Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

PK PATOLOGI DAN KOMPLIKASI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “MY” UMUR 24 TAHUN


G1P0A0 UK 36 MINGGU 6 HARI PRESKEP U PUKA T/H
INTRAUTERINE DENGAN ANEMIA RINGAN
DI PMB YAN MONA FRIDAYANTHI, A.Md.Keb
TANGGAL 18 FEBRUARI 2022
HALAMAN JUDUL

OLEH :
LUH PUTU EKA TRESNADEWI
NIM. P07124321118

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN PRODI PROFESI BIDAN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
PK PATOLOGI DAN KOMPLIKASI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU “MY” UMUR 24 TAHUN


G1P0A0 UK 36 MINGGU 6 HARI PRESKEP U PUKA T/H
INTRAUTERINE DENGAN ANEMIA RINGAN
DI PMB YAN MONA FRIDAYANTHI, A.Md.Keb
TANGGAL 18 FEBRUARI 2022

Oleh:

Luh Putu Eka Tresnadewi


NIM. P07124321118

TELAH MENDAPAT PERSETUJUAN

Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing Instansi Pembimbing Lapangan

Ni Luh Putu Sri Erawati, S.SiT., MPH Yan Mona Fridayanthi, A.Md.Keb
NIP. 197508252000122002 NIP. -

Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Bidan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar

Ni Wayan Armini, SST., M.Keb


NIP. 198101302002122001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan “Laporan Kasus

Asuhan Kebidanan Kehamilan pada Ibu “MY” Umur 24 Tahun G1P0A0

Usia Kehamian 36 Minggu 6 Hari Preskep U Puka T/H Intrauterine dengan

Anemia Ringan di PMB Yan Mona Fridayanthi, A.Md.Keb dengan baik.

Dalam penyusunan laporan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran pembuatan laporan

ini, yakni yang terhormat:

1. Ibu Dr. Ni Nyoman Budiani, S.SI.T.,M.Biomed selaku Ketua Jurusan

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Denpasar.

2. Ibu Ni Wayan Armini, SST.,M.Keb, selaku Kaprodi Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Denpasar.

3. Ibu Dr Ni Wayan Ariyani, S.ST,M.Keb selaku penanggung jawab Mata

Kuliah Praktik Kebidanan Asuhan Kolaborasi pada Kasus Patologi dan

komplikasi

4. Ibu Ni Luh Putu Sri Erawati, S.Si.T., MPH selaku dosen pembimbing

Institusi dalam penyusunan Laporan Kasus Praktik Kebidanan Asuhan Kolaborasi

pada Kasus Patologi dan komplikasi.

5. Ibu Yan Mona Fridayanthi, A.Md.Keb., selaku Pembimbing Lapangan dalam

Praktik Klinik Kebidanan Asuhan Kolaborasi pada Kasus Patologi dan komplikasi

di PMB Yan Mona Fridayanthi, A.Md.Keb.

iii
6. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan laporan hasil praktikum ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki berbagai kekurangan,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para

pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini

bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar, Februari 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6
A. Latar Belakang..................................................................................................6
B. Tujuan...............................................................................................................8
C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus...........................................................9
D. Manfaat Penulisan Laporan..............................................................................9
BAB II KAJIAN TEORI........................................................................................10
A. Kehamilan.......................................................................................................10
B. Anemia Dalam Kehamilan.............................................................................12
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil.......................19
D. Pencegahan Anemia.......................................................................................21
E. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia....................................29
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................32
A. Data Subjektif.................................................................................................32
B. Data Objektif..................................................................................................35
C. Analisa............................................................................................................36
D. Penatalaksanaan..............................................................................................37
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................38
BAB V PENUTUP.................................................................................................41
A. Kesimpulan.....................................................................................................41
B. Saran...............................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................42

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,

yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya

keluarga yang berkualitas. Layanan kebidanan diberikan oleh bidan sesuai

kewenangan yang diberikan dengan maksud untuk meningkatkan kesehatan ibu

dan anak dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas, bahagia dan

sejahtera. Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang

berkualitas sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara

membina hubungan, baik sesama rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi

asuhan. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan juga ditentukan oleh

keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling

yang baik kepada klien (Hikmawati, 2011).

Bidan merupakan ujung tombak dalam memberikan pelayanan yang

berkualitas dan sebagai tenaga kesehatan yang professional, bekerja sebagai mitra

masyarakat, khususnya keluarga sebagai unit terkecilnya. Bidan memiliki posisi

strategis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat holistik

komprehensif (berkesinambungan, terpadu dan paripurna), yang mencakup upaya

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam upaya mencapai terwujudnya

paradigma sehat. Seorang bidan dituntut untuk menjadi individu yang handal dan

profesional dalam memberikan pelayanan yang berkualitas karena konsep

kerjanya berhubungan dengan nyawa manusia. Selain harus profesional dalam

pelayanan dan berkomunikasi, bidan juga harus sabar dan telaten agar klien

3
merasa aman dan nyaman di saat mendapatkan asuhan kehamilan, persalinan,

nifas, keluarga berencana dan sebagainya oleh bidan (Meilani dkk, 2015).

Menurut hasil penelitian Widyawati (2018 ) Tingkat kinerja bidan dalam

memberikan pelayanan kebidanan dapat dihubungkan dengan berbagai faktor

yang ada di sekitarnya. Faktor yang berhubungan dengan kinerja yaitu variabel

individu, psikologis dan organisasi. Faktor individu yang berhubungan dengan

kinerja adalah pengetahuan, masa kerja, keterampilan, tingkat sosial, keluarga,

dan demografis. Faktor psikologis yang berhubungan dengan kinerja bidan adalah

persepsi terhadap imbalan, motivasi kerja, sikap, kepribadian, dan belajar. Faktor

organisasi yang berhubungan dengan dengan kinerja bidan adalah sumber daya,

kepemimpinan, penghargaan, struktur, desain pekerjaan, fasilitas kerja, dan iklim

organisasi.

Mahasiswa bidan perlu meningkatkan kompetensinya dalam memberikan

pelayanan kebidanan yang sesuai standar dan kebutuhan masyarakat dengan

melaksanakan praktik langsung di klinik dengan pendekatan holistik kepada

pasien. Dalam hal ini, wahana praktik seperti klinik, puskesmas dan rumah sakit

dapat menjadi tempat yang tepat. Dengan demikian, mahasiswa dapat

memperoleh pengalaman, mengetahui perbedaan teori dan kondisi di lapangan,

dan meningkatkan kompetensinya, oleh karena pentingnya mahasiswa bidan

melakukan praktik langsung pada pasien nyata di wahana praktik, maka

dilaksanakan Praktik Kebidanan Kolaborasi pada kasus Patologi dan komplikasi.

Melalui praktik ini mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori yang

diperoleh saat proses belajar mengajar di wahana praktik, memperoleh

4
pengalaman dan meningkatkan kompetensinya sehingga dapat memberikan

asuhan yang menyeluruh.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Pada akhir Kepaniteraan Klinik diharapkan lulusan profesi bidan mampu
dalam memberikan asuhan kebidanan patologis dan komplikasi pada sasaran masa
kehamilan sampai bayi baru lahir serta perencanaan asuhan sesuai dengan standar
asuhan kebidanan secara mandiri, profesional, dan berkualitas dengan selalu
memperhatikan aspek budaya lokal.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data secara lengkap, jelas, akurat dan fokus pada
kondisi patologis dan komplikasi;
b. Menetapkan diagnosa kebidanan serta masalah Kebidanan dengan
menerapkan cara berpikir kritis pada kondisi patologis dan komplikasi;
c. Menyusun diagnosa potensial dan antisipasi tindakan segera pada kondisi
patologis dan komplikasi.
d. Menyusun perencanaan asuhan kebidanan pada kondisi patologis dan
komplikasi;
e. Melaksanakan asuhan kebidanan pada kondisi patologis dan komplikasi;
f. Melakukan evaluasi secara komprehensif pada asuhan kebidanan pada
kondisi patologis dan komplikasi;
g. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan holistik pada pada kondisi
patologis dan komplikasi;
h. Melakukan refleksi kasus dan praktik klinik secara mendalam pada kasus
patologi dan komplikasi.

C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus

Kasus ini didapatkan di PMB Yan Mona Fridayanthi, A.Md.Keb pada tanggal

24 Februari 2022

5
D. Manfaat Penulisan Laporan

1. Bagi Mahasiswa

Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh serta mendapatkan pengalaman

dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan Kebidanan Kolaborasi pada kasus

Patologi dan komplikasi, sehingga dapat digunakan sebagai berkal bagi penulis

didalam melaksanakan tugas sebagai bidan

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada Kebidanan

Kolaborasi pada kasus Patologi dan komplikasi

3. Bagi Lahan Praktik

Sebagai masukan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil.

6
BAB II
KAJIAN TEORI

A. KEHAMILAN

1. Definisi

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional hamil didefinisikan

sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan

dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2009)

Kehamilan didefinisikan sebagai penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, di mana trimester ke satu

berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke 13 hingga

27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga 40) (Saifuddin, 2009).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai

sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008).

2. Perubahan Pada Kehamilan

a. Perubahan Fisiologis

Perubahan fisiologis dibagi menjadi perubahan yang dapat dilihat dan

perubahan yang tidak dapat dilihat (Saminem, 2009).

Perubahan yang dapat dilihat meliputi:

1) perubahan pada kulit;

2) perubahan kelenjar;

3) perubahan payudara;

4) perubahan perut;

7
5) perubahan alat kelamin luar;

6) perubahan pada tungkai; dan

7) perubahan pada sikap tubuh.

Sedangkan untuk perubahan yang tidak dapat dilihat adalah sebagai berikut.

1) Perubahan pada alat pencernaan

2) Perubahan pada peredaran dan pembuluh darah

a) Perubahan pada darah

b) Perubahan pada jantung

c) Perubahan tekanan darah

3) Perubahan pada paru

4) Perubahan pada kehamilan

a) Ginjal bekerja lebih berat karena harus menyaring ampas dua orang, yaitu ibu

dan janin.

b) Ureter tertekan oleh uterus apabila uterus keluar dari rongga panggul. Ureter

juga semakin berkelok-kelok dan kendur sehingga menyebabkan perjalanan urin

ke kandung kemih melambat. Kuman dapat berkembang di kelokan itu dan

menimbulkan penyakit.

c) Pada bulan ke dua kehamilan, ibu berkemih karena ureter lebih antefleksi dan

membesar.

5) Perubahan pada tulang

6) Perubahan pada jaringan pembentuk organ

7) Perubahan pada alat kelamin dalam

8
2. Perubahan Psikologi

Menurut teori Rubin, perubahan psikologi yang terjadi pada trimester I

meliputi ambivalen, takut, fantasi, dan khawatir. Pada trimester II, perubahan

meliputi perasaan lebih nyaman serta kebutuhan mempelajari perkembangan dan

pertumbuhan janin meningkat. Kadang tampak egosentris dan berpusat pada diri

sendiri. Pada trimester III, perubahan yang terjadi meliputi memiliki perasaan

aneh, lebih introvert, dan merefleksikan pengalaman masa lalu. (Saminem, 2009).

B. ANEMIA DALAM KEHAMILAN

1. Pengertian Anemia Dalam Kehamilan

Anemia pada kehamilan adalah suatu keadaan di mana terjadi kekurangan

sel darah merah dan menurunnya hemoglobin kurang dari 11 gr/dl. Pada

trimester I dan III kadar hemoglobin kurang dari 11 gr/dl, pada trimester II kadar

hemoglobin kurang dari 10,5 gr/dl. Pada ibu hamil anemia yang sering terjadi

yaitu anemia defisiensi besi. (Prawirohardjo, 2010 dalam Astarina, 2014).

Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar hemoglobin (Hb)

yang berada di bawah normal. Di Indonesia, anemia umumnya disebabkan oleh

kekurangan zat besi, sehingga lebih dikenal dengan istilah Anemia Gizi Besi.

Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering

terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga

hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme

besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar

hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III (Waryana,

2010).

9
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan

merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah bahkan murah

(Manuaba, 2010). .

