Anda di halaman 1dari 22

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari ini tanggal

Maret 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:

NamaPeserta

: dr. Firda Rani Fahlevia

Denganjudul/topik

: Hipertensi Dalam Kehamilan

Nama Pendamping

: dr. Endry Winarko, Sp.OG

Nama Wahana

: RSD dr. Haryoto Lumajang

No.
Nama Peserta Presentasi
No.
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesunguhnya.

Tanda Tangan

Pendamping

(dr. Dasit Riyadi)

(dr.Guntur Sugiharto)

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari ini tanggal

Maret 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:

NamaPeserta

: dr. Firda Rani Fahlevia

Denganjudul/topik

: Hipertensi Dalam Kehamilan

Nama Pendamping

: dr. Endry Winarko, Sp.OG

Nama Wahana

: RSD dr. Haryoto Lumajang

No.
Nama Peserta Presentasi
No.
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesunguhnya.
Pendamping

(dr. Dasit Riyadi)

Tanda Tangan

Pembimbing

(dr.Guntur Sugiharto)

(dr. Endry Winarko, Sp.OG)

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

Borang Portofolio
Nama Peserta: dr. Firda Rani Fahlevia
Nama Wahana: RSD dr.Haryoto Lumajang
Topik: Hipertensi Dalam Kehamilan
Tanggal (kasus):15 Desember 2015
Nama Pasien:Ny. S

No. RM

: 22.83.15

Tanggal Presentasi:

Nama Pendamping:

Tempat Presentasi:
Obyektif Presentasi:

Keilmuan
Diagnostik
Neonatus

Keterampilan

Penyegaran

Tinjauan Pustaka

Manajemen

Masalah

Istimewa

Anak

Remaja

Bayi

Dewasa

Lansia

Bumil

Deskripsi: Wanita 36 th dengan kehamilan berusia 34 minggu dan tekanan darah yang tinggi.

Tujuan: Memahami mengenai hipertensi dalam kehamilan, perkembangan penyakit dan penanganannya.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

Bahan bahasan:

Tinjauan Pustaka

Riset

Cara membahas:

Diskusi

Presentasi dan diskusi

Data pasien:

Nama:Ny. S

Nama SMF: Kebidanan & Kandungan

Kasus

Audit
Email

Pos

Nomor Registrasi: 22.83.15


Terdaftar sejak : 15 Desember 2015

Data utama untuk bahan diskusi:


1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Pasien datang ke poli kandungan untuk kontrol rutin kehamilan. Pasien mengeluh pusing dan batuk. Dari pemeriksaan fisik,
tekanan darah pasien 240/100 mmHg. Pasien menyangkal adanya nyeri ulu hati dan penglihatan kabur.
2. Riwayat Pengobatan:
Pernah mengonsumsi obat penurun tekanan darah, pasian lupa nama obatnya
3. Riwayat kesehatan/Penyakit:
Riwayat Hipertensi
4. Riwayat keluarga:
Pasien menyangkal adanya anggota keluarga lain yang mengalami penyakit yang sama
5. Riwayat pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

Daftar Pustaka:

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

1. Angsar MD. 2007. Hipertensi Dalam Kehamilan. Surabaya : Bagian SMF Obstetri-Ginekologi FK UNAIR/RSU Dr. Soetomo Surabaya.

2007
2. Cunningham GF et al. 2010. Pregnancy Hypertension in Section 7 Obstetrical Complications. Williams Obstetrics 21 st ed. USA:
McGraw-Hills Companies.
3. Avnas AT. 2000. Manual of Obstetrics 6 th Edition, Lippincott Williams and Wilkins.

4. Belfort MA, Saade GR, Thornton S. 2003. Hypertension in Pregnancy. New York: Marcel Dekker, Inc.

5. Prawirohardjo S, dkk. 2013. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Hasil Pembelajaran:
1. Mengetahui mengenai definisi, patofisiologi dan perjalanan penyakit hipertensi dalam kehamilan.

2. Mengatahui faktor resiko yang berkaitan dengan hipertensi dalam kehamilan.

3. Mengetahui mengenai tata laksana, diagnosa, dan terapi hipertensi dalam kehamilan.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

1. Subyektif:
Pasien datang ke poli kandungan untuk kontrol rutin kehamilan. Pasien mengeluh pusing dan batuk. Pasien menyangkal adanya
nyeri ulu hati dan penglihatan kabur. Pasien mengaku mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi sebelum kehamilan.
2. Objektif:
Status generalis:

KU baik; TD 240/100; N 94x/m; RR 24x/m


Kepala dan leher : A/I/C/D -/-/-/Thorax
: S 1S2 tunggal reguler, suara nafas vesikular, rhonki -/-, wheezing -/Abdomen
: BU (+) normal, soefl, nyeri tekan ulu hati, perkusi timpani.
Extremitas atas : oedema (-)
Extremitas bawah : pitting oedema +/+ ; akral hangat

Laboratorium
No
1
2

Jenis
Pemeriksaan
Hb
Hct
Leukosit
Trombosit
Albumin urine
Leukosit urine

Hasil
Pemeriksaan
11.4
33
10.420
141.000
++++
1-3

Nilai Normal
13,0-18,0 mg/dl
35-47%
3500-10000/cm2
150000-450000
Negatif
0-1/plp

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

3. Assesment:
GIIIP2001 + UK 32-33 minggu + T/H/I/U + Let. Kep. + Superimposed Preeclampsia on Chronic Hypertension + tak inpartu
4. Planning:
a. Diagnosis
LDH, Faal hati, Faal ginjal, Serum elektrolit, Gula Darah Acak.
b. Pengobatan
Inf. RL 1000cc/24jam
Inj. SM 20% 4 gram bolus IV pelan dilanjutkan Drip SM 6 gram
Inj. Furosemide 3x2 amp
Inj. Dexametason 2x1 amp
Nifedipine 10mg 3x1
Pasang DC
Induksi persalinan bila tekanan darah sistolik <200mmHg
c. Edukasi
Menjelaskan tentang kondisi pasien, rencana pemeriksaan dan terapi selanjutnya.
Menjelaskan bahwa kondisi pasien memerlukan penanganan dari dokter spesialis kandungan.
Menjelaskan pengaruh kondisi pasien terhadap janin.
Menjelaskan pencegahan penyakit hipertensi dalam kehamilan.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Hipertensi dalam kehamilan (HDK) merupakan 5-15 % penyulit kehamilan. Hipertensi kehamilan merupakan salah satu dari tiga penyebab
tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu bersalin. Di Indonesia mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga masih cukup tinggi. Hal ini
disebabkan selain etiologi HDK tidak jelas, juga disebabkan penanganan dalam persalinan masih ditangani oleh petugas non medik dan sistim rujukan
yang belum sempurna. HDK dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil, sehingga pengetahuan tentang pengelolaan HDK harus benar-benar dipahami
oleh semua tenaga medis baik dipusat maupun di daerah 1,5.
B. Faktor Resiko
Primigravida
Primipaternity
Hyperplacentosis:
- Mola hidatidosa
- Kehamilan multipel
- Diabetes melitus
- Hydrops fetalis
- Bayi besar
Umur yang ekstrim
Riwayat keluarga preeklampsi/eklampsi
Penyakit ginjal dan hipertensi sebelum kehamilan
Obesitas

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

D.
C. Patofisiologi
Klasifikasi
Klasifikasi
Indonesia
berdasarkan
Report
Nationalteori
High
Blood
Pressure Education
Program Working
Grouptidak
on High
Penyebab yang
HDKdipakai
hingga di
kini
belum diketahui
dengan
jelas.ofBanyak
telah
dikemukakan
tentang terjadinya
HDK, namun
ada Blood
satupun
1,5
Pressure in Pregnancy tahun 2000 antara lain :
1,5
teori tersebut yang dianggap mutlak benar. Teori yang sekarang banyak dianut :
Teori kelainan
1. 1. Hipertensi
kronis vaskularisasi plasenta
Hipertensi
yang terjadi
didapatkan
kehamilan
dibawah
20 minggu
umur kehamilan,
danarteri
hipertensi
tidak
menghilang
setelah
12 menjadi
minggu
Pada
HDK tidak
invasisebelum
trophoblast
ke dalam
arteri spiralis
dan jaringan
arteri sekitar
spiralis.
Lapisan
otot arteri
spiralis
pasca persalinan
tetap
dan keras sehingga arteri spiralis tidak mengalami distensi dan vasodilatasi. Hal ini mengakibatkan arteri spiralis relatif mengalami
2. kaku
Preeklampsia-eklampsia
Hipertensi
dan protein
uria yang
didapatkan arteri
setelahspiralis,
umur kehamilan
minggu
vasokontriksi
dan terjadi
kegagalan
remodelling
sehingga20aliran
darah uteroplasenta menurun dan terjadi hipoksia dan iskemia
3.
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
plasenta.Hipertensi
Diameter kronik
rata-rata
arteri
spiralis
pada tanda-tanda
hamil normal
sekitar 500 atau
mikron
sedangkan pada preeklampsia 200 mikron. Pada kehamilan normal,
yang
disertai
dengan
preeklampsia
proteinuria
4.
Hipertensi
gestasional
vasodilatasi
lumen arteri
spiralis dapat meningkatkan 10 kali aliran darah uteroplasenta 1,5.
Timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai proteinuria hingga 12 minggu pasca persalinan. Bila hipertensi menghilang setelah 12
minggu persalinan maka dapat disebut juga Hipertensi transient
2.
Teori iskemia plasenta, radikal bebas dan disfungsi endotel
Penjelasan tambahan 1,5:
1,5
Kerusakanialah
sel endotel
mengakibatkan
disfungsi
endotel.
Haldan
inidiastolik
akan menyebabkan
1. Hipertensi,
timbulnya
desakan darah
sistoliksel
140
mmHg
90 mmHg,:diukur dua kali selang empat jam setelah penderita
beristirahat.
Kenaikan
systole atau
diastole 30yaitu
mmHg
/ 15 mmHg(PGE2)
tidak dipakai
lagi sebagaikuat.
criteria hipertensi, karena kadar proteinuria
Gangguan
metabolisme
prostaglandin
prostacycline
suatu vasodilator
berkolerasi dengan harga nominal desakan darah.
Agregasi
sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan yang ertujuan menutup tempat di lapisan endotel yang rusak.
2. Proteinuria
:
Agregasi trombosit memproduksi Thromboxane (TXA2) suatu vasokontriktor kuat. Pada preeklampsia, kadar TXA2 lebih tinggi dari
Adanya protein 30mg/L dari urine tengah, acak.
kadar PGE2 sehingga terjadi vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah.
Adanya protein 300 mg dalam 24 jam produksi urine.
Meningkatnya
permeabilitas
vaskular.
Dengan
memakai dipstick
Meningkatnya
vasopresor
yaitu
endothelin,
suatu
vasokontriktor.
3. Edema
tungkai tidak produk
dipakaibahan
lagi sebagai
criteria
hipertensi
dalam
kehamilan,
kecuali edema anasarka
Rangsangan faktor koagulasi.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

3.

Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin


Pada wanita hamil yang normal, respon imun tidak menolak adanya hasil konsepsi yang bersifat asing oleh karena adanya human leukocyte

antigen protein G yang berperan dalam modulasi sistem imun 1,5.


Pada plasenta HDK terjadi penurunan human leukocyte antigen protein G atau plasenta memproduksi human leukocyte antigen protein G
dalam bentuk lain sehingga terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta 1,5.
4.

Teori maladaptasi kardiovaskuler


Pada kehamilan normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan-bahan vasopressor akibat adanya sintesis prostaglandin yaitu Prostacycline.

Pada HDK terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor hilang
sehingga pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahan vasopressor.
5.

Teori defisiensi genetik


Faktor keturunan dan familial terlibat dalam terjadinya HDK. Telah terbukti bahwa ibu yang mengalami preeklampsia, 26% anak wanitanya

mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami preeklampsia 1,5.
6.

Teori defisiensi gizi


Penelitian membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan dapat mengurangi resiko preeklampsia karena minyak ikan mengandung banyak asam

lemak tidak jenuh yang menghambat produksi thromboxane, menghambat aktivasi thrombosit dan mencegah vasokonstriksi pembuluh darah.
Beberapa peneliti juga menganggap bahwa defisiensi calcium pada diet wanita hamil mengakibatkan resiko terjadinya preeklampsia atau eklampsia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen kalsium pada ibu hamil dengan defisiensi kalsium menurunkan angka kejadian
preeklampsia dan eklampsia

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

7.
Teori inflamasi
Eklampsia

E.

Redman (1999) menyatakan bahwa disfungsi endotel dissebabkan oleh kekacauan adaptasi dari proses inflamasi intravaskuler pada kehamilan.
Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia yang disertai kejang dan koma. Eklampsia dapat timbul ante, intra dan post partum.
Pada sirkulasi ibu didapatkan aktivitas leukosit yang sangat tinggi 1,5.
Eklampsia post partum umunya hanya terjadi 24 jam pertama setelah persalinan 2.
Pada penderita penderita preeklampsia yang akan kejang umumnya terdapat gejala atau tanda khas yang dianggap sebagai tanda prodromal akan
Manifestasi
Klinis
terjadi kejang
disebut Impending Eclampsia. Tanda atau gejala impending eklampsia antara lain: nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah,

Preeklampsia
dan nyeri epigastrium 2.

Eklampsia selalu didahului dengan preeklampsia. Perawatan prenatal untuk kehamilan dengan predisposisi preeklampsia perlu ketat dilakukan agar

Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan akut dan dapat terjadi


pada ante-, intra-, dan postpartum. Dari gejala klinik preeklampsia dapat dibagi
dapat dikenal sedini mungkin gejala-gejala prodromal eklampsia 2.
preeklampsia
ringan
dantonik
berat.kemudian segera disusul dengan kejang klonik. Koma terjadi setelah kejang, berlangsung sangat bervariasi dan
menjadi
Kejang dimulai
dengan
kejang

Pembagian preeklampsia menjadi berat dan ringan tidak berarti adanya dua penyakit yang jelas berbeda, sebab seringkali ditemukan penderita
bila tidak diberi obat anti kejang akan segera disusul dengan kejang berikutnya. Setelah kejang berakhir, frekuensi nafas meningkat akibat hiperkarbia
dengan preeklampsia ringan dapat mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma 2.
2
atau hipoksia,
kasusgejala
dapat yang
terjaditimbul
sianosis.
yang sadar
setelah
koma,
umumnya
disorientasi
dan sedikit
.

Secara
teoritik beberapa
urutan-urutan
padaPenderita
preeklampsia
adalah,
edema,
hipertensi,
danmengalami
terakhir proteinuria,
sehingga
bila gelisah
gejala-gejala

ini timbul tidak dalam urutan diatas, dapat dianggap bukan preeklampsia.
Dari semua gejala-gejala tersebut, timbulnya hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang paling penting, namun sayangnya penderita sering
kali tidak merasakan perubahan ini. Bila penderita sudah mengeluh nyeri kepala, gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium, maka penyakit ini
sudah cukup lanjut.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

F. Diagnosis

Gangguan visus, penurunan kesadaran, nyeri kepala, scotoma dan pandangan kabur
Nyeri epigastrium
atauPressure
nyeri padaEducation
kuadran kanan
atas abdomen
Glisson)
BerdasarNational
High Blood
Program,
Working(akibat
Groupteregangnya
Report on kapsul
High Blood
Pressure in Pregnancy 2000
Edema paru dan cyanosis
1.
Hipertensi Gestasional
Trombositopenia berat

Tekanan darah 140/90 mmHg ditemukan pertama kali dalam kehamilan.


Gangguan
fungsi hepar

Tidak
disertai proteinuria
sampai saat berakhirnya persalinan

Pertumbuhan
janin
intrauterine
yang terhambat

Tekanan darah kembali normal


> 12 minggu
persalinan.
2

Sindroma
HELLP

Diagnosis akhir hipertensi gestasional, hanya ditegakkan setelah post partum

Dapat disertai gejala lain preeklampsia, misalnya: nyeri epigastriun, trombositopenia 2.


Preeklampsia berat dibagi menjadi 2:
2.
Preeklampsia
a) Preeklampsia
berat tanpa
eclampsia

Diagnosa
preeklampsia
ringanimpending
ditegakkan
berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah kehamilan 20
b) Preeklampsia berat dengan impending eclampsia
minggu.
Hipertensi:
140/90 mmHg
Impending
eclampsia:
Preeklampsia
Proteinuria:berat
300disertai
mg /24 dengan
jam ataugejala-gejala
1 + dipstick
Bila
dibawah ini:
Edema
lokal
tidak dimasukkan dalam kriteria preeklampsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut, edema generalisata 2.
1) Nyeri
kepala
hebat

Diagnosa
preeklampsia
2) Gangguan
visus berat ditegakkan bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai berikut:
3)
Muntah-muntah
Tekanan darah tidak menurun meskipun ibu sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring.
4)
Nyeri
epigastrium
Proteinuria:
5 gram /24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan kuantitatif
2
5)
Kenaikan
progresif
tekananurine
darahkurang
Oliguria yaitu produksi
dari 500 cc/24 jam
Kenaikan kadar kreatinin plasma

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

3.

Eklampsia
Timbulnya kejang pada preeklampsia, dimana timbulnya kejang tidak dapat dibuktikan oleh sebab lain 2.

4.

Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronis


1) Timbulnya proteinuria 300 mg /24 jam, pada kehamilan > 20 minggu dan pada wanita yang memang sebelumnya mengalami
hipertensi kronis.
2) Timbul mendadak :
Proteinuria
Trombositopenia <100.000/mm3, pada wanita hipertensi dan terjadi proteinuria < kehamilan 20 minggu.

5.

Hipertensi kronis
1) Tekanan darah 140/90 mmHg sebelum kehamilan, atau ditemukan tekanan darah 140/90 sebelum umur kehamilan 20 minggu.
2) Tekanan darah 