OLEH
21131141
2021/2022
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Karya Ilmiah Ners
yang berjudul “Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.W Pada Tahap
Perkembangan Child Bearing Pada Ny.A Dengan Masalah Gastritis Di
Wilayah Kerja Puskesmas Ikur Koto Kota Padang dan Evidance Based
Practice Terapi Perasan Air Kunyit Terhadap Rasa Nyeri Penderita
Gastritis”. Salawat beriringan salam tidak lupa kita kirim kan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk untuk keselamatan
umat di dunia dan akhirat.
Dalam pembuatan karya ilmiah ners ini banyak hambatan yang peneliti
hadapi, namun berkat dorongan semua pihak, karya ilmiah ners ini dapat peneliti
selesaikan. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin menyampai kan ucapan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
iv
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah Ners ini jauh dari
kesempurnaan, dengan kesungguhan dan kerja keras penulis berupaya
memberikan hasil yang semaksimal mungkin demi tercapainya
kesempurnaan. Tanggapan, kritikan dan saran akan sangat berarti bagi penulis
dan mencapai kesempurnaan karya ilmiah Ners ini. Semoga karya ilmiah Ners
ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
Name : Febri Muthia S.Kep
Nim : 21131141
Title : "Analysis of Mr. W's Family Nursing Care at the Stage of Child Bearing
Development with Gastritis Problems in Mrs. A At RT 04 RW 02 Koto Panjang
Ikur Koto Kec. Koto Tangah, Padang City and Evidence Based Practice of
Turmeric Squeeze Therapy Against Pain in Patients Gastritis".
Family is two or more than two individuals who are joined by blood,
marriage or adoption relationship and they live in one household, interact with each
other and in their respective roles create and maintain culture. Gastritis is an
inflammation of the gastric mucosa. This inflammation can lead to swelling of the
gastric mucosa to the release of the superficial mucosal epithelium which is the most
important cause of digestive tract disorders. The signs and symptoms of gastritis
include abdominal pain. This can be caused by inflammation that occurs due to
irritation of the gastric mucosa. However, the accompanying symptoms are not only
characterized by pain but discomfort in the stomach such as nausea or bloating is a
symptom of gastritis.One of the nursing actions taken to deal with pain problems in
patients is in the form of independent actions by nurses, one of which is the provision
of non-pharmacological techniques that can be used to reduce pain by giving turmeric
juice. Turmeric juice contains curcumin in turmeric which can increase mucus
secretion and has a vasodilator effect so that it can increase gastric mucosal defenses
and protect gastric mucosa so that pain can be reduced. The purpose of writing this
scientific paper for nurses is to analyze the planning for the application of turmeric
juice as evidence based practice in patients with gastritis to reduce pain. The
procedure performed for nursing care begins with assessment, determining the
diagnosis, and making interventions. It is hoped that turmeric juice can be used as one
of the nursing interventions to reduce gastritis pain.
Keywords: gastritis, turmeric juice
Bibliography : ( 2010-2021 )
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman,2013). Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. (Ali,2012).
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan sipenerima asuhan
keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan
anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan dirumah sakit dapat
menjadi sia-sia, jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat
dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga dan
kualitas kehidupan menjadi sangat berhubungan yang signifikan (Jhonson,2010).
1
anak pertama dan berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan (2,5
tahun). Tugas pada perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah :
Persiapan menjadi orang tua, Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga,
peran, interaksi dan hubungan seksual, Mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan. Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang
tua dengan cara bagaimana orang tua dan merawat bayi. Masalah dalam keluarga
akan timbul bila status kesehatan salah satu anggota keluarga terganggu.
Pengetahuan keluarga tentang informasi mengenal suatu penyakit diderita oleh
pihak keluarga sangatlah penting diketahui demi tindakan pertama yang akan
diambil oleh pihak keluarga yaitu orang , dalam pengambilan keputusan yang
tepat mengenai suatu penyakit tersebut. Secara alami bertambahnya usia akan
menyebabkan terjadinya perubahan degeneratif dengan manisfestasi beberapa
penyakit seperti penyakit hipertensi, kelainan jantung, penyakit diabettes
mellitus , kanker rahim dan prostat, osteoporosis, asma dan lain-lain
(Azainsi,2012). Berbagai perubahan fisiologis akibat bertambahnya usia membuat
kesehatan menurun sedikit demi sedikit , kadar kolesterol akan meningkat secara
bertahap seiring dengan bertambahnya usi dan menyebabkan memicu terjadinya
gastritis (Brunner,2016).
2
senyawa-senyawa gizi penting lainnya. Asupan makanan ini harus didukung
dengan pola makanan yang sesuai. Pola makan yang teratur sangat penting bagi
kesehatan tubuh kita, sedangkan pola makan yang tidak teratur dapat
menyebabkan gangguan disistem pencernaan. Permasalahan dalam sistem
pencernaan tidak dibiarkan. Ada berbagai gangguan sistem pencernaan atau
penyakit yang mungkin terjadi dan sering dibiarkan oleh banyak orang, salah
satunya adalah penyakit gastritis atau biasa kita sebut dengan penyakit magh.
(Sulastri,2016).
Gastritis atau secara umum dikenal dengan istilah sakit “magh” merupakan
penyakit yang dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari semua tingkat
usia maupun jenis kelamin, namun paling sering menyerang usia produktif. Pada
usia produktif masyarakat rentan terkena gastritis karena tingkat kesibukan serta
gaya hidup yang diperhatikan serta stress yang mudah terjadi akibat pengaruh
faktor-faktor lingkungan. Namun sampai saat ini masih banyak masyarakat yang
beranggapan bahwa gastritis timbul karena telat makan (Indayani,2018). Penyakit
gastritis yang cukup besar dimasyarakat dapat menyebabkan gangguan pada
kehidupan mulai dari perorangan hingga masyarakat luas, sehingga diperlukan
fungsi perawatan keluarga dan perawat dalan meningkatkan status kesehatan
didalam keluarga. Fungsi keperawatan keluarga itu mengenal masalah gastritis
dalam keluarga , mengambil keputusan dalam keluarga untuk mengatasi atau
mencegah terjadinya komplikasi akibat gastritis , merawat anggota keluarga
dengan gastritis , memodifikasi lingkungan yang ada dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada. (wijoyo,2015).
3
juta penduduk setiap tahunnya. Sedangkan kejadian gastritis di Asia tenggara
sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya (WHO,2020).
Salah satu daerah di Sumatera Barat dengan kasus gastritis yang tinggi adalah
Kota Padang. Data Profil Kota Padang tahun 2020 menyatakan bahwa gastritis
menempati posisi ke-2 sebagai penyakit terbanyak di Kota Padang yaitu sekitar
35.484 kasus (Dinas Kesehatan Kota Padang,2020). Persentase penyakit gastritis
tertinggi di Kota Padang berada pada Kecamatan Pauh dengan persentase
16,82%, diikuti oleh Kecamatan Kuranji sebagai tertinggi kedua dengan
persentase 10,6%, dan tertinggi ketiga yaitu pada Kecamatan Koto Tangah di
Puskesmas Koto Panjang Ikur Koto dengan persentase 6,87%, (Dinkes Provinsi
Sumbar 2020).
4
mual, muntah , lemas , tidak nafsu makan dan keluhan-keluhan lainnya (Wahyuni,
Eko, Lestariningsih, dan Makan, 2017). Jika tidak segera ditangani dapat
menimbulkan komplikasi seperti gangguan penyerapan vitamin B12, anemia
persesiosa, penyerapan besi terganggu, penyempitan daerah antrum pylorus.
Dampak jangka panjang dapat menyebabkan tukak lambung, pendarahan hebat,
dan kanker. Resiko terkena kanker lambung dapat menyebabkan kematian
(Malda,2018).
5
mencapai kesehatan yang optimal, fasilitator peran perawat yang membantu
keluarga untuk meningkatkan meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal,kemudia penemu kasus untuk mengidentifikasi kesehatan secara dini
(case finding) sehingga keluarga dapat melaksanakan lima tugas kesehatan
keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan yang
cepat,memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, meciptakan
suasana rumah yang sehat dan memanfaatkan pelayanan kesehatan
(Johnson,2010).
Peran Keluarga dalam hal ini juga sangat dibutuhkan yaitu mengenal masalah
kesehatan yang muncul pada anggota keluarga yang sakit memerlukan perhatian
khusus, mengambil keputusan kesehatan keluarga yang tepat untuk pasien
mengenai gastritis yang dideritanya, merawat anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang aman bagi penderita gastritis, menggunakan
fasillitas kesehatan untuk mengatasi masalah yang diderita oleh pasien
(Pujiana,2017).
6
semak dan bersifat tahunan (preennial) yang tersebar diseluruh hutan belantara
(Listyana,2018).
7
Penulis menganalisa satu orang diantaranya yaitu Ny.A melalui wawancara dan
observasi yang dilakukan didapatkan Ny.A sudah mengalami Gastritis. Pada saat
pengkajian Ny.A mengeluhkan nyeri di ulu hati dan nyeri dirasakan bertambah
bila terlambat makan, Ny.A juga belum mengetahui manfaat dari Perasan air
kunyit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat
masalah bagaimana yang dituangkan dalam karya ilmiah ners yaitu “Analisis
Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.W Pada Tahap Perkembangan Child Bearing
Pada Ny.A dengan Masalah Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Ikur Koto
Kota Padang dan evidence based practice terapi perasan air kunyit terhadap rasa
nyeri pada penderita Gastritis ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan Analisis Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.W Pada
Tahap Perkembangan Child Bearing Pada Ny.A dengan Masalah Gastritis Di
Wilayah Kerja Puskesmas Ikur Koto Kota Padang dan evidence based
practice terapi perasan air kunyit terhadap rasa nyeri pada penderita Gastritis.
8
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada Keluarga Tn.W Pada Tahap
Perkembangan Child Bearing dengan Masalah Gastritis Di Wilayah Kerja
Puskesmas Ikur Koto Kota Padang .
b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan keluarga Tn.W Pada Tahap
Perkembangan Child Bearing dengan Masalah Gastritis Di Wilayah Kerja
Puskesmas Ikur Koto Kota Padang.
c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga Tn.W Pada
Tahap Perkembangan Child Bearing dengan Masalah Gastritis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Ikur Koto Kota Padang.
d. Mampu menganalisis evidence based practice terapi perasan air kunyit
terhadap rasa nyeri pada penderita Gastritis
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Karya Ilmiah ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dalam
bidang keperawatan khususnya gastritis dengan terapi perasan air kunyit .
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan tentang
penyakit gastritis dengan mengaplikasikan evidence based practice tentang
terapi perasan air kunyit.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan institusi dan menambah
materi kuliah bagi dosen mengenai konsep asuhan keperawatan klien
dengan gastritis pada mahasiswa keperawatan dengan menganalisis
evidence based practice tentang perasan air kunyit.
9
c. Bagi Klien dan Keluarga
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pada klien dan
keluarga,tentang penyakit gastritis dengan menganalisis evidence based
practice tentang perasan air kunyit.
d. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pada
masyarakat,tentang penyakit gastritis dengan menganalisis evidence based
practice tentang perasan air kunyit.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptkan serta mempertahankan kebudayan (Setiadi,2019).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga. Keluarga juga bertanggung
jawab terhadap pemenuhan kebutuhan dan tuntutan anggota keluarga, antaranya
adalah kebutuhan kesehatan keluarga (Riasmini,2019).
Pengertian Keluarga menurut (Mubarak dkk,2009) :
a) WHO
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
b) Barwoko dan Suryanto
Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau
prantara sosial lainnya berkembang. Di masyarakat manapun keluarga
merupakan kebutuhan manusia universal dan menjadi pusat terpenting dari
kegiatan dalam kehidupan individu.
c) Helvie
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan berhubungan erat.
d) Duvall dan Logan
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan , mempertahankan budaya dan
11
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga.
e) Departemen Kesehatan RI
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga , dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal dalam suatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
1. Struktur Keluarga
Struktur Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang terjalin
ikatan perkawinan, karena hubungan darah atau adopsi, hidup dalam satu
rumah tangga saling berhubungan satu sama lainnya dalam perannya
mendapatkan dan mempertahankan budaya.
a. Macam- macam struktur Keluarga :
1) Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
garis ayah.
2) Matrilineal
Keluarga saudara yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4) Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5) Keluarga Kawin
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan berapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami istri.
b. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
1) Terorganisasi
12
Saling berhubungan , saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2) Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3) Ada perbedaan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing (Mubarak dkk,2009).
2. Tipe Keluarga
a. Tradisional nuclear
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam suatu
rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan ,
satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
b. Extended Family
Keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan
darah, misalnya : sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, bibi dan paman.
c. Reconstituted nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami dan
istri tinggal dalam pembentukan suatu rumah dengan anak-anaknya, baik itu
bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau
keduanya dapat bekerja diluar rumah.
d. Niddle age
Suami sebagai pencuri uang istri dirumah atau kedua-keduanya bekerja
dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau
perkawinan dan meniti karier.
e. Dyadic nuclear
Suami istri yang sudah berumur yang tidak memiliki anak, keduanya sibuk
bekerja atau salah satu bekerja diluar rumah.
13
f. Single Parent
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan
anak kandung, yang kondisinya disebabkan oleh perceraian.
g. Dual Carier
Suami Istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
h. Commuter Married
Suami istri keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i. Single Adult
Yaitu, suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa atau seseorang
yang telah dewasa kemudian tinggal dikost untuk bekerja atau kuliah.
j. Three generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Comunal
Suatu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam menyediakan fasilitas.
l. Group merriage
Suatu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya didalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
m. Umaried parent and child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, misalnya anaknya
diadopsi.
n. Cohibing Couple
Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin (kemenkes
RI,2016).
14
3. Fungsi Keluarga
Menurut Kemenkes (2016) mengidentifikasi 5 fungsi dasar keluarga yaitu :
a. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, anggota keluarga belajar
disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan
interaksi dengan keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk
keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
semua anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal,
pakaian dan lain sebagainya. Banyak sekali pasangan yang berpenghasilan
tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan yang
berujung pada perceraian.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota
keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.
15
Tugas Kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Friedman,2008) :
1) Mengenal masalah
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat
3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehari
5) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan
masyarakat.
16
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orang tua dan kakek,nenek.
c. Tahap III Keluarga dengan anak prasekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan nya adalah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti, rumah, ruang
bermain, privasi dan keamanan.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang baru ,sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga.
d. Tahap IV Keluarga dengan anak sekolah.
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah) dan berakhir
pada saat anak berumur 12 tahun. Tugas perkembangannya adalah :
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan pertemanan yang memuaskan.
e. Tahap V keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian. Tujuan untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembanganmya adalah :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi orang dewasa. Tugas perkembangannya adalah :
2) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
f. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini
17
tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
g. Tahap VII Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada
beberapa pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia
lanjut,perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
h. Tahap VIII keluarga Usia Lanjut
Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal dan
keduanya meninggal. Tugas perkembangannya adalah :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan.
4) Menyesuaikan ikatan keluarga antar generasi.
5) Meneruskan untuk memahami penelaahan hidup. (kemenkes,2016)
i. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Beberapa tugas dari sebuah keluarga menurut Friedman (2010) adalah:
1. Mengenal masalah keluarga yang dituntut mampu mengenali
masalah kesehatan yang terjadi dikeluarga.
2. Mampu mengambil keputusan yang tepat bila menemukan masalah
pada keluarga tersebut.
3. Merawat anggota keluarga.
4. Memelihara lingkungan.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
18
a. Pendidik
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah membantu individu,
keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai tujuan
tersebut perawat harus mendidik keluarga agar berperilaku sehat dan
selalu memberikan contoh yang positif tentang kesehatan. Fokus
pengajaran perawat dalam mendidik keluarga adalah sbb :
a) Penanaman perilaku hidup sehat
b) Peningkatan nutrisi dan pengaturan diet
c) Olahraga
d) Pengelolaan atau manajemen strees
e) Pendidikan tentang proses penyakit dan pengobatannya
f) Pendidikam tentang penggunaan obat
g) Pendidikan tentang perawatan mandiri.
b. Kosultan dan Kolaborasi
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
keamanan keluarga. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada
perawat maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik,
perawat harus bersikap terbuka dan dipercaya. Perawat juga harus
bekerja sama dengan lintas program maupun secara lintas sektoral
dalam pemenuhan kebutuhan keamanan keluarga untuk mencapai
kesehatan dan keamanan keluarga yang optimal.
c. Pemberi Pelayanan kesehatan/pelaksana kesehatan
Sesuai dengan tugas perawat yaitu memberikan Asuhan Keperawatan
yang professsional kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Pelayanan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
19
Kegiatan yang dilakukan bersifat promotif, preventif , kuratif serta
rehabilitatif melalui proses keperawatan.
d. Peranan sebagai pelaksana
Dapat berupa Clinical Nurse Specialist (CNS) dan Family Nurs
Practitioner yang memberikan pelayanan pada tingkat individu,
keluarga, kelompok dan bentuk tanggung jawab peran ini adalah
melalui upaya promotif dan preventif dalam kaitannya untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat, perawat spesialis klinik
memberikan perawatan kesehatan pada klien, biasanya di unit rawat
jalan atau tempat praktek komunitas dengan masalah yang kompleks.
e. Pengawas Kesehatan
Perawat harus melakukan home visit atau kunjungan rumah yang teratur
untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kebutuhan
dan keamanan klien dan keluarga.
f. Role Model
Perilaku yang ditampilkan perawat dapat dijadikan panutan. Panutan ini
digunakan pada semua tingkat pencegahan terutama PHBS.
g. Fasillitator
Perawat harus mampu menjembatani dengan baik terhadap pemebuhan
kebutuhan keamanan klien dan keluarga.
h. Modifikasi Lingkungan
Perawat harus dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah
maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat
dalam menunjang pemenuhan kebutuhan keamanan .
i. Manajer
Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola
pelayan,maupun pendidikan keperawatan yang berada dibawah
tanggung jawabnya sesuai dengan konsep manajemen keperawatan
dalam kerangka paradigma kesehatan.
20
j. Penemu Kasus
Perawat melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi di
masyarakat dan dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan,bahkan
mengancam kesehatan. Selanjutnya penelitian dilaksanakan untuk
menemukan faktor yang menjadi pencetus atau penyebab terjadinya
permasalahan tersebut melalui kegiatan penelitian dan hasilnya akan
diaplikasikan dalam praktek keperawatan. (Mubarak dkk,2009).
B. Konsep Gastritis
1. Pengertian
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung yang berarti
inflamasi/peradangan. Gastritis atau yang secara umum dikenal dengan sakit
“magh” atau sakit ulu hati adalah peradangan dinding lambung terutama pada
selaput dinding lambung. Gastritis merupakan suatu peradangan atau
pendarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis dan difus (local)
yang paling sering diakibatkan ketidakteraturannya diet misalkan makan yang
terlalu banyak bumbu serta penyebab lain seperti makan makanan pedas ,
minum kafein, alkohol dan stress (Brunner & Suddarth 2016).
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai
terlepas nya epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting
dalam gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang
timbulnya proses inflamasi pada lambung (Sukarmin,2012).
Menurut Muttaqin (2011) dalam (R. Sulistyowati,2020) gastritis
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
1) Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial.
2) Gastritis Kronik
21
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang bersifat menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga
perbedaan yaitu gastritis superficial, gastritis atrofik,dan gastritis
hipertrofik.
a) Gastritis Superficial, dengan manifestasi kemerahan , edema, serta
pendarahan dan erosi mukosa.
b) Gastritis atrofik, dimana peradangannya terjadi pada seluruh
lapisan mukosa. Pada perkembangan nya dihubungkan dengan
ulkus dan kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini
merupakan karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan sel
chief.
c) Gastritis Hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-
nodul pada mukosa lambung yang bersifat irregular , tipis dan
hemoragik.
2. Etiologi Gastritis
Penyebab gastritis akut dan gastritis kronis adalah pola makan yang
tidak teratur, konsumsi makanan yang pedas ,konsumsi obat penghilang nyeri
jangka panjang, konsumsi kopi, alkohol, merokok, stress fisik ,stress
psikologis , kelainan auto imun, chrone diseaese, penyakit bile refluk , infeksi
bakteri , dan penyakit lain seperti HIV/AIDS , infeksi parasit dan gagal hati
atau ginjal.
22
Pada Gastritis Akut, sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual,
kembung, muntah merupakan salah satu keluahan yang sering muncul.
Ditemukan pula pendarahan saluran cerna berupa hematemesis dan
melena,kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca pendarahan.
Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam,terdapat riwayat penggunaan
obat-obatan atau bahan kimia tertentu (Kasron,2018).
Pada Gastritis kronik, bagi sebagian orang gastritis kronik tidak
menyebabkan gejala apapun. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati,
anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.
Gastritis kronik yang berkembang secara bertahap biasanya menimbulksn
gejala seperti sakit yang tumpul atau ringan pada perut bagian atas dan terasa
penuh atau kehilangan selera setelah makan beberapa gigitan (Kasron,2018).
4. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, dan zat iritan lain dapat merusak
mukosa lambung. Mukosa lambung berperan dalam melindungi lambung dari
autodigesti oleh asam hydrogren klorida (HCl) dan pepsin. Bila mukosa
lambung rusak maka terjadi difusi HCl ke mukosa HCl akan merusak mukosa.
Kehadiran HCl dimukosa lambung menstimulasi perubahan pepsinogen
menjadi pepsin. Pepsin merangsang pelepasan histamin dari sel mast.
Histamine akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga
terjadi perpindahan cairan intra sel ke ekstra sel dan menyebabkan edema
kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung. Biasanya
lambung dapat melakukan regenerasi mukosa oleh karena itu gangguan
tersebut menghilang dengan sendirinya (Anggraeni,2019).
Disisi lain, bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi
akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan
fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel
mukosa lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung
23
akan menurun atau menghilang sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat
diserap di usus halus padahal vitamin tersebut berperan penting dalam
pertumbuhan dan meturase sel darah merah. Pada akhirnya, penderita gastritis
dapat mengalami anemia atau mengalami penipisan dinding lambung
sehingga rentan terhadap perforasi lambung dan pendarahan (Anggraeini,
2019).Stress yang amat berat dapat menyebabkan terjadinya tukak, hal ini
terjadi karena adanya gangguan aliran darah mukosa yang berkaitan dengan
peningkatan kadar kortisol plasma. Stress emosional yang berlebihan dapat
meningkatkan kadar kortisol yang kemudian diikuti peningkatan sekresi asam
lambung dan pepsinogen, sama halnya gaya hidup yang tidak sehat seperti
merokok, konsumsi alkohol, dan pemakaian NSAID yang berlebihan
(Anggraeni, 2019).
5. Penatalaksanaan
Penanganan nyeri pada penderita gastritis dapat dilakukan
secara farmakologis maupun non-farmakologis. Secara farmakologis, pada
penderita gastritis dapat diberikan obat seperti antasida yangdapat menetralkan
pH lambung, namun pemakaiannya harus bersifat jangka panjang.Hal ini tidak
disarankan karena pada tingkat yang fatal dapat menyebab kan keracunan
alkali atau basa , selain itu penumpukan logam yang menyusun senyawa obat
seperti alumuniun, calsium, dan magnesium juga dapat terjadi sehingga dapat
menyebab kan pembentukan batu ginjal. Penatalaksanaan nyeri non-
farmakologi dapat dilakukan dengan pemberian perasan air kunyit. Kunyit
merupakan tanaman obat yang dibutuhkan oleh industri obat traditional. Kunyit
merupakan tanaman dari tanda Zingi beraceae yang berupa semak dan bersifat
tahunan (preennial) yang tersebar diseluruh hutan belantara (Listyana,2018).
Tindakan non-farmakologi lain untuk mengatasi nyeri dapat menggunakan obat
herbal atau tradisional. Kunyit merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang
sangat mudahdidapatkan. Kunyit merupakan tanaman dari golongan
24
zingiberaceae yang berupa semak dan bersifat tahunan (prennial) yang tersebar
di seluruh daerah tropis. Kunyit memiliki kandungan senyawa zat aktif utama
berupa kurkuminoid dan minyak astsiri. Kandungan kurkuminoid terdiri dari
kurkumin, desmetoksikumin, dan bisdesmetoksi kurkumin, sedangkan minyak
atsiri terdiri dari keton sesquiterpen, tumeron, tumeon, zingiberen, flandren,
sabinen, borneol, dansineil.Kandungan kunyit lainnya berupa lemak,
karbohidrat, protein, vitamin C, karoten, garam-garam mineral.
6. Woc (Terlampir)
25
mencantumkan jenis kelamin, hubungan setiap anggota keluarga tersebut,
tempat tinggal lahir/umur, pekerjaan dan pendidikan.Genogram keluarga
merupakan sebuah diagram yang menggambarkan konstelasi keluarga
(Pohon Keluarga).
6) Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga.
7) Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa keluarga yang terkait dengan kesehatan.
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
9) Status sosial dan ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun annggota keluarga lainnya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan –
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang
dimiliki keluarga.
10) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga
pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu,
namun dengan menonton tv dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
26
2) Tugas Perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat Keluarga Inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan
penyakit termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan
yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
b. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septictank dengan
sumber air , sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi
dengan denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas Rukun Warga (RW)
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat serta budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas Geografis Keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
27
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh aman
interaksi keluarga dengan masyarakat.
5) Sistem Pendukung Keluarga
Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis
atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan dari masyarakat setempat.
3. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah perilaku.
3) Struktur Peran
Menjadikan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga
yang berhubungan dengan kesehatan.
4. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran dari anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
28
terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
2) Fungsi Sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta
perilaku.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit,
sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sakit.
4) Fungsi Reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a) Berapa jumlah anak ?
b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota
keluarga ?
