Anda di halaman 1dari 57

Oleh : dr.

Firda Rani Fahlevia


Pembimbing : dr. Endry Winarko, Sp.OG
Pendamping : dr. Dasit Riyadi
dr.Guntur
Sugiharto

Data Utama

Nama

: Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur
: 36 tahun
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Senduro, Lumajang
Tanggal MRS : 15 Desember 2015
No. RM
: 22.83.15

RPS:

Pasien datang ke poli kandungan untuk kontrol rutin


kehamilan. Pasien mengeluh pusing dan batuk. Pasien
menyangkal adanya nyeri ulu hati dan penglihatan
kabur. Pasien tidak merasa kencang2.
RPD:
Pasien mengaku memiliki riwayat penyakit tekanan
darah tinggi sebelum kehamilan.
Riw. DM disangkal
Riwayat Pengobatan:
Pernah mengonsumsi obat penurun tekanan darah,
pasien lupa nama obatnya
Riwayat Keluarga:
Pasien menyangkal adanya anggota keluarga lain yang
mengalami penyakit yang sama

Riwayat Pernikahan:

Suami pertama, selama 18 tahun


Riwayat Persalinan:
Laki-laki/aterm/2,900 gram/SptB/Dukun

beranak/meninggal
Laki-laki/aterm/3000 gram/SptB/Bidan/17 thn
Hamil sekarang
Riwayat KB:

KB Pil setelah persalinan pertama

Status generalis:
KU baik; TD 240/100; N 94x/m; RR 24x/m
Kepala dan leher : A/I/C/D -/-/-/ Thorax
: S1S2 tunggal reguler, suara
nafas vesikular, rhonki -/-, wheezing -/ Abdomen
: BU (+) normal, soefl, nyeri
tekan ulu hati, perkusi timpani.
Extremitas atas
: oedema (-)
Extremitas bawah : pitting oedema +/+ ; akral
hangat

Status Obstetrik
Leopold
I: TFU teraba 3 jari dibawah processus xyphoideus

Teraba bagian besar janin dengan konsistensi padat


kenyal, bts tdk tegas, tidak melenting, Kesan: Bokong
II: Teraba bagian janin yang keras memanjang sepanjang
perut kanan ibu, Kesan : Punggung Kanan
III: Teraba bagian bayi besar janin bulat dengan konsistensi
keras, batas tegas, tidak terfiksir, Kesan : Kepala belum
masuk PAP
IV: konvergen
TFU: 24cm
HIS: (-)
DJJ: Doppler 157x/menit
VT belum ada pembukaan

Laboratorium

No

Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan

Hb
Hct
Leukosit
Trombosit

Albumin urine
Leukosit urine

Nilai Normal

11.4
33
10.420
141.000

13,0-18,0 mg/dl
35-47%
3500-10000/cm2
150000-450000

++++
1-3

Negatif
0-1/plp

Assesment:
GIIIP2001 + UK 32-33 minggu + T/H/I/U + Let. Kep. +

Hipertensi kronis superimposed preeklampsia + tak inpartu


Planning:
Diagnosis
LDH, Faal hati, Faal ginjal, Serum elektrolit, Gula Darah Acak.

Pengobatan
Inf. RL 1000cc/24jam
Inj. SM 20% 4 gram bolus IV pelan dilanjutkan Drip SM 6 gram
Inj. Furosemide 3x2 amp
Inj. Dexametason 2x1 amp
Nifedipine 10mg 3x1
Pasang DC
Induksi persalinan bila tekanan darah sistolik <200mmHg

Edukasi
Menjelaskan tentang kondisi pasien, rencana pemeriksaan

dan terapi selanjutnya.


Menjelaskan bahwa kondisi pasien memerlukan penanganan

dari dokter spesialis kandungan.


Menjelaskan pengaruh kondisi pasien terhadap janin.
Menjelaskan pencegahan penyakit hipertensi dalam

kehamilan.

Hipertensi Dalam Kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15%

penyulit kehamilan.
Merupakan salah satu dari 3 penyebab tertinggi
mortalitas dan morbiditas ibu bersalin.

12

FAKTOR RESIKO
Primigravida
Primipaternitas
Hiperplasentosis:
Mola hidatidosa
Kehamilan multipel
Diabetes melitus
Hydrops fetalis
Bayi besar
Umur yang ekstrim
Riwayat keluarga preeklampsi/eklampsi
Penyakit ginjal dan hipertensi sebelum kehamilan
Obesitas

13

Hipertensi kronis

-sebelum kehamilan 20 minggu


-atau pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu, menetap
setelah 12 minggu pasca persalinan.
Preeklampsia
Hipertensi yang timbul setelah kehamilan 20 minggu disertai proteinuria.
Eklampsia
Preeklampsia disertai kejang dan/atau koma.
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
Hipertensi kronik yang disertai dengan tanda-tanda preeklampsia atau proteinuria
Hipertensi gestasional (transient hypertension)
Timbulnya hipertensi pada kehamilan tanpa proteinuria dan hipertensi
menghilang setelah 12 minggu pascapersalinan atau kehamilan dengan tandatanda preeklampsia tapi tanpa proteinuria.

14

1. Teori Kelainan VaskularisasiPlacenta


2. Teori Iskemia Placenta, Radikal Bebas, dan
3.
4.
5.
6.
7.

Disfungsi Endotel
Teori Intoleransi Imunologik ibu dan janin
Teori adaptasi kardiovaskuler
Teori defisiensi genetik
Teori defisiensi gizi
Teori inflamasi

17

18

disfungsi
endotel

kegagalan invasi tropoblas


dalam a. spiralis
vasokontriksi a.
spiralis

Plasenta iskemi

PGE2 >>, NO <<


TXA 2 >>,
Endothelin>>

ekstravasasi

Vasokontriksi lumen
P.D

hipovolemi

oksidan OH

peroksidase
lemak
Tekanan Darah
>>>

Efek
Multi Organ
19

CVS--> preload , afterload


Paru --> Edema paru
Ginjal--> Oliguria, Ck , As. Urat
Hematologi--> hemokonsentrasi,viskositas ,

hemolisis mikroangiopatik
Hepar --> pe enzim hepar
Janin : IUGR, Sol.Placenta

Otak

Vasospams

CBF <<

Disfungsi
endotel

Cerebrovaskular
autoregulasi >>

Tekanan Hidrostatik >

Capillary
Endothel
Injury

Hiperpermeablity

Hiperperfusi

Kerusakan
BBB

Vasogenic Edema

Toleransi maternal immunity terhadap

paternal (placental dan fetal antigent)


- Primigravida
Maladaptasi Imunologi

Penurunan Human Leukocyte Antigen G


(HLA-G)

Pada

hamil normal pembuluh darah


REFRAKTER
terhadap
bahan-bahan
vasopressor (endothelin)

Hal

ini
diakibatkan
Prostacycline
pada
pembuluh darah

Pada

adanya
sintesis
sel
endothel

HDK, kehilangan daya


terhadap bahan vasopressor

refrakter

Preeklampsia merupakan gangguan

multifaktor / poligenic
20-40% jika ibu memiliki riwayat
preeklampsia
11-37% jika saudara perempuan memiliki
riwayat preeklampsia
22-47% jika saudara kembar perempuan
memiliki riwayat preeklampsia

konsumsi minyak ikan dapat mengurangi

resiko preeklampsia karena mengandung


banyak asam lemak tidak jenuh-> hambat
produksi thromboxane, menghambat aktivasi
thrombosit, mencegah vasokonstriksi
pembuluh darah.
defisiensi calcium pada diet wanita hamil
mengakibatkan resiko terjadinya preeklampsia
atau eklampsia.

Debris trofoblas >> -> rangsangan terjadinya

reaksi sistemik inflamasi yang menimbulkan


gejala preeklampsia. Redman (1999)
menyatakan bahwa disfungsi endotel
disebabkan oleh kekacauan adaptasi dari
proses inflamasi intravaskuler pada kehamilan
mengakibatkan aktivitas leukosit yang sangat
tinggi pada sirkulasi ibu 1,5.

Diagnosis Awal
BP 140/90mmHg
Proteinuria 300mg/24jam atau +1 dipstick
Edema: lengan/muka/perut/generalisata

Lab:
o DL, UL, As.ur, LF, RF

Tujuan Perawatan PE:

Mencegah kejang

Mencegah perdarahan intrakranial

Mencegah ggg fx organ vital

Melahirkan bayi sehat

Rawat Jalan
Banyak istirahat
Diet: cukup prot, rendah KH & lemak
Roborantia: vit C, E, Ca, Fe
Tidak boleh diberikan diuretic/antiHT/sedatif
Kunjungan ulang @minggu

Indikasi Rawat Inap :


BP & prot-uri tidak membaik dl 2 mgg
1 tanda PEB
Evaluasi di RS:
1) Pemeriksaan fisik

2) Cek

Ukur BP tiap 4jam


Obs. Edema wajah & abd
Obs tanda impending eclampsia: Nyeri kepala, ggg
visus, nyeri abd
Lab:

Proteinuria: dipstick saat MRS dan tiap 2 hari


Hct, Plt, LF tiap 2 minggu
SCr, As.Ur,BUN
Ukur produksi urin tiap 3 jam

1) Pemeriksaan kesejahteraan janin: gerakan janin,

NST, USG & Doppler


2) Konsultasi dengan spesialis mata, jantung, dll

Obstetri
Preterm (< 37mgg) :
BP normal selama perawatan terminasi
tunggu seaterm mungkin
Aterm
Tunggu sampai inpartu/ pertimbangkan induksi

DIAGNOSA PEB:
Tekanan darah sistolik >= 160 mmHg & diastolik >= 110 mmHg
Proteinuria > 5 gr/24 jam atau dipstick +4
Oliguria, p.u. <500cc/24 jam
Peningkatan kreatinin plasma
Edema paru
Kelainan pada organ-organ vital ibu
Ginjal
-- Paru
Hepar
Otak

-- Mata

Pertumbuhan janin terhambat


Sindrom HELLP

PEMBAGIAN
PEB dengan impending eclampsia (nyeri kepala hebat, ggn bisus,
muntah, nyeri epigastrium, kenaikan tek.darah progresif)
PEB tanpa impending eclampsia

Langkah-langkah:
MRS
Tirah baring miring kiri
Evaluasi:
Ibu:
TD, edema, tanda-tanda impending eclampsia
Protein urin, DL, serum transaminase, serum
kreatinin, asam urat, produksi urin
Janin: gerakan janin, ukuran janin
Pengelolaan cairan (pantau cairan masuk dan

cairan keluar)
Diet TKTPRG
Medikamentosa

1. Anti kejang = MgSO4


Cara pemberian:
Loading dose
4 g iv (20% dalam 20 cc) pelan
1cc/mnt
4 g im (40% dalam 10 cc) bokong
kanan, bokong kiri
Maintenance dose (setelah 6
jam)
4 g im (40% dalam 10 cc) tiap 6
jam
Syarat pemberian:
- antidotum tersedia: Ca glukonas
10% 1 gr (10% dlm 10 cc) IV
Refleks patella (+)
Frek. Nafas > 16x/menit
Produksi urin > 100 cc/4 jam (0.5
cc/kg/jam)

2. Anti hipertensi

Indikasi: TD sistolik 180 mmHg, diastolik


110 mmHg
Penurunan secara bertahap: awal 25% dari TD
sistolik
TD diturunkan mencapai < 160/105 mHg atau
MAP < 125
Nifedipine
Dosis: 10-20 mg per oral, ulangi 30 menit
kalau perlu. (Dosis max: 120 mg/24 jam)
3. Glukokortikoid

Dosis: 2x 6 mg/24 jam IV


4. Lain-lain : antipiretik, antibiotik, antinyeri

Perawatan
Aktif
(Terminasi)

1.UK 37 mgg

2.Ada tanda Impending

eclampsia
3.Terapi konservatif gagal
4.Ada tanda fetal distress /
IUGR
5.Ada tanda HELLP Syndrome
Cara:
Bila belum inpartu:
Induksi dengan
OD/Misoprostol
SC
Bila sudah inpartu:
bila persalinan
pervaginam, ibu tidak
boleh mengejan: partus
buatan

Perawatan
Konservatif
1.UK Preterm 37mgg
2.Tanda2 impending
eclampsia (-)
3.Kondisi janin baik
Cara:
MgSO4 hanya diberikan IM
untuk maintenance dose
(hentikan bila membaik
menjasi PE Ringan)
Observasi TV ibu, HIS, DJJ
Bila setelah 24 jam tidak
membaik: terminasi

PENCEGAHAN PREECLAMPSIA
A. Pencegahan dengan non medikal
B. Pencegahan dengan medikal

38

A. Pencegahan dengan non medikal


1. Tirah baring
2. Tidak perlu restriksi garam
3. Diet yang mengandung : a. PUFA
b. Antioksidan
c. Zinc, Mg, Ca

B. Pencegahan dengan medikal


1. Diuretikum
2. antihipertensi
3. Aspirin : anti prostaglandin dan anti trombotik dipiridamol
anti trombotik
4. Antioksidan
39

Tujuan :
1.
2.
3.
4.

Mencegah & menghentikan kejang


Mencegah & atasi penyulit
Mencapai stabilitas ibu seoptimal mungkin
Dapat melahirkan janin pada saat & cara yg tepat

Medicinal
1. Antikejang : MgSO4, thiopental, diazepam
2. Suportif :

- asidosis
- ventilasi paru
- tensi
Tx Obstetri
harus segera diakhiri setelah stabilisasi hemodinamik

Saat kejang

Dirawat di kamar terang


Letakkan di bed lebar dengan rail
Memasukkan sudap lidah
Kepala direndahkan, suction orofaring
Jaga kepala dan ekstremitas jgn terlalu keras menghentak
Fixasi badan pada bed agak kendor
Selesai kejang, beri oxygen
Koma

Menjaga dan mengusahakan airway tetap terbuka.


Intermittent suction
GCS
Cegah decubitus
NGT

Prognosis
Kriteria Eden
koma lama
nadi >120x
suhu > 39,4 c
BP > 200
kejang > 10x
proteinuria > 10 g/L

A.

Definisi klinik :
Sindroma HELLP, ialah preeclampsia-eclampsia yang mengalami :
H

: hemolisis

EL : elevated liver enzyme : tanda adanya disfungsi


hepar
LP : low patelet count : thrombositopenia
Insidensi Sindroma HELLP : 2-12 % dari kasus preeclampsiaeclampsia.

B. Diagnosis
1. Tanda dan gejala tidak khas
2. Tanda dan gejala preeclampsia
3. Tanda hemolisis intravaskuler
4. Tanda kerusakan sel hepar
5. Thrombositopenia

C. Klasifikasi sindroma HELLP menurut klasifikasi Missisippi:


Berdasar kadar thrombosit darah, maka sindroma HELLP
diklasifikasi, menjadi :
Klas 1

: thrombositopenia : 50.000/cc
LDH 600 IU/L
AST dan/atau ALT 40 IU/L

Klas 2

: thromobositopenia > 50.000 100.000/cc


LDH 600 IU/L
AST dan/atau ALT 40 IU/L

Klas 3

: thromobocyte > 100.000 150.000/cc


LDH 600 IU/L
AST dan/atau ALT 40 IU/L

D. Terapi Medikamentosa

1.
2.
3.

Ikuti terapi preeclampsia berat


Pemberian dexamentason
Dipertimbangkan pemberian transfusi thrombosit

E. Sikap terhadap kehamilan

a.

Tanpa memandang umur kehamilan segera diakhiri.

b.

Persalinan dapat dilakukan perabdominam atau


pervaginam.

c.

Hati-hati gangguan pembekuan darah bila hendak


melakukan anestesi regional (spinal).

F. Kematian ibu dan janin


a. Kematian ibu bersalin pada Sindroma Hellp yaitu 24 %.
b. Penyebab kematian dapat berupa :
-

kegagalan kardiopulmuner
gangguan pembekuan darah
perdarahan otak
rupture hepar
kegagalan organ multiple

c. Kematian perinatal pada Sindoma Hellp cukup tinggi,


terutama disebabkan oleh persalinan preterm

Diagnosa:

a. hipertensi telah timbul sebelum kehamilan ,atau


b. timbul hipertensi < 20 mnggu usiakehamilan

Ciri
o
o
o
o

Ciri :
Umur ibu tua >35th
BP sangat tinggi
Umumnya multipara
Umumnya ditemukan kelainan jantung, ginjal, dan
DM
o Obesitas
o Penggunaan obat2 AntiHT sebelum kehamilan
o HT yg menetap pasca persalinan

Lab

Hb,Hct, PLT,RFT, LFT,Ecg,Mata

Pemeriksaan Janin:

NST dan USG

Dampak Hipertensi Kronik Pada Kehamilan


Pada Ibu:
monoterapi --HT terkendali--tidak ada

pengaruh buruk pada kehamilan (resiko


terjadi: solusio placenta 2-3x lebih beresiko,
superimposed preeklamsia)
HT kronik diperberat kehamilan:
a. kenaikan mendadak tekanan darah +
proteinuria
b. tekanan sistole >200 mmHg diastole > 130-oliguria dan gangguan ginjal

Pada Janin:

- IUGR
- resiko peningkatan Preterm birth

Tanda-tanda:
Proteinuria
Gejala neurologi
Nyeri kepala hebat
Ggg. Visus
Edema anasarka
Oligouria
Edema paru
Lab:
Sr Cr, Trombositopenia, Serum

transaminase hepar

Sikap terhadap penyakitnya:


tujuan: meminimalkan dampak buruk pada ibu
dan janin
MEDIKAMENTOSA:

a.-metildopa , 3x500mg, maks 3 gram


b. Ca-Channel Blockers, Nifedipin 30 mg-90mg
hari
NON-MEDIKAMENTOSA:

perubahan pola hidup, pengaturan diet, tidak


merokok, tidak alkohol

Sikap terhadap kehamilannya:


Konservatif

BP terkontrol, perjalanan klinis normal, IUGR -,


vol amnion N teruskan sampai aterm
Terminasi

Kompl +, janin memburuk terminasi dgn


induksi persalinan tanpa melihat uk

Anda mungkin juga menyukai