Sebagaian besar anemia adalah anemia defisiensi Fe yang dapat disebabkan

oleh konsumsi Fe dari makanan yang kurang atau terjadi perdarahan menahun

akibat parasit, seperti ankilostomiasis (Manuaba, 2007).

2. Patofisiologi Anemia

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah karena

perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta. Volume plasma

meningkat 45-65% dimulai pada trimester kedua kehamilan, dan maksimum

terjadi pada bulan ke sembilan dan meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit

menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang

meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta yang menyebabkan

peningkatan sekresi aldesteron. Stimulasi peningkatan 300-350 ml massa sel

merah ini dapat disebabkan oleh hubungan antara hormon maternal dan

peningkatan eritropoitin selama kehamilan. (Ibrahim dan Proverawati, 2011).

Peningkatan volume plasma menyebabkan terjadinya hidremia kehamilan

atau hemodilusi, yang menyebabkan terjadinya penurunan hematokrit (20-30%),

sehingga hemoglobin dari hematokrit lebih rendah secara nyata dari pada keadaan

tidak hamil. Hemoglobin dari hematokrit mulai menurun pada bulan ke 3-5

kehamilan, dan mencapai nilai terendah pada bulan ke 5-8. Cadangan besi wanita

hamil mengandung 2 gram, sekitar 60-70% berada dalam sel darah merah yang

bersirkulasi, dan 10- 30% adalah besi cadangan yang terutama terletak di dalam

hati, empedu, dan sumsum tulang. Kehamilan membutuhkan tambahan zat besi

10
sekitar 800-1000 mg untuk mencukupi kebutuhan yang terdiri dari :

1) Terjadinya peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400 mg zat besi

dan mencapai puncak pada 32 minggu kehamilan.

2) Janin membutuhkan zat besi 100-200 mg.

3) Pertumbuhan plasenta membutuhkan zat besi 100-200 mg. Sekitar 190 mg

hilang selama melahirkan.

Dalam Manuaba (2007), disebutkan bahwa kebutuhan Fe selama hamil dapat

diperhitungkan sebagai berikut.

1) Peningkatan jumlah darah ibu 500 mgr

2) Pembentukan plasenta 300 mgr

3) Pertumbuhan darah janin 100 mgr

Jadi, jumlah Fe yang dibutuhkan selama hamil adalah 900 mgr. saat

persalinan yang disertai perdarahan sekitar 300 cc dan lahirnya plasenta, ibu akan

kehilangan Fe sebesar 200 mg dan kekurangan ini harus mendapatkan kompensasi

dari makanan untuk kelangsungan laktasi.

3. Etiologi Anemia

Ketika ibu hamil, jumlah darah bertambah (hypervolemia) sehingga terjadi

pengenceran darah. Kondisi tersebut disebabkan karena pertambahan sel-sel darah

tidak sebanding dengan pertambahan plasma darah. Berikut adalah

perbandingannya.

1) Plasma darah bertambah 30%.

2) Sel-sel darah bertambah 18%.

3) Hemoglobin bertambah 19%.

11
Secara fisiologis, pengenceran darah ini adalah untuk membantu

meringankan kerja jantung (Pranoto, 2013).

Penyebab lain dari anemia yaitu kehilangan darah berat akibat menstruasi,

atau parasit infeksi seperti cacing tambang, ascaris, serta schistosomiasis yang

dapat menurunkan konsentrasi hemoglobin darah (Hb). Infeksi akut dan kronis,

termasuk malaria, kanker, TBC, dan HIV juga dapat menurunkan konsentrasi Hb.

Kekurangan mikronutrien lain, termasuk vitamin A dan B12, folat, riboflavin, dan

tembaga juga dapat meningkatkan risiko anemia (Benoist, 2008).

4. Tanda Dan Gejala Anemia

Anemia dapat menyebabkan tanda dan gejala:

a. letih, sering mengantuk, malaise;

b. pusing, lemah;

c. nyeri kepala;

d. luka pada lidah;

e. kulit pucat;

f. membran mukosa pucat (misal, konjungtiva);

g. bantalan kuku pucat

h. tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah. (Rukiyah, 2010).

5. Diagnosis Anemia Pada kehamilan

Untuk menegakkan diagnosis anemia kehamilan dapat dilakukan dengan

anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing,

mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

(Manuaba, 2010).

Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakanalat

12
pemeriksaan Hb. Hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai berikut

(Manuaba, 2010).

Hb 11 g% tidak anemia

Hb 9 – 10 g% anemia ringan

Hb 7 – 8 g% anemia sedang

Hb <7 g% anemia berat

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada

trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu

hamil mengalami anemia maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90

tablet pada ibu-ibu hamil di puskesmas. (Manuaba, 2010).

6. Macam-Macam Anemia

Menurut Prawirohardjo (2010), macam-macam anemia adalah sebagai

berikut (Astarina, 2014).

a. Anemia Difiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya

mineral Fe. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi

dengan makanan, karena gangguan absorbsi atau terlampau banyaknya keluar dari

badan, misalnya pada perdarahan (Prawirohardjo, 2010).

Anemia defisiensi zat besi pada wanita bisa disebabkan oleh :

1) penurunan asupan atau penyerapan zat besi, termasuk defisiensi nutrisi dan

gangguan pencernaan, seperti diare atau hiperemesis;

2) peningkatan kebutuhan, seperti kehamilan yang sering, banyak atau kembar;

3) infeksi kronis, terutama pada saluran kemih;

4) perdarahan akut atau kronis, misalnya menoragia, hemoroid berdarah, atau

13
hemoragi antepartum atau postpartum.

(Fraser, 2009).

b. Anemia Megaloblastik

Anemia Megaloblastik adalah gangguan darah di mana ukuran sel lebih besar

dari sel darah merah normal. Anemia ini biasanya disebabkan oleh defisiensi

asam folat dan jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Anemia ini sering

ditemukan pada wanita yang jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau

makanan dengan protein tinggi (Proverawati, 2011).

c. Anemia hemolitik

Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang

belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru (Prawirohardjo, 2010).

Pada sepertiga kasus anemia dipisu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi,

leukemia, dan gangguan imunologis (Fraser, 2009).

7. Dampak Anemia

Anemia dapat terjasi pada setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus

selalu diwaspadai. Penyakit anemia yang menyerang ibu hamil, berpengaruh

terhadap kehamilan, persalinan, dam saat masa nifas. Adapun pengaruh anemia

terhdap kehamilan, persalinan dan nifas daoat mengakibatkan sebagai berikut

(Astarina, 2014).

a. Dampak Anemia Terhadap Ibu

a) Bahaya Selama Kehamilan

Berikut adalah bahaya anemia selama kehamilan.

1) Abortus.

2) Persalinan prematur.

14
3) Hambatan tumbuh kembang janin dalam Rahim.

4) Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr%).

5) Perdarahan antepartum.

6) Ketuban pecah dini (KPD).

b) Bahaya saat Persalinan

Bahaya anemia saat persalinan adalah sebagai berikut.

1) Gangguan his.

2) Kala I memanjang.

3) Persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah.

4) Retensio plasenta.

5) Atonia uteri.

c) Pada Masa Nifas

Berikut adalah bahaya anemia pada masa nifas.

1) Perlukaan sukar sembuh.

2) Infeksi puerperium.

3) Pengeluaran ASI berkurang.

4) Anemia masa nifas.

5) Infeksi mamae.

6) Subinvolusi.

b. Dampak Anemia Terhadap Janin

Berikut adalah dampak anemia terhdap janin

1) Asfiksia intrauterin sampai kematian.

2) IUFD.

3) BBLR.

15
4) Kelahiran dengan anemia.

5) Cacat bawaan.

6) Mudah terkena infeksi

7) IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian (Manuaba, 2010).

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA PADA IBU

HAMIL

1. Faktor Dasar

a. Sosial ekonomi

Pada ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi yang baik, otomatis akan

mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. Status gizipun

akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas. Tingkat sosial

ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan

psikologis ibu hamil (Sulistyawati, 2009 dalam Nurhidayati, 2013).

b. Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan ibu mempengaruhi perilakunya, makin tinggi

pendidikan atau pengetahuannya, makin tinggi kesadaran untuk mencegah

terjadinya anemia.

c. Pendidikan

Pendidikan yang baik akan mempermudah untuk mengadopsi pengetahuan

tentang kesehatannya. Rendahnya tingkat pendidikan ibu hamil dapat

menyebabkan keterbatasan dalam upaya menangani masalah gizi dan kesehatan

keluarga.

16
2. Faktor Tidak Langsung

a. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama pada

partumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kasus anemia defisiensi gizi

umumnya selalu disertai dengan mal nutrisi infestasi parasit, semua ini berpangkal

pada keengganan ibu untuk menjalani pengawasan antenatal.

b. Umur Ibu

Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang hamil, akan

berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda (<20 tahun)

perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan

perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang

dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua di atas 30 tahun perlu energi yang

besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk

bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna

mendukung kehamilan yang sedang berlangsung (Kristiyanasari, 2010 dalam

Nurhidayati, 2013).

3. Faktor Langsung

a. Kecukupan konsumsi tablet besi

Tablet besi adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi anemia gizi besi

yang diberikan kepada ibu hamil.

b. Jarak kehamilan

Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun.

c. Paritas

17
Paritas adalah kelahiran setelah gestasi 20 minggu, tanpa memperhatikan

apakah bayi hidup atau mati. Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah

melahirkan anak hidup atau mati, tetapi bukan aborsi

d. Status gizi

Maulana (2010) kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang

buruk bagi ibu dan janin. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang

mengantarkan oksigen dan makanan pada janin akan terhambat, sehingga janin

akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu

pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan (Nurhidayati, 2013).

e. Penyakit Infeksi

Beberapa infeksi penyakit memperbesar risiko anemia. Infeksi itu umumnya

adalah TBC, cacingan dan malaria, karena menyebabkan terjadinya peningkatan

penghancuran sel darah merah dan terganggunya eritrosit. Cacingan jarang sekali

menyebabkan kematian secara langsung, namun sangat mempengaruhi kualitas

hidup penderitanya. Infeksi cacing akan menyebabkan malnutrisi dan dapat

mengakibatkan anemia defisiensi besi. Infeksi malaria dapat menyebabkan

anemia.

D. PENCEGAHAN ANEMIA

1. Pemberian Fe

Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan suplementasi besi

dan asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6

bulan untuk emmenuhi kebutuhan fisiologik selama kehamilan. Di wilayah-

wilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan

18
suplementasi sampai tiga bulan postpartum (Prawirohaedjo dalam Astarina,

2014).

Pemberian tablet besi merupakan salah satu pencegahan anemia. Pemerintah

saat ini mulai melihat calon pengantin perempuan sebagai target. Mereka

diberikan tablet tiap minggu selama 16 minggu ditambah 1 tablet tiap hari selama

haid. Dosis mingguan ini ternyata cukup efekstif dalam meningkatkan kadar

hemoglobin (Asrtarina, 2014).

Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/

bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50

nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Susiloningtyas, 2012).

Selain itu, pendidikan dan peningkatan asupan besi melalui makanan juga

merupakan upaya dalam mencegah anemia. Mengonsumsi makan yang cukup

mengandung kalori, setiap 1000 kkal makanan dari beras mengandung 6 mg Fe.

Meningkatkan makanan yang dapat memacu penyerapan zat besi dan mengurangi

makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi (Arisman, 2007). Selain

itu, juga dengan memberikan penyuluahn tentang tanda dan gejala anemia serta

yang ditimbulkan oleh anemia. (Astarina, 2014).

Pemberian Fe selama kehamilan dan setelah kelahiran dapat mencegah

anemia. Pemantauan konsumsi tablet Fe juga perlu diikuti dengan pemantauan

cara minum yang benar karena hal ini akan sangat mempengaruhi efektifitas

penyerapan Fe. Cara minum tablet Fe yang benar yaitu dengan air putih atau air

jeruk (Setyoresmi, 2012 dalam Astarina, 2014).

Pada masa kehamilan seorang wanita memerlukan tambahan zat besi untuk

meningkatkan jumlah sel darah merah dan mebentuk sel darah merah janin dan

19
plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan

makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis (Manuaba, 2010

dalam Astarina, 2014).

Tabel 1
Kebutuhan Zat Besi pada Setiap Kehamilan

Meningkatkan sel darah merah ibu 500 mg Fe


Terdapat dalam plasenta 300 mg Fe
Untuk darah janin 100 mg Fe
Jumlah 900 mg Fe

2. Nutrisi Ibu Hamil

Nutrisi pada ibu hamil sangat menentukan status kesehatan dan janinnya.

Beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi menurut Arisman (2004) dalam

Yanti (2010) adalah sebagai berikut.

a. Keadaan sosial ekonomi keluarga ibu hamil

Untuk memenuhi kebutuhan gizi diperlukan sumber keuangan yang

memadai. Daya beli keluarga yang rendah dalam emmenuhi kebutuhan gizi sudah

barang tentu asupan nutrisi juga berkurang.

b. Keadaan kesehatan dan gizi ibu

Ibu dalam keadaan sakit kemampuan mengkonsumsi zat gizi berkurang

ditambah lagi pada keadaan sakit terjadi peningkatan metabolisme tubuh sehingga

diperlukan asupan yang lebih banyak.

c. Jarak kehamilan jika yang dikandung bukan anak pertama

Jarak kelahiran yang pendek mengakibatkan fungsi alat reproduksi masih

belum optimal.

20
d. Usia kehamilan pertama

Usia di atas 35 tahun merupakan resiko penyulit persalinan dan mula

terjadinya penurunan fungsi-fungsi organ reproduksi.

e. Kebiasaan ibu hamil mengkonsumsi obat-obatan, alkohol, perokok, pengguna

kopi.

Kecukupan akan zat gizi pada ibu hamil dapat dipantau melalui keadaan

kesehatannya dan berat badan janin saat lahir. Adanya penambahan berat badan

yang sesuai standar ibu hamil merupakan salah satu indicator kecukupan gizi.

Pada trimester pertma sebaiknya kenaikan berat badan 1-2 kg, trimester ke dua

dank e tiga sekitar 0,34-0,50 kg tiap minggu (Tarwoto, 2007).

Total berat kumulatif pada wanita hamil dengan tinggi 150 cm sekitar 8,8 kg

– 13,6 kg dan hamil kembar 15,4 kg – 20,4 kg (Arisman, 2004).

Selama hamil, kebutuhan gizi meningkat dibandingkan dengan kebutuhan

sebelum hamil misalnya kebutuhan protein meningkat 68%, asam folat 100%,

kalsium 50% dan besi 200-300 % (Tarwoto, 2007).

21
Tabel 2
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil

Kebutuhan
Zat Gizi Tdk Hamil Kegunaan Sumber Makanan
Hamil

Protein 40 g 60 g - Pertumbuhan Susu, keju, telur, daging,


- Cairan amnion biji-bijian, kacang-

- Pertumbuhan dan kacangan, serealia

perkembangan plasenta
- Meningkatkan air susu dan
jaringan payudara, sirkulasi
Hb, dan protein
Plasma
Kalori 2.250 2.550 - Meningkatkan Karbohidrat, lemak,
g g metabolisme protein, umbi-umbian
- Menambah energi (tenaga)
- Menghemat protein
Kalsium 500 g 900 g - Pembentukan rangka dan Susu, keju, biji utuh,
tulang gigi janin sayuran hijau
- Melindungi dari penyakit
- Meningkatkan
metabolisme
kalsium ibu

Fosfor 450 g 650 g - Pembentukan rangka dan Susu, daging,


tulang serta gigi janin keju

22
Kebutuhan
Tdk Hamil Kegunaan Sumber
Zat Gizi
Hamil Makanan

- Melindungi dari
penyakit
- Meningkatkan
metabolisme
kalsium ibu
Zat besi 26 g 56 g Kenaikan sirkulasi darah Hati, daging,
dan Hb telur, beras, sayura
hijau (bayam,
kangkung, daun papaya,
dan daun singkong)
Magnesium 250 g 280 g - Metabolisme energy dan Kacang, tahu, kakao,
protein hasil laut, beras
- Activator enzim
- Pertumbuhan
jaringan
- Metabolisme sel
dan penguat otot
Yodium 150 ug 175 ug Kenaikan metabolisme Garam
Vitamin A 500 700 - Pertumbuhan sel dan Mentega, krim, sayuran,
RE RE jaringan buah- buahan
- Pertumbuhan gigi
dan tulang
Vitamin D 200 IU 400 IU - Mineralisasi tulang dan Minyak hati,
gigi ikan, kuning telur, susu
- Pertumbuhan dan
pembentukan
- tulang bayi
Vitamin E 12 IU 14 IU - Pembentukan sel darah Biji-bijian terutama
merah yang sehat gandum, telur, kacang-
- Antioksidan penguat daya kacangan, minyak
tahan tubuh
sayur, sayuran
hijau,
dan susu
Kebutuhan
Sumber
Zat Gizi Tdk Hamil Kegunaan
Makanan
Hamil
Vitamin C 60 g 70 g - Pembentukan Sayuran, brokoli, buah-

23
jaringan buahan (jeruk, tomat,
- Pengikat dengan papaya)
pembuluh darah
- Antioksidan penguat daya
tahan
Tubuh
Asam folat 160 ug 310 ug - Perkembangan saraf dan Sayuran berwarna hijau
sel darah gelap seperti bayam,
- Kebutuhan asam folat kembang kol, dan
selama hamil adalah 800 brokoli Pada buah-
mcg/ hari terutama pada buahan asam
12minggu folat banyak terdapat
pertamakehamilan. pada jeruk, pisang,
Kekurangan asam folat wortel, dan tomat
dapat mengganggu
pembentukan otak sampai
cacat bawaan pada
- susunan saraf pusat
maupun otak janin
Vitamin B6 2,0 mg 2,5 mg - Memperlancar Gandum, jantung,hati,
metabolisme protein daging, telur, susu,
- Merangsang partumbuhan keju, ikan (chod,
janin sarden), serealia dan
- Mempercepat susu kedelai yangtelah
pembentukan sel darah difortifikasi
merah
Menjaga sistem saraf, otot dan
B12 1,0 ug 1,3 ug jantung agar berfungsi secara
Normal

Kebutuhan Sumber

24
Tdk Hamil
Hamil Makanan
Zat Gizi Kegunaan
Riboplavin 1,0 mg 1,7 mg Memperlancar metabolisme Daging, hati,
beras, dan kacang-
energi dan protein
kacangan
Niasin 10 mg 11 mg Memperlancar metabolisme Daging, hati,
beras, dan kacang-
energi dan protein
kacangan

E. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

Dalam penerapan praktis pelayanan antenatal menurut Badan Litbang Depkes

RI, standar minimal palayanan antenatal adalah “14 T” yaitu

1. Timbang berat badan (T1). Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali

kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu

mulai trimester kedua.

Penimbangan berat badan sangat penting dalam pengawasan ibu hamil.

Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu hamil dari sebelum hamil,

terhitung mulai trimester I sampai trimester III yang berkisar diantara 6,5-16,5 kg

rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20

minggu terakhir (Wiknjosastro, 2005).

2. Ukur tekanan darah (T2). Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90

mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklampsi.

3. Ukur tinggi fundus uteri (T3).

4. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4).

5. Pemberian imunisasi TT (T5).

Menurut Saifuddin (2006), imunisasi TT diberikan pada trimester I atau

trimester II dan TT yang kedua diberikan dengan jarak 4 minggu setelah TT yang

25
pertama.

6. Pemeriksaan Hb (T6)

Menurut pendapat Manuaba (2007) pemeriksaan darah di lakukan minimal

dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester III dengan

pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia.

Kriteria anemia menurut WHO untuk wanita hamil memiliki hemoglobin

<11 g/dl. Sedangkan, derajat anemia berdasarkan kadar Hemoglobin menurut

WHO yaitu ringan : Hb 8 g/dl-9.9 g/dl, sedang : Hb 6 g/dl-7.9 g/dl, berat : Hb <6

g/dl.

7. Pemeriksaan VDRL (T7).

8. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8).

9. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9).

10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10).

11. Pemeriksaan protein urin atas indikasi (T11).

12. Pemeriksaan reduksi urin atas indikasi (T12).

13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13).

14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14).

Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14 T sesuai kebijakan dapat

dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T. Pelayanan/asuhan antenatal

ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak

diberikan oleh dukun bayi (Prawirohardjo, 2008).

Dari standar minimal pelayanan antenatal yaitu 14 T di atas, terlihat bahwa

untuk pencegahan maupun penangan anemia terdapat pada T4 yaitu pemberian

tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan, dan T6 yaitu pemeriksaan Hb. T6

26
tersebut merupakan program pemerintah untuk mencegah terjadinya anemia pada

ibu hamil sedangkan untuk T6 berfungsi untuk mengetahui kadar Hb dalam darah

seorang ibu hamil sehingga dapat diketahui tingkat anemia yang dialami oleh

seorang ibu hamil.

27
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


PADA IBU “MY” UMUR 24 TAHUN G1P0A0 UK 36 MINGGU 6 HARI
PRESKEP U PUKA T/H INTRAUTERINE DENGAN ANEMIA RINGAN
DI PMB YAN MONA FRIDAYANTHI, A.Md.Keb

Tanggal Kunjungan : 24 Februari 2022

Jam : 17. 00 WITA

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas

IBU SUAMI

Nama : Ibu “MY” “ WS”

Tgl lahir/ umur : 24 th 26 th

Agama : Hindu Hindu

Pendidikan : SLTA SLTA

Pekerjaan : Dagang Sopir

Alamat : Jln. Sekar Sari gg XX/67

No. Hp : 081246XXXXX

2. Keluhan/ alasan periksa :

Ibu datang untuk memeriksakan kehamilan dengan membawa hasil

laboratorium.

3. Riwayat Menstruasi

Ibu menstruasi pertama pada usia 14 tahun dengan siklus haid teratur, volume

darah 2x ganti pembalut / hari, sifat darah encer, lama haid berkisar antara 3-5

28
hari. Ibu mengalami keluhan nyeri perut dan pinggang kadang kadang. HPHT

lupa dan TP USG tanggal 19 Maret 2022

4. Riwayat Pernikahan

Ibu menikah 1kali, status pernikahan sah, lama pernikahan 1 tahun.

5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Sebelumnya:

Ini adalah kehamilan ibu yang pertama

6. Riwayat Hamil Ini

a. Status imunisasi TT : Ibu berstatus TT5, yang terakhir dapat tahun 2010,

b. Riwayat pemeriksaan :

Ibu mengatakan pernah melakukan pemeriksaan kehamilan 1x di dr SPOG (14

Februri 2022) untuk memastikan kehamilan pada kehamilan trimester III, dengan

hasil pemeriksaan Intra uteri, Presentasi kepala, plasenta di korpus anterior, air

ketuban cukup, fetal heart beat (+), TP 19 Maret 2022. Obat yang ibu dapatkan

dari SpOG adalah prenamia dan inlacta. Ibu disarankan untuk melakukan

pemeriksaan laboratorium oleh dokter dengan hasil laboratorium Hb 10,8 g/dL.

7. Riwayat Pemakaian Kontrasepsi

Ibu belum pernah menggunakan KB

8. Kebutuhan Biologis

a. Bernapas : Ibu tidak mengalami keluhan saat bernafas

b. Makan : Ibu makan 3x sehari dengan menu bervariasi yang terdiri dari nasi

putih, ayam atau ikan serta sayur. Tidak terdapat makanan pantangan

c. Minum : Ibu minum 6-8 gelas air putih sehari, ibu tidak mengkonsumsi

susu ibu hamil

29
d. Pola eliminasi : Buang Air Kecil 4-5x sehari dengan warna bening kekuningan

dan Buang Air Besar 1-2x sehari, warna kekuning, konsistensi lembek.

e. Gerakan janin : ibu merasakan Gerakan janin ±10-12 kali dalam 12 jam.

f. Aktivitas sehari-hari : Ibu melakukan aktifitas yang ringan seperti membantu

ibunya berjualan makanan jadi

g. Aktifitas seksual masih biasa dilakukan setiap kurang lebih 2 minggu sekali.

h. Kebersihan diri : Mandi 2x sehari, keramas 1x seminggu, mengganti pakaian

dalam 2x/hari, menggosok gigi 2x/hari,keramas 2-3 x seminggu, merawat

payudara dengan mengganti BH 1x sehari, membersihkan kelamin setiap

selesai BAB dan BAK, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, selesai

buang air, dan ibu tidak memakai kosmetik.

9. Kebutuhan Psikologis

Ibu merasa senang terhadap kehamilannya, ibu tidak pernah mengalami

trauma dalam kehidupan, serta tidak pernah konsultasi dengan psikolog/psikiater.

namun ibu merasa agak takut menjelang persalinan ini.

10. Kebutuhan Sosial

Hubungan sosial baik, tidak terdapat masalah dalam bersosialisasi, hubungan

antar keluarga dan lingkungan baik, pengambilan keputusan diambil oleh suami

bersama ibu.

11. Kebutuhan Spiritual

Ibu tidak ada mengalami masalah ketika beribadah

12. Perilaku dan Gaya Hidup

Ibu tidak memiliki perilaku beresiko terhadap kesehatan janin dan ibu, seperti

merokok, mengkonsumsi minuman keras, diurut dukun, minum jamu

30
13. Riwayat Penyakit

Ibu tidak pernah mengalami penyakit yang berbahaya bagi kehamilan seperti

penyakit kardiovaskuler, hipertensi, asma, epilepsi, DM, hepatitis dan PMS. Ibu

juga tidak memiliki keturunan yang menderita penyakit tersebut. Ibu tidak pernah

mengalami penyakit kandungan seperti infertilitas, myoma, endometriosis, polip

servix dan kanker kandungan.

14. Pengetahuan Ibu

Ibu belum mengetahui tentang kehamilan, tanda bahaya pada kehamilan,

persiapan persalinan dan KB pasca salin.

15. Perencanaan Persalinan

Ibu berencana melahirkan di PMB Yan Mona Fridayanthi, A.Md.Keb.

transportasi sepeda motor pribadi, menggunakan jaminan kesehatan BPJS, calon

donor adalah saudara ibu. Ibu belum merencanakan KB.

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, BB 77,9 kg, TB 150 cm, TD

120/79 mmHg, Respirasi 20 x permenit, Nadi : 79x per menit, Suhu Aksila

36.40C, Lila 30 cm. Postur tubuh ibu lordosis,

Penilaian nyeri : ibu merasa nyeri punggung yang sifatnya akut dengan intensitas

Range 0-10

2. Pemeriksaan Fisik

Wajah ibu tidak pucat, konjungtiva berwarna merah muda, sklera putih,

telinga bersih dan tidak terdapat pengeluaran cairan, mulut dan gigi tidak

diperiksa dan tidak ada keluhan, pada leher tidak ada pembesaran kelenjar limfe,

31
kelenjar tiroid, tidak ada pelebaran vena jugularis, pada payudara simetris, tidak

terdapat ekstraksi kulit, puting menonjol keluar, belum ada pengeluaran

colostrum, kebersihan baik, tidak teraba benjolan, di perut tidak ada bekas

operasi.

Pada pemeriksaan leopold didapatkan :

Leopold I : TFU 3 jari bawah pusat, teraba bagian bulat dan tidak melenting.

Leopold II : teraba bagian datar dan memanjang disebelah kanan perut ibu, bagian

kecil pada sebelah kiri perut ibu.

Leopold III : teraba lentingan bulat, keras dan masih dapat digoyangkan

Leopold IV : Kedua tangan bertemu (konvergen)

Tfu dalam cm : 31 cm ( PBB: 2.945 grm ) DJJ 130 x permenit, kuat dan teratur.

Pada vulva tidak ada varises dan oedema, pengeluaran keputihan tidak ada dan

ekstremitas tidak terdapat oedema pada lengan dan kaki.

3. Pemeriksaan Lab : tidak dilakukan

C. ANALISA

G1P0A0 UK 36 minggu 6 hari preskep U Puka T/H intrauterine dengan anemia

Ringan

Diagnosa potensial : potensial terjadi anemia berat, perdarahan saat persalinan

Masalah :

1. Ibu belum mengetahui tanda bahaya kehamilan.

2. Ibu belum mengetahui Persiapan persalinan

3. Ibu belum mengetahui KB Pasca Salin

4. Ibu belum melakukan pemeriksaan triple eliminasi.

32
D. PENATALAKSANAAN

1. Menginformasikan kepada ibu dan suami tentang hasil pemeriksaan, ibu dan

orang tua mengerti.

2. Mengingatkan kepada ibu untuk selalu makan makanan yang beraneka

ragam, sesuai kecukupan zat gizinya, ibu mengerti dan berjanji melakukannya,

namun ibu mengatakan tidak biasa minum susu.

3. Memberi KIE kepada ibu tentang tanda persalinan, persiapkan alat alat yang

akan dibawa saat persalinan, dan tanda bahaya pada kehamilan Trimester III, serta

tanda tanda persalinan, ibu mengerti dan berjanji menyiapkannya

4. Mengingatkan kepada ibu untuk mengkonsumsi suplemen yang masih ada,

ibu berjanji menkonsumsi suplemen yang masih ada.

5. Melakukan rujukan ke Puskesmas II Dentim untuk dilakukan pemeriksaan di

bagian Gizi karena ibu anemia, dan pemeriksaan tripel eliminasi. ibu mengerti dan

bersedia melakukannya.

6. Melakukan dokumentasi pada buku KIA dan register hamil, dan RM,

dokumentasi telah dilakukan dengan lengkap

33
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan praktik Kebidanan Kolaborasi pada patologi dan komplikasi

yang telah dilakukan pada ibu hamil di PMB Yan Mona Fridayanthi, A.Md.Keb

pada tanggal 24 Februari 2022, data yang telah dikumpulkan sesuai dengan

pendokumentasian S (Subjektif), O (Objektif), A (Analisa) dan P

(Penatalaksanaan). Data kemudian dikaji sesuai dengan teori yang dapat

dijelaskan yaitu sebagai berikut :

Ibu “MY” umur 24 tahun saat ini sudah memasuki kehamilan trimester III

namun baru memeriksakan kehamilannya. Ibu mengatakan ini merupakan

kehamilan yang tidak direncanakan. Menurut Putri (2019), kehamilan yang tidak

direncanakan bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan sang ibu dan

menyebabkan terjadinya anemia, kekurangan gizi, apabila kehamilan tidak

direncanakan, ada kemungkinan ibu yang hamil tidak melakukan vaksinasi serta

akses untuk mendapat layanan kesehatan pun terbatas. Hal ini berdampak pada

bayi yang lahir, mereka cenderung memiliki gangguan kesehatan seperti berat

badan bayi lahir rendah (BBLR), faktor utama dalam kematian bayi, serta

kelahiran prematur, masalah neurologis, maupun hambatan tumbuh kembang

bayi. Hal ini merupakan suatu penyimpangan terjadinya kehamilan pranikah dan

tidak direncanakan, secara finansial akan mempengaruhi dukungan dan pengaruh

terhadap bayi.

Pengetahuan ibu sangat terbatas tentang kehamilan dan perencanaan

persalinan, adapun tindakan yang dilakukan bidan yaitu lebih banyak memberikan

KIE untuk membaca buku KIA, dan memberi informasi yang harus ibu ketahui

34
tentang kondisi kehamilannya sekarang serta tanda bahaya pada kehamilan,

persalinan dan tanda- tanda persalinan.

Pada kehamilan ini ibu hanya melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 2

kali pada kehamilan Trimester III. Menurut Kemenkes RI (2020), ibu hamil

seharusnya melakukan pemeriksaan kehamilan minimal sebanyak 6 kali sampai

kelahiran, yaitu dua kali pada kehamilan trimester I, satu kali pada kehamilan

trimester II, dan tiga kali pada kehamilan trimester III. Hal tersebut akan

berpengaruh pada kesehatan ibu dan janin karena dengan begitu ibu akan banyak

mendapatkan pengetahuan kesehatan, zat gizi yang harus dikonsumsi dan

suplemen yang harus didapatkan oleh ibu selama kehamilan yang dapat

mempengaruhi peningkatan kesejahtraan janin dan ibu.

Suplemen yang didapatkan ibu pada kehamilan ini yaitu Inlacta dan Prenamia

yang baru diminum 1 minggu saat ibu melakukan pemeriksaan ke dokter SPOG,

hal tersebut belum sesuai standar minimal bagi ibu hamil dimana seharusnya ibu

sudah mendapatkan Asam folat dimulai 3 sampai 6 bulan sebelum kehamilan

sampai kehamilan trimester I yang berfungsi untuk mencegahan kecacatan pada

bayi dan pemberian tablet zat besi minimal pada ibu hamil mendapat 90 tablet

dalam kehamilan untuk mencegah stunting dan perdarahan saat kelahiran

(Kemenkes RI, 2020), maka dipandang sangat penting perencanaan kehamilan

prakonsepsi untuk mencegah angka morbiditas / mortalitas pada maternanal dan

Neonatal.

Hasil pemeriksaan penunjang HB ibu 10.8 gr%, hal ini masuk dalam katagori

anemia ringan, dimana HB normal ibu hamil yang seharusnya > 11 gr %

(Kemenkes RI,2020). Hal ini terjadi disebabkan karena kurangnya zat gizi

35
makanan yang diperoleh ibu, dan kurangnya suplemen zat besi pada masa

kehamilan Trimester I, II, dan III. Hal ini apabila tidak ditangani secara maksimal

akan mempengaruhi ibu saat proses persalinan dan nifas seperti terjadi

KPD( Ketuban Pecah Dini), perdarahan, dan infeksi serta pada neonatal akan

berpengaruh terjadinya Stunting.

36
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan Kebidanan Patologi dan Komplikasi pada ibu G1P0A0 usia

kehamilan 36 minggu 6 hari preskep U puka T/H intrauterine dengan Anemia

Ringan. Yang sudah diberikan diawali pengumpulan data subjektif dan data

objektif sehingga dapat dilakukan analisa untuk menentukan diagnosa dan

masalah. Setelah diperoleh diagnosa dan masalah, selanjutkan dilakukan

penatalaksanaan sesuai dengan diagnosa dan masalah yang dialami ibu.

B. Saran

1. Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai penatalaksanaan pada ibu

hamil secara holistik dan mampu menganalisa keadaan pada ibu hamil serta

mengerti tindakan segera yang harus dilakukan.

2. Diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk melakukan pemeriksaan

pada ibu hamil kunjungan pada kasus patologi dan Komplikasi awal dan

kunjungan ulang sesuai dengan konsep manajemen kebidanan.

37
DAFTAR PUSTAKA

Astarina, Dita. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu
Hamil di Puskesmas Kelurahan Rawabadak Utara Tahun 2014. Jakarta:
Poltekkes Jakarta III.

Benoist, B.D., McLean, E., Egli, I., and Cogswell, M., 2008. Worldwide
Prevalence of Anaemia 1993–2005 : WHO global database on anaemia.
Switzerland: WHO Press, World Health Organization. Tersedia :
http://whqlibdoc.who.int/publications/2008/9789241596657_eng.pdf.
Diakses pada Maret 2022

Dhamayani, Sri. 2014. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ibu Hamil Trimester III
yang Mengalami Anemia dalam Memilih Penolong Persalinan Di Wilayah
Kerja Puskesmas Hamparan Perak Tahun 2013. Tersedia :
http://repository.usu.ac.id/. Diakses pada Februari 2022.

Fraser, M. Cooper, A. 2009. Buku Ajar Bidan Myles (ed 14). Jakarta : EGC.
Gibney, Michael J., dkk. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Ibrahim dan Proverawati. 2011. Nutrisi Janin & Ibu Hamil. Yogyakarta :
Nuha
Medika.

Kemenkes RI. Jadilah Kartini Indonesia yang Tidak Mati Muda (Pencanangan
Kampanye Peduli Kesehatan Ibu 2014). Tersedia :
http://www.depkes.go.id/. .

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta :


Kementrian Kesehatan RI

Kemenkes RI (2020) Pedoman pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan bayi


baru lahir di Era Adaptasi Baru.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan & Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka


Cipta.

Nurhidayati, Rohmah Dyah. 2013. Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Anemia


Pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten
Sukoharjo. Tersedia : http://eprints.ums.ac.id/.

38
Pranoto, Ibnu, dkk. 2013. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.

39

Anda mungkin juga menyukai