Disusun oleh :
RORIN KUSUMA
WULANDARI
NPM. 03021005
Di setujui oleh :
Mengetahui :
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR PUSTAKA 38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan dibidang kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup. Peningkatan
kualitas hidup ini perlu dimulai dari dini yaitu sejak berada dalam kandungan. Oleh
karena itu kehamilan yang sehat sangat mempengaruhi potensi dari penerus keturunan di
kemudian hari. ( Manuaba; 1998 )
Menurut Leimena 1993 kematian ibu adalah kematian seorang wanita yang
sedang hamil atau dalam periode 42 hari setelah terminasi kehamilannya tanpa
memandang lama dan lokasi kehamilannya.
Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) merupakan
salah satu faktor paling sensitif yang menggambarkan kesehatan ibu dan anak. AKI dan
AKB di Indonesia masih sangat tinggi, terbukti dengan adanya kematian ibu yang sangat
bervariasi antara 5 sampai 100.000 per kelahiran hidup. Dan kematian perinatal yang
berkisar antara 25 sampai 750 per kelahiran hidup. Angka kematian ibu tersebut harus
dapat ditekan menjadi 225 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi ditekan
menjadi 49,8 per 1000 kelahiran hidup.
Maka dari itu pemeriksaan antenatal perlu sekali dilakukan untuk memastikan
keadaan ibu dan janin secara berkala serta untuk mengetahui secara dini apabila ada
penyimpangan atau kelainan yang ditemukan. Dengan tujuan agar ibu hamil dapat
melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan
bayi dengan sehat.
Pemeriksaan kehamilan secara berkala yang diikuti secara teknis harus dikuasai
oleh setiap pelaksana program KIA di lapangan agar kualitas pelayanan dapat terjamin.
Apabila pada ibu hamil dengan primigravida/ multigravida umumnya banyak masalah
yang berhubungan dengan kehamilannya karena kurangnya pengetahuan ibu tentang
kehamilannya. Oleh karena itu penting bagi ibu hamil primigravida/ multigravida untuk
melakukan kemungkinan faktor resiko tinggi bisa ditemukan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KONSEP DASAR KEHAMILAN
1.2.1 Definisi
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. ( Buku Acuan Nasional Maternal dan
Neonatal, Sarwono Prawirohardjo: 89 ).
Uri ( plasenta )
Uri berbentuk bundar atau oval; ukuran diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm,
berat 500-600 gram. Biasanya plasenta atau uri akan berbentuk lengkap pada
kehamilan kira- kira 16 minggu, dimana ruang amnion telah mengisi seluruh
rongga rahim.
Perubahan- perubahan dan organoganasis yang terjadi pada berbagai
periode kehamilan.
Umur kehamilan Panjang fetus Pembentukan organ
4 minggu 7.5-10 mm Rudimental mata, telinga, dan
hidung.
8 minggu 2.5 cm Hidung, kuping, jari- jemari
mulai dibentuk. Kepala
menekur ke dada.
12 minggu 9 cm Daun kuping lebih jelas,
kelopak mata melekat, leher
mulai berbentuk, alat
kandungan luar terbentuk
namun belum berdiferensiasi.
16 minggu 16-18 cm Genitalia eksterna terbentuk
dan dapat dikenak, kulit tipis
dan warna merah.
20 minggu 25 cm Kulit lebih tebal, rambut mulai
tumbuh di kepala, dan rambut
halus ( lanugo ) tumbuh di kulit.
24 minggu 30-32 minggu Kedua kelopak mata tumbuh
alis dan bulu mata serta kulit
keriput. Kepala besar. Bila lahir
dapat bernapas tetapi hanya
bertahan hidup beberapa jam
saja.
28 minggu 35 cm Kulit warna merah ditutupi
verniks kaseosa. Bila lahir dapat
bernapas, menangis pelan dan
lemah. Bayi imatur.
32 minggu 40-43 minggu Kulit merah dan keriput. Bila
lahir kelihatan seperti orang tua
kecil.
36 minggu 46 cm Muka berseri tidak keriput.
Bayi prematur.
40 minggu 50-55 cm Bayi cukup bulan. Kulit licin,
verniks kaseosa banyak, rambut
kepala tumbuh baik, organ-
organ baik.
Perubahan metabolisme
Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena itu
wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi sehat.
1. Tingkat metabolik basal pada wanita hamil meninggi hingga 15-20%,
terutama pada trimester akhir.
2. Keseimbangan asam- alkali sedikit mengalami perubahan konsentrasi
alkali :
Wanita tidak hamil : 155mEq/ liter
Wanita hamil : 145 mEq/ liter
Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEq/ liter
Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEq/ liter
3. Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat
kandungan, payudara, dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi.
4. Hidrat arang : seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan
kuat, sering kencing, dan kadangkala dijumpai glukosuria yang
mengingatkan kita pada diabetes mellitus
Payudara ( mammae )
Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat
teraba noduli- noduli, akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena- vena lebih
membiru. Hiperpigmentasi pada puting susu dan areola payudara. Kalau diperas
keluar air susu jolong ( kolostrum ) berwarna kuning.
Kebutuhan makanan sehari- hari ibu tidak hamil, ibu hamil dan menyusui :
Kalori dan zat makanan Tidak hamil Hamil Menyusui
Kalori 2000 2300 3000
Protein 55 g 65 g 80 g
Kalsium (Ca) 0.5 g 1g 1g
Zat besi (Fe) 12 g 17 g 17 g
Vitamin A 5000 IU 6000 IU 7000 IU
Vitamin D 400 IU 600 IU 800 IU
Tiamin 0.8 mg 1 mg 1.2 mg
Riboflavin 1.2 mg 1.3 mg 1.5 mg
Niasin 13 mg 15 mg 18 mg
Vitamin C 60 mg 90 mg 90 mg
MEROKOK
Jelas bahwa bayi dari ibu-ibu perokok mempunyai berat badan lebih kecil.
Karena itu wanita hamil dilarang merokok.
OBAT-OBATAN
Prinsip : Jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan selama kehamilan
terutama dalam triwulan I. Perlu dipertanyakan mana yang lebih besar manfaatnya
dibandingkan bahayanya terhadap janin, oleh karena itu harus dipertimbangakan
pemakaian obat-obtan tersebut.
LINGKUNGAN
Saat sekarang, bahaya polusi udara, air, dan makanan terhadap ibu dan anak
sudah mulai diselidiki seperti halnya merokok.
GERAK BADAN
Kegunaanya : Sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah,
pencernaan lebih baik, dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang melelahkan
dilarang. Dianjurkan berjalan-jalan pada pagi hari dalam udara yang masih segar.
Gerak badan di tempat :
Berdiri – jongkok
Terlentang – kaki diangkat
Terlentang – perut diangkat
Melatih pernapasan
KERJA
Boleh bekerja seperti biasa
Cukup istirahat dan makan teratur
Pemeriksaan hamil yang teratur
BERPERGIAN
Jangan terlalu lama dan melelahkan
Duduk lama-statis vena (vena stagnasi) menyebabkan tromboflebitis dan
kaki bengkak
Berpergian dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya hipoksia, dan
tekanan oksigen yang cukup dalam pesawat udara.
PAKAIAN
Pakaian harus longgar, bersih, tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.
Pakailah kutang yang menyokong payudara.
Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi.
Pakaian dalam yang selalu bersih.
ISTIRAHAT DAN REKREASI
Wanita pekerja harus sering istirahat. Tidur siang menguntungkan dan baik
untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak, dan panas lebih baik
dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan.
MANDI
Mandi diperlukan untuk kebersihan / higiene terutama perawatan kulit, karena
fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun lembut
/ringan. Jangan tergelincir di perigi dan jagalah kebersihannya. Douche dan mandi
berendam tidak dianjurkan.
KOITUS
Koitus tidak dihalangi kecuali bila ada sejarah :
Sering abortus/ prematur
Perdarahan pervaginam
Pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati
Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang
Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi uterus – partus
prematurus.
KESEHATAN JIWA
Ketenangan jiwa penting dalam menghadapi persalianan, karena itu dianjurkan
bukan saja mealkukan latihan-latihan fisik namun juga latihan kejiwaan untuk
menghadapi persalianan. Walaupun peristiwa kehamilan dan persalianan adalah
suatu hal yang fisiologis, namun banyak ibu-ibu yang tidak tenang, merasa khawatir
akan hal ini. Untuk itu, dokter harus diketahuinya karena kebodohan, rasa takut, dan
sebagiannya dapat menyebabkan rasa sakit pada waktu persalinan, ini akan
mengganggu jalannya partus, ibu akan menjadi lelah dan kekuatan hilang. Untuk
menghilangkan cemas harus ditanamkan kerjasama pasien-penolong (dokter,bidan)
dan diberikan penerangan selagi hamil dengan tujuan :
Menghilangkan ketidaktahuan
Latihan-latihan fisik dan kejiwaan
Mendidik cara-cara perawatan bayi
Berdiskusi tentang peristiwa persalinan fisiologik
2. Status perkawinan
Perkawinan ke : I
Usia Menikah : 22 th
Lama Kawin : 13 th
7. Riwayat kebidanan
a. Riwayat menstruasi.
Menarche : 15 th
Siklus/Lama : 28 hari, teratur 7 hari.
Banyak : 2 – 3 kotex / hari.
Warna / Bau : Merah segar / anyir.
Keluhan : Disminorehoe (-), flour albus (-).
HPHT : 16 – 06 – 2005
HPL : 23 – 03 – 2006
9. Riwayat psikososial
Hubungan ibu dengan suami baik dan kooperatif dengan petugas.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan fisik umum
a. Keadaan umum
- Keadaan umum: Baik
- Kesadaran : Composmenitis
- Postur tubuh : Lordosis
- Cara berjalan : Tegak, tidak pincang
- TB / Lila : 154 cm / 24,3 cm
- BB sebelum hamil : 53 kg
- BB saat hamil : 60 kg
b. Tanda-tanda vital
- Tensi : 120/70 mmHg
- Suhu : 36 ºC
- Nadi : 88 x/menit
- RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan fisik khusus
a. Infeksi
- Kepala : Tidak ada benjolan, kulit kepala nersih, rambut
lurus dan panjang.
- Muka : Tidak pucat, tidak oedem, tidak ada cloasma.
- Mata : Simetris, conjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterus palpegra tidak odema. Mata sebelah kanan
terkena katarak.
- Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
ada poliof, tidak ada seceret.
- Mulut dan gigi : Simetris, mukosa mulut lembab, tidak ada
stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak terdapat gigi
palsu.
- Telinga : Simetris, tidak ada sekret menkopurulen.
- Leher : Tidak ada pembesaran kel.tyiroid, tidak ada
bendungan v.jugularis.
- Dada & payudara: Tidak ada retraksi, bentuk payudara simetris puting
susu menonjol, hiperpigmentasi areola mamae,
bersih, sudah keluar colostrum.
- Perut : Terdapat strie albican dan linea nigra, bentuk
membujur sesuai umur kehamilan.
- Genetalia : Tidak odema, tidak varices, tidak ada tumor, tidak
ada condiloma, tidak bhartoinitis, terdapat
pengeluaran cairan, merembes, agak keruh, ada
cicatrix.
- Anus : Tidak ada haemoroid, bersih, tidak ada varices.
- Eksteremitas : Simetris, tidak oedem, tidak ada varises.
b. Palpasi
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
bendungan vena jugalaris.
- Ketiak : Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe.
- Mamae : Tidak teraba benjolan, tidak nyeri tekan, konsistensi
lunak, colostrum sudah keluar.
- Perut : Leopold I : TFU 3 jr bawah px (30 cm)
teraba bagian besar, lunak pada
fundus (bokong).
Leopold II : Teraba bagian datar, panjang,
keras seperti papan di sebelah,
kiri perut ibu. Di sebelah
kanan, teraba bagian kecil
janin.
Leopold III : Bagian terendah teraba keras,
bulat & melenting (kepala)
tidak dapat digoyangkan ( ).
Leopold IV : Kedua tangan tidak dapat
bertemu (divergen).
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada wheezing & ronchi.
Perut : DJJ (+) (12-11-12) terdenger jelas & teratur di sebelah kiri
bawah pusat perut ibu.
d. Perkusi
Reflek patella +/+
3. Pemeriksaan penunjang
Hb : Tidak dilakukan.
4. Kesimpulan
Ny. X G1IIP20002 Usia Kehamilan 39 Minggu, hidup, tunggal, let. Kep, intra uteri,
keadaan jalan lahir normal, K/U ibu baik.
1.3.2 INTERPRETASI DATA DASAR
DIAGNOSA :
Ny. X G1IIP20002 Usia Kehamilan 39 Minggu, hidup, tunggal, let. Kep, intra uteri.
MASALAH :
Masalah tidak ada.
KEBUTUHAN :
Memberikan HE tentang :
1. Informasi perubahan ibu hamil.
Perubahan pada vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh
esterogen sehingga tampak makin merah dan kebiru- biruan (tanda
chadwicks).
Perubahan pada payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat lakatasi. Perkembangan payudara tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen,
progesteron, dan somatomammotropin.
Perubahan pada sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat
memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena
dorongan rahim yang membesar pada umur hamil 32 minggu. Sebagai
kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O 2 yang meningkat,
ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar 20 sampai 25% dari biasanya.
Perubahan pada sistem pencernaan
Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang
dapat menyebabkan : Pengeluaran air liur berlebihan, terjadi mual dan
pusing terutama pada pagi hari, muntah yang berlebihan disebut hiperemisis
gravidarum, progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan
dapat menyebabkan susah buang air besar.
Perubahan pada kandung kencing
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunya kepala bayi pada hamil
tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan tersebut
menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.
Perubahan pada kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada strie
gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi
(cloasma gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan
menghilang.
Perubahan pada metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan
yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan
janin dan persiapan memberikan ASI.
2. Pola Nutrisi
Pada saat hamil pola makan ibu bertambah dan ibu harus banyak
mengkonsumsi sayur-sayuran berwarna hijau, buah-buahan yang berwarna
merah atau kuning serta lauk-pauk (ikan, daging, telur, tempe dan tahu). Ibu
minum air putih sehari ± 8 gelas.
3. Pola istirahat
Pada saat hamil pola istirahat yaitu tidur malam ± 8 jam ( 21.00 – 05.00 ),
tidur siang ± 1 jam ( 14.00 – 15.00).
4. Personal Hygiene
Baik sebelum atau saat hamil ibu mandi ± 2 kali sehari, gosok gigi ± 3 kali
sehari sehabis makan, keramas ± 2 hari sekali, ganti baju 1 kali sehari tiap
sore dan ganti pakaian dalam ± 3 kali sehari karena sering kencing dan merasa
basah.
5. Tanda bahaya pada ibu hamil.
Hiperemisis gravidarum
Abortus imminen
Abortus insipien
Abortus inkonpletus
Infeksi
Missed abortiaon
Mola hidostosa
1.3.7 EVALUASI
1. Melakukan tindakan melalui komunikasi therapeutik
Evaluasi : S : Ibu mengatakan mengerti dan dapat memahami apa yang
dijelaskan oleh petugas.
O : Ibu menyampaikan semua keluhannya pada petugas
A : Tujuan tercapai
P : Rencana dilanjutkan
1.4.1 KESIMPULAN
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. X dengan usia kehamilan
39 minggu di BPS BKIA Hj. Farida Hajri Surabaya. Dapat ditarik beberapa
kesimpulan :
1. Dalam melakukan pengkajian diperlukan adanya ketelitian, kepekaan dan peranan
dari ibu hamil sehingga diperoleh data yang menunjang untuk mengangkat
diagnosa kebidanan.
2. Dalam analisa data dan mengangkat diagnosa kebidanan pada dasarnya mengacu
pada tinjauan pustaka & adanya perubahan serta keseimbangan dengan tinjauan
pustaka tergantung pada kondisi ibu hamil.
3. Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat
direncanakan pada tinjauan kasus nyata, karena dalam perencanaan disesuaikan
dengan masalah yang ada pada saat itu, sehingga masalah yang ada pada tinjauan
pustaka tidak akan direncanakan jika tidak ada tinjauan kasus nyata.
4. Pada dasarnya pelaksanaan merupakan perwujudan dari perencanaan akan tetapi
tidak dilaksanakan seperti perawatan payudara dalam kasus nyata hanya
dilakukan penyuluhan saja sehingga klien melakukan sendiri dirumah sesuai
petunjuk.
5. Setelah penulisan mengadakan evaluasi pada Ny. X Kehamilan 39 minggu maka
sebagian dari semua masalah dapat diatasi. Pada akhirnya klien bersedia untuk
kontrol 1 minggu lagi, keberhasilan dalam mengatasi masalah klien didukung
oleh beberapa faktor diantranya sarana yang memadai, adanya tindakan yang
komperhensif serta adanya kesadaran klien untuk melakukan ANC.
1.4.2 SARAN
1. Bagi petugas.
Bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kebidanan harus
meningkatkan kemampuan & keterampilan yang dimiliki serta harus memiliki
kerja sama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.
2. Bagi klien.
Klien harus dapat bekerja sama dengan baik dengan tenaga kesehatan agar
keberhasilan dalam asuhan kebidanan dapat tercapai serta semua masalah klien
dapat terpecahkan.
3. Bagi pendidikan.
Tenaga kesehatan yang berada disuatu instansi kesehatan supaya lebih
memperhatikan & memberikan bimbingan kepada calon tenaga kesehatan pada
umumnya serta supaya melengkapi buku-buku yang ada di perpustakaan yang
merupakan gudang ilmu bagi para anak didik.