NIM : P1337424821617
LAPORAN PENDAHULUAN
BERKAS YANG DIKUMPULKAN :
KEHAMILAN TRIMESTER III
PENERIMA : MUJIRAH
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan kebidanan Holistik Kehamilan Fisiologis Pada Ibu Hamil Trimester III di
Puskesmas Sawangan I, telah disahkan oleh pembimbing pada :
Hari :
Tanggal : April 2022
Mahasiswi
Mujirah
Mengetahui,
Ayuningtyas, S.ST,M.Kes
Justina Udading Irwandari, Amd.Keb
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Penulis
Menambah wawasan mengenai pengetahuan tentang persiapan kehamilan
sehingga mampu membuat asuhan kebidanan kehamilan yang fisiologis.
1.4.2 Untuk Institusi
Menambah asuhan kebidanan yang dapat menjadi referensi dan panutan untuk
membuat asuhan kebidanan kehamilan.
1.4.3 Untuk Mahasiswa
Sebagai bahan bacaan yang dapat mendukung pengetahuan kebidanan tentang
proses persiapan prakonsepsi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
7. Minggu ke 38
Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga tidak bisa bergerak atau berputar
banyak, antibody ibu di transfer ke bayi. Hal ini akan memberikan
kekebalan untuk 6 bulan pertama sampai sistem kekebalan bayi bekerja
sendiri.(Nurhayati, 2019)
3. Perubahan Dan Adaptasi Fisiologi Dalam Masa Kehamilan Trimester III
a. Sistem Reproduksi
1) Vagina dan Vulva
Pada kehamilan trimester III terkadang terjadi peningkatan rabas
vagina. Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal.
Cairan biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini bisanya agak
kental, sedangkan pada saat mendekati persalinan cairan tersebut akan
lebih cair (Hutahaean, 2013; Wagiyo & Putrono, 2016).
2) Serviks
Vaskularisasi ke serviks meningkat selama kehamilan, sehingga
serviks menjadi lebih lunak dan warna lebih biru. Dalam persiapan
persalinan, estrogen dan hormon plasenta relaxin membuat serviks
menjadi lebih lunak. Sumbat mucus yang disebut operculum terbentuk
drao sekresi kelenjar serviks pada kehamilan minggu ke-8. Sumbat
mucus tetap berada dalam serviks sampai persalinan dan pada saat itu
dilatasi serviks menyebabkan sumbat tersebut terlepas. Terlihat mucus
serviks merupakan salah satu tanda dini persalinan. (Gardenia, 2012)
3) Uterus
Pada usia kehamilan 28 minggu, TFU 25 cm, pada 32 minggu
27 cm, pada 36 minggu 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu TFU turun
kembali dan terletak 3 jari dibawah prosessus xyfoideus. Berat menjadi
1000 gram pada akhir kehamilan, ukuran untuk pertumbuhan janin
rahim menjadi besar, endometriumm menjadi desidua, ukuran kehamilan
30x25x20 dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. Akhir 36 minggu 3 jari
dibawah prosessus xyfoideus. Uterus yang hamil sering berkontraksi
tanpa rasa nyeri, juga saat disentuh pada waktu pemeriksaan (palpasi)
konsistensi lunak kembali. Kontraksi ini disebut kontraksi braxton hicks.
kontraksi ini merupakan tanda mungkin hamil dan untuk menentukan
anak dalam kandungan atau tidak. Kontraksi sampai akhir kehamilan
menjadi his. (Gardenia, 2012)
4) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16
minggu. Korpus leteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan
progesteron. Lambat laun fungsi ini diambil aluh oleh
plasenta.Diperkirakan korpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin
pada awal kehamilan. Kadar relaxin di sikulasi maternal dapat
ditentukan dan meningkat dalam trimester pertama. Relaxin mempunyai
pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga
aterm. (Gardenia, 2012)
5) Payudara
Pada ibu hamil trimester III terkadang keluar rembesan cairan
berwarna kekuningan dari payudara ibu yang disebut dengan kolostrum.
Hal ini tidak berbahaya dan merupakan pertanda bahwa payudara sedang
menyiapkan ASI untuk menyusui bayinya nantinya. Progesterone
menyebabkan puting menjadi lebih menonjol dan dapat digerakkan
(Hutahaean, 2013; Syaiful & Fatmawati, 2019).
6) Sistem Kardiovaskuler
Setelah mencapai kehamilan 30 minggu,curah jantung agak
menurun karena pembesaran rahim menekan vena yang membawa darah
dari tungkai ke jantung. Janin yang terus tumbuh, menyebabkan darah
lebih banyak dikirim ke rahim ibu. Pada akhir usia kehamilan,rahim
menerima seperlima dari seluruh darah ibu. (Sulistyawati, 2013)
7) Sistem pernapasan
Frekuensi pernafasan hanya mengalami sedikit perubahan
selama kehamilan, tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan
penhembalian oksigen per menit akan mengalami penambahan secara
signifikan pada kehamilan lanuut. Perubahan ini mencapai puncak pada
minggu ke 37 dan akan kembali seperti sediakala selama 24 minggu
setelah persalinan. (Prawirohardjo, 2014)
8) Sistem Muskuloskeletal
Estrogen dan progesteron memberi efek maksimal pada relakssi
otot dan ligamen pelvis pada akhir kehamilan. Adanya sakit punggung
dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan oleh meningkatnya
pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus. Bentuk tubuh selalu
berubah menyesuaikan dengan pembesaran uterus ke depan karena tidak
adanya otot abdomen. (Sulistyawati, 2013)
9) Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan,peningkatan aktivitas ginjal yang lebih
besar terjadi saat wanita hamil yang tidur miring.Tidur miring
mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari
tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan
meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung. (Sulistyawati, 2013)
10) Sistem Pencernaan
Karena kehamilannya berkembang terus, lambung dan usus
digeser oleh uterus yang membesar. Pada 15% sampai 20% wanita
hamil, herniasi bagian lambung (hiatus hernia) terjadi setelah bulan ke
tujuh atau ke delapan kehamilan. Keadaan ini disebabkan pergeseran
lambung ke atas, yang menyebabkan hiatus diafragma melebar. Kondisi
ini lebih sering terjadi pada wanita multipara, wanita yang gemuk atau
wanita yang lebih tua.
