Anda di halaman 1dari 22

HIPERTENSI DALAM

KEHAMILAN (PRE-EKLAMPSIA
& EKLAMPSIA)
DEPARTEMEN OBTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTASK KEDOKTERAN UNIVERSITAS
HASANUDDIN
Hipertensi Dalam
• Kehamilan
Hipertensi yang diinduksi oleh
kehamilan dapat membahayakan kesehatan ibu
dan bayi. Insidensnya cenderung meningkat, terkait dengan perubahan
budaya (menikah lebih lambat dan pola hidup yang kurang sehat)
• Hipertensi dapat timbul sebelum hamil atau setelah kehamilan 20 minggu
• Preeclampsia terjadi pada 10% dari keseluruhan kehamilan dan sekitar
separuhnya tetap hipertensi setelah persalinan
• LEBIH SERING PADA PRIMIGRAVIDA & GRANDE MULTI
• RISIKO MENINGKAT PADA:
• Massa plasenta besar (gemeli, penyakit trofoblas)
• Hidramnion
• Diabetes mellitus
• Isoimunisasi rhesus
• Faktor herediter
• Gangguan vaskuler plasenta
Pengaruh pada Ibu
• Untuk ibu, hipertensi berkaitan dengan persalinan yang lebih awal dan
meningkatkan kebutuhan induksi terkait dengan komplikasi seperti
stroke, edema pulmo, gagal jantung, dan kematian.
• Terjadi dan beratnya komplikasi sangat terkait dengan memberatnya hipertensi
dan timbulnya proteinuria (preeklampsia).
Pengaruh pada Fetus
– Prematuritas pada hipertensi gestasional (12-34%), preeklampsia berat (15-60%)
– Gangguan pertumbuhan janin intrauterin pada hipertensi gestasional (8-15%) dan
preeklampsia berat (10-25%)
– Hipoksia bersamaan dengan oligohidramnion (3%)
– Kematian janin akibat Solusio Plasenta (1,5%)
– Kematian perinatal HDK/PEB (1-2%), Eklampsia (25%)
– Hipoksemia dan gangguan neurologik (> 1%)
Fakto risiko yang dapat dinilai pada kunjungan antenatal pertama
• Umur > 40 tahun
• Nulipara Fakto risiko terjadinya hipertensi
• Multipara dengan riwayat preeklampsia kronik (superimposed
sebelumnya • Riwayatpreeklampsia)
preeklampsia sebelumnya
• Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru • Penyakit ginjal kronis
• Multipara yang jarak kehamilan sebelumnya 10 • Merokok
tahun atau lebih • Obesitas
• Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara • Diastolik ≥ 80 mmHg
perempuan • Sistolik ≥ 130 mmHg
• Kehamilan multipel
• IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus) Pemeriksaan fisik:
• Hipertensi kronik • Indeks masa tubuh ≥ 35
• Penyakit Ginjal
• Sindrom antifosfolipid (APS) • Tekanan darah diastolic ≥ 80 mmHg
• Kehamilan dengan inseminasi donor sperma, • Proteinuria (dipstick ≥+1 pada 2 kali
oosit atau embrio pemeriksaan berjarak 6 jam atau secara
• Obesitas sebelum hamil kuantitatif 300 mg/24 jam)
SKRINING
PREEKLAMPSIA
DILAKUKAN DI
FASKES PRIMER
PADA USIA
KEHAMILAN
KURANG 20
MINGGU
PENGELOLAAN PREEKLAMPSIA-PERBURUKAN & EKLAMPSIA
 PENGELOLAAN UMUM
• JIKA DIASTOLIK > 110 mmHg BERIKAN 2 X 1 SLOW RELEASED NIFEDIPINE30 mgAGAR
DIASTOLIK MENJADI 90-100 mmHg atau NIFEDIPINE Generik 10-20 mg 2-4 kali sehari
• PASANG INFUS RINGER LAKTAT/RINGERASETAT
• JAGA KESEIMBANGAN CAIRAN, PASANG KATETER MENETAP (FOLLEY)
• PANTAU PRODUKSI URIN (HARUS > 25 ML/JAM)
• HINDARKAN DEPRESI PERNAPASAN ATAU EDEMA PARU
• PERHATIKAN TIMBULNYA AURA ATAU EKLAMPSI IMPENDING
• OBSERVASI TANDA VITAL, REFLEKS PATELA & DJJ TIAP 1 JAM
• LAKUKAN UJI PEMBEKUAN DARAH
PENGELOLAAN KEJANG
 STABILISASI
• ANTI KONVULSAN
• ANTI HIPERTENSI
• LINDUNGI DARI TRAUMA
• CEGAH ASPIRASI ISI MULUT KE JALAN NAPAS
• BARINGKAN PADA SISI KIRI, POSISI FOWLER
• O2 4-6 LITER/MEN
REKOMENDASI PENGGUNAAN
• MgSO4
Pemberian magnesium sulfat pada preeklampsia berat berguna untuk
mencegah
terjadinya kejang/eklampsia atau kejang berulang.
• Cara pemberian magnesium sulfat yang dianjurkan adalah intravena
untuk mengurangi nyeri pada lokasi suntikan dan
mencapai dosis terapetik segera.
•ANTI
Magnesium
KONVULSAN sulfat merupakan
ALTERNATIF pilihan utama pada pasien
DIAZEPAM preeklampsia
Dosisberat
Awal Diazepam 10 Mg Iv Selama 2 Menit
Dosisdibandingkan diazepam atau fenitoin, untuk mencegah dan
Pemeliharaan Diazepam 40 Mg / 500 Ml Ringer Laktat
menghentikan kejang.
Tidak Melebihi 100 Mg/24 Jam
Pemberian Melalui Diazepam 20 Mg Dalam Semprit 10 Ml
Rektum Jika Masih Ada Kejang Dosis Tambahan 10 Mg/Jam
Dapat Diberikan Melalui Kateter Urin Ke
Dalam Rektum
MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA
Dosis awal 4 G MgSO4 (10 ml konsentrasi 40% atau 20 ml konsentrasi 20%) IV selama 5 - 8
menit
(kecepatan 0,5 -1 G per menit). Untuk 10 ml konsentrasi 40% dilarutkan menjadi 20
ml dengan aquadest
Dosis Pemeliharaan
Lanjutkan dengan MgSO4 15 ml (40%) atau 30 ml (20%) yaitu 6 G dalam
larutan Ringer Asetat / Ringer Laktat selama 6 jam (1 G per Jam)
Jika terjadi kejang ulangan, berikan MgSO4 2 G IV selama 5 menit
Infus MgSO4 1 G / jam diberikan hingga 24 jam pascapersalinan/setelah bayi
lahir

MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA


Sebelum pemberian MgSO4 Frekuensi pernafasan ≥ 16 kali/menitRefleks patella (+)
ulangan, lakukan Urin minimal 25 ml/jam dalam 4 jam terakhir
pemeriksaan:
Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit)
Hentikan pemberian MgSO4, Jika terjadi henti nafas Bantu pernafasan dengan pernapasan buatan/
jika: ventilator, Urin ≤ 20 ml/jam

Berikan Kalsium glukonas 1 g (20 ml dalam larutan 10%) IV perlahan-


Antidotum lahan sampai pernafasan mulai lagi
PENGELOLAAN
• ANTIHIPERTENSI
Obat pilihan adalah Nifedipin, yang diberikan 2 x 30 mg oral slow released
nifedipine.
Tidak dianjurkan lagi untuk memberikan nifedipine secara sublingual.
• Labetalol 10-20 mg intravena lambat. Jika respons tidak membaik setelah 10
menit, berikan lagi 10 mg intravena
• Metildopa 250-500 mg per oral 2 - 3 kali sehari, dengan dosis maksimum 3 g per
hari (Efek maksimal 4-6 jam dan menetap selama 10-12
jam dan diekskresikan lewat ginjal (dapat melalui sawar uri dan dikeluarkan lewat
ASI).
• Hydralazine: onset kerja 10–20 menit dengan puncak 20 menit setelah pemberian
secara IV (5–10 mg) dapat diberikan setiap 20 menit (hanya boleh 3 kali pemberian).
Dosis maksimum: 60 mg per hari.
• ACE inhibitor kontraindikasi untuk pasien HDK karena menyebabkan gangguan perfusi
PENGELOLAAN
PERSALINAN
PREEKLAMPSIA PERBURKAN  PERSALINAN
DALAM 12 JAM
 EKLAMPSIA  PERSALINAN DALAM 6 JAM
 BILA DILAKUKAN BEDAH CAESAR MUTLAK RUJUK BILA
 JIKA ADA KOAGULOPATI MAKA  OLIGURIA (<400 ML/24 JAM)
ANESTESIA TERPILIH ANESTESIA UMUM
 UNTUK REGIONAL ANESTESI, PILIH ANESTESI  SINDROM HELLP (hemolysis,
EPIDURAL elevated liver enzym, low
 JIKA TIDAK TERSEDIA ANESTESI UMUM
platelet count)
JANIN MATI
  KOMA BERLANJUT > 24 JAM
 BBLR SETELAH KEJANG
▶  LAKUKAN PERSALINAN PERVAGINAM

 JIKA PEMATANGAN SERVIKS BAIK 


INDUKSI OKSITOSIN 5 IU / 500 ML DEXTROSE
5% ATAU PROSTAGLANDIN 25-50 mcg
TERIMA K A S I H

Anda mungkin juga menyukai