Anda di halaman 1dari 32

Asuhan

Keperawatan
Preeklampsia
pada Ibu Hamil

Ns. Marlinda, M.Kep. Sp.Kep. Mat


Definisi
• Tekanan sistolik sama dengan atau lebih
dari 140 mmHg dan tekanan diastolik
sama dengan atau lebih dari 90 mmHg
(Green & Wilkinson, 2012.; Gilbert & Harmon, 2003)
• AKI ibu tahun 2012 di Lampung nomor 2
disebabkan oleh Eklampsia (59,33%)
Review Konsep
Pregnancy-Related Hypertension (PRH)
• Hipertensi Kronis (onset sebelum usia
kehamilan/gestasi 20 minggu)
• Hipertensi Gestational  peningkatan tekanan
darah selama kehamilan atau selama 24 jam
pertama postpartum namun tanpa adanya tanda
preeklampsia dan tanpa hipertensi sebelumnya
• Pre-eklampsia  hipertensi gestational
+proteinuria (0.1g/L urine sewaktu atau 0.3 g/L
pada urine 24 jam)
• Eklampsia Preeklampsia + Konvulsi
Lanjt..Riview Faktor Resiko

• Primigravida
• Pre-eklampsia pada kehamilan
sebelumnya
• Usia kurang dari 18 tahun atau lebih 35
tahun
• Riwayat preeklampsia dalam keluarga
• Kelompok sosial ekonomi rendah
• Peningkatan massa plasenta akibat
kehamilan kembar atau kehamilan mola
Lanjt..
• Riwayat diabetes tipe 1, hipertensi,
penyakit ginjal, atau setiap kondisi
yang menyebabkan gangguan
sirkulasi atau vasokonstriksi atau
vasospasme
• Adanya gen angiotensinogen T235
homozigot
• Sindrom antibodi antifospolipid
• Obesitas
Tanda & Gejala
Preeklampsia Ringan (PER)
1. TD lebih dari 140/90 mmHg
(diagnostik)
2. Proteinuria (diagnostik)
3. Edema pada awajah, jari dan
pergelangan kaki, namun tidak selalu
muncul (bukan diagnostik)
4. Penambahan BB lebih dari perkiraan
gestasi
Lanjt. Tanda Gejala
• Preeklampsia Berat (PEB)
1. TD sistolik 160 mmHg atau Diastolik 110 mmHg
atau lebih tinggi; tercatat sedikitnya 2 kali dengan
jarak minimal 6 jam pada saat klien istirahat
(diagnostik)
2. Proteinuria (lebih dari 5 g/L dalam 24 jam) 
diagnostik
3. Oliguria (urine output kurang dari 400-500 cc dalam
24 jam)
4. Gejala serebral (sakit kepala, limbung, tinitus,
mengantuk, takikardia, hiperefleksia)
Lanjt. Tanda Gejala PEB

5. Gangguan penglihatan
6. Nyeri epigastrium, mual muntah
7. Edema pulmonal atau sianosis
8. Edema anasarka
9. Penambahan BB terlalu cepat
10.Hepatomegali
11.IUGR
Video Preeclamsia - Birth Trauma Animation
PENILAIAN KLINIK
TEKANAN DARAH

MENINGKAT
(TD  140/90 mmHg) NORMAL

Gejala/tanda lain
Gejala/tanda lain

Nyeri kepala dan/atau Kejang Demam Trismus Nyeri kepala


Gangguan penglihatan Riwayat kejang (+) Nyeri kepala Spasme otot Gangguan
dan/atau Demam (-) Kaku kuduk (+) muka penglihatan
Hiperrefleksia dan/atau Kaku kuduk (-) Disorientasi Muntah
Proteinuria dan/atau Riwayat gejala
Koma serupa

EPILEPSI MALARIA SEREBRAL TETANUS MIGRAINE


MENINGITIS
ENSEFALITIS

Hamil < 20 minggu Hamil > 20 minggu

Hipertensi Superimposed Kejang (-) Kejang (+)


kronik preeclampsia

Eklampsia
Hipertensi Preeklampsia Preeklampsia
ringan berat

Skema 1: Penilaian Klinik Preeklampsia dan Eklampsia


Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
• Proteinuria dan bersihan kreatinin urin
24 jam  fungsi glomerulus
• Darah lengkap  untuk mengetahui
hemokonsetrasi dan derajat cidera
• Pemeriksaan fungsi hati
• BUN, asam urat dan kreatinin serum 
adanya gangguan ginjal
• Elektrolit  gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
Lanjt..
• Pemeriksaan bekuan  trombositopenia atau DIC
• USG
• Amniosintesis
• Non Stress Test (NST) dengan CTG
• Kadar MgSO4  mencegah toksisitas
Penatalaksanaan Medis