Nafsu makan pada akhir kehamilan akan meningkat dan sekresi usus
berkurang. Usus besar bergeser ke arah lateral atas dan posterior,
sehingga aktivitas peristaltik menurun yang mengakibatkan bising usus
menghilang dan konstipasi umumnya akan terjadi (Wagiyo dan Putrono,
2016; Syaiful & Fatmawati, 2019).
11) Berat Badan
Sebagain besar penambahan berat badan selama kehamilan
berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah dan
cairan ekstravaskuler. Diperkirakan selama kehamilan berat badan
bertambah 12,5 kg. (Prawirohardjo, 2014)
12) Sistem integumen
Striae gravidarum terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan,
garis-garis sedikit cekung kemerahan, umumnya timbul pada kulit
abdomen, kadang kala pada kulit paha dan payudara. Terjadi pada
separuh wanita hamil. Pada wabita multipara seringkali ditemukan
bersamaan dengan striae kehamilan sebelumnya. (Jannah, 2012)
13) Sistem Kekebalan Tubuh
Kadar serum Ig A dan Ig M meningkat selama kehamilan karena
adanya peningkatan resiko infeksi. (Marmi, 2017)
4. Perubahan Psikologi Dalam Masa Kehamilan Trimester II
Trimester III sering disebut periode menunggu dan waspada sebab ibu
merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Ibu khawatir bayinya akan
lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaan akan
timbulnya tanda dan gejala persalinan serta ketidaknormalan bayinya. Rasa
ketidaknyamanan akibat kehamilan timbul kembali, merasa diri aneh dan jelek,
serta gangguan body mekanik dan body image dapat berdampak besar pada
wanita dan pasangannya saat kehamilan. Beberapa wanita menikmati
kehamilannya sampai mereka merasa badannya terasa berat dan tidak modis.
Disamping itu, ibu merasa sedih akan berpisah dengan bayinya dan perhatian
khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester ini, ibu memerlukan
keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan. (Jannah, 2012)
Gejala kecemasan yang sering dirasakan ibu hamil trimester III yaitu
diantaranya cemas, khawatir, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung,
merasa tegang, tidak tenang, gangguan pola tidur, mimpimimpi yang
menegangkan, gangguan konsentrasi dan daya ingat, 19 kleuhan somatic, sesak
nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan dan sakit kepala (Hawari,
2016).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan
kecemasan dapat dilakukan dengan berbagai cara dianataranya yaitu dengan
teknik relaksasi nafas dalam. Relaksasi merupakan metode efektif untuk
mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan (Laili dan Wartini,
2017). Selain itu terdapat juga beberapa cara untuk mengurangi kecemasan
dianatranya dengan teknik relaksasi otot progresif, terapi pijatan, imaginery,
dan terapi yoga (Rafika, 2018).
5. Ketidaknyamanan Trimester III
a) Nafas pendek
Etiologi : Selama trimester ketiga, pola napas bergantung pada posisi
kepala bayi yang sedang berkembang. Sebelum bayi bergerak turun
mendekati panggul dan jalan lahir, kepala bayi akan berada di bawah
tulang rusuk. Posisi ini akan menekan diafragma, sehingga jadi lebih
sulit bernapas.
Cara mengatasi : berdisi secara periodic dan mengangkat tangannya diatas
kepala dan menarik nafas panjang.
b) Nyeri punggung
Etiologi : relaksasi sendi simfisis dan sakroiliaka karena hormonal yang
mengakibatkan panggul menjadi tidak stabil. Perubahan pada kelengkungan
area lumbal dan serviks akibat perubahan pusat gravitasi oleh pembesaran
perut. Biasanya akan hilang dalam 6-8 minggu setelah kelahiran.
Cara mengatasi : hindari posisi terlentang terlalu lama, hindari
membungkuk berlebihan, hindari berjalan tanpa istirahat dan mengangkat
barang berat.
c) Insomnia
Etiologi : masalah emosional, gerakan janin dan rasa tidak nyaman lain
dapat menyebabkan wanita hamil terbagun di malam hari seperti
peningkatan frekuensi miksi.
Cara mengatasi : masase punggung, gunakan bantal untuk menyangga
bagian tubuh saat istirahat.
d) Kontraksi braxton hicks
Etiologi : Hal ini terjadi karena adanya kontraksi dan relaksasi otot rahim.
Perut kencang saat hamil yang menjadi gejala kontraksi palsu ini merupakan
cara tubuh mempersiapkan proses persalinan yang akan datang.
Cara mengatasi : relaksasi dengan bernafas secara teratur, menggosok perut
dengan gerakan ritmik.
e) Kram kaki
Etiologi : diet rendah kalsium, tekanan pada uterus menganggu sirkulasi ke
ekstremitas bawah dan dapat memberikan tekanan pada saraf yang berjalan
melewatin foramen obturator.
Cara mengatasi : dorsofleksikan kaki hingga spasme hilang.
f) Edema pada kaki
Etiologi : aliran balik vena terganggu akibat berat uterus yang membesar.
Cara mengatasi : hindari mengenakan pakaian yang ketat yang menganggu
aliran balik vena, ubah posisi sesering mungkin, minimalkan berdiri atau
berjalan terlalu lama, istirahat dengan kaki ditinggikan dan minum air yang
cukup.
g) Sering berkemih
Etiologi : turunnya bagian presentasi janin, kandung kemih kembali
mendapat tekanan.
Cara mengatasi : meningkatkan asupan cairan pada siang hari dan minum
sedikit sebelum tidur dan menghindrai kafein.
h) Varises
Etiologi : aliran balik vena dari ekstremitas bawah terganggu oleh uterus
yang terus berkembang dan membesar sehingga sistem vena mendapat
tekanan semakin besar dan akibatnya timbul varises. Kelebihan berat badan,
mengangkat barang berat dan konstipasi.
Cara mengatasi : Hindari duduk dengan menyilangkan kaki dan hindari
periode berdiri yang lama.
i) Hemoroid
Etiologi : akibat relaksasi-diperantarai progesteron pada dinding vena atau
berat uterus, kongesti vena pelvis dan tegangan konstipasi.
Cara mengatasi : istirahat dalam posisi miring, menghindari mengejan dan
menghindari makanan berbumbu menyengat.
(Gardenia, 2012)
j) Nyeri ulu hati
Etiologi : peningkatan hormon progesterone sehingga merelaksasikan
sfingter jantung pada lambung, motilitasgastrointestinal karena otot halus
relaksasi dan tidak ada ruang fungsional untuk lambung karena tekanan
pada uterus.
Cara mengatasi : 1) Makan dengan porsi kecil tapi sering untuk
menghindari lambung yang menjadi penuh, 2) Hindari makanan yang
berlemak, lemak mengurangi mortilitas usus dan sekresi asam lambung
yang dibutuhkan untuk pencernaan, 3) Hindari minum bersamaan dengan
makan karena cairan cenderung menghambat asam lambung, 4) Hindari
makanan dingin 5) Hindari makanan pedas (Hutahaean, 2013).
k) Konstipasi
Etiologi : pengerasan feses yang terjadi akibat penurunan kecepatan kerja
peristaltik karena progesteron 29 yang menimbulkan efek relaksasi,
pergeseran usus akibat pertumbuhan uterus atau suplemasi zat besi dan
akivitas fisik yang kurang.
Cara mengatasi : 1) Asupan cairan yang adekuat, yakni minum air minimal
8 gelas/ hari (ukuran gelas minum), 2) Istirahat cukup. Hal ini memerlukan
periode istirahat pada siang hari, 3) Minum air hangat saat bangkit dari
tempat tidur untuk menstimulasi peristaltik, 4) Makan-makanan berserat
dan mengandung sarat alami, 5) Miliki pola defikasi yang baik dan teratur,
6) Lakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari, pertahankan postur
tubuh yang baik, mekanisme tubuh yang baik, latihan kontraksi otot
abdomen bagian bawah secara teratur. (Hutahaean, 2013; Syaiful dan
Fatmawati, 2019).
6. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III
a) Hipertensi Gestasional
Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi
sebelum hamil atau disebut pre eklamsia tidak murni. Hipertensi dalam
kehamilan sering dijumpai dalam klinis, yang terpenting adalah
menegakkan diagnosis seawal mungkin. Menurut WHO hipertensi dalam
kehamilan yaitu apabila tekanan sistol <140 atau tekanan diastol<90
mmHG. Kenaikan tekanan sistolik <15 mmhg dibandingkan tekanan darah
sebelum hamil atau pada trimester pertama kehamilan.
b) Perdarahan per vaginam
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut disebut juga dengan
perdarahan antepartum atau Haemorrhage Antepartum (HAP) yaitu
perdarahan dari jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu. Frekuensi HAP 3
% dari semua persalinan.
c) Penglihatan kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit
kepala yang hebat, sehingga terjadi edema pada otak dan meningkatkan
resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan
penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur dapat menjadi
tanda preeklamsia. Masalah visual yang menidentifikasikan keadaan yang
mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya
penglihatan kabur atau terbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-
kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia, dan amblyopia merupakan
tandatanda yang menunjukkan adanya preeklamsia berat yang mengarah
pada eklamsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam
pusat penglihatan di korteks serebri atau didalam retina (edema retina dan
spasme pembuluh darah) (Syaiful dan Fatmawati, 2019).
d) Keluar cairan pervaginam
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu,
ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung. Tanda ketuban pecah yaitu jika keluarnya cairan ibu tidak
terasa, berbau amis, dan berwarna putih keruh. Jika kehamilan belum cukup
bulan, dapat mengakibatkan persalinan preterm dan komplikasi infeksi
intrapartum (Syaiful dan Fatmawati, 2019).
e) Nyeri perut hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah tidak
normal. Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah
yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-kadang
dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir (Hutahaean, 2013).
f) Edema pada muka, tangan, dan kaki
Edema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam
jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta
pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Bengkak biasanya
menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan.
Hal ini dapat disebabkan adanya pertanda anemia, gagal jantung, dan
preeklamsia (Hutahaean, 2013).
7. Komplikasi Kehamilan Trimester III
a) Plasenta previa
Prasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal yaitu pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau
seluruh permukaan jalan lahir (Ostinum Uteri Internum) dan bagian
terendah sering kali terkendala memasuki pintu atas panggul (PAP) atau
dapat menimbulkan kelainan janin dalam lahir. Pada keadaan normal
plasenta umumnya terletak di korpus uteri bagian depan atau belakang agak
kearah fundus uteri (Putri dan Hastina, 2020).
b) Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implementasi yang
normalnya (uterus) sebelum janin dilahirkan. Terjadi pada masa gestasi di
atas 22 minggu atau berat badan janin diatas 500 gram. Pelepasan sebagian
atau seluruh seluruh plasenta dapat menyebabkan perdarahan, baik ibu
maupun janin (Hutahaean, 2013).
c) Persalinan prematuritas
Persalinan prematuritas (premature) adalah persalinan yang terjadi di antara
umur kehamilan 29-36 minggu, dengan berat badan lahir kurang dari 2,5 kg
dan alat-alat vital belum sempurna (Hutahaean 2013).
d) Preeklamsia
Preeklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan yang dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan janinnya. Penyakit ini pada umumnya terjadi dalam
trimester III kehamilan dan dapat terjadi pada waktu antepartum,
intrapartum, dan pasca persalinan (Syaiful dan Fatmawati, 2019).
e) Anemia kehamilan
Anemia kehamilan adalah jika kadar hemoglobin <11 gr/dL pada trimester
1 dan III, atau jika kadar hemoglobin <10,5 gr/dL pada trimester II. Adapun
klasifikasi anemia yaitu anemia ringan 9-10 gr/dL, anemia sedang 7-8
gr/dL, dan anemia berat <7gr/dL (Syaiful dan Fatmawati, 2019).
