P DENGAN GASTRITIS DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN I
KABUPATEN SLEMAN DIY
OLEH
GHINA RAFIKATULHUSNA SIREGAR
P07120522018
Asuhan keperawatan dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. P Dengan
Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Godean I Kabupaten Sleman DIY” ini disusun untuk
memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Keluarga pada semester 2, dilanjutkan untuk
disetujui pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan asuhan keperawatan ini dengan baik. Asuhan
keperawatan ini penulis susun untuk memenuhi tugas individu Praktik Klinik Keperawatan
Keluarga. Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini penulis mendapatkan banyak bantuan,
bimbingan, dan saran serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Iswanto, S.Pd., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
2. Bondan Palestin, SKM, M.Kep., Sp.Kom. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta.
3. Ns. Harmilah, S.Pd.,S.Kep.,M.Kep.,Sp.MB. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
4. Ns. Tri Widyastuti H.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku Dosen Pembimbing Stase
Keperawatan Komunitas
5. Ayunda Sekar Arum, S.Tr. Kep., Ns selaku Dosen Pembimbing Stase Keperawatan
Keluarga
6. Sri Mulyani, S.Kep., Ns selaku Pembimbing Klinik Stase Keperawatan Komunitas.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan asuhan keperawatan ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan asuhan keperawatan ini sehingga kedepannya menjadi
lebih baik.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Setiawan,
2016). Dalam program perawatan kesehatan masyarakat, keluarga merupakan unit
terkecil dari masyarakat dan sebagai penerima asuhan keperawatan, untuk itu sangat
diperlukan perawatan kesehatan keluarga guna membantu meningkatkan masalah
kesehatan masyarakat. Saat ini masalah kesehatan masayarakat dapat disebabkan oleh
pola hidup seperti makan-makanan junkfood, makanan pedas dan asam, makanan yang
mengandung gas, dan pola makan yang tidak teratur. Hal ini dapat menyebabkan
penyakit salah satunya yaitu Gastritis.
Di Indonesia prevalensi gastritis sebanyak 0,99% dan insiden gastritis sebesar
115/100.000 penduduk (Putri dkk, 2014). Persentase angka kejadian gastritis di
Indonesia menurut WHO adalah 40%. Angka kejadian gastritis di Indonesia menurut
WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia pada
tahun 2011 cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa
penduduk. Gastritis merupakan salah satu penyakit didalam sepuluh penyakit terbanyak
pada pasien gawat inap di rumah sakit Indonesia (Gustin,gustin
).
Di Indonesia angka kejadia gastritis cukup tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh
Departemen Kesehatan RI angka kejadian gastritis dibeberapa kota di Indonesia ada
yang tinggi mencapai 81,6% yaitu di kota Medan, di beberapa kota lainnya seperti
Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,5%, Aceh
31,7%, dan Pontianak 31,2% (Sulastri, 2012).
Gastritis adalah proses imflamasi pada mukosa lambung dan submukosa lambung.
Gastritis merupakan gangguan kesehatan dimana pada umumnya didiagnosa berdasarka
gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi saja. Gastritis erosive atau ulserasi
lambung atau duodenum yang telah mencapai sistem pembuluh darah lambung atau
duodenum dapat terjadi secara akut atau kronis. kekambuhan yang berulang dapat
menyebabkan terjadi penyakit lambung seperti kanker lambung dan perdarahan pada
lambung (Saefani dkk, 2012).
Gastritis merupakan salah satu masalah saluran pencernaan yang paling sering
terjadi dan paling sering dijumpai di klinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan
gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi. Gastritis dianggap sebagai suatu hal yang
remeh namun gastritis merupakan awal dari suatu penyakit yang dapat mengganggu
kualitas hidup seseorang. Gastritis adalah proses inflamasi atau gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi pada mukosa dan submukosa lambung.
Gastritis dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari semua tingkat usia maupun
jenis kelamin tetapi dari beberapa survei menunjukkan bahwa gastritis paling sering
menyerang usia produktif. Pada usia produktif masyarakat rentan terserang gejala
gastritis karena dari tingkat kesibukan, gaya hidup yang kurang memperhatikan
kesehatan serta stres yang mudah terjadi. Gastritis dapat mengalami kekambuhan dimana
kekambuhan yang terjadi pada penderita gastritis dapat dipengaruhi oleh pengaturan pola
makan yang tidak baik dan juga dipengaruhi oleh faktor stres (Tussakinah dkk, 2017).
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada Tn. P dengan gastritis di wilayah kerja
Puskesmas Godean I Kabupaten Sleman DIY”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan keluarga pada Tn. P dengan gastritis di
wilayah kerja PuskesmaS Godean I Kabupaten Sleman DIY.
2. Tujuan Khusus
Memberikan asuhan keperawatan keluarga pada Tn. P dengan gastritis yang
terdiri dari pengkajian, merumuskan diagnosa, merencanakan intervensi
keperawatan, melakukan implementasi, melakukan evaluasi keperawatan pada Tn. P
dan keluarga.
3. Manfaat
a. Bagi klien
Memberikan informasi pada klien atau keluarga tentang pentingnya
memperhatikan lansia dengan gastritis
b. Bagi penulis
Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang di dapat dalam
perkuliahan
c. Bagi tenaga Kesehatan
Sebagai wawasan dan masukan tentang Asuhan Keperawatan Keluarga pada Tn.
P dengan Gastritis
4. Cara Pengumpulan Data
a. Wawancara
Pengumpulan data dengan tanya jawab langsung pada pasien
b. Observasi
Pengambilan data dengan cara menilai dan memantau perkembangan klien secara
langsung
c. Studi Pustaka
Teori asuhan keperawatan dari buku – buku yang membahas masalah – masalah
asuhan keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
Role
Nilai Normal
Struktural dimaksud adalah :
1) Struktur peran ( role )
Peran menunjukkan pada beberapa set perilaku yang bersifat
homogen dalam situasi sosial tertentu. Peran lahir dari hasil imteraksi
social, peran biasanya menyangkut posisi dan posisi mengidentifikasi
status atau tempat seseorang dalam suatu system social tertentu.
8. Tugas Keluarga
Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan terhadap
anggotanya dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas
kesehatan keluarga tersebut adalah (Frieman, 1998) dalam (Padila, 2012):
1) Mengenal masalah kesehatan
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Kelima tugas kesehatan tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh
keluarga. Perawat perlu melakukan pengkajian untuk mengetahui sejauh mana
keluarga dapat melaksanakan kelima tugas tersebut dengan baik, selanjutnya
memberikan bantuan atau pembinaan terhadap keluarga untuk memenuhi tugas
kesehatan keluarga tersebut.
9. Ciri-Ciri Keluarga
Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton :
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2) Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
3) Keluarga mempunyai suatu system tata nama ( Nomen clatur ) termasuk
perhitungan garis keturunan.
4) Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota - anggotanya
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan
anak.
5) Keluarga merupakan tempat tinggal bersama,rumah atau rumah tangga.
10. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam
pola kehidupa. Sesuai dengan perkembangan social maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan
derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga.
Dalam sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipe
keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative atau non normative.
Sussan (1974), Micklin (1988) menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai berikut :
1) Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga
yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua
campuran atau orang tua tiri.
b. Pasangan istri, terdiri dari suami istri dan istri saja tanpa anak atau tidak ada
anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier
tunggal atau karier keduanya.
c. Keluarga dengan orang tua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari
perceraian.
d. Bujangan dewasa sendiri.
e. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan.
f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-
anaknya sudah pisah.
2) Keluarga Non Trdisional
a. Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan
anak.
b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hokum
tertentu.
c. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
d. Keluarga gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang sama hidup
bersama sebagai pasangan yang menikah.
e. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan
monogamy dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas,
sumber yang sama.
Gambaran tentang bentuk atau tipe keluarga tersebut menggambarkan
banyaknya bentuk struktur yang menonjol dalam keluarga. Implikasi bagi
keperawatan bahwa tidak ada bentuk keluarga yang benar atau salah, layak
atau tidak layak, melainkan keluarga harus dipahami dalam konteksnya, tipe
tersebut hanya sebuah referensi bagi penataan kehidupan keluarga dan
berbagai kerangka kelompok kerja primer dengan memperhatikan setiap
upaya keperawatan dilandasi pemahaman akan keunikan dari setiap keluarga.
11. Tahapan Keluarga Sejahtera
Berasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar,
kebutuhan psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya, dan aktualisasi keluarga
di masyarakat, serta memperhatikan perkembangan Negara Indonesia menuju negara
industry, Indonesia menginginkan terwujudnya keluarga sejahtera. Menurut
Mubarak, Chayatin & Satoso (dalam (Christensen, 2009), di Indonesia tahapan
keluarga sejahtera dikelompokkan menjadi lima tahap adalah sebagai berikut:
1) Keluarga Prasejahtera
Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhandasarnya secara minimal, yaitu kebutuhan pengajar agama, pangan,
sandang, papan, dan kesehatan, atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah
satu atau lebih indicator keluarga sejahtera tahap 1.
2) Keluarga Sejahtera Tahap 1
Keluarga sejahtera tahap 1 adalah keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
social psikologinya, kebutuhan psikologis keluarga meliputi: Kebutuhan
pendidikan, keluarga berencana (KB), iteraksi dalam keluarga, interaksi dengan
lingkungan tempat tinggal,dan transportasi. Pada keluarga sejahtera 1 kebutuhan
dasar 1 sampai dengan 5 telah terpenuhi, yaitu: Indikator Keluarga Sejahtera
Tahap 1
a. Melaksanakan ibadah menurut agama masing-masing yang dianut.
b. Seluruh anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
c. Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan.
d. Lantai rumah bukan dari tanah.
e. Kesehatan (anak sakit atau pasangan usia subur (PUS) ingin ber-KB di
bawah ke sarana/petugas kesehatan).
3) Keluarga Sejahtera Tahap II
Keluarga sejahtera tahap II adalah keluarga yang di samping telah dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal serta telah dapat memenuhi
kebutuhan social psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
pengembangannya, seperti kebutuhan unuk menabung dan memperoleh
informasi. Pada keluarga sejahtera II kebutuhan fisik, social dan psikologis telah
terpenuhi. Indikaornya adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan ibadah menurut masing-masing agama yang dianut.
b. Seluruh anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
c. Pakaian yang berbeda untuk berbeda untuk berbagai keperluan.
d. Lantai rumah bukan dari tanah.
e. Kesehatan (anak sakit atau pasangan usia subur (PUS) ingin ber-KB di
bawa ke sarana /petugas kesehata).
f. Anggota kelurga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama
masing-masing yang dianut.
g. Paling kurang sekali dalam seminggu, keluarga menyediakan daging /
ikan / telur.
h. Memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir.
i. Luas lantai rumah paling kurang 8m untuk tiap penghuni rumah.
j. Anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir sehingga dapat
melaksanakan fungsi masing-masing.
k. Keluarga yang berumur 15 tahun ke atas mempunyai penghasilan tetap.
l. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa baca tulis huruf
latin.
m. Anak usia sekolah (7-15 tahun) bersekolah.
n. Bila anak hidup sebanyak 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia
subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil).
4) Keluarga Sejahtera Tahap III
Keluarga sejahtera tahap III adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
kebutuhan dasar, social, psikologis, dan pengembangan keluarganya, tetapi
belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap
masyarakat secara teratur (dalam waktu tertentu) dalam bentuk material,
keuangan untuk social kemasyarakatan, dan belum berperan aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan. Pada keluarga sejahtera III kebutuhan fisik, social,
psikologis, dan pengembangan telah terpenuhi. Indikator keluarga sejahtera II
ditambah dengan komponen-komponen berikut ini: Indikator Keluarga
Sejahtera Tahap III
a. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
b. Keluarga mempunyai tabungan .
c. Makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan ini dapat
dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
d. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
e. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah sekurang-kurangnya sekali
dalam 6 bulan.
f. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/radio/TV/ majalah.
g. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi sesuai kondisi
daerah.
5) Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Kelurga sejahtera tahap III plus adalah keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhan dasar, social, psikologis, dan pengembangannya telah
terpenuhi, serta memiliki, kepedulian social yang tingggi pada masyarakat.
Indicator keluarga sejahtera tahap III ditambah dengan komponen-komponen
berikut ini: Indikator Keluarga Sejahtera Tahap III plus
a. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
b. Keluarga mempunyai tabungan.
c. Makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan ini dapat
dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
d. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
e. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah sekurang-sekurang sekali
dalam 6 bulan.
f. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/radio/TV/Majalah.
g. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi (Christensen,
2009).
12. Stress Dan Koping Keluarga
Keluarga secara terus menerus dihadapkan pada perubahan. Stimulus untuk
perubahan ini datang dari luar dan dalam. Supaya dapat berlangsung hidup dan terus
berkembang, maka strategi dan proses koping keluarga sangat penting bagi keluarga
dalam menghadapi tuntutan yang ada.
Sress psikologis
Mengganggu pemben Melekat pada Menurunkan produksi
tukan mukosa epitel lambung bikarbonat
lambung
Sekresi H+ meningka
Menghancurkan lapisan t
Menurunkan kemampua Sekresi pepsinogen meningk
mukosa lambung n at
protektif terhadap asam
Nyeri epigastrium
Nyeri akut
I. Pengkajian
Hari/tanggal : Kamis, 02 Februari 2023
Pukul : 13.00 WIB
Tempat : RT 03 Dusun Karanglo, Sidomoyo
Oleh : Ghina Rafikatulhusna Siregar
Metode : Observasi, pemeriksaan fisik, dan wawancara
Sumber data : pasien, istri pasien dan buku – buku keperawatan
A. Struktur Dan Sifat Keluarga
1. Identitas Kepala Keluarga
a. Nama : Tn. P
b. Umur : 64 Tahun
d. Agama : Islam
e. Pendidikan Terakhir :-
f. Pekerjaan : Pedagang
5. Genogram
Tn. P
64 Thn
Keterangan :
Perempuan
Meninggal
6. Struktur Keluarga
a.Pola komunikasi
Komunikasi yang dilakukan dalam keluarga Tn. P yaitu setiap hari baik siang
hari maupun malam hari, bahasa yang digunakan ialah bahasa Jawa.
b. Kekuatan
Dalam keluarga Tn. P struktur kekuatan keluarga saling menghargai dan
mendukung serta kebutuhan yang tercukupi setiap hari.
c.Peran
1) Tn. P : Sebagai kepala keluarga yang dihormati
2) Ny. J : Sebagai ibu dan istri yang penyayang kepada anak dan suami
3) Ny. I : Sebagai adik kandung Tn. P
d. Nilai
Nilai dan norma dalam keluarga Tn. P disesuaikan dengan nilai dalam agama
Islam yang dianut serta nilai dan norma yang ditetapkan di masyarakat.
7. Fungsi Keluarga
a. Afektif
Keluarga cukup rukun, Tn. P dan Ny. J memberikan perhatian penuh terhadap
anak-anaknya dan diberikan dengan maksimal.
b. Sosialisasi
Keluarga Tn. P mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam masyarakat
serta menaati norma yang berlaku di masyarakat.
c. Reproduksi
Tn. P dan Ny. J sudah memiliki 2 orang anak yang sudah menikah daan pisah
rumah dengan Tn. P
d. Ekonomi
Ekonomi keluarga terpenuhi dari penghasil Tn. P seabagai pedagang
e. Perawatan
Tn. P mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit maka anggota
keluarga yang lain akan membantu dalam merawat anggota keluarga yang
sakit, adapun jika tidak segera pulih maka langsung dibawa ke ke puskesmas
8. Tahap Perkembangan Keluarga
Keluarga Tn. P saat ini berada pada tahap keluarga dengan lansia
9. Hobi masing-masing anggota keluarga
No Nama Hobi Waktu Tempat
1. Tn. P Piknik Sabtu/Minggu Jawa Tengah
2. Ny. J Memasak Pagi, Siang dan Sore Rumah
3. Ny. I - - -
10. Hubungan antar anggota keluarga
a. Hubungan suami dan istri
Hubungan antara Tn. P dan Ny. J sangat harmonis dan hangat, keduanya
saling menghargai dan menghormati antara satu sama lain.
b. Hubungan orang tua dan anak
Hubungan antara Tn. P dan Ny. J dengan anak-anak nya sangat harmonis dan
penuh perhatian, kedua anak Tn. P dan Ny. J menghargai kedua orang tuanya
dengan penuh hormat.
c. Hubungan anak dengan anak
Kedua anak Tn. P dan Ny. J sangat harmonis, penuh dengan kehangatan,
keduanya saling menghargai, menghormati.
d. Hubungan antar anggota keluarga dengan keluarga yang lain
Hubungan keluarga Tn. Pdengan keluarga yang lain sangat harmonis
11. Anggota keluarga yang berpengruh dalam mengambil keputusan
Dalam keluarga yang berperan dalam mengambil keputusan ialah Tn. P selaku
kepala keluarga. Namun anggota keluarga yang lain seperti istri juga berperan
penting dalam pengambilan keputusan tersebut, anggota keluarga saling memberi
usul dan masukan terkait permasalahan dan penyelesaian yang akan dilakukan dan
diharapkan dalam keluarga.
12. Kebiasaan anggota keluarga sehari-hari
a. Nutrisi
Frekuensi makan
Keluarga Tn. P makan dalam sehari sebanyak 3x dengan porsi makan yang
cukup yakni 1 piring penuh dan rata, waktu makan teratur yaitu pagi, siang
dan malam dengan makanan berupa nasi, ikan, ayam disertai sayuran berupa
terong, kangkung, taoge dan labu siam. Adapun buah-buahan yang di sajikan
berupa pepaya dan pisang.
Cara Pengolahan makanan
Cara pengolahan makanan dalam keluarga Tn. P memenuhi syarat kesehatan
diantaranya sayuran dan bahan makanan biasanya dicuci terlebih dahulu
dengan air mengalir, kemudian makanan disajikan dengan menggunakan
alat-alat yang bersih dan terlindungi.
Menu makanan dalam keluarga Tn. P bervariasi setiap minggu nya
Cara Penyajian Makanan
Ny. J mengatakan makanan disajikan langsung setelah selesai memasak dan
apabila terdapat sisa kelebihan makanan, maka biasanya dipanaskan kembali
kemudian disajikan.
Cara makan di keluarga Tn. P adalah dengan lesehan dalam suasana yang
tenang dan terkadang sambil bercakap hangat
Tabel. Makanan Pantang Keluarga
Nama Makanan Pantang
Jenis
No Anggota Alasan
Ada Tidak Makanan
Keluarga
1. Tn. P Udang Tn. P memiliki riwayat
alergi terhadap udang.
√ Dampakya seperti gatal,
dan merah – merah pada
tubuh.
2. Ny. J √ Ikan teri Ny. J memiliki riwayat
alergi terhadap ikan teri.
Dampakya seperti gatal,
dan merah – merah pada
tubuh.
3. Ny. I √ - -
1. Tn. P √
2. Ny. J √
3. Ny. I √
b. Rekreasi
Ny. J mengatakan keluarga sering rekreasi dikarenakan Tn. P mempunyai hobi
piknik.
c. Pemanfaatan waktu senggang
Ny. R mengatakan aktifitas yang dilakukan keluarga pada waktu senggang yaitu
menonton TV, tidur siang, berbincang-bincang antara satu sama lain, dan
suasana nya pun dilalui dengan senang.
d. Pola Eliminasi
1) Miksi
Nama Anggota
No Tempat Frekuensi Waktu
Keluarga
1. Tn. P WC 7 - 8 x sehari Tidak menentu
2. Ny. J WC 4 - 5 x sehari Tidak menentu
3. Ny. I Sembarang Tidak menentu Tidak menentu
tempat
2) Defekasi
Nama Anggota
No Tempat Frekuensi Waktu
Keluarga
1. Tn. P WC 1 - 2 x sehari Tidak menentu
2. Ny. J WC 1 - 2 x sehari Tidak menentu
3. Ny. I Tidak Tidak menentu Tidak menentu
menentu
e. Hygiene Perorangan
Keluarga Tn. P biasanya mandi 1 – 2 kali sehari, dengan menggunakan sabun
mandi, menggosok gigi dengan menggunakan pasta gigi dan mencuci rambut
sebanyak 2x dalam seminggu dengan menggunakan shampoo, biasanya
mengganti pakaian setelah mandi dan langsung menggunting kuku apabila
sudah panjang.
f. Kebiasaan Keluarga yang merugikan
Ny. J mengatakan tidak ada kebiasaan anggota keluarga yang merugikan antara
satu sama lain
2. Ny. J IRT - - -
3. Ny. I - - - -
b. Penghasilan sampingan/tambahan
Ny. J mengatakan keluarganya memiliki penghasilan tambahan dari anak –
anaknya.
2. Penggunaan/Pemanfaatan dana keluarga/bulan
Biaya kebutuhan pokok: 500.000 rupiah
Biaya Kesehatan: 50.000 – 100.000 rupiah
Biaya tak terduga: 100.000 – 200.000 rupiah
3. Penggunaan dana : Terpenuhi
Keuangan keluarga sepenuhnya dikelola oleh Ny. J
Hubungan anggota keluarga Tn. P dalam masyarakat ialah sebagai anggota
yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat.
4. Hubungan keluarga Tn. P dengan masyarakat sangat harmonis
5. Fasilitas yang biasanya digunakan untuk pertemuan masyarakat ialah balai desa,
balai dusun, dan rumah salah satu tokoh masyarakat.
C. Faktor Rumah Dan Lingkungan
1. Rumah
Status Kepemilikan rumah Tn. P adalah milik sendiri ( m2) dengan dinding
rumah permanen, lantai dari keramik, langit-langit dari asbes, ventilasi ruangan
meliputi 10-20 % kali luas lantai melalui jendela, pintu, dan lubang langit-langit
dengan jenis ventilasi melalui lubang rumah dan pemanfaatan jendela yangcukup
sering dibuka, dan penerangan dengan listrik, serta kebersihan rumah tampak
terawat. Rumah keluarga Tn. P terdiri dari sebuah kamar tamu (10 m2), ruang
makan (8 m2), 2 kamar tidur (28), ruang keluarga (14 m2), dapur (12 m2), 2
kamar mandi (6 m2)
2. Sarana memasak
Bahan bakar untuk memasak adalah gas dan kayu bakar, tempat menyimpan
peralatan dapur menggunakan almari dan rak piring, terdapat ventilasi atap dapur,
dan dapur tampak cukup bersih
3. Sampah
Keluarga Tn. P memiliki sarana pembuangan sampah berupa lahan kosong, letak
pembuangan sampah berada di samping rumah dengan jarak tempat sampah
dengan sumber air ≥10 m dan pengelolaan sampah dengan dibakar
4. Sumber air
Sumber air minum keluarga Tn. P adalah sumur gali dengan pompa dengan jarak
jamban-sumur ≥10 m, tidak ada pencemaran air dengan kualitas air baik (tidak
berwarna, tidak berbau, rasa tawar, kebersihan baik)
5. Jamban keluarga
Keluarga Tn. P memiliki jamban pribadi dengan jenis jamban leher angsa yang
terletak di dalam rumah dengan jarake (kloset jongkok) yang terletak diluar
rumah dengan jarak jamban dengan sumur ≥ 10 m, tidak ada vector dengan
kebersihan cukup
6. Pembuangan Air Limbah
Jenis limbah yang dihasilkan keluarga Tn. P adalah limbah rumah tangga,
terdapat bak limbah dengan konstruksi permanen di belakang rumah, saluran
limbah tertutup dan berjarak lebih dari ≥10 m dari sumur, tidak ada bau limbah,
terdapat vektor lalat serta kebersihan cukup.
7. Kandang ternak
Keluarga Tn. P tidak memiliki kandang ternak
8. Halaman
Keluarga Tn. P memiliki halaman rumah (10 m2) dengan ditanami bungan dan
buah – buahan dengan kebersihan yang cukup
9. Kamar mandi
Terdapat 2 kamar mandi keluarga Tn. P atas kepemilikan sendiri dengan masing -
masing luas 6 m2, letak di dalam rumah, bak mandi ada yang terbuat dari semen,
keramikdan ada juga yang memakai ember dengan kebersihan cukup
10. Lingkungan
Geografi rumah terdapat di desa, dengan jarak berdekatan dengan tetangga,
suasana cukup tenang. Kebersihan lingkungan rumah tampak cukup bersih
11. Fasilitas pendidikan : PAUD, TK, SD. Jarak dari rumah sejauh 500 meter
12. Fasilitas perdagangan : Warung dan toko, jarak dari rumah 200 meter
13. Fasilitas peribadatan : Masjid, jarak dari rumah 100 meter
14. Fasilitas kesehatan : Jarak puskesmas Godean I dari rumah sekitar 5 km
15. Sarana hiburan : TV dan HP
16. Fasilitas Transportasi : Sepeda motor dan mobil
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Riwayat Kesehatan anggota keluarga
Dalam keluarga Tn. P yang memiliki riwayat penyakit adalah Tn. P sendiri, yaitu
gastritis
2. Kebiasaan memeriksakan diri
a. Waktu : Bila sakit
b. Tempat : Puskesmas
3. Kebiasaan minum obat
a. Waktu : Bila sakit
b. Asal obat yang diminum : Dijual di Apotek
4. Riwayat Kesehatan Mental-psikososial-spiritual
a. Memenuhi kebutuhan jiwa
1) Pemenuhan rasa aman : Terpenuhi
2) Perasaan bangga/senang : Ada
3) Semangat untuk maju : Ada
b. Pemenuhan status sosial
1) Perasaan dilayani : Ada
2) Perasaan dibenci : Tidak ada
3) Perasaan diasingkan/dikucilkan : Tidak ada
c. Riwayat kesehatan mental keluarga
Ny. J mengatakan ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
5. Riwayat Spiritual Anggota Keluarga
No Nama Kegiatan Menjalankan Ibadah
1. Tn. P Kadang - kadang
2. Ny. J Kadang - kadang
3. Ny. I -
6. Tanggapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan : Ny. J mengatakan jarak
antara rumah ke pelayanan kesehatan cukup jauh, sehingga apabila sakit hanya
mengonsumsi obat yang dibeli di Apotek, kemudian terkait pelayanan kesehatan
yang diterima Ny. J mengatakan lumayan baik, petugas pelayanan setempat
sangat ramah dan mengutamakan pasien yang lebih dulu datang dan memerlukan
pelayanan.
7. Keadaan Kesehatan keluarga saat kunjungan
Keadaan
No Nama Umur L/P Kesehatan Saat Ket
Ini
1. Tn. P 64 tahun L DM TD : 120/80 mmHg
2. Ny. J 60 tahun P Gastritis TD : 110/80 mmHg
3. Ny. I 50 tahun P ODGJ TD : -
DO :
- TD : 110/80 mmHg
- HR : 82 x/menit
- RR : 16 x /menit
- Ny. J tampak cemas ketika menjelaskan
tentang kesehatan Tn. P
- Keluarga tampak bingung dengan penyakit
yang di derita Tn. P
III. Prioritas Masalah
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan
pola perawatan kesehatan keluarga dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan
gastritis kronis. Skoring data:
No Kriteria Skor Bobo Perhitungan Pembahasan
t
1. Sifat masalah Ny. J dan keluarga tidak memahami
Skala : Aktual 3 3 3/3 x 3 = 3 dengan baik tentang penyakit yang
Risiko 2 diderita
Potensial 1
atau wellness
2. Kemungkinan Informasi tentang penyakit gastritis cukup
masalah dapat banyak sehingga tindakan yang dapat
diubah dilakukan untuk mengatasi gastritis dapat
Skala : Mudah 2 1 2/2 x 1= 1 dilakukan dirumah. Keluarga juga
Sebagian 1 bersedia mengikuti pendidikan kesehatan,
Tidak dapat 0 masalah tidak dapat diatasi dengan tuntas
karena sifatnya dapat kambuh sewaktu-
waktu.
TTD
Ghina
V. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama Pasien : Tn. P
DIAGNOSA
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
1. Manajemen Tgl: 09/02/2023 Tgl: 09/02/2023
kesehatan keluarga Pukul 17.00 WIB Pukul 17.30
tidak efektif - Mengkaji keadaan umum Tn. P S:
berhubungan - Mengkaji Tn. P terkait kesiapan dan - Keadaan umum Tn. P baik, kesadaran
dengan kemampuan dalam menerima composmentis dan kooperatif
ketidakefektifan informasi - Tn. P mengatakan belum tahu jelas
pola perawatan - Mengkaji faktor-faktor yang tentang penyakit gastritis yang
kesehatan keluarga menyebabkan menurunnya motivasi dideritanya
dalam mengenal Tn. P dalam berperilaku hidup sehat - Tn. P dan keluarga mengatakan belum
masalah anggota TTD memahami dengan baik tentang penyakit
keluarga dengan yang diderita oleh Tn. P
gastritis Ghina - Tn. P mengatakan bersedia menerima
informasi maupun edukasi yang nantinya
akan diberikan oleh perawat
- Tn. P mengatakan pada saat sakit
langsung meminum obat yang dibeli di
Apotek
- Pasien mengatakan masih sering
mengalami kekambuhan penyakit
O:
- Tn. P sangat kooperatif
- TD : 120/70 mmHg
- Tn. P dan keluarga siap menerima
informasi yang nantinya akan diberikan
oleh perawat
A:
- Manajemen kesehatan tidak efektif
belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan
1. Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
TTD
Ghina
Tgl: 09/02/2023
Pukul 20.00 WIB
- Menyiapkan materi dan alat
penyuluhan yang diperlukan dalam
pemberian pendidikan kesehatan
Ghina
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta.
Salemba Medika
Ali, Zaidin. (2014). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Ardiansyah, M. (2015). Medikal Bedah untuk Mahasiswa. Jogjakarta: DIVA Press.
Asmadi. (2018). Konsep Dasar Keperawatan Keluarg., Jakarta : EGC
Lusianah, S. (2014). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal.
Jakarta: TIM.
Muhlisin A. (2013). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publising.
Murjayanah, H. (2014). Faktor-faktor Resiko yang Berhubungan Dengan Kejadian
Gastritis. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Muttaqin, A. d. (2013). Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: Salemba Medika.
Muwisin (2014). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Ningsih, Dewi Kartika. 2015. Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Syok Dengan
Pendekatan Keperawatan. Malang: UB Press.
Oktavianti, R. R. (2015). Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan GAstritis di Ruang
Interna RSUD dr. Haryoto Lumajang.
Padila. (2013). Keperawatan Keluarga. Jakatar: Nuha Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.