Anda di halaman 1dari 127

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN NY.

D DENGAN
HIPERTENSI DI DUSUN SUSUKAN KIDUL DESA GLADAG KECAMATAN
ROGOJAMPI KABUPATEN BANYUWANGI 2021

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Keluarga Profesi Ners yang Diampu Oleh
Ina Andriatul.,S.Kep..M.PH

Oleh :
Nama : SRI ASTUTIK
NIM : 202004101

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Keluarga pada Ny. D dengan Hipertensi di


Dusun Susukan Kidul Desa Gladag Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi Tahun
2021

SRI ASTUTIK
202004101

Laporan ini telah disetujui


Pada Tanggal,……

Oleh
Pembimbing

Ina Adriatul.,S..Kep..M.PH
NIP:197507222006042011

Mengetahui
Ketua Program Studi Profesi Ners

Ns. Fajri Andi R. M.Kep


NIDN.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan hidayat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga
pada pasien Ny. D dengan Hipertensi di Dusun Susukan Kidul Desa Gladag Kecamatan
Rogojampi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021”, sebagai syarat untuk memenuhi tugas
keperawatan keluarga PKMD Profesi Ners STIKES Banyuwangi.
Dalam hal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. DR. H. Soekardjo selaku Ketua STIKES Banyuwangi.
2. Ns Fajri S.Kep.,M.Kep selaku Ka. Prodi Profesi Ners Keperawatan STIKES Banyuwangi.
3. Ina AdriatuL.. S. Kep., M.PH selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini.
4. Ny. D yang sudah berkenan menjadi KK binaan keluarga penulis sehingga laporan ini dapat
terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
5. Orang tua tercinta yang telah memberikan motivasi, doa dan dukungan.
6. Teman teman seperjuangan profesi ners STIKES Banyuwangi, dan seluruh pihak yang
membantu menyelesaikan laporan ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas segala amal baik yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa laporan inimasih banyak kekurangan dalam penulisan,
penyusunan ataupun penyajian materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sebagai bahan penyempurna penyusunan laporan berikutnya dan semoga laporan ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Banyuwangi, November 2021
Penulis

SRI ASTUTIK
202004101

DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan salah satu elemen terkecil dari masyarakat. Keberadaan

keluarga di masyarakat akan menentukan perkembangan masyarakat. Keluarga menjadi

tempat sentral bagi pertumbuhan dan perkembangan individu, sehingga keluarga menjadi

salah satu aspek terpenting dari keperawatan. Secara empiris disadari bahwa kesehatan para

anggota keluarga dan kualitas kesehatan keluarga mempunyai hubungan yang erat, akan

tetapi hingga saat ini masih sangat sedikit perhatian yang diberikan pada keluarga sebagai

objek dari studi yang sistematis dalam bidang keperawatan. Keluarga di Indonesia

mengalami masalah pada pertumbuhan dan perkembangan keluarga serta permasalahan

keluarga yang beresiko ataupun rentan terhadap permasalahan kesehatan (Susanto, 2012).

Masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi kesehatan keluarga salah satunya yaitu

hipertensi.

Hipertensi adalah keadaan di mana tekanan darah mengalami peningkatan yang

memberikan gejala berlanjut pada suatu organ target di tubuh. Hal ini dapat menimbulkan

kerusakan yang lebih berat, misalnya stroke (terjadi pada otak dan menyebabkan kematian

yang cukup tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi kerusakan pembuluh darah jantung),

dan hipertrofi ventrikel kiri (terjadi pada otot jantung). Hipertensi juga dapat menyebabkan

penyakit gagal ginjal, penyakit pembuluh lain dan penyakit lainnya (Syahrini et al., 2012).

Umumnya penyakit hipertensi terjadi pada orang yang sudah berusia lebih dari 40 tahun.

Penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala yang nyata dan pada stadium awal belum

menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatan penderitanya (Gunawan, 2012). Hal ini

serupa seperti yang dikemukakan oleh Yogiantoro (2006), hipertensi tidak mempunyai gejala

khusus sehingga sering tidak disadari oleh penderitanya.


Menurut WHO diperkirakan 7,5 juta kematian disebabkan oleh tekanan darah tinggi.

Pada tahun 1980 jumlah orang dengan hipertensi ditemukan sebanyak 600 juta dan

mengalami peningkatan menjadi hampir 1 milyar pada tahun 2008 (WHO, 2013). Hasil riset

WHO pada tahun 2007 menetapkan hipertensi pada peringkat tiga sebagai faktor resiko

penyebab kematian dunia. Hipertensi telah menyebabkan 62% kasus stroke, 49% serangan

jantung setiap tahunnya (Corwin, 2007). Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil riset

kesehatan tahun 2007 diketahui bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yaitu

rata-rata 3,17% dari total penduduk dewasa. Hal ini berarti dari 3 orang dewasa, terdapat 1

orang yang menderita hipertensi (Riskesdas, 2008). Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Riskesdas menemukan prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 25,8%.

Daerah Bangka Belitung menjadi daerah dengan prevalensi hipertensi yang tertinggi yaitu

sebesar 30,9%, kemudian diikuti oleh Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur

(29,6%) dan Jawa Barat (29,4%) (Riskesdas, 2013).

Tekanan darah tinggi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya

adalah stres. Stres merupakan suatu respon nonspesifik dari tubuh terhadap setiap tekanan

atau tuntutan yang mungkin muncul, baik dari kondisi yang menyenangkan maupun tidak

menyenangkan (Sadock & Sadock, 2003). Stres dapat memicu timbulnya hipertensi melalui

aktivasi sistem saraf simpatis yang mengakibatkan naiknya tekanan darah secara intermiten

(tidak menentu) (Andria, 2013). Pada saat seseorang mengalami stres, hormon adrenalin akan

dilepaskan dan kemudian akan meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri

(vasokontriksi) dan peningkatan denyut jantung. Apabila stres berlanjut, tekanan darah akan

tetap tinggi sehingga orang tersebut akan mengalami hipertensi (South,2014).


Peran keluarga sangatlah penting, apakah keluarga mengetahui tentang penyakit

hipertensi, cara mencegah ataupun mengobatinya di rumah. Peran perawat adalah

memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang

mengalami hipertensi untuk mencegah terjadinya masalah yang lebih lanjut. Pelayanan

keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di tempat tinggal

klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal – hal yang

terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang melakukan keperawatan di rumah

bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit

dan pemeliharaan kesehatan. Dalam upaya perawatan ini perawat melaksanakan suatu

asuhan keperawatan dengan memperhatikan klien secara menyeluruh baik fisik, mental,

sosial maupun spiritual, dimana perawat harus selalu berusaha untuk meningkatkan mutu

pelayanan dalam proses pertumbuhan dan pemulihan klien (Brunner & Suddarth, 2013).

Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk

memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga pada

keluarga yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori

keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai pendekatan.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis mengambil inisiatif untuk menyusun

laporan komprehensif ini dengan mengambil judul “ Asuhan keperawatan keluarga Ny.D

dengan Hipertensi di wilayah kerja puskesmas Gladag.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi diwilayah kerja

puskesmas Gladag Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi?

1.3 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan keluarga

yang telah diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan asuhan

keperawatan keluarga pada Ny. D dengan Hipertensi di Dusun Susukan Lor Desa

Gladag Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021.

1.2.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keluarga pada Ny. D dengan

Hipertensi di Dusun Susukan Kidul Desa Gladag Kecamatan Rogojampi Kabupaten

Banyuwangi Tahun 2021.

1. Mahasiswa mampu menetapkan diagnosa yang tepat pada Ny. D dengan

Hipertensi di Dusun Susukan Kidul Desa Gladag Kecamatan Rogojampi

Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021.

2. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan (intervensi) yang tepat

pada Ny. D dengan Hipertensi di Dusun Susukan Lor Desa Gladag Kecamatan

Rogojampi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021.

3. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan (implementasi) yang tepat

pada Ny. D dengan Hipertensi di Dusun Susukan Kidul Desa Gladag Kecamatan

Rogojampi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021.

4. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dari tindakan keperawatan yang sudah di

lakukan pada pada Ny. D dengan Hipertensi di Dusun Susukan Kidul Desa

Gladag Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2021.

1.4 Manfaat Penelitian

1.3.1 Bagi Mahasiswa


Salah satu media untuk mengaplikasikan konsep asuhan keperawatan keluarga

secara nyata, meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam

menghadapi dinamika keluarga dan meningkatkan keterampilan komunikasi,

kemandirian, dan hubungan interpersonal.

1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model praktik

keperawatan keluarga selanjutnya.

1.3.3 Bagi Keluarga Binaan

Keluarga mampu menyelesaikan masalah kesehatannya secara mandiri sehingga

mampu meningkatkan status kesehatan individu dan keluarga.

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Definisi Keluarga

Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai

peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat. Dari

keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik


diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh karena itu,

keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan

kesehatan karena masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan saling

mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi

juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya.

Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan

sosial masyarakat. Berikut ini definisi keluarga menurut beberapa ahli dalam (Jhonson

R, 2010)  :

1.      Raisner

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dan dua orang atau lebih masing –

masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, kakak, dan

nenek.

2.      Duval

Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan

perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional

serta sosial dari setiap anggota keluarga.

3.      Spradley dan alllender

Satu atau lebih yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan

mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.

4.      Departemen Kesehatan RI
Keluarga merupakan unti terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah

satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

a)      Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan

atau adopsi.

b)      Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap

memperhatikan satu sama lain.

c)      Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masih – masing mempunyai

peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik.

d)     Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan

perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2.1.2     Tipe atau bentuk keluarga

Gambaran tentang pembagian Tipe Keluarga sangat beraneka ragam, tergantung

pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan, namun secara umum

pembagian Tipe Keluarga dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1.      Pengelompokan secara Tradisional

Secara Tradisional, Tipe Keluarga dapat dikelompokkan dalam 2 macam, yaitu :

a)      Nuclear Family (Keluarga Inti)

Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh

dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

b)      Extended Family (Keluarga Besar)


Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih

mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi.

2.      Pengelompokan secara Modern

Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa

individualism, maka tipe keluarga Modern dapat dikelompokkan menjadi beberapa

macam, diantaranya :

a     Tradisional Nuclear

Adalah : Keluarga INTI (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal dalam satu rumah yang

ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, dimana salah

satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

b      Niddle Age/Aging Couple

Adalah : suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri di rmah atau

kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan anak-anak sudah meninggalkan rumah

karena sekolah/menikah/meniti karier.

c      Dyadic Nuclear

Adalah : suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak mempunyai

anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar umah.

d     Single Parent

Adalah : keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai akibat perceraian

atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar

rumah.

e)      Dual Carrier
Adalah : Keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang karier dan tanpa

memiliki anak.

f)        Three Generation

Adalah : keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu

rumah.

g)      Comunal

Adalah : keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan suamiistri atau

lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan

fasilitas.

h)      Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation

Adalah : keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa

ikatan perkawinan.

i)        Composite /Keluarga Berkomposisi

Adalah : sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara

bersama-sama dalam satu rumah.

j)        Gay and Lesbian Family

Adalah : keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.

2.1.3.      Peranan keluarga  

          Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan

pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dan keluarga, kelompok

dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai

berikut
1.      Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak, berperan sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,

sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkunganya.

2.      Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak – anaknya,

pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial serta sebagai

anggota masyarakat di lingkungannya, disamping itu juga ibu perperan sebagai

pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3.      Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

2.1.4       Tugas keluarga

Pada dasarnya ada delapan tugas pokok keluarga, tugas pokok tersebut ialah :

1.      Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.

2.      Pemeliharaan sumber – sumber daya yang ada dalam keluarga.

3.      Pembagian tugas masing – masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya

masing – masing.

4.      Sosialisasi antar anggota keluarga.

5.      Pengaturan jumlah anggota keluarga.

6.      Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

7.      Membangkitkan dorongan dan semangat pada anggota keluarga.

2.1.5       Stuktur keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu keluarga itu

melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-macam Struktur Keluarga

diantaranya adalah :

1.      Patrilineal

Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

2.      Matrilineal

Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3.      Matrilokal

Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

4.      Patrilokal

Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

5.      Keluarga Kawin  

Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan

beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan

dengan suami atau istri.

2.1.6.       Fungsi keluarga menurut friedmen (2010) sebagai berikut :

1.      Fungsi afektif

Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu untuk

mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain.

2.      Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk

berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan

orang lain di luar rumah.

3.      Fungsi reproduksi

Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan

keluarga.

4.      Fungsi ekonomi.

Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan

tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan

penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.

5.      Fungsi pemeliharaan kesehatan

Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar

tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

2.1.7      Tugas keluarga dalam bidang kesehatan

Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan, keluarga

mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan

dilakukan, yaitu :

1.      Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.

2.      Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.

3.      Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu

membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda.

4.      Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.


5.      Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

2.2.8 Tahapan Keluarga

Tahap 1 : Keluarga Baru

Tahap pertama sebuah keluarga dimulai pada saat seorang laki-laki dan seorang

perempuan membentuk keluarga melalui proses perkawinan. Setelah menikah, mereka

berdua mulai diakui sebagai sebuah keluarga yang eksis di tengah kehidupan

masyarakat.

Tahap 2 : Keluarga dengan Kelahiran Anak Pertama

Keluarga baru yang sudah terbentuk, akan mulai mengalami perubahan ketika

sudah terjadi kehamilan. Ada yang mulai berubah dalam interaksi di antara suami dan

istri karena hadirnya "pihak ketiga" berupa janin yang harus dijaga dan dirawat oleh

mereka berdua.

Tahap 3 : Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah

Tahap ketiga sebuah keluarga dimulai ketika anak pertama melewati usia 2,5

tahun, dan berakhir saat ia berusia 5 tahun. Pada rentang waktu sekitar 2,5 tahun ini,

ada hal yang spesifik pada sebuah keluarga. Anak pertama mereka sudah mulai menjadi

balita yang mungil, imut dan lucu, dengan segala tingkah polahnya.

Tahap 4 : Keluarga dengan Anak-anak Sekolah


Tahap keempat dalam kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama mulai

berumur 6 tahun, berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Anak pertama mulai

masuk Sekolah Dasar, maka orangtua harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak

pada usia sekolah tersebut.

Tahap 5 : Keluarga dengan Anak Remaja

Tahap kelima kehidupan sebuah keluarga dimulai ketika anak pertama mencapai

umur 13 tahun, berlangsung sampai 6 atau 7 tahun kemudian ketika anak pertama

berumur 19 atau 20 tahun.

Tahap 6 : Keluarga dengan Anak Dewasa

Tahap keenam dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah, berakhir pada

saat anak terakhir meninggalkan rumah sehingga rumah menjadi kosong. Maka disebut

sebagai Launching Family, karena ada peristiwa "pelepasan" anak meninggalkan rumah

induk. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada tidaknya anak yang belum

berkeluarga serta tetap tinggal bersama orangtua.

Tahap 7 : Keluarga Usia Pertengahan 

Tahap ketujuh dalam kehidupan sebuah keluarga dimulai saat anak yang terakhir

telah meninggalkan rumah, dan tahap ini berakhir saat masa pensiun kerja atau salah

satu dari suami atau istri meninggal dunia. Pada tahap sebelumnya, masih ada anak

yang ikut bersama orangtua, pada tahap ini sudah tidak ada lagi anak yang tinggal

bersama mereka.
Tahap 8 : Keluarga Orangtua Usia Lanjut

Tahap kedelapan yang menjadi tahap terakhir dari perjalanan sebuah keluarga,

dimulai ketika salah satu dari suami dan istri atau keduanya sudah mulai pensiun kerja,

sampai salah satu atau keduanya meninggal dunia.

2.2.9 Diagnosa keperawatan keluarga

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.

Intervensi :

1. berikan informasi tentang pengertian, penyebab, tanda gejala,

komplikasi,serta penanganannya.

2. Identifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.

3. Dorong sikap emosi yang sehat dalam mengatasi masalah keluarga.

4. Beri penjelasan tentang keuntungan mengenal masalah-masalah kesehatan.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tidakan

kesehatan yang tepat.

1. Musyawarah bersama keluarga mengenai akibat – akibat bila mereka tidak

mengambil keputusan.

2. Perkenalkan kepada keluarga tentang alternatif yang dapat mereka pilih dan

sumber – sumber yang di perlukan untuk melakukan tindakan keperawatan.

3. Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

Intervensi:

1. Beri penjelasan keluarga cara perawatan anggota keluarga yang sakit.


2. Gunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.

3. Awasi keluarga melakukan perawatan.

4. Bantu anggota mengembangkan kesanggupan dalam merawat anggota keluarga

yang sakit.

d. ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat

mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga.

1. Modifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.

2. Beri penjelasan tentang keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan

rumah.

3. Gali sumber – sumber keluarga yang mendukung memperbaiki keadaan fisik

rumah yang tidak sehat.

4. Berikan penjelasan kepada keluarga pentingnya sanitasi lingkungan.

5. Lakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

6. Modifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.

7. Beri penjelasan tentang keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan

rumah.

8. Gali sumber – sumber keluarga yang mendukung memperbaiki keadaan fisik

rumah yang tidak sehat.

9. Berikan penjelasan kepada keluarga pentingnya sanitasi lingkungan.

10. Lakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber daya di masyarakat guna

memelihara kesehatan.

Intervensi:
1. Kenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga.

2. Berikan penjelasan kepada keluarga tentang fungsi fasilitas kesehatan.

3. Bantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

4. Beri penjelasan tentang keuntungan menggunakan fasilitas kesehatan bagi

keluarga.
2.2 Konsep Hipertensi

2.2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg

(Nurarif, 2015:102).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit dengan tanda

adanya gangguan tekanan darah sistolik maupun diastolik yang naik di

atas tekanan darah normal (Masriadi, 2016:361).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Hipertensi

merupakan gangguan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan

tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.

2.2.2 Etiologi

Penyebab terjadinya hipertensi adalah terdiri dari berbagai faktor,

diantaranya Reeves & Lockhart, mengemukakan bahwa faktor-faktor

resiko yang dapat menyebabkan hipertensi adalah stess, obesitas, usia,

nutrisi, merokok. Faktor ginetik dianggap penting sebagai sebab

timbulnya hipertensi. Hipertensi digolongkan dua jenis, penyebab, dan

tingkat keparahanya yaitu :

a. Hiprtensi primer (esensial).

Hipertensi esensial (primer) adalah hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya. Hilangnya elastisitas dinding pada pembuluh darah

adalah fitus esensial yang ditandai dengan hipertensi. Dan 95% faktor

ini dipengaruhi oleh ginetik (Joyce M. Black,2014:903-905).

b. Hipertensi sekunder (renal)


Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang sudah terdeteksi. dan

penyebab utama hipertensi sekunder menimbulkan keluhan penyakit

penyakit endokrin, gagal ginjal, koartosio aorta, dan obat-obatan. Dan

hipertensi renal ini berhubungan dengan kehamilan (Joyce M.

Black,2014:903-905).

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :

1) Hipertensi dimana dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar

dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar

dari 90 mmHg.

2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar

dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90

mmHg.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya

perubahan-perubahan pada :

1) Elastisitas dinding aorta menurun.

2) Katupmenebal dan menjadi kaku.

3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun

sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah

menurun.

4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena

kekurangan efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.

5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

Secara klinis derajat hipertensi dapat di kelompokan sebagai berikut :


Sistolik Diastolik
No Kategori
(mmHg) (mmHg)

1. Optimal <120 <80

2. Normal 120 – 129 80 -84

3. High normal 130 – 139 85 – 89

Hipertensi grade 1
4. 140 – 159 90 – 99
(ringan)

5. grade 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109

6. Grade 3 (berat) 180 – 209 100 – 119

7. Grade 4 (Sangat berat) >120 >120

Tekanan darah normal (normotensi) sangat dibutuhkan untuk

mengalihkan darah keseluruh tubuh yaitu untuk mengangkut oksigen

dan zat-zat gizi. Bedasarkan diastol dan sistol (Hardhi

Kusuma,2012:238).

2.2.3 Patofisiologi

Menurut Smeltzer & Bare menyatakan bahwa mekanisme yang

mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat

vasomotor pada medula oblongata di otak dimana dari vasomotor ini

mulai syaraf simpatik yang berlanjut kebawah korda spinalis dan keluar

dari kolomna medula ke genglia simpatik di torax dan abdomen,

merangsang pusat vasomotor dan dihantarkan dalam bentu impuls. Di

dalam tubuh terdapat system yang berfungsi mencegah perubahan


tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang

berusaha untuk mempertahankan stabilan tekanan darah dalam jangka

panjang reflek kardiovaskuler melalui sistem saraf termasuk sistem

kontrol yang beraksi segera (Sharif, 244:2012).

Empat sistem kontrol yang memainkan peran utama dalam menjaga

tekanan darah timggi adalah : (1) sistem baroreseptor dan kemereseptor

arteri (2) Pengaturan volume cairan tubuh (3) sistem renin-angiotensin

(4) auteregulasi vaskular. Baroreseptor dan kemereseptor arteri bekerja

secara reflek untuk mengontrol tekanan darah (lihat Figur A&P12-5

dalam ulasan Anatomi dan fisiologi). Baroreseptor, reseptor

berpenganngan utama, ditemukan disinus karotis, aorta, dan dinding bilik

jantung kiri.

Kemereseptor berada medula dan tubuh karotis dan aorta, sensitif

terhadap perubahan dan konsentrasi oksigen, karbon dioksida dan ion

hidrogen (pH) dalam darah. Penurunan konsentrasi oksigen arteri atau

(pH) dan menyebabkaan kenaikan refleksi pada tekanan, sementara

kenaikan konsentrasi karbon karbon dioksida menyebabkan penurunan

tekanan darah (Joyce M, Black,2014:904).


2.2.4 Pathway
Faktor predisposisi; usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang olahraga, genetik,
alkohol, konsentrasi garam, obesitas, jantung, dan ginja.

Hipertensi

Pembuluh
darah
Ginjal Otak Jantung
Terjadi
Tekanan sistemik peningkatan
darah meningkat tekanan darah
Vasokontriksi
Retensi pembuluh Kerja dan sampai
pembuluh darah
darah ke otak jantung dada berdebar-
ginjal
meningkat meningkat debar
Beban kerja
jantung
meningkat Aliran darah
meningkat Peningkatan TIK Vasokontriksi

Perubahan
Aliran darah makin cepat situasi
Respon RAA
keseluruh tubuh sedangkan Nyeri Afterload
nutrisi dalam sel sudah kepala
mencukupi kebutuhan
Merangsang
Informasi
aldosteron
yang minim
Keruskan vaskuler Fatigue
pembuluh darah

Retensi Na
Intoleransi aktivitas
Perubahan struktur
Ansietas
pembuluh darah
edema

Vasokontrksi afterload
meningkat
Hipervolemia

Penurunan curah
jantung Resiko penurunan
curah jantung
Gambar 2 1 pathway hipertensi berdasarkan Awan (2015) dan Nurarif (2016)

2.2.5 Manifestasi Klinis

Gambaran klinis penyakit hipertensi umunya adalah gejala organ

yang terganggu adanya nyeri dada, sesak nafas pada gangguan jantung

dan diseksi aorta, mata kabur dan odema pada pupil mata, sakit kepala

hebat gangguan kesadaran dan lateralisasai pada gangguan otak (Hardhi

Kusuma, 2013:214).

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi sebagai berikut

diantaranya adalah :

a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkandengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh

dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan

pernah terdiagnosa jika arteri tidak terukur.

b. Gejala yang lazim

Sering dikatakan gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi

nyeri kepala, dan terjadi pada usia tua, akan tetapi bila pada usia

muda memiliki kebiasaan merokok dan juga minum berakohol maka

akan menyebabkan penyakit darah tinggi (Hardi Kusuma,2012:238).

c. Beberapa pasien yang menderita hipetensi yaitu :

1) Mengeluh sakit kepala

2) Lemas dan merasa kelelahan


3) Sesak nafas

4) Gelisah

5) Mual

6) Muntah

7) Epistaksis

8) Kesadaran menurun

9) Muka pucat

10) Suhu tubuh rendah (Amin Huda Nurarif,2015:103)

2.2.6 Komplikasi

Hipertensi merupakan faktor resiko untuk terjadinya segala bentuk

menifestasi klinis dari aterosklorosis. Hipertensi dapat meningkatkan

untuk terjadinya kejadian kardiovaskular dan kerusakan organ target,

baik langsung maupun tidak langsung. Mortalitas meningkat dua kali

setiap kenaikan tekanan darah sebesar 20/10 mmHg. Tekanan darah yang

meningkat dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan

parenkim ginjal. Berikut komplikasi hipertensi yang dapat timbul atau

menyertai penyakit hipertensi sebagai berikut :

1. Penyakit stroke

Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya

pembuluh darah otak. Strok merupakan kematian jaringan otak yang

terjadi karena kurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.

2. Gagal jantung

Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat

untuk memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot jantung


kiri sehinga jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot

jantung kiri disebabkan kerja keras jantung untuk memompa darah.

3. Gagal ginjal

Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal

tertekan dan akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak, dan

akibatnya fungsi ginjal menurun sehingga mengalami gagal ginjal.

4. Penyakit arteri koronia

Penggumpalan yang terbentuk dipercabangan arteri, yang menuju

arah koronia kanan dan kiri, aliran darah menuju distal bisa

mengalami obstruksi permanen atau sementara. (Siti Setiati, 2014 :

2292).

2.2.7 Penatalaksaan

A. Penatalaksaan Medis

Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah

mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan

mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90

mmHg. Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat Hipertensi,

komplikasi biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan

terapi farmakologi yaitu tergantung tingkat keparahan hipertensi dan

kondisi pasien (seperti adanya penyakit lain yang di derita) obat

antihipertensi perlu di mulai berdasarkan pada dua kriteria yaitu

tingkat tekanan darah sistolik dan diastolik, serta tingkata resiko

kardiovaskular obat-obat yang biasa di gunakan yaitu: diuretic

(thiazid), ACE inhibitor, Beta bloker, kalsium antagonis, alfa bloker,


alfa beta bloker, angiotensin reseptor bloker dan vasodilator. Dan

terapi pengobatan nonfarmakologis, termasuk penurunan berat badan,

pembatasan alkohol, natrium dan tembakau; latihan relaksasi

merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi

anti-Hipertensi. Apabila  pada penderita Hipertensi ringan berada

dalam risiko tinggi (pria perokok) atau bila tekanan darah  diastoliknya

menetap, diatas 85 atau 95 mmHg dan siastoliknya diatas 130 sampai

diatas 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-obatan (Smeltzer,

2010)

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan keluarga

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh

perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) yang memakai

patokan norma-norma kesehatan pribadi maupun sosial serta integritas

dan kesanggupan untuk mengatasi masalah

Pengumpulan data

Pengkajian data yang dikumpulkan (Notoadmojo, 2010) adalah

1. Data umum

a. Identitas kepala keluarga

b. Komposisi keluarga

c. Genogram

d. Tipe keluarga

e. Latar belakang keluarga (etnis)


f. Agama

2. Status Sosial Ekonomi

Status ekonomi rendah menunjukan beresiko potensial

mengalami hipertensi di hubungkan dengan status kesehatan yang

buruk hal tersebut terkait dengan gaya hidup, dan kualitas diet yang

rendah atau kurang sehat.

3. Aktivitas rekreasi keluarga

Aktifitas keluarga yang di lakukan oleh seluruh anggota

keluarga yang tinggal serumah sangatlah penting di karenakan

rekreasi, bersenang senang, bercengkrama dengan keluarga dapat

menekan stress sehingga potensi terjadi penyakit Hipertensi dapat di

tekan

4. Tahap dan riwayat perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

c. Riwayat keluarga sebelumnya

5. Data lingkungan

a. Karakteristik rumah

b. Karakteristik lingkungan komunitas

c. Mobilitas geografis keluarga

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi sosial keluarga

e. Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga

2. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi
b. Struktur kekuasaan

c. Struktur peran

d. Nilai dan normal keluarga

6. Pemeriksaan fisik

Yaitu pemeriksaan yang menggunakan pendekatan ”Head to toe” .

7. Koping keluarga

a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang

b. Kemampuan keluarga untuk berespon terhadap situasi atau stressor

c. Penggunaan strategi koping

Kemampuan pribadi dan dukungan keluarga untuk memberikan

koping yang baik adalah cara untuk menekan penyakit hipertensi,

karena koping yang baik dapat menkan stress pada klien ang

mempunyai hipertensi

d. Strategi adaptasi disfungsional

2.3.2 Analisa data

Dalam menganalisa ada tiga norma yang perlu diperhatikan dalam

melihat perkembangan keluarga antara lain :

1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga

2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan

3) Karakter keluarga

2.3.3 Rumusan Masalah

Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah

keperawatan keluarga, perumusan masalah kesehatan dan keperawatan

yang diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang


didasarkan pada analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat

dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan

tentang masalah keperawatan keluarga (Effendy, 2010)

Dalam penyusunan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga harus didasarkan pada beberapa kriteria yaitu :

1) Sifat masalah yang dikelompokkan menjadi aktual, resiko dan

potencial

2) Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah kemungkinan

kebersihan untuk mengurangi masalah atau mencegah masalah

bila dilakukan intervensi keperawatan dan kesehatan.

3) Potensial masalah untuk dicegah adalah sifat dan beratnya

masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah

melalui tindakan keperawatan atau kesehatan.

4) Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai

masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi

melalui intervensi keperawatan atau kesehatan.Menentukan

prioritas diangnosa keperawatan keluarga, perlu disusun skala

prioritas dengan teknik skoring sebagai berikut

2.3.4 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan hipertensi yang muncul menurut (Doenges,

2000 ; Nathea, 2008) adalah sebagai berikut:

1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan

vasokontriksi pembuluh darah.


2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,

ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler

serebral.

4. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan berlebih sehubungan dengan kebutuhan metabolik.

5. Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping

tidak efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistik.

6. Kurang pengetahuan mengenai konndisi penyakitnya berhubungan

dengan kurangnya informasi.

2.3.5 Intervensi Keperawatan

1. Tahap setelah kita melakukan pengkajian adalah perencanaan

keperawatan sebagai pedoman untuk memberikan tindakan perawatan

pada seseorang berdasarkan diagnosa perawatan yang muncul. Resiko

tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi

pembuluh darah.

Intervensi:

a. Observasi tekanan darah

Rasional : Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang

lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vaskuler.

b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer

Rasional: Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis

mungkin teramati/palpasi. Dunyut pada tungkai mungkin menurun,

mencerminkan efek dari vasokontriksi.


c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.

Rasional : S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena

adanya hipertropi atrium, perkembangan S3 menunjukan hipertropi

ventrikel dan kerusakan fungsi, adanya krakels, mengi dapat

mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau

gagal jantung kronik).

d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa

pengisian kapiler.

Rasional : Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian

kapiler lambat mencerminkan dekompensasi/penurunan curah

jantung.

e. Catat adanya demam umum/tertentu.

Rasional: dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan

ginjal atau vaskuler.

f. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang, kurangi

aktivitas/keributan ligkungan, batasi jumlah pengunjung dan

lamanya tinggal.

Rasional: membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis,

meningkatkan relaksasi.

g. Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan

distraksi.

Rasional: Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan

stress, membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan tekanan

darah.
h. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi anti

hipertensi, diuretik.

Rasional: Menurunkan tekanan darah.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,

ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.

a. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunakan

parameter: frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat,

catat peningkatan TD, dipsnea, atau nyeri dada, kelelahan berat dan

kelemahan, berkeringat, pusing atau pingsan.

