Disusun Oleh:
Maria Immaculata Gemma Ika Tri Purwanti soru
P2104063
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan
dengan judul “Laporan Praktik Lapangan Asuhan Keperawatan Keluarga Di
Wilayah Rt 14 Di Jalan Pangeran Suryanata Kelurahan Bukit Pinang
Kecamatan Samarinda Ulu”.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan semua proses tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar- besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Bapak Agus selaku Ketua RT 14. Terima Kasih telah mengijinkan saya
melakukan praktik dinas Stase Komunitas dan Keluarga di RT 14.
2. Ns. Siti Mukaromah, S.Kep., M.,Kep., Sp.Kep.Kom selaku Koordinator
dan Dosen Pembimbing Akademik Stase Komunitas dan Keluarga. Terima
Kasih atas bimbingan, saran dan motivasi serta ilmu yang diberikan untuk
mengarahkan saya dalam menyusun laporan ini.
3. Ns. Wahyu Dewi Sulistyarini, S.Kep., M.Kep, selaku Dosen Pembimbing
Akademik Stase Komunitas. Terima Kasih atas bimbingan, saran dan
motivasi serta ilmu yang diberikan untuk mengarahkan saya dalam
menyusun laporan ini.
4. Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini, semoga
Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas kebaikan kita semua dan
laporan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
Samarinda, 22 Febuari 2023
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan
dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Keluarga sebagai
sistem yang berinteraksi dan merupakan unit utama yang menyangkut
kehidupan masyarakat. Keluarga menempati posisi antara individu dan
masyarakat. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta komunitas
yang sehat. Masalah yang dialami anggota keluarga dapat
mempengaruhi anggota keluarga yang lain, karena keluarga
merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-
usaha kesehatan masyarakat.
Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan
dan kesimbangan antara anggota keluarga tidak terlepas dari lima
tugas dalam perawatan kesehatan keluarga yaitu; mampu mengenal
masalah kesehatannya, mampu mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi kesehatannya, mampu melakukan tindakan keperawatan
untuk anggota keluarga yang memerlukan bantuan keperawatan,
mampu memodifikasi lingkungan sehingga menunjang upaya
peningkatan kesehatan, mampu memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan yang ada. Keluarga menjadi point penting dalam upaya
mencapai kesehatan masyarakat secara optimal karena memiliki
keterkaitan dengan masalah kesehatan, memiliki fungsi utama dalam
masyarakat dan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
Peran keluarga sebagai kelompok dapat melakukan aktivitas
pencegahan, memelihara, menimbulkan, memperbaikiataupun
mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam kelompok
/keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan anggota keluarganya, yang berarti keluarga
menjadi faktor penentu sehat- sakitnya anggota keluarga, yang akan
berdampak pada munculnya berbagai masalah kesehatan anggota
keluarga.
Unit fungsional terkecil dalam pemberian asuhan keperawatan
keluarga adalah keluarga, dimana partisipasi anggota keluarga dalam
pemberian asuhan keperawatan keluarga sangat mempengaruhi hasil
dari asuhan keperawatan keluarga lansia tersebut (Badriah 2013).
Selain keluarga, perawat juga memiliki peran penting yakni sebagai
pendidik, koordinator/penghubung, advokat/pelindung, pemberi
pelayanan langsung, konselor, dan modifikator lingkungan. Pemberian
pelayanan keperawatan keluarga beriringan dengan tiga tingkat
pencegahan. Tingkat pertama (promotion dan primary prevention),
pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) , maupun
pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention). Setiap pencegahan
melibatkan keluarga sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi dari setiap pelayanan keperawatan yang
diberikan pada keluarga. Proses pelibatan keluarga sebagai bentuk
tranformasi ilmu dari perawat ke keluarga, dengan keadaan keluarga
yang memiliki latar belakang masalah yang berbeda. Perbedaan
tersebut akan menentukan tingkat pencegahan yang digunakan. mulai
dari promosi kesehatan, dimana hal ini ditujukan kepada keluarga
yang sehat, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
Keluarga lebih berperan aktif dalam menjaga dan meningkatkan
kesehatan anggota keluarganya. Pecegahanan kuratif, yang mana
ditujukan kepada keluarga yang mengalami sakit, sehinga intervensi
yang diberikan terfokuskan untuk menyembuhkan peyakit yang
dialami oleh keluarga tersebut. Selanjutnya adalah pencegahan tersier
yang ditujukan kepada keluarga yang mengalami sakit, adapun
intervensi yang diberikanterfokuskan agar tidak terjadi komplikasi dari
penyakit tersebut.
Perawat dapat memenuhi kebutuhan individu dan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Jadi untuk membangun keluarga yang sehat
dibutuhkan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga. Asuhan keperawatan keluarga merupakan rangkaian
kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan keluarga.
Adapun kriteria keluarga yang harus mendapatkan asuhan
keperawatan keluarga adalah keluarga yang dalam tahap
perkembangan keluarga, misalnya keluarga
dengan pasangan baru (Berganning family) / keluarga pemula
ataupun keluarga inti.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan
keperawatan keluarga sesuai dengan konsep dan
teori keperawatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan
keperawatan keluarga
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada keluarga
yang ada diwilayah masing-masing
c. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga
d. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan asuhan
keperawatan keluarga
e. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan keluarga
f. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi dengan
pendekatan padakeluarga bina asuhan keperawatan
keluarga
g. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan
keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri atas:
a. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan
ini disusun melalui garis keturunan ayah.
b. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan
ini disusun melalui garis keturunan ibu
c. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah dari istri.
d. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah dari suami.
e. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai
dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian darikeluarga karena adanya
hubungan dengan suami istri.
3. Patofisiologi
Pengontrol mekanisme kontraksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di bagian pusat vasomotor didalam otak tepatnya di
medulla. Dari sini bermula jaras saraf simpatis, yang kemudian
berlanjut kebawah korda spinalis serta dikeluarkan dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
ini dikirim ke Impuls yang merambat melalui sistem saraf menuju
Gnglia simpatik. Hal ini , neuron preganglio melepaskan asetilkolin,
yang dapat merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh
darah. Kemudian dilepaskan noreepineprin yang berakibat pembuluh
darah berkonstriksi
Banyak faktor yang mempengaruhi respon pembeluh darah
terhadap vasokonstriksi seperti cemas dan ketakutan. Penderita
hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin. Hal ini berkaitan
juga dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah dan
kelenjar adernal sebagai respons rangsang emosi yang berakibat
bertambahnya aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang dapat mengakibatkan vasokonstriksi. Kartisol dan
steroid disekresi oleh korteks adrenal yang dapat menguatkan respons
vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
menurunnya aliran menuju ginjal, sehingga menyebabkan rennin
terlepas. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang
selanjutnya diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor
kuat, yang nantinya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon tersebut dapat mengakibatkan kelebihan natrium
serta air oleh tubulus ginjal, dan kenaikan volume intra vaskuler
Faktor faktor tersebut cenderung memicu situasi Hipertensi
terdapat perubahan Struktur serta fungsi sistem pembuluh darah
perifer yang bertanggung jawab atas perubahan tekanan darah dapat
terjadi pada usia rentan terutama lanjut usia. Perubahan ini termasuk
Aterosklerosis, dimana jaringan ikat kehilangan elastisitasnya dan
dapat menurunkan relaksasi otot polos pembuluh darah Yang
nantinya mengurangi kapasitas serta daya ekspansi peregangan
pembuluh darah. Hal itu menyebabkan aorta serta arteri mengalami
kemunduran kapasitas dalam membantu memfasilitasi volume darah
yang dipompa oleh jantung. Yang menyebabkan turunnya curah
jantung dan meningkatnya tahanan perifer. Brunner & Suddarth
dalam (Nurhidayat, 2019)
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis menurut (Nisa, 2017) yang sering terjadi pada
penderita hipertensi yaitu :
a. Tekanan darah meningkat melebihi batas normal (140/90 mmHg)
b. Nyeri dibagian tengkuk seperti tertimpa beban yang berat
c. Mengalami gangguan pola tidur
d. Sakit kepala
e. Telinga berdering
f. Jantung berdebar debar
g. Penglihatan kabur
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan tekanan darah
Untuk mengetahui hasil dari tekanan sistolik dan diastol dari penderita
hipertensi sehingga mengetahui peningkatan volume tekanan darah
b. Pemeriksaan fisik secara menyeluruh serta riwayat kesehatan
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kondisi organ seperti
ginjal dan jantung, kemampuan ginjal untuk mengeluarkan zat sisa
serta kelebihan natrium dan cairan kemudian pemeriksaan darah
lengkap seperti Hb, ht serta kreatinin
d. Ultrasonografi. dapat memperoleh gambaran ginjal serta arterinya
melalui gelombang suara.
