Anda di halaman 1dari 64

Asuhan Kebidanan

Kegawatdaruratan pada
Kehamilan Trimester II dan III

Ni Luh Putu Sri Erawati


POKOK BAHASAN
01 02
PREEKLAMSIA EKLAMSIA

03 04
PLASENTA SOLUSIO
PREVIA PLASENTA
KASUS

● Seorang perempuan, 30 tahun, G1P0000, UK 39 minggu datang ke Kamar Bersalin dengan


keluhan nyeri perut hilang timbul dan keluar lendir darah. Pemeriksaan fisik: KU: Baik, sadar.
Tanda Vital TD 140/85 mmHg, N 86 x/menit, P 18 x/menit, T 36.7 0 C. TFU 36 cm, His
2x/10’/20”/L, DJJ 138 x/menit regular dengan pembukaan 2 cm. Pasien mengeluh bengkak
pada tungkai bawah dan nyeri kepala.
● Dalam perawatan, pasien mengeluh nyeri kepala semakin hebat dan tiba-tiba pasien kejang.

● Apa yang terjadi pada pasien ini?


● Tindakan apa yang harus dilakukan?
KLASIFIKASI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN ACOG
2013

● Preeklampsia – eklampsia
● Hipertensi kronis : Hipertensi yang terjadi sebelum kehamilan atau
sebelum UK 20 minggu
● Superimposed preeklamsia : Kondisi hipertensi yang memberat
setelah kehamilan 20 minggu disertai tanda tanda preeklamsia
● Hipertensi gestational : hipertensi yang terjadi sesudah usia
kehamilan 20 minggu tanpa disertai tanda-tanda preeklamsia
• Preeklampsia dan preeklampsia Jangan
berat menganggap
• Diagnosis preeklampsia tidak
preeklampsia:
bergantung pada proteinuria
RINGAN !!!

● Preeklampsia : tekanan darah > 140/90 mmHg dan ada minimal 1 dari gejala berikut :

○ Protenuria : dipstick > +1 atau > 300 mg/24 jam

○ Serum kreatinin > 1,1 mg/dL

○ Edema paru

○ Peningkatan fungsi hati > 2 kali

○ Trombosit < 100.0000

○ Nyeri kepala, nyeri epigastrium dan gangguan penglihatan


Diagnosis
KOMPLIKASI
● Wanita dengan riwayat preeklamsia memiliki risiko penyakit kardiovaskuler, termasuk 4x
peningkatan risiko hipertensi, dan 2x risiko penyakit jantung iskemik, stroke, dan DVT di masa yad
● Risiko kematian pada wanita dengan Riwayat preeklamsia lebih tinggi , termasuk disebabkan oleh
penyakit serebrovaskuler
FAKTOR RESIKO
Pengaruh Pada Ibu

● Untuk ibu, hipertensi berkaitan dengan persalinan yang lebih awal dan
meningkatkan kebutuhan induksi terkait dengan komplikasi seperti
stroke, edema pulmo, gagal jantung, dan kematian.

● Terjadi dan beratnya komplikasi sangat terkait dengan memberatnya


hipertensi dan timbulnya proteinuria (preeklampsia).
Pengaruh pada Fetus

● Untuk fetus, hipertensi dalam kehamilan akan meningkatkan insidens:

○ persalinan prematur dan komplikasinya,

○ pertumbuhan janin yang terhambat,

○ asfiksia intrauterin akibat gangguan perfusi,

○ solusio plasenta,

○ kematian bayi.
PENGELOLAAN UMUM

● Rawat inap & lakukan tindakan gawat-darurat


● Segera nilai level kegawatan dan prosedur klinik yang sesuai
● Jika pasien kejang & kesulitan/tidak bernapas
○ Bebaskan jalan napas
○ BERIKAN O2 6 L/mnt, LAKUKAN INTUBASI BILA PERLU
○ Ventilasi positif
● jika pasien kehilangan kesadaran
○ Resusitasi kardiopulmoner bila akibat henti napas & jantung
○ Baringkan pasien pada alas/tempat yang rata
● BUAT DIAGNOSIS BANDING DENGAN GEJALA MIRIP EKLAMPSIA
SEPERTI: sepsis, meningitis/ensefalitis, epilepsi, tetanus, malaria serebral
Aura,
Aura, Kejang/
Kejang/ Riwayat
Riwayat
Kejang
KejangDemam
Demam(-),(-), Kaku
Kaku EPILEPSI
EPILEPSI
Kuduk
Kuduk(-)
(-)