Rasional: Parameter menunjukan respon fisiologis pasien

terhadap stress, aktivitas dan indikator derajat pengaruh kelebihan

kerja/jantung.

b. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh:

penurunan kelemahan/kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi,

peningkatan perhatian pada aktivitas dan perawatan diri.

Rasional: Stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk

memajukan tingkat aktivitas individual.

c. Dorong memajukan aktivitas/toleransi perawatan diri. (Konsumsi

oksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat meningkatkan

jumlah oksigen yang ada.

Rasional: Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan

tiba-tiba pada kerja jantung.


d. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan

penggunaan kursi mandi, menyikat gigi/rambut dengan duduk dan

sebagainya.

Rasional: teknik penghematan energi menurunkan

penggunaan energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai

dan kebutuhan oksigen.

e. Dorong pasien untuk partisipasi dalam memilih periode aktivitas.

Rasional: Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap

kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan.

3. Nyeri (akut): nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan

vaskuler serebral.

Intervensi:

a. Pertahankan tirah baring selama fase akut.

Rasional: Meminimalkan stimulasi meningkatkan relaksasi.

b. Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala,

misalnya: kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher.

Rasional: Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral

dengan menghambat/memblok respon simpatik, efektif dalam

menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.

c. Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat

meningkatkan sakit kepala : mengejan saat BAB, batuk panjang, dan

membungkuk.

Rasional: Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan

sakit kepala pada adanya peningkatkan tekanan vakuler serebral.


d. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.

Rasional: Meminimalkan penggunaan oksigen dan aktivitas yang

berlebihan yang memperberat kondisi klien.

e. Beri cairan, makanan lunak. Biarkan klien itirahat selama 1 jam

setelah makan.

Rasional: menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja

pencernaan.

f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik, anti

ansietas, diazepam dll.

Rasional: Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan rangsangan

saraf simpatis.

4. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik.

Intervensi:

a. Kaji pemahaman klien tentang hubungan langsung antara hipertensi

dengan kegemukan.

Rasional: Kegemukan adalah resiko tambahan pada darah tinggi,

kerena disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung

berkaitan dengan massa tumbuh.

b. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi

masukan lemak, garam dan gula sesuai indikasi.

Rasional: Kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya

aterosklerosis dan kegemukan yang merupakan predisposisi untuk

hipertensi dan komplikasinya, misalnya, stroke, penyakit ginjal, gagal


jantung, kelebihan masukan garam memperbanyak volume cairan intra

vaskuler dan dapat merusak ginjal yang lebih memperburuk hipertensi.

c. Tetapkan keinginan klien menurunkan berat badan.

Rasional: motivasi untuk penurunan berat badan adalah internal.

Individu harus berkeinginan untuk menurunkan berat badan, bila tidak

maka program sama sekali tidak berhasil.

d. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet.

Rasional: mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dalam program diit

terakhir. Membantu dalam menentukan kebutuhan inividu untuk

menyesuaikan/penyuluhan.

e. Dorong klien untuk mempertahankan masukan makanan harian

termasuk kapan dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan

perasaan sekitar saat makanan dimakan.

Rasional: memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi yang

dimakan dan kondisi emosi saat makan, membantu untuk memfokuskan

perhatian pada faktor mana pasien telah/dapat mengontrol perubahan.

f. Intruksikan dan Bantu memilih makanan yang tepat , hindari makanan

dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging

dll) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur, produk kalengan,

jeroan).

Rasional: Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan kolesterol

penting dalam mencegah perkembangan aterogenesis.

g. Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi.


Rasional: Memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi

kebutuhan diet individual.

5. Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping

tidak efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistik.

Intervensi:

a. Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku,

Misalnya: kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan

berpartisipasi dalam rencana pengobatan.

Rasional: Mekanisme adaptif perlu untuk megubah pola hidup

seorang, mengatasi hipertensi kronik dan mengintegrasikan terapi

yang diharuskan kedalam kehidupan sehari-hari).

b. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan

konsentrasi, peka rangsangan, penurunan toleransi sakit kepala,

ketidak mampuan untuk mengatasi/menyelesaikan masalah.

Rasional: Manifestasi mekanisme koping maladaptife mungkin

merupakan indikator marah yang ditekan dan diketahui telah menjadi

penentu utama TD diastolik.

c. Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan

strategi untuk mengatasinya.

Rasional: pengenalan terhadap stressor adalah langkah

pertama dalam mengubah respon seseorang terhadap stressor)

d. Libatkan klien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan

partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan.


Rasional: keterlibatan memberikan klien perasaan kontrol diri yang

berkelanjutan. Memperbaiki keterampilan koping, dan dapat

menigkatkan kerjasama dalam regiment terapiutik.

e. Dorong klien untuk mengevaluasi prioritas/tujuan hidup. Tanyakan

pertanyaan seperti: apakah yang anda lakukan merupakan apa yang

anda inginkan.

Rasional: Fokus perhatian klien pada realitas situasi yang relatif

terhadap pandangan klien tentang apa yang diinginkan. Etika kerja

keras, kebutuhan untuk kontrol dan fokus keluar dapat mengarah pada

kurang perhatian pada kebutuhan-kebutuhan personal.

f. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan

perubahan hidup yang perlu. Bantu untuk menyesuaikan ketimbang

membatalkan tujuan diri/keluarga.

Rasional: Perubahan yang perlu harus diprioritaskan secara

realistis untuk menghindari rasa tidak menentu dan tidak berdaya

6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan

kurangnya informasi.

Intervensi:

a. Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor-faktor resiko kardivaskuler

yang dapat diubah, misalnya: obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan

kolesterol, pola hidup monoton, merokok, dan minum alcohol (lebih

dari 60 cc/hari dengan teratur) pola hidup penuh stress.


Rasional: Faktor-faktor resiko ini telah menunjukan hubungan

dalam menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskuler serta

ginjal.

b. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.

Rasional: Kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena

perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi

minimal klien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit, kemajuan

dan prognosis. Bila klien tidak menerima realitas bahwa

membutuhkan pengobatan kontinu, maka perubahan perilaku tidak

akan dipertahankan.

c. Kaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab, tanda

dan gejala, pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut.

Rasional: Mengidentifikasi tingkat pegetahuan tentang proses

penyakit hipertensi dan mempermudah dalam menentukan

intervensi.

d. Jelaskan pada klien tentang proses penyakit hipertensi

(pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, pengobatan,

dan akibat lanjut) melalui pendkes.

Rasional: Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan klien tentang

proses penyakit hipertensi (Doenges, 2000; Ncithea, 2000


2.3.6 Tindakan Keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan

dalam rencana perawatan.Tindakan keperawatan mencangkup tindakan

mandiri dan tindakan kolaboratif .Tindakan mandiri adalah aktivitas

yang disasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan

merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan yang lainnya.

Tindakan kolaboratif adalah tindakan yang didasarkan atas hasil

keputusan bersama (Tarwoto & Wartonah, 2015). Implementasi yang

akan dilaksanakan berupa menejemen jalan napas dan juga memonitor

pernapasan.

2.3.7 Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dalam proses

keperaatan untuk dapat menentukan keberhasilan dalam asuhan

keperawatan. Evaluasi pada dasarnya membandingkan status keadaan

kesehatan pasien dengn tujuan atau kreteria hasil yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan dari evaluasi adalah mengevaluasi status kesehatan

pasien, menentukan tujuan perkembangan keperawatan, menentukan

efektivits dari rencana keperawatan yang telah ditetapkan, sebagai

dasar menentukan diagnosis yang sudah tercapai atau tidak atau adanya

perubahan diagnosis (Tarwoto & Wartonah, 2015). Indikator

keberhasilan yang akan dicapai menurut (Moorhead et al, 2013) antara

lain, frekuensi pernapasan normal, irama pernapasan teratur, kedalaman

inspirasi normal, suara auskultasi napas normal (vesikuler), tidak ada


suara napas tambahan, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan,

tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada batuk tidak terdapat

akumulasi sputum, tidak ada sianosis.


BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Fasilitas Yankes No. Register


Nama Perawat yang mengkaji Tanggal Pengkajian 8 november 2021
1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Sutarmo Bahasa sehari-hari Jawa/osing
Alamat Rumah & Telp Dusun susukan kidul desa Gladag Jarak yankes Puskesmas
Kecamatan Rogojampi terdekat
Agama & Suku Islam & osing Alat Transportasi
DATA ANGGOTA KELUARGA
N Nama Hub dgn Umur JK Suku Pendidikan Pekerjaa Status Gizi TTV Status Alat Bantu/
o KK Terakhir n Saat (TB, BB, (TD, N, Imunisasi Protesa
Ini BMI) S, P) Dasar
1 Sutarmo Kepala 61 Jawa/ Sd Tani 120/80
keluarga osing
2 Dalipah Istri 58 Jawa/ sd Irt 170/100
osing

LANJUTAN
N Nama Penampilan Status Kesehatan Riwayat Penyakit/ Alergi Analisis Masalah Kesehatan
o Umum Saat ini INDIVIDU
1 Sutarmo Baik Baik Tidak ada
2 Dalipah Baik HT Tidak ada

2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT


Nama Individu yang sakit : Ny. Dalipah Diagnosa Medik : Hipertensi
Sumber Dana Kesehatan : Pribadi Rujukan Dokter/ Rumah Sakit :
Keadaan Umum Sirkulasi/ Cairan Perkemihan Pernapasan
Kesadaran : Composmentis  Edema  Bunyi jantung: S1 S2  Pola BAK …x/hr,vol ..ml/hr  Sianosis
GCS : 456 tunggal  Hematuri  Poliuria  Sekret / Slym
TD : 170/100 mm/Hg  Asites  Akral dingin  Oliguria  Disuria  Irama ireguler
P : 20 x/ menit  Tanda Perdarahan:  Inkontinensia  Retensi  Wheezing
S : 37 0
C purpura/ hematom/  Nyeri saat BAK  Ronki : Tidak ada
N : 89 x/ menit petekie/ hematemesis/  KemampuanBAK : Mandiri/  Otot bantu napas . Tidak ada
 Takikardia melena/ epistaksis* Bantu sebagian/tergantung*  Alat bantu nafas Tidak ada.
 Bradikardia  Tanda Anemia : Pucat/  Alat bantu: Tidak/Ya*………  Dispnea
 Tubuh teraba hangat Konjungtiva pucat/ Lidah  Gunakan Obat :Tidak/Ya*...  Sesak
 Menggigil pucat/ Bibir pucat/  Kemampuan BAB :Mandiri/  Stridor
Akral pucat* Bantu sebagian/tergantung*  Krepirasi
 Tanda Dehidrasi:  Alat bantu: Tidak/Ya*...
mata cekung/ turgor kulit
berkurang/ bibir kering *
 Pusing  Kesemutan
 Berkeringat  Rasa Haus
 Pengisian kapiler  2 detik
Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori
 Mual Muntah  Kembung  Tonus otot : Baik Fungsi Penglihatan : Fungsi perabaan :
Nafsu Makan :  Kontraktur  Buram  Kesemutan pada : Tidak
Berkurang/Tidak*  Fraktur  Tak bisa melihat  Kebas pada : Tidak
 Sulit Menelan  Alat bantu : Tidak ada  Disorientasi  Parese
 Disphagia Nyeri otot/tulang*  Visus ………........  Halusinasi  Disartria
 Bau Nafas  Drop Foot Lokasi ……...........… Fungsi pendengaran :  Amnesia  Paralisis
 Kerusakan gigi/gusi/ lidah/  Tremor Jenis ……......…......…..  Kurang jelas  Refleks patologis ……
geraham/rahang/palatum*  Malaise / fatique  Tuli  Kejang : sifat …….. lama ..……
 Distensi Abdomen  Atropi  Alat bantu frekwensi ....................................
 Bising  Kekuatan otot : Baik 5  Tinnitus Fungsi Penciuman
Usus: ................................  Postur tidak normal ................. Fungsi Perasa  Mampu
 Konstipasi  RPS Atas : bebas/ terbatas/  Mampu  Terganggu
 Diare .......x/hr kelemahan/ kelumpuhan  Terganggu
 Hemoroid, grade ..................... (kanan / kiri)*
 Teraba Masa abdomen .........  RPS Bawah :bebas/terbatas/ Kulit
 Stomatitis  Warna ................... kelemahan/kelumpuhan  Jaringan parut  Memar  Laserasi  Ulserasi  Pus
 Riwayat obat pencahar ......... (kanan / kiri)* ………
 Maag  Berdiri : Mandiri/ Bantu  Bulae/lepuh  Perdarahan bawah  Krustae
 Konsistensi .......... sebagian/tergantung*  Luka bakar Kulit ...... Derajat ......  Perubahan warna…….
Diet Khusus:  Berjalan : Mandiri/ Bantu  Decubitus: grade … Lokasi ………..….
Tidak/Ya*................ sebagian/tergantung* Tidur dan Istirahat
 Kebiasaan makan-minum :  Alat Bantu : Tidak/Ya*..............  Susah tidur
Mandiri/ Bantu sebagian/  Nyeri : Tidak/Ya*.......................  Waktu tidur
Tergantung* ………………………………………………………………
 Alergi makanan/minuman :  Bantuan obat, …………………………………………..
………………
Tidak/Ya*..................................
 Alat bantu : Tidak/Ya*.............
Mental Komunikasi dan Budaya Kebersihan Diri Perawatan Diri Sehari-hari
 Cemas  Denial  Marah  Interaksi dengan Keluarga :  Gigi-Mulut kotor  Mandi : Mandiri/ Bantu
 Takut  Putus asa Depresi Baik/ tehambat* ......................  Mata kotor  Kulit kotor sebagian/tergantung*
 Rendah diri  Menarik diri  Berkomunikasi :  Perineal/genital kotor  Berpakaian : Mandiri/ Bantu
 Agresif Perilaku kekerasan Lancar/ terhambat* ...............  Hidung kotor  Kuku kotor sebagian/tergantung*
 Respon pasca trauma .....  Kegiatan sosial sehari-hari :  Telinga kotor  Menyisir Rambut : Mandiri/
 Tidak mau melihat bagian  Rambut-Kepala kotor Bantu sebagian/tergantung*
tubuh yang rusak …………………………………….

Keterangan Tambahan terkait Individu

Diagnosa Keperawatan Individu/ Keluarga

MENGETAHUI :
Nama Koordinator Perkesmas Tanggal/ Tandatangan
3. DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
 Kondisi Rumah :  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
Kondisi rumah sangat baik Ya/ Tidak*
..................................................................................................................
 Ventilasi :  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
Cukup/Kurang* Ya/ Tidak*
Terdapat jendela dengan jumlah yang cukup dan rutin di buka ..................................................................................................................
setiap harinya  jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
....................................................................................................... Ya/ Tidak*
............. ...................................................................................................................
 Pencahayaan Rumah :  Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
Baik/ Tidak* Ya/
Cahaya dapat masuk melalui jendela Tidak* ............................................................................................................
.......................................................................................................... .......
........  Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
 Saluran Buang Limbah : Ya/
Baik /Cukup/Kurang* Tidak* ............................................................................................................
......
 Sumber Air Bersih :  Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Sehat/Tidak Sehat* Ya/
Terdapat sumur sendiri di rumah Tidak* ............................................................................................................
.......................................................................................................... ......
........  Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
 Jamban Memenuhi Syarat : Ya/
Ya/Tidak* Tidak* ............................................................................................................
Memiliki jamban bentuk leher angsa .......
..........................................................................................................  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih :
........ Ya/
 Tempat Sampah: Tidak* ............................................................................................................
......
Ya/Tidak*…………………….........................................................  Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
................... Ya/
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Anggota Keluarga Tidak* ............................................................................................................
8m2/orang : .......
Ya/Tidak*………………............................................................  Menggunakan jamban sehat :
Ya/
Tidak* ............................................................................................................
......
 Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
Ya/
Tidak* ............................................................................................................
......
 Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/
Tidak* ........................................................
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/
Tidak* .....................................................
 Tidak merokok di dalam rumah  : Ya/ Tidak*
............................................................

4. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA


KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:  Ada  Tidak karena ................................................
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :  Ya  Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:  Ya  Tidak
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :  Ya  Tidak
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :  Ya  Tidak
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:  Keluarga  Tetangga
 Kader  Tenaga kesehatan, yaitu Mantri praktek mandiri
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:  Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri
biasanya
 Perlu berobat ke fasilitas yankes  Tidak terpikir
8) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya :
 Ya  Tidak , Jelaskan
9) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya:
 Ya  Tidak,
jelaskan .................................................................................................................................................................................................................
10) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
 Ya  Tidak, jelaskan..........................................................................
11) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan :
 Ya  Tidak,
jelaskan ..................................................................................................................................................................................................................
12) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya :
 Ya  Tidak,
jelaskan...................................................................................................................................................................................................................

5. HASIL PEMBINAAN BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA


Kunjungan Pertama (K-1) : 8-11-2021 Perawat : Kunjungan Keempat (K-4) : 16-11-2021 Perawat :
Kunjungan Kedua (K-2) : 10-11-2021 Perawat : Kunjungan Kelima (K-5) : 19-11-2021 Perawat :
Kunjungan Ketiga (K-3) : 12-11-2021 Perawat : Kunjungan Keenam (K-6) : Perawat :
Penjelasan cara menilai Tingkat Kemandirian Keluarga terlampir.
DATA UMUM KELUARGA

1) Data Umum :

a. Nama KK Tn. S dengan umur 61 tahun, pekerjaan : Tani, pendidikan

SD

b. Nama istri Ny. D dengan umur 58 tahun, pekerjaan : IRT, Pendidikan

SD

2) Tipe Keluarga

Keluarga terdiri dari ayah (kepala keluarga) , Istri

3) Suku Bangsa

Keluarga Tn. S berasal dari suku jawa

4) Agama

Keluarga Tn. S beragama islam

5) Status Sosial Ekonomi Keluarga

Sumber ekonomi keluarga Tn. S dari peenghasilan yaitu kurang lebih Rp.

850.000 dalam satu bulan.

6) Aktivitas rekreasi keluarga

Tn. S mengatakan rekreasi nya bersama keluarga yaitu cukup dengan

berkumpul dengan istrinya sambil nonton TV

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu tahap ke 5

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tidak ada tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi (Tn. S

mengatakan berusaha selalu mendekatkan diri kepada allah dan kebutuhan

keluarga Tn. S alhamdulillah tercukupi).

3. Riwayat keluarga inti

Riwayat keseh KK : Tn. S mengatakan sehat sehat saja tidak ada keluhan

selam kurang lebih 6 bulan terakhir

Riwayat keseh istri : Ny. D mengatakan memiliki riwayat hipertensi

PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah

Rumah berukuran 6 x 15 m 2, dinding permanen lantai keramik,

jendela kaca bisa dibuka, ruangan teridiri dari ruang tamu, 1 kamar mandi

ukuran 2 x 3 m2, terdapat jamban, 2 kamar ukuran 3 x 2,5 m2, dapur, dan

pencahayaan dan ventilasi cukup.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Tetangga Tn. S sangat baik dan sangat menerapkan rukun tetangga

3. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Tn. S sejak menikah tidak pernah berpindah rumah

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :

Tn. S sangat baik interaksinya dengan masyarakat sekitar

5. Sistem pendukung keluarga :

Tn. S tinggal bersama istrinya, Tn. S selalu merawat dan memperhatikan

kebutuhan Ny. D, selain itu saudara dan tetangga juga membantu keluarga

Tn. S.

STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi keluarga

TN. S mengatakan, komunikasi yang dilakukan keseharian menggunakan

bahasa Jawa dan osing.

2. Struktur kekuatan keluarga

Keluarga mengatakan dalam aktivitas sehari-hari keluarga sangat

perhatian dan merasakan bahwa mengatasi masalah menjadi tanggung

jawab keluarga.

3. Struktur peran

a. Tn. S mengatakan mengatakan tugasnya menafkahi keluarganya

b. Ny. D bertanggung jawab dalam mengurus rumah tangga

4. Norma keluarga

Tn. S mengatakan nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga sesuai

dengan nilai dalam agama islam yang dianutnya serta norma masyarakat

disekitarnya

FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi afektif

Dalam kehidupan sehari-harinya mereka selalu damai dan saling menjaga

kepentingan bersama.

2. Fungsi sosialisasi

Tn. S mengatakan mengikuti kegiatan dalam masyarakat

3. Fungsi perawatan kesehatan

Keluhan utama :

Ny. D mengatakan kadang pusing

TUGAS PERAWATAN KELUARGA


1. Mengenal masalah keluarga

1) Pengertian penyakit:

Ny. D mengatakan hipertensi adalah penyakit darah tinggi

2) Penyebab penyakit

Ny. D mengatakan kalau kurang paham apa penyebab hipertensi

3) Tanda dan gejala penyakit

Ny. D mengatakan tanda dan gejalanya pusing

4) Pre dispossi/cara penularan penyakit

Ny. D mengatakan kurang tau penyakitnya menulat atau tidak

2. Mengambil keputusan

1) Tindakan yang sudah dilakukan dlm mengatasi penyakit hipertensi

Ny. D mengatakan untuk mengatasi penyakitnya beliau berobat ke

mantri

2) Tindakan yang akan dilakukan dlm mengatasi penyakit hipertensi

Ny. D mengatakan Tindakan yang dilakukan yaitu minum obat jika

kambuh saja

3. Merawat anggota keluarga yang sakit

1) Cara perawatan penyakit

Kelg berkata : dengan rutin minum obat.

4. Memelihara lingkungan

Kelg berkata : selalu membersihkan ruangan dan memastikan lantai

ruangan tidak licin.

1) Lingkungan pskologis/hubungan antar kelg .


Kelg berkata : saling menghormati dan memahami antara keluarga

agar tetap harmonis, apabila ada masalah langsung diatasi dan di ambil

jalan keluar bersama – sama.

5. Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan

1) Penggunaan pelayanan kesehatan

Kelg berkata : menggunakan pelayanan kesehatan yaitu ke mantri atau

rumah sakit terdekat, akan tetapi untuk kekambuhan penyakit Ny. D

saat ini beliau ke mantri terdekat.

2) Manfaat, macam macam layanan

Kelg berkata : pelayanan kesehatan sangat bermanfaat untuk

masyarakat, macam – macam pelayanan kesehatan yaitu puskesmas,

klinik, rumah bidan atau perawat dan rumah sakit.

3) Trauma terhadap pelayanan kesehatan

Kelg berkata : Tidak mempunyai trauma terhadap pelayanan

kesehatan.

4. Fungsi reproduksi

Tn. S dan Ny. D mempunyai 1 anak perempuan dan 1 anak laki-laki

5. Fungsi ekonomi

Tn. S mengatakan sumber ekonomi keluarga berasal dari penghasilannya

sendiri, dan digunakan untuk kebutuhan ia dan keluarganya.

STRES DAN KOPING KELUARGA

1) Stress jangka pendek dan panjang

Tn. S mengatakan terdapat kenangan masalalu yang masih ia ingat dan hal

tersebut membuatnya kefikiran.


2) Kemampuan keluarga

Tn. S mengatakan keluarga mampu mengatasi stresnya.

3) Strategi koping

Tn. S mengatakan seumpama ia mulai kefikiran atau stres ia banyak

berdoa kepada Allah supaya di berikan hati yang ikhlas dan sabar.

4) Strategi adaptasi

Masalah selalu di bicarakan dan saling mengingatkan dan memaafkan.

PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA

Pemeriksaan Nama anggota keluarga


Fisik Tn. S Ny. D
Tanda – tanda Tensi : 120/80 mmHg Tensi : 170/110 mmHg
Vital Nadi : 85 x /m Nadi : 89 x /m
RR : 20 x/ m RR : 20 x/ m
Suhu : 37 0 c Suhu : 37 0 c
BB : 57 Kg BB : 58 Kg
TB : 165 cm TB : 160 cm
LL :-
LK :-

Kepala Pertumbuhan rambut merata, Pertumbuhan rambut merata,


rambut pendek, warna rambut warna rambut hitam, rambut
sebagian sudah berwarna putih, bersih, tidak ada luka, tidak massa
kebersihan cukup, tidak ada lesi, dan tidak ada nyeri tekan
tidak massa dan tidak ada nyeri
tekan
Mata Konjungtiva merah muda, Konjungtiva merah muda, sclera
sclera agak putih, palpebra tidak agak putih, palpebra tidak odema,
odema, tidak ada lesi, tidak ada tidak ada lesi, tidak ada nyeri
nyeri tekan, perubahan warna tekan
kelopak mata
Hidung Simetris, hidung bersih, tidak Simetris, hidung bersih, tidak ada
ada cuping hidung, polip cuping hidung, polip hidung(-),
hidung(-), warna sama dengan warna sama dengan dengan kulit
dengan kulit sekitar. sekitar.
Telinga Kebersihan cukup, warna sama Kebersihan cukup, warna sama
dengan kulit sekitar, tidak ada dengan kulit sekitar, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada lesi nyeri tekan, tidak ada lesi
Mulut Kebersihan cukup, bibir Mukosa bibir lembab, tidak ada
lembab, tidak ada sariawan, sariawan, gigi bersih, tidak ada
lidah bersih, gigi bersih, tidak pembesaran tonsil.
ada pembesaran tonsil.

Kulit Kulit berwarna sawo matang, Kulit berwarna sawo matang,


warna kulit merata,tidak ada lesi warna kulit merata,tidak ada
dan pegmentasi abnormal. lesidan pegmentasi abnormal.
Leher dan Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar
Tenggorakan tiroid, vena jugularis teraba, tiroid, vena jugularis teraba, tidak
tidak ada lesi dan massa ada lesi dan massa
Dada a). Pemeriksaan Paru a). Pemeriksaan Paru
(1). Inspeksi (1). Inspeksi
Saat bernafas tidak Saat bernafas tidak
menggunakan otot bantu menggunakan otot bantu
pernafsan, pergerakan dada pernafsan, pergerakan dada
kanan dan kiri simetris kanan dan kiri simetris
(2). Palpasi (2). Palpasi
Tidak ada mssa, tidak ada Tidak ada mssa, tidak ada lesi,
lesi, vocal fremitus teraba vocal fremitus teraba disemua
disemua lapang paru lapang paru
(3). Perkusi (3). Perkusi
Terdengar sonor Terdengar sonor
(4). Auskultasi (4). Auskultasi
Suara nafas vesikular, tidak Suara nafas vesikular, tidak
ada suara nafas tambahan ada suara nafas tambahan
seperti whezing, rongki seperti whezing, rongki
b). Pemeriksaan Jantung b). Pemeriksaan Jantung
(1). Inspeksi (1). Inspeksi
Warna kulit sama dengan Warna kulit sama dengan
kulit sekitar, tidak ada lesi, kulit sekitar, tidak ada lesi,
ictus cordis tidak Nampak ictus cordis tidak Nampak di
di ICS V ICS V
(2). Palpasi (2). Palpasi
Tidak ada nyeri tekan , Tidak ada nyeri tekan , ictus
ictus cordis teraba kuat cordis teraba kuat pada ICS 5
pada ICS 5 mid clavikula mid clavikula sinistra
sinistra (3). Perkusi
(3). Perkusi Batas kiri atas : ICS 2 para
Batas kiri atas : ICS 2 para sternalis sinistra
sternalis sinistra Batas kiri bawah : ICS V mid
Batas kiri bawah : ICS V clavikula sinistra
mid clavikula sinistra Batas kanan atas : ICS 2 para
Batas kanan atas : ICS 2 sternalis dextra
para sternalis dextra Batas kanan bawah : ICS 4
Batas kanan bawah : ICS 4 para sternalis dextra
para sternalis dextra (4). Auskultasi
(4). Auskultasi BJ I dan II tunggal, tidak ada
BJ I dan II tunggal, tidak suara jantung yang abnormal
ada suara jantung yang 8). Payudara
abnormal (a). Inspeksi
8). Payudara Simetris antara kanan dan
(a). Inspeksi kiri, tidak ada pembengkakan,
Simetris antara kanan dan tidak ada lesi
kiri, tidak ada (b). Palpasi
pembengkakan, tidak ada tidak ada nyeri tekan, tidak ada
lesi odema, masa abnormal tidak ada
(b). Palpasi
tidak ada nyeri tekan, tidak
ada odema, masa abnormal
tidak ada

Abdomen (a). Inspeksi (a). Inspeksi


Perut datar, warna kulit Perut datar, warna kulit sama
sama dengan sekitar, tidak dengan sekitar, tidak ada
ada asites, tidak ada lesi asites, tidak ada lesi
(b). Auskultasi (b). Auskultasi
Bising usus10 x/menit Bising usus 10 x/menit
(c). Palpasi (c). Palpasi
Tidak ada nyeri tekan , dan Tidak ada nyeri tekan , dan
massa abnormal massa abnormal
(d). Perkusi (d). Perkusi
Didapatkan suara tympani, Didapatkan suara tympani,
tidak ada shiffing dullness tidak ada shiffing dullness dan
dan undulasi undulasi

Kekuatan Otot 5 5 5 5
5 5 5 5
Ekstremitas Ekstremitas: Tidak ada luka, Ekstremitas: Tidak ada luka, tidak
tidak ada edema, tidak ada lesi, ada edema, tidak ada lesi, tidak
tidak terdapat nyeri terdapat nyeri.
Kuku: Bersih, tidak ada luka Kuku: Bersih, tidak ada luka.
Genetalia Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
Kesadaran dan GCS 4-5-6, Pemeriksaan 12 GCS 4-5-6, Pemeriksaan 12 saraf
neurologi saraf kranial normal/ tidak ada kranial normal/ tidak ada
gangguan. gangguan.
Turgor kulit > 2 detik > 2 detik
Pemeriksaan
- -
Penunjang
HARAPAN KELUARGA

Keluarga Tn. S berharap darah tinggi Ny. D segera Kembali normal dan berharap

petugas kesehatan membantu masalah kesehatan dalam keluarga.

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1) Defisit pengetahuan b/d kurang terpaparnya informasi

2) Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif b/d konflik pengambilan

keputusan
ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. D

NO KELOMPOK DATA MASALAH ETIOLOGI


1 DATA SUBYEKTIF : Deficit Kurang terpapar
pengetahuan informasi
Keluarga Tn. S mengatakan belum tentang penyakit
paham betul apa itu hipertensi hipertensi
DATA OBJEKTIF :
 TD: 170/100 mmhg
 N: 89 x/menit
 RR: 20 x/menit
 Keluarga belum mampu
mengenal masalah
kesehatan
 Keluarga belum mampu
merawat anggota keluarga
yang sakit

2 DATA SUBYEKTIF: Manajemen konflik


Kesehatan pengambilan
Keluarga Tn. S mengatakan tidak Keluarga Tidak keputusan
tahu tentang penyakit Ny. D dan Efektif
klien Ny. K juga mengeluh pusing
DATA OBYEKTIF:
 Ny. D tidak pernah
memeriksakan tekanan
darah
 Ny. D masih menggunakan
garam dan kacang-kacangan
saat memasak makanan dan
makan makanan yang
gurih2
 Ny.D tidak pernah
melakukan olahraga
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. D

TANGGAL TANGGAL TANDA


DIAGNOSA KEPERAWATAN
MUNCUL TERATASI TANGAN
1. Defisit pengetahuan b/d kurang
terpaparnya informasi

2. Manajemen Kesehatan Keluarga


Tidak Efektif b/d konflik
pengambilan keputusan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. D

TGL NO TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS KRITERIA HASIL INTERVENSI TT


1 Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan KH : 1. Berikan Penilaian tentang tingkat
keperawatan keluarga 1. Keluarga mampu pengetahuan pasien tentang proses
asuhan keperawatan
mampu mengenal masalah menyebutkan penyakit yang spesifik
Selama 2 x kunjungan hipertensi dengan cara : pengertian hipertensi 2. Jelaskan Patofisiologi dari penyakit dan
1. Menyebutkan bagaimana hal ini berhubungan dengan
rumah, keluarga mampu 2. Keluarga mampu
pengertian hipertensi. anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
merawat anggota keluarga 2. Menyebutkan menyebutkan tepat
penyebab hipertensi penyebab hipertensi 3. Gambarkan proses penyakit dengan cara
yang sakit 3. Keluarga mampu
3. Menyebutkan tanda yang tepat
dan gejala hipertensi menyebutkan tanda 4. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
4. Mampu merawat dan gejala hipertensi muncul pada penyakit dengan cara yang
anggota keluarga 4. Keluarga mampu tepat
yang sakit 5. Sediakan informasi pada pasien tentang
merawat anggota
5. Menyebutkan kondisi, dengan cara yang tepat
perawatan hipertensi keluarga yang sakit 6. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
dirumah 5. Keluarga mampu mungkin diperlukan untuk mencegah
menyebutkan komplikasi dimasa yang akan datang dan
perawatan hipertensi atau proses pengontrolan penyakit
dirumah
2 Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan KH : 1. Berikan Penilaian tentang tingkat
keperawatan keluarga 1. Keluarga mampu pengetahuan pasien tentang proses
asuhan keperawatan
mampu mengenal masalah menyebutkan penyakit yang spesifik
Selama 2 x kunjungan hipertensi dengan cara : pengertian hipertensi 2. Jelaskan Patofisiologi dari penyakit dan
1. Menyebutkan 2. Keluarga mampu bagaimana hal ini berhubungan dengan
rumah, manajemen
pengertian hipertensi. menyebutkan penyebab anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
kesehatan keluarga dapat 2. Menyebutkan tepat
hipertensi
penyebab hipertensi 3. Gambarkan proses penyakit dengan cara
menjadi efektif. 3. Keluarga mampu
3. Menyebutkan tanda yang tepat
dan gejala hipertensi menyebutkan tanda dan 4. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
4. Mampu merawat gejala hipertensi muncul pada penyakit dengan cara yang
anggota keluarga 4. Keluarga mampu tepat
yang sakit merawat anggota 5. Sediakan informasi pada pasien tentang
5. Menyebutkan keluarga yang sakit kondisi, dengan cara yang tepat.
perawatan hipertensi 6. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
5. Keluarga mampu
dirumah mungkin diperlukan untuk mencegah
menyebutkan komplikasi dimasa yang akan datang dan
perawatan hipertensi atau proses pengontrolan penyakit
dirumah
CATATAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. D

TANGG NO
JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TTD
AL DX
1 1) Melakukan BHSP dengan klien
2) Mengobservasi tanda-tanda vital
3) Memberikan HE tentang :
a) Pengertian hipertensi dengan menggunakan
bahasa yang dipahami oleh klien (yaitu bahasa
jawa)
b) Penyebab hipertensi dengan menggunakan
bahasa yang dipahami oleh klien (yaitu bahasa
jawa)
c) Gejala hipertensi dengan menggunakan
bahasa yang dipahami oleh klien (yaitu bahasa
jawa)
d) Perawatan dirumah dengan penyakit
hipertensi
4) Melakukan evaluasi/pertanyaan terhadap keluarga
tentang penyakit hipertensi dan perawatan yang
dilakukan dirumah yang sebelumnya telah
disampaikan oleh mahasiswa
2 1) Memberikan Penilaian tentang tingkat
pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang
spesifik
2) Menjelaskan Patofisiologi dari penyakit dan
bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi
dan fisiologi, dengan cara yang tepat
3) Menggambarkan proses penyakit dengan cara
yang tepat
4) Menggambarkan tanda dan gejala yang biasa
muncul pada penyakit dengan cara yang tepat
5) Menyediakan informasi pada pasien tentang
kondisi, dengan cara yang tepat.
6) Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi
dimasa yang akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. D

NO TANGGAL TANGGAL
DX
1 S: S:
keluarga mengatakan hipertensi adalah keluarga mengatakan hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah >140 mmHg, peningkatan tekanan darah >140 mmHg,
ciri-cirinya adalah Mengeluh sakit kepala, ciri-cirinya adalah Mengeluh sakit kepala,
Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Mual, Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Mual,
Muntah, pegal dan berat pada daerah leher Muntah, pegal dan berat pada daerah leher
dan pundak. Dan cara merawatnya yaitu dan pundak. Dan cara merawatnya yaitu
Mengurangi asupan garam Latihan fisik, Mengurangi asupan garam Latihan fisik,
Diet rendah kalium seperti wortel, apel, Diet rendah kalium seperti wortel, apel,
seledri, kol, pir, daging , ayam, dan kacang seledri, kol, pir, daging , ayam, dan kacang
hijau Diet tinggi magnesium dan sayuran, hijau Diet tinggi magnesium dan sayuran,
Menghindari stress Menghindari stress
O: O:
 TD: 160/100 mmhg  TD: 160/100 mmhg
 N: 89 x/menit  N: 89 x/menit
 RR: 20 x/menit  RR: 20 x/menit
 Keluarga mampu mengenal masalah  Keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan kesehatan
 Keluarga mampu merawat anggota  Keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang sakit keluarga yang sakit
A : Masalah teratasi sebagian. A : Masalah teratasi sebagian.
P : Rencana perawatan dihentikan P : Rencana perawatan dihentikan
KIE : Menganjurkan kepada keluarga
untuk selalu memeriksakan tekanan darah KIE : Menganjurkan kepada keluarga
secara rutin dan menjaga pola makan serta untuk selalu memeriksakan tekanan darah
menganjurkan untuk berolahraga secara rutin dan menjaga pola makan serta
menganjurkan untuk berolahraga

2 S: S:
Keluarga mengatakan sudah megetahui Keluarga mengatakan sudah megetahui
penyakit hipertensi dan bagaimana cara penyakit hipertensi dan bagaimana cara
menanganinya menanganinya
O: O:
 Ny. D rutin memeriksakan tekanan  Ny. D rutin memeriksakan tekanan
darahnya darahnya
 Ny. D sudah mengurangi  Ny. D sudah mengurangi
menggunakan garam dan kacang- menggunakan garam dan kacang-
kacangan saat memasak kacangan saat memasak
 Ny. D setiap pagi melakukan  Ny. D setiap pagi melakukan
olahraga olahraga
A : Masalah teratasi sebagian. A : Masalah teratasi sebagian.
P : Rencana perawatan dihentikan. P : Rencana perawatan dihentikan.

KIE : Menganjurkan kepada keluarga KIE : Menganjurkan kepada keluarga


untuk selalu memeriksakan tekanan darah untuk selalu memeriksakan tekanan darah
secara rutin dan menjaga pola makan serta secara rutin dan menjaga pola makan serta
menganjurkan untuk berolahraga menganjurkan untuk berolahraga
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan sistolik sedikitnya

140mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg.

Hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Faktor

genetik,Usia, keadaan emosi seseorang, konsumsi Na terlalu tinggi, Obat,

Hormonal, Neurologik ,dll.Orang yang sugah terkena hipertensi dapat juga

mengalami banyak komplikasi yang diderita, diantaranya Stroke,

kebutaan, angina pectoris, CHF,gagal ginjal, infark miokard, dll.

4.2 Saran

Untuk menghindari terjadinya hipertensi, maka sebaiknya kita

selaku petugas medis sebaiknya memberi contoh masyarakat untuk

menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan juga tidak

mengkonsumsi makanansembarangan yang belum teruji kesehatannya.


DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L,J. (2009). Konsep Dan Penulisan pe nerapan Ilmu Keperawatan

keluarga, Edisi-2. Jakarta: Salemba Medika.

Corwin, M. (2010). Mengenal, Mencegah, Mengatasi Silent killer Hipertensi.

Jakarta: Pustaka Widyamara.

Mansjoer.(2010). Analisi Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat. Penerbit

Granmedia Pustaka Utama : Jakarta.

Smeltzer, Worsley. (2010). Diet and Hyppertension Ed-3. Monica Ester, editor:

EGC : Jakarta.
PRA PLANING ASKEP KELUARGA I

NAMA KK : Tn. S

PENDERITA : Ny. D

ALAMAT : Dusun susukan Kidul Desa Gladag Kecamatan

Rogojampi Kabupaten Banyuwangi

KASUS : Hipertensi

KUNJUNGAN KE :1

TOPIK KEGIATAN : BHSP

HARI/TANGGAL : Senin, 8 nopember 2021

WAKTU : 18.00 WIB

I. Fase Persiapan

1. latar belakang

Keluarga memiliki perilku kesehatan yang kurang menunjang, karena

kurangnya pengetahuan dan ketrampilan keluarga dalam memberikan

perawatan pada anggota keluarga yang sakit, maka dilakukan pembinaan

berupa asuhan keperawatan keluarga. Pembinaan askep keluarga, maka

mahasiswa harus mengenal lebih dekat kepada keluarga binaan.

Mahasiswa yang mau melakukan pembinaan masih belum saling kenal

antara mahasiswa dan keluarga binaan sehingga akan menyebabkan kesulitan

melakukan interkasi dalam pembinaan askep keluarga, juga keluarga belum

mengetahui tujuan, manfaat pembinaan oleh mahasiswa.


Masalah kesehatan yang timbul, maka harus dihindari dan menemukan

solusi bersama sama, sehingga diperlukan adanya perkenalan mahasiswa

dengan keluarga yang menjadi keluarga binaan. Adapun kegiatan perkenalan

dan pengkajian tahap I meliputi :

1. Memperkenalkan identitas mahasiswa dan juga seluruh keluarga

binaan

2. Menyampaikan tujuan , manfaat pembinaan

3. Menyampaikan kontrak waktu pembinaan dari awal sampai akhir

4. Data umum, genogram, tipe Keluarga, suku bangsa, status sosial

2. Analisa situasi.

Berhubung dengan adanya pandemi covid-19, pihak prodi Ners kampus

STIKES Banyuwangi mengadakan pembelajaran praktik klinik keperawatan

keluarga via daring, maka saya selaku mahasiswa di STIKES Banyuwangi

mencari keluarga yang mau dikaji menjadi KK binaan. Keluarga KK binaan ini

beralamat di Dusun Susukan Lor Desa Gladag Kecamatan Rogojampi

Kabupaten Banyuwangi.

3. Tujuan

a. Tujuan umum :

Mahasiswa mampu melakukan perkenalan dengan keluarga binaan

dengan baik

b. Tujuan khusus ;

1) Mahasiswa mampu memperkenalkan diri, keluarga juga

memperkenalkan diri
2) Mahasiswa mampu menyampaikan tujuan melakukan pembinaan

askpep keluarga dan keluarga dapat memahami yang disampaikan

oleh mahasiswa

3) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada

keluarga, dan keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada

kesepakatan bersama untuk melaksanakannya.

II. FASE PENDAHULUAN

Tujuan kunjungan :

a. Mahasiswa mengeksplorasi situasi dan kondisi (kebiasaan, pengetahuan,

dll) keluarga binaan melalui data primer, yaitu dilakukan secara langsung

dengan wawancara.

b. Mahasiswa dapat melakukan perkenalan dengan keluarga dengan baik

III. FASE KERJA

1. Kegiatan yang dilakukan :

Dalam melakukan perkenalan dengan keluarga yang dilakukan yaitu :

a. Memperkenalkan identitas mahasiswa dan sebaliknya keluarga binaan

b. Menyampaikan tujuan, manfaat melakukan pembinaan askep keluarga

c. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep

keluarga

2. Uraian kegiatan

TAHAP WAKTU KEGIATAN MAHASISWA KEGIATAN


KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S (senyum,
salam, sapa )
Isi 20 menit  Memperkenalkan identitas  Keluarga
mahasiswa secara detail. mendengarkan.
 Mahasiswa mendengarkan  Keluarga juga
dengan baik dan seksama memperkenalkan
 Menyampaikan tujuan dan identitas dari masing
manfaat dari melakukan masing keluarga
pembinan  Mendengarkan dan
 Menyampaikan kontrak waktu memahami yang
selama melakukan pembinaan disampaikan
askep keluarga  Mendengarkan dan
mengklarifikasi yang
disampaikan
Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan Menjawab
menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan Mendengarkan
 Menyepakati kegiatan kesimpulan
berikutnya dan waktu Menyetujui
pelaksanaan selanjutnya
(kunjungan berikutnya) Menjawab salam
 Mengakhiri kunjungan
 Menyampaikan salam
IV. FASE TERMINASI

1. Resume kegiatan I

a. Mahasiswa dan keluarga sama sama tau identitasnya

b. Keluarga mengetahui tujuan dari pembinaan

c. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan

2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.

Melakukan pengkajian meliputi data :

1) Data umum, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, status sosial


2) Pengkajian lingkungan

3) Struktur keluarga

4) Fungsi keluarga

5) Tugas perawatankeluarga

6) Stres dan kopingkeluarga

7) Riwayat kesehatan keluarga

8) Pemeriksaan fisik

9) Harapan keluarga
RESUME KEGIATAN

PRA PLANNING 1 (SENIN 8 NOPEMBER 2021)

1. Keluarga Tn. S menyambut dengan baik kedatangan mahasiswa dengan

ramah terbukti keluarga menjawab salam dari mahasiswa, mempersilahkan

masuk dan duduk.

2. Dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada KK binaan, keluarga

Tn. S mengenal nama mahasiswa dengan baik.

3. Setelah diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dari kunjungannya

keluarga Tn. S mengerti dan mau dijadikan keluarga binaan.

4. Keluarga Tn. S menyetujui dengan kontrak kerja dari mahasiswa, terbukti

keluarga mau dilakukan pengkajian

Gambar 1. BHSP Kepada KK Binaan


PRA PLANINGASKEP KELUARGA II

NAMA KK : Tn. S

PENDERITA : Ny. D

ALAMAT : Dusun susukan Kidul Desa Gladag Kecamatan Rogojampi

Kabupaten Banyuwangi

KASUS : Hipertensi

KUNJUNGAN KE :2

TOPIK KEGIATAN : Pengkajian

HARI/TANGGAL : Rabu,10 nopember 2021

WAKTU : 18.20 WIB

I. Fase Persiapan

1. Latar Belakang

Dalam proses keperawatan Keluarga hal yang utama sebelum

melangkah ke intervensi keperawatan dan implementasi keperawatan

kepada Keluarga dengan penyakit hipertensi adalah melakukan

pengkajian, untuk mengenal masalah kesehatan Keluarga lebih detail dan

dalam maka diperlukan adanya Pengkajian askep Keluarga dengan

hipertensi oleh mahasiswa kepada Keluarga yang menjadi keluarga binaan.

Adapun kegiatan Pengkajian askep Keluarga meliputi :

a. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep

Keluarga yang telah di setujui pada kunjungan sebelumnya.

b. Melakukan pengkajian meliputi data :

1) Data umum, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, status social


2) Pengkajian lingkungan

3) Struktur keluarga

4) Fungsi keluarga

5) Tugas perawatan keluarga

6) Stres dan koping keluarga

7) Riwayat kesehatan keluarga

8) Pemeriksaan fisik

9) Harapan keluarga

2. Analisa situasi.

Mahasiswa sudah mengenal Keluarga yang menjadi keluarga

binaan, demikian juga Keluarga binaan juga sudah mengenal mahasiswa.

Pada pertemuan sebelumnya (pertemuan I/ Perkenalan dengan Keluarga)

mahasiswa dan Keluarga telah sama – sama tau identitas nya, Keluarga

mengetahui tujuan dan manfaat dari pembinaan, Keluarga mengetahui

kontrak waktu selama pembinaan. Saat ini mahasiswa akan Melakukan

pengkajian kepada Keluarga dengan penyakit hipertensi.

3. Tujuan

a. Tujuan umum :

Mahasiswa mampu melakukan pengkajian dengan keluarga

binaan dengan baik.

b. Tujuan khusus :

1) Mahasiswa mampu mengkaji masalah kesehatan keluarga dengan

hipertensi.
2) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada

keluarga, dan keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada

kesepakatan bersama untuk melaksanakannya.

II. FASE PENDAHULUAN

Tujuan kunjungan :

a. Mahasiswa mengexplorasi pengkajian terhadap Keluarga binaan serta

pengkajian pemeriksaan fisik Keluarga dengan penyakit hipertensi melalui

data subyektif dan obyektif saat pengkajian berlangsung

b. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian askep Keluarga dengan baik

III. FASE KERJA

1. Kegiatan yang dilakukan :

Pengkajian askep Keluarga meliputi :

a Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep

Keluarga yang telah disetujui pada kunjungan sebelumnya.

b Melakukan pengkajian meliputi data :

1) Data umum, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, status sosial

2) Pengkajian lingkungan

3) Struktur keluarga

4) Fungsi keluarga

5) Tugas perawatankeluarga

6) Stres dan kopingkeluarga

7) Riwayat kesehatan keluarga

8) Pemeriksaan fisik

9) Harapan keluarga
2. Uraian kegiatan

TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN


MAHASISWA KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S
(senyum, salam, sapa)
Isi 30 menit  Menyampaikan kontrak  Mendengarkan dan
waktu selama melakukan mengklarifikasi
pembinaan askep yang disampaikan
keluarga yang telah di sesuai kontrak
setujui pada kunjungan waktu yang
sebelumnya disetujui
 Mahasiswa melakukan  Mendengarkan dan
pengkajian meliputi data: menjawab
Data umum, genogram, pertanyaan yang
tipe Keluarga, suku disampaikan sesuai
bangsa, status sosial, keadaan/ kenyataan
Pengkajian lingkungan,
Struktur keluarga, Fungsi
Keluarga, Tugas
perawatan Keluarga,
Stres dan koping
Keluarga, Riwayat
kesehatan Keluarga,
Pemeriksaan fisik,
harapan Keluarga
Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan  Menjawab
Menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan Mendengarkan
 Menyepakati kegiatan kesimpulan
berikutnya dan waktu  Menyetujui
pelaksanaan selanjutnya
(kunjungan berikutnya)
 Mengahiri kunjungan
dan Menyampaikan  Menjawab salam
salam

IV. FASE TERMINASI

1. Resume kegiatan II

a. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah

disetujui pada kunjungan sebelumnya

b. Keluarga telah terkaji seluruh datanya

2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.

Melakukan Analisa data dan Perumusan diagnosa keperawatan

pada Keluarga binaan dengan hipertensi


RESUME KEGIATAN

PRA PLANNING II

1. Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa dengan baik dalam kujungan

yang kedua.

2. Keluarga mengingatkan kembali kontrak yang telah disepakati dan

menyetujui kontrak tersebut yang mana mahasiswa akan melakukan

pengkajian.

7) Data Umum :

a. Nama KK Tn. S dengan umur 61 tahun, pekerjaan : Tani, pendidikan

SD

b. Nama istri Ny. D dengan umur 58 tahun, pekerjaan : IRT, Pendidikan

SD

8) Tipe Keluarga

Keluarga terdiri dari ayah (kepala keluarga) , Istri

9) Suku Bangsa

Keluarga Tn. S berasal dari suku jawa

10) Agama

Keluarga Tn. S beragama islam

11) Status Sosial Ekonomi Keluarga

Sumber ekonomi keluarga Tn. S dari peenghasilan yaitu kurang lebih Rp.

850.000 dalam satu bulan.

12) Aktivitas rekreasi keluarga


Tn. S mengatakan rekreasi nya bersama keluarga yaitu cukup dengan

berkumpul dengan istrinya sambil nonton TV

RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

4. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu tahap ke 5

5. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi (Tn. S

mengatakan berusaha selalu mendekatkan diri kepada allah dan kebutuhan

keluarga Tn. S alhamdulillah tercukupi).

6. Riwayat keluarga inti

Riwayat keseh KK : Tn. S mengatakan sehat sehat saja tidak ada keluhan

selam kurang lebih 6 bulan terakhir

Riwayat keseh istri : Ny. D mengatakan memiliki riwayat hipertensi

PENGKAJIAN LINGKUNGAN

6. Karakteristik rumah

Rumah berukuran 6 x 15 m2, dinding permanen lantai keramik,

jendela kaca bisa dibuka, ruangan teridiri dari ruang tamu, 1 kamar mandi

ukuran 2 x 3 m2, terdapat jamban, 2 kamar ukuran 3 x 2,5 m2, dapur, dan

pencahayaan dan ventilasi cukup.

7. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Tetangga Tn. S sangat baik dan sangat menerapkan rukun tetangga

8. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Tn. S sejak menikah tidak pernah berpindah rumah

9. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :


Tn. S sangat baik interaksinya dengan masyarakat sekitar

10. Sistem pendukung keluarga :

Tn. S tinggal bersama istrinya, Tn. S selalu merawat dan memperhatikan

kebutuhan Ny. D, selain itu saudara dan tetangga juga membantu keluarga

Tn. S.

STRUKTUR KELUARGA

5. Komunikasi keluarga

TN. S mengatakan, komunikasi yang dilakukan keseharian menggunakan

bahasa Jawa dan osing.

6. Struktur kekuatan keluarga

Keluarga mengatakan dalam aktivitas sehari-hari keluarga sangat

perhatian dan merasakan bahwa mengatasi masalah menjadi tanggung

jawab keluarga.

7. Struktur peran

c. Tn. S mengatakan mengatakan tugasnya menafkahi keluarganya

d. Ny. D bertanggung jawab dalam mengurus rumah tangga

8. Norma keluarga

Tn. S mengatakan nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga sesuai

dengan nilai dalam agama islam yang dianutnya serta norma masyarakat

disekitarnya

FUNGSI KELUARGA

4. Fungsi afektif

Dalam kehidupan sehari-harinya mereka selalu damai dan saling menjaga

kepentingan bersama.
5. Fungsi sosialisasi

Tn. S mengatakan mengikuti kegiatan dalam masyarakat

6. Fungsi perawatan kesehatan

Keluhan utama :

Ny. D mengatakan kadang pusing

TUGAS PERAWATAN KELUARGA

6. Mengenal masalah keluarga

5) Pengertian penyakit:

Ny. D mengatakan hipertensi adalah penyakit darah tinggi

6) Penyebab penyakit

Ny. D mengatakan hipertensi disebabkan karena makanan dan pikiran

7) Tanda dan gejala penyakit

Ny. D mengatakan tanda dan gejalanya pusing

8) Pre dispossi/cara penularan penyakit

Ny. D mengatakan penyakit nya tidak menular

7. Mengambil keputusan

3) Tindakan yang sudah dilakukan dlm mengatasi penyakit hipertensi

Ny. D mengatakan untuk mengatasi penyakitnya beliau berobat ke

mantri

4) Tindakan yang akan dilakukan dlm mengatasi penyakit hipertensi

Ny. D mengatakan Tindakan yang dilakukan yaitu minum obat

8. Merawat anggota keluarga yang sakit

2) Cara perawatan penyakit


Kelg berkata : dengan rutin minum obat.

9. Memelihara lingkungan

Kelg berkata : selalu membersihkan ruangan dan memastikan lantai

ruangan tidak licin.

2) Lingkungan pskologis/hubungan antar kelg .

Kelg berkata : saling menghormati dan memahami antara keluarga

agar tetap harmonis, apabila ada masalah langsung diatasi dan di ambil

jalan keluar bersama – sama.

10. Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan

4) Penggunaan pelayanan kesehatan

Kelg berkata : menggunakan pelayanan kesehatan yaitu ke mantri atau

rumah sakit terdekat, akan tetapi untuk kekambuhan penyakit Ny. D

saat ini beliau ke mantri terdekat.

5) Manfaat, macam macam layanan

Kelg berkata : pelayanan kesehatan sangat bermanfaat untuk

masyarakat, macam – macam pelayanan kesehatan yaitu puskesmas,

klinik, rumah bidan atau perawat dan rumah sakit.

6) Trauma terhadap pelayanan kesehatan

Kelg berkata : Tidak mempunyai trauma terhadap pelayanan

kesehatan.

6. Fungsi reproduksi

Tn. S dan Ny. D mempunyai 1 anak perempuan dan 1 anak laki-laki

7. Fungsi ekonomi
Tn. S mengatakan sumber ekonomi keluarga berasal dari penghasilannya

sendiri, dan digunakan untuk kebutuhan ia dan keluarganya.

STRES DAN KOPING KELUARGA

1) Stress jangka pendek dan panjang

Tn. S mengatakan terdapat kenangan masalalu yang masih ia ingat dan hal

tersebut membuatnya kefikiran.

2) Kemampuan keluarga

Tn. S mengatakan keluarga mampu mengatasi stresnya.

3) Strategi koping

Tn. S mengatakan seumpama ia mulai kefikiran atau stres ia banyak

berdoa kepada Allah supaya di berikan hati yang ikhlas dan sabar.

4) Strategi adaptasi

Masalah selalu di bicarakan dan saling mengingatkan dan memaafkan.

PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA

Pemeriksaan Nama anggota keluarga


Fisik Tn. S Ny. D
Tanda – tanda Tensi : 120/80 mmHg Tensi : 170/110 mmHg
Vital Nadi : 85 x /m Nadi : 89 x /m
RR : 20 x/ m RR : 20 x/ m
Suhu : 37 0 c Suhu : 37 0 c
BB : 57 Kg BB : 58 Kg
TB : 165 cm TB : 160 cm
LL :-
LK :-

Kepala Pertumbuhan rambut merata, Pertumbuhan rambut merata,


rambut pendek, warna rambut warna rambut hitam, rambut
sebagian sudah berwarna putih, bersih, tidak ada luka, tidak massa
kebersihan cukup, tidak ada lesi, dan tidak ada nyeri tekan
tidak massa dan tidak ada nyeri
tekan
Mata Konjungtiva merah muda, Konjungtiva merah muda, sclera
sclera agak putih, palpebra tidak agak putih, palpebra tidak odema,
odema, tidak ada lesi, tidak ada tidak ada lesi, tidak ada nyeri
nyeri tekan, perubahan warna tekan
kelopak mata
Hidung Simetris, hidung bersih, tidak Simetris, hidung bersih, tidak ada
ada cuping hidung, polip cuping hidung, polip hidung(-),
hidung(-), warna sama dengan warna sama dengan dengan kulit
dengan kulit sekitar. sekitar.
Telinga Kebersihan cukup, warna sama Kebersihan cukup, warna sama
dengan kulit sekitar, tidak ada dengan kulit sekitar, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada lesi nyeri tekan, tidak ada lesi
Mulut Kebersihan cukup, bibir Mukosa bibir lembab, tidak ada
lembab, tidak ada sariawan, sariawan, gigi bersih, tidak ada
lidah bersih, gigi bersih, tidak pembesaran tonsil.
ada pembesaran tonsil.

Kulit Kulit berwarna sawo matang, Kulit berwarna sawo matang,


warna kulit merata,tidak ada lesi warna kulit merata,tidak ada
dan pegmentasi abnormal. lesidan pegmentasi abnormal.
Leher dan Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar
Tenggorakan tiroid, vena jugularis teraba, tiroid, vena jugularis teraba, tidak
tidak ada lesi dan massa ada lesi dan massa
Dada a). Pemeriksaan Paru a). Pemeriksaan Paru
(1). Inspeksi (1). Inspeksi
Saat bernafas tidak Saat bernafas tidak
menggunakan otot bantu menggunakan otot bantu
pernafsan, pergerakan dada pernafsan, pergerakan dada
kanan dan kiri simetris kanan dan kiri simetris
(2). Palpasi (2). Palpasi
Tidak ada mssa, tidak ada Tidak ada mssa, tidak ada lesi,
lesi, vocal fremitus teraba vocal fremitus teraba disemua
disemua lapang paru lapang paru
(3). Perkusi (3). Perkusi
Terdengar sonor Terdengar sonor
(4). Auskultasi (4). Auskultasi
Suara nafas vesikular, tidak Suara nafas vesikular, tidak
ada suara nafas tambahan ada suara nafas tambahan
seperti whezing, rongki seperti whezing, rongki
b). Pemeriksaan Jantung b). Pemeriksaan Jantung
(1). Inspeksi (1). Inspeksi
Warna kulit sama dengan Warna kulit sama dengan
kulit sekitar, tidak ada lesi, kulit sekitar, tidak ada lesi,
ictus cordis tidak Nampak ictus cordis tidak Nampak di
di ICS V ICS V
(2). Palpasi (2). Palpasi
Tidak ada nyeri tekan , Tidak ada nyeri tekan , ictus
ictus cordis teraba kuat cordis teraba kuat pada ICS 5
pada ICS 5 mid clavikula mid clavikula sinistra
sinistra (3). Perkusi
(3). Perkusi Batas kiri atas : ICS 2 para
Batas kiri atas : ICS 2 para sternalis sinistra
sternalis sinistra Batas kiri bawah : ICS V mid
Batas kiri bawah : ICS V clavikula sinistra
mid clavikula sinistra Batas kanan atas : ICS 2 para
Batas kanan atas : ICS 2 sternalis dextra
para sternalis dextra Batas kanan bawah : ICS 4
Batas kanan bawah : ICS 4 para sternalis dextra
para sternalis dextra (4). Auskultasi
(4). Auskultasi BJ I dan II tunggal, tidak ada
BJ I dan II tunggal, tidak suara jantung yang abnormal
ada suara jantung yang 8). Payudara
abnormal (a). Inspeksi
8). Payudara Simetris antara kanan dan
(a). Inspeksi kiri, tidak ada pembengkakan,
Simetris antara kanan dan tidak ada lesi
kiri, tidak ada (b). Palpasi
pembengkakan, tidak ada tidak ada nyeri tekan, tidak ada
lesi odema, masa abnormal tidak ada
(b). Palpasi
tidak ada nyeri tekan, tidak
ada odema, masa abnormal
tidak ada

Abdomen (a). Inspeksi (a). Inspeksi


Perut datar, warna kulit Perut datar, warna kulit sama
sama dengan sekitar, tidak dengan sekitar, tidak ada
ada asites, tidak ada lesi asites, tidak ada lesi
(b). Auskultasi (b). Auskultasi
Bising usus10 x/menit Bising usus 10 x/menit
(c). Palpasi (c). Palpasi
Tidak ada nyeri tekan , dan Tidak ada nyeri tekan , dan
massa abnormal massa abnormal
(d). Perkusi (d). Perkusi
Didapatkan suara tympani, Didapatkan suara tympani,
tidak ada shiffing dullness tidak ada shiffing dullness dan
dan undulasi undulasi

Kekuatan Otot 5 5 5 5
5 5 5 5
Ekstremitas Ekstremitas: Tidak ada luka, Ekstremitas: Tidak ada luka, tidak
tidak ada edema, tidak ada lesi, ada edema, tidak ada lesi, tidak
tidak terdapat nyeri terdapat nyeri.
Kuku: Bersih, tidak ada luka Kuku: Bersih, tidak ada luka.
Genetalia Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan
Kesadaran dan GCS 4-5-6, Pemeriksaan 12 GCS 4-5-6, Pemeriksaan 12 saraf
neurologi saraf kranial normal/ tidak ada kranial normal/ tidak ada
gangguan. gangguan.
Turgor kulit > 2 detik > 2 detik
Pemeriksaan
- -
Penunjang

HARAPAN KELUARGA

1. Keluarga Tn. S berharap darah tinggi Ny. D segera Kembali normal dan

berharap petugas kesehatan membantu masalah kesehatan dalam keluarga.

2. Keluarga menyepakati adanya kunjungan berikutnya yaitu pada hari jumat,

12 nopember 2021 pukul 18.00 WIB


Gambar 2. Pemeriksaan Fisik Pada KK Binaan
PRA PLANING ASKEP KELUARGA III

NAMA KK : Tn. S

PENDERITA : Ny. D

ALAMAT : Dusun susukan Kidul Desa Gladag Kecamatan

Rogojampi Kabupaten Banyuwangi

KASUS : Hipertensi

KUNJUNGAN KE :3

TOPIK KEGIATAN : Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan

HARI/TANGGAL : Selasa, 12 November 2021

WAKTU : 18.00 WIB

I. Fase Persiapan

1. Latar belakang

Dalam memberikan pembinaan askep Keluarga maka mahasiswa

harus menganalisa data dan merumuskan diagnosa keperawatan untuk

mengenal masalah kesehatan Keluarga. Sehingga diperlukan adanya

analisis dari hasil pengkajian Keluarga binaan dengan stokeoleh

mahasiswa kepada Keluarga yang menjadi Keluarga binaan. Adapun

kegiatan analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan meliputi :

- Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep

Keluarga yang telah disetujui pada kunjungan sebelumnya.

- Melakukan analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan pada

Keluarga dengan hipertensi

2. Analisa situasi.
Mahasiswa sudah mengenal keluarga yang menjadi keluarga

binaan, demikian juga keluarga binaan juga sudah mengenal mahasiswa.

Pada pertemuan sebelumnya (pertemuan II/ Pengkajian askep keluarga)

mahasiswa telah melakukan pengkajian meliputi data: Data umum,

genogram, tipe keluarga, suku bangsa, status sosial, riwayat dan tahap

perkembangan keluarga, pengkajian lingkungan, struktur keluarga, fungsi

keluarga, tugas perawatan keluarga, stres dan koping keluarga,

pemeriksaan fisik, harapan keluarga, dan keluarga mengetahui kontrak

waktu selama pembinaan. Saat ini mahasiswa akan melakukan analisa data

dan perumusan diagnose keperawatan kepada keluarga dengan penyakit

stroke.

3. Tujuan

a. Tujuan umum :

Mahasiswa mampu melakukan analisa data dan perumusan

diagnosa keperawatan dengan Keluarga binaan dengan baik.

b. Tujuan khusus :

1) Mahasiswa mampu menganalisa data dan perumusan diagnosa

keperawatan keluarga denganstroke.

2) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada

keluarga, dan keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada

kesepakatan bersama untuk melaksanakannya.

II. FASE PENDAHULUAN

Tujuan kunjungan :
a. Mahasiswa menganalisa data denganstroke meliputi data subyektif dan

obyektif dari hasil pengkajian yang dilakukan sebelumnya

b. Mahasiswa dapat melakukan perumusan diagnosa keperawatan Keluarga

denganstrokeberdasarkan data subyektif dan obyektif dari hasil pengkajian

yang dilakukan sebelumnya

III. FASE KERJA

1. Kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep

Keluarga yang telah disetujui pada kunjungan sebelumnya.

b. Melakukan analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan Keluarga

dari salah satu diagnosa keperawatan Keluarga yang meliputi :

2. Uraian Kegiatan

TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN


MAHASISWA KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S
(senyum, salam, sapa )
Isi 30-50  Menyampaikan Mendengarkan dan
menit kontrak waktu mengklarifikasi yang
selama melakukan disampaikan sesuai
pembinaan askep kontrak waktu yang
Keluarga yang telah disetujui
disetujui pada
kunjungan Mendengarkan,
sebelumnya menjawab pertanyaan
 Melakukan analisa yang disampaikan
data dan perumusan sesuai
diagnosa keadaan/kenyataan, dan
keperawatan dari memahami yang
data yang telah disampaikan
didapatkan

Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan  Menjawab


Menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan Mendengarkan
kesimpulan
 Menyepakati kegiatan
berikutnya dan waktu  Menyetujui
pelaksanaan
selanjutnya (kunjungan
berikutnya)

 Mengakhiri kunjungan  Menjawab salam


Menyampaikan salam

IV. FASE TERMINASI

1. Resume kegiatan III

a. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah di

setujui pada kunjungan sebelumnya

b. Keluarga telah teranalisa datanya dan diagnosa keperawatan

2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.

Perumusan rencana tindakan askep keluarga sesuai dengan diagnosa

keperawatan yang telah ditentukan.


RESUME KEGIATAN

PRA PLANNING III

1. Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa dengan baik dalam kujungan

yang kedua.

2. Keluarga mengingatkan kembali kontrak yang telah disepakati dan

menyetujui kontrak tersebut yang mana mahasiswa akan melanjutkan

pengkajian pada analisa data dan perumusan diagnosakeperawatan dimana

didapatkan tentang :

a. Analisa Data

DS :

- Ny. D mengatakan tidak pernah berkunjung ke pusat Kesehatan

selama tidak ada keluhan.

DO :

- Tekanan darah 160/100 mmHg

- Nadi : 87 x /m

- RR : 20 x/ m

- Suhu : 36,5 c

b. Diagnosa Keperawatan

Dari data analisa data yang telah dilakukan didapatkan diagnosa

keperawatan yaitu :

- Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d Konflik pengambilan

keputusan

- Penurunan koping keluarga b.d orang terdekat kurang terpapar informasi


PRA PLANING ASKEP KELUARGA IV

NAMA KK : Tn. S

PENDERITA : Ny. D

ALAMAT : Dusun susukan kidul Desa Gladag Kecamatan Rogojampi

Kabupaten Banyuwangi

KASUS : Hipertensi

KUNJUNGAN KE :4

TOPIK KEGIATAN : Intervensi

HARI/TANGGAL : Selasa, 12 2021

WAKTU : 18.00 WIB

I. Fase Persiapan

1. Latar belakang

Sebelum melakukan tindakan keperawatan terhadap keluarga dengan

hipertensi maka diperlukan adanya perumusan rencana tindakan askep

keluarga oleh mahasiswa kepada keluarga yang menjadi keluarga binaan

sehingga mahasiswa mempunyai rencana yang bisa dilakukan sebelum

melakukan tindakan keperawatan keluarga. Adapun kegiatan perumusan

rencana tindakan askep keluarga meliputi:

a. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep

Keluarga yang telah disetujui pada kunjungan sebelumnya.

b. Perumusan rencana tindakan askep keluarga sesuai dengan diagnosa

keperawatan keluarga yang dirumuskan sebelumnya, yaitu:


- Defisit Pengetahuan B/D Ketidakmampuan Keluarga Mengenal

Masalah. Kesehatan Pada Anggota Keluarga Dengan Hipertensi

2. Analisa situasi.

Mahasiswa sudah mengenal keluarga yang menjadi keluarga

binaan, demikian juga keluarga binaan juga sudah mengenal mahasiswa.

Pada pertemuan sebelumnya (pertemuan III/ analisa data dan perumusan

diagnosa keperawatan mahasiswa telah melakukan analisa data dan

perumusan diagnosa keperawatan meliputi; Data subyektif dan data

obyektif dengan:

- Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d Konflik

pengambilan keputusan

Saat ini mahasiswa akan melakukan perumusan rencana tindakan askep

keluarga dengan hipertensi

3. Tujuan

a. Tujuan umum :

Mahasiswa mampu melakukan perumusan rencana tindakan

askep keluarga dengan keluarga binaan dengan baik.

b. Tujuan khusus :

1) Mahasiswa mampu menentukan prioritas perumusan rencana

tindakan askep keluarga yang menunjang tindakan keperawatan

yang akan dilakukan.

2) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas kepada

keluarga, dan keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada

kesepakatan bersama untuk melaksanakannya.


II. FASE PENDAHULUAN

Tujuan kunjungan :

Mahasiswa mampu melakukan perumusan rencana tindakan askep

keluarga dengan keluarga binaan dengan baik

III. FASE KERJA

1. Kegiatan yang dilakukan :

Perumusan rencana tindakan askep keluarga meliputi:

a. Menyampaikan kontrak waktu selama melakukan pembinaan askep

keluarga yang telah disetujui pada kunjungan sebelumnya.

b. Perumusan rencana tindakan askep keluarga sesuai dengan diagnosa

keperawatan keluarga yang dirumuskan sebelumnya, meliputi:

- Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.dKonflik

pengambilan keputusan

2. Uraian kegiatan

TAHAP WAKTU KEGIATAN MAHASISWA KEGIATAN


KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S
(senyum, salam, sapa)
Isi 40-50  Menyampaikan  Mendengarkan dan
menit kontrak waktu mengklarifikasi yang
selama melakukan disampaikan sesuai
pembinaan askep kontrak waktu yang
keluarga yang telah disetujui
disetujui pada
kunjungan  Mendengarkan,
sebelumnya menjawab
 Merumuskan pertanyaan yang
rencana tindakan disampaikan sesuai
askep keluarga keadaan/ kenyataan,
sesuai dengan dan memahami yang
diagnosa disampaikan
keperawatan
keluarga yang
dirumuskan
sebelumnya,
meliputi:
- Manajemen
kesehatan keluarga
tidak efektif
b.dKonflik
pengambilan
keputusan
- Penurunan koping
keluarga b.d orang
terdekat kurang
terpapar informasi

Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan  Menjawab


Menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan Mendengarkan
 Menyepakati kegiatan kesimpulan
berikutnya dan waktu  Menyetujui
pelaksanaan selanjutnya
(kunjungan berikutnya)
 Mengahiri kunjungan dan
Menyampaikan salam  Menjawab salam

IV. FASE TERMINASI


1. Resume kegiatan IV

a. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah di

setujui pada kunjungan sebelumnya

b. Keluarga telah mengetahui rencana tindakan askep keluarga sesuai

dengan diagnosa keperawatan yang diangkat.

2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang.

Melakukan implementasi askep keluarga dari rencana tindakan yang

disusun sebelumnya yaitu :

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.dKonflik pengambilan

keputusan
RESUME KEGIATAN

PRA PLANNING IV

1. Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa dengan baik dalam kujungan

yang kedua.

2. Keluarga mengingatkan kembali kontrak yang telah disepakati dan

menyetujui kontrak tersebut yang mana mahasiswa akan melanjutkan

pengkajian pada perumusan rencana tindakan askep keluarga, dimana

didapatkan tentang :

Diagnosa 1 :

TUM : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam manajemen

kesehatan keluarga meningkat

TUK :

1. Keluarga mampu menjelaskan masalah kesehatan yang dialami,

meliputi:

- Menjelaskan pengertian Hipertensi

- Menyebutkan penyebab Hipertensi

- Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi

- Mampu merawat anggota keluarga yang sakit

2. Aktivitas keluarga mengatasi masalah kesehatan tepat

3. Verbalisasi kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan

Kriteria hasil :

1. Keluarga mampu menjelaskan pengertian Hipertensi

2. Keluarga mampu menyebutkan penyebab Hipertensi

3. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi


4. Keluarga mampu menyebutkan perawatan Hipertensi dirumah

5. Keluarga tepat dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada

6. Keluarga tidak kesulitan dalam menjalankan perawatan yang

ditetapkan.

Intervensi :

- Bina hubungan saling percaya dengan anggota keluarga.

- Observasi TTV dan Kekuatan otot klien

- Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan.

- Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan di keluarga.

- Identifikasi kesiapan dan kemampuan anggota keluarga untuk belajar.

- Jadi pendengar yang baik untuk anggota keluarga.

- Berikan informasi kesehatan kepada keluarga.

- Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

Diagnosa 2 :

TUM : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam koping keluarga

meningkat.

TUK :

1. Keluarga mampu menjelaskan masalah kesehatan yang dialami, meliputi :

- Menjelaskan pengertian Hipertensi

- Menyebutkan penyebab Hipertensi

- Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi

- Mampu merawat anggota keluarga yang sakit

- Menyebutkan perawatan Hipertensi dirumah


2. Aktivitas keluarga mengatasi masalah kesehatan tepat

3. Verbalisasi kesulitan menjalankan perawatan yang ditetapkan

Kriteria hasil :

1. Keluarga mampu menjelaskan pengertian Hipertensi

2. Keluarga mampu menyebutkan penyebab Hipertensi

3. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi

4. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit

5. Keluarga mampu menyebutkan perawatan stroke dirumah

6. Keluarga tepat dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada

7. Keluarga tidak kesulitan dalam menjalankan perawatan yang ditetapkan.

Intervensi :

- Identifikasi masalah kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat.

- Identifikasi respons emosional terhadap kondisi saat ini.

- Identifikasi kesesuaian antara harapan pasien, keluarga, dan tenaga

kesehatan.

- Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga.

- Nerima nilai-nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi..

- Diskusikan rencana medis dan perawatan pasien.

- Fasilitasi pengungkapan perasaan antara pasien dan keluarga atau antar

anggota keluarga.

- Informasikan kemajuan pasien secara berkala.


Dokumentasi
PRA PLANING ASKEP KELUARGA V

NAMA KK : Tn. S

PENDERITA : Ny. D

ALAMAT : Dusun susukan kidul Desa Gladag Kecamatan

Rogojampi Kabupaten Banyuwangi

KASUS : Hipertensi

KUNJUNGAN KE :5

TOPIK KEGIATAN : Implementasi Keperawatan

HARI/TANGGAL : selasa, 23 November 2021

WAKTU : 18.00 WIB

I. Fase Persiapan

1. Latar belakang

Setelah dilakukan perumusan rencana tindakan askep Keluarga

maka selanjutnya dilakukan implementasi atau tindakan keperawatan

yang mengacu pada intervensi yang telah dibuat sebelumnya. Adapun

Implementasi askep Keluarga meliputi :

 Melakukan BHSP dengan klien

 Mengobservasi tanda-tanda vital

 Memberikan HE tentang :

a) Pengertian hipertensi dengan menggunakan bahasa yang

dipahami oleh klien (yaitu bahasa jawa)

b) Penyebab hipertensi dengan menggunakan bahasa yang dipahami

oleh klien (yaitu bahasa jawa)


c) Gejala hipertensi dengan menggunakan bahasa yang dipahami

oleh klien (yaitu bahasa jawa)

d) Perawatan dirumah dengan penyakit hipertensi

 Melakukan evaluasi/pertanyaan terhadap keluarga tentang penyakit

hipertensi dan perawatan yang dilakukan dirumah yang sebelumnya

telah disampaikan oleh mahasiswa

2. Analisa situasi.

Mahasiswa sudah mengenal Keluarga yang menjadi Keluarga

binaan, demikian juga Keluarga binaan juga sudah mengenal

mahasiswa. Pada pertemuan sebelumnya (pertemuan IV/ Perumusan

rencana tindakan askep Keluarga) mahasiswa telah melakukan

perumusan rencana tindakan askep Keluarga sesuai dengan diagnosa

yang diambil dan Keluarga mengetahui kontrak waktu selama

pembinaan. Saat ini mahasiswa akan melakukan Implementasi askep

Keluarga dari intervensi tersebut.

3. Tujuan

a) Tujuan umum :

Mahasiswa mampu melakukan Implementasi askep Keluarga dengan

Keluarga binaan dengan baik.

b) Tujuan khusus :

1. Mahasiswa mampu Menjelaskan pengertian, penyebab, gejala, dan

faktor resiko penyakit hipertensi

2. Mahasiswa mampu Menjelaskan cara perawatan yang benar dg


penyakit hipertensi dan mendemonstrasikan perawatan

3. Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas

kepada Keluarga, dan Keluarga dapat menerima kontrak waktu

dan ada kesepakatan bersama untuk melaksanakannya.

II. FASE PENDAHULUAN

Tujuan kunjungan :

a. Mahasiswa mengexplorasi kemampuan Keluarga dalam Mengenal

penyakitnya yaitu mengenai pengertian, penyebab, tanda gejala,

faktor resiko, dan perawatan yang dilakukan dirumah dengan

penyakit hipertensi

b. Mahasiswa dapat menjelaskan serta mengevaluasi kemampuan

Keluarga dalam mengenal masalah penyakitnya

III. FASE KERJA

1. Kegiatan yang dilakukan : Implementasi askep Keluarga meliputi:

 Melakukan BHSP dengan klien

 Mengobservasi tanda-tanda vital

 Memberikan HE tentang :

a) Pengertian hipertensi dengan menggunakan bahasa yang

dipahami oleh klien (yaitu bahasa jawa)

b) Penyebab hipertensi dengan menggunakan bahasa yang

dipahami oleh klien (yaitu bahasa jawa)

c) Gejala hipertensi dengan menggunakan bahasa yang dipahami

oleh klien (yaitu bahasa jawa)

d) Perawatan dirumah dengan penyakit hipertensi


 Melakukan evaluasi/pertanyaan terhadap Ny.Dtentang penyakit

hipertensi dan perawatan yang dilakukan dirumah yang

sebelumnya telah disampaikan oleh mahasiswa

2. Uraian kegiatan

TAHAP WAKTU KEGIATAN MAHASISA KEGIATAN KELUARGA


Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S (senyum,
salam, sapa )
Isi 40-50  Menyampaikan kontrak  Mendengarkan dan
menit waktu selama melakukan mengklarifikasi yang
pembinaan askep disampaikan sesuai
Keluarga yang telah di kontrak waktu yang
setujui pada kunjungan disetujui
sebelumnya  Menanyakan berapa
 Mengobservasi tanda- tekanan darahnya
tanda vital  Mendengarkan dan
 Memberikan HE memperhatikan
tentang :  Menjawab pertanyaan
Pengertian hipertensi yang diajukan
dengan menggunakan mahasiswa
bahasa yang dipahami
oleh klien (yaitu bahasa
jawa)
b) Penyebab hipertensi
dengan menggunakan
bahasa yang dipahami
oleh klien (yaitu
bahasa jawa)
c) Gejala hipertensi
dengan menggunakan
bahasa yang dipahami
oleh klien (yaitu
bahasa jawa)
d) Perawatan dirumah
dengan penyakit
hipertensi
Melakukan
evaluasi/pertanyaan terhadap
Ny.Dtentang penyakit
hipertensi dan perawatan
yang dilakukan dirumah
yang sebelumnya telah
disampaikan oleh mahasiswa
Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan  Menjawab pertanyaan,
Menyimpulkan yang dan Mendengarkan
disampaikan kesimpulan

 Menyepakati kegiatan  Menyetujui


berikutnya dan waktu
pelaksanaan selanjutnya  Menjawab salam
(kunjungan berikutnya)

 Mengahiri kunjungan dan


Menyampaikan salam
IV. FASE TERMINASI

1. Resume kegiatan V

a. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang

telah di setujui pada kunjungan sebelumnya

b. Keluarga mampu menjelaskan definisi, tanda dan gejala,

penyebab, faktor resiko dengan penyakit hipertensi dengan

menggunakan bahasa klien sendiri.

c. Keluarga mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas,

dan keluarga dapat menerima kontrak waktu dan ada

kesepakatan bersama untuk melaksanakannya.

2. Rencana kegiatan pada kunjungan yang akan datang. Melakukan

evaluasi askep keluarga meliputi data:

 Mengevaluasi perkembangan setiap intervensi dan implementasi

yang sudah

dilaksanakan pada Keluarga binaaan.

 Mengevaluasi bagaimana perkembangan Keluarga setelah

dilakukan implementasi.
Dokumentasi
PRA PLANING ASKEP KELUARGA VI

NAMA KK : Tn. S

PENDERITA : Ny. D

ALAMAT : Dusun susukan kidul Desa Gladag Kecamatan

Rogojampi Kabupaten Banyuwangi

KASUS : Hipertensi

KUNJUNGAN KE :6

TOPIK KEGIATAN : Evaluasi Keperawatan

HARI/TANGGAL : November 2021

WAKTU : 18.00 WIB

I. Fase Persiapan

1. Latar belakang

Setelah melakukan asuhan keperawatan Keluarga dengan penyakit

hipertensi selanjutnya dilakukan evaluasi askep Keluarga yang

meliputi:

a) Mengevaluasi perkembangan setiap intervensi dan implementasi

yang sudah dilaksanakan pada Keluarga dengan hipertensi

b) Mengevaluasi bagaimana perkembangan Keluarga setelah

dilakukan implementasi

2. Analisa situasi

Mahasiswa sudah mengenal Keluarga yang menjadi Keluarga

binaan, demikian juga Keluarga binaan juga sudah mengenal

mahasiswa pada pertemuan sebelumnya. Saat ini mahasiswa akan


mengevaluasi askep Keluarga yang meliputi catatan perkembangan

setiap intervensi dan implementasi yang telah dilakukan dalam asuhan

keperawatan pada keluarga dengan hipertensi.

3. Tujuan

a. Tujuan umum :

Mahasiswa mampu melakukan Evaluasi Keluarga binaan dengan baik

b. Tujuan khusus :

1) Mahasiswa mampu mengevaluasi implementasi yang telah

dilakukan

2) Mahasiswa mampu mengevaluasi bagaimana perkembangan

Keluarga setelah dilakukan kegiatan implementasi

3) Mahasiswa mampu menyampaikan kontrak waktu yang jelas

kepada Keluarga, dan Keluarga dapat menerima kontrak waktu

dan ada kesepakatan bersama untuk melaksanakannya

II. FASE PENDAHULUAN

Tujuan kunjungan :

Mahasiswa mengexplorasi kemampuan Keluarga dalam menjelaskan

materi yang telah diberikan dan implementasi yang telah dilakukan

kepada keluarga dengan penyakit hipertensi

III. FASE KERJA

1. Kegiatan yang dilakukan :

Evaluasi askep Keluarga yang meliputi:

a. Mengevaluasi perkembangan setiap intervensi dan implementasi yang

sudah dilaksanakanpada Keluarga dengan hipertensi.


b. Mengevaluasi bagaimana perkembangan Keluarga setelah dilakukan

implementasi

2. Uraian kegiatan

TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN


MAHASISWA KELUARGA
Pembukaan 3-5 menit 3 S (senyum, salam, sapa) Membalas 3 S (senyum,
salam, sapa )
Isi 30 – 40  Menyampaikan  Mendengarkan
menit kontrak waktu dan
selama melakukan mengklarifikas
pembinaan askep i yang
Keluarga yang telah disampaikan
di setujui pada sesuai kontrak
kunjungan waktu yang
sebelumnya disetujui
 Mengevaluasi
perkembangan
setiap intervensi  Mendengarkan
dan implementasi dan menjawab
yang sudah pertanyaan
dilaksanakan pada
keluarga dengan
hipertensi
 Mengevaluasi
bagaimana
 Keluarga
perkembanga
mendengarkan,
n keluarga
dan menjawab
setelah
pertanyaan
dilakukan
implementasi
Penutup 3-5 menit  Mengevaluasi dan  Menjawab
Menyimpulkan yang pertanyaan, dan
disampaikan Mendengarkan
 Menyepakati kegiatan kesimpulan
berikutnya dan waktu  Menyetujui
pelaksanaan selnjutnya
(kunjungan berikutnya)
 Mengakhiri kunjungan  Menjawab salam
Menyampaikan salam

I. FASE TERMINASI

1. Resume kegiatan VI

a. Keluarga mengetahui kontrak waktu selama pembinaan yang telah di

setujui pada kunjungan sebelumnya

b. Keluarga mampu menjelaskan tindakan yang bisa dilakukan sesuai

dengan implementasi yang dilakukan oleh mahasiswa

c. Keluarga mampu melaksanakan perawatan yang harus dilakukan

dengan penyakit Hipertensi

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik : Penyakit Hipertensi

Pokok Bahasan : Hipertensi

Sasaran : Ny. “D”

Tempat : Kediaman Tn. “S” Rt. 01 Rw 02 Dusun susukan kidul

Waktu : 30 menit

Metode : Ceramah dan Tanya jawab

Media : leafleat & lembar balik

1. Tujuan Umum :

setelah dilakukan penyuluhan sasaran diharapkan mampu memahami

tentang penyakit hipertensi dan penanganannya.

2. Tujuan Khusus :

Setelah dilakukan tindakan penyuluhan;

 Keluarga Tn. S dapat memahami pengertian hipertensi.

 Keluarga Tn. S dapat memahami klasifikasi hipertensi

 Keluarga Tn. S dapat mengenal tanda – tanda dan gejala hipertensi

 Keluarga Tn. S dapat mengetahui penyebab hipertensi

 Keluarga Tn. S dapat mengetahui komplikasi / bahaya yang dapat

ditimbulkan

 Keluarga Tn. S dapat memahami pencegahan hipertensi

 Keluarga Tn. S mengerti tentang diet hipertensi

3. SASARAN

Keluarga Tn. S

4. MATERI

1. Pengertian hipertensi
2. Klasifasi hipertensi

3. Tanda dan gejala hipertensi

4. Penyebab hipertensi

5. Komplikasi hipertensi

6. Pencegahan hipertensi

7. Diet hipertensi

5. METODE

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

6. MEDIA

1. leaflet

7. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Kegiatan penyaji Kegiatan peserta Media
Kegiatan
Pembukaan (5  Salam pembuka Memperhatikan Ceramah
menit)  Menjelaskan maksud dan mendengarkan dan dan tanya
tujuan penyuluhan. menjawab pertanyaan jawab
 Memberi pertanyaan perihal
yang akan disampaikan

Penyajian Menyampaikan materi : Memperhatikan dan Ceramah


(30 menit)  Menjelaskan pengertian mendengarkan membagik
hipertensi keterangan an leafleat
 Menyebutkan klasifikasi
hipertensi
 Menjelaskan penyebab dari
hipertensi
 Menjelaskan tanda – tanda
dan gejala hipertensi
 Menjelaskan komplikasi dan
bahaya yang dapat
ditimbulkan
 Menjelaskan pencegahan dan
diet dari penyakit hipertensi
Penutup (20  Memberikan kesimpulan Bertanya Tanya
menit) bertanya pada Audien Menjawab pertanyaan jawab
 Mengevaluasi hasil penyuluhan
penyuluhan dan salam

8. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

 Keluarga Tn. S berada dirumah saat penyuluhan

 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah keluarga Tn. S

Dusun susukan lor desa gladag

 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

 Keluarga Tn. S antusias terhadap materi penyuluhan

 Keluarga Tn. S tidak meninggalkan tempat penyuluhan

 Keluarga Tn. S mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan

secara benar.

3. Evaluasi Hasil

 Keluarga Tn. S mengetahui tentang jenis penyakit hipertensi dan hal –

hal apa saja yang dapat dilakukan dalam mencegah dan

menanggulangi penyakit hipertensi


 Keluarga Tn. S berada dirumah saat pertemuan

1. Pengertian

 Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥140mmHg dan tekanan

darah diastolik ≥90mmHg,atau apabila pasien memakai obat anti

hipertensi

(Arief mansjoer. 2016:518)

2. klasifikasi

 menurut WHO :

Sistolik Diastolik

Normal < 140 mmHg < 90 mmHg

Tahap I 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

Tahap II 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg

Tahap III 180 – 209 mmHg 110 – 120 mmHg

Tahap IV >210 mmHg > 120 mmHg

(Arief mansjoer. 2016:519)

3. Tanda dan Gejala Hipertensi

 Kelelahan

 Confusion

 Mual

 Muntah

 Ansietas

 Keringat berlebihan

 Muscle tremor

 Chest pain
 Pandangan kabur

 Telinga berdenging ( trinitus )

(__.2010.http://rozelt.indonetwork.co.id)

4. Penyebab Hipertensi

a. tidak diketahui :

 keluarga dengan riwayat hipertensi

 pemasukan sodium yang berlebihan

 konsumsi kalori yang berlebihan

 kurangnya aktifitas fisik

 pemasukan alkohol yang berlebihan

b. diketahui

 penyakit parenkim dan vaskuler pada ginjal

 primary aldosteron

 chusing sindrome

 tumor otak

 Encephalitis

 Gangguan psikiatrik

 Kehamilan obat – obatan tertentu : misal; estrogen, glukokortikoid.

 Merokok.

(__.2010.http://rozelt.indonetwork.co.id)

5. Komplikasi / Bahaya yang dapat ditimbulkan pada Penyakit Hipertensi


 Pada mata : penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan

kolesterol dapat mengakibatkan retinopati, dan efek yang

ditimbulkan pandangan mata kabur.

 Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang

lama dapat menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga

timbul rasa sakit dan bahkan menyebabkan kematian yang

mendadak.

 Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun mentbabkan terjadi

penumpukan produk sampah yang berlebihan dan bisa

menyebabkan sakit pada ginjal.

 Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2

berkurang bisa menyebabkan pusing. Jika penyempitan

pembuluh darah sudah parah mengakibatkan pecahnya

pembuluh darah pada otak ( Stroke )

6. Pencegahan pada Penyakit Hipertensi

 pola hidup tenang atau santai, dan berfikir sehat ( positif ). Hindari stress

serta sedih berkepanjangan

 olahraga sesuai kemampuan dan teratur

 istirahat yang cukup

 hindari merokok

 mengurangi makanan yang mengandung banyak lemak dan garam.

 Banyak makan buah dan sayuran

 Berobatlah atau kontrol yang teratur bila sudah lama terjangkit darah

tinggi
 Periksalah sedini mungkin darah tinggi

(__.2010.http://rozelt.indonetwork.co.id)

a. Pencegahan Primer

Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata,

adanya hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas

dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:

1. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak

terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.

2. Dilarang merokok atau menghentikan merokok.

3. Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.

4. Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui

menderita hipertensi berupa:

1. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun

dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.

2. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara

normal dan stabil mungkin.

3. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.

4. Batasi aktivitas.

(Didik,13 Juli 2010.Cara Mencegah Hipertensi)

7. Diet pada pasien Hipertensi

1. Makanan apakah yang diperbolehkan


Semua bahan makanan segar atau diolah tanpa garam seperti ;

 Beras, ketan, ubi, mie tawar, maizena, terigu, gula pasir.

 Kacang – kacangan dan hasil olahannya seperti : kacang hijau, kacang

merah, kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu, oncom.

 Minyak goreng, margarin tanpa garam.

 Semua sayuran dan buah – buahan tanpa garam

 Semua bumbu – bumbu segar dan kering yang tidak mengandung

garam dapur.

2. Makanan yang tidak diperbolehkan

Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan seperti ;

 Roti, biskuit, kraker, cale dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur

dan atau soda.

 Jerohan, dendeng, abon, corned beaf, daging asap, ikan asin, telur

pindang, sarden, ebi, udang kering, telur asin, telur pindang.

 Keju, keju kacang tanah.

 Semua sayuran dan buah yang diawetkan dengan garam dapur.

 Garam dapur, vetsin soda kue, kecap maggi, terasi, saos tomat, petis,

taoco.

 Coklat.

 Minuman berkafein, kopi the, dan bercarbon atau mengandung soda

(__.2010.http://rozelt.indonetwork.co.id

DAFTAR PUSTAKA
Sylvia A. Price. 2015. Patofisiologi. EGC. Jakarta.

Arief mansjoer. 2016. Kapita Selekta Kedokteran edisi 1. Media Aesculapius.

Jakarta
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
) (Institute of Health Science)
BANYUWANGI
Jl. LetkolIstiqlah No. 109 Telp.(0333) 421610 / Fax. (0333) 425270
Website : http://stikesbanyuwangi.ac.id/

LEMBAR KONSULTASI
NAMA : SRI ASTUTIK
NIM : 2020.04.101
PRODI : Profesi NERS

N TANGGAL REVISI TTD


O

Anda mungkin juga menyukai