e. Elektrokardiogram. berfungsi mengetahui kelistrikan jantung serta
keefektifan kerja jantung, apabila ada kemungkinan bahwa gangguan
jantung merupakan penyebab hipertensi.
f. Photo dada : mengambarkan destruksi klasifikasi diarea katup, serta
pembesaran jantung (Nurhidayat, 2019)
6. Komplikasi
Penyakit hipertensi jika tidak mendapatkan penatalaksanaan
dengan baik dalam jangka panjang akan mengakibatkan terjadinya
komplikasi diantaranya :
a. Penyakit jantung koroner
Pada organ jantung komplikasi yang muncul yaitu pembuluh darah
yang mengeras sehingga membatasi aliran darah ke jantung akibatnya
jantung kekurangan pasokan oksigen darah dan nutrisi
b. Kerusakan ginjal
Hipertensi dapat mengakibatkan pembuluh darah yang menuju ginjal
mengalami penyempitan sehingga ginjal tidak bisa berfungsi dengan
efektif, proses penyaringan zat sisa akan mengalami gangguan
akibatnya ginjal hanya mampu mengeluarkan zat sisa sebagian saja
sehingga banyak zat sisa yang kembali ke darah
c. Stroke
Hipertensi merupakan faktor resiko terjadinya stroke, tekanan darah
yang meningkat mampu mengakibatkan pembuluh darah pecah.
Apabila hal ini terjadi diotak akan menyebabkan perdarahan pada otak
yang dapat berahir dengan kematian. Stroke juga dapat disebabkan
karena sumbatan dan gumpalan darah pada pembuluh darah. (Anshari,
2020)
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk mengontrol hipertensi secara umum dibagi
menjadi dua jenis manajemen penatalaksanaan yaitu sebagai berikut:
a. Penatalaksanaan non farmakologis.
1) Diit yang terkontol
Dengan membatasi atau kurangi konsumsi garam yang berlebih.
Kemudian menurunkan berat badan dapat menyebabkan tekanan
darah menurun serta penurunan aktivitas renin dan aldosteron
dalam plasma.
2) Menerapkan pola hidup sehat
Terapkan pola hidup sehat seperti tidak merokok, istirahat cukup,
serta rutin berolahraga untuk membantu mengontrol tekanan darah
dalam batas normal
b. Penatalaksanaan farmakologis.
Untuk memilih obat anti hipertensi terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya memiliki efektivitas yang tinggi,
Memberikan efek samping yang ringan, Mengutamakan obat oral,
Harga obat relatif murah sehingga memungkinkan dijangkau oleh
klien tanpa mengurangi kualitas obat, Memungkinkan untuk
dikonsusi dalam jangka panjang. Antara lain obat hipertensi yaitu
obat obat golongan betablocker yang berfungsi menghambat hormon
adrenalin sehingga dapat mengontrol tekanan darah misalnya atenol,
bisoprolol, metoprolol. Selain itu diuretik juga menjadi salah satu
obat yang sering dianjurkan untuk penderita hipertensi yang
bekerja dengan cara mengeluarkan natrium dan cairan dalam tumbuh
yang berlebih (Setiani, 2018)
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. R
2. Alamat : Jl. P suryanata Gg.ternak Rt 14
3. Kompesisi Keluarga :
Genogram
Keterangan Genogram
= Perempuan
= Laki-Laki
= Garis Keturunan
= Lansia hipertensi
X = Meninggal
= Tinggal serumah
4. Tipe Keluarga
Keluarga Middle Age/ Aging Couple
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang tinggal di satu rumah. anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/ meniti karier.
5. Suku
a. Suku Bangsa
Tn R berasal dari kutai sedangkan Ny S berasal dari Jawa dan saat ini
menetap di Kalimantan Timur Samarinda jalan P.Suryanata Gg.Ternak
RT 14 Kelurahan Bukit Pinang.
b. Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan keluarga Tn R saat dirumah adalah bahasa
Indonesia dan bahasa Jawa.
c. Pantangan
Keluarga Tn.R mengatakan bahwa didalam keluarga membatasi
makanan yang menurut ajaran agama merupakan jenis makanan yang
menjadi pantangan, yaitu daging babi, anjing dan makanan yang tidak
diperbolehkan oleh ajaran Islam.
d. Budaya
Tn.R mengatakan bahwa tidak ada budaya yang berpengaruh negative
dalam masalah kesehatan.
6. Agama
a. Kegiatan Keagaamaan dirumah
Tn R mengatakan keluarga beragama islam dan rutin menjalankan
sholat 5 waktu.
b. Kegiatan Keagamaan di Masyarakat
Tn R mengatakan mengikuti pengajian di lingkungan TPA RT 14
7. Status Sosek Keluarga
a. Pekerjaan Anggota Keluarga
Tn.R berkerja sebagai pemulung dan istrinya Ny.S juga bekerja
sebagai pemulung dengan rata-rata penghasilan didapatkan Rp
1.000.000 perbulan
b. Tabungan/Asuransi
Tn.R mengatakan tidak memiliki tabungan simpanan keluarga.
b. Jenis bangunan rumah Tn.R adalah tidak permanen yang terdiri dari 1
ruang tamu, 1 kamar tidur,1 kamar mandi dan dapur.
c. Lantai rumah Tn.R adalah semen, terdapat jendela dan ventilasi rumah.
d. Keluarga biasanya mengumpukan sampah didapur dengan keadaan tempat
sampah terbuka yaitu menggunakan kresek, dua hari sekali dibakar atau pada
saat sampah sudah menumpuk.
e. Sumber air yang digunakan untuk mandi, cuci piring dan mencuci baju
keluarga Tn.R menggunakan air hujan atau air yang dibeli saat ada mobil air
yang masuk ke daerah TPA, sedangkan untuk minum keluarga Tn.R
menggunakan air galon.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RT
a. Tn.R jarang mengikuti kegiatan yang ada di RT 14
b. Hubungan keluarga dengan tetangga sangat baik, Tn.R sering bercengkrama
dengan bapak-bapak di sekitar rumahnya.
3. Mobilitas geografis keluarga
Tn.R sudah menempati rumah yang ia tempati sekarang dari tahun 2011, kurang
lebih sudah 12 tahun. Tn.R tidak memiliki kendaran
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.R sebagai warga biasa dan tidak memiliki peran khusus seperti
RT, hanya jika ada kegiatan di RT, Tn.R ikut serta dalam kegiatan tersebut.
5. Sistem pendukung keluarga
Tn.R mengatakan jika ada keluarga yang sakit, keluarga akan pergi mencari
obat di apotek terdekat.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi Tn.R digunakan adalah komunikasi terbuka, setiap anggota
keluarga bebas menyampaikan keluhan mereka.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga, keputusan yang diambil dari hasil musyawarah bersama
keluarga, setiap anggota keluarga berperan sesuai dengan perannya, dan
menyampaikan idenya jika ada masalah yang dirasakan.
