NamaPeserta
Denganjudul/topik
Nama Pendamping
Nama Wahana
No.
Nama Peserta Presentasi
No.
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesunguhnya.
Tanda Tangan
Pendamping
(dr.Guntur Sugiharto)
NamaPeserta
Denganjudul/topik
Nama Pendamping
Nama Wahana
No.
Nama Peserta Presentasi
No.
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesunguhnya.
Pendamping
Tanda Tangan
Pembimbing
(dr.Guntur Sugiharto)
Borang Portofolio
Nama Peserta: dr. Firda Rani Fahlevia
Nama Wahana: RSD dr.Haryoto Lumajang
Topik: Hipertensi Dalam Kehamilan
Tanggal (kasus):15 Desember 2015
Nama Pasien:Ny. S
No. RM
: 22.83.15
Tanggal Presentasi:
Nama Pendamping:
Tempat Presentasi:
Obyektif Presentasi:
Keilmuan
Diagnostik
Neonatus
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Manajemen
Masalah
Istimewa
Anak
Remaja
Bayi
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi: Wanita 36 th dengan kehamilan berusia 34 minggu dan tekanan darah yang tinggi.
Tujuan: Memahami mengenai hipertensi dalam kehamilan, perkembangan penyakit dan penanganannya.
Bahan bahasan:
Tinjauan Pustaka
Riset
Cara membahas:
Diskusi
Data pasien:
Nama:Ny. S
Kasus
Audit
Email
Pos
Daftar Pustaka:
1. Angsar MD. 2007. Hipertensi Dalam Kehamilan. Surabaya : Bagian SMF Obstetri-Ginekologi FK UNAIR/RSU Dr. Soetomo Surabaya.
2007
2. Cunningham GF et al. 2010. Pregnancy Hypertension in Section 7 Obstetrical Complications. Williams Obstetrics 21 st ed. USA:
McGraw-Hills Companies.
3. Avnas AT. 2000. Manual of Obstetrics 6 th Edition, Lippincott Williams and Wilkins.
4. Belfort MA, Saade GR, Thornton S. 2003. Hypertension in Pregnancy. New York: Marcel Dekker, Inc.
5. Prawirohardjo S, dkk. 2013. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hasil Pembelajaran:
1. Mengetahui mengenai definisi, patofisiologi dan perjalanan penyakit hipertensi dalam kehamilan.
3. Mengetahui mengenai tata laksana, diagnosa, dan terapi hipertensi dalam kehamilan.
1. Subyektif:
Pasien datang ke poli kandungan untuk kontrol rutin kehamilan. Pasien mengeluh pusing dan batuk. Pasien menyangkal adanya
nyeri ulu hati dan penglihatan kabur. Pasien mengaku mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi sebelum kehamilan.
2. Objektif:
Status generalis:
Laboratorium
No
1
2
Jenis
Pemeriksaan
Hb
Hct
Leukosit
Trombosit
Albumin urine
Leukosit urine
Hasil
Pemeriksaan
11.4
33
10.420
141.000
++++
1-3
Nilai Normal
13,0-18,0 mg/dl
35-47%
3500-10000/cm2
150000-450000
Negatif
0-1/plp
3. Assesment:
GIIIP2001 + UK 32-33 minggu + T/H/I/U + Let. Kep. + Superimposed Preeclampsia on Chronic Hypertension + tak inpartu
4. Planning:
a. Diagnosis
LDH, Faal hati, Faal ginjal, Serum elektrolit, Gula Darah Acak.
b. Pengobatan
Inf. RL 1000cc/24jam
Inj. SM 20% 4 gram bolus IV pelan dilanjutkan Drip SM 6 gram
Inj. Furosemide 3x2 amp
Inj. Dexametason 2x1 amp
Nifedipine 10mg 3x1
Pasang DC
Induksi persalinan bila tekanan darah sistolik <200mmHg
c. Edukasi
Menjelaskan tentang kondisi pasien, rencana pemeriksaan dan terapi selanjutnya.
Menjelaskan bahwa kondisi pasien memerlukan penanganan dari dokter spesialis kandungan.
Menjelaskan pengaruh kondisi pasien terhadap janin.
Menjelaskan pencegahan penyakit hipertensi dalam kehamilan.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Hipertensi dalam kehamilan (HDK) merupakan 5-15 % penyulit kehamilan. Hipertensi kehamilan merupakan salah satu dari tiga penyebab
tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini
disebabkan selain etiologi HDK tidak jelas, juga disebabkan penanganan dalam persalinan masih ditangani oleh petugas non medik dan sistim rujukan
yang belum sempurna. HDK dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil, sehingga pengetahuan tentang pengelolaan HDK harus benar-benar dipahami
oleh semua tenaga medis baik dipusat maupun di daerah 1,5.
B. Faktor Resiko
Primigravida
Primipaternity
Hyperplacentosis:
- Mola hidatidosa
- Kehamilan multipel
- Diabetes melitus
- Hydrops fetalis
- Bayi besar
Umur yang ekstrim
Riwayat keluarga preeklampsi/eklampsi
Penyakit ginjal dan hipertensi sebelum kehamilan
Obesitas
D.
C. Patofisiologi
Klasifikasi
Klasifikasi
Indonesia
berdasarkan
Report
Nationalteori
High
Blood
Pressure Education
Program Working
Grouptidak
on High
Penyebab yang
HDKdipakai
hingga di
kini
belum diketahui
dengan
jelas.ofBanyak
telah
dikemukakan
tentang terjadinya
HDK, namun
ada Blood
satupun
1,5
Pressure in Pregnancy tahun 2000 antara lain :
1,5
teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori yang sekarang banyak dianut :
Teori kelainan
1. 1. Hipertensi
kronis vaskularisasi plasenta
Hipertensi
yang terjadi
didapatkan
kehamilan
dibawah
20 minggu
umur kehamilan,
danarteri
hipertensi
tidak
menghilang
setelah
12 menjadi
minggu
Pada
HDK tidak
invasisebelum
trophoblast
ke dalam
arteri spiralis
dan jaringan
arteri sekitar
spiralis.
Lapisan
otot arteri
spiralis
pasca persalinan
tetap
dan keras sehingga arteri spiralis tidak mengalami distensi dan vasodilatasi. Hal ini mengakibatkan arteri spiralis relatif mengalami
2. kaku
Preeklampsia-eklampsia
Hipertensi
dan protein
uria yang
didapatkan arteri
setelahspiralis,
umur kehamilan
minggu
vasokontriksi
dan terjadi
kegagalan
remodelling
sehingga20aliran
darah uteroplasenta menurun dan terjadi hipoksia dan iskemia
3.
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
plasenta.Hipertensi
Diameter kronik
rata-rata
arteri
spiralis
pada tanda-tanda
hamil normal
sekitar 500 atau
mikron
sedangkan pada preeklampsia 200 mikron. Pada kehamilan normal,
yang
disertai
dengan
preeklampsia
proteinuria
4.
Hipertensi
gestasional
vasodilatasi
lumen arteri
spiralis dapat meningkatkan 10 kali aliran darah uteroplasenta 1,5.
Timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai proteinuria hingga 12 minggu pasca persalinan. Bila hipertensi menghilang setelah 12
minggu persalinan maka dapat disebut juga Hipertensi transient
2.
Teori iskemia plasenta, radikal bebas dan disfungsi endotel
Penjelasan tambahan 1,5:
1,5
Kerusakanialah
sel endotel
mengakibatkan
disfungsi
endotel.
Haldan
inidiastolik
akan menyebabkan
1. Hipertensi,
timbulnya
desakan darah
sistoliksel
140
mmHg
90 mmHg,:diukur dua kali selang empat jam setelah penderita
beristirahat.
Kenaikan
systole atau
diastole 30yaitu
mmHg
/ 15 mmHg(PGE2)
tidak dipakai
lagi sebagaikuat.
criteria hipertensi, karena kadar proteinuria
Gangguan
metabolisme
prostaglandin
prostacycline
suatu vasodilator
berkolerasi dengan harga nominal desakan darah.
Agregasi
sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan yang ertujuan menutup tempat di lapisan endotel yang rusak.
2. Proteinuria
:
Agregasi trombosit memproduksi Thromboxane (TXA2) suatu vasokontriktor kuat. Pada preeklampsia, kadar TXA2 lebih tinggi dari
Adanya protein 30mg/L dari urine tengah, acak.
kadar PGE2 sehingga terjadi vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah.
Adanya protein 300 mg dalam 24 jam produksi urine.
Meningkatnya
permeabilitas
vaskular.
Dengan
memakai dipstick
Meningkatnya
vasopresor
yaitu
endothelin,
suatu
vasokontriktor.
3. Edema
tungkai tidak produk
dipakaibahan
lagi sebagai
criteria
hipertensi
dalam
kehamilan,
kecuali edema anasarka
Rangsangan faktor koagulasi.
3.
Pada HDK terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang
sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopressor.
5.
mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami preeklampsia 1,5.
6.
lemak tidak jenuh yang menghambat produksi thromboxane, menghambat aktivasi thrombosit dan mencegah vasokonstriksi pembuluh darah.
Beberapa peneliti juga menganggap bahwa defisiensi calcium pada diet wanita hamil mengakibatkan resiko terjadinya preeklampsia atau eklampsia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen kalsium pada ibu hamil dengan defisiensi kalsium menurunkan angka kejadian
preeklampsia dan eklampsia
7.
Teori inflamasi
Eklampsia
E.
Redman (1999) menyatakan bahwa disfungsi endotel dissebabkan oleh kekacauan adaptasi dari proses inflamasi intravaskuler pada kehamilan.
Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia yang disertai kejang dan koma. Eklampsia dapat timbul ante, intra dan post partum.
Pada sirkulasi ibu didapatkan aktivitas leukosit yang sangat tinggi 1,5.
Eklampsia post partum umunya hanya terjadi 24 jam pertama setelah persalinan 2.
Pada penderita penderita preeklampsia yang akan kejang umumnya terdapat gejala atau tanda khas yang dianggap sebagai tanda prodromal akan
Manifestasi
Klinis
terjadi kejang
disebut Impending Eclampsia. Tanda atau gejala impending eklampsia antara lain: nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah,
Preeklampsia
dan nyeri epigastrium 2.
Eklampsia selalu didahului dengan preeklampsia. Perawatan prenatal untuk kehamilan dengan predisposisi preeklampsia perlu ketat dilakukan agar
Pembagian preeklampsia menjadi berat dan ringan tidak berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan penderita
bila tidak diberi obat anti kejang akan segera disusul dengan kejang berikutnya. Setelah kejang berakhir, frekuensi nafas meningkat akibat hiperkarbia
dengan preeklampsia ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma 2.
2
atau hipoksia,
kasusgejala
dapat yang
terjaditimbul
sianosis.
yang sadar
setelah
koma,
umumnya
disorientasi
dan sedikit
.
Secara
teoritik beberapa
urutan-urutan
padaPenderita
preeklampsia
adalah,
edema,
hipertensi,
danmengalami
terakhir proteinuria,
sehingga
bila gelisah
gejala-gejala
ini timbul tidak dalam urutan diatas, dapat dianggap bukan preeklampsia.
Dari semua gejala-gejala tersebut, timbulnya hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang paling penting, namun sayangnya penderita sering
kali tidak merasakan perubahan ini. Bila penderita sudah mengeluh nyeri kepala, gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium, maka penyakit ini
sudah cukup lanjut.
F. Diagnosis
Gangguan visus, penurunan kesadaran, nyeri kepala, scotoma dan pandangan kabur
Nyeri epigastrium
atauPressure
nyeri padaEducation
kuadran kanan
atas abdomen
Glisson)
BerdasarNational
High Blood
Program,
Working(akibat
Groupteregangnya
Report on kapsul
High Blood
Pressure in Pregnancy 2000
Edema paru dan cyanosis
1.
Hipertensi Gestasional
Trombositopenia berat
Tidak
disertai proteinuria
sampai saat berakhirnya persalinan
Pertumbuhan
janin
intrauterine
yang terhambat
Sindroma
HELLP
Diagnosa
preeklampsia
ringanimpending
ditegakkan
berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah kehamilan 20
b) Preeklampsia berat dengan impending eclampsia
minggu.
Hipertensi:
140/90 mmHg
Impending
eclampsia:
Preeklampsia
Proteinuria:berat
300disertai
mg /24 dengan
jam ataugejala-gejala
1 + dipstick
Bila
dibawah ini:
Edema
lokal
tidak dimasukkan dalam kriteria preeklampsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata 2.
1) Nyeri
kepala
hebat
Diagnosa
preeklampsia
2) Gangguan
visus berat ditegakkan bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai berikut:
3)
Muntah-muntah
Tekanan darah tidak menurun meskipun ibu sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring.
4)
Nyeri
epigastrium
Proteinuria:
5 gram /24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan kuantitatif
2
5)
Kenaikan
progresif
tekananurine
darahkurang
Oliguria yaitu produksi
dari 500 cc/24 jam
Kenaikan kadar kreatinin plasma
3.
Eklampsia
Timbulnya kejang pada preeklampsia, dimana timbulnya kejang tidak dapat dibuktikan oleh sebab lain 2.
4.
5.
Hipertensi kronis
1) Tekanan darah 140/90 mmHg sebelum kehamilan, atau ditemukan tekanan darah 140/90 sebelum umur kehamilan 20 minggu.
2) Tekanan darah 140/90 pertama kali dalam kehamilan dan hipertensi menetap setelah 12 minggu pasa persalinan 2.
G. Tatalaksana
d. Tidak perlu diberi obat-obatan : diuretik, antihipertensi dan sedative
Manajemen Umum Preeklampsia Ringan
e. Kunjungan ulang tiap 1 minggu
Pada setiap kehamilan disertai penyulit suatu penyakit, maka selalu dipertanyakan, bagaimana:
Pemeriksaan laboratorim (Hb, Hct, Urine lengkap, Asam urat darah, Trombosit, Fungsi ginjal dan hepar)
1) Sikap terhadap penyakitnya, berarti pemberian obat-obatan atau terapi medikamentosa
Rawat Inap
2) Sikap terhadap kehamilan, berarti mau diapakan kehamilan ini
Kriteriaa.untuk
rawatkehamilan
inap untukakan
preeklamsia
ringan
Apakah
diteruskan
sampai aterm?
a) Bila tidak ada perbaikan : tesakan darah maupun kadar proteinuria selama 2 minggu
Disebut
konservatifberat
atau ekspektatif
b) Ada salah
satu penanganan
/ lebih gejala kehamilan
dan tanda preeklamsia
Evaluasib.selama
di rumah
sakit akan dikahiri (diterminasi)?
Apakah
kehamilan
a) Pemeriksaan fisik
Disebut penanganan
aktif
atau ibu
aggresive
Pengukuran
tekanan darahkehamilan
setiap 4 jam
kecuali
tidur 1
Observasi adanya edema pada perut dan muka
Observasi adanya gejala-gejala impending eclampsia
b) Tujuan
utamalaboratorium
penanganan preeklampsia
Pemeriksaan
Pemeriksaan proteinuria dengan dipstick pada waktu masuk dan tiap 2 hari
1. Mencegah kejang
Pemeriksaan Hct dan trombosit setiap 2 minggu
2. Mencegah
perdarahan
intrakranial
Pemeriksaan
fungsi hepar
setiap 2 minggu
Pemeriksaan
produksi
urine
tiap 3vital
jam
3. Mencegah
gangguan
fungsi
organ
Pemeriksaan serum kreatinin, asam urat dan BUN
4. Melahirkan bayi sehat. 1
f.
1.
2.
1,5
Pencegahan kejang
Pengobatan hipertensi
Pengelolaan cairan
Pelayanan suportif terhadap penyulit organ yang terlibat
Saat yang tepat untuk persalinan
4.
5.
6.
Diet : cukup protein, diet rendah karbohidraat, lemak dan garam secukupnya.
Pemberian obat anti kejang : MgSO4 (Magnesium Sulfas)
Cara pemberian Magnesium Sulfas
a. Loading dose
MgSO4 20% 4 g IV selama 5 menit (1g/menit) dilanjutkan MgSO4 40% 10 g IM pada bokong kanan/ kiri masing-masing 5g.
b. Maintenance dose
Diberikan 4 atau 5 g IM, 40% setelah 6 jam pemberian loading dose. Selanjutnya maintenance dose diberikan 4 g IM setiap 6 jam.
c. Syarat pemberian :
- Siapkan antidotum jika terjadi henti nafas lakukan ventilasi (masker dan balon, ventilator), beri kalsium glukonas 1 gram 10 %
(diberikan IV pelan pada intoksikasi MgSO4)
- Reflex patella (+) kuat
- Frekuensi respirasi > 16x/menit, dan tidak ada tanda distres nafas
- Produksi urine > 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/KgBB/jam)
d. Sulfas Magnesium dihentikan bila :
- Ada tanda-tanda intoksikasi
- Setelah 24 jam pasca persalinan
Anti hipertensi
c.
d.
- Edema anasarka
Antipiretik: diberikan bila suhu rektal di atas 38,5C
Antibiotik: Diberikan bila ada indikasi1,5
WHO
Kala II: Pada persalinan pervaginam, maka Kala II diselesaikan dengan partus buatan (Ibu tidak boleh mengejan) 5
B. Penanganan Konservatif
a. Indikasi : Pada usia kehamilan 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eclampsia dengan keadaan janin baik.
b. Pengobatan medikamentosa : Sama dengan penanganan medikamentosa pada pengelolaan aktif. Hanya loading dose MgSO4 tidak diberikan secara
IV, cukup IM saja.
c. Penanganan Obstetrik Konservatif :
1. Selama penanganan konservatif observasi dan evaluasi sama seperti penanganan aktif hanya disini tidak ada terminasi.
2. Magnesium sulfat dihentikan bila sudah terdapat tanda-tanda preeklampsia ringan, selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam.
3. Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan, karena keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan harus diterminasi.
d. Penderita boleh dipulangkan bila :
1.
Penderita kembali ke gejala-gejala/tanda-tanda preeklampsia ringan tetap dirawat selama 3 hari.
2.
Bila selama 3 hari tetap berada dalam keadaan preeklampsia ringan, penderita dapat dipulangkan sebagai preeklampsia ringan. 5
Penanganan Eklampsia
Pada hakikatnya penanganan yang sangat penting dalam penanganan pasien eklampsia adalah penanganan medikamentosa dan suportif. Tujuan
utama dari pengobatan medikamentosa eklampsia adalah
1)
2)
3)
Mencapai stabilitas ibu seoptimal mungkin sehingga dapat melahirkan janin pada saat ddan dengan cara yang tepat 1
Pengobatan medikamentosa
Obat anti kejang yang menjadi pilihan utama adalah magnesium sulfat. 5
Pengobatan suportif
Pengobatan suportif terutama ditujukan untuk gangguan fungsi organ penting misalnya untuk mengoreksi asidosis, mempertahankan ventilasi
paru, mengatur tekanan darah, mencegah gagal jantung.
H. HELLP SYNDROME
Definisi
HELLP Syndrome adalah preeklampsia-eklampsia dengan adanya hemolisis, peningkatan kadar enzym hepar, disfungsi hepar dan
trombositopenia. H = hemolisis, EL = peningkatan enzim hati (Elevated Liver Enzyme) dan LP = rendahnya platellet (Low Platelet Count). 5
Diagnosis 5
1) Tanda dan gejala tidak khas
a. Mual
b. Muntah
c. Nyeri kepala
d. Malaise
2) Tanda dan gejala preeklampsia
a. Hipertensi
b. Proteinuria
c. Nyeri epigastrium
d. Edema
3) Tanda-tanda hemolisis intravaskular
a. Kenaikan LDH, AST, dan bilirubin indirek
b. Kenaikan urobilinogen dalam urine
c. Apusan darah tepi: fragmentasi eritrosit
4) Tanda kerusakan/disfungsi sel hepatosit hepar yaitu kenaikan ALT,AST, LDH.
5) Trombositopenia 150.000/cc
Klasifikasi
Klasifikasi HELLP Syndome menurut Mississippi berdasarkan kadar trombosit, antara lain: 5
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|
1) Klas 1
a. Trombosit 50.000/cc
b. LDH 600 IU/L
c. AST dan/atau ALT 40 IU/L
2) Klas 2
a. Trombosit 50.000-100.000/cc
b. LDH 600 IU/L
c. AST dan/atau ALT 40 IU/L
3) Klas 3
a. Trombosit 100.000-150.000/cc
b. LDH 600 IU/L
c. AST dan/atau ALT 40 IU/L
Tatalaksana
Terapi medikamentosa
1)
2)
3)
Bila trombosit < 50.000/ml atau ada tanda-tanda koagulopati konsumptif maka harus diperiksa
a. Protrombine time
b. Partial tromboplastine time
c. Fibrinogen
4)
5)
I. Prognosis
Prognoss eklampsia ditentukan dengan kriteria Eden (1922) antara lain: (bila didapatkan satu atau lebih dari gejala tersebut, prognose buruk)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.