29
c. Strategi Koping
Biasanya hal yang perlu dikaji adalah strategi koping atau
pemecahan masalah seperti apa yang digunakan keluarga dalam
menghadapi stressor yang terjadi.
30
Biasanya simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, tidak ada tampak
luka lecet.
9) Paru – Paru
I : biasanya pergerakan dada simetris kiri dan kanan
P : biasanya Fremitus kiri dan kanan
P : biasanya sonor
A : biasanya tidak ada bunyi nafas tambahan
10) Jantung
I : biasanya iktus cordis tidak terlihat
P : biasanya iktus cordis teraba halus dan cepat
P : biasanya redup
11) Abdomen
Biasanya tidak ada lesi, tampak pembesaran yang abnormal pada
abdomen, ada nyeri tekan ketika gastritis.
12) Ekstremitas
Biasanya kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah terjadi
penurunan/tidak kuat, edema tidak ada.
13) Integument
Biasanya tidak ada lesi, kulit kering, turgor kulit kurang baik.
14) Rectum
Biasanya tidak ada masalah.
7. Harapan Keluarga
Biasanya pada akhir pengkajian,perawat menanyakan harapan
keluarga terhadap petugas kesehatan atau sarana kesehatan yang ada .
31
D. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Friedman & bowden,2010) diagnosis keperawatan adalah
keputusan klinis, mengenai individu, keluarga atau masyarakat yang
diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis cermat,
memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat
bertanggung jawab melaksanakan nya.
Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian
terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,
struktur keluarga dan koping keluarga dimana perawat memiliki kewenangan
untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga.
Setelah klien mengetahui masalah kesehatan prioritas yang dihadapi keluarga
(klien), kita memilih masalah yang dapat diatasi dengan asuhan keperawatn
dan kemudian menetapkan diagnosa keperawatannya.Penetapan diagnosa
keluarga selalu mempertimbangkan faktor resiko, faktor potensial terjadinya
penyakit, dan kemampuan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatannya. Diagnosa ini menggambarkan respon seseorang terhadap
tingkat kesejahteraan individu, keluarga atau komunitas yang telah memiliki
kesiapan untuk meningkat.
Berikut ini adalah salah satu diagnosa keperawatan keluarga terkait
gangguan sistem pencernaan menurut (SDKI,2017) :
a. Nyeri akut
b. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
E. Intervensi Keperawatan
Perencanaan merupakan proses penyusunan strategi atau intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah,mengurangi atau mengatasi
masalah kesehatan klien yang telah diidentifikasi dan divalidasi pada tahap
32
perumusan diagnosis keperawatan. Tahap penyusunan perencanaan
keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :
1) Menetapkan prioritas masalah
Menetapkan prioritas masalah atau diagnosa keperawatan keluarga
adalah dengan menggunakan skala penyusunan dari Padila (2012).
1 Sifat masalah
Skala : 1
- Mudah
2
- Sebagian
- Tidak dapat 1
33
- Tinggi 2
- Cukup
1
- Rendah
4. Menonjolnya masalah
Skala : 1
- Masalah tidak
dirasakan
0
Keterangan :
34
menurun kualitas, intensitas
2. Meringis menurun nyeri.
3. Gelisah menurun 2. Identifikasi skala
4. Mual menurun nyeri.
5. Muntah menurun 3. Identifikasi respons
6. Anoreksia menurun nyeri non verbal.
7. Nafsu makan membaik 4. Identifikasi faktor
8. Frekuensi nadi yang memperberat
membaik dan memperingan
nyeri.
5. Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri.
6. Identifikasi
pengaruh budaya
terhadap respon
nyeri.
7. Monitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan.
Terapeutik :
1. Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis
teknik nafas dalam,
35
hipnosis akupresur ,
terapi musik,
biofeedback , terapi
pijat , aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing ,
kompres
hangat/dingin ,
terapi bermain,
memberikan terapi
perasan air kunyit
karena kunyit
mempunyai zat yang
dapat mengurangi
rasa nyeri yaitu zat
kurkuminoid.
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan ).
3. Fasilitasi tidur dan
istirahat.
4. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi merekan
36
nyeri.
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri.
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri.
4. Anjurkan
menggunakan
analgesik secara
tepat.
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu.
2. Perilaku Manajemen Kesehatan . Edukasi Kesehatan.
Kesehatan
Setelah dilakukan intervensi Observasi :
Cenderung
selamat 3x24 jam diharapkan
Berersiko 1. Identifikasi kesiapan
kriteria hasil :
dan kemampuan
1. Meningkatnya menerima informasi
37
kemampuan untuk 2. Identifikasi faktor-
mengurangi faktor faktor yang dapat
resiko meningkatkan dan
2. Meningkat menurunkan
menerapkan program motivasi perilaku
perawatan. hidup bersih dan
3. Menurunkan kesulitan sehat.
dalam menjalan kan Terapeutik :
program
1. Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan.
2. Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan.
3. Berikan kesempatan
untuk bertanya.
Edukasi :
1. Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan.
2. Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat.
3. Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
38
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat.
1. Anjurkan
menggunakan air
bersih .
2. Anjurkan mencuci
tangan dengan air
bersih dan sabun.
3. Anjurkan
menggunakan
39
jamban sehat.
F. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana
asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu
klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Hal lain yang tidak kalah
penting pada tahap implementasi ini adalah mengevaluasi respon atau hasil
dari tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien serta
mendokumentasikan semua tindakan yang telah dilaksanakan
(Asmadi,2008).
Hal ini sesuai dengan teori yang ditemukan sarkino (2008), pada tahap
pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga mencakup hal sebagai berikut:
40
memberika informasi, motivasi mengulang, memberikan reinforcement
positif , dan motivasi keluarga bertanya.
b. Keluarga mampu mengambi keputusan yang tepat untuk merawat
anggota keluarga yang sakit bisa dilakukan memberi kepercayaan diri
dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara : menggali
pengetahuan keluarga tentang masalah,memberi reinforcement positif,
memberikan informasi, motivasi mengulang. Supaya keluarga lebih
memahami bisa dilakukan dengan cara mendemostrasikan cara perawatan
dan memotivasi keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit biasa dilakukan
dengan pemberian obat traditional dengan cara menggali pengetahuan
keluarga tentang obat traditional, memberikan reinforcement positif, dan
memotivasi keluarga bertanya.
d. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang sehat, bisa dilakukan
dengan merubah lingkungan seoptimal mungkin dengan cara :
Menggali pengetahuan keluarga tentang lingkungan yang sehat,
memberikan reinforcement positif, menjelaskan dan memberikan
informasi tentang lingkungan yang sehat,memotivasi modifikasi
lingkungan , memberikan reinforcement positif.
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, bisa
dilakukan dengan cara : mengenal fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
dilingkungan dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada dengan cara : menggali pengetahuan keluarga tentang pelayanan
kesehatan yang bisa dikunjungi , memberikan reinforcement positif,
menjelaskan pelayanan kesehatan yang bisa di kunjungi dan motivasi
keluarga untuk selalu menggunakan pelayanan kesehatan, memberikan
reinforcement positif.
41
G. Evaluasi Keperawatan
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
jalan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses
tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antar tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-
hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya (Asmadi,2008).
Perumusan evaluasi meliputi empat komponen yang dikenal dengan
istilah SOAP, yakni Subjektif(data berupa keluhan pasien), Objektif (data
hasil pemeriksaan), Analisis data (perbandingan data dengan teori), dan
Perencanaan.
42
H. Aplikasi Evidance Based Praktice Obat Traditional Perasan Air Kunyit
Untuk Meredakan Nyeri Pada Penderita Gastritis
Ada beberapa tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengurangi rasa nyeri pada pasien gastritis, penatalaksanaan nyeri yaitu
membantu meredakan nyeri dengan pendekatan farmakologis dan
nonfamakologis. Penanganan nyeri bisa dilakukan secara farmakologis yakni
dengan pemberian obat-obatan. Dengan cara non farmakologis melalui
pemanfaatan tanaman obat seperti daun andong, daun jambu biji, kulit kayu
manis, kunyit, lidah buaya, pegagan, pisang batu, putri malu, temu lawak dan
pepaya (carica papaya). Kunyit (Curcuma domestica) adalah tanaman tropis
yang banyak terdapat dibenua Asia yang secara ekstensif dipakai sebagai zat
pewarna dan pengharum makanan. Kunyit memiliki kandungan kimia yang
bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan mengandung senyawa yang berkhasiat
sebagai obat, yaitu kurkuminoid (Nabila, 2021).
Kunyit merupakan tanaman obat yang banyak dibutuhkan oleh
industri obat traditional. Kunyit merupakan tanaman dari golongan
Zingiberaceae yang berupa semak dan bersifat tahunan (prennial) yang
tersebar diseluruh daerah tropis (Husniyati,2018) dalam (Safitri &
Nurman,2020).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh safitri & nurman (2020),
rata-rata skala nyeri sebelum diberikan perasan air kunyit adalah 4-5(nyeri
sedang), rata-rata skala nyeri sesudah diberikan perasan air kunyit adalah
2,20 (nyeri ringan). Dapat disimpulkan ada pengaruh perasan air kunyit
terhadap penurunan rasa nyeri pada penderita gastritis dengan p value 0,000.
Menurut Subositi, Wahyono, 2019, menunjukkan masyarakat
Indonesia telah menggunaka rimpang kunyit untuk pengobatan berbagai
macam penyakit yang sudah turun menurun berasal dari nenek moyang.
Adapun penyakit yang biasa diobati dengan menggunakan kunyit yaitu pre
dan postpartum, diare, batuk, gastritis dan masih banyak lagi. Pada kasus
43
gastritis, penggunaan kunyit mencapai 104 kasus sedangkan temulawak
untuk gastritis Cuma 15 kasus. Jadi , dapat disimpulkan bahwa penggunaan
kunyit untuk penyakit gastritis dimasyarakat lebih banyak dibandingkan
dengan penggunaan temulawak untuk gastritis.
Pada penelitian yang dilakukan Chofizah Hikmah (2019) dalam
(Safitri & Nurman,2020) membuktikan bahwa pemberian kunyit pada
penderita gastritis untuk peningkatan nafsu makan dari penyakit gastritis
dengan metode yang dilakukan adalah eksperimen dan ujia aktivitas katalitik
secara langsung terhadap tanaman kunyit. Tahapan pertama dilakukan
dengan pembuatan ekstrak dari tanaman kunyit. Uji aktivitas langsung
dilakukan dengan variasi yang sama selama jangka satu bulan, ekstrak kunyit
dibuat dengan cara memarut kunyit dengan parutan yang telah disiapkan
sebanyak lima rimpang kunyit dengan berat 250 mg dan menambahkan air 60
ml air. Ekstrak perasan air kunyit dikonsumsi setiap pagi dan malam hari.
Hasil yang diperoleh pada minggu pertama sudah berangsur tetapi tidak
terlalu signifikan. Minggu kedua dan ketiga orang tersebut sudah
menunjukkan perubahan yakni yang awalnya susah makan sekarang mulai
lahap. Dan pada minggu keempat si penderita gastritis sudah sangat sehat,
nafsu makan bertambah dan tidak pernah terasa lagi nyeri dibagian ulu hati
dan perut (lambung) serta sudah bisa beraktivitas seperti semula.
44
BAB III
TINJAUAN KASUS
Ny.A mengatakan mengerti dengan sakit gastritis yang dialaminya tapi belum
paham tentang cara penanganan nya atau pengobatan nya yang harus ia gunakan
saat sakit gastritis nya kambuh Ny.A hanya menggunakan obat-obatan gastritis
yang diwarung. Ny.A juga mengatakan pernah berobat gastritis nya kebidan
terdekat.
45
mengetahui apa itu gastritis atau magh dan juga sudah mampu mengambil
keputusan. Akan tetapi keluarga Ny.A belum mengetahui atau belum paham
mengenai cara perawatan gastritis yang mana ini merupakan tugas kesehatan
keluarga yang ketiga yaitu dengan cara Terapi perasan air kunyit yaitu
menganalisis perasan air tanaman obat yang banyak dibutuhkan oleh industri
obat traditional untuk mengatasi nyeri pada gastritis.
Usia : 28 th
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Komposisi Keluarga
46
Imunisasi Ket
N Na L/ Pendi
Hub Usia BC DP Pol Hepatit Camp
o ma P dikan
G T io is ak
1 Ny. 22th
Istri P SMA √ √ √ √ √ lengkap
. A n
Blm
2 An. Ana 28 Tidak ada
L sekola - - - - -
. K k bln imunisasi
h
Genogram :
Gambar 3.1
Keterangan :
: laki – laki
: Perempuan
: meninggal
: tinggal serumah
: Pasien
Deskripsi Genogram :
47
Ny.A merupakan anak ke3 dari empat bersaudara dari kedua orang tuanya. Ibu
dari Ny.A telah meninggal. Ny.A dan Tn.W menikah dan mempunyai satu orang
anak laki-laki. Ny.A dan Tn.W tinggal serumah.
48
2. Riwayat Keluarga
Tn.W terdiri dari 4 orang bersaudara , Tn.W merupakan anak
pertama , Tn.W menikah dengan Ny.A dimana Ny.A terdiri dari 4
bersaudara dan Ny.A merupakan anak 3 . Tn.W dan Ny.A menikah dan
sudah dikaruniai seorang anak laki-laki yaitu An.K. aat ini Tn.W tinggal
bersama Ny.A dan satu orang anaknya. Saat ini Tn.W jadi tulang
punggung dikeluarganya. Kepala keluarga di keluarga Tn.W yaitu Tn.W.
Dalam penyelesaian masalah keluarga Tn.W yaitu dengan cara
musyawarah terlebih dahulu dengan istri dan satu orang anaknya.
3. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Tn.W yaitu tipe keluarga nuclear family (Keluarga
inti) dimana terdiri dari kedua orang tua dan anak.
4. Suku bangsa
Keluarga Tn.W memiliki suku minang dimana memiliki tradisi
mengikuti garis keturunan ibu Tn.W. Keluarga mengatakan masih
memegang atau menganut kebiasaan dalam adat mereka. Begitu juga
dengan gaya hidup seperti : pola makan keluarga menyukai makanan yang
diolah dengan bumbu siap saji dan pedas. Ny.A mengatakan tidak ada
masalah dalam keluarga mereka sehubungan dengan suku bangsa yang
dianut.
5. Agama
Keluarga Tn.W menganut agama islam, mereka mengerjakan
shalat 5 waktu sehari semalam yang lebih sering dilakukan dirumah. Tn.W
mengatakan tidak ada kepercayaan tertentu dalam bidang kesehatan seperti
kedukun. Ny.A percaya sakitnya datang dari Allah SWT.
49
aktivitas rekreasinya hanya banyak menonton Tv dan juga makan bersama
dirumah dan hanya sesekali pergi keluar rumah.
Ny.A
50
tampak meringis kesakitan , skala nyeri yang dialami Ny.A yaitu 6 ,
sakit yang dirasakan juga hilang timbul, Ny.A mengatakan dari rasa
sakitnya tersebut membuat dirinya kadang-kadang tidak nafsu makan
dan perut terasa kembung. Ny.A mengatakan penyebab gastritis yang
ia rasakan saat ini adalah suka makan yang pedas, suka
mengkonsumsi kopi, suka begadang dan telat makan.
An.K
Pada saat dilakukan pengkajian An.K tidak memiliki keluhan
apapun dan An.K tidak pernah mengkuti imunisasi sejak lahir karena
tidak diperbolehkan oleh Tn.W.
4) Riwayat Keluarga Sebelumnya
Keluarga Tn.W mengatakan kalau di keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit keturunan seperti diabetes mellitus , hipertensi, jantung
dan asma.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Rumah yang dimiliki Tn.W adalah bersifat semi permanen dan
rumah milik sendiri dengan karakteristik rumah yang terdiri dari 1
51
ruang tamu, 2 kamar tidur , 1 kamar mandi dan wc, 1 dapur , 3
jendela, ventilasi rumah ada dimana memiliki pencahayaan yang
cukup baik yang masuk dari ventilasi tersebut, sedangkan malam hari
menggunakan pencahayaan dengan lampu listrik, sumber air yang
digunakan keluarga yaitu air sumur,dimana keluarga menggunakan
sumber air untuk memasak, mencuci dan juga mandi. Sedangkan
untuk air minum keluarga menggunakan air galon isi ulang. Fasilitas
yang ada didalam rumah tangga keluarga Tn.W berupa lemari baju
disetiap kamar, peralatan dapur, Televisi, dan lain sebagainya.
Pembuangan limbah sampah keluarga Tn.W membakar nya didalam
lobang.
Kamar 1
Ruang Tamu
Kamar 2
Dapur WC
Pintu Masuk
Gambar 3.2
52
rumah Tn.W yaitu masih keluarga Ny.A, tetangga Tn.W yaitu mayoritas
bersuku minang dan juga beragama islam. Rata-rata tipe pekerjaan
komunitas disekitar rumah Tn.W bermacam-macam yaitu pegawai
swasta , buruh dan juga Petani.