E. Harapan Keluarga
Tn.R berharap keluarganya sehat walaupun keluarga Tn.R tidak memiliki
pekerjaan tetap, baginya kesehatan dan berkumpul keluarga lebih penting.
F. Pemeriksaan Fisik
1. Tn. R
a. TD : 164/105 mmHg
b. RR : 20x/menit
c. N : 85x/menit
d. S : 36.8℃
e.Kepala
1) Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : Rambut keriting, sedikit beruban, mengalami sedikit
kebotakan, kulit nampak kering, terdapat dermatitis
seboroik.
Palpasi : Tidak ada benjolan ataupun nyeri di bagian kepala.
2) Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis.
skelera nampak merah.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak
tinggi.
3) Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, ada secret namun tidak kental, tidak
ada pembengkakan, tidak ada pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
5) Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simentris, tidak ada pembengkakan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
f. Leher
Inspeksi : Tidak ada nodul atau pembengkakan
Palpasi : Tidak ada perbesaran vena jugularis dan kelenjar
tiroid
g. Dada
Inspeksi : Bentuk normochest, tidak ada nodul, tidak ada
pembengkakan.
Auskultasi : Terdengar vasikuler
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang
iga.
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada
jantung
h. Abdomen
Inspeksi : TIdak ada nodul, tidak ada pembengkakan, dan tidak
asites.
Auskultasi : Suara peristaltik usus terdengar 26x/menit
Perkusi : terdengar timpani pada usus, dan redup pada hari
dan ginjal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada perbesaran hati dan
limpa.
Genetalia : Tidak terpasang kateter, tidak ada keluhan
Anus : Tidak terdapat hemoroid
i. Ekstremitas
Inspeksi : Angota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan,
tidak ada kelainan pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur, telapak
tangan kasar.
2. Ibu D
a. TD : 130/70 mmHg
b. RR : 18x/menit
c. N : 83x/menit
d. S : 36.7℃
e. Kepala
1) Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : Rambut bergelombang, sedikit beruban, terdapat
dermatitis seboroik.
Palpasi : Tidak ada benjolan ataupun nyeri di bagian kepala.
2) Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris, konjungtiva tidak anemis,
skelera nampak putih.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tekanan bola mata tidak
tinggi.
3) Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada
pembengkakan, tidak ada pembesaran polip.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
5) Telinga
Inspeksi : Kedua telinga simentris, tidak ada pembengkakan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
f. Leher
Inspeksi : Tidak ada nodul atau pembengkakan
Palpasi : Tidak ada perbesaran vena jugularis dan kelenjar
tiroid
g. Dada
Inspeksi : Bentuk normochest, tidak ada nodul, tidak ada
pembengkakan.
Auskultasi : Terdengar vasikuler
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang
iga.
Perkusi : Terdengar resonan pada paru dan redup pada
jantung
h. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada nodul, tidak ada pembengkakan, dan tidak
asites.
Auskultasi : Suara peristaltik usus terdengar 28x/menit
Perkusi : terdengar timpani pada usus, dan redup pada hari
dan ginjal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada perbesaran hati dan
limpa.
Genetalia : Tidak terpasang kateter, tidak ada keluhan
Anus : Tidak terdapat hemoroid
i. Ekstremitas
Inspeksi : Angota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan,
tidak ada kelainan pada jari tangan dan kaki.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur
No Data Etiologi Masalah
1. Data Subyektif:
a. Tn. R Hipertensi
mengeluhkan Kesiapan
belakang peningkatan
kepalanya sering manajemen kesehatan
sakit
b. Tn.R mengatakan
terkadang sulit
tidur pada malam
hari
Data Obyektif:
TD: 168/105 mmHg
Suhu 36֠C
RR 20×/menit
2. Data Subyektif:
a. Tn.R
mengatakakan
tidak rutin
Meminum obat
tekanannya
b. Keluarga Tn.R
mengatakan tidak
tau bagaimana
Kurang terpapar Defisit Pengetahuan
cara menangani informasi tentang penyakit
hipertensi
Data Obyektif:
a.Tn.R tidak memiliki
obat hipertensi di
rumahnya
b.Tn.R dan keluarga
tidak dapat
menyebutkan apa saja
yang dapat dilakukan
untuk menurunkan
tekanan darah tinggi
J. Diagnosa Keperawatan Keluarga
1. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
perilaku upaya peningkatan kesehatan
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
K. Scoring
Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
perilaku upaya peningkatan kesehatan
M. Diagnosa Keperawatan
hipertensi A
EP: masalah
Klien bertanya P
Hentikan intervensi
berapa nilai
normal tekanan
darah
Mengajarkan strategi
yang dapat digunakan
untuk meningkatkan
prilaku hidup bersih
dan sehat
EP:
Klien mau
mengikuti terapi
genggam jari
Kesiapan 1.1 Mengidentifikasi S
peningkata
pengetahuan 1. Klien mengatakan akan
n
manajemen tentang pengobatan
melakukan genggam jari
kesehatan
yang
berhubungan 2. Klien mengatakan baru
dengan direkomendasikan
mengetahui genggam jari
perilaku
EP :
upaya merupakan tindakan untuk
peningkatan klien mengatakan
menurunkan hipertensi
kesehatan
sekarang mengerti
3. Klien mengatakan sedikit
mengenai anjuran
rileks setelah melakukan
menggunakan obat
genggam jari
1.2 Memberikan
O
dukungan untuk
1. Terlihat klien mengikuti
menjalani program
kegiatan genggam jari
pengobatan dengan
dengan antusias
baik dan benar
2. Terlihat klien aktif mengikuti
EP :
kegiatan genggam jari
Klien
3. Terlihat klien mengikuti dari
mengucapka
instruktur genggam jari
n
A
terimakasih
Masalah teratasi
telah
Kriteria Hasil
diberi tahu
Tujuan
mengenai
Menerapkan program 5 5
program perawatan
Aktivitas hidup 5 5
pengobatan
P
1.3 Melibatkan Intervensi dihentikan
keluarga untuk
memberikan
dukungan pada
pasien selama
pengobatan
EP:
Anak klien
mengatakan selalu
mendukung
pengobatan yang
dijalankan oleh
ibunya
1.4 Menganjurkan
memonitor
perkembangan
EP:
Klien mengatakan
akan rutin
mengecek
kesehatannya
terutama tekanan
darahnya ke
pelayanan
kesehatan
1.5 Menganjurkan
mengkonsumsi
obat sesuai
indikasi
EP: Klien mengatakan
akan rutin meminum
obat yang sudah di
resepkan dari pelayanan
kesehatan.
LAPORAN PRE-PLANNING KUNJUNGAN PERTAMA PENGKAJIAN
PADA KELUARGA Tn.R TANGGAL 25 Jsnuari 2023
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistimatis untuk berkerja sama dengan keluarga
dan individu sebagai amggota keluarga. Dalam memberikan usaha
keperawatan pada keluarga menggunakan pendekatan proses keperawatan
yang terdiri dari pengkajian, perencanan, observasi, dan evaluasi.
Pengkajian dan observasi merupakan langkah awal yang bertujuan
menggupulkan data tentang status kesehatan dan permasalahan yang dihadapi
klien. Data yang terkumpul kemudian di analisa, sehingga dapat dirumuskan
masalah kesehatan yang ada pada keluarga Ny. P jadi berdasarkan hal
tersebut,sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi masalah yang
dihadapi klien harus dilakukan observasi. Pengkajian baik melalui anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya.
B. Proses Keperawatan
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan pengkajian, terkumpul data umum riwayat dan
perkembangan keluarga
b. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pengkajian selama 30 menit, diharapkan keluarga Ny. P
mampu menjelaskan tentang data umum keluarga, riwayat dan tahap
perkembangan keluarga serta di harapkan memperoleh data tentang
lingkungan rumah melalui observasi
c. Evaluasi Hasil
Didapatkan 80% dari 100% data umum, riwayat dan perkembangan
keluarga serta lingkungan.
LAPORAN PRE-PLANNING KUNJUNGAN KEDUA PADA KELUARGA
Tn.R TANGGAL 7 Febuari 2023
A. Latar Belakang
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
keluarga di manaperawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan
minat keluarga dalam mengadakan perbaikan kearah prilaku hidup sehat.
Adanya kesulitan, kebingungan serta ketidakmampuan yang dihadapi
keluarga harus menjadikan perhatian. Oleh karena itu, diharapkan perawat
dapat memberikan kekuatan dan membantu mengembangkan potensi-potensi
yang ada, sehingga keluarga mempunyai kepercayaan diri dan mandiri dalam
menyelesaikan masalah.
Guna membangkitkan minat keluarga dalam berp erilaku hidup sehat,
maka perawat harus memahami teknik-teknik motivasi. Tindakan
keperawatan keluarga mencakup hal-hal dibawah ini.
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi
yang sehat terhadap masalah
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan
tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan
mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat
dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga melakukan
perawatan.
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan
menjadi sehat dengan menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan
keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungkin.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan
cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
dan membantu keluarga cara menggunakan fasilitas tersebut.
B. Proses Keperawatan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit, diharapkan
Ny.P dapat memahami penyakit yang saat ini sedang di deritanya
2. Tujuan khusus
a. Memahami penyakit yang diderita keluarga
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Ny. P bersedia dan sesuai dengan kontrak waktu yang sudah di
tentukan
b. Ny.P dapat bekerja sama dengan mahasiswi dan Ny. P juga
bersikap kooperatif
2. Evaluasi Proses
a. Ny. P beberapa kali memberikan pertanyaan dalam diskusi
b. Ny. P memberikan respon verbal dan non verbal yang cukup baik
c. Ny. P kooperatif selama berlangsungnya kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a. Dari hasil pemeriksaan tekanan darah di dapatkan hasil pada Ny.
H 150/100 mmHg
b. Kegiatan berlangsung dengan waktu yang sudah di sepakati
bersama oleh Ny.P dan mahasiswi
c. Adanya kesepakatan antara Ny. P dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya yang akan diberikan
LAPORAN PRE-PLANNING KUNJUNGAN KETIGA PADA KELUARGA
Tn.R P TANGGAL 9 febuari 2023
A. Latar Belakang
1. Karakteristik Keluarga
Ny.P menderita hipertensi sejak Desember 2021, Ny.P rutin
memeriksa kesehatannya ke klinik terdekat, keluarga Ny.P tidak
pernah rekreasi. Keluarga Ny.P selalu mendukung satu sama lain.
Anak Ny.P selalu mengantarkan ibunya memeriksa kesehatan.
2. Data yang Perlu Dikaji Lebih Lanjut
Data yang perlu di kaji lebih lanjut adalah tentang bagaimana Ny.P
untuk mengatasi keluhannya saat ini yaitu tekanan darah tinggi. Ny.P
tidak rutin meminum obatnya, Ny.P hanya meminum obatnya jika
tekanan darahnya tinggi.