Demam, MALARIA
MALARIASEREBRAL
SEREBRAL
Demam, Sefalgia,
Sefalgia,
MENINGITIS
MENINGITIS
Kaku
KakuKuduk,
Kuduk, Disorientasi
Disorientasi ENSEFALITIS
ENSEFALITIS
TEKANAN
TEKANAN DARAH
DARAH
NORMAL
NORMAL
Trismus,
Trismus, Spasme
SpasmeOtot
Otot
Muka
Muka TETANUS
TETANUS

Sefalgia,
Sefalgia, Vertigo,
Vertigo,
Pandangan
PandanganKabur,
Kabur,
Mual/Muntah, MIGRAINE
MIGRAINE
Mual/Muntah, Gejala
Gejala
Neurologik
NeurologikLainnya
Lainnya
DIAGNOSIS BANDING KEJANG PADA IBU HAMIL
MANAJEMEN
Preeklampsia
berat
PENGELOLAAN
PREEKLAMPSIA BERAT & EKLAMPSIA
Pengelolaan kejang
● Anti konvulsan
● Perawatan khusus kejang
● Lindungi dari trauma
● Cegah aspirasi isi mulut ke jalan napas
● Baringkan pada sisi kiri, posisi fowler
● O2 4-6 liter/menit
PENGELOLAAN PREEKLAMPSIA BERAT & EKLAMPSIA

▪ PENGELOLAAN UMUM

○ JIKA DIASTOLIK > 110 mmhg BERIKAN 2 X 1 SLOW RELEASED NIFEDIPINE 30 mg


JAGA DIASTOLIK DI KISARAN 90-100 mmhg

○ Pasang infus ringer laktat/ringerasetat

○ Jaga keseimbangan cairan, pasang kateter menetap (folley)

○ Pantau produksi urin (harus > 25 ml/jam)

○ Hindarkan depresi pernapasan atau edema paru

○ Timbulnya aura/gejala neurologis ⇨ impending eklampsi

○ Observasi tanda vital, refleks patela & djj tiap 1 jam

○ Lakukan uji pembekuan darah


MAGNESIUM SULFAT
● Direkomendasikan sebagai terapi lini pertama preeklamsia / eklamsia
● Direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap eklamsia pada Pasien preeklamsia berat (I/A)
● Merupakan pilihan utama pada Pasien preeklamsia berat dibandingkan diazepam atau fenitoin
untuk mencegah terjadinya kejang atau kejang berulang (1a/A)
Pemberian MgSO4
Cara Pemberian MgSO4

● MgSO4 40% 4 gr (10 cc) dilarutkan dalam 10 cc normal


saline intravena 10-15 menit, sisanya 6 gr MgSO4 40%
(15 cc) dimasukan dalam satu botol (500 cc) larutan
ringer/dextrose 5% diberikan perinfus dengan tetesan 28
tts per menit atau habis dlm 6 jam.
● Bila terjadi kejang ulangan berikan lagi 2 gr MgSO4 40%
dilarutkan dlm normal saline iv/10-15 menit.
● Syarat pemberian MgSO4 :reflek patela normal, respirasi
> 16 mni,produksi urin dkm 4 jam sebelumnya >100 cc,
0.5 cc/kgbb/jam
● siapkan satu botol kalsium glukonat 10 cc 10% intravena
dlm 3 menit bila ada gejala intoksikasi
Terapi dengan MgSO4
REKOMENDASI PENGGUNAAN MgSO4
● Pemberian magnesium sulfat pada preeklampsia berat
berguna untuk mencegah terjadinya kejang/eklampsia atau
kejang berulang.
● Cara pemberian magnesium sulfat yang dianjurkan adalah
intravena untuk mengurangi nyeri pada lokasi suntikan.
● Magnesium sulfat merupakan pilihan utama pada pasien
preeklampsia berat dibandingkan diazepam atau fenitoin,
untuk mencegah terjadinya kejang/eklampsia atau kejang
berulang.
MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

Dosis awal 4 G MgSO4 (10 ml konsentrasi 40% dilarutkan menjadi 20 ml


dengan aquades atau 20 ml konsentrasi 20%) IV selama 5 -
10 menit (kecepatan 0,5 -1 G per menit).
Lanjutkan dengan 15 ml MgSO4 40% atau 30 ml MgSO4 20%
Dosis Pemeliharaan (6 G MgSO4) masukkan dalam larutan Ringer Asetat / Ringer
Laktat selama 6 jam (1 G per Jam)
Jika terjadi kejang ulangan, berikan MgSO4 2 G IV selama 5
menit
Infus MgSO4 1 G / jam diberikan hingga 24 jam
pascapersalinan/setelah bayi lahir
MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

Sebelum pemberian Frekuensi pernafasan ≥ 16 kali/menit


MgSO4 ulangan, lakukan Refleks patella (+)
pemeriksaan: Urin minimal 25 ml/jam dalam 4 jam terakhir

Hentikan pemberian Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit)


MgSO4, jika: Jika terjadi henti nafas ⇨ Bantu pernafasan dengan
pernapasan buatan/ventilator
Urin ≤ 20 ml/jam

Antidotum Berikan Kalsium glukonas 1 g (10 ml dalam larutan


10%) IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi
ANTI HIPERTENSI
● Indikasi utama pemberian anti hipertensi ada kehamilan adalah untuk
keselamatan ibu dan mencegah penyakit serebrovaskuler
● Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan darah > 160/110 mmHg
(II/A)
● Pemberian anti hipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral ,
hydralazine, dan labetalol parenteral (I/A)
● Alternatif anti hipertensi yang lain adalah : nitrogliserin, metildopa,
labetalol (I/B)
Pemberian Obat Antihipertensi
Pengelolaan antihipertensi
● Obat pilihan adalah Nifedipin, yang diberikan 2 x 30 mg oral slow
released nifedipine. Tidak dianjurkan lagi untuk memberikan nifedipine
secara sublingual.
● Labetalol 2 x 200 mg oral. Jika respons tidak membaik setelah 10
menit, berikan lagi Labetolol 100 mg oral (maksimal 500 mg per hari)
● Metildopa 250-500 mg per oral 2 - 3 kali sehari, dengan dosis
maksimum 3 g per hari (Efek maksimal 4-6 jam dan menetap selama
10-12 jam dan diekskresikan lewat ginjal (dapat melalui sawar uri dan
dikeluarkan lewat ASI).
ANTI KONVULSAN ALTERNATIF
DIASEPAM
DOSIS AWAL DIAZEPAM 10 MG IV SELAMA 2 MENIT

DOSIS PEMELIHARAAN DIAZEPAM 40 MG / 500 ML RINGER LAKTAT


TIDAK MELEBIHI 100 MG/24 JAM

PEMBERIAN MELALUI DIAZEPAM 20 MG DALAM SEMPRIT 10 ml


REKTUM JIKA MASIH ADA KEJANG DOSIS TAMBAHAN 10 mg/JAM
DAPAT DIBERIKAN MELALUI KATETER URIN KE DALAM REKTUM
Pemberian Kortikosteroid
PENGELOLAAN PERSALINAN
● Preeklampsia berat 🡺 persalinan dalam 24 jam
● Eklampsia 🡺 persalinan dalam 12 jam
● Bila dilakukan bedah caesar

○ Jika ada koagulopati maka anestesia terpilih anestesia umum


○ Untuk regional anestesi, pilih anestesi epidural
Jika tidak tersedia anestesi umum

○ Janin mati

○ BBLR

○ Lakukan persalinan pervaginam


● Jika pematangan serviks baik 🡺 induksi oksitosin 5 IU / 500 ml dextrose 5% atau prostaglandin 25-
50 mcg
PENATALAKSANAAN KEGAWATAN
● AIRWAY (SEMBARI MIRINGKAN IBU 15-30°)
● BREATHING => Pasang O2, NK 3 - 5 LPM
● CIRCULATION : ukur tekanan darah, pasang infus
● CONTROL

○ Kejang (MgSO4) 🡪 loading dose dan maintenance dose

○ Tekanan darah (antihipertensi)


● CONTINUOUS MONITORING: Balans Cairan, pasang kateter, pemeriksaan penunjang.
● DELIVER: LAHIRKAN BAYI
● CEGAH KEJANG BERULANG DAN KOMPLIKASINYA
PROSES RUJUKAN
ANTE PARTUM BLEEDING

ANTE PARTUM BLEEDING


PRINSIP

● Tegakkan diagnosis secara cepat


● Identifikasi sumberdaya dan kemampuan untuk
kompensasi
● Resusitasi aktif pada perdarahan masif
● Identifikasi penyebab dasar
● Mengatasi penyebab
TUJUAN
● Definisi dan insiden
● Etiologi dan Faktor Resiko
● Diagnosis
● Penatalaksanaan
○ Penilaian maternal dan fetal
○ Tindakan resusitasi yang tepat
○ Tidak melakukan pemeriksaan dalam (vaginal exam) sebelum
memastikan letak plasenta
● Penyebab individual
● Definisi

○ Perdarahan pervaginam antara usia kehamilan 20 minggu hingga


melahirkan
● Insidens

○ 2%-5% dari seluruh kehamilan


○ Berbagai penyebab perdarahan antepartum
■ solusio plasenta 40%
■ Tidak terklasifikasi 35%
■ plasenta previa 20%
■ Robekan jalan lahir 5%
● Etiologi Perdarahan Ante Partum

○ Serviks

○ Plasenta:
– solusio
– previa
– ruptura sinus marginalis
– vasa previa

○ Uterus: - ruptura uteri

○ Lain-lain : - kelainan faktor pembekuan darah


DIAGNOSIS & FAKTOR PREDISPOSISI

○ PLASENTA PREVIA: Grande Multipara, usia, Riwayat operasi

○ SOLUSIO PLASENTA: Hipertensi, versi luar, trauma abdomen,


gemelli

○ RUPTURA UTERI: Riwayat Seksio Cesarea, CPD, Partus


lama/kasep, kelainan letak/presentasi

○ GANGGUAN PEMBEKUAN: solusio/plasenta, KJDR, Eklampsia


PROSEDUR DIAGNOSTIK
● Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
● Ultrasonografi
– Tes pasti untuk plasenta previa
– kurang berguna pada solusio plasenta
● Electronic Fetal Monitoring
– untuk menilai kesejahteraan janin dan kontraksi uterus
● Spekulum
– Lakukan pemriksaan USG lebih dahulu jika memungkinkan
– jangan lakukan Periksa Dalam
Laboratorium
○ Darah Lengkap, Golongan Darah, Rh

○ Status koagulasi
– Fibrinogen atau waktu pembekuan

○ Tes maturitas paru janin jika Grav. <35 mgg


Perdarahan Pervaginam

Faktor resiko Tes (tidak periksa dalam )

Penilaian Fetal / Maternal

Ibu atau janin tidak stabil Ibu dan janin stabil

Resusitasi Hemodinamik Lab / monitoring janin

Ibu atau janin tidak stabil


Ekspektatif
Pertimbangkan kehilangan darah,
Persalinan
etiologi, gestasi
● Resusitasi Hemodinamik
○ Resusitasi dini secara agresif untuk melindungi janin dan
organ maternal dari hipoperfusi dan untuk mencegah
DIC
○ Stabilisasi tanda vital
○ Infus kristaloid dengan abbocath ukuran besar
○ Hemoglobin serial dan status koagulasi

○ Oksigen 🡪 konsumsi meningkat sampai dengan 20%


pada kehamilan

Perawatan Janin
○ Posisi lateral meningkatkan curah jantung sampai
30%
○ Pertimbangkan amniosentesis untuk tes
kematangan paru
○ Pemantauan DJJ dan kontraksi (persalinan)
○ Monitor berkala sedikitnya 4 jam untuk
membuktikan adanya gangguan janin, solusio,
fetal maternal transfusion
● Plasenta Previa – Definisi

○ Jika lokasi implantasi Plasenta dekat,


parsial, atau seluruhnya menutupi ostium
● Plasenta Previa - Klasifikasi

○ total - seluruhnya menutupi os

○ partial - sebagian menutupi os

○ marginal - cukup dekat dengan os sehingga


dapat meningkatkan resiko perdarahan pada
saat dilatasi dan penipisan serviks
● Faktor risiko plasenta previa
○ Riwayat plasenta previa sebelumnya

○ Riwayat seksio caesaria atau operasi uterus

○ multiparitas (5% pada pasien grand

multipara)
○ Gravida tua

○ Kehamilan multipel
○ merokok
● Gambaran Klinis Plasenta Previa
○ Perdarahan pervaginam, biasanya tidak nyeri
( kecuali pada persalinan)
○ Status hemodinamik ibu menggambarkan jumlah
perdarahan pervaginam
○ Dapat ditoleransi dengan baik oleh janin kecuali jika
ibu tidak stabil
○ uterus – tidak nyeri, tidak irritabel, lunak
○ Dapat menyebabkan letak janin abnormal
○ Ultrasonografi memperlihatkan adanya plasenta
previa
PLASENTA PREVIA

Nilai maturitas

Matur Immatur

persalinan dengan SC (hati-hati akreta) Steroids


plus expektatif
dapat dicoba pervaginam jika marginal
Transfusi? Rujuk?
● SOLUSIO PLASENTA/ABRUPTIO- Definition

○ Terlepasnya plasenta dari tempat implantasi sebelum waktunya

● SOLUSIO PLASENTA/ABRUPTIO - Klasifikasi


○ Total - kematian janin
○ Parsial – janin dapat mentoleransi terlepasnya 30-50% bagian plasenta
● Faktor risiko solusio plasenta

○ Hipertensi: pada kehamilan dan sebelumnya


○ Trauma abdomen
○ Penyalahgunaan obat (kokain dan obat bius)
○ Riwayat solusio sebelumnya
○ Peregangan uterus berlebihan
– gemelli, polihidramnion

○ merokok, khususnya >1 bungkus /hari



Gambaran klinis solusio plasenta
○ Perdarahan pervaginam tanpa nyeri, terus menerus
○ Adanya faktor risiko
○ status hemodinamik mungkin tidak berhubungan dengan
jumlah perdarahan pervaginam
○ Mungkin dapat terjadi gawat janin
○ uterus - nyeri, irritabel, kontraksi atau tetanik
○ Dengan USG dapat disingkirkan adanya plasenta previa
dan dapat menunjukkan adanya perdarahan retroplasenta
SOLUSIO

Janin hidup janin mati


± koagulopati

persalinan
(hati-hati DIC)

Nilai maturitas

Matur Immatur

Persalinan pervaginam or s.c Steroid plus


expektatif
Transfusi? Rujuk?
● Vasa Previa

○ Umbilical vessels, unprotected by the umbilical cord, that run


through the membranes and over the internal os.

○ Asymptomatic unless membranes rupture, at which time vaginal


bleeding may be noted.

○ Approximately 1/2500 deliveries

○ Placenta in the lower uterine segment, velamentous cord insertion,


and succenturiate or bilobed placenta.

○ Perinatal morbidity (e.g., neonatal anemia) and mortality (up to


56%) due to acute hemorrhage

○ Timing of bleeding with antenatally diagnosed vasa previa is


variable and impossible to predict. Rupture of membranes may
result in rapid fetal exsanguination.
Ringkasan

○ Nilai keadaan dan stabilitas ibu


○ Nilai apakah janin dalam keadaan baik
○ Resusitasi yang tepat
○ Nilai penyebab dari perdarahan – hindari periksa
dalam
○ Tatalaksana ekspektatif jika sesuai
○ Terminasi kehamilan jika ada indikasi ibu atau janin
Gerak janin berkurang/tidak
bergerak
Gerakan janin berkurang bisa disebabkan
oleh:
• aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerak
janin tidak dirasakan,
• kematian janin,
• perut tegang akibat kontraksi berlebihan
ataupun
• kepala sudah masuk panggul pada kehamilan
aterm.
⚫ Gerakan janin biasanya dirasakan oleh ibu antara usia 16 dan 20
minggu
⚫ Gerakan tersebut semakin menguat pada usia kandungan 35 minggu,
janin sudah dapat melakukan gerakan seperti menendang, memukul
dan juga seolah-olah seperti menggeliat,berputar seperti sedang salto
dan melakukan hal lainnya.
⚫ Jumlah gerakan yang lebih dari 10 kali dalam 12 jam dan intensitasnya
kuat petanda janin itu sehat. Sebaliknya, bila gerakan janin terasa
lemah atau lambat, tidak selalu petanda buruk. Boleh jadi janin sedang
istirahat atau tidur.
Gerakan janin yang perlu diwaspadai

⚫ Pada trimester ketiga, bila gerakan janin lemah dan


lambat, gerakan yang terdeteksi di bawah 10 kali dalam
12 jam atau gerakan sangat pelan dan akhirnya tidak
ada gerakan,
⚫ usia kehamilan 20 minggu tapi ibu belum merasakan
sama sekali gerakan janin.
⚫ gerakan terlalu berlebihan 🡪boleh jadi efek dari
sesuatu, misalnya ibu mengalami tekanan psikis
sehingga berdampak pada janin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai