Anda di halaman 1dari 32

• Insidensi

– Di Indonesia : 3 – 10 %
– Penyebab kematian perinatal : 30-40%
– Kematian maternal ↑

• Definisi
– Syndrom spesifik kehamilan dengan
gangguan perfusi organ karena vasospasme
dan aktivasi endotel

• Kriteria Dx  kenaikan tekanan darah


TD ≥ 140/90 mmHg
proteinuri
Macam – macam :
• P E ringan : - T > 140/90 mmHg
- proteinuria +1

• P E berat : - T > 160/110 mmHg


- proteinuria + 2 / lebih
dgn komplikasi

 Impending eklampsi : P E + gg organis

 Eklampsi : - P E + kejang

 HELLP SYNDROM : Hemolysis, Elevanted Liver


Enzymes,
Low Platelet Count
Differensial Diagnosis
• Hipertensi kronis
• Superimposed preeklamsi
• Hipertensi gestational

Wanita Hamil, TD > 140/90 mmHg

UK < 20 mgg UK > 20 mgg


Proteinuria -/tetap Proteinauri +/↑
TD ↑/HELLP syn Proteinuria + Proteinuria -

Hipertensi kronik
Hipertensi Kronik Hipertensi
Superimposed preeklamsi preeklamsi
gestational
FAKTOR RISIKO (American Family Physician 2004)
1. Kehamilan
- Kelainan kromosom, Kehamilan multifetus
- Molahidatidosa, Inseminasi donor/donor oosit
- Hidrops fetalis, Kelainan struktur kongenital

2. Maternal
- Usia > 35 th < 20 th, Nullipara, Ras kulit hitam
- Riwayat preeklamsi , Riw. Preeklamsi pd keluarga ,
Stress
- Kondisi medis khusus : DM, Hipertensi, Penykt Ginjal
3. Paternal
- Primipaternitas
- Partner pria pernah menikahi wanita dan hamil dengan
preeklamsi
Patofisiologi
“ Disease of Theories”
Faktor :
- Immunologi
- Genetik
- Peny pembuluh darah
- Jml trofoblas»
Trofoblas >>ggn invasi thd a.spiralis 
aliran darah di plasenta ↓  trjd stress oksidasi,
radikal bebas ↑, disfungsi endotel, agregasi +
penumpukan trombosit di organ
Manifestasi klinik
 Plasenta dan uterus
 solusio plasenta; gawat janin; IUFD.
 Ginjal  proteinuria, oligouria/anuria
 Retina  edema retina, ablatio retina
 Paru-paru  edema paru
 Otak  resistensi pembuluh darah di otak ↑
 Metabolisme air+elektrolit
 hemokonsentrasi (Hematokrit)
 retensi air dan natrium
PREEKLAMSIA BERAT HELLP SYNDROM

Tek.hidrostatik intrakapiler ↑ Ginjal


Permeabilitas ddg.kapiler ↑ Kerusakan endotel glomerolus
Kerusakan endotel ddg.kapiler Permeabilitas ↑

• Hipoalbuminemia
• Tek. Koloid Osmotik IV
↓ Albumin ↓
• Tek. Koloid osmotik jar.
interstisial paru ↑

Transudasi kapiler ke
Ketidak seimbangan jar. Interstisial paru
kekuatan starling  edema pulmonum
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
 Anamnesis :
 Riw. HT+Preeklamsi DM, Nefropati
 Ggn. Penglihatan, nyeri kepala , nyeri epigastrium,
edema

 Pemeriksaan Fisik :
 TD: Sistolik ↑ > 30 mmHg, diastolik > 15 mmHg
 TFU : IUGR, Oligohidramnion

 Laboratorium :
 Enzim hepar,AT, Proteinuria, Kreatinin Serum, Asam
Urat
 Penunjang :
 USG : UK 25 s/d 28 mgg
 NST, Profil biofisik janin (CTG)
PENATALAKSANAAN
Tujuan :
 Mencegah PEB dan Eklamsia
 Melahirkan janin hidup
 Melahirkan janin dengan trauma yg minimal

1. PREEKLAMSIA RINGAN
- Rawat jalan :- banyak istirahat
- diet cukup protein, rendah
karbohidrat,lemak ,garam
- sedatif: phenobarbital 3x30 mg 7 hari
atau diazepam 3x2 mg 7 hari
- Kontrol tiap minggu

- Rawat Inap :- UK < 37 mgg


- TD normotensif  ditunggu s/d aterm
- TD turun belum normotensif 
akhiri pd UK > 37 mgg
2. PREEKLAMSIA BERAT
-Medikamentosa.
- Kehamilannya tergantung umur kehamilan.

*) Konservatif ( UK < 37 mgg)


• Kehamilan dipertahankan s/d janin viabel
• Meningkatkan kesejahteraan janin tanpa mempengaruhi
keselamatan ibu.

UK < 37 mgg tanpa impending eklamsi


- Tirah baring, miring ke kiri secara intermitten
- Inf RL & RD
- Inj. MgSO4  dosis awal : 8 gr i.m (4 gr i.v)
dosis lanjutan : 4 gr i.m/4-6 jam
- Nifedipin 10 mg jika TD> 180/110 mHg
• Diuretikum : edema paru, payah jantung kongestif

Diet : rendah protein kalori

• Glukokortikoid

• Monitoring :
- Impending eklamsi, BB/hari
- Diuresis → DC

- Tekanan darah, laboratorium:proteinuria/2 hari


- USG : UK, IUGR, Fetal well being, plasenta, air ketuban

• Cara persalinan :
- belum dlm persalinan  dipertahankan s/d aterm
- Inpartu  persalinan diteruskan
- Diutamakan pervaginam kecuali ada indikasi SC
*) Aktif/Agresif ( UK > 37 mgg)
Indikasi ibu :
- Terminasi kehamilan stl stabilisasi pada ibu
Tak Respon terapi : - 6 jam stabilisasi TD ↑ persisten
- 24 jam stabilisasi TD ↑ persisten
- Impending eklamsi,Ggn fungsi hepar, ginjal, Solusio Plasenta,
KPD

Indikasi Janin :
- UK ≥ 37 mgg
- IUGR, Oligohidramnion, NST Non reaktif dan profil biofisik
abnormal

Indikasi Lab :
- HELLP Syndrome
 Airway – Breathing – Circulation
 Mengatasi & mencegah kejang
 Manajemen cairan
 Mengendalikan tekanan darah
 Pemeriksaan penunjang
 Melahirkan
 Perawatan postpartum
Obat – obat anti kejang :
1. Magnesium Sulfat (MGSO4)
 Drug of choice kejang eklamtik.
 Menekan asetilkolin +kompetitor antagonis Ca
 Ekskresi di ginjal
 Efek anti hipertensi dan aman utk ibu hamil
 Evaluasi : Reflek tendon +, RR≥ 12x/mnt; Urine output:
100cc/4jam
 Dosis :Initial :4-6 gr iv bolus 15’-20’tetap kejang 2 gr/iv dlm 3-5’
Rumatan : 2-4 gr/jam iv/drip

 Dibandingkan diazepam :
- Menurunkan risiko relatif kematian maternal
- Menurunkan risiko relatif kejang berulang

Antidotum : Ca Glukonas 1 gr iv
2. Fenitoin
Menstabilkan aktifitas neuron
Dosis awal : 10 mg/KgBB/iv/drip ± 50 mg/menit
Dosis rumatan : 5 mg/KgBB 2 jam kemudian
Kontra indikasi :
 Hipersensitif fenitoin, Sinus bradikardi, AV Blok II-III

Peringatan :
 Terjadi diskrasia darah,Skin rush, Bulla, Purpura
hentikan
 Infus cepat dapat terjadi henti jantung
 Hati hati pada pasien DM, disfungsi hati
3. Diazepam
 Kegawat daruratan kejang eklamtik
 T ½ nya pendek, depresi SSP
 Dosis : 5 mg iv
 Kontra indikasi : Hipersensitif diazepam,
Narrow-angle glaucoma
 Peringatan :
 Phlebitis dan trombosis vena
 Bila terlalu cepat  apneu pada ibu dan
henti jantung, depresi nafas neonatus
 Restriksi cairan dgn inf RL / Ringer Asetat
80 ml/jam atau 1 ml/kgBB/jam
 Loading 500 ml kristaloid : seblm
antihipertensi, anestesi epidural, manaj.
awal oligouria
 Overload cairan iatrogenik adl sebab
kematian maternal utama pd PE/Eklampsi
ANTI HIPERTENSI
Tujuan :
 Me↓ kematian maternal karena kejang, stroke, gagal jtg
 Me↓ kematian fetus karena IUGR, plasental abruption

1. Hidralazin

Vasodilatator :takhikardi + pe ↑cardiac output

Meningkatkan aliran darah ke uterus+ cegah hipotensi

Dosis : 5 mg iv diulang 15’-20’ s/d TD diastolik < 110 mmHg, Onset


15’, puncak : 30’-60’, durasi : 4-6 jam

Kontra indikasi :Hipersensitif hidralazin,Penyakit rematik katup mitral

Peringatan :Infark miokard,Penyakit jantung koroner

Efek samping : sakit kepala, pusing, palpitasi,angina.


2. Labetalol
 β – Blocker non selektif
 Aliran darah uteroplasenter tidak terpengaruh

Dosis : I: 20 mg II: 40 mg III: 80 mg max: 300mg


Onset 5’ Peak 10’-20’ Durasi 45’ s/d 6 jam

Kontra indikasi :
 Hipersensitif labetalol, blok
atrioventikular,Edema paru
 Bradikardi

Peringatan : pasien dengan gangguan hati


3. Metildopa

 Efek sentral kompetitif thd adrenalin,


noradrenalin dan dopamin
 Fungsi renal,curah jantung tdk terganggu

Dosis : : 3x250 – 500 mg/oral

Kontra indikasi :gangg fungsi hepar,


kelainan darah
4. Nifedipine
 Mudah, murah, aman
 Ca channel blocker  vasodilator kuat
Dosis : 10 mg/oral, max : 120 mg
Kontra indikasi : hipersensitif nifedipine
Interaksi : β – Blocker, opiat, H2 Blocker  me ↓ TD
 Menghambat agregasi trombosit
 Memperbaiki urine output
 Memiliki efek yg setara dgn hydralazine dan labetalol
 Tdk meningkatkan efek samp. MgSO4
5. Klonidin
 α2 agonis, adenoreseptor α2 di SSP dan perifer
 Dosis awal :0,1 mg/2x/hari atau 0,1-0,2s/d 2,4 mg/hari.
 Me ↓: 30-60 mmHg
 Puncak : 2-4 jam, durasi : 6-8 jam

 Efek samping : mulut kering, sedasi,reaksi putus obat.

 Kontra indikasi : sick-sinus syndrom, AV block II

 Peringatan : kelainan ritme jantung, AV Block, gagal


ginjal, gangguan perfusi SSP/Perifer, depresi,
polineuropati
 Isolasi, Tredelenburg, Sudip lidah, Suction lendir, Fixasi
badan

 Monitoring GCS, nutrisi, cegah dekubitus


 CT scan tdk perlu rutin dilakukan, kecuali :
- Penampakan klinis yg tdk khas
- Blm pulih gg kesdrn 48 j postpart.
- GCS < 8
- Ada gejala fokal neurologis
Monitoring GCS
 GCS > 14 (compos mentis)
 manajemen biasa
 GCS 9-13 (kesadaran menurun)
 AGD, CVP, lahirkan dalam 6-8 jam segera
setelah keadaan emergensi teratasi
 GCS < 8 (tidak sadar)
 CVP, intubasi & ventilasi, SC dengan GA
segera
setelah tensi terkendali dan trombositopenia
dikoreksi, perawatan ICU
Hypertension in Pregnancy (2006)
25 : 47-62
 Cara persalinan :prioritas persalinan pervaginam

 Belum inpartu :

 Induksi bila BS>8


 Induksi persalinan , gagal  SC
 Indikasi SC : Induksi gagal, Maternal / fetal distress
BS rendah

 Inpartu :

 Pantau persalinan
 Kala II diperpendek
 SC indikasi maternal / fetal distress, primigravida

 Anesthesi : regional anesthesi/epidural


 Obstetrik :
 Terminasi
 Jika hemodinamika + metabolisme stabil 4-8 jam:
 Obat anti kejang terakhir
 Kejang terakhir
 Obat-obatan anti hipertensi terakhir
 Penderita sadar
SINDROMA HELLP
 Hemolysis, Elevanted Liver Enzymes, Low Platelet Count
 Gawat : kegagalan fungsi hati, ginjal, RDS
kematian ibu dan janin
Patofisiologi
Defek endotel mikrovaskuler dan aktivitas trombosit
fragmentasi sel darah  anemia hemolitik mikroangiopati

 Nekrosis parenkhim hati+ fokal dan deposit hialin + fibrin


di sinusoid  obstruksi  enzim hepar ↑+ hematom
subkapsuler/ ruptur hepar

 Kerusakan endotel, prostasiklin ↓, imunologi, radikal bebas


↑  agregasi trombosit  konsumsi + destruksi trombosit↑
 DIC : tidak terjadi koagulopati intravaskuler tetapi
mikroangiopati fibrinogen dalam batas normal
Klasifikasi
 Missisipi
 Kelas I : AT ≤ 50.000/mm3
LDH≥ 600 ribu IU/I
AST,ALT ≥40 IU/I

 Kelas II : AT > 50.000/mm3 s/d ≤ 100.000/mm3


LDH≥ 600 ribu IU/I
AST,ALT ≥40 IU/I

 Kelas III: AT > 100.000/mm3 s/d 150.000/mm3


LDH≥ 600 ribu IU/I
AST,ALT ≥ 40 IU/I
 Tenesse
 Lengkap : AT < 100.000/mm3
LDH≥ 600 ribu IU/I
AST,ALT ≥70 IU/I
 Tidak lengkap: bila hanya ditemukan satu atau dua tanda tersebut
PENATALAKSANAAN
 Medikamentosa
Sesuai Tx preeklamsi-eklamsi
Lab : AT, LDH/12 jam, PT,APTT, Fibrinogen

“Dexamethasone Rescue”
 Antepartum : “double strength dexamethasone”

injeksi dexamethasone 10 mg/12j/iv

Postpartum : inj. Dexamethasone 10 mg/12jam/iv 2 hari


diikuti
5 mg/12jam/iv 2 hari
 Tx dihentikan :AT > 100.000/mm3, LDH turun, klinis membaik

 Transfusi trombosit bila AT < 50.000/mm3

 Antioksidan

 Obstetrik = Aktif (terminasi tanpa memandang UK)


pervaginam/perabdominal
PENCEGAHAN
 ANC yang teratur
 Waspada kehamilan dgn faktor predisposisi
 Istirahat cukup
 Diet tinggi protein, rendah:lemak, karbohidrat ,garam
 Berat badan

Prediksi : “ Roll-over test”


Respon presor: akibat perubahan tidur miring ke tidur
terlentang.
dan terjadi peningkatan tekanan darah ≥ 20 mmHg
pada UK : 28-32mg

Anda mungkin juga menyukai