3) Mobilisasi geografi keluarga
Keluarga Tn.W menyatakan kalau mereka sudah menempati rumah
ini selama ± 2 tahun yang lalu dan sampai saat ini. Keluarga tidak pernah
pindah kerumah atau lingkungan yang baru karena Tn.W mengatakan
sudah nyaman dan juga aman.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi masyarakat
Pada saat pengkajian Tn.W mengatakan sudah menjalin hubungan
baik antara sesama tetangga karena keluarga Tn.W sudah lama tinggal
dilingkungan tersebut, Tn.W mengatakan ia mengikuti semua aturan yang
sudah berlaku dilingkungan seperti gotong royong. Bahasa sehari-hari
yang digunakan keluarga untuk berinteraksi yaitu menggunakan bahasa
minang.
5) Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga mengatakan memiliki system keluarga yang cukup
erat,apabila ada dari anggota keluarga yang sakit maka anggota keluarga
lainnya yang akan memberikan dukungan atau mengingatkan serta
mengantarkan berobat kepelayanan kesehatan, dan juga keluarga
mempunyai jaminan kesehatan yang bisa digunakan untuk berobat yaitu
adanya kartu BPJS.
d. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi Keluarga
Keluarga Tn.W mempunyai pola komunikasi terbuka,dimana
dilakukan secara afektif , serta proses komunikasi keluarga yaitu dua arah,
keluarga mengatakan jika ada masalah yang terlalu mengancam maka
perlu dibicarakan terlebih dahulu bersama dengan anggota keluarga yang
lain untuk menyelesaikan masalah tersebut secara bersama-sama.
53
b. Struktur Kekuatan Keluarga
c. Struktur Peran
Tn.W
Tn.W merupakan seorang kepala keluarga dan juga tulang
punggung dikeluarga Tn.W dimana tugas Tn.W yaitu memenuhi
kebutuhan keluarga dan juga Tn.W berperan untuk melindungi serta
menjaga dan juga mendidik anaknya supaya menjadi lebih baik dan
berbakti kepada Tn.W dan Ny.A .
Ny.A
Ny. A merupakan seorang ibu rumah tangga dan pendamping yang
baik bagi suami dan anaknya yang mempersiapkan kebutuhan suami
dan anaknya.
An.K
An.K berperan sebagai anak kandung dari Tn.W dan Ny.A dan
juga sebagai anak pertama. An.K juga memerlukan kasih sayang dari
Tn.W dan Ny.A .
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn.W mengatakan nilai dan norma itu sangat penting
untuk diterapkan baik dikeluarga maupun dimasyarakat seperti sopan
santun, saling menghargai dan juga menghormati serta menjaga perasaan
orang lain saat bertutur kata.
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
54
Keluarga Tn.W mengatakan kalau ia saling menghargai dan juga
saling mendukung antara satu dengan yang lain jika itu menurut keluarga
baik.
2) Fungsi Sosialisasi
55
Tn.W sering memanfaatkan praktek puskesmas dan bidan untuk
berobat.
4) Fungsi Reproduksi
Tn.W dan Ny.A menikah sejak 15 maret 2019 hingga saat ini dan
sudah dikaruniai seorang anak yaitu An.K .
5) Fungsi Ekonomi
g. Harapan Keluarga
Harapan pada keluarga Tn.W yaitu yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan yaitu dimana pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan
56
yang terbaik bagi anggota keluarga dan juga masyarakat, dan juga Tn.W
sangat berharap istrinya bisa sembuh dari penyakitnya saat ini. Dan juga
keluarga sangat berharap ada kunjungan ulang dari mahasiswa sehingga dapat
menambah wawasan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
h. Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Tn.W Ny.A An.K
fisik
BB : 65 kg BB : 70 kg BB : 13 kg
TD : 120/80 TD : 110/70 TD : -
mmHg mmHg
N:-
N : 98x/i N : 98x/i
S : 36,5ºC
S : 36,4 ºC S : 36,7ºC
P : 24x/i
P : 20x/i P : 22x/i
57
a tidak a tampak a tidak
anemis,fungsi anemis,fungsi anemis,fungsi
penglihatan baik. penglihatan baik. penglihatan baik.
58
9. Dada dan paru tampak simetris Tampak simetris Tampak simetris
kiri dan kiri dan kiri dan
kanan ,tidak kanan ,tidak kanan ,tidak
terdapat bekas terdapat bekas terdapat bekas
luka fremitus kiri luka, fremitus kiri luka, fremitus kiri
dan kanan, dan kanan, dan kanan, Sonor
Sonor , tidak ada Sonor , tidak ada tidak, ada bunyi
bunyi nafas bunyi nafas nafas tambahan.
tambahan. tambahan.
10 Jantung Iktus cordis tidak Iktus cordis tidak Iktus cordis tidak
. terlihat,Iktus terlihat,Iktus terlihat, Iktus
cordis tidak cordis tidak cordis tidak
teraba, redup , teraba, redup, teraba, redup ,
normal. normal. normal.
59
terdapat varises. terdapat varises. terdapat varises.
Tabel 3.2
2. Analisa Data
No Data Masalah
1. Ds : Nyeri Akut
60
Ny. A mengatakan merasakan
sakit/nyeri pada perut bagian kiri.
Ny.A mengatakan juga merasakan
sakit/nyeri pada ulu hati.
Ny.A mengatakan perutnya terasa sakit
jika Ny.A terlambat makan.
DO :
3. Ds : Pemeliharaan kesehatan
tidak efektif
Keluarga Mengatakan tidak ada
menyajikan makanan khusus untuk
Ny.A
Keluarga mengatakan Jarang
mengingatkan Ny.A untuk makan tepat
waktu
61
Do :
Tabel 3.3
DX 1 : Nyeri Akut
3/3
Ancaman kesehatan
2
(2)
62
pola makanannya tidak dijaga.
Mudah (2) ½
Sebagian (1)
Cukup (2)
2
Rendah (1)
1
Tidak
membutuhkan
perhatian segera (1)
63
½
Tidak dirasakan 1
sebagai masalah
atau kondisi yang
membutuhkan
perubahan (0)
Total 3/3+1/2+3/3+1/2= 3
64
Sebagian (1) 1
Cukup (2) 2
Rendah (1) 1
2/2
Tidak membutuhkan
perhatian segera (1)
1
65
TOTAL 2/3+1/3+2/3+2/2 = 3
Rendah 1
66
TOTAL 2/3+1/2+2/3+1/2= 2 1/3
Tabel 3.4
No Keluhan Skor
1. Nyeri Akut . 3
67
Masalah bersifat ancaman bila tidak segera
ditangani dapat menjadi aktual, kemungkinan
masalah untuk diubah mudah karena dengan
pemberian pendidikan kesehatan, kesadaran
keluarga untuk mencegah gastritis, masalah
gastritis dapat ditangani dengan pengobatan
rutin, ada masalah namun keluarga menganggap
tidak perlu segera ditangani.
Tabel 3.5
68
jam didapatkan kriteria hasil: karakteristik,
durasi, frekuensi,
1) Keluhan Nyeri pada
kualitas, intensitas
Ny.A menurun
nyeri.
2) Meringis menurun
2) Identifikasi skala
pada Ny.A
nyeri.
3) Mual yang dirasakan
3) Identifikasi respons
Ny.A menurun
nyeri non verbal.
4) Muntah Pada Ny.A
4) Identifikasi faktor
menurun
yang memperberat
5) Nafsu makan Ny.A
dan memperingan
membaik
nyeri.
5) Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri.
6) Identifikasi
pengaruh budaya
terhadap respon
nyeri.
7) Monitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan.
Terapeutik :
69
perasan air kunyit
karena kunyit
mempunyai zat
yang dapat
mengurangi rasa
nyeri yaitu zat
kurkuminoid.
5. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan ).
6. Fasilitasi tidur dan
istirahat.
7. Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
merekan nyeri.
Edukasi :
1) Jelaskan penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri.
2) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3) Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri.
4) Anjurkan
70
menggunakan
analgesik secara
tepat.
5) Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi :
1) Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu.
2. Perilaku Manajemen Kesehatan . Edukasi Kesehatan.
Kesehatan
Setelah dilakukan intervensi Observasi :
Cenderung
selamat 3x24 jam
Berersiko 1) Identifikasi
diharapkan kriteria hasil :
kesiapan dan
1) Meningkatnya kemampuan
kemampuan untuk menerima informasi
mengurangi faktor 2) Identifikasi faktor-
resiko faktor yang dapat
2) Meningkat meningkatkan dan
menerapkan program menurunkan
perawatan. motivasi perilaku
3) Menurunkan hidup bersih dan
kesulitan dalam sehat.
menjalan kan Terapeutik :
program
1) materi dan media
pendidikan
kesehatan.
71
2) Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan.
3) Berikan
kesempatan untuk
bertanya.
Edukasi :
1) Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan.
2) Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat.
3) Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat.
72
pemahaman perilaku Terapeutik :
sehat.
1) Berikan lingkungan
3) Kemampuan
yang mendukung
menjalankan perilaku
kesehatan .
sehat
2) Orientasi pelayanan
4) Memiliki sistem
kesehatan yang
pendukung
dapat
dimanfaatkan.
Edukasi :
1) Anjurkan
menggunakan air
bersih .
2) Anjurkan mencuci
tangan dengan air
bersih dan sabun.
3) Anjurkan
menggunakan
jamban sehat.
Tabel3.6
73
74
BAB IV
PEMBAHASAN
76
mual muntah dan pusing. Ny.A mengatakan sering mengkonsumsi makanan
pedas dan sering telat makan. Hal ini dapat dicegah dengan mengurangi
makan makanan pedas , asam dan mengatur pola makan yang sehat dan
teratur. Hal ini juga sesuai dengan teori brunner & suddart (2002) yang
mengatakan bahwa gastritis adalah radang pada jaringan dinding lambung
yang paling sering diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan
terlalu pedas, asam, terlalu banyak, cepat dan serta penyebab lainnya.
Pada saat pengkajian Ny.A mengatakan bahwa gejala merasa nyeri pada
ulu hati, mual dan muntah , serta pusing. Hal ini sesuai dengan teori rendhi &
margareth (2017) yang mengatakan bahwa gejala yang paling umum
dirasakan oleh penderitas gastritis adalah nyeri epigastrik, mual , muntah dan
rasa asam dimulut.
Menurut analisa penulis terjadinya masalah gastritis pada Ny.A
diakibatkan banyak nya fikiran sehingga membuat pola makan tidak teratur
dan suka makanan yang pedas. Pola makan akan menjadi penyebab masalah
gastritis yang dialami Ny.A hal ini dapat dicegah apabila Ny.A merubah
kebiasaan nya yang sering telat makan dan suka makanan yang pedas.
Penyakit gastritis atau magh merupakan penyakit yang sangat kita kenal
dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit magh sering ditandai dengan nyeri ulu
hati, mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya. Gastritis
merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini
dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya
epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan
saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan meransang timbulnya proses
inflamasi pada lambung (Sukarmin,2012).
Terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur
yang mencakup frekuensi makan,jenis dan jumlah makanan. Pola makan yang
tidak sehat dapat menyebabkan gastritis. Pada kasus gastritis akut, faktor
penyimpangan makan merupakan titik awal yang mempengaruhi terjadinya
77
perubahan pada dinding lambung. Peningkatan produksi cairan lambung dapat
diransang oleh konsumsi makanan atau minuman, cuka, cabe, kopi, alkohol
serta makanan lain bersifat korosif meransang juga dapat mendorong
timbulnya kondisi tersebut. Pada akhirnya kekuatan dinding lambung menjadi
semakin parah. Tak jarang kondisi seperti itu akan menimbulkan luka pada
dinding lambung.
Berdasarkan teori tersebut diatas dan sesuai dengan hasil pengkajian yang
dilakukan pada Ny.A mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing,
mual dan muntah. Ny.A jarang sarapan pagi, dan makan siang juga telat ,
makan malam jam 21.00 wib, sehari 2 kali makan dengan porsi sepiring Ny.A
saat ini sedang sakit , yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6 (nyeri sedang) ,
mual, muntah serta pusing. Gejala penyakit gastritis yang dirasakan oleh Ny.A
menurut asumsi penulis hal ini mungkin diakibatkan karena Ny.A jarang
sarapan pagi, suka makanan pedas sehingga meningkatkan asam lambung,
yang mengakibatkan Ny.A selalu merasakan nyeri ulu hati, mual, pusing,dan
kadang muntah.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan diatas. Pada saat ini
pengkajian Ny.A mengeluh nyeri dan individu yang mengalami nyeri yang
dialami harus dikaji untuk menggambarkan nyeri seseorang antara lain : yakni
pertama intensitas nyeri, minta individu untuk membuat tingkatan nyeri pada
skala verbal. Misal : tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri sedang, nyeri hebat, hebat
atau sangat nyeri membuat skala nyeri yang sebelumnya bersifat kualitatif
menjadi kuantitatif dengan menggunakan skala 0 sampai 10. Nyeri yang
dirasakan Oleh Ny.A adalah 6 (nyeri sedang). Nyeri dapat dilihatkan atau
diukur berdasarkan skala nyeri, durasi nyeri. Karakteristik nyeri, dapat juga
dilihat berdasarkan metode PQRST(P= Provocatif, Q=Qualitas, R= Region,
S=Scala, T=Time). (Judha,2012).
78
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual,
potensial dan resiko.Pada tingkat keluarga diagnose keperawatan dapat di
tegakkan bertolak dari salah satu teori keperawatan atau teori keluarga atau
menggunakan diagnose SDKI menyatakan bahwa untuk menetapkan diagnosa
yang paling prioritas adalah masalah invividu dan kelurga teridentifikasi,
masalah tersebut perlu disusun dalam daftar berdasarkan urutan prioritas
kepentingan keluarga dengan menggunakan scoring.
Pada saat penulis melakukan kunjungan hari ke 3 tanggal 25 maret 2022
didapatkan diagnosa yang paling prioritas adalah Nyeri Akut pada keluarga
Tn.W khususnya Ny. A dengan data sebagai berikut Ny.A mengatakan
merasakan nyeri pada ulu hati, Ny.A mengatakan nyeri yang dirasakan tiba-
tiba, Ny.A mengatakan nyeri dating ketika telat makan, Ny.A mengatakan
tidak ada nafsu makan, Ny. A mengatakan dalam kondisi banyak pikiran
kadang membuat lupa untuk makan, Ny. A mengatakan nyeri pada skala 6
(nyeri sedang), Ny.A mengatakan ketika nyeri akan sulit untuk beristirahat,
Ny. A tampak mual muntah , Tampak Ny. A menyeringis, Tampak Ny. A
memegang perut. Hal ini sesuai dengan SDKI 2017, yang mengatakan
bahwa masalah nyeri Akut biasanya memiliki data seperti adanya keluhan
anoreksia, bukti nyeri pada pasien dengan pengkajian PQRST, tampak
ekspresi wajah nyeri meringis kesakitan.
Pada diagnosa kedua pada hari ke 4 kunjungan tanggal 26 maret 2022
yaitu Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko pada keluarga Ny. A khususnya
Ny. A diangkat dengan data Ny.A sering mengkonsumsi makanan yang
pedas,dan Ny.A sering telat makan serta Ny.A sering tidur begadang. Yang
mana data data yang didapatkan sama denganSDKI , 2017 yang mengatakan
data yang biasanya didapatkan seperti perasaan gelisah, kontak mata yang
buruk, gemeteran, tegang, suara gemetar, tremor, adanya masalah pola tidur,
insomnia.
79
Pada diagnosa ketiga pada hari kunjungan ke 5 kunjungan tanggal 27
maret 2022 yaitu Pemeliharaan kesehatan Tidak efektif pada keluarga Tn.W
khususnya Ny. A dengan data yang didapat Ny. A Keluarga Mengatakan tidak
ada menyajikan makanan khusus untuk Ny.A, Tn.W mengatakan belum
mengetahui mengambil keputusan cara merawat anggota keluarga yang sakit,
Tn.W mengatakan belum mengetahui cara merawat anggota keluarga yang
sakit dengan gastritis, Tn.W tampak bingung. Hal ini sejalan dengan teori
SDKI, 2017 yang mengatakan bahwa ketidakmampuan mengidentifikasi,
mengola, dan menemukan bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi atau perencanaan yang dilakukan bersama dengan keluarga
Ny.A sesuai dengan masalah yang dialami keluarga dan dilakukan penyusunan
masalah berdasarkan 5 tugas kesehatan keluarga yaitu keluarga mampu
mengenal masalah, keluarga mampu mengambil keputusan , keluarga mampu
merawat, keluarga mampu memodifikasi lingkungan, keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
80
berupa lemak, karbohidrat, protein, vitamin C, karoten, Garam-Garam Mineral
(Ocha,2013) untuk meningkatkan nafsu makan.
Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Safitri & Nurman (2020) rata-
rata skala nyeri sebelum diberikan perasan air kunyit adalah 4-6 (nyeri sedang),
rata- rata skala nyeri sesudah diberikan perasan air kunyit adalah 2-3 (nyeri
81
ringan). Dapat disimpulkan ada pengaruh perasan air kunyit terhadap
penurunan rasa nyeri pada penderita gastiris dengan p value 0,000.
Terbukti pada beberapa jurnal yang didapatkan oleh penulis, bahwa ada
pengaruh terapi air kunyit terhadap penurunan nyeri pada gastritis. Adapun
beberapa langkah atau prosedur cara membuat perasan air kunyit yaitu ambil
rimpang kunyit sebanyak 250 mg dan air hangat 60 ml , kemudian campurkan
perasan air kunyit dengan air hangat tersebut lalu minum sebelum makan dan
sebelum tidur malam lakukan selama 7 hari berturut-turut. Mengkaji
pengetahuan keluarga tentang cara membuat perasan air kunyit tersebut dan
memberikan reinforcement positif, pada pertemuan ini penulis mengajurkan
keluarga untuk membuat perasan air kunyit. Penulis menganalisis salah satu
intervensi evidance based yaitu melakukan perawatan menggunakan perasan air
kunyit untuk melihat keefektifan pada klien kelolaan dengan menyediakan
rimpang kunyit sebanyak 250 mg dan air 60 ml selama 7 hari berturut-turut
untuk hasil yang maksimal.
82
Menurut Teori Diana Safitri dan Muhammad Nurman (2020). Kandungan
utama Rimpang kunyit berupa kurkuminoid, minyak atsiri, lemak, karbohidrat,
protein,vitamin C,karoten,dan garam-garam mineral. Dan kandungan ini
membuat nafsu makan bertambah , dan mengurangi rasa nyeri pada ulu hati.
Menurut Teori Nabila Salwa Raehana (2021) kunyit mengandung beberapa zat
yang menjadi kandungan utama yaitu kurkuminoid dan miyak atsiri serta
kandungan zat lainnya, kalsium, fosfor, zat besi, pati, lemak, protein, resin dan
damar. Berbagai efek farmakologis dari kunyit yaitu sebagai berikut
antiinflamasi, antioksidan, antibakteri, antivirus, antifungsi, antimalaria,
antikarsinogen dan penyembuhan luka.
83
keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan
(Muhlisin,2019).
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang dilakukan terhadap Ny. A dengan masalah gastritis
di Koto Panjang Ikur Koto Kec. Koto Tangah Kota Padang dan evidance based
terapi perasan air kunyit terhadap rasa nyeri pada penderita gastriris, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada pengkajian keperawatan didapatkan kondisi klien yaitu klien mengeluh
nyeri ulu hati, klien mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul, klien
mengatakan nyeri ketika telat makan, klien tampak meringis, skala nyeri 6,
pada pemeriksaan tanda – tanda vital didapatkan TD : 110/70mmHg, N :
98x/m , S: 36,7⁰c, RR : 22x/m.
2. Pada perumusan diagnosa keperawatan ,diagnosa keperawatan yang diangkat
sesuai dengan teori yang ada, dari 7 diagnosa keperawatan yang terdapat
diteori ada 3 diagnosa keperawatan yang diangkat sesuai dengan respon
pasien. Dari 3 diagnosa yang didapatkan berdasarkan respon pasien, terdapat
1 diagnosa yang dijadikan skala prioritas. Adapun diagnosa yang diangkat
sebagai skala prioritas adalah nyeri akut b/d agen pencidera biologis.
3. Pada tahap intervensi keperawatan yang dilakukan adalah yang sesuai dengan
teori yang ada .
4. Dari analisis EBN terapi perasan air kunyit terhadap pernurunan rasa nyeri
pada penderita gastritis yang dilakukan ,dapat disimpulkan bahwa Evidance
based ini mampu mengurangi nyeri lambung.
5. Setelah dilakukan analisis EBN, maka penulis merekomendasikan agar terapi
perasan air kunyit dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
penatalaksanaan nonfarmakologi dalam menurunkan nyeri lambung dengan
penyakit gastritis dirumah.
B. Saran
1. Bagi Teoritis
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu keperawatan mengenai perawatan pada dewasa muda yang
mengalami masalah gastritis dengan terapi perasan air kunyit untuk
menurunkan nyeri lambung.
2. Bagi Penulis Selanjutnya
Disarankan kepada para penulis selanjutnya yang tertarik untuk melakukan
penelitian tentang masalah nyeri pada gastritis agar dapat meneliti lebih lanjut
tentang tindakan keperawatan yang dapat mengatasi nyeri lambung pada
keluarga. Penulis lanjutan dapat menggunakan variabel lain yang berkaitan
dengan terapi nonfarmakologis yang bisa diterapkan untuk menurukan nyeri
pada keluarga dengan gastritis.
3. Bagi Institusi
Di harapkan bisa mengaktifkan keterampilan mahasiswa untuk melakukan
terapi perasan air kunyit,sehingga dalam praktek lapangan mahasiswa dapat
menganalisis terapi perasan air kunyit melalui penyuluhan atau pendidikan
kesehatan yang baik pada keluarga untuk menambah pengetahuan keluarga
untuk menurunkan rasa nyeri yang dialami keluarga dengan kasus gastritis.
4. Bagi Masyarakat
Di harapkan dapat menjadi bahan masukan dan menambah referensi bagi
masyarakat untuk menambahkan pengetahuan tentang terapi perasan air
kunyit untuk menurunkan nyeri pada gastritis.
86
ANALISIS PICO
NIM : 21131141
A. Pertanyaan Klinis
Apakah Intervensi Pengaruh Konsumsi Perasan Air Kunyit Dapat
Menurunkan Rasa Nyeri Pada Penderita Gastritis ?
Tabel Analisa PICO
C (Comparasion)
87
O (Outcome) Nyeri pada penderita Perasan air
gastritis menurun. kunyit,gastritis,nyeri.
88
sebanyak 20 orang. Dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling.
89
signifikan ≤0,05 maka Ha diterima yaitu
ada pengaruh perasan air kunyit terhadap
rasa nyeri penderita.
Kelemahan :
90
Prosedur tindakan Langkah 1 : Persiapan alat
91
Melakukan pengukuran nyeri pada
responden dengan skala Numeric
Rating Scale (NRS).
ANALISIS PICO
NIM : 21131141
A. Pertanyaan Klinis
92
Apakah Intervensi dari Implementasi parutan kunyit untuk
mengurangi nyeri pasien gastritis ?
C (Comparison) - -
93
gastritis dapat menurun.
94
kelompok P1,P2,P3 dan P4 dibandingkan dengan K dan P4
dibandingkan dengan P3,P2,P1 menunjukkan hasil yang
signifikan (p<0,05) sedangkan P3 dibandingkan dengan P2
dan P1 menunjukkan hasil tidak signifikan (p>0,05).
95
Rimpang kunyit 5 dosis 250mg
Air hangat 60 ml
Parutan kunyit
Langkah 2 : Tahap Orientasi
96
ANALISIS PICO
Nama Mahasiswa : Febri Muthia
Nim : 21131141
97
Analisis Singkat Artikel
C (Comparison) - -
98
D. Temuan Penelusuran EBN
Judul Artikel : “ Penatalaksanaan Manajemen Nyeri: Relaksasi Otogenik
Dan
Pemberian Perasan Air Kunyit Dengan Masalah Keperawatan Nyeri
Pada Pasien Gastritis Di Desa Nguter “.
Referensi : Nurul Fajriyaha, Deden Dermawan
Mahasiswa Program Studi Diploma Tiga Keperawatan Politeknik
Kesehatan Bhakti Mulia,Sukoharjo Dosen Program Studi Diploma Tiga
Keperawatan Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia,Sukoharjo
nurul fajriyah281198@Gmail.Com , Deden_Abm@Yahoo.Co.Id
.
Analisis Singkat Artikel
99
keperawatan, lembar observasi, Standart Operational
Prosedur. Cara pengumpulan data observasi,
wawancara,pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.
Analisis penelitian dengan menggunakan collecting data,
reduction data,display data dan verifikasi data.
Hasil luas wilayah desa nguter sekitar 5.49 ha. desa nguter terdiri
dari 9 dukuh. Jumlah penduduk desa nguter tahun 2019
berjumlah 6.307 jiwa dengan laki-laki 3.171 jiwa dan
perempuan 3. 136
jiwa. desa nguter telah ditetapkan sebagai sentra industri
jamu sekaligus kampung jamu di kabupaten sukoharjo.
pelayanan kesehatan yang terdapat di wilayah desa nguter
meliputi
puskesmas, bidan desa, dan dokter umum. prevelensi
angka kejadian gastritis sendiri di desa nguter sebanyak 63
orang
100
Peneliti tidak menggambarkan waktu pelaksanaan
pemberian perasan air kunyit.
101
rimpang kunyit dengan berat 250mg .
Lalu tambahkan air hangat 60ml .
Lalu campurkan kunyit yang telah di parut seberat
250mg dengan air hangat 60ml
Minum ekstrak perasan air kunyit setiap pagi dan
malam sebelum makan.
Lakukan terapi ini selama 7 hari berturut-turut
diberikan sebelum makan 2 kali sehari,pagi dan
sore setelah makan.
102
103
104
105
106
107
108
109