Anda di halaman 1dari 13

OBAT-OBATAN

PREEKLAMSIA,
HIPERTENSI DAN
ANTI KONVULSI
By. Surtiningsih, SST.,M.Kes dan Arlyana Hikmanti, SST.,M.Keb
KLASIFIKASI HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN

• Preeklamsia - eklamsia ( PreEklamsi dg 2 Kalsifikasi Preeklamsi


dan Preeklamsi Berat)
• Hipertensi kronis : Hipertensi yang terjadi sebelum kehamilan
atausebelum Umur Kehamilan 20 minggu
• Superimposed preeklamsia :Kondisi hipertensi yang memberat
setelah Umur Kehamilan 20 minggu disertai tanda tanda preeklamsia
• Hipertensi gestational :hipertensi yang terjadi sesudah Umur Kehamilan 20
minggu tanpa disertai tanda-tanda preeklamsia
ANTI HIPERTENSI

❖ Indikasi utama pemberian anti hipertensi pada


kehamilan adalah untuk keselamatan ibu dan mencegah
t e r j a d i n y a penyakit serebrovaskuler
❖ Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan darah
>160/110 mmHg (II/A)
❖ Pemberian anti hipertensi pilihan pertama adalah
nifedipin oral ,hydralazine, dan labetalol parenteral
(I/A)
❖ Alternatif anti hipertensi yang lain adalah :
nitrogliserin, metildopa, labetalol (I/B)
Antihipertensi
➢ Obat antihipertensi mulai diberikan pada preeklampsia berat dengan tekanan darah
≥160/100 mm Hg. Obat hipertensi yang dapat digunakan pada kasus preeklampsia
adalah hidralazin, labetalol, nifedipin, dan sodium nitroprusside. Di Indonesia, karena
tidak tersedia hidralazin dan labetalol IV, obat antihipertensi yang menjadi lini pertama
adalah nifedipin.

➢ Dosis awal nifedipin adalah 10-20 mg per oral, diulangi setiap 30 menit bila perlu
(maksimal 120 mg dalam 24 jam). Nifedipin tidak boleh diberikan secara sublingual
karena efek vasodilatasi yang sangat cepat.

➢ Untuk obat antihipertensi lini kedua jika tidak tersedia nifedipin, dapat juga digantikan
dengan labetalol oral atau sodium nitroprusside IV. Dosis inisial labetalol oral adalah 10
mg. Jika setelah 10 menit respon tidak membaik, dapat diberikan lagi labetalol 20 mg.

➢ Untuk sodium nitroprusside IV, dosis yang dipakai adalah 0.25 μg/kg/menit (infus)
kemudian dapat ditingkatkan menjadi 0.25 μg/kg/5 menit.
PRE EKLAMSI
• Preeklampsia :tekanan darah >140/90 mmHg • Preeklampsia Berat : JikaAda 1 dari gejala
dan ada minimal 1 dari gejalaberikut : berikut :
1. Protenuria : dipstick > +1 atau > 1. tekanan darah >160/110 mmHg
300 mg/24jam
2. Protenuria : dipstick > +1
2. Serum kreatinin > 1,1 mg/dL
3. Serum kreatinin > 1,1 mg/dL
3. Edema/pembengkakan paru
4. Edema/pembengkakan paru
4. Peningkatan fungsi hati > 2 kali
5. Peningkatan fungsi hati > 2 kali
5. Trombosit > 100.0000
6. Trombosit < 100.0000
6. Nyeri kepala, nyeri epigastrium
7. Nyeri kepala, nyeri epigastrium
dan gangguan penglihatan
dan gangguan penglihatan
8. Udema Paru
MAGNESIUM SULFAT
❖ Direkomendasikan sebagai terapi Pilihan pertama MGSO4 40%
preeklamsia /eklamsia
❖ Direkomendasikan sebagai profilaksis
terhadap eklamsia pada Pasien preeklamsia
berat (I/A)
❖ Merupakan pilihan utama pada Pasien preeklamsia
berat dibandingkan diazepam atau fenitoin untuk MGSO4 20%
mencegah terjadinya kejang atau kejang berulang
(1a/A)
Cara pemberian magnesium sulfat
(MGSO 4) adalah sebagai berikut:
• Dosis Inisial
Dosis Rumatan
• 4 g MgSO440% dibuat dengan cara
mengencerkan 10 ml larutan MgSO4 dalam
10ml aquades, diberikan bolus (IV) selama 10- Larutan MgSO4 40% 1
15 menit g/jam dimasukkan melalui
• Segera dilanjutkan dengan 6 g MgSO4 40%
cairan infus Ringer Laktat
dibuat dengan cara melarutkan 15ml larutan (RL)/Ringer Asetat (RA)
MgSO4 ke dalam 500 ml RL, habis dalam 6 yang diberikan sampai 24
jam jam pascapersalinan
• Jika kejang berulang setelah 15 menit,
berikan 2 g MgSO440% dibuat dengan cara
mengencerkan 5 ml larutan MgSO4 dalam 5
ml aquades, diberikan bolus (IV) selama 5
menit.
Pemberian MgSO4 memiliki syarat-syarat pemberian yang harus
terpenuhi, yaitu:
1. Harus tersedia antidotum MgSO4 yakni Ca Gluconas 10%. Jika terjadi tanda-tanda
intoksikasi (refleks patella menghilang, distres pernapasan), segera berikan 1g Ca
Gluconas 10% yang dibuat dengan cara mengencerkan 10 ml larutan Ca Gluconas
dalam 10 ml aquades, diberikan secara IV dalam 3-5 menit
2. Refleks pattela pasien normal
3. Frekuensi pernapasan ≥16 kali/menit dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
4. Pemberian magnesium sulfat harus dihentikan jika terdapat tanda-tanda intoksikasi
atau setelah 24 jam pascapersalinan/24 jam setelah kejang terakhir. Selain sebagai
terapi untuk menghentikan kejang, magnesium sulfat juga diberikan kepada pasien
dengan tanda-tanda preeklampsia berat sebagai profilaksis kejang. Dosis yang
digunakan serupa dengan dosis terapi pada preeklampsia dengan kejang (eklampsia).
Alternatif Antikonvulsan
Alternatif antikonvulsan lain selain magnesium sulfat yang dapat dipakai adalah
diazepam.

Diazepam IV 10 mg diberikan secara perlahan kurang lebih selama 2 menit. Jika kejang
berulang dapat diulang sesuai dosis awal. Jika kejang sudah teratasi, dosis rumatan
yang dipakai adalah 40 mg diazepam dilarutkan dalam 500 ml RL dihabiskan dalam 24
jam.

Pemberian diazepam harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena risiko depresi
pernapasan (Dosis maksimal diazepam >30 mg/jam). Perlu menjadi catatan bahwa
pemberian diazepam sebagai antikonvulsan pada preeklampsia dilakukan jika memang
betul-betul dalam kondisi tidak tersedia magnesium sulfat.
Antikonvulsan
Penggolongan Obat Anti Konvulsi

1. Golongan Hidantoin
Fenitoin merupakan antikonvulsi tanpa efek depresi umum SSP, sifat antikonvulsinya penghambatan
penjalaran rangsang dari focus ke bagian lain di otak.
2. Golongan Barbiturat
Golongan obat ini sebagai hipnotik- sedative dan efektif sebagai antikonvulsi, yang sering digunakan adalah
barbiturate kerja lama ( Long Acting Barbiturates ). Jenis obat golongan ini antara lain fenobarbital dan
primidon, kedua obat ini dapat menekan letupan di focus epilepsi
3. Golongan Oksazolidindion
Salah satu jenis obatnya adalah trimetadion yang mempunyai efek memperkuat depresi pascatransmisi,
sehingga transmisi impuls berurutan dihambat , trimetadion juga dalam sediaan oral mudah diabsorpsi dari
saluran cerna dan didistribusikan ke berbagai cairan tubuh.
4. Golongan Suksinimida
Yang sering digunakan di klinik adalah jenis etosuksimid dan fensuksimid yang mempunyai efek sama
dengan trimetadion. Etosuksimid diabsorpsi lengkap melalui saluran cerna, distribusi lengkap keseluruh
jaringan dan kadar cairan liquor sama dengan kadar plasma. Etosuksimid merupakan obat pilihan untuk
bangkitan lena.
5. Golongan Karbamazepin
• Obat ini efektif terhadap bangkitan parsial kompleks dan bangkitan
tonik klonik dan merupakan obat pilihan pertama di Amerika Serikat
untuk mengatasi semua bangkitan kecuali lena. Karbamazepin
merupakan efek analgesic selektif terutama pada kasus neuropati dan
tabes dorsalis, namun mempunyai efek samping bila digunakan dalam
jangka lama, yaitu pusing, vertigo, ataksia, dan diplopia.
6. Golongan Benzodiazepin
• Salah satu jenisnya adalah diazepam, disamping sebagai anti konvulsi
juga mempunyai efek antiensietas dan merupakan obat pilihan untuk
status epileptikus.
• Obat obat generasi ke 2

• Vigabatrin, lamotrigin, gabapentin, felbamat, tiagabin, topiramat dan


zonisamida.
Interaksi Obat Anti Konvulsi

Terdapat dua mekanisme antikonvulsi yang


penting, yaitu :
1. Dengan mencegah timbulnya letupan
depolarisasi eksesif
pada neuron epileptik dalam fokus epilepsi.
2. Dengan mencegah terjasinya letupan
depolarisasi pada
neuron normal akibat pengaruh dari fokus
epilepsy
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai