan dari pelayanan
kesehatan.
LAPORAN PRE-PLANNING KUNJUNGAN PERTAMA PENGKAJIAN
PADA KELUARGA Tn.R TANGGAL 25 Jsnuari 2023

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistimatis untuk berkerja sama dengan keluarga
dan individu sebagai amggota keluarga. Dalam memberikan usaha
keperawatan pada keluarga menggunakan pendekatan proses keperawatan
yang terdiri dari pengkajian, perencanan, observasi, dan evaluasi.
Pengkajian dan observasi merupakan langkah awal yang bertujuan
menggupulkan data tentang status kesehatan dan permasalahan yang dihadapi
klien. Data yang terkumpul kemudian di analisa, sehingga dapat dirumuskan
masalah kesehatan yang ada pada keluarga Ny. P jadi berdasarkan hal
tersebut,sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi masalah yang
dihadapi klien harus dilakukan observasi. Pengkajian baik melalui anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya.

B. Proses Keperawatan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan pengkajian, terkumpul data umum riwayat dan
perkembangan keluarga
b. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pengkajian selama 30 menit, diharapkan keluarga Ny. P
mampu menjelaskan tentang data umum keluarga, riwayat dan tahap
perkembangan keluarga serta di harapkan memperoleh data tentang
lingkungan rumah melalui observasi

C. Implementasi Tindakan Keperawatan


Metode : Wawancara dan observasi
Media dan alat : Alat tulis, pedoman wawancara, alat pemeriksaan
Waktu Dan Tempat : 26 April 2022 , Pukul : 11.30 Wita Di Wilayah
Kelurahan Lempake Rt. 31 Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda
D. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Tidak ada kontrak waktu, tempat, acara sebelumnya, karena mahasiswa
langsung melakukan pendataan dan anamneses ke rumah Ny.P
b. Evaluasi proses

a. Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa

b. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang di


ajukan untuk melengkapidata
c. Mahasiswa dapat melakukan wawancara denang baik

d. Wawancara berjalan dengan lancar

e. Obeservasi berjalan dengan lancar

c. Evaluasi Hasil
Didapatkan 80% dari 100% data umum, riwayat dan perkembangan
keluarga serta lingkungan.
LAPORAN PRE-PLANNING KUNJUNGAN KEDUA PADA KELUARGA
Tn.R TANGGAL 7 Febuari 2023

A. Latar Belakang
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga di manaperawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan
minat keluarga dalam mengadakan perbaikan kearah prilaku hidup sehat.
Adanya kesulitan, kebingungan serta ketidakmampuan yang dihadapi
keluarga harus menjadikan perhatian. Oleh karena itu, diharapkan perawat
dapat memberikan kekuatan dan membantu mengembangkan potensi-potensi
yang ada, sehingga keluarga mempunyai kepercayaan diri dan mandiri dalam
menyelesaikan masalah.
Guna membangkitkan minat keluarga dalam berp erilaku hidup sehat,
maka perawat harus memahami teknik-teknik motivasi. Tindakan
keperawatan keluarga mencakup hal-hal dibawah ini.
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi
yang sehat terhadap masalah
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan
tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan
mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat
dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan
perawatan.
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan
menjadi sehat dengan menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan
keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungkin.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan
cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
dan membantu keluarga cara menggunakan fasilitas tersebut.
B. Proses Keperawatan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit, diharapkan
Ny.P dapat memahami penyakit yang saat ini sedang di deritanya
2. Tujuan khusus
a. Memahami penyakit yang diderita keluarga

C. Implementasi tindakan keperawatan


1. Metode : Wawancara dan observasi
2. Media : Pedoman wawancara, alat pemeriksaan
TTV
3. Waktu dan tempat : pukul 15.00 WITA di Jl. Rejo Mulyo RT.
31 Kelurahan Lempake

D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Ny. P bersedia dan sesuai dengan kontrak waktu yang sudah di
tentukan
b. Ny.P dapat bekerja sama dengan mahasiswi dan Ny. P juga
bersikap kooperatif
2. Evaluasi Proses
a. Ny. P beberapa kali memberikan pertanyaan dalam diskusi
b. Ny. P memberikan respon verbal dan non verbal yang cukup baik
c. Ny. P kooperatif selama berlangsungnya kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah di dapatkan hasil pada Ny.
H 150/100 mmHg
b. Kegiatan berlangsung dengan waktu yang sudah di sepakati
bersama oleh Ny.P dan mahasiswi
c. Adanya kesepakatan antara Ny. P dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya yang akan diberikan
LAPORAN PRE-PLANNING KUNJUNGAN KETIGA PADA KELUARGA
Tn.R P TANGGAL 9 febuari 2023

A. Latar Belakang
1. Karakteristik Keluarga
Ny.P menderita hipertensi sejak Desember 2021, Ny.P rutin
memeriksa kesehatannya ke klinik terdekat, keluarga Ny.P tidak
pernah rekreasi. Keluarga Ny.P selalu mendukung satu sama lain.
Anak Ny.P selalu mengantarkan ibunya memeriksa kesehatan.
2. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
Data yang perlu di kaji lebih lanjut adalah tentang bagaimana Ny.P
untuk mengatasi keluhannya saat ini yaitu tekanan darah tinggi. Ny.P
tidak rutin meminum obatnya, Ny.P hanya meminum obatnya jika
tekanan darahnya tinggi.
3. Masalah Keperawatan
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan keluarga
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
2. Tujuan umum (kegiatan yang dilakukan)
Diharapkan Ny. P dapat memahami penyakit yang saat ini dideritanya
3. Tujuan khusus
a. Melibatkan anggota keluarga dalam mengatasi masalah penyakit
Ny. P
b. Melakukan pemeriksaan atau pengukuran kembali tekanan darah
c. Mengevaluasi kembali pengetahuan keluarga mengenai hipertensi
dan diharapkan keluarga dapat memahami tentang penyakit yang
sering terjadi di keluarganya serta dapat membantu dengan
pencegahan apabila terjadi masalah kesehatan

C. Rencana kegiatan
1. Metode : Wawancara dan observasi
2. Media : Pedoman wawancara, alat pemeriksaan TTV
3. Waktu dan tempat : pukul 15.00 WITA di Jl. Rejo Mulyo RT. 31
Kelurahan Lempake

D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Kehadiran peserta atau anggota keluarga 100%
2. Evaluasi Struktur
a. Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi
b. Keluarga dapat memberikan respon verbal dan nonverbal yang
baik
c. Keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan
b. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan mahasiswa dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
LAPORAN PRE-PLANNING KUNJUNGAN KEEMPAT PADA
KELUARGA Tn. R TANGGAL 16 Febuari 2023

A. Latar Belakang
1. Karakteristik keluarga
Ny. P memiliki keluhan sulit tidur dan hasil pemeriksaan tekanan
darah sering tinggi
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Tentang bagaimana cara Ny. P untuk mengatasi keluhannya saat ini
3. Masalah keperawatan keluarga
Masalah yang akan diatasi pada kunjungan saat ini adalah melakukan
pendidikan kesehatan tentang hipertensi

B. Tujuan
1. Diagnosa keperawatan keluarga
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit, Ny. P
mampu menjelaskan kembali tentang apa saja yang telah dilakukan
dalam pemecahan masalah kesehatannya.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mampu menjelaskan
:
a. Cara pencegahan hipertensi
b. Makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi
c. Cara penanganan untuk mengatasi gangguan yang di timbulkan.

C. Rencana kegiatan
1. Metode : Wawancara dan observasi
2. Media : Pedoman wawancara, alat pemeriksaan TTV
3. Waktu dan tempat : pukul 15.00 WITA di Jl. Rejo Mulyo RT. 31
Kelurahan Lempake
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Ny. P berkumpul sesuai dengan kontrak waktu yang sudah dibuat
b. Ny. P dapat bekerja sama dengan mahasiswa
2. Evaluasi Proses
a. Ny. P dapat terlihat aktif dalam diskusi
b. Ny. P dapat memberikan respon verbal dan nonverbal yang baik
c. Ny. P kooperatif selama kegiatan berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan
b. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan mahasiswa dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
LAPORAN PRE-PLANNING KUNJUNGAN KELIMA PADA KELUARGA
NY.P TANGGAL 21 Febuari 2023

A. Latar Belakang
1. Karakteristik keluarga
Ny. P memiliki keluhan sulit tidur dan hasil pemeriksaan tekanan
darah sering tinggi
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Tentang bagaimana cara Ny. P untuk mengatasi keluhannya saat ini
dengan melakukan pengobatan non-farmakologi dalam mengatasi
tekanan darahnya
3. Masalah keperawatan keluarga
Masalah yang akan diatasi pada kunjungan saat ini adalah melakukan
pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan terapi genggam jari yang
bagus untuk menurunkan tekanan darah

B. Tujuan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan keluarga Kurangnya pengetahuan berhubungan
dengan kurang terpapar informasi
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan demontrasi cara penanganan hipertensi dengan
relaksasi genggam jari, keluarga Ny. P mampu mengaplikasikannya di
rumah.
3. Tujuan Khusus
Keluarga Ny. P mampu mengapliaksikan penanganan hipertensi
dengan baik.

C. Rencana kegiatan
1. Nama kegiatan: Mendemonstrasikan cara melakukan teknik relaksasi
genggam jari
2. Sasaran: Keluarga Ny. P
3. Metode: Demonstrasi
4. Alat dan bahan : alat pemeriksaan tekanan darah

D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Semua anggota keluarga berkumpul sesuai dengan kontrak
waktu yang sudah dibuat
b. Keluarga Ny. P dapat bekerja sama dengan mahasiswa
c. Tempat tersedia dengan baik
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi
b. Keluarga dapat memberikan respon verbal dan nonverbal
yang baik
c. Keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan
b. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan mahasiswa
dalam melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, D., Hariyani, F., & Sipasulta, G. C. (2020). Efektifitas Prenatal


Gentle Yoga Dan Senam Hamilterhadap Proses Persalinan Literatur
Review.

Anyelir, P. (2019). Hubungan Perilaku Merokok Dengan Kejadian Hipertensi


Di Kelurahan Neglasari Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Neglasari
Kota Bandung Tahun 2019.

Elvira, M., & Anggraini, N. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Kejadian Hipertensi. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, 8(1), 78-
89.

Komang, A. K., Cokorda, D. W. H. S., & Burhannuddin, B. (2020).


HUBUNGAN KADAR ASAM URAT DENGAN KEJADIAN
HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA UPT KESMAS
SUKAWATI I (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Denpasar).

Nurbaiti, S., & Yuliana, A. R. (2020). Penurunkan Tekanan Darah Pada Lansia
Hipertensi Dengan Teknik Brisk Walking Exercise Di Desa Angkatan
Kidul Kecamatan Tambakromo -Kabupaten Pati. Jurnal Profesi
Keperawatan (JPK), 7(1).

Pangaribuan, R. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Hipertensi Pada Pasien Lanjut Usia Yang Berobat Di Poliklinik
Penyakit Dalam Rumah Sakit Tk. II Putri Hijau Medan. Excellent
Midwifery Journal, 3(1), 46-56.

Pribadi, L. (2020). Hubungan Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi


Dengan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Ruang Sindur Rsud
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun Kalimantan Tengah. Hubungan
Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi Dengan Tekanan Darah Pasien
Hipertensi Di Ruang Sindur Rsud Sultan Imanuddin Pangkalan
Bun Kalimantan Tengah.

Anda mungkin juga menyukai