Disusun Oleh:
Ramadhana Larasati P27824620036
Laporan Asuhan Kebidanan Holistik Pada Nifas dan Menyusui ini dilaksanakan
sebagai dokumen/laporan Praktik Blok 5 yang telah dilaksanakan
di Puskesmas Tenggilis Surabaya periode praktik
Tanggal : 18 Januari-06 Februari 2021
Ramadhana Larasati
NIM.P27824620036
Elly Fatmawati, Amd.Keb Queen Khoirun Nisa’ M., M.Keb Ani Media H., SST., M.Keb.
NIP.197811142006042023 NIP.198212132008012007 NIP.197802142002122001
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena limpahan taufiq dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Individu yang berjudul “Praktik
Asuhan Kebidanan Holistik Pada Ibu Nifas dan Menyusui di Wilayah Kerja
Puskesmas Tenggilis Surabaya”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat
menyelesaikan tugas blok 5 (Ibu Nifas dan Menyusui) pada Pendidikan Profesi
Bidan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Dalam penyusunan Laporan, penulis banyak mendapat bimbingan,
petunjuk dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Evi Pratami, SST, M.Keb., selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
2. dr. Dessy J Setia, selaku Kepala Puskesmas Tenggilis Surabaya.
3. Elly Fatmawati, Amd.Keb., selaku bidan koordinator Puskesmas Tenggilis
Surabaya.
4. Ermawati, S.Tr.Keb., selaku pembimbing praktik klinik Puskesmas Tenggilis
Surabaya.
5. Queen Khoirun Nisa Mairo, SST., M.Kes., selaku pembimbing pendidikan 1
yang telah memberi masukan dan bimbingan dalam menyusun laporan ini.
6. Ani Media Harumi, SST, M.Keb., selaku pembimbing pendidikan 2 yang telah
memberi arahan, dan bimbingan dalam menyusun laporan ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan
ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman :
Halaman Judul.........................................................................................................i
Lembar Pengesahan................................................................................................ii
Kata Pengantar.......................................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktik ..................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum................................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus...............................................................................................2
1.3 Waktu dan Tempat Praktik...............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Konsep Dasar Nifas..........................................................................................4
2.1.1 Pengertian Nifas.............................................................................................4
2.1.2 Tahapan Masa Nifas......................................................................................4
2.1.3 Perubahan Fisiologis Nifas............................................................................5
2.1.4 Perubahan Psikologis Nifas...........................................................................5
2.1.5 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas...........................................................................10
2.1.6 Kunjungan Masa Nifas..................................................................................19
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Nifas..........................................................21
2.2.1 Pengkajian.....................................................................................................21
2.2.2 Interpretasi Data............................................................................................26
2.2.3 Diagnosa dan Masalah Potensial...................................................................26
2.2.4 Kebutuhan Tindakan Segera.........................................................................28
2.2.5 Perencanaan..................................................................................................28
2.2.6 Implementasi.................................................................................................29
2.2.7 Evaluasi.........................................................................................................30
BAB III TINJAUAN KASUS ...............................................................................31
iv
3.1 Data Subjektif...................................................................................................31
3.2 Data Objektif ...................................................................................................34
3.3 Analisa Data ....................................................................................................35
3.4 Penatalaksanaan...............................................................................................35
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................37
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .....................................................................39
5.1 Kesimpulan......................................................................................................39
5.2 Saran................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................40
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
cakupan KF3 pada tahun 2016 lebih rendah dibandingkan tahun 2015 yaitu dari
87,06% menjadi 84,41% (Kemenkes RI, 2016).
Mengatasi hal tersebut, pemerintah membuat kebijakan dengan melakukan
kunjungan nifas minimal empat kali Kunjungan Nifas (KF) yaitu selama 6-8 jam
setelah persalinan (KF1), 6 hari setelah persalinan (KF2), 2 minggu setelah
persalinan (KF3), 6 minggu setelah persalinan (KF4) (Dewi dan Sunarsih, 2012).
Tujuannya untuk mencegah penyulit yang terjadi selama masa nifas dan berisiko
terhadap keselamatan ibu nifas diantaranya infeksi, perdarahan, tromboflebitis,
emboli paru serta depresi pasca partum. Penyulit tersebut rawan terjadi selama 24
jam postpartum yang dikenal sebagai masa kritis masa nifas, yang memerlukan
perawatan dan pemantauan ketat karena dapat berakibat pada kematian ibu bila
tidak ditangani dengan segera. Namun hal tersebut dapat dicegah dengan
memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas.
Sehubungan dengan hal tersebut, peran dan tanggung jawab bidan sangat
diperlukan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas guna mencegah
atau menurunkan angka kematian ibu dengan cara melakukan asuhan kebidanan
secara komprehensif. Oleh sebab itu, penulis ingin melakukan Asuhan Kebidanan
Komprehensif pada Ibu nifas dan Menyusui di Puskesmas Tenggilis Surabaya.
1.2 Tujuan Praktik
1.2.1 Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan Holistik pada Ibu Nifas dan Menyusui
di Puskesmas Tenggilis Surabaya yang didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian pada ibu nifas dan menyusui di Puskesmas Tenggilis
Surabaya
2. Menginterpretasi data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah, kebutuhan
pada ibu nifas dan menyusui di Puskesmas Tenggilis Surabaya
3. Mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu nifas dan menyusui Puskesmas
Tenggilis Surabaya
4. Melakukan tindakan segera pada ibu nifas dan menyusui di Puskesmas
Tenggilis Surabaya
3
TINJAUAN PUSTAKA
Masa Nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama
6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan baik secara fisiologi maupun
psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan (Nurjanah, dkk, 2013).
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. masa nifas
berlangsung kirakira 6 minggu, akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan (Prawirohardjo,
2014).
4
5
tambahan 500 kalori setiap hari, berguna untuk produksi ASI dan
mengembalikan tenaga setelah persalinan. Tidak mengonsumsi makanan yang
mengandung alcohol. Tablet zat besi diminum minimal 40 hari pasca persalinan.
2. Ambulasi Dini
Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan ambulasi dini. Yang
dimasud dengan ambiulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan,
segera bangun dari tempat tidur dan segera bergerak, agar lebih kuat dan
lebih baik. Gangguan kemih dan buang air besar juga dapat teratasi.
Mobilisasi sangat bervariasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas,
atau sembuhnya luka (jika ada luka). Jika tidak ada kelainan, lakukan
mobilisasi sedini mungkin, yaitu dua jam setelah persalian normal. Ini
berguna untuk memepercepat sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina
(lochea).
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8
jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri
untuk mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2
diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah
diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada
komplikasi persalinan,nifas dan sembuhnya luka.
3. Eliminasi
Rasa nyeri kadangkala menyebabkan keengganan untuk berkemih, tetapi
usahakanlah untuk berkemih secara teratur, karena kantung kemih yang
penuh dapat menyebabkan gangguan kontraksi rahim, yang dapat
menyebabkan timbulnya perdarahan dari rahim. Seperti halnya dengan
berkeih, perempuan pascapersalinan sering tidak merasakan sensasi ingin
buang air besar, yang dapat disebabkan pengosongan usus besar (klisma)
sebelum melahirkan atau ketakutan menimbulkan robekan pada jahitan
dikemaluan. Sebenarnya kotoran yang dalam beberapa hari tidak dikeluarkan
akan mengeras dan dapat menyulitkan dikemudian hari.
14
Pengeluaran air seni akan meningkat 24-48 jam pertama sampai hari ke-5
setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena volume dara meningkat pada saat
hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan. Oleh karena itu, ibu perlu
belajar berkemih secara spontan dan tidak menahan buang air kecil ketika ada
rasa sakit pada jahitan. Menahan buang air kecil akan menyebabkan
terjadinya bendungan air seni dan gangguan kontraksi rahim sehingga
pengeluaran cairan vagina tidak lancar. Sedangkan buang air besar akan sulit
karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan terbuka atau karena adanya
haemoroid (wasir). Kesulitan ini dapat dibantu dengan mobilisasi dini,
mengonsumsi makanantinggi serat dan cukup minum.
Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan
kateterisasi. Anjuran :
1) Ibu perlu belajar berkemih secara spontan setelah melahirkan
2) Tidak menahan BAK ketika ada rasa sakit pada jahitan, karena akan
menyebabkan terjadinya bendungan air seni. Akibatnya skan timbul
gangguan pada kontraksi rahim sehingga pengeluaran lochea tidak
lancar.
3) Miksi harus secepatnya dilakukan sendiri.
4) Bila kandung kemih penuh dan tidak dapat dimiksi sendiri, dilakukan
kateterisasi.
5) Bila perlu dpasang dauer catheter atau indwelling catheter untuk
mengistirahatkan otot-otot kandung kencing.
6) Dengan melakukan mobilisasi secepatnya, tak jarang kesulitan miksi
dapat diatasi.
4. Defekasi
Sulit BAB (konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan akan rasa sakit,
takut jahitan terbuka atau karena adanya haemoroid. Buang air besar harus
dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan
terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau
per rectal. Jika masih belum bias dilakukan klisma. Anjuran :
1) Mobilisasi dini
15
2) Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap
keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat
yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil.
Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada agar payudara tidak
tertekan dan kering. Demikian juga degan pakain dalam, agar tidak
terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea. Pakaian yang
digunakan harus longgar, dalam keadaan kering dan juga terbuat dari
bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi
banyak ( disamping urun). Produksi keringat yang tinggi berguna untuk
menghilangkan ektra volime saat hamil.
3) Kebersihan Rambut
Setelah bayi lahir, ibu biasanya mengalami kerontokan rambut
akibat dari gangguan perubahan hormone sehingga rambut menjadi lebih
tipis dibandingkan keadaan normal. Meskipun demikian, kebanyakan
akan pulih kembali setelah beberapa bulan. Perawatan rambut perlu
diperhatiakan oleh ibu yaitu mencuci rambut dengan conditioner yang
cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut dan hindari penggunaan
pengering rambut.
4) Kebersihan Tubuh
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil
akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk
menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu.
17
bantuan suami atau keluarga ketika ibu merasa lelah. Putarkan dan dengarkan
lagu-lagu klasik disaat ibbu dan bayi sedang istirahat untuk menghilangkan
rasa tegang dan lelah.
7. Seksual
Setelah persalinan pada masa ini ibu menhadapi peran baru sebagai orang tua
sehingga sering melupakan perannya sebagai pasagan. Namun segera setelah
ibu merasa percaya diri dengan peran barunya dia akan menemukan waktu
dan melihat sekelilingnya serta menyadari bahwa dia telah kehilangan aspek
lain dalam kehidupannya yang juga penting. Oleh karena itu perlu memahami
perubahan yang terjadi pada istri sehingga tidak punya perasaan diabaikan.
Anjuran :
1) Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan suami istri begitu darah
(lochea) berhenti, sekitar 3-4minggu setelah persalinan dan ibu dapat
memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
Begitu ibu merasakan aman untuk melakukan hubungan suami istri
kapan saja ibu siap.
2) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri
sampai waktu tertentu setelah 40 hari atau 6 minggu pasca persalinan.
Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
3) Kerjasama dengan pasangan dalam merawat dan memberikan kasih
saying kepada bayinya sangat dianjurkan.
4) Kebutuhan yang satu ini memang agak sensitive, tidak heran kalau anda
dan suami jadi serba salah.
abnormal
3. Memastikan ibu mendapatkan
cukup makanan, ciaran, dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan
baik, dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit
5.Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
perawatan bayi sehari-hari
3 2 minggu setelah persalinan 1. Sama seperti diatas (6 hari setelah
persalinan)
4 6 minggu setelah 1. Menanyakan pada ibu tentang
persalinan penyulit-penyulit-penyulit yang ia
alami atau bayinya
2. Membrikan konseling KB secara
dini
3. Menganjurkan/mengajak ibu
membawa bayinya ke posyandu atau
puskesmas untuk penimbangan dan
imunisasi
1) Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
Untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan baik, cukup atau
kurang.
b. Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah ibu composmentis
(sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan di
sekelilingnya), somnolen (kesadaran yang segan untuk berhubungan
dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh), koma (tidak bisa
dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun, tidak ada
respon kornea dan reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupit
terhadap cahaya).
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
Untuk mengetahui tekanan darah ibu. Pada beberapa kasus di
temukan keadaan hipertensi postpartum, tetapi keadaan ini
akanmenghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit
lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan.
2) Nadi
Untuk mengetahui nadi pasien yang di hitung dalam menit.Batas
normal nadi berkisar antara 60-80x/menit. Denyut nadi diatas
100x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya
suatu infeksi, hal ini salah satu bisa di akibatkan oleh proses
persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebihan.
3) Suhu
Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,20C sesudah partus
dapat naik 0,50C dan keadaan normal tetapi tidak melebihi 380C
4) Pernafasan
Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang di hitung
dalam 1 menit, batas normalnya 20x/menit.
d. Tinggi badan
26
1. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa bidan yang telah di tegakkan dalam lingkup praktik kebidanan
nomenklatur diagnose kebidanan, Varney.
Diagnosa : P…….. postpartum fisiologis 6 jam
Data dasar
1) Data subjektif
Ibu megatakan sering pusing, mata berkunang-kunang dan cepat lelah
2) Data objektif
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran ibu nifas : composmentis
c. TTV : Tekanan darah : …... mmhg
Nadi : …... x/menit
Respirasi : …... x/menit
Suhu : …… x/menit
TFU 2 jari di bawah pusat
2. Masalah
Masalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang ditemukan dari hasil
pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien.
Masalah yang sering muncul pada ibu nifas fisiologis yaitu perut terasa
mules, nyeri luka jahitan, ASI tidak keluar banyak.
3. Kebutuhan
28
2.2.5 Perencanaan
Menurut Saleha (2013) rencana asuhan pada masa postpartum kunjungan 1
(6–8 jam pascapersalinan) yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
Rasional : agar mengerti tentang kondisinya dan agar ibu kooperatif dalam
menerima asuhan.
2. Fasilitasi pemenuhan Nutrisi.
Rasional : untuk mengganti energy yang hilang saat proses persalinan.
3. Bantu ibu untuk membersihkan diri dan menggati pembalut.
Rasional : agar ibu bisa cepat pulih setelah persalinan.
4. Berikan KIE tentang:
1) Nutrisi
Makanan yang bergizi, tinggi kalori dan protein, tidak pantang makan.
2) Personal hygine
a. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari.
b. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
29
2.2.6 Implementasi
Pada langkah ini rencana asuhan yang komperhensif yang telah dibuat
dapat dilaksanakan secara efisien seluruhnya oleh bidan atau dokter atau tim
kesehatan lain.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis disesuaikan
dengan rencana yang telah dibuat (Walyani, 2014).
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keevektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
masalah dan diagnose.
Rencana tersebut dapat dianggab efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif
sedangkan sebagian belum efektif (Walyani, 2014).
BAB 3
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Hari/Tanggal Pengkajian : Jumat, 14-12-2020
Pukul : 06.45 WIB
Oleh : Ramadhana Larasati
Tempat : Puskesmas Tenggilis
31
32
4) Riwayat Pernikahan
Menikah ke :2
Usia pertama menikah : 25 tahun
Lama Menikah : 1 tahun
5) Riwayat Obstetri Yang Lalu
Kehamilan Persalinan Bayi baru Lahir Nifas KB
H P P T St P T P JK BB PB P H A L P M L P
a e e e at e e e e i S a e e a e
m n m m us n m n n d I m n t m n
i y e p o p y y u a y o a y
l u r a Per l a u u p/ u d u
l i t sa o t l l M l e P l
K i k li n i i M e i a i
e t s Pe nan g t t a n t k t
a rik t e a
sa i t i
e
k
i
1 - Bd PMB No Bd P - P 3,6 50 - H, Y 6 - Su 8 -
(su , rm M Kg cm 9 a bl n bl
ami PKM al B th tik
ke1 3 bl
)
2 Bd PMB No Bd P - P 4 51 - H, Y 6 - Su 1 -
(su , rm M Kg cm 7 a bl n th
ami PKM al B th tik
ke1 3 bl
)
3 Bd PMB No Bd P - L 3,6 51 - H, Y 6 - - - -
(su , rm M Kg cm 5 a bl
ami PKM al B th
ke1
)
4 (suami ke-2) NIFAS INI
tidak ada, dilakukan heacting secara jelujur dengan luka perineum grade
II.
7) Riwayat Kesehatan Klien
Ibu tidak pernah menderita penyakit kronik seperti: tekanan darah tinggi,
kencing manis, jantung, ginjal, asma, Ibu tidak pernah menderita
penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV
8) Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak pernah menderita penyakit menurun seperti: tekanan
darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung.
Keluarga tidak ada yang sedang menderita penyakit menular seperti
TBC, Hepatitis, HIV dan tidak ada keturunan kembar
9) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi: Sudah makan 1x dengan menu nasi, sayur dan ayam. Minum
air putih 3 gelas dan susu 1 kotak kecil (250ml). Ibu telah minum
obat asam mefenamat, tablet tambah darah, dan vitamin A.
b. Eliminasi: sudah dapat BAK 2 kali spontan tidak ada keluhan, belum
BAB
c. Istirahat dan tidur: Ibu sudah tidur 1,5 jam setelah perssalinan
d. Aktivitas: menyusui bayinya, miring kanan/kiri, duduk, jalan ke
kamar mandi
e. Personal hygiene: belum mandi, sudah ganti pembalut dan celana
dalam 2 kali
10) Psikososial budaya
Ibu merasa cemas saat proses persalinan, namun saat ini merasa lega
karena bayi sudah lahir tanpa penyulit apapun. Ibu senang dan perhatian
terhadap bayinya. Suami dan keluarga senang dengan kelahiran bayinya.
Tidak ada kebiasaan/budaya dalam keluarga yang merugikan proses
persalinan maupun saat nifas.
11) Rencana KB
Ingin menggunakan KB IUD
34
3.4 Penatalaksanaan
Paraf
Waktu Penatalaksanaan
Pelaksana
06.50 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan. Ibu mengerti kondisinya
WIB saat ini
2. Memberitahu pasien bahwa keluhan yang dialami normal
terjadi pada ibu nifas 6 jam pertama, perut mules dikarenakan
rahim berkontraksi hingga ukuran kembali seperti saat
sebelum hamil, dan nyeri pada bekas jahitan karena anastesi
lokal sudah hilang. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan.
3. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya nifas seperti sakit kepala
hebat, pandangan kabur, payudara bengkak/kemerahan,
demam >380C, perdarahan hebat dan keluar cairan berbau dari
jalan lahir. Bila terdapat salah satu tanda tersebut ibu harus
36
PEMBAHASAN
37
dan kondisi baik, tidak oedem, tidak ada perdarahan aktif, hal ini sesuai dengan
teori menurut Saleha
38
39
(2013), yakni pada 1-3 hari postpartum jenis lochea yang keluar adalah lochea
rubra dengan warna merah dan ciri-cirinya berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan meconium.
Dari pengkajian data subjektif dan objektif tidak ada kesenjangan antara
teori dengan kasus Ny “E” atau dapat disimpulkan ibu mengalami masa nifas
yang fisiologis. Analisa data kasus Ny. E yaitu P40004 Postpartum Fisiologis 6 jam.
Asuhan yang diberikan yaitu memberikan HE mengenai (keluhan yang
dialami, tanda bahaya nifas, ASI eksklusif, nutrisi, personal hygiene, istirahat,
frekuensi menyusui bayi), pemberian vitamin A dan anti nyeri serta jadwal
kunjungan ulang.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Diharapkan ibu dapat menghindari terjadinya infeksi pada bekas jahitan yaitu
dengan mengikuti saran yang telah disampaikan, menjalankan ASI eksklusif
hingga 6 bulan, melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal yang diberikan.
40
DAFTAR PUSTAKA
41