Oleh :
dr. Resta
Pembimbing :
dr. Ninong A Putri, Sp.OG
UK <20 minggu
Proteinuria (-)
Superimposed Preeklamsia
UK >20 minggu
Proteinuria (-)
Teori kelainan
vaskularisasi
plasenta
Teori iskemia
plasenta, radikal
Teori inflamasi
bebas, dan
disfungsi endotel
HDK
Teori intoleransi
Teori defisiensi imunologik
gizi antara ibu dan
janin
Teori adaptasi
kardiovaskuler
genetik
Diagnosis
1. Anamnesis: usia dan paritas, RPT, RPK, gaya hidup sehari-hari
Gejala: Nyeri kepala, gangguan visual, rasa panas dimuka, dyspneu, nyeri dada, mual,
muntah, kejang
2. Evaluasi TD (istirahat, tidak boleh minum kopi dan obat-obatan)
3. Proteinuria
- >300 mg dengan urun tampung 24 jam
- Rasio protein/kreatinin > 0.3
- Dipstick +1
Atau tanpa proteinuria tetapi disertai salah satu gejala: Trombositopenia,
insufisiensi renal, perburukan fungsi hepar, edema
4. Pemeriksaan penunjang
HB, HT, trombosit, SGOT, SGPT, protein urin, serum asam urat, serum kreatinin,
serum albumin
Hellp syndrome
Adalah PE-eklamsia disertai timbulnya hemolisis, peningkatan enzim
hepar, disfungsi hepar, trombositopenia
- H : Hemolysis
- EL: elevated livel enzim
- LP: low platelet count
Klasifikasi:
1 Trombosit <50.000, LDH >600 iu/l, AST dan /ALT >40 iu/l
2 Trombosit >50.000 <100.000, LDH >600 iu/l, AST dan /ALT >40 iu/l
3 Trombosit >100.000 <150.000, LDH >600 iu/l, AST dan /ALT >40 iu/l
Terapi Hellp Syndrome
Monitoring kadar trombosit tiap 12 jam
Pemberian dexametason rescue
Jika trombosit <100.000 atau 100.000-150.000 disertai tanda eklamsia
dexametason 10 mg /12 jam
Post partum dexametason 10 mg/12 jam IV 2 kali, kemudian 5 mg tiap
12 jam 2 kali
Terapi dexametason dihentikan jika: terjadi perbaikan trombosit
(>100.000), penurunan LDH serta perbaikan gejala klinis PE
Transfusi trombosit jika <50.000
Penatalaksanaan
A. Prinsip terapi HDK
Terapi hipertensi kronis: bertujuan mempertahankan TD di level minimal
untuk terjadinya resiko kardiovaskuler dan serebrovaskuler
Terapi hipertensi gestasional: bertujuan mencegah ibu tidak jatuh ke
hipertensi kronis
Terapi PE: bertujuan encegah untuk tidak terjadinya kejang pada ibudan
tanda-tanda gawat janinnserta kerusakn organ lainnya
Terapi superimposed PE: pada dasarnya sama dengan terapi PE
Lanjutan ….
B. Sikap terhadap kehamilan:
1. Aktif (agrresive management)
- Kehamilan segera diakhiri/terminasi bersamaan dengan pemberian
pengobatan medikamentosa
- Indikasi:
Dosis Pemberian
Dosis awal • 10 mg IV pelan-pelan selama 2 menit
• Kejang berkulang ulang pemberian sesuai dosis
Dosis rumatan • Diazepam 40 mg dalam 1 fls RL
Kortikosteroid
- Untuk pematangan paru
- Diberikan pada UK 32-34 minggu (2x24 jam)
- Hellp syndrome juga diberikan
Laporan Kasus
Identitas
Nama Ny. NF
Umur 33 tahun 5 bulan
Pekerjaan Guru SMA
No RM 00064168
Masuk RS 22 september 2022
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama: Pasien datang dengan keluhan nyeri pada ari-ari hilang
timbul
Pasien G1PoA0 merasa hamil 8 bulan, baru pertama kali ANC di RSAB
mengeluhkan nyeri pada ari-ari hilang timbul, keluar lendir -, darah -.
Gerakan janin masih dirasakan aktif, ibu mengatakan TD meningkat
sejak UK 6 bulan. Pasien mengeluhkan kaki bengkak sejak UK 4 bulan,
keluhan nyeri kepala tidak terlalu hebat hilang timbul, pandangan kabur
-, sesak nafas -, nyeri ulu hati -, mual muntah -
Riwayat menstruasi:
- Menarce : 14 tahun
- Siklus : 28 hari
- Lama menstruasi : 6-7 hari
- Keluhana saat haid : Nyeri perut
- Volume : Ganti pembalut 2-3 kali/hari
Riwayat perkawinan
SGOT, SGPT
Serum asam
urat Serum kreatinin
Albumin
Diagnosis
G1P0A0 GRAV 34 minggu + HDK
Penatalaksanaan
O2 3 liter/menit observasi sampai jam 14.00 wib
IVFD RL 20 tpm
Dopamet 1 tablet per oral
Nifedipine 1 tablet per oral 3x1
Observasi TD dan DJJ, klinis
Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
pada pasien atas nama Ny. N berusia 33 tahun 5 bulan di diagnosa G1P0A0
GRAV 34 minggu + HDK
Dasar dari penegakan diagnosis HDK adalah didapatkan TD yang lebih dari
normal dalam masa kehamilan > 20 minggu yaitu 166/110 mmhg, TD baru
tinggi sejak usia kehamilan 6 bulan, pemeriksaan urin lengkap tidak
ditemukan adanya proteinuria