Anda di halaman 1dari 46

KARYA TULIS ILMIAH

LITERATUR REVIEW : GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN


IBU PADA BALITA YANG MENDERITA PENYAKIT DIARE

IBNU CHALDUM DAMANIK


NIM : P07520117076

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III
TAHUN 2020
KARYA TULIS ILMIAH
LITERATUR REVIEW : GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN
IBU PADA BALITA YANG MENDERITA PENYAKIT DIARE

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi


Diploma – III Keperawatan

IBNU CHALDUM DAMANIK


NIM : P07520117076

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : Gambaran tingkat kecemasan ibu pada balita


. yang Menderita Penyakit Diare
NAMA : Ibnu Chaldum Damanik
NIM : P07520117076

Telah Diterima dan Disetujui Untuk Di Seminarkan Dihadapan Penguji


Medan, juni 2020

Menyetujui

Pembimbing

Dra. Indrawati, S.Kep, Ns, M.Psi


NIP. 196310061963122001

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Johani Dewita Nasution, SKM., M.Kes


NIP. 196505121999032001

i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Pada Balita Yang


Menderita Penyakit Diare
NAMA : Ibnu Chaldum Damanik
NIM : P07520117076

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diuji Pada Sidang Ujian Akhir Program
Politeknik Kesehatan Kemenkes, Jurusan Keperawatan
Medan, Juni 2020

Menyetujui

Penguji I Penguji II

Dr. Dame Evalina, SKM, M.kes Arbani batubara, S.Kep, Ns, M.psi
NIP. 197009021993032002 NIP. 196308251994031003

Ketua Penguji

Dra. Indrawati, S.Kep, Ns, M.Psi


NIP. 196505121999032001

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Johani Dewita Nasution, SKM., M.Kes


NIP. 196505121999032001

ii
ABSTRAK

Latar Belakang. Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai


dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, keperibadian
masih utuh, serta prilaku terganggu tetapi masih dalam batas normal.
Kecemasan ibu terjadi akibat kurang nya pengetahuan dan tindakan untuk
pertolongan pertama pada balita oleh karena itu ibu cemas. Diare pada balita
beresiko tinggi terjadinya dehidrasi berat yang dapat menyebabkan
kematian.Tujuan. penelitian ini Untuk mencari persamaan, kelebihan dan
kekurangan gambaran tingkat kecemasaan ibu pada balita yang menderita
penyakit diare berdasarkan studi Literatur Riview. Penelitian ini menggunakan
studi literatur. Metode. Penelitian ini menggunakan Literature Review yang
melakukan pencarian perpustakaan menggunakan mesin pencarian basis data
jurnal internet. Basis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Google
Cendekia. Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran tingkat kecamasan ibu
saat balita diare yaitu paling banyak sebanyak 74,5%; hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang diare yaitu kategori cukup (54,1%), baik (19,7%) postif
(77%) negatif (23% ) hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut
dikecamatan susukan yaitu kategori cukup (49,4%) baik (45,7%) kurang (4,9%);
gambaran pengetahuan ibu tentang diare pada anak usia balita di Kelurahan
Padasuka yaitu kategori cukup (30%) baik (60%) kurang (2%) dan tingkat
pengetahuan ibu tentang diare pada anak di Puskesmas Bahu Manado yaitu
terbanyak usia 21-30 tahun sebanyak 42 orang (54,5%).
Kata Kunci: Diare, kecemasan, pengetahuan, ibu.

iii
ABSTRAK
Background. Anxiety is a natural disturbance of feelings characterized by
feelings of fear or anxiety that is deep and ongoing, does not experience
disturbances in evaluating reality, personality is still intact, and behavior is
disturbed but still within normal limits. Mother's anxiety occurs due to lack of
knowledge and action for first aid in infants, therefore mothers are anxious.
Diarrhea in infants is at high risk of severe dehydration which can cause death.
Aim. This research is to find similarities, advantages and disadvantages of
describing the level of maternal anxiety in toddlers suffering from diarrhea based
on the Riview Literature Study. This research uses literature study. Method. This
research uses Literature Review which searches the library using an internet
journal database search engine. The database used in this study is Google
Scholar. results of this study show a description of the level of maternal anxiety
when toddlers diarrhea is at most 74.5%; the relationship between maternal
knowledge about diarrhea is in the moderate category (54.1%), good (19.7%)
positive (77%) negative (23%) the relationship between maternal knowledge and
the incidence of acute diarrhea in the subduction sub-district, namely the
adequate category (49.4% ) good (45.7%) less (4.9%); description of mother's
knowledge about diarrhea in children under five years old in Padasuka Village,
which is a sufficient category (30%) good (60%) less (2%) and the level of
mother's knowledge about diarrhea in children in Manado Manado Health Center
that is most aged 21-30 years as many as 42 people (54.5%)

Keywords: Diarrhea, anxiety, knowledge, mother.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Proposal yang berjudul “Gambaran Tingkat Kecemasan
ibu Pada Balita Yang Menderita penyakit Diare ”.
Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada
ibuDra. Indrawati, S.Kep, Ns, M.Psiselaku pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan, dukungan, dan arahan kepada peneliti sehingga
Proposal ini dapat diselesaikan. Dan tidak lupa peneliti mengucapkan
terimaksih kepada :
A. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Medan.
B. Ibu Johani Dewita Nasution, SKM., M.Kes selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
C. Ibu Afniwati, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Ketua Prodi DIII Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
D. Para dosen dan seluruh staf di Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Medan.
E. Teristimewa kepada keluarga saya yang sangat mendukung saya
dan yang sangat saya cintai, Dan semua keluarga yang telah
banyak memberikan dorongan kepada penulis baik moril, spiritual
dan material dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
F. Teman bimbingan KTI (Okta Cici Ole, winda) terimakasih buat
dukungan dan doanya.
G. Buat seluruh teman-temanku D-III Keperawatan Angkatan XXXI
terimakasih buat kebersamaannya selama ini dan dukungan pada
penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
H. Buat sahabat-sahabatku Superianto, Rozi Affandi Ray, M. Afdi
Putra Wardana, Muhammad Syahputra, Andi Nova Siregar,
Muhammad Al Syabah yang telah membantu dan meberikan

v
dukungan, semangat, dan do’a sehingga dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal ini banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan
maupun dari tata bahasanya. Maka dengan segala keredahan hati penulis
mengharapkan saran dan kritik serta masukan dari semua pihak demi
kesempurnaan Proposal ini.
Semoga segenap bantuan, bimbingan dan arahan yang telah
diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Tuhan. Harapan penulis,
Proposal ini dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan
profesi keperawatan.

Medan, April 2020


Peneliti,

Ibnu Chaldum Damanik

vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................................... ii
ABSTRAK............................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR............................................................................................................... v
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................. 6
1. Bagi Perawat ..................................................................................................... 6
2. Bagi Peneliti ...................................................................................................... 6
3. Bagi Institusi Pendidikan ................................................................................. 6
BAB II ................................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 7
A. Kecemasan .............................................................................................................. 7
1. Pengertian ..................................................................................................... 7
2. Tingkat kecemasan ............................................................................................. 7
3. Tanda dan Gejala Kecemasan .......................................................................... 8
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ......................................... 9
5. Tipe Kecemasan............................................................................................... 9
6. Alat Ukur Kecemasan .................................................................................... 10
B. DIARE ........................................................................................................................ 14
1. Pengertian ........................................................................................................... 14
2. Klasifikasi Diare .................................................................................................. 14
3. Penyebab Diare ................................................................................................ 15
4. Cara Terjadinya Diare ................................................................................... 16
5. Tanda dan gejala ............................................................................................ 17
6. Komplikasi ....................................................................................................... 17
7. Cara Penularan............................................................................................... 17

vii
8. Pencegahan .................................................................................................... 18
9. Perawatan ....................................................................................................... 19
C. KERANGKA KONSEP.................................................................................................. 20
BAB III ................................................................................................................................ 21
METODE PENELITIAN ........................................................................................................ 21
A. JENIS PENELITIAN .................................................................................................. 21
B. DESAIN PENELITIAN .............................................................................................. 21
BAB IV................................................................................................................................ 22
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................. 22
A. Hasil Jurnal ............................................................................................................ 22
B. Persamaan dan perbedaan ................................................................................... 29
C. Kelebihan dan kekurangan.................................................................................... 30
D. Pembahasan .......................................................................................................... 31
BAB V................................................................................................................................. 32
SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................................... 32
A. KESIMPULAN ......................................................................................................... 32
B. SARAN ................................................................................................................... 33
1. Bagi orang tua balita ......................................................................................... 33
2. Pelayanan Keperawatan................................................................................... 33
3. Pendidikan Keperawatan .................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 34
LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH ................................................ 36

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kecemasan adalah pengalaman manusia yang bersifat
universal, suatu respon emosional yang tidak menyenangkan,
penuh kekhawatiran, suatu rasa takut yang tidak terekspresikan
dan tidak terarah karena suatu sumber ancaman atau pikiran
sesuatu yang dating tidak jelas dan tidak terindentifikasi (Solehati,
2018).
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai
dengan perasaanketakutan atau kekhawatiran yang mendalam
dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai
realitas, keperibadian masih utuh, serta prilaku terganggu tetapi
masih dalam batas normal. (solehati, 2018).
Penyebab terjadinya kecemasan sukar untuk diperkiraan
dengan tepat. Hal ini disebabkan oleh adanya sifat subyekif dari
kecemasan, yaitu: bahwa kejadian yang sama belum tentu
dirasakan sama pula oleh setiap orang. Dengan kata lain suatu
rangsangan atau kejadian dengan kualitas dan kuantitas yang
sama dapat diinterprestasikan secara berbeda antara individu
yang satu dengan yang lainnya
Diare merupakan salah satu penyakit yang komplikasinya
dapat menyebabkan kematian. Hal ini dapat dicegah dengan
penanganan awal yang baik dan benar. Namun pada
kenyataannya, masih ada pandangan masyarakat yang salah
dalam penanganan awal diare khususnya balita, dikarenakan
kurangnya pengetahuan dari orang tua ataupun orang tua yang
terlanjur panik karena cemas dengan keadaan anaknya sehingga
terjadi kesalahan dalam penanganannya

1
kecemasan ibu terjadi akibat kurang nya pengetahuan dan
tindakan untuk pertolongan pertama pada balita oleh karena itu
ibu cemas, kecemasaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
salah satunya adalah penyakit. Diare pada balita beresiko tinggi
terjadinya dehidrasi berat yang dapat menyebabkan kematian. Hal
tersebut dapat membuat orang tua panik dan cemas saat balita
diare.
Diare adalah suatu kondisi penyakit yang ditandai dengan
perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari yang lembek
sampamencair dan bertambahnyafrekuensi buang air besar yang
dari biasa, yaitu 3 (Tiga) kali atau lebih dalam sehari yang
biasanya disertai dengan muntah atau tinja berdarah (Ardayani,
2015)
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair.
Bisa juga didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal
dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar,
sedangkan neonates dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali
buang air besar.(Khasanah, 2016).
Menurut WHO Pengertian diare adalah buang air besar
dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih
dalam satu hari (24 jam). Ingat, dua kriteria penting harus ada
yaitu buang air besar (BAB) cair dan sering, jadi misalnya buang
air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut
daire. Begitu juga apabila buang air besar dengan tinja cair tapi
tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan diare (Hariani,
2019).
Menurut World Health Organization (WHO) (2017), penyakit
diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan
dan kematian yangtinggi di berbagai negara terutama di negara
Indonesia dan sebagai salah satu penyebab utama tingginya

2
angka kesakitan dan angka kematian pada anak dibawah usia 5
tahun di dunia. Secara global terjadi peningkatan kejadian diare
dan kematian akibat diare pada balita dari tahun 2015-2017. Pada
Tahun 2015, diare menyebabkan sekitar 688 juta orang sakit dan
499.000 kematian di dunia terjadi pada anakanak dibawah 5
tahun. Data WHO (2017) menyatakan, hampir 1,7 miliar kasus
diare terjadi pada anak dengan angka kematian sekitar 525.000
pada anak balita tiap tahunnya (Maulina, dkk, 2019).
Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme termasuk bakteri, virus dan parasit lainnya seperti
jamur, cacing, dan protozoa. Diare ditandai dengan buang air
besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari dan
biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Pada bayi,
volume tinja lebih dari 15 g/kg/24 jam disebut diare. Pada umur 3
tahun, yang volume tinjanya sudah sama dengan volume orang
dewasa, volume lebih dari 200 g/24 jam disebut diare (WHO, 2008).
Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi
lebih lanjut diare akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan
kematian. Diare menjadi pembunuh nomor satu penyebab kematian
berdasarkan umur pada anak balita atau kelompok umur 7-59 bulan
(Kementerian Kesehatan RI, 2016). (Zulkifli, dkk, 2018).
Penyakit diare ini masih menjadi penyebab kematian terbesar
pada balita di Indonesia. Karena diare sendiri di Indonesia adalah
pembunuh balita nomor dua (2) setelah ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan Akut ) dan setiap tahunnya 100.000 balita meninggal karena
diare. Salah satu penyebab penyakit diare ini yaitu tata laksana yang
tidak tepat baik di rumah maupun sarana kesehatan. Sedangkan dari
hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) di Indonesia dalam
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, diare merupakan penyebab
kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi dan nomor lima
bagi semua umur. (Suhartono,dkk, 2019).

3
Menurut hasil riskesdas tahun 2018 penyakit diare atau disebut
juga dengan penyakit menular yang paling banyak populasi dijumpai
pada anak balita menunjukkan bahwa penyakit diare merupakan
penyebab utama kematian pada balita, karena masih timbul dalam
bentuk kejadian luar biasa atau wabah yang disertai dengan kematian
pada balita, dapat dilihat angka kejadian prevalensi pada tahun 2013
yang menderita penyakit diare yaitu sebanyak 40% pada tahun 2018
menurut riskesdas terjadi kenaikan angka kejadian menurut riskesdas
menurut epidemiologi terjadi kenaikan angka kejadian prevalensi
penyakit diare di indonesia mencapai 80%.
Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 di Indonesia prevelensi diare
sebanyak 11%. Dan menurut profil Kesehatan Indonesia tahun 2018
menurut cakupan pelayanan penderita diare pada balita di Indonesia
yang dilayanin di sarana kesehatan sebanyak 1.637.708 atau 40,90%.
cakupan pelayanan penderita diare Balita secara nasional pada tahun
2018, dengan cakupan tertinggi yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat
(75,88%), DKI Jakarta (68,54%) dan Kalimantan Utara (55,00%),
sedangkan provinsi cakupan terendah yaitu Maluku (9,77%), Sumatera
Utara (16,70%) dan Kepulauan Riau (18,68%).Sedangkan menurut
kejadian luar biasa (KLB) Terjadi 10 kali KLB Diare pada tahun 2018
yang tersebar di 8 provinsi, 8 kabupaten/kota. Jumlah penderita 756
orang dan kematian 36 orang (CFR 4,76%).
Data Riset Kesehatan Dasar 2018 (Riskesdas) menunjukkan
bahwa setiap tahunnya terdapat 25,2% dari kematian balita di Indonesia
disebabkan oleh diare. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia (2017),
kejadian KLB diare terlihat bahwa angka CFR (Case Fatality Rate)
pada tahun 2011 sebesar 0,40%, sedangkan pada tahun 2012-2017
angka CFR kasus diare masih cukup tinggi yaitu (≥1%). Berdasarkan
data laporan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh (2017) jumlah penderita
diare yang dilaporkan dan ditangani di fasilitas kesehatan adalah
sebanyak 80.826 orang (58%). (Maulina, dkk, 2019).
Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2018
menunjukkan jumlah penderita diare di Kabupaten Aceh Jaya sebanyak
2.106 kasus (86%). Namun angka tersebut masih cukup tinggi dari

4
target nasional diharapkan yaitu (<1%). Upaya dari pihak dinas
kesehatan dalam memberi penyuluhan atau promosi kesehatan tentang
perilaku hidup bersih dan sehat telah dilakukan namun perilaku
masyarakat sangat sulit untuk dirubah. Berdasarkan laporan
Puskesmas Kecamatan Teunom (2018) jumlah balita diare pada Bulan
Januari sampai dengan Bulan Desember Tahun 2018 sebanyak 60
balita (berusia 1 sampai dengan usia dibawah 5 tahun). (Maulina, dkk,
2019).
Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 prevalensi diare pada balita di
sumatera utara pada tahun 2013 sebesar 1,5% sedangkan pada tahun
2018 prevalensi diare pada balita di Sumatera Utara mengalami
peningkatan menjadi 14,2%. Dan menurut profil kesehatan provinsi
Sumatera utara pada tahun2018, diperkirakan terdapat 255.909 kasus
di sarana Kesehatan sedangkam jumlah penderita diare yang dilayanin
di sarana Kesehatan sebanyak 42.812 kasu, atau sebesar 16.73%
Data dari puskesmas medan johor kota medan tahun 2019
terdapat 274 balita yang mengalami diare. Peneliti melaksanakan
survey awal pada 4 februari2020 lalu peneliti melakukan wawancara
kepada beberapa ibu yang membawa anaknya dengan diare di lokasi
penelitian. Peneliti menanyakankepada lima orang ibu apakah ibu
merasa cemas saat anaknya diare, jawaban kelima ibu hamper sama
yaitu yang dikatakan ibu adalah : saya cemas karena saya tidak tahu
apa yang mau saya lakukan dan ibu menyatakan anaknya rewel
sehingga ibu merasa ketakutan terhadap anaknya yang sedang diare.
Dari hasil survey ini maka peneliti ingin melaksanakan penelitian
tentang tingkat kecemasaan ibu pada balita yang menderita penyakit diare di
puskesmas medan johor

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Tingkat Kecemasaan Ibu
Pada Balita Yang menderita penyakit diare Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2020”.

5
C. Tujuan Penelitian
Untuk mencari persamaan, kelebihan dan kekurangan gambaran
tingkat kecemasaan ibu pada balita yang menderita penyakit diare
berdasarkan studi Literatur Riview

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perawat
Penelitian Ini Dapat Menjadi Data Dasar Dalam Melakukan
Tindakan Keperawatan Serta Merancang Program Pelayanan
Keperawatan Lebih Menjadi Baik, Serta Dapat Menjadi Data Dasar
Bagi Penelitian Selanjutnya.
2. Bagi Peneliti
Untuk Meningkatkan Ilmu Pengetahuan Dan Pengembangan
Wawasan Serta Pengalaman Bagi Peneliti.
3. Bagi Institusi Pendidikan
a. Untuk Menambah Wawasan Dan Ilmu Pengetahuan Pembaca,
Khususnya Mahasiswa/I Jurusan Keperawatan
b. Sebagai Bahan Pembelajaran Dan Sumber Referensi Untuk
Penelitian Selanjutnya

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan
1. Pengertian
Kecemasan adalah pengalaman manusia yang bersifat universal,
suatu respons emosional yang tidak menyenangkan, penuh
kekhawatiran, suatu rasa takut yang tidak terekspresikan dan tidak
terarah karena suatu sumber ancaman atau pikiran sesuatu yang akan
datang tidak jelas dan tidak teridentifikasi (Solehati & Kosasih, 2018).
Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai
dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas,
kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu, tetapi masih
dalam batas-batas normal (Jaya Kusnandi, 2017).

2. Tingkat kecemasan
a. Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan kehidupan
sehari-hari. Ketegangan dalam kehidupan sehari-hari akan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas.
b. Kecemasan Sedang
Kecemasan pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan
menurun. Individu lebih memfokuskan pada hal-hal yang dianggap
penting saat itu dan mengesampingkan hal-hal lain sehingga
seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat
melakukan sesuatu yang lebih terarah.
c. Kecemasan Berat
Kecemasan ini sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.
Seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci
dan spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain.

7
d. Kecemasan Berat Sekali/Panik
Tingkat panik ditandai dengan lahan persepsi yang sudah terganggu
sehingga individu sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak
dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberikan pengarahan atau
tuntunan, serta terjadinya peningkatan aktivitas motorik, menurunnya
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional (Menurut
Solehati & Kosasih 2018).

3. Tanda dan Gejala Kecemasan


Secara umum, tanda dan gejala kecemasan adalah sebagai berikut :
a. Sistem Fisiologis
Tanda dan gejala kecemasan yang dapat dilihat pada sistem
fisiologis antara lain: meningkatnya nadi, tekanan darah, respirasi,
diaphoresis, tangan berkeringat, nyeri kepala, vertigo, pandangan
mata kabur, insomnia atau gangguan tidur, hiperventilasi, penurunan
nafsu makan, mual, muntah, dan sering berkemih.
b. Sistem Psikologis
Tanda dan gejala yang muncul pada pasien yang mengalami
kecemasan bila dilihat dari segi psikologis antara lain: menarik diri,
depresi, iritabel, menjadi mudah menangis, apatis, marah, dan
merasa ketakutan. Pasien akan merasa bahwa dirinya tidak berdaya
dan merasa malu sehingga menarik diri dari lingkungan dan tidak mau
untuk bersosialisasi. Pada keadaan cemas, pasien sering menjadi
iritabel (mudah tersinggung) dan mudah marah akibat ketidakstabilan
emosi. Pasien juga menjadi mudsh menangis akibat perasaan tidak
berdaya dengan masalah yang dialaminya.
c. Respon Kognitif
Kecemasan dapat mempengaruhi respon kognitif. Tanda dan
gejalaa yang muncul antara lain: menurunnya perhatian akibat terlalu
memikirkan masalah yang sedang dialami pasien, ketidakmampuan
untuk berkonsentrasi, menurunnya produktivitas akibat perasaan tidk
berdaya, pelupa, dan selalu berorientasi pada kejadian yang telah

8
lalu, kemudian dibandingkan masa yang akan datang (Menurut
Solehati & Kosasih 2018).