• Kelahiran Bayi  TD ibu akan turun,


perubahan yang terjadi pada seluruh
sistem tubuh ibu akan berangsur membaik
PER (perawatan dirumah)
• Periksa dua kali seminggu ke RS atau klinik untuk
pantau TD, fungsi ginjal dan hati serta trombosit
• Anjurkan untuk istirahat dalam posisi miring selama
2-3 jam tanpa gangguan minimal dua kali sehari
• Pstikan ibu dan keluarga mengetahui dan mampu
melaporkan tanda kondisi yang memburuk  bila
ada tanda buruk segera untuk membawa ibu ke
fasilitas kesehatan
PER (perawatan dirumah sakit)
• Rawat inap untuk pemantauan kondisi janin dan ibu
• Jika cukup bulan atau mendekati cukup bulan  induksi
persalinan
• Tirah baring terutama miring kekiri  meningkatkan
aliran balik vena dan memperbaiki fungsi ginjal dan
plasenta
• Diet seimbang dengan TKTP (80-100g/hari) 
mengganti kehilangan protein dari urine
• Panau TD, fungsi ginjal dan hati serta trombosit
• Pemantauan kesejahteraan janin
• Pemberian aspirin 85 mg/hari  perdebatan
PEB (Memerlukan Hospitalisasi)
• Pemberian terapi hidralazin, labetalol atau nefedipin 
mempertahankan TD agar aliran darah adequat dari
uterus ke plasenta
• MgSO4 intravena  mencegah konvulsi
• Ciptakan lingkungan yang tenang (isolasi)
• Sediakan kalsium glukonat jika terjadi toksisitas
magnesium
• Penggantian cairan elektrolit berdasarkan hasil lab 
kehamilan 34 minggu lebih
• Induksi persalinan bila servik baik, klau jelak dengan SC
• Pematangan paru  kehamilan 28-32 minggu
• Persalinan secepatnya bila usia kehamilan 34 minggu
atau jika terjadi gawat janin
PREEKLAMPSIA BERAT DAN
EKLAMPSIA

Penanganan preeklampsia berat dan


eklampsia sama, kecuali bahwa
persalinan harus berlangsung dalam 6
jam setelah timbulnya kejang pada
eklampsia.
Penanganan kejang:
Beri obat anti kejang (anti konvulsan)
Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas,
penghisap lendir, masker oksigen, oksigen)
Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
Aspirasi mulut dan tenggorokan
Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi
Trendelenburg untuk mengurangi risiko aspirasi
Berikan O2 4-6 liter/menit
Penanganan umum1

Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sampai


tekanan diastolik antara 90-100 mmHg
Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar no.16 atau lebih
Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
Kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan pemeriksaan
proteinuria
Infus cairan dipertahankan 1,5 - 2 liter/24 jam
Penanganan umum2

Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat


mengakibatkan kematian ibu dan janin
Observasi tanda vital, refleks dan denyut jantung janin setiap 1
jam
Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Adanya krepitasi
merupakan tanda adanya edema paru. Jika ada edema paru,
hentikan pemberian cairan dan berikan diuretik (mis. Furosemide
40 mg IV)
Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan. Jika pembekuan
tidak terjadi setelah 7 menit, kemungkinan terdapat koagulopati
Anti konvulsan

• Magnesium sulfat merupakan obat pilihan untuk


mencegah dan mengatasi kejang pada
preeklampsia dan eklampsia. Alternatif lain
adalah Diasepam, dengan risiko terjadinya
depresi neonatal.
MAGNESIUM SULFAT UNTUK PREEKLAMPSIA
DAN EKLAMPSIA

Dosis awal MgSO4 4 g IV sebagai larutan 40% selama 5 menit


Dosis pemeliharaan Diikuti dengan MgSO4 (40%) 5 g IM dengan 1 ml Lignokain
(dalam semprit yang sama)
Pasien akan merasa agak panas pada saat pemberian MgSO4
Sebelum pemberian MgSO4 Frekuensi pernafasan minimal 16 kali/menit
ulangan, lakukan pemeriksaan: Refleks patella (+)
Urin minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir
Frekuensi pernafasan < 16 kali/menit
Cara pemberian MgSO4 IV/Drip Setelah pemberian dosis awal, diberikan 12 gram dalam 500 ml
ialah: RL dengan tetesan 15/menit (2 gram/jam)
Hentikan pemberian MgSO4, jika: Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit)
Urin < 30 ml/jam pada hari ke 2
Jika terjadi henti nafas:
Siapkan antidotum Bantu pernafasan dengan ventilator
Berikan Kalsium glukonas 2 g (20 ml dalam larutan 10%) IV
perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi
DIASEPAM UNTUK PREEKLAMPSIA
DAN EKLAMPSIA

Dosis awal Diasepam 10 mg IV pelan-pelan selama 2 menit


Dosis pemeliharaan Jika kejang berulang, ulangi pemberian sesuai dosis awal
Diasepam 40 mg dalam 500 ml larutan Ringer laktat
melalui infus
Depresi pernafasan ibu baru mungkin akan terjadi bila
dosis > 30 mg/jam
Jangan berikan melebihi 100 mg/jam
Anti hipertensi

Obat pilihan adalah Nifedipin, yang diberikan 5-10 mg oral


yang dapat diulang sampai 8 kali/24 jam

Jika respons tidak membaik setelah 10 menit,


berikan tambahan 5 mg sublingual Nifedipin 10 mg
sublingual.

Labetolol 10 mg oral. Jika respons tidak membaik setelah


10 menit, berikan lagi Labetolol 20 mg oral.
Persalinan
• Pada preeklampsia berat, persalinan harus terjadi
dalam 24 jam, sedangkan pada eklampsia dalam
6 jam sejak gejala eklampsia timbul
• Jika terjadi gawat janin atau persalinan tidak dapat
terjadi dalam 12 jam (pada eklampsia), lakukan
bedah Caesar
• Jika bedah Caesar akan dilakukan, perhatikan bahwa:
• Tidak terdapat koagulopati. Koagulopati kontra
indikasi anestesi spinal.
• Anestesia yang aman/terpilih adalah anestesia
umum untuk eklampsia dan spinal untuk PEB.
Dilakukan anestesia lokal, bila risiko anestesi terlalu
tinggi.
• Jika serviks telah mengalami pematangan, lakukan
induksi dengan Oksitosin 2-5 IU dalam 500 ml
Dekstrose 10 tetes/menit atau dengan cara pemberian
prostaglandin/misoprostol
Perawatan post partum

Anti konvulsan diteruskan sampai 24 jam


postpartum atau kejang yang terakhir
Teruskan terapi hipertensi jika tekanan diastolik
masih > 90 mmHg
Lakukan pemantauan jumlah urin
Nursing Process

Assesment Diagnosis Intervensi Implementasi Evaluasi


Pengkajian

• Biografi (usia, sosek)


• Status obstetri
• Riwayat kehamilan dan persalinan
sebelumnya
• Riwayat penyakit keluarga
• Pemeriksaan fisik (TB, BB, Head to Toe) 
adanya tanda-tanda preeklampsia
• Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
• Pemeriksaan diagnostik
Diagnosa Keperawatan
• Ketidakefektifan perfusi jaringan (paru,
kardiovaskuler, ginjal, serebral dan hati)
• Kelebihan volume cairan (ekstra sel)
• Ansietas
• Ketidakberdayaan
• Defisiensi Pengetahuan (rencana penanganan
untuk PRH; penatalaksanaan aktivitas, diet dan
medikasi)
Masalah Kolaborasi
• Ketidakefktifan perfusi jaringan  diagnosa
keperawatan
• Eklampsia (kejang) dan atau koma
• Sindrom HELLP
• Hemoragi sekunder akibat pelepasan plasenta,
sindrom HELLP dan atau DIC
• Gangguan pada janin  komplikasi potensial terapi
MgSo4
• Depresi SSP
Rencana Intervensi
• Merujuk dari penatalaksanaan PER di rumah atau di
Rumah sakit dan PEB di rumah sakit
• Pemantauan kesejahteraan janin dan kondisi ibu
• Pemantauan peningkatan BB
• Pemenuhan kebutuhan dasar ibu sehari-hari
• Diet TKTP, tinggi calsium dan vit D
• Pendidikan kesehatan
• Support/motivasi dari pasangan dan keluarga
• Kolaborasi pemberian obat anti hipertensi, anti konvulsi,
kortikosteroid, cairan dan elektrolit
Penutup

Ibu tidak terancam jiwanya dapat


melahirkan janin yang siap hidup di
dunia menjadi tujuan asuhan
keperawatan yang diberikan pada ibu
hamil dengan PIH atau PRH

Anda mungkin juga menyukai