Anda di halaman 1dari 14

CASE REPORT

Anamnesa

• G3 P2 A0 hamil 34 minggu, 33 tahun, keluhan utama sesak nafas 3 hari dan


memberat 1 hari SMRS. Sesak bertambah bila beraktivitas. Pandangan kabur yang
dirasakan sejak 6 jam SMRS . Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati, sakit kepala,
serta kakinya membengkak . Belum ada nyeri perut hilang-timbul, belum ada
keluar air dari vagina, gerak anak aktif dan baik.

• Riwayat darah tinggi selama kehamilan sejak usia kehamilan 32 minggu. Berobat
ke Poli Kebidanan dan mendapatkan obat Metildopa 3 x 250 mg. Pasien tidak
teratur mengkonsumsi obat hipertensi.

• Riwayat diabetes melitus tidak ada.


Pemeriksaan Fisik
Laboratorium
Vital Sign
GCS E4V5M6 Hb 11,4 g/dL Urinalisa
TD 170 /120 mmHg
HR 92 x/m WBC 9510 /uL Bilirubin negative
RR 20 x/m
Temp 36.90 C PLT 189.000 Keton negative
SpO2 97 %
GDA 111 mg/dL Blood negative
Kepala Leher:
Urobilin Negative
Anemis -/icterus -/ cyanosis -/dyspnea +
JVP 5 + 3 cmH20 BUN 48 mg/Dl
Nitrit Negative
Thoraks: simetris Kreatinine 1,94 mg/Dl Leukosit 3-5
Cor: S1 S2 tunggal , murmur - , gallop -
Pulmo: retraksi dada (+) Vesicular D/S , Protein ++
Ronchi basah basal + , Wheezing – SGOT 22 u/L
pH 6,5
Abdomen: Soepel, peristaltic normal, SGPT 21 u/L
H/L ttb SG 1,015
Albumin 3,6 g/dL
Extrimitas: hangat , kering, merah
CRT> 2”. Edema +/+
Motorik dbN
Hamil 33-34 minggu, janin tunggal hidup intrauterine
Kardiomegali dengan Edema Paru presentasi kepala, DJJ 146 kali/menit regular, air ketuban
cukup, jenis kelamin laki-laki, taksiran berat janin 2140
gram.
1. Pernyataan yang tepat pada kasus di atas
a. Belum digolongkan sebagai hipertensi emergensi, karena TD <
180/120 mmHg
b. Pandangan kabur merupakan bukan merupakan penilaian dalam
preeklamsia berat
c. Tekanan darah > 160/110 pada kondisi preeklamsia berat
digolongkan sebagai hipertensi emergensi
2. Pada kasus ini, yang termasuk dalam kriteria
preeklamsia dengan gejala berat, kecuali
a. TD ≥ 160/ 110
b. Nilai trombosit dan SGOT SGPT pasien
c. Pandangan kabur
d. Edema Pulmo dan nilai kreatinine pasien
Classification of Hypertension in Pregnancy

>20 gestational week, further worsening of blood pressure and protein


excretion

Kintiraki, E. et al. (2015) ‘Pregnancy-Induced hypertension’, 14(2), pp. 211–223 Maternal Safety Bundle for Severe
Hypertension in Pregnancy. 2018
Thaha
3. Sebagai dokter jaga IGD, tatalaksana yang
tepat pada kasus ini, kecuali
a. Nifedipine 10 mg sublingual, dan Metildopa 500 mg per oral
b. Pemberian MgSO4 dan Injeksi Dexametason untuk pematangan
paru, pertimbangan terminasi segera sesuai Ts. Sp.OG
c. Nicardipine 5 mg/ jam , dititrasi 2,5 mg/ jam setiap 15 menit sampai
tercapai target tekanan darah
IV, intravenously; PO, per os.
*Systolic blood pressure ≥ 160 mm Hg, diastolic
blood pressure ≥ 110 mm Hg, or both, if sustained
†From Stoelting R, Hillier S. Pharmacology &
Physiology in Anesthetic Practice. Philadelphia,
Lippincott Williams & Wilkins, 2006.
‡Risk for fetal cyanide poisoning with treatment >
4 hours.

Modified from Report of the National High Blood Pressure Education Program Working
Group on High Blood Pressure in Pregnancy. Am J Obstet Gynecol 2000; 183:S1-S22;
Marik PE, Rivera R. Hypertensive emergencies: an update. Curr Opin Crit Care 2011;
17:569-80; and Shekhar S, Sharma C, Thakur S,
Verma S. Oral nifedipine or intravenous labetalol for
hypertensive emergency in pregnancy: a randomized controlled trial.
Obstet Gynecol 2013; 122:1057-63.

Thaha
Diagnosis :
• G3P2A0 Hamil 34 minggu, preeklampsia berat, janin tunggal hidup
• Preeklamsia berat
• Pulmonary edema
• Acute Kidney Injury

Tatalaksana IGD
• Oksigenasi 3 lpm
• IVFD RL 14 tpm
• SP Nicardipine 5 mg/ jam , dititrasi 2,5 mg/ jam setiap 15 menit sampai
tercapai target tekanan darah
• Inj. Furosemid 40 mg bolus, lanjut SP Furosemid 5 mg/ jam
• Konsultasi dr. Sp.OG untuk tatalaksana pemberian MgSO4 dan Injeksi
Dexametason untuk pematangan paru, pertimbangan terminasi segera
4. Target Tekanan darah pada kasus ini untuk
menjaga perfusi uteroplasenta adalah
a. 140 – 160/ 90 – 110 mmHg
b. 130 – 150 / 85 – 100 mmHg
c. 120 – 140 / 75 – 90 mmHg
ANTIHYPERTENSIVE THERAPY
IN WOMEN WITH PREECLAMPSIA
ANTIHYPERTENSIVE THERAPY IN PREECLAMPSIA
Decreased uteroplacental blood flow and placental
ischemia are central to the pathogenesis of
preeclampsia.
Lowering blood pressure does not prevent or cure
preeclampsia and does not benefit the fetus unless
delivery can be safely postponed.
Lowering blood pressure is appropriate for maternal safety:
maintain blood pressure at 130–150/85–100 mm Hg.

Pylist august Chapter 10.38


Thaha
5. 12 jam paska operasi, sesak nafas pasien berkurang dan keluhan pandangan
kabur membaik. Selama 6 jam pemantauan, tekanan darah pasien Sistole 135-
140 , diastole 85 – 95 dengan dosis Nicardipine 3 mg. Direncanakan untuk stop
nicardipine iv dan memulai pemberian oral antihipertensi ( Amlodipine). Tindakan
yang dilakukan

a. Nicardipine iv stop, dan diberikan Amlodipine 10 mg setelahnya

b. Amlodipine 10 mg diberikan sekarang, Nicardipine tetap dijalankan selama 6


jam kemudian di stop

c. Amlodipine 10 mg diberikan sekarang, Nicardipine tetap dijalankan selama 10


jam kemudian di stop
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai