Anda di halaman 1dari 30

PRESENTASI JURNAL

PENATALAKSANAAN MASALAH KETIDAKNYAMANAN


MASA PERIMENOPAUSE

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase 4


Praktik Asuhan Kebidanan pada konteks keluarga berencana dan pelayanan
kontrasepsi dan masa perimenopause

Disusun oleh
NAMA : ERNAWATI
NPM : 19210100025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


DEPARTEMEN KEBIDANAN – UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
PRESENTASI JURNAL

PENATALAKSANAAN MASALAH KETIDAKNYAMANAN


MASA PERIMENOPAUSE

Oleh:

Nama : Ernawati
NPM : 19210100025

Telah dilakukan pembimbingan dinyatakan layak untuk dipresentasikan


dihadapan tim penguji

Tanggal, 02 April 2022

Mengetahui,
Dosen Penanggungjawab Stase

Rizkiana Putri, S.Tr.Keb., M.Keb


NIDN. 0323039502

i
LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI JURNAL
PENATALAKSANAAN MASALAH KETIDAKNYAMANAN MASA
MASA PERIMENOPAUSE

Oleh:

Nama : Ernawati
NPM : 19210100025

Telah dipresentasikan pada tanggal 02 April tahun 2022 di hadapan tim penguji
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Departemen Kebidanan Universitas
Indonesia Maju

Tanggal, 02 April 2022


Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi
Teknologi Dini

Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb
NIDN. 0317088406 NIDN. 0307039201

Mengesahkan,
Dosen Penanggungjawab Stase

Rizkiana Putri, S.Tr.Keb., M.Keb


NIDN. 0323039502

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas segala
Rahmat dan KaruniaNya, sehingga penulis dapat mengerjakan tugas dengan baik
meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana ini. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW, Dalam
mengerjakan presentasi jurnal ini yang berjudul “Penatalaksanaan Masalah
Ketidaknyamanan Masa Perimenopause”.

Penulis menyusun laporan ini guna untuk memenuhi tugas dari Stase 4
Praktik Asuhan Kebidanan pada Konteks Keluarga Berencana dan Pelayanan
Kontrasepsi dan Masa Perimenopause. Laporan ini disusun dengan tujuan
memberitahukan kepada para pembaca mengenai masalah yang penulis bahas
dan kaji didalam laporan ini.
Dalam Penyusunan ini, penulis mendapatkan begitu banyak bimbingan,
bantuan, dan saran serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
yang terhormat:
1. Drs. H. A Jacub Chatib, Selaku Ketua Yayasan Universitas Indonesia Maju.
2. Prof. Dr. Dr. dr. M. Hafizurrachman, MPH., SH, sebagai Pembina Yayasan
Universitas Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM., M.KM selaku PJS Rektor Universitas Indonesia
Maju.
4. Sulsadi, S.ST., M. Biomed selaku Wakil I PJS Rektor Universitas Indonesia
Maju.
5. Dr. Rindu, SKM., M.Kes selaku Wakil II PJS Rektor Universitas Indonesia
Maju.
6. Hidayani, AM.Keb., SKM., M.KM selaku Kepala Departemen Kebidanan
Universitas Indonesia Maju.
7. Nurwita Trisna, S.ST., M.Kes selaku Pembimbing Seminar Kasus maupun
Pembimbing Stase 4 atas segala kesabaran dan kebaikan yang selalu
memberikan arahan dan penjelasan detail selama penyusunan seminar kasus.

iii
8. Uci Cipatiasrini, S.ST., M.Kes., M.Kes selaku Dosen Responsi Seminar
Kasus.
9. Yayan Suryani, S.Tr.Keb selaku CI Responsi Seminar Kasus
10. Terima Kasih Kepada Orang Tua dan Keluarga yang selalu memberikan
Dukungan baik materil moril dan sebagai support system terbaik.
11. Terima kasih kepada teman profesi kebidanan kelas 5 G khususnya kelompok
1 dan umumnya teman bidan yang mengikuti kuliah profesi.
Apabila didalam penulisan laporan ini terdapat kekurangan-kekurangan
penulis memohon maaf. Penulis dengan hati terbuka menerima saran dan
masukan dari berbagai pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan dengan adanya perbaikan lebih bermanfaat bagi pengembangan
Ilmu Pengetahuan pada umumnya dan Ilmu Kebidanan pada khususnya demi
kesejahteraan ibu dan anak.

Garut, April 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
TINJAUAN JURNAL.........................................................................................1
TINJAUAN KASUS............................................................................................5
PEMBAHSAN......................................................................................................12
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
I. TINJAUAN JURNAL
1. Jurnal 1
Judul : Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Menghadapi Pre
Menopause Di Kelurahan Baru Ladang Bambu Kecamatan
Medan Tuntungan
Penulis : Zulkarnaen
Tahun : 2020
Link Jurnal :
http://jurnal.darmaagung.ac.id/index.php/jurnaluda/article/v
iew/608
Abstrak
Premenopause merupakan hal yang sangat dikhawatirkan dan ditakuti oleh
setiap wanita. Perubahan yang terjadi selama masa pre menopause akan
menimbulkan produksi hormon estrogen menurun disertai dengan keluhan
psikologi maupun fisik, yang ditandai dengan siklus haid yang tidak
teratur dengan perdarahan haid yang memanjang dan ukuran perdarahan
banyak yang disertai nyeri. Seiring dengan fungsi organ tubuh yang
menurun seorang wanita akan mengalami kecemasan yang akan
mempengaruhi hubungan dengan suami maupun lingkungan sosial yang
mengakibatkan kepercayaan diri seorang wanita berkurang. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu dalam menghadapi
pre menopause. Jenis penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini
adalah 175 orang ibu-ibu premenopause. Sampel penelitian ini adalah 64
orang dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Hasil
penelitian menunjukkan pengetahuan ibu dalam menghadapi pre
menopause kurang dan sikap ibu dalam menghadapi pre menopause
positif. Pengetahuan ibu kurang karena disebabkan ibu belum pernah
mendapatkan informasi tentang pre menopause dan belum pernah
mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang pre menopause. Sikap ibu
yang positif disebabkan karena ibu mampu mengalihkan perasaan yang
tidak menyenangkan ke hal-hal positif dengan cara melakukan berbagai

1
aktifitas, dan menganggap bahwa hal yang dialami selama pre menopause
merupakan hal wajar yang akan dialami oleh setiap wanita. Diharapkan
kepada petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan kesehatan tentang
pre menopause, dan kepada ibu premenopause diharapkan proaktif untuk
mencari informasi yang berkaitan dengan pre menopause.
Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu, Pre Menopause, Medan.

2. Jurnal 2
Judul : Efektivitas Pemberian Susu Kedelai Dalam Mengatasi
Keluhan Pada Masa Pre Menopouse Di Klinik Bidan
Maiharti Kisaran Barat Tahun 2020
Penulis : Nikmah Jalilah Ritonga,Yuni Sartika Limbong, Riris Sitorus,
Diah Evawanna Anuhgerah
Tahun : 2021
Link Jurnal :
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK/article/view/59
0

Abstrak:
Pra menopause adalah kondisi fisiologis yang ditandai dengan menstruasi
yang tidak teratur. Gejala yang sering muncul seperti hot flush, keringat
malam, gelisah, mudah lelah, nyeri saat berhubungan. Mengatasi keluhan
pra menopause non farmakologis dapat dilakukan dengan susu kedelai.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas susu kedelai
dalam menangani keluhan pramenopause di Bidan Maiharti Clinic, West
Range 2020. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan
desain quasi eksperimen dengan desain time series control. Populasi
penelitian adalah ibu premenopause yang mengalami gejala premenopause
di Klinik Bidan Maiharti Kisaran Barat. Pemilihan sampel menggunakan
purposive sampling sebanyak 18 orang, 9 orang diberi intervensi dan 9
orang sebagai kontrol. Hasil penelitian menggunakan Wilcoxon sign rank

2
test diperoleh hasil untuk kelompok yang diberikan intervensi pre dan post
p-value 0,002 < 0,05. Hasil penelitian menggunakan Wilcoxon sign rank
test diperoleh hasil untuk kontrol p-value 0,009 < 0,05. Kesimpulannya
terdapat perbedaan pada kedua kelompok setelah diberikan susu kedelai
dalam mengatasi keluhan pra menopause.

Kata kunci: Susu Kedelai, Keluhan Pra Menopuse

3. Jurnal 3
Judul : Efek Senam Yoga terhadap Tingkat Kecemasan Wanita
Pramenopause di Sanggar Dolphin Lovina Singaraja
Penulis : Moh. Hanafi, I Gede Dharma Utamayasa
Tahun : 2021
Link Jurnal : https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/jpkr/article/view/1164

Abstrak
Penuaan pada wanita diawali dengan usia 40-65 tahun. Kecemasan
merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan
dapat terjadi pada wanita dan Sebagian besar terjadi pada wanita
pramenopause ini terjadi karena adanya perubahan fisik yang menajdi
masalah yang dihadapi oleh sebagaian besar wanita pramenopause.
Olahraga yang cocok untuk pramenopause salah satunya adalah senam
hatha yoga. Latihan yoga membuat system saraf otonom menjadi
seimbang dan bermanfaat menurunkan tekanan darah. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam yoga terhadap wanita
pramenopause di sanggar dolphin lovina singaraja. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan cara pra eksperimental. Jenis
desain dalam penelitian ini berbentuk one group pre-post test design,
dimana tidak mengunakan kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 13 wanita yang baru mengikuti senam hatha yoga di sanggar
dolphin Lovina Singaraja. Jadi penelitian ini yaitu penelitian populasi.
Instrument yang digunakan adalah 20 item pertanyaann modifikasi dari T-

3
MAS (Taylor Manifest Anxiety Scale). Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa ada pengaruh yang signifikann terhadap pemberian senamn hatha
yoga terhadapn penurunan tingkatn kecemasan pada wanita premenopause.

Kata Kunci: kecemasan, premenopause, senam yoga

4
II. TINJAUAN KASUS

FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN

No. Registrasi : 02
Tanggal Pengkajian : 13 Maret 2022
Waktu Pengkajian : 09.00 WIB
Tempat Pengkajian : PMB
Pengkaji : Ernawati

PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
Nama Ibu : Ny. E Nama Suami : Tn. A
Umur : 45 Tahun Umur : 52Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kel. Kota Wetan
1. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin konsultasi kesehatan
2. Keluhan utama
Mudah kecapean, badan sakit pegal, kurang tidur malam, sakit saat
berhubungan, merasa tidak nyaman dan cemas yang dirasakan 1 bulan
terakhir.
3. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus Haid : 28 hari
Nyeri Haid : kadang mules
Banyak dan lama : 2-3 kali ganti pembalut per hari dan lamanya 6-7
hari
Teratur/Tidak Teratur : 6 bulan terakhir tidak teratur

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Penyulit Anak
Anak Tgl / Thn Tempat Usia Jenis kehamilan
Penolong Jenis BB/
ke persalinan persalinan kehamilan persalinan / Keadaan
kelamin PB
persalinan
1 Tahun Puskesma 40 minggu normal Bidan tak Laki 3000 hidup
2000 s laki gr/47
cm
2 Tahun PMB 39 minggu normal Bidan tak Perempu 3100g hidup
2006 an /48 cm

4. Riwayat ginekologi
Pasien tidak pernah mengalami penyakit gangguan reproduksi.
5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit menular dalam keluarga:
Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, asma, DM, dan
penyakit lainnya. Ibu tidak mempunyai penyakit menular seperti TBC,
Hepatitis, Campak, HIV. Tidak ada Riwayat alergi dan ketergantungan
obat-obat lainnya.
b. Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga:
Ibu tidak mempunyai penyakit keturunan seperti Asma, penyakit
Jantung, Diabetes, dan Hipertensi
6. Riwayat psikososial
Status perkawinan : Menikah
Jumlah : 1 kali
Lama perkawinan : 22 tahun
Usia menikah : 20 tahun, usia suami waktu menikah: 27 tahun
7. Riwayat KB
Ibu mengatakan sekarang tidak menggunakan alat atau obat KB.
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola istirahat
Siang : Jarang tidur siang
Malam : Tidur malam sekitar 4-5 jam dan kurang nyenyak
b) Pola aktivitas
Aktifitas sehari-hari sebagai Ibu Rumah Tangga biasa melakukan
aktivitas pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, mencuci pakaian,
mencuci piring dan memasak.
c) Pola eliminasi
BAB : 1 x sehari BAK : 5-6 x sehari
Konsistensi : Lunak Konsistensi : Cair
Warna : Kuning Warna : Kuning jernih
Terakhir BAB dan BAK jam 07 : 00 WIB
d) Pola nutrisi
Makan sehari 3 kali porsi sedang dengan menu nasi, sayur, dan lauk
kadang makan selingan kudapan atau cemilan.
Minum 8-10 gelas sehari air putih dan terkadang minum susu.
Terakhir makan pagi jam 6:30 WIB dengan bubur ayam dan segelas air
putih.
e) Pola personal hygiene
Mandi : 2x sehari
Gosok gigi : 3x sehari,
Ganti baju : 2x sehari
Keramas : 2 x seminggu.
f) Pola hubungan seksual
Hubungan suami istri dilakukan 1-2 x dalam seminggu, akan tetapi
selama 2 bulan terakhir ini jarang melakukan hubungan suami istri
karena tidak nyaman.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 80 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit

Suhu tubuh : 36,50C


3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 63 kg
Tinggi badan : 155 cm
IMT : 26,2 ( Gemuk)
4. Pemeriksaan Fisik
a) Wajah : Bersih tidak pucat, tidak oedema
b) Mata
Kelopak mata : Tidak ada oedema
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih, tidak kuning/ikterik
c) Mulut
Lidah bersih, tidak tampak stomatitis, tonsil normal, dan tidak tampak karang
gigi dan caries
d) Leher
Kelenjar thyroid : Tidak tampak pembesaran
Kelenjar getah bening : Tidak tampak pembesaran
e) Dada
Jantung : Bunyi jantung normal dan teratur
Paru : Normal tidak ada mengi atau stridor
Payudara :
Pembesaran : Normal
Puting susu : Menonjol
Simetris : Ya
Benjolan/tumor : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak Ada
Rasa nyeri : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
f) Abdomen
 Inspeksi
Bentuk : Bulat
Bekas luka operasi : Tidak Ada
Stricae : Tidak Ada
Línea alba : Ada
g) Ekstremitas:
Kekakuan sandi : Tidak ada, sedikit sakit kaki bila bergerak dari
berdiri ke duduk
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
h) Anogenitalia: Tidak dilakukan pemeriksaan
Vulva vagina
5. Pemeriksaan Penunjang
HB 12,6 gr%

C. Analisis Data
Ny. E umur 45 tahun Perimenopause.

D. Penatalaksanaan
1. Bidan memakai APD level 1 sebagai prokes dimasa pandemic
Evaluasi: Bidan telah menggunakan sarung tangan, masker dan gown
2. Memberitahu ibu untuk melakukan protocol kesehatan dimasa pandemic
covid-19 dengan mencuci tangan atau handsanitizer, menggunakan
masker dan pemeriksaan suhu
Evaluasi: Ibu mengerti dan bersedia melakukan protocol kesehatan.
3. Membina hubungan baik dan memberikan inform consent
Evaluasi: Inform consent telah dilakukan dan ibu memahami serta
bersedia dengan asuhan yang akan dilakukan.
4. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan kesehatan ibu secara
umum dalam batas normal yaitu TD: 120/80 Mm Hg, N: 80x/menit, P:
20 x/ menit, S: 36,5 0C.
Evaluasi: Ibu merasa senang dengan hasil pemeriksaan
5. Menjelaskan Informasi tentang Masa Premenopause adalah masa
peralihan dari masa subur menuju masa tidak adanya pembuahan
(Anovulation), yang ditandai dengan menurunnya kadar hormon
estrogen dari ovarium yang sangat berperan dalam hal
reproduksi dan seksualitas. Sebagian besar wanita akan mengalami
gejala pre menopause pada usia 40-an dan puncaknya tercapai pada usia
50 tahun, ketidaknyamanan seperti: panas di sekitar muka atau dada (hot
flush), pegal, jantung berebar, sulit tidur (insomnia), flek di wajah, haid
tidak teratur, kulit keriput, sakit saat berhubungan dengan suami, cemas.
Keluhan yang ibu rasakan selama ini seperti mudah kecapean, badan
sakit pegal, kurang tidur malam, sakit saat berhubungan, merasa tidak
nyaman dan cemas merupakan hal yang wajar pada masa perimenopause
Evaluasi: Ibu mengetahui informasi tentang ketidaknyamanan yang
dirasakan merupakan hal normal pada masa perimenopause sesuai
penjelasan yang diberikan oleh bidan
6. Menjelaskan memberikan KIE tentang masa perimenopause sebagai
perubahan yang wajar yang akan dialami oleh setiap wanita dan
tidak harus menimbulkan kecemasan yang berlebihan akan perubahan
yang terjadi pada masa tersebut dan menyarankan ibu untuk tidak cemas,
lebih relaks dan mengikuti pola hidup yang sehat. Serta menganjurkan
kepada suami atau keluarga untuk selalu mendukung ibu. Pemberian KIE
ini diharapkan dapat mempengaruhi persepsi dan sikap ibu tentang
perubahan masa perimenopause pada ibu serta ketidaknyamanan selama
perimenopause pada ibu dan suami. Dukungan keluarga juga sangat
diperlukan oleh ibu pada masa premenopause agar dapat menjalani
kehidupan dengan lebih baik.
Evaluasi: Ibu mengerti perubahan dan ketidaknyamanan pada masa
perimenopause, dan ibu merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi
masa ini dengan dukungan suami dan keluarga.
7. Memberitahukan manfaat susu kacang kedelai untuk mengatasi
ketikanyamanan selama masa perimenopause karena kacang kedelai
mengandung estrogen alami yaitu fitoestrogen dan isoflavon yang
bermanfaat bagi ibu pada masa ini. Saran penyajian dan konsumsi yaitu
dengan meminumnya sebanyak 250 ml / hari.
Evaluasi: Ibu mengerti dan akan mengkonsumsi susu kedelai sesuai
anjuran.
8. Menyarankan untuk melakukan gerakan relaksasi dan memberikan salah
satu contoh gerakan senam yoga yang dapat ibu lakukan di rumah agar
ibu lebih rileks, tidak cemas dan mengurangi ketidaknyamanan fisik
selama masa perimenopause.
Evaluasi: Ibu mengerti dan melakukan gerakan senam yoga seperti yang
dicontohkan pada media video.
9. Menganjurkan ibu untuk kontrol kembali 1 minggu kemudian, yaitu pada
tanggal 20 Maret 2022.
Evaluasi: Ibu mengerti dan akan kembali sesuai tanggal yang ditentukan
10. Melakukan pendokumentasian.
Evaluasi: Hasil pemeriksaan telah didokumentasikan.

Garut, 13 Maret 2022


Pengkaji,

(Ernawati)
NPM.19210100025
III. PEMBAHASAN
Berdasarkan tinjauan kasus dan jurnal didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Pengetahuan Responden dalam premenopausedi Kelurahan Baru
Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan
Hasil penelitian kesehatan tentang pengetahuan ibu
dalam menghadapi premenopause dapat diketahui bahwa pengetahuan
kurang 28 orang (39,1%) dan pengetahuan cukup 25 orang
(43,8%). Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yantina
(2012) tentang pengetahuan ibu terhadap kecemasan dalam
menghadapi menopause di Kecamatan Bebesan Kabupaten Aceh
Tengah menunjukkan bahwa dari 86 orang responden mayoritas
memiliki pengetahuan kurang 60 orang (90.9%).(1)
Pengetahuan biasanya diperoleh dari berbagai pengalaman
yang berasal dari berbagai macam sumber seperti media, poster,
kerabat dekat, media masa, media elektronik, buku petunjuk,
petugas kesehatan dan lainya. Hal ini seperti yang ditemukan
pada seluruh ibu premenopause di lingkungan IV Kelurahan Baru
Ladang Bambu, bahwa ibu berpengetahuan kurang disebabkan
oleh belum adanya penyuluhan kesehatan tentang premenopause.
Menurut Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa informasi dapat
diperoleh melalui mata dan telinga. (1)
Kurangnya pengetahuan ibu dalam menghadapi premenopause
dapat disebabkan minimnya minat ibu untuk mengakses informasi-
informasi mengenai kesehatan reproduksi khususnya dalam
menghadapi premenopause. Menurut asumsi peneliti pengetahuan ibu
dalam menghadapi premenopausekurang, disebabkan karena tingkat
pendidikan yang rendah dan belum pernah mendapatkan informasi
tentang premenopause. Hal ini sangat mempengaruhi seseorang
dalam mengembangkan nalar dan pengetahuan. Dengan daya nalar
yang baik akan memudahkan seseorang untuk meningkatkan
pengetahuan. Pengetahuan merupakan salah satu pendorong untuk
merubah perilaku atau mengadopsi perilaku yang baru.
Pengetahuan tentang premenopause merupakan faktor yang
menentukan seseorang dapat menerima terjadinya premenopause
sebagai perubahan yang wajar yang akan dialami oleh setiap
wanita dan tidak harus menimbulkan kecemasan yang berlebihan.
Dukungan keluarga juga sangat diperlukan oleh ibu-ibu premenopause
karena perubahan yang akan terjadi akan menimbulkan pikiran yang
menganggap dirinya tidak menarik lagi, tidak cantik, bahkan
menganggap dirinya tidak bisa member kepuasan kepada
suaminya lagi. Pengetahuan juga dipengaruhi oleh pengalaman,
jika pengalaman ibu dalam menghadapi premenopause tidak ada
maka ibu mempunyai persepsi yang berbeda dalam menghadapi
premenopause. Menurut Notoadmojo (2010) pengalaman atau
pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang
sangat berperan dalam menginterprestasikan stimulus yang
diperoleh. Pengalaman masa lalu atau apa yang telah didapatkan
akan menyebabkan terjadinya interprestasi ibu dalam
menghadapi premenopause. (1)
Hasil penelitian yang diperoleh dari kuesioner tentang sikap ibu
dalam menghadapi premenopause dapat diketahui bahwa sikap ibu
mayoritas positif 33 orang (51,6%) dan minoritas sikap negatif 31
orang (48,4%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Eka
(2014) tentang sikap ibu dengan kecemasan menghadapi
menopause di Kelurahan Tanggikiki Kecamatan Sipatana Kota
Gorontalo, menunjukkan bahwa dari 59 responden sikap ibu
mayoritas baik 35 orang (59,3%). Menurut Yantina (2014) sikap
adalah determinan perilaku, karena mereka berkaitan dengan
persepsi,kepribadian dan motivasi. Sebuah sikap merupakan
suatu keadaan siap mental, yang dipelajari dan di organisasi
menurut pengalaman dan yang menyebabkan timbulnya pengaruh
khusus atau reaksi seseorang terhadap orang-orang, objek-objek
dan situasi-situasi dengan siapa dia berhubungan. Menurut asumsi
peneliti sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup
dari seseorang terhadap suatu objek. Sikap positif dari ibu yang
akan menghadapi premenopause mampu mengalihkan perasaan yang
tidak menyenangkan ke hal-hal positif dengan cara melakukan
berbagai aktivitas, dan mereka menganggap bahwa hal-hal yang
dialami selama premenopausemerupakan hal wajar yang akan
dialami oleh setiap wanita. (1)
Sikap ibu dalam menghadapi premenopausedi pengaruhi juga
oleh budaya dan lingkungan semakin banyak kegiatan ibu
dilingkungan masyarakat maka ibu semakin menyesuaikan diri
dengan perubahan yang sedang dialami. Berbeda hal dengan
kebanyakan wanita di kota yang sangat cemas dalam menghadapi
premenopause, mereka takut akan perubahan-perubahanyang terjadi
seperti kulit keriput, gangguan libido, penurunan daya ingat,
gangguan tidur, cemas, perubahan emosi, rasa sepi dan lainnya,
mereka beranggapan dengan terjadinya premenopause suami mereka
tidak menyayangi mereka lagi, maka wanita-wanita kota melakukan
berbagai cara untuk mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi
selama menghadapi menopause seperti melakukan terapi sulih
hormon. Maka saran untuk ibu-ibu premenopause tidak perlu
takut dalam menghadapi premenopause asalkan kita siap dan dapat
mengantisipasinya maka wanita premenopause dapat tetap hidup sehat
dan bahagia.(1)
Pengkaji dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan memberikan
KIE tentang masa perimenopause dan perubahan yang terjadi pada
masa tersebut. Dan menyarankan ibu untuk tidak cemas dan mengikuti
pola hidup yang sehat. Serta menganjurkan kepada suami atau keluarga
untuk selalu mendukung ibu. Pemberian KIE ini diharapkan dapat
mempengaruhi persepsi dan sikap ibu tentang perubahan masa
perimenopause, sehingga lebih siap dan dapat mengantisipasinya
sehingga dapat tetap hidup sehat dan bahagia. Hal ini sesuai dengan
penelitian jurnal kesatu.

2. Efektivitas Pemberian Susu Kedelai Dalam Mengatasi Keluhan Pada


Masa Premenopouse Di Klinik Bidan Maiharti Kisaran Barat Tahun
2020.
Premenopause yaitu satu atau dua tahun segera sebelum
menopause atau pada semua periode reproduksi sebelum masa
menopause. Gejala pre menopause akibat menurunnya kadar estrogen
tersebut sering menimbulkan gejala yang sangat mengganggu
aktivitas kehidupan para wanita. Masalah yang muncul
termasuk hilangnya kesuburan, pada menjelang menopause.Gejala
menjadi sangat serius jika tidak ditangani karena dapat menimbulkan
perubahan yang menyebabkan kecemasan pada wanita. Masalah yang
timbul akibat pre menopause ini disebut dengan sindrom pre
menopause, gejala yang sering timbul seperti hot flush, berkeringat
malam hari, gelisah, mudah capek, rasa sakit saat berhubungan.(2)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan 55,6% responden
mengalami keluhan berat bahwa separuh dari responden mengalami
keluhan pre menopause kategori berat, 33,3% mengalami keluhan
sedang, dan 11,1 % mengalami keluhan ringan. Keluhan pada ibu
pre menopause banyak mengalami keluhan berat, karena
keluhan pada ibu pre menopause dapat mengganggu aktivitas pada ibu
karena mengalami gejala yang sering timbul seperti hot flush,
berkeringat malam hari, gelisah, mudah capek, rasa sakit saat
berhubungan. Jika dilihat dari pilihan kategori keluhan yang
dirasakan oleh ibu premenopause diketahui bahwa keluhan somatik 2
orang mengalami keluhan ringan, 5 orang mengalami keluhan
sedang, dan 2 orang mengalami keluhan berat. Keluhan psikologi adalah
4 orang mengalami keluhan sedang dan 5 orang mengalami keluhan
berat. Keluhan urogenital adalah 4 orang mengalami keluhan sedang
dan 5 orang mengalami keluhan berat. Untuk keluhan total 6 orang
mengalami keluhan berat, 2 orang mengalami keluhan sedang, dan
1 orang mengalami keluhan ringan. Skala nyeri dari keluhan pre
menopause yang didapat mean 3,56 dan standard deviasi 0,726. Hal
ini menunjukan bahwa pemilihan skala nyeri pada setiap orang berbeda.
(2)

Menurut Rahmah (2018), bahwa skala nyeri yang di dapat


sebelum diberikan susu kedelai berdasarkan Menopouse Rating Scale
(MRS) sejumlah 24 orang dengan mean (nilai rata-rata) 11,26 dan
standard devisiasi (simpangan baku) 5,848. Hal ini terjadi akibat
penurunan hormone estrogen pada saat premenopouse sehingga ibu
mengalami keluhan pada masa pre menopause gejala yang sering
timbul seperti hot flush, berkeringat malam hari, gelisah, mudah
capek,rasa sakit saat berhubungan.Keluhan yang dialami pada masa
pre menopause adalah hot flushes(semburan panas dari dada
hingga bagian wajah), night sweat (berkeringat di malam hari),
dryness vaginal (kekeringan vagina), penurunan daya ingat, insomnia
(susah tidur), depresi (rasa cemas), fatigue (mudah capek), penurunan
libido, drypareunia (rasa sakit saat berhubungan seksual), pusing,
dan incontinence urinary (sering buang air kecil) ( Proverawati, 2019).
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terjadi penurunan intensitas
keluhan pada ibu pre menopause setelah diberikan susu
kedelai. Hal ini membuktikan bahwa pemberian susu kedelai
dapat memberikan efek menurunkan keluhan pada ibu masa pre
menopause. (2)
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan 66,7% mengalami
keluhan ringan dan 33,3% mengalami keluhan sedang. Hal ini
digambarkan bahwa adanya perubahan keluhan pada ibu masa pre
menopause sesudah mengkonsumsi susu kedelai. Karena jika
dilihat dari pilihan kategori keluhan yang dirasakan oleh ibu pre
menopause diketahui bahwa keluhan somatik yang mengalami keluhan
ringan 8 orang dan keluhan sedang sebanyak 1 orang.Pada keluhan
psikologi terdapat keluhan sedang sebanyak 9 orang. Pada keluhan
urologi terdapat keluhan ringan 7 orang dan keluhan sedang sebanyak 2
orang. Dan keluhan total sebanyak keluhan ringan sebanyak 6 orang
dan keluhan sedang sebanyak 3 orang. Jika dilihat dari sebelum
dan sesudah terdapat perubahan keluhan pada ibu pre
menopause. Ramuan yang diberikan mampu mengurangi keluhan
pada ibu masa pre menopause sehingga mereka dapat melanjutkan
aktivitas sehari-hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa di dapatkan p-
value0,002 < 0,05. Maka H0 ditolak artinya ada perbedaan sebelum
dan sesudah pemberian susu kedelai terhadap keluhan pada ibu pre
menopause di Klinik Bidan Maiharti Kisaran Barat Tahun 2020.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Rahmah (2018), bahwa setelah
dilakukan uji statistic di dapat hasil p value 0,004 < 0,05 . Maka
dapat disimpulkan bahwa H0 di tolak artinya ada perbedaan sebelum
dan sesudah pemberian susu kedelai terhadap keluhan pada ibu pre
menopause. penelitian ini sesuai dengan Khunty & Sri (2014)
bahwa setelah dilakukan uji statistic di dapat hasil p value 0,001 <
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konsumsi
susu kedelai terhadap keluhan menopause. (2)
Konsumsi susu kedelai secara rutin menyebabkan tetap adanya
hormon ekstrogen dalam tubuh wanita menopause sehingga ibu
tidak lagi mengalami keluhan menopause yang pada dasarnya
disebabkan karena penurunan produksi hormon ekstrogen dalam
tubuh. Semakin lama jangka waktu mengkonsumsi kedelai, efeknya
akan semakin baik. Manfaat kedelai juga masih dapat diperoleh meski
wanita tersebut sudah berusia 50 tahun dan belum pernah
mengkonsumsi kedelai sebelumnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan
(Hetty & Nelfi, 2018), hal ini sesuai dengan hasil penelitian memakai
program SPSS uji Wilcoxon didapatkan hasil analisis bivariat dengan
membandingkan nilai pre dan posttest menunjukkan nilai ρ= 0,001
(ρ<0,05) sehingga dapat diambil kesimpulan pemberian susu kedelai
berpengaruh terhadap penurunan gejala dalam keluhan pada ibu di
masa pre menopousenya. Berdasarkan kelompok sesudah dengan
kelompok pembanding (kontrol) berdasarkan uji statistic ini
menggunakan uji wilcoxom signrank testdi dapatkan p-value0,022<
0,05. Maka H0 ditolak artinya ada perbedaan kelompok kontrol
dengan kelompok sesudah pemberian susu kedelai terhadap
keluhan pada ibu pre menopause di Klinik Bidan Maiharti
Kisaran Barat Tahun 2020.Berdasarkan asumsi peneliti keluhan pre
menopause disebabkan karena penurunan hormone estrogen
mengakibatkan gejala yang sering timbul seperti hot flush,
berkeringat malam hari, gelisah, mudah capek, rasa sakit saat
berhubungan. Keluhan ini merupakan suatu ketidaknyamanan yag
dialami ibu-ibu pada masa premenopause yang menyebabkan
terganggunya aktivitas sehari hari dan megganggu waktu istirahat.(2)
Mengatasi keluhan pada ibu masa premenopause dapat
dilakukan dengan berbagai cara baik secara farmakologi dan
nonfarmakologi. Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan
menggunkan tanaman berkhasiat obat salah satunya dapam upaya
menanggulangi masalah keseahatan. Pengobatan herbal yang
mengurangi keluhan pada saat premenopause salah satunya adalah
susu kedelai. Susu kedelai mengandung fitoestrogen yang memiliki
kandungan isovlafon yang mempunyai kandungan hampir sama dengan
estrogen sehingga dapat menurunkan keluhan pada ibu masa pre
menopause dengan cara isovlafon akan mengikat reseptor estrogen
yang berada di hipotalamus, menstimulasi termoregulator,
menyebabkan vasodilatasi aliran darah perifer, menghambat penguapan,
sehingga pelepasan berkurangdan dapat mengatasi keluahan
premenopause. Susu kedelai dikonsumsi pada jam 19.00 dan jam
04.30. 1 gram kacang kedelai mengandung 3,5 mg isoflavon, setiap
hari wanita premenopouse membutuhkan 15-30 gram untuk
memenuhi kekurangan hormone estrogen di dalam tubuh, dapat
terpenuhi dengan mengkonsumsi susu kedelai sebanyak 250 ml
setiap hari. Konsumsi susu kedelai setiap hari selama 2 minggu
agar tubuh dapat melakukan adaptasi terhadap kandungan susu kedelai
yang hampir mirip dengan hormon estrogen, untuk hasil yang lebih
baik. (2)
Pengkaji dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan perimenopause
menyarankan kepada klien untuk mengkonsumsi susu kedelai yang kaya
akan fitoestrogen dan isoflavon yang dapat mengurangi masalah
ketidaknyamanan pada masa perimenopause. Klien disarankan minum
susu kedelai sehari 2 kali atau sebanyak 250 ml/ hari selama 2 minggu.
Hal ini sesuai dengan jurnal penelitian 2
3. Efek Senam Yoga terhadap Tingkat Kecemasan Wanita
Pramenopause di Sanggar Dolphin Lovina Singaraja
Berdasarkan uji t-testberpasangan didapatkan nilai t sebesar 4.247
dengan p-value 0.000 oleh karena p-value 0.000<0.05, maka H0 ditolak
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada efek perbedaan yang
signifikan tingkat kecemasan wanita premenopause sebelum dan
sesudah diberikan senam yoga disanggar Dolphin Lovina Singaraja.
Hal ini juga menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan
senam hatha yoga terhadap tingkat kecemasan wanita premenopause.
Data di atas dapat diartikan bahwa sebagian besar wanita
premenopause mengalami kecemasan. Hal tersebut tentunya akan
berdampak pada kesehatan fisik dan mental serta interaksi social
dengan lingkungan sekitar, sehingga derajat kesehatan pun
menurun dan pada akhirnya akan berdampak juga pada kualitas
hidup wanita menopause (Arini, 2018).
Olahraga yang cocok untuk pramenopause salah satunya
adalah senam yoga, menurut fisiologi: selama ada bergerak, otot
anda membutuhkan oksigen untuk bekerja secara efisien. (Rangga
& Saputra, 2016). Yoga bertujuan untuk merangsang gelombang
alfa pada otak yang berhubungan dengan kondisi relaksasi yang
mendalam dan kesehatan mental (Purwaningsih & Sudarta, 2017).
Selain itu juga secara fisiologis latihan senam yoga tidak hanya
membantu untuk merasa lebih baik, tetapi juga membantu tidur lebih
nyaman, dan dapat menghilangkan strees (Saputra, 2016:224). (3)
Umumnya wanita premenopause kurang mendapatkan informasi
tentang menopause dan fungsi yoga yang lebih mendasar sehingga
yang dibayangkan adalah efek negative yang akan dialami setelah
memasuki masa premenopause dan menopause. Hasil penurunan
tingkat kecemasan pada wanita premenopause menggunakan kuesioner
sesudah diberikan senam yoga yaitu didapatkan bahwa terdapat
penurunan tingkat kecemasan wanita premeneopause. Maka dapat
disimpulkan bahwa hubungan tingkat kecemasan pada responden yang
mengikuti partisipasi latihan hatta yoga berada pada tingkat rendah
serta tidak terdapat faktor pengaruh dari dukungan suami
respondennya (Di et al., 2020). Hasil studi sebelumnya
mengindikasikan bahwa peningkatan aktivitas fisik pada wanita
menopause memberikan dampak positif terhadap kualitas hidupnya
(Elvasky, 2009). Pada data hasil penelitian terdapat penurunan yang
signifikan tingkat kecemasan pada wanita premenopause. (3)
Menurut studi oleh Putri (2014) pada domain fisik ditemukan
perbedaan antara yang tidak pernah melakukan aktivitas fisik dengan
melakukan aktivitas fisik, bahwa pada domain fisik cendrung lebih baik
pada wanita menopause yang berolahraga rutin begitupula
pada domain psikologis, sosial dan lingkungan dengan hasil yang
signifikan serta ditemukan juga perbedaan pada frekuensi latihan fisik
1-2 kali seminggu. Wanita premenopause yang mengalami penurunan
tingkat kecemasan menyatakan bahwa pikirannya terfokus pada
gerakan-gerakanyang diberikan pada saat senam yoga sedangkan
wanita yang mengalami kecemasan ringan disebabkan karena kurang
fokus ketika diberikan senam yoga. (3)
Latihan hatha yoga dipandang akan dapat menurunkan
kecemasan pada wanita pramenopause karena cara pernapasan dalam
hatha yoga juga efektif buat melepaskan toksin dari kulit dan paru-
paru (Setyo dkk, 2020). Tingkat kecemasan wanita premenopause
mengalami penurunan sesudah diberikan senam yoga karena
melakukan senam yoga membuat pikiran tenang dan tubuh menjadi
rileks, serta terciptanya energi positif dalam tubuh. Hatha yoga
merupakan suatu metode pelatihanfisik dan mental untuk seluruh
kalangan usia, memberikan dampak relaksasi bagi tubuh,
melancarkan peredaran darah dan mengontrol pernapasan (Setyodkk,
2020). Hal ini menunjukan dengan melakukan yoga dapat
menambah skor kualitas hidup terkait sebanyak 435,6, sehingga dapat
disimpulkan bahwa yoga dapat meningkatkan kualitas hidup terkait
kesehatan (Rosida et al., 2017).(3)
Secara fisik, relaksasi dari latihan yoga akan menimbulkan rasa
nyaman atau relaks, dalam keadaan relaks tubuh melalui otak akan
memproduksi endorphin yang berfungsi sebagaianalgesik alami tubuh
dan dapat meredakan rasa nyeri (keluhan-keluhan fisik) (Rosida et
al., 2017). Penelitian oleh Susan (2014), juga menyatakan bahwa
masalah yang dialami wanita menopause dapat diatasi melalui
latihan fisik yang dapat meningkatkan kualitas hidup secara
signifikan nilai (p=0,02). Olahraga rutin pada wanita premnopause
memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup mereka. Latihan
senam Hatha yoga merupakan salah satu treatment yang dapat
dilakukan oleh wanita pramenopause untuk mengurangi kecemasan
akibat gangguan menopause yang mulai dirasakannya sehingga
sebaiknya dapat digunakan sebagai program dalam menurunkan
kecemasan(Setyo dkk, 2020). Beberapa Teknik gerakan yang sering
dilakukan dalam latihan hatha yoga seperti: sarvangasana, halasana,
utkata pascimottanasana, tuladasana, bhujangasana, yoga mudra,
padahastasana, cakrasanan (Di et al., 2020).Wanita yang mengikuti
senam yoga di sanggar Dolphin Lovina Singaraja yang telah
mengikuti program kegiatan ini mengaku sangat puas akan perubahan
yang terjadi, ada beberapa yang mengatakan telah sembuh dari
penyakit, bahkan kesehatan fisiknya menjadi sangat lebih baik dari
sebelumnya dan tidak membutuhkan terapi medis lagi.
Mereka yang mengikuti senam yoga ini memiliki manfaat yang
jauh lebih besar. Pada akhirnya akan meningkatkan derajat
kesehatan dan penuruan tingkat kecemasan. Peningkatan usia harapan
hidup, perlu dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup.(3)
Pengkaji dalam penatalaksanaan memberikan saran kepada klien
untuk melakukan gerakan relaksasi senam yoga. Gerakan senam yoga
dapat memberikan efek relaksasi sehingga tubuh akan merspon dengan
keluarnya hormone endorphin, sehingga ibu merasakan nyaman dan tidak
cemas menghadapi masa perimenopause. Pengkaji memberikan salah
satu contoh gerakan sederhana dengan media video dan ibu
mengikutinya. Hal ini sesuai dengan penelitian jurnal ketiga.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
a. Pengkaji dalam penatalaksanaan telah memberikan KIE tentang
perubahan dan ketidaknyamanan pada masa perimenopause sehingga
pengetahuan ibu bertambah tentang masa perimenopause dan cara
mengatasi ketidaknyamanan.
b. Pengkaji telah memberikan informasi tentang manfaat
mengkonsumsi susu kedelai dalam minuman harian sebagai salah
satu sumber fitoestrogen dan isoflavon yang bermanfaat mengatasi
ketidaknyamanan di masa preimenopause.
c. Pengkaji dalam penatalakasanaan telah memberikan informasi
senam yoga sebagai salah satu gerakan reksasi pada masa
perimenopause yang bermanfaat untuk mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kebugaran dengan menggunakan media video.

2. Saran
a. Bagi Klien
Diharapkan ibu dapat menambah wawasan pengetahuan tentang
masa perimenopause dan cara mengatasi ketidaknyamanan dengan
terapi non farmakologis seperti susu kedelai dan senam yoga.
Dengan pengetahuan yang baik ibu lebih siap menghadapi masa
premenopause dan dapat mengantisipasinya sehingga wanita
premenopause dapat tetap hidup sehat dan bahagia.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan promosi kesehatan
pada masa perimenopause dengan media leaflet dan kegiatan kelas
ibu perimenopause.
c. Bagi Fasilitas Kesehatan
Diharapkan setiap Praktik Mandiri Bidan (PMB) atau tempat
pelayanan Kesehatan dapat meningkatkan Informasi dan pelayanan
kesehatan pada masa perimenopause.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nasution Z. Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Menghadapi Pre


Menopause Di Kelurahan Baru Ladang Bambu Kecamatan Medan
Tuntungan. J Darma Agung. 2020;27(3):1209.

2. Ritonga NJ, Limbong YS, Sitorus R, Anuhgerah DE. Efektivitas Pemberian


Susu Kedelai Dalam Mengatasi Keluhan Pada Masa Pre Menopouse Di
Klinik Bidan Maiharti Kisaran Barat Tahun 2020. J Kebidanan Kestra.
2021;3(2):136–43.

3. Hanafi.M, Utamayasa IGD. Efek senam yoga terhadap tingkat kecemasan


wanita pramenopause di Sanggar Dolphin Lovina Singaraja. J Pendidik
Kesehat Rekreasi. 2021;7(2):354–60.

IV. LAMPIRAN

Dokumentasi Kegiatan:

Anda mungkin juga menyukai