3. Masalah Keperawatan
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan keluarga
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
2. Tujuan umum (kegiatan yang dilakukan)
Diharapkan Ny. P dapat memahami penyakit yang saat ini dideritanya
3. Tujuan khusus
a. Melibatkan anggota keluarga dalam mengatasi masalah penyakit
Ny. P
b. Melakukan pemeriksaan atau pengukuran kembali tekanan darah
c. Mengevaluasi kembali pengetahuan keluarga mengenai hipertensi
dan diharapkan keluarga dapat memahami tentang penyakit yang
sering terjadi di keluarganya serta dapat membantu dengan
pencegahan apabila terjadi masalah kesehatan
C. Rencana kegiatan
1. Metode : Wawancara dan observasi
2. Media : Pedoman wawancara, alat pemeriksaan TTV
3. Waktu dan tempat : pukul 15.00 WITA di Jl. Rejo Mulyo RT. 31
Kelurahan Lempake
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Kehadiran peserta atau anggota keluarga 100%
2. Evaluasi Struktur
a. Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi
b. Keluarga dapat memberikan respon verbal dan nonverbal yang
baik
c. Keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan
b. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan mahasiswa dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
LAPORAN PRE-PLANNING KUNJUNGAN KEEMPAT PADA
KELUARGA Tn. R TANGGAL 16 Febuari 2023
A. Latar Belakang
1. Karakteristik keluarga
Ny. P memiliki keluhan sulit tidur dan hasil pemeriksaan tekanan
darah sering tinggi
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Tentang bagaimana cara Ny. P untuk mengatasi keluhannya saat ini
3. Masalah keperawatan keluarga
Masalah yang akan diatasi pada kunjungan saat ini adalah melakukan
pendidikan kesehatan tentang hipertensi
B. Tujuan
1. Diagnosa keperawatan keluarga
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit, Ny. P
mampu menjelaskan kembali tentang apa saja yang telah dilakukan
dalam pemecahan masalah kesehatannya.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mampu menjelaskan
:
a. Cara pencegahan hipertensi
b. Makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi
c. Cara penanganan untuk mengatasi gangguan yang di timbulkan.
C. Rencana kegiatan
1. Metode : Wawancara dan observasi
2. Media : Pedoman wawancara, alat pemeriksaan TTV
3. Waktu dan tempat : pukul 15.00 WITA di Jl. Rejo Mulyo RT. 31
Kelurahan Lempake
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Ny. P berkumpul sesuai dengan kontrak waktu yang sudah dibuat
b. Ny. P dapat bekerja sama dengan mahasiswa
2. Evaluasi Proses
a. Ny. P dapat terlihat aktif dalam diskusi
b. Ny. P dapat memberikan respon verbal dan nonverbal yang baik
c. Ny. P kooperatif selama kegiatan berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan
b. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan mahasiswa dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
LAPORAN PRE-PLANNING KUNJUNGAN KELIMA PADA KELUARGA
NY.P TANGGAL 21 Febuari 2023
A. Latar Belakang
1. Karakteristik keluarga
Ny. P memiliki keluhan sulit tidur dan hasil pemeriksaan tekanan
darah sering tinggi
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
Tentang bagaimana cara Ny. P untuk mengatasi keluhannya saat ini
dengan melakukan pengobatan non-farmakologi dalam mengatasi
tekanan darahnya
3. Masalah keperawatan keluarga
Masalah yang akan diatasi pada kunjungan saat ini adalah melakukan
pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan terapi genggam jari yang
bagus untuk menurunkan tekanan darah
B. Tujuan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan keluarga Kurangnya pengetahuan berhubungan
dengan kurang terpapar informasi
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan demontrasi cara penanganan hipertensi dengan
relaksasi genggam jari, keluarga Ny. P mampu mengaplikasikannya di
rumah.
3. Tujuan Khusus
Keluarga Ny. P mampu mengapliaksikan penanganan hipertensi
dengan baik.
C. Rencana kegiatan
1. Nama kegiatan: Mendemonstrasikan cara melakukan teknik relaksasi
genggam jari
2. Sasaran: Keluarga Ny. P
3. Metode: Demonstrasi
4. Alat dan bahan : alat pemeriksaan tekanan darah
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Semua anggota keluarga berkumpul sesuai dengan kontrak
waktu yang sudah dibuat
b. Keluarga Ny. P dapat bekerja sama dengan mahasiswa
c. Tempat tersedia dengan baik
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi
b. Keluarga dapat memberikan respon verbal dan nonverbal
yang baik
c. Keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan
b. Adanya kesepakatan antara keluarga dengan mahasiswa
dalam melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Nurbaiti, S., & Yuliana, A. R. (2020). Penurunkan Tekanan Darah Pada Lansia
Hipertensi Dengan Teknik Brisk Walking Exercise Di Desa Angkatan
Kidul Kecamatan Tambakromo -Kabupaten Pati. Jurnal Profesi
Keperawatan (JPK), 7(1).