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan


Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan antara lain sebagai berikut
a. Perkembangan Kepribadian
Perkembangan kepribadian seseorang dimulai sejak usia bayi
hingga 18 tahun dan bergantung pada pendidikan orang tua dirumah,
pendidikan disekolah, dan pengaruh sosialnya, serta pengalaman
dalam kehidupannya
b. Tingkat Maturasi
Tingkat maturasi individu akan mempengaruhi tingkat kecemasan.
Pada bayi, tingkat kecemasan lebih disebabkan perpisahan dan
lingkungan yang tidak dikenal. Kecemasan pada remaja lebih banyak
disebabkan oleh perkembangan seksual. Pada orang dewasa,
kecemasan lebih banyak ditimbulkan oleh hal-hal yang berhubungan
dengan konsep diri
c. Tingkat Pengetahun
Individu dengan tingkat pengetahuan lebih tinggi akan mempunyai
koping (penyelesaian masalah) yang lebih adaptif terhadap
kecemasan daripada individu yang tingkat pengetahuannya lebih
rendah (Menurut Solehati & Kosasih 2018).

5. Tipe Kecemasan
Ada beberapa tipe kecemasan terbagi menjadi :
a. Signal Anxiety
Signal anxiety merupakan respons kecemasan yang berfungsi untuk
mengantisipasi suatu kejadian.
b. Anxiety Trait
Anxiety trait merupakan komponen personalitas yang dapat dilihat
dalam jangka waktu lama dan memerlukan observasi fisiologis,
emosi, dan tingkah laku.

9
c. Anxiety State
Anxiety state terjadi sebagai hasil dari keadaan ketegangan jiwa, yaitu
seseorang akan kehilangan control dan emosinya.
d. Free-Floating Anxiety
Free-floating anxiety merupakan kecemasan yang sering terjdi dan
berhubungan dengan perasaan takut (Menurut Solehati & Kosasih
2018).

6. Alat Ukur Kecemasan


Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang
apakah ringan, sedang, berat, atau berat sekali. Orang menggunakan
alat ukur (instrument) yang dikenal dengan nama Hamiliton Rating
Scale for Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala
yang masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka (skor)
antara 0-4, yang artinya adalah :
Nilai 0 = tidak ada gejala atau keluhan
1 = gejala ringan
2 = gejala sedang
3 = gejala berat
4 = gejala berat sekali
Total nilai skor kurang dari.
14 = tidak ada kecemasan
14-20 = kecemasan ringan
21-27 = kecemasan sedang
28-41 = kecemasan berat
42-56 = kecemasan berat sekali
Perlu diketahui bahwa alat ukur HRS-A ini bukan dimaksud
untuk menegakkan diagnosa gangguan cemas. Diagnosa gangguan
cemas ditegakan dari pemeriksaan klinis oleh dokter (psikiater),
sedangkan untuk mengukur derajat berat ringannya gangguan cemas
itu digunakan alat ukur HRS-A (Dadang Hawari, 2016 ).

10
Adapun hal-hal yang dinilai dalam alat untuk HRS – A ini adalah
sebagai berikut :
1. Gejala kecemasan score : 0 1 2 3 4
Perasaan cemas (ansietas)
a. cemas
b. firasat buruk
c. takut akan pikiran sendiri
d. mudah tersinggung
2. Ketegangan score : 0 1 2 3 4
a. merasa tegang
b. lesu
c. tidak bisa istirahat tenang
d. mudah terkejut
e. mudah menangis
f. gemetar
g. gelisah
3. Ketakutan score : 0 1 2 3 4
a. pada gelap
b. pada orang asing
c. ditinggal sendiri
d. pada binatang besar
e. pada keramaian lalu lintas
f. pada kerumunan orang banyak
4. Gangguan Tidur score : 0 1 2 3 4
a. sukar masuk tidur
b. terbangun malam hari
c. tidur tidak nyenyak
d. bangun dengan lesu
e. banyak mimpi-mimpi
f. mimpi buruk
g. mimpi menakutkan
5. Gangguan kecerdasan score : 0 1 2 3 4
a. sukar konsentrasi
b. daya ingat menurun

11
c. daya ingat buruk
6. Perasaan Depresi (murung) score 0 1 2 3 4
a. hilangnya minat
b. berkurangnya kesenangan pada hobi
c. sedih
d. bangun dini hari
e. perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7. Gejala somatik/ fisik (otot) score : 0 1 2 3 4
a. sakit dan nyeri di otot-otot
b. kaku
c. kedutan otot
d. gigi menggerutuk
e. suara tidak stabil
8. Gejala somatik/ fisik (sensorik) score : 0 1 2 3 4
a. tinitus (telinga berdenging)
b. penglihatan kabur
c. muka merah atau pucat
d. merasa lemas
e. perasaan ditusuk-tusuk
9. Gejala Kardiovaskuler score : 0 1 2 3 4
a. takikardi
b. berdebar-debar
c. nyeri di dada
d. denyut nadi mengeras
e. rasa lesu/lemas seperti mau pingsan
f. denyut jantung menghilang(berhenti sekejap)
10. Gejala respiratori (pernafasan) score : 0 1 2 3 4
a. rasa tertekan atau sempit di dada
b. rasa tercekik
c. sering menarik nafas
d. nafas pendek atau sesak
11. Gejala Gastrointestinal (pencernaan) score : 0 1 2 3 4
a. sulit menelan
b. perut melilit

12
c. Gangguan pencernaan
d. nyeri seblum dan sesudah makan
e. perasaan terbakar diperut
f. rasa penuh atau kembung
g. mual
h. muntah
i. buang air besar lembek
j. konstipasi
k. kehilangan berat badan
12. Gejala urogenital (perkemihan atau kelamin) score : 0 1 2 3 4
a. sering buang air kecil
b. tidak dapat menahan air seni
c. tidak datang bulan
d. darah haid berlebihan
e. darah haid amat sedikit
f. masa haid berkepanjangan
g. masa haid amat pendek
h. haid beberapa kali dalam sebulan
i. menjadi dingin(frigid)
j. ejakulasi dini
k. ereksi melemah
l. ereksi hilang
m. impotensi
13. Gejala autonomi
a. mulut kering
b. muka merah
c. mudah berkeringat
d. kepala pusing
e. kepala terasa berat
f. kepala terasa sakit
g. bulu – bulu berdiri
14.Tingkah laku (sikap) pada wawancara score : 0 1 2 3 4
a. gelisah
b. tidak tenang

13
c. jari gemetar
d. kerut kening
e. muka tegang
f. otot tegang / mengeras
g. nafas pendek dan cepat
h. muka merah

B. DIARE
1. Pengertian
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari, dengan atau
tanpa darah atau lender dalam feses. Secara epidemiologic, Biasanya
diare didefinisikan sebagai pengeluaran feses lunak atau cair tiga kali atau
lebih dalam satu hari, tetapi ibu mungkin menggunakan istilah berbeda-
beda untuk mengambarkan diare. Secara lebih praktis, diare didefinisikan
sebagai peningkatan frekuensi defekasi atau konsitensi feses menjadi
lebih lunak pada anak sehingga diangap abnormal oleh ibu anak tersebut
Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami
rangsangan buang air besar (BAB) yang terus-menerus dan fasesnya
lunak atau cair. Dalam diare ini buang air besar terjadi 3 kali lebih dalam 1
hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang
mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan
dehidrasi. (menurut sunaryanti, 2019).

2. Klasifikasi Diare
a. Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi
dan anak yang sebelumnya sehat. Diare akut lebih sering terjadi pada
bayi dari pada anak yang lebih besar. Penyebab terpenting diare cair
akut pada anak-anak di Negara berkembang adalah rotavirus,
Escherichia coli enterotoksigenik, Shigella, Campylobacter jejuni, dan
Cryptosporidium. Penyakit diare akut dapat di tularkan dengan cara
fekal-oral melalui makanan dan minuman yang tercemar. Peluang
untuk mengalami diare akut Antara anak laki-laki dan perempuan
hamper sama. Diare cair akut menyebabkan dehidrasi dan, bila

14
asupan makanan berkurang, juga mengakibatkan kurang gizi.
Kematian dapat di akibatkan oleh dehidrasi.
b. Disentri
Disentri adalah diare yang disertai darah dalam feses ,
menyebabkan anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat , dan
kerusakan mukosa usus akibat bakteri invasive. Penyebab utama
disentri akut adalah Shigella, sedangkan penyebab lain adalah
Campylobacter jejuni dan penyebab yang jarang adalah E. coli
enteroinvasife atau salmonella. Pada orang dewas muda, disentri yang
serius sering kali disebabkan oleh Entamoeba histolytica. Akan tetapi,
bakteri tersebut jarang mejadi penyebab disentri pada anak-anak.
c. Diare persisten/kronik
Diare persisten adalah diare yang pada mulanya akut, tetapi
berlangsung lebih dari 14 hari. Kejadian dapat dimulai sebagai diare
cair atau disentri. Diare jenis ini mengakibatkan kehilangan berat
badan yang nyata, dengan volume feses dalam jumlah yang banyak
sehingga pasien beresiko mengalami dehidrasi. Diare persisten tidak
disebabkan oleh penyebab mikroba tunggal,E. coli enteroaggregative,
Shigella, dan Cryptosporidium mungki berperan lebih besar dari
penyebab lain diare persisten tidak boleh dikacaukan dengan diare
kronik, yakni diare intermiten atau hilang timbul, atau berlangsung
lama dengan penyebab noninfeksi, seperti penyakit sensitif terhadap
gluten atau gangguan metabolism yang diwariskan. (menurut
sunaryati, 2019).

3. Penyebab Diare
Ada beberapa factor yang mempengaruhi munculnya diare, seperti
factor lingkungan, gizi, kependudukan dan social ekonomi, dan perilaku
masyarakat. Sedangkan penyebab diare sendiri adalah peradangan usus
yang di sebabkan oleh beberapa seperti yang di paparkan dalam Bakteri,
virus, parasite (jamur, cacing, dan protozoa) Keracunan
makanan/minuman yang di sebabkan oleh bakteri maupun bahan
kimia.Kurang gizi. Alergi terhadap susu.Hilangnya kekebalan tubuh

15
penyebab terjadinya penyakit diare ialah parasit (giardiasis), dan GE
(Flu Perut). Anak yang sedang terapi dengan pemakaian antibiotic pun
dapat menyebabkan terjadinya diare. Maka, apabila diare terjadi saat
anak sedang dalam pengobatan antibiotik, segera hubungin dokter.
Orang yang alergi susu pun bisa terserang diare. Diare biasanya
timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu, biasanya pada
alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi. Diare
juga bias muncul akibat tanggan yang kotor, dapat pula karena tertular
dari binatang peliharaan, dan kontak langsung dengan feses atau
material yang menyebabkan diare. (menurut sunaryati, 2019).

4. Cara Terjadinya Diare


Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor
Antara lain infeksi bakteri, malabsorpsi, atau sebab yang lain. Faktor
infeksi, proses ini diawali dengan adanya mikroorganisme yang masuk ke
dalam saluran pencernaan, kemudian berkembang biak dalam lambung
dan usus. Mikroorganisme yang masuk dalam lambung dan usus
memproduksi toksin, yang terikat pada mukosa usus dan menyebabkan
sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang di ikuti air, ion
karbonat, kation, natrium dan kalium. Infeksi bakteri jenis enteroinvasif
seperti E,coli, paratyphi B, salmonella, shigella, toksin yang
dikeluarkannya dapat menyebabkan kerusakan dinding usus berupa
nekrosis dan ulserasi. Diare bersifat sekretori eksudatif, cairan diare
dapat bercampur lender dan darah.
Faktor malabsorsi merupakan kegagalan dalam melakukan
absorpsi terhadap makanan atau zat yang mengakibatkan tekanan
osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke
rongga usus yang dapat dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga
terjadi diare.
Gangguan mortilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare, sebaliknya jika terjadi hipoperistaltik akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan sehingga terjadi diare. Akibat
dari diare dapat menyebabkan kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi)

16
yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis metabolic dan
hipokalemi), gangguan nutrisi (intake kurang, output berlebihan). (menurut
suratun, 2018).
5. Tanda dan gejala
Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin
meningkat, nafsu makan berkurang.Sering buang air besar dengan
konsitensi tinja cair atau encer.Warna tinja berubah menjadi kehijau-
hijauan karena bercampur empedu.Anus dan sekitarnya lecet karena
seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam
laktat.Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit
menurun).ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan
disertai penurunah berat badan.Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan
respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung cepat, pasien sangat
lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora komatus) sebagai
akibat hipovokanik.Diuresis berkurang (oliguria smapai anuria).Bila terjadi
asidosis metabolic klien akan tampak pucat dan pernafasaan cepat dan
dalam. (menurut sunaryati, 2019).

6. Komplikasi
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit memicu shock hipovolemik dan
kehilangan elektrolit seperti hypokalemia (kalium <3meq/liter) dan
asidosis metabolic. Pada hypokalemia,waspadai tanda tanda penurunan
tekanan darah, anoreksia dan mengantuk.Tubular nekrosis akut dan
gagal ginjal pada dehidrasi yang berkepanjangan. Perhatikan
pengeluaran urin <30 ml/jam selama 2-3 jam berturut-turut. Sindrom
guillain barre. Artiritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah
penyakit diare karena campylobacter, shigella, salmonella, atau Yersinia
spp. Distritmia jantung berupa takikardi atrium dan vertikel, fibrilasi vertikel
dan kontraksi ventrikel premature akibat gangguan elektrolit terutama oleh
karena hypokalemia. (menurut suratun, 2018).

7. Cara Penularan
Penyakit diare bisa menular dengan adanya kontak dengan feses
yang terinfeksi secara lngsung. Berikut penjelasannya: Makanan dan

17
minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemarin oleh
serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor. Bermain dengan
mainan yang terkontaminasi, apabila pada bayi sering memasukkan
tangan atau mainan atau apa pun ke dalam mulut. Karena virus ini dapat
bertahan di permukaan udara sampai beberapa hari.Penggunaan sumber
air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar. Pencucian
dan pemakaian botol susu yang tidak bersih. Tidak mencuci tangan
dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan feses
anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat
yang dipegang. (menurut sunaryati, 2019).

8. Pencegahan
Agar tidak terjadi atau menjadi penyakit yang parah, diare harus kita
cegah. Sebab jika tidak, bukan hanya menyerang kita tetapi diare juga
akan menjadi satu-satunya penyebab terhadap kematian. Diare mudah
dicegah. Beberapa cara atau bentuk pencegahan penyakit ini Antara lain
dengan mencuci tangan memakai sabun dengan benar pada 5 waktu
penting, yaitu sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum
memegang bayi, setelah menceboki anak, dan sebelum menyiapkan
makanan. Di samping itu, kita harus meminum air minum sehat atau air
yang telah di olah, Antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan
sinar matahari, atau proses klorinasi.
Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga
seperti lalat, kecoak, kutu, lipas, dan lain-lain menjadi salah cara lain
dalam pencegahan penyakit diare. Selain itu, kita harus membuang air
besar dan air kecil pada tempatnya dan sebaiknya menggunakan jamban
dengan tangki septik.
Berikut ini adalah beberapa saran penting yang harus kita lakukan
untuk mencegah terjadinya diare pada bayi, yaitu: Terus memberikan asi
kepada bayi selama empat bulan pertama. Dengan asi, tubuh bayi akan
membentuk antibodi untuk memperbaiki saluran pencernaannya dan
menahan laju diare. Jika kita mulaimemberikan makanan baru atau
makanan padat kepada bayi, mulailah dengan sedikit demi sedikit dan
melumatkan terlebih dahulu makanan tersebut. Ini dimaksudkan untuk

18
memberikan waktu adaptasi bagi perut si bayi untuk mencerna makanan.
Jagalah agar kondisi bayi selalu bersih dan berada di tempat yang sehat.
Mencegah agar anak tidak memasukkan barang-barang kotor kedalam
mulutnya. Jangan memberikan obat-obatan yang tidak diperlukan oleh
bayi. (menurut sunaryati, 2019).

9. Perawatan
Penderita diare juga harus mendapatkan perawatan yang lebih
insentif. Hal ini harus dilaksanakan agar diare yang diderita tidak smapai
benar-benar membawanya pada tahap kematian. Perawatan penderita
diare yang tepat dan efektif bias dilakukan di rumah. Hal ini harus melalui
beberapa prinsip yang harus kita penuhin. Beberapa prinsip tersebut ialah
sebagai berikut: Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga. (kuah
sayur, air tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit). Meneruskan
pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan
ekstra sesudah diare. Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila
dalam 3 hari tidak membaik atau Buang air besar makin sering dan
banyak sekali. Muntah terus-menerus. Rasa haus yang nyata. Tidak
dapat minum atau makan. Demam tinggi. Ada darah dalam feses.
(menurut sunaryati, 2019).

19
C. KERANGKA KONSEP
Variabel Independen Variabel Dependen

1. Tingkat kecemasan
2. Karakteristik ibu
3. Karakteristik balita DIARE

Variabel Penelitian:
1. Variabel independen
Variabel independen disebut variabel bebas, adapun variabel
independen dari penelitian ini adalah Tingkat kecemasan, karakteristik
ibu, karakteristik balita.
2. Variabel dependen
Variabel dependen disebut variabel terikat, adapun variabel dependen
dari penelitian ini adalah Diare.

20
BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian adalah penelitian literature riview yang bertujuan untuk
mendapatkan landasan teori yang bisa mendukung memecahkan masalah
yang sedang diteliti, dengan mencari referensi teori yang relevan dengan
kasus atau permasalahan yang ditemukan ataupun penelitian yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang
mempunyai tujuan dengan objek penelitian atau pengumpulan data yang
bersifat kepustakaan, atau telaah yang dilakukan untuk memecahkan
masalah yang ada.

B. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian menggunakan studi literatur, penelitian
studi literatur adalah sebuah proses atau aktivitas mengumpulkan data dari
berbagai literature seperti buku dan jurnal untuk membandingkan hasil-hasil
penelitian yang satu dengan yang lain (Manzilati,2017). Tujuan penelitian
studi literatur ini adalah untuk mendapatkan landasan teori yang bisa
mendukung pemecahan masalah yang sedang diteliti dan mengungkapkan
berbagai teori-teori yang relevan dengan kasus, lebih khusus dalam
penelitian ini peneliti mengkaji tingkat kecemasaan ibu pada balita yang
menderita penyakit diare.

21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Jurnal

Judul/ tahun Peneliti Tujuan Populasi/ Metode Hasil


No sampel penelitian
1. Gambaran Iswati, elsa Tujuan dari Populasi : ibu Penelitian ini Hasil penelitian ini
tingkat navianti penelitian ini yang merupakan menjelaskan
kecemasaan adalah untuk balitanya kuantitatif bahwa jumlah
ibu saat balita mengetahui sedang sakit deskriptif responden yg
diare di tingkat diare dengan mengalami
puskesmas kecemasaan Sempel : 106 pendekatan kecemasaan paling
wilayah ibu saat balita orang purposive banyak adalah
kecamatan diare sampling cemas ringan yaitu
semarang 79 responden
timur / 2017 (74,5%) .
responden yg
mendominasi
adalah usia dewas
muda (18-40
tahun) yaitu 86
responden,
sebagian besar di
antaranya
mengalami
kecemasan ringan
yaitu sebanyak 64
responden. dan
berdasarkan
pendidikan yg
memiliki cemas
ringan hampir

22
setiap jenjang
pendidikan, namun
cemas berat paling
banyak terjadi pada
responden dengan
pendidikan smp
(15,8%), dan
perkerjaan
sebagian besar ibu
rumah tangga yaitu
sebanyak 79
responden dengan
mayoritas
mengalami cemas
ringan sebanyak 58
responden (73,4%)
namun cemas
berat dominan
terjadi pada
responden sebagai
pedagang atau
wiraswasta.
Berdasarkan
karakteristik balita
berdasarkan usia
matoritas
responden yg
mempunyai balita
usia toddler (1-3
tahun) sebanyak
50 responden
sebagian besar di
antaranya

23
mengalami cemas
ringan sebanyak 42
responden. Tetapi
sebagian besar
responden yang
mengalami cemas
berat yang
mempunyai balita
usia pra skolah (3-
4 tahun) sebesar
(6,7%),
berdasarkan jenis
responden
mempunyai balita
laki-laki sebanyak
58 responden.
Sebagian besar di
antaranya
mengalami cemas
ringan yaitu
sebnayak 44
responden
(75,9%). Tetapi
sebagian besar
responden yang
mempunyai balita
perempuan
mengalami cemas
berat (6,3%).
2. Hubungan Uswatun Tujuan dari Populasi : Penelitian ini Hasil penelitian
tingkat khasanah, penelitian ini seluruh ibu menggunakan menujukan
pengetahuan galuh kartika untuk yang memiliki desain sebagian besar
ibu tentang sari mengetahui balita di usia penelitian responden

24
diare dengan tingkat 1-5 tahun di kuantitatif mempunyai
prilaku pengetahuan wilayah kerja korelasional, pengetahuan
pencegahan ibu tentang puskesmas dengan tentang diare
diare pada diare dan kotagedek pendekatan dalam kategori
balita / 2016 pencegahannya yogyakarta cross cukup sebanyak 33
Sempel : 61 sectional. orang (54,1%)
orang sedangkan
responden yang
mempunyai
pengetahuan diare
dalam kategori baik
hanya 12 orang
(19,7%). Perilaku
pencegahan diare
yang di lakukan
responden
sebagian besar
kategori positif
yaitu 47 orang (77
%) sedangkan
yang berprilaku
negatif ada 14
orang (23 %)
3. Hubungan Ika Choirin Tujuan umum Populasi Jenis Hasil penelitian
antara Nisa. penelitian ini berjumlah 420 penelitian ini menunjukan bahwa
Pengetahuan adalah orang. menggunakan dari 81 responden
Ibu Dengan mengetahui sample metode yang mempunyai
Kejadian hubungan berjumlah 81 kuantitatif pengetahuan yang
Diare antara responden. korelasional, baik 37 orang
Akut Pada pengetahuan cross (45,7%), cukup 40
Balita Di ibu dengan sectional. orang (49,4%) dan
Desa Kejiwan kejadian diare kurang 4 orang
Kecamatan akut pada balita (4,9%). Dan yang

25
Susukan di desa Kejiwan pernah mengalami
Kabupaten Kecamatan diare akut
Cirebon Susukan sebanyak 47 orang
Tahun 2010 Kabupaten (58%), sedangkan
Cirebon Tahun yang tidak pernah
2010. mengalami diare
akut 34 orang
(42%).dan yang
memiliki
pengetahuan
cukup dan pernah
menderita diare
akut yaitu
sebanyak 30
responden (75%),
sedangkan
responden yang
memiliki
pengetahuan baik
dan tidak pernah
mengalami diare
akut yaitu
sebanyak 24
responden
(64,9%). Dari hasil
yang diperoleh
dengan uji statistik
Chi-Square
menggunakan
SPSS nilai P value
= 0,001 sehingga P
< 0,05 Ho ditolak
artinya ada

26
hubungan antara
pengetahuan ibu
dengan kejadian
diare akut pada
balita
4. Gambaran Chaerunnisa Penelitian ini Populasi Jenis Hasil penelitian ini
Pengetahuan Kosasih, bertujuan untuk dalam penelitian ini menunjukkan
Ibu Tentang dkk. mengetahui penelitian ini adalah bahwa terdapat
Diare Pada tingkat adalah semua deskriptif 60% responden
Anak Usia pengetahuan ibu yang kuantitatif memiliki
Balita Di ibu tentang mempunyai dengan pengetahuan baik,
Kelurahan diare pada balita pendekatan 38% responden
Padasuka anak usia balita sebanyak 898 stratifiled memiliki
di Kelurahan orang random pengetahuan
Padasuka sampel 90 sampling cukup dan 2%
orang responden memiliki
pengetahuan
kurang.
Penguasaan
pengetahuan ibu
tentang diare yang
paling baik yaitu
terletak pada
materi tentang
pencegahan diare
sebanyak 80%,
sementara untuk
penguasaan
pengetahuan ibu
yang paling kurang
yaitu terletak pada
materi tentang
makanan yang

27
dihindari yaitu
sebanyak 64%

5. Tingkat Stephany Y. Penelitian ini Populasi Jenis hasil penelitian


Pengetahuan Motto, dkk. bertujuan untuk penelitian penelitian menunjukan bahwa
Ibu Tentang mengetahui semua Ibu bersifat respon yang
Diare Pada tingkat yang ada di deskriptif terbanyak dalam
Anak Di pengetahuan Puskesmas cross kategori umur 21-
Puskesmas Ibu tentang Bahu sectional. 30 tahun sebanyak
Bahu diare pada Manado. 42 orang (54.5%),
Manado anak di sampel dan yg paling
Puskesmas penelitian sedikit responden
Bahu Manalu yaitu IbuIbu dengan kategori
yang umur <20
membawa sebanyak 7 orang
anaknya ke (9,1%). Dan tingkat
Poli Anak pendidikan
Puskesmas terbanyak sma 49
Bahu Manado orang (63.6%) dan
sebanyak 77 yang paling sedikit
orang pendidikan
Diploma III
sebanyak 4 orang
(5.2%). Dan tingkat
perkerjaan irt
sebanyak 64
(83,1%) dan yang
paling sedikit pns 5
orang
(6,5%).Responden
yang memiliki
pengetahuan baik
sebanyak 43 orang

28
(55.8%),
sedangkan yang
memiliki
pengetahuan
cukup sebanyak 27
orang (35,1%) dan
yang pengetahuan
kurang sebanyak 7
orang (9,1%)

B. Persamaan dan perbedaan


Persamaan (comparing) Perbedaan (Contrasting)
• Terdapat 3 jurnal yang
Dari hasil penelitian menunjukan rata- memiliki metode penelitian yang
rata ibu yang memiliki pengetahuan
sama yaitu deskriptif :
dan tingkat kecemasan rendah berusia
<20 tahun dan rata-rata tingkat a. Gambaran tingkat
pendidikan ibu hanya tamat sma dan
kecemasaan ibu saat balita diare
perkerjaan ibu hanya ibu rumah tangga
dan kebanyakan ibu dengan anak di puskesmas wilayah kecamatan
pertama.
semarang timur / 2017.
b. Gambaran Pengetahuan Ibu
Tentang Diare Pada Anak Usia
Balita Di Kelurahan Padasuka.
c. Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Diare Pada Anak Di
Puskesmas Bahu Manado.
• Terdapat 2 jurnal yang
memiliki metode penelitian yang
sama yaitu kuantitatif korelasional
:

29
a. Hubungan tingkat
pengetahuan ibu tentang diare
dengan prilaku pencegahan diare
pada balita
b. hubungan Antara pengetahuan
ibu dengan kejadian diare akut
pada balita di desa kejiwan
kecamatan susukan kabupaten
Cirebon tahun 2010.

C. Kelebihan dan kekurangan


NO Jurnal Kelebihan/Kekurangan
1 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang A. Kelebihan dari Peneliti ini adalah
Diare Anak Usia Balita Di Kelurahan peneliti mengunakan instrument
Padasuka. berupa kuisioner, hasil Penelitian
menunjukan tingkat kecemasan ibu
ringan 74,5%, sedang 20,8% dan
berat 4,7%
2 Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kelebihan dari Peneliti ini kita dapat
Diare Anak Usia Balita Di Kelurahan mengetahui tingkat pengetahuan
Padasuka. responden sebanyak 60%
sedangkan yang cukup sebanyak
38% dan yang kurang 2%.
3 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Kelebihan Penelitian ini
Pada Anak Di Puskesmas Bahu Manado. menunjukkan bahwa pengetahuan
Ibu tentang diare pada anak yaitu
baik yang berjumlah 55.8%.
4 Hubungan tingkat pengetahuan ibu Kelebihan Penelitian ini kita dapat
mengetahui tingkat pengetahuan
tentang diare dengan prilaku
ibu dalam kategori cukup (54,1%).
pencegahan diare pada balita Kekurangan penelitian ini terdapat
pada lokasi penelitian
5 Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Kelebihan Peneliti ini menganalisis
Dengan Kejadian Diare Akut Pada Balita data dengan uji chi-square dengan
Di Desa Kejiwan Kecamatan Susukan menggunakan program spss dan

30
Kabupaten Cirebon Tahun 2010 hasilnya menyatakan bahwa
pengetahuan ibu berkategori baik
45,7% (37 orang), cukup 49,4% (40
orang) dan kurang 4,9% (4 orang).

D. Pembahasan
Dari kelima artikel tentang gambaran tingkat pengetahuan ibu pada balita
yang menderita penyakit diare bahwa banyak ibu yang memiliki
pengetahuan baik dan adapula yang cukup oleh karena itu perlunya
pendidikan kesehatan kepada ibu-ibu yang memiliki balita agar balitanya
terhindar dari penyakit diare. penyakit diare masih merupakan masalah
global dengan derajat kesakitan dan kematian yang tinggi di berbagai negara
terutama di negara Indonesia dan sebagai salah satu penyebab utama
tingginya angka kesakitan dan angka kematian pada anak dibawah usia 5
tahun di dunia. Secara global terjadi peningkatan kejadian diare dan
kematian akibat diare pada balita dari tahun 2015-2017. Pada Tahun 2015,
diare menyebabkan sekitar 688 juta orang sakit dan 499.000 kematian di
dunia terjadi pada anak anak dibawah 5 tahun. Data WHO (2017)
menyatakan, hampir 1,7 miliar kasus diare terjadi pada anak dengan angka
kematian sekitar 525.000 pada anak balita tiap tahunnya.
Data Riset Kesehatan Dasar 2018 (Riskesdas) menunjukkan bahwa
setiap tahunnya terdapat 25,2% dari kematian balita di Indonesia disebabkan
oleh diare. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia (2017), kejadian KLB
diare terlihat bahwa angka CFR (Case Fatality Rate) pada tahun 2011
sebesar 0,40%, sedangkan pada tahun 2012-2017 angka CFR kasus diare
masih cukup tinggi yaitu (≥1%).
Menurut hasil riskesdas tahun 2018 penyakit diare atau disebut juga
dengan penyakit menular yang paling banyak populasi dijumpai pada anak
balita menunjukkan bahwa penyakit diare merupakan penyebab utama
kematian pada balita, karena masih timbul dalam bentuk kejadian luar biasa
atau wabah yang disertai dengan kematian pada balita, dapat dilihat angka

31
kejadian prevalensi pada tahun 2013 yang menderita penyakit diare yaitu
sebanyak 40% pada tahun 2018 menurut riskesdas terjadi kenaikan angka
kejadian menurut riskesdas menurut epidemiologi terjadi kenaikan angka
kejadian prevalensi penyakit diare di indonesia mencapai 80%.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil riview literatur jurnal tingkat kecemasaan ibu pada saat
balita diare di dapatkan bahwa rata rata tingkat kecemasan ibu ringan
dan berdasarkan karakteristik ibu rata rata pendidikan ibu yg mengalami
cemas di semua jenjang pendidikan dan yg paling berat pada
pendidikan smp, rata rata perkerjaan ibu hanya IRT (ibu rumah tangga),
dan berdasarkan usia tingkat kecemasan ibu pada usia dewasa muda
(18-40 tahun). Dan ibu cemas di karenakan gelisah dan kurangnya
pengetahuan ibu tetang diare dan cara merawat balita dengan diare.
Dari hasil riview literatur jurnal pengetahuan ibu tentang diare
pada balita, ibu di kategorikan tingkat pengetahuannya sebagian besar
baik, namun ada yang cukup oleh karna itu perlunya pendidikan
kesehatan tentang diare kepada ibu agar mengerti cara penanganan
awal diare pada balita dan mengerti apa itu diare sehingga ibu mengerti
cara merawat balita diare dirumah. Dan berdasarkan karakteristik ibu
rata-rata pendidikan terakhir ibu hanya tamat sma, dan berdasarkan
perkerjaan ibu rata-rata hanya ibu rumah tangga, dan responden yang
memiliki tingkat pengetahuan cukup rata- rata pada ibu dengan kategori
usia <25 tahun karena belum ada pengalaman.

32
B. SARAN
1. Bagi orang tua balita
Dari hasil literatur ini Ibu dapat memperoleh informasi yang tepat
dalam penanganan awal diare pada balita di rumah dan dapat
mengurangi kecemasaan ibu pada saat balita diare.
2. Pelayanan Keperawatan
Hasil riview literatur ini merupakan masukan bagi pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit dan puskesmas diharapkan dengan hasil
penelitian ini pelayanan keperawatan anak dapat memberikan dan
mengoptimalkan asuhan keperawatan anak terkait tentang diare pada
balita.
3. Pendidikan Keperawatan
Hasil riview literatur ini dapat menjadi data dasar informasi
tambahan tentang tingkat kecemasan ibu pada balita yang menderita
diare sebagai refrensi terkait dengan pendidikan keperawatan anak.

33
DAFTAR PUSTAKA

Ardayani, T. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan


Sikap Ibu Dalam Pencegahan Diare Pada Balita Di Kelurahan Cibaduyut
Bandung. Vol 3. 29 -35. Diakses Pada Juni 2015.
Hawari, D. 2016. Manajemen Stress Cemas Dan Depresi. Jakarta : FKUI.
Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya. 2018. Rekapitulasi Kasus Diare Di
Wilayah Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2018. Calang: Kasie P2P Dinas
Kesehatan.
Hairani & Ramlah. 2019. Pelaksanaan Program Penanggulangan Diare Di
Puskesmas Matakali. Vol. 5. No. 1. Diakses Pada Mei 2019.
Husniati, L. 2018. Hubungan Faktor Lingkungan dan Sosiodemografi Dengan
Kejadian Diare Pada Anak Balita (1-4 Tahun) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Pauh Kambar Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2018,
Skripsi. Universitas Andalas.
Kusnandi, J. 2017. Keperawatan Jiwa Tanggerang Binarupa Aksara Publisher.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Profil Kesehatan Indonesia
2018. Jakarta.
Khasanah, G & Sari, G,K. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Diare Dengan Perilaku Pencegahan Diare Pada Balita. Vol. 07. No. 02.
Diakses Pada Juli 2016.
Melvani, R ,dkk. 2018. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Diare Balita Di Kelurahan Karyajaya Kota Palembang. Vol 4. No 1.
Diakses Pada Desember 2018 – Mei 2019.
Notoatmojo, Soekidjo. 2017. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Rahayu, T & Maulina. 2019. Tindakan Personal Hygiene Ibu Terhadap Kejadian
Diare Pada Balita Puskesmas Kecamatan Teunom. Volume 4. No. 2.
Diakses Pada Tahun 2019.
Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013.
Samiyati, M, dkk. 2019. Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Dengan Kejadian
Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar Kabupaten
Pekalongan. Volume 7. Nomor 1. Diakses Pada Januari 2019.

34
Solehati, T & Kokasih, C. 2018. Konsep Dan Aplikasi Dalam Perawatan
Maternitas. Bandung : Refika Aditama.
Sunaryati, S S. 2019. 14 Penyakit Paling Sering Menyerang Dan Sangat
Mematikan. Jogjakarta : FlashBooks.
Suratun. 2018. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal.
Jakarta Timur : CV. Trans info Media.
Iswati & Naviati, E. 2017. Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Saat Balita Diare Di
Puskesma Wilayah Kecamatan Semarang Timur. Hal 1-8. Diakses Pada
Tahun 2017.
Kosasih, C, dkk. 2015. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Anak
Usia Balita Di Kelurahan Padasuka. Volume 1. No. 2. Diakses Pada
Desember 2015.
Motto, s, y, dkk. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada Anak Di
Puskesmas Bahu Manado. Volume 1. No. 2. Diakses Pada Juli 2013.
Nisa, I, C. 2010. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Diare
Akut Pada Balita Di Desa Kejiwan Kecamatan Susukan Kabupaten
Cirebon. Vol 1. No. 1. Diakses Pada Mei 2019

35
LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

Judul KTI : Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Pada Balita Yang


Menderita Penyakit Diare
Nama Mahasiswa : Ibnu Chaldum Damanik
NIM : P07520117076
Nama Pembimbing : Dra. Indrawati, S.Kep, Ns, M.Psi

Rekomendasi Paraf
No Tanggal
Pembimbing Mahasiswa Pembimbing

1 23/12/2019 Pengajuan judul dan


ACC judul
2 13/01/2020 Revisi bab I
3 24/01/2020 Revisi bab II
4 07/02/2020 Lanjut bab III

05/03/2020 Revisi bab III Lanjut


5 kata
pengantar,daftar isi.
6 11/03/2020 Revisi kata pengantar
dan daftar pustaka
7 13/04/2020 ACC Profosal

8 16/04/2020 Seminar Proposal

9 18/06/2020 Konsul BAB VI dan


V
10 19/06/2020 Revisi pembahasan
dan kesimpulan
11 24/06/2020 ACC BAB VI dan V
12 26/06/2020 Seminar Hasil

Medan, ......................... 2020

Pembimbing

Dra. Indrawati, S.Kep, Ns, M.Psi


NIP. 196505121999032001

36

Anda mungkin juga menyukai