Pelayanan Kesehatan
g. Alamat
Alamat ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan
keadaan mendesak. Dengan mengetahui alamat, bidan juga dapat
mengetaui tempat tinggal dan lingkungannya (Sukini dan Rofi’ah 2016).
Memberi gambaran mengenai jarak dan waktu yang ditempuh pasien
menuju pelayanan kesehatan,serta mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan.(Widatiningsih, 2017)
Meskipun jarang terjadi, TBC kongenital pada bayi (bayi sejak lahir
terkena TBC) memiliki angka kematian yang cukup tinggi. TBC
kongenital terjadi akibat penyebaran infeksi melalui aliran darah ibu
ke janin atau akibat tertelannya cairan ketuban yang terinfeksi.
(https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3406366/apa-
akibatnya-jika-ibu-hamil-kena-tbc#:~:text=TBC%20kongenital
%20terjadi%20akibat%20penyebaran,terkena%20TBC%2C
%20harus%20diberi%20pengobatan. diakses pada 8 April 2022
pukul 13.10 WIB)
c) HIV
Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin akan
menjadi sangat rentan terhadap penularan selama proses
kehamilannya.Virus HIV kemungkinan besar akan ditransfer
melalui plasenta ke dalam tubuh bayi. (Sulistyawati, 2013)
2. Penyakit menurun
1) Jantung
Pada kehamilan terdapat resiko gagal jantung, aritmia dan
tromboembolisme , beberapa ahli menyarankan pemberian aspirin
dosis rendah untuk menurunkan resiko tersebut. (Judy,EGC, 2018:
99).Pada kehamilan akan mempengaruhi terjadinya abortus,
prematuritas, dismaturitas, IUFD, dan mortalitas maternal.
2) Hipertensi
Hipertensi merupakan kondisi medis yang paling sering
mempengaruhi wanita usia subur ( Powrie,2008 dalam (Judy,EGC,
2018: 191).
Hipertensi pada kehamilan dapat menyebabkan preeklamsia,
eklamsia, perdarahan, kelainan premature, IUGR (Intrauterine
Growth Restriction), gawat janin, dan IUFD (Intrauterine Fetal
Death).
Apabila dalam kehamilan disertai dengan proteinuria dan oedema
maka di sebut pre eklamsia yang tidak murni atau superimposed pre-
eklamsia. Penyebab utama hipertensi esensial dan penyakit ginjal.
(Marmi, 2017)
3) Asma
Asma merupakan penyakit keturunan. Asma juga dapat bertambah
atau berkurang dalam kehamilan. Ibu yang mengalami sesak napas
maka janin akan kekurangan oksigen (hipoksia in utero) yang akan
mengakibatkan terhambatnya perkembangan janin.
Asma pada kehamilan dapat menyebabkan abortus, BBLR,
premature, dan IUFD. (Gardenia, 2012)
4) Diabetes Mellitus
Diabetes disebabkan oleh tidak adanya atau terbatasnya insulin yang
meriupakan hormon penting untuk metabolisme karbohidrat.
(Judy,EGC, 2018: 3).
Diabetes yang dialami oleh ibu hamil dapat berupa :
a) DM tipe 1 ( Insuline Dependency-DM) dan tipe 2 ( Non
IDDM). Keduanya jika dialami ibu sejak sebelum hamil
sering disebut pregestasional DM
b) Tipe spesifik lainnya (akibat infeksi, obat)
c) Gestasional diabetes
d) Pengaruh DM terhadap kehamilan tergantung pada baik
tidaknya kontrol glikemia/gula darah (Widatiningsih, 2017)
Kebutuhan Zat
Tidak Hamil
Makanan Hamil
Protein 55 gr 65 gr
Kalsium 0,5 gr 1 gr
Zat Besi 12 gr 17 gr
Thiamin 0,8 mg 1 mg
Niasin 15 mg 15 mg
Vitamin C 60 mg 90 mg
(Gardenia, 2012)
2) Pola Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar
meliputi frekuensi, jumlah konsistensi, dan bau serta kebiasaan
buang air kecil meliputi frekuensi, warna dan jumlah. (Sulistyawati,
2013)
3) Pola istirahat dan tidur
Dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien, berapa lama
kebiasaan tidur siang dan tidur malam hari. (Sulistyawati, 2013)
4) Pola Seksual
Menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas seksual, melalui
pertanyaan tentang frekuensi aktivitas seksual, berapa kali melakukan
hubungan seksual dalam seminggu, serta gangguan aktivitas seksual,
apakah pasien mengalami gangguan ketika melakukan hubungan
seksual, misalnya nyeri saat berhubungan, adanya ketidakpuasan dengan
suami, kurangnya keinginan untuk melakukan hubungan dan lain
sebagainya. (Sulistyawati, 2013)
5) Pola hygiene
Data ini perlu dikaji karena bagaimanapun juga hal ini akan
memengaruhi kesehatan pasien. Jika pasien mempunyai kebiasaan yang
kurang baik dalam perawatan kebersihan dirinya.Meliputi
mandi,keramas,ganti baju dan celana dalam,kebersihan kuku maka akan
mengganggu kesehatannya (Sulistyawati, 2013)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cangöl dalam Sevil didapatkan
bahwa frekuensi infeksi genital pada orang yang melakukan praktik
personal hygiene genitalia dengan benar adalah 35,1%, sedangkan orang
yang tidak melakukan personal hygiene genitalia dengan benar sejumlah
38,1%. Aktivitas sehari-hari menyebabkan pengeluaran keringat yang
akan menempel pada kulit. Kulit yang bercampur keringat dan kotoran
menyebabkan daerah genitalia menjadi lembab, jika tidak menjaga
kebersihan genitalia dengan benar, maka jamur dan bakteri yang berada
di daerah genitalia akan tumbuh subur sehingga menyebabkan rasa gatal
dan infeksi pada daerah tersebut. Tanda dan gejalayang ditimbulkan
akibat berkembangnya bakteri yang menginfeksi saluran kemih antara
lain seperti gatal, iritasi, bau, nyeri dan sering berkemih. Bakteri dapat
masuk ke uretra dan menyebabkan infeksi pada organ urogenital. Infeksi
tersebut antara lain adalah infeksi saluran kemih (ISK), balanitis dan
phimosis atau paraphimosis. Bakteri yang ada di uretra dapat naik ke
dalam ginjal melalui ureter kemudian kandung kemih sehingga
menyebabkan infeksi saluran kemih atas. ISK atas lebih berbahaya
dibandingkan dengan ISK bawah karena bakteri telah menginfeksi ginjal
sehingga bakteri dapat masuk ke dalam sistem sirkulasi darah. Bakteri
yang masuk ke dalam sistem sirkulasi darah merupakan faktor
predisposisi terjadinya gagal ginjal kronik yang disebabkan oleh ISK.
(Wahyuningtyas, 2016)
j. Data Psikososial dan Spiritual
Meliputi riwayat perkawinan,kehamilan ini diharapkan atau tidak oleh ibu
dan suami,serta respon dan dukungan keluarga terhadap kehamilan
ini,mekanisme koping,ibu tinggal serumah dengan siapa saja,pengambil
keputusan utama dalam keluarga,yang menemani ibu selama ANC, adat
istiadat yang berkaitan dengan kehamilan, rencana tempat dan penolong
persalinan,praktik agama yang berhubungan dengan kehamilan,tingkat
pengetahuan ibu. (Widatiningsih, 2017)
7. Pemeriksaan penunjang
Menurut (Yuliani, 2021), pemeriksaan penunjang masa kehamilan meliputi.
a. Haemoglobin
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb) yang dilakukan minimal satu
kali pada trimester pertama dan satu kali pada trimester ketiga untuk
mengetahui keadaan ibu hamil anemia atau tidak. Jika pada usia 21
bulan ibu hamil mengalami anemia, hal ini dapat memengaruhi proses
tumbuh kembang janin
b. Golongan darah
Pemeriksaan golongan darah untuk mengetahui jenis golongon darah ibu
dalam rangka mempersiapkan calon pendonor jika diperlukan pada saat
situasi gawat darurat
c. Kadar gula darah
Pemeriksaan kadar ula darah selama kehamilan jika dicurigai menderita
diabetes mellitus. Minimal pemeriksaan dilakukan satu kali pada
trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan satu kali pada
akhir trimester ketiga
d. Protein urin
Pemeriksaan protein urin pada trimester kedua dan ketioga sesuai
indikasi untuk mengtahui adanya protein uria pada ibu hamil sebagai
indicator preeklamsia pada ibu hamil
e. Sifilis
Pemeriksaan tes sifilis yang dilakukan sedini mungkin di daerah yang
memiliki resiko tinggi serta di tujukan pada ibu hamil yang di duga
terkena resiko.
IV. ANALISA
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi (kesimpulan) dari
data subjektif dan objektif.
a. Diagnosis Kebidanan
Dalam bagian ini yang disimpilkan oleh bidan antara lain sebagai berikut
1) Paritas
Paritas adalah riwayat reproduksiseorang wanita yang berkaitan dengan
kehamilannya (jumlah kehamilannya). Contoh cara penulisan paritas
dalam interpretasi data sebagai berikut :
2) Primigravida : G1P0A0
G1 (gravida 1) atau hamil yang pertama kali
P0 (partus 0) berarti belum pernah partus atau melahirkan
A0 (abortus 0) berarti belum pernah mengalami abortus
3) Multigravida : G3P1A1
G3(gravida 3) atau ini adalah kehamilannya yang ketiga
P1 (partus 1)atau sudah pernah mengalami persalinan satu kali
A1(abortus 1) atau sudah pernah mengalami abortus satu kali
4) Usia Kehamilan dalam minggu
5) Keadaan janin
6) Normal atau tidak normal
b. Masalah
Masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi tetap perlu
dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh. Masalah sering
berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami kenyataan terhadap
diagnosis. (Sulistyawati, 2013).
c. Diagnosa Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga.Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan,sambil terus
mengamati kondisi klien. (Sulistyawati, 2013)
V. PERENCANAAN
Pelaksanaan asuhan yang dilakukan sesuai dengan apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan, dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, apa yang akan terjadi
berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu
merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi,
kultural, atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita
tersebut harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspekasuhan
kesehatan. (Sulistyawati, 2013)
Secara umum asuhan yang dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan dengan bahasa yang mudah dimengerti
2. Memberikan KIE mengenai bagaimana cara mengatasi ketidaknyamanan
TM III.
3. Menjelaskan mengenai resiko tinggi hamil dan nutrisi yang baik bagi ibu
hamil dan janin.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan Kegel Exercise untuk mengatasi
sering kencing.
5. Memberikan KIE terhadap masalah yang mungkin timbul pada masa
kehamilan, yaitu Sering pusing; Kaki dan wajah bengkak pada kehamilan
tua; Sulit BAB pada kehamilan tua; BB tidak naik; Perut terlalu besar
dibandingkan usia kehamilan; Gerakan janin kurang; Perut terlalu kecil
dibanding usia kehamilan; Sering nyeri pinggang; Nyeri perut bagian
bawah sampai keselangkangan; Mudah capek / lelah; Kram pada kaki;
Tangan kesemutan; Sering naik asam lambung; Flek-flek pada
kehamilan; Sakit punggung; Puting susu mengeluarkan cairan;
Pendarahan; Keputihan; Sering Buang Air Kecil (BAK); Rasa terbakar
saat BAK; Sulit tidur; Sesak nafas; Sembelit; Mulas; Payudara mengeras;
Peningkatan berat janin lambat; Nyeri perut bagian bawah; Sesak nafas;
Wasir; Sering sakit kepala; Dada terasa panas; Tidak bisa menahan
kencing; Mimisan; Rasa gatal hebat; Adanya stretch mark; Sensitif;
Nyeri perut; Penglihatan kabur; Kontraksi pada usia kehamilan muda;
Panas pada lambung; Gusi mudah berdarah; Sering sendawa, buang
angin; Sering kembung dan maag; Rasa kepanasan; Enggan berhubungan
seks saat hamil;Gigi ngilu; Gigi berlubang; Hamil terdeteksi janin dengan
kelainan (kelainan kongenital, Down Syndrom, dll); Hamil di usia tua;
Hamil dengan riwayat pernah melakukan kuret; Nyeri perut hebat; Tidak
menyukai bau-bauan tertentu; Pemeriksaan kehamilan rutin; Hanya ingin
makan makanan tertentu (KEPMENKES 320 Th 2020)
6. Memberikan KIE tentang perubahan psikologis ibu Trimester III, yaitu
ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan
gejalanya persalinan. Perasaan khawatir dan takut kalau bayinya akan
dilahirkan tidak normal lebih sering muncul. seorang ibu akan takut akan
rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
(Widatiningsih, 2017)
7. Memberikan KIE tentang persiapan persalinan dan laktasi, yaitu senam
hamil dan perawatan payudara.
8. Keterampilan yang harus dimiliki bidan dalam praktik asuhan kehamilan
menurut KEPMENKES 320 Th 2020, yaitu pemeriksaan fisik terfokus
pada ibu hamil, inspeksi abdomen, penilaian pembesaran uterus normal
selama kehamilan, melakukan palpasi abdomen dalam pemeriksaan
kehamilan, mengidentifikasi masalah pada payudara pada masa hamil,
perawatan payudara, pemeriksaan denyut jantung janin stetoskop dan
doppler, pemeriksaan perkusi pada ekstremitas, penghitungan usia
kehamilan, periksa dalam saat hamil, identifikasi status TT 4,
penghitungan tafsiran berat janin, mengisi buku kesehatan ibu dan anak
(KIA), pemberian suplemen vitamin dan mineral, penentuan status gizi
ibu hamil, edukasi nutrisi pada ibu hamil,pemberian makanan tambahan
pada ibu hamil kurang energi kronik (KEK), memfasilitasi senam hamil,
konseling adaptasi kehamilan, konseling perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi, konseling keluarga berencana, pemberian
pendidikan kesehatan pada perempuan, keluarga dan masyarakat tentang
perkembangan kehamilan, gejala dan tanda bahaya serta tindakan yang
dilakukan ketika terdapat tanda bahaya, pemberian pendidikan kesehatan
pada ibu dan keluarga untuk persiapan persalinan dan kelahiran,
penggunaan cardiotocography (CTG), interprestasi hasil
cardiotocography (CTG) amniosintesis, edukasi hasil pemeriksaan
penunjang pada masa hamil. skrining kehamilan risiko tinggi, konseling
pada ibu hamil yang berisiko, KIE tanda bahaya kehamilan, identifikasi
kehamilan dengan kelainan, tatalaksana awal pada ibu hamil dengan
penyakit sistemik, tatalaksana pada ibu hamil dengan penyakit infeksi,
tatalaksana pada kehamilan dengan penyulit obstetrik (hiperemesis
gravidarum, hipertensi, infeksi), tatalaksana awal kasus kegawatdaruratan
pada kehamilan (kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa, abortus
imminen, solutio placenta, placenta previa, preeklamsi, kejang, henti
nafas, penurunan kesadaran, syok, henti jantung), skrining gangguan
psikologis ibu hamil, tatalaksana gangguan psikologis pada ibu hamil
pemberian suplemen vitamin dan mineral, tatalaksana awal kelainan
letak, presentasi dan kehamilan ganda, tatalaksana tokolisis, fasilitasi
kelas ibu hamil, tata laksana dengan korban kekerasan fisik dan seksual.
9. Menganjurkan untuk rutin dalam mengonsumsi Vitamin C dan tablet
tambah darah.
Pemberian suplementasi gizi bertujuan untuk pencegahan dan
pengobatan anemia. TTD adalah suplemen gizi yang mengandung
senyawa besi yang setara dengan 60 mg besi elemental dan 400 mcg
asam.
10. Merujuk pasien berkonsultasi dengan dokter umum mengenai kesehatan
kehamilannya.
11. Menganjurkan ibu untuk beristirahat dan menjaga kehamilannya dengan
berhati-hati.
12. Menganjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan laboratorium lengkap
untuk pemeriksaan hemoglobin dan urin lengkap.
13. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal atau
jika ada keluhan.
14. Memberikan suplemen berupa kalsium, B6 dan tablet tambah darah.
15. Melakukan dokumentasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN:
Tanggal : 4 April 2022
Jam : 08.25 WIB
IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status Suami
I. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan sering kencing
3. RIWAYAT KESEHATAN:
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit menular
seperti HIV/AIDS, gonorhea, sifilis,TBC,Hepatitis dan penyakit menurun
seperti jantung, asma dan DM
b. Riwayat penyakit dalam keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan dari pihak keluarga tidak pernah atau tidak sedang menderita
penyakit menular seperti HIV/AIDS, gonorhea, sifilis, TBC, Hepatitis dan
penyakit menurun seperti jantung, asma dan DM dan tidak ada riwayat
keturunan kembar dari pihak istri maupun suami.
4. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche : 13 tahun
Nyeri Haid : Tidak ada
Siklus : 30 hari
Lama : 7 hari
Warna darah : Merah segar
Leukhorea : Tidak ada
Banyaknya : Hari 1-3 ganti pembalut 3-4x sehari,1 pembalut penuh
1
Hari 4-5 ganti pembalut 2-3x sehari, penuh
2
Hari 6-7 ganti pembalut 2x sehari, bercak cokelat
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1. Hamil ke 1 usia hamil 32 minggu
2. HPHT : 20 Januari 2021
3. HPL : 27 Oktober 2021
4. Gerak janin :
a) Pertama kali : 18 minggu
b) Frekuensi dalam 12 jam : 10 kali
5. Tanda bahaya : tidak ada
6. Kekhawatiran khusus : tidak ada
7. Imunisasi TT : TT lengkap
8. ANC : 6x
Suplement &
ANC Ke Tanggal Tempat Fe Masalah Tindakan/Pendkes
(Jenis & Jml)
1 27-01-22 PKM SF, B6, B12 Tidak ada Cek Urin
Sawangan
I
2 27-02-22 PKM SF, B6, B12 Tidak ada Cek Laboratorium
Sawangan
I
3 18-03-22 PKM SF, Vit C Tidak ada Penkes Nutrisi
Sawangan
I
5. RIWAYAT KB :
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kb
Rencana Setelah Melahirkan : Ibu mengatakan belum memiliki rencana mengenai
KB
7. RIWAYAT PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL
a) Riwayat perkawinan :
- Status perkawinan : menikah , umur waktu menikah 23 tahun
- Pernikahan ini yang ke 1,sah, lamanya 10 bulan
- Hubungan dengan suami : baik
b) Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan dan sangat diaharapkan oleh
semua anggota keluarga
c) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) :
Ibu mengatakan cara memecahkan masalah musyawarah dengan suami
d) Ibu tinggal serumah dengan :
Ibu mengatakan tinggal serumah dengan suami
e) Pengambil keputusan utama dalam keluarga :
Pengambil keputusan utama adalah suami. Dalam kondisi emergensi, ibu dapat
mengambil keputusan sendiri.
f) Orang terdekat ibu : Suami
g) Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : Suami
h) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan :
Ibu mengatakan tidak ada adat istiadat khusus yang merugikan ibu selama
kehamilannya
i) Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan :
Ibu mengatakan rencana persalinan di puskesmas dan ditolong oleh bidan
j) Penghasilan perbulan: Cukup
k) Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
- Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini? Tidak
l) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
- Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh nakes wanita maupun pria
- Ibu mengatakan boleh menerima transfusi darah
- Ibu mengatakan boleh diperiksa daerah genitalia
- Ibu bersedia melakukan test rapid antigen
- Ibu bersedia melakukan vaksinasi covid
m) Tingkat pengetahuan ibu :
1) Hal-hal yang sudah diketahui ibu
- Ibu mengatakan sudah mengetahui pemenuhan nutrisi ibu hamil
2) Hal-hal yang ingin diketahui ibu
- Ibu mengatakan ingin mengetahui cara mengatasi sering kencing
- Ibu mengatakan ingin mengetahui tanda-tanda persalinan
- Ibu mengatakan ingin mengetahui tanda bahaya kehamilan TM III
b) Status present
Kepala : Mesocephal, tidak ada benjolan, rambut hitam,
rambut tumbuh merata
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, penglihatan
normal
Hidung : Tidak ada nafas cuping hidung
Vulva : Tidak ada varises, tidak ada oedema, tidak ada infeksi
c) Status Obstetrik
1. Inspeksi
2. Palpasi
- Leoplod I : teraba 1 bagian kurang bulat, kurang melenting
- Leoplod II : kanan teraba satu bagian kecil-kecil,terputus,putus, kiri
teraba bagian panjang, keras
- Leoplod III : teraba 1 bagian keras, bulat
- Leoplod IV : belum masuk panggul (konvergen)
3. TFU : pertengahan px dan
pusat, 29 cm
4. TBJ : (TFU-12)x155= (29-12)x155 = 2.635 gram
5. Auskultasi :
- DJJ : 146x/menit,PM sebelah kiri
6. Pemeriksaan penunjang
Haemoglobin : 11,8 gr/dl
Gds : 98 mg/dL
III. ANALISIS
Diagnosa Kebidanan : Ny. F umur 24 tahun G1P0A0 usia hamil 32
minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine,
presentasi kepala, PUKI, hamil TM III fisiologis
Masalah : Sering kencing
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Tindakan Segera : Tidak ada
IV. PELAKSANAAN
Tanggal 4 April 2022
1. Pukul 08.33 WIB
Memberi tahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
kondisi ibu dan janin secara umum baik, ttv dalam batas normal TD : 110/70
mmHg, N: 80X/menit RR: 24X/menit S: 36,50C dan hasil pemeriksaan lab
Hb : 11,8 gr/ Dl, GDS 98 mg/Dl.
Hasil : Ibu merasa senang mendengar hasil pemeriksaan yang menunjukkan
keadaan baik
2. Pukul 08.35 WIB
Menjelaskan kepada ibu mengenai keadaan sering kencing yang terjadi pada
ibu hamil adalah suatu hal yang normal karena semakin bertambahnya usia
kehamilan maka penurunan kepala bayi menekan kandung kemih ibu
sehingga menyebabkan sering kencing.Cara mengatasi keadaan sering
kencing yaitu mengurangi minum pada malam hari sebelum tidur,
menghindari minuman berkafein (teh, kopi, soda), melakukan senam kegel
untuk melatih dan menguatkan otot panggul
Hasil : ibu paham dan dapat menjelaskan kembali apa yang sudah dijelaskan
3. Pukul 08.40 WIB
Memberitahu ibu mengenai tanda-tanda persalinan yang terdiri perut mulas-
mulas yang teratur, timnulnya sering dan semakin lama, keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir atau cairan ketuban dari jalan lahir dan
menganjurkan kepada ibu apabila sudah mengalami tanda-tanda persalinan
untuk segera datang ke fasilitas kesehatan
Hasil : ibu dapat paham dan dapat menjelaskan kembali apa yang sudah di
sampaikan
4. Pukul 08.45 WIB
Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan TM III yaitu
adanya perdarahan dari jalan lahir, nyeri kepala hebat, nyeri perut bagian
bawah, bengkak pada kaki dan wajah, nyeri ulu hati, ketuban pecah,
hilangnya gerakan janin, pencegahan yang dilakukan oleh ibu yaitu menjaga
kesehatan diri dan bayi serta rutin pemeriksaan ANC
Hasil : Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali apa yang sudah
disampaikan
5. Pukul 08.50 WIB
Mengingatkan kepada ibu untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, serta
memenuhi pemenuhan nutrisi seperti mengonsumsi makanan tinggi
karbohidrat (nasi, kentang, ketela, gandum dll), makanan tinggi protein
(ikan, telur, ayam, tempe, tahu dll), mengonsumsi sayur-sayuran hijau,dan
buah-buahan.
Hasil : Ibu bersedia menjaga kesehatan ibu dan bayi dengan makan makanan
bergizi
6. Pukul 08.53 WIB
Memberikan suplemen tambah darah, vitamin C dan menganjurkan ibu
untuk selalu rutin mengonsumsi suplemen. Memberitahukan kepada ibu cara
mengonsumsi tablet tambah darah yaitu sebanyak 1x1/hari, dengan air
putih/air jeruk dan diminum pada malam untuk mengurangi efek samping
dari tablet tambah darah yaitu mual.
Hasil : ibu sudah diberikan suplemen dan vitamin
7. Pukul 08.55 WIB
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi, dan
apabila ada keluhan segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat
Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuran
8. Pukul 08.58 WIB
Melakukan dokumentasi
Hasil : pendokumentasian telah dilakukan
Mujirah
Justina Udading Irwandari,
Amd.Keb
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
Ayuningtyas,S.ST,M.Kes
PEMBAHASAN
Dalam kasus Ny. F berusia 24 tahun, masih termasuk dalam usia reproduksi
sehat untuk hamil. (Sari Priyanti et al., 2020) yang menyatakan secara umum,
seorang wanita dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan pertumbuhan
tubuhnya, yaitu sekitar usia 20 tahun sehingga bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik
dan usia kehamilan yang ideal berada pada rentang umur 20-35 tahun. Subiyanto
(2012), menyatakan wanita yang hamil pada usia dibawah 20 tahun belum siap
secara emosional dan mental. Kondisi tersebut dapat berakibat buruk bagi ibu hamil
dan kandungannya. Pada usia di atas 35 tahun, bibit kesuburan wanita akan menurun.
Akibatnya, ketika mereka hamil akan timbul kelainan pada janin dan menyebabkan
abortus spontan.
Ayuningt Mujirah
yas, S.ST,M.Kes
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, A K., Dary, Rifatolistia, T. (2021). Status Gizi Perilaku Makan Ibu Selama
Kehamilan Trimester Pertama. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas 6 (1)
Hutari Puji Astuti. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Rohima
Pres.
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3406366/apa-akibatnya-jika-ibu-hamil-
kena-tbc#:~:text=TBC%20kongenital%20terjadi%20akibat
%20penyebaran,terkena%20TBC%2C%20harus%20diberi%20pengobatan.
(diakses pada 8 April 2022 pukul 13.10 WIB)
https://www.alodokter.com/waspadai-hipertensi-kehamilan-dari-
sekarang#:~:text=Hipertensi%20dalam%20kehamilan%20merupakan
%20kondisi,bisa%20juga%20muncul%20lebih%20awal. (diakses pada 8 April
2022 pukul 13.40 WIB)
https://kumparan.com/kumparanmom/9-keluhan-yang-biasanya-dirasakan-ibu-hamil-
pada-trimester-ketiga-1550043976346009790 (diakses 10 April 2022 pukul
20.00 WIB)
Julina, Br. S., Debby P., Aprilian S. (2019). HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN USIA
KEHAMILAN DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSU MITRA
MEDIKA MEDAN PERIODE 2017. Jurnal Bidan Komunitas, Vol. I1 No. 1 Hal.
38-46, e-ISSN 2614-7874
Kepmenkes 320 Tahun 2020 tentang Standar Profesi Bidan
Khairoh, K. U., & Arka, R. dan M. (2019). Asuhan Kebidanan Kehamilan. CV.Jakad
Publishing Surabaya.
Prihandini, S. R., Pujiastuti, W., & Hastuti, T. P. (2016). Usia Reproduksi Tidak
Sehat Dan Jarak Kehamilan Yang Terlalu Dekat Meningkatkan Kejadian
Abortus Di Rumah Sakit Tentara Dokter Soedjono Magelang. Jurnal
Kebidanan, 5(10), 47–57.
Sari Priyanti, Dian Irawati, & Agustin Dwi Syalfina. (2020). Frekuensi Dan Faktor
Risiko Kunjungan Antenatal Care. Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal
of Midwifery), 6(1), 1–9. https://doi.org/10.33023/jikeb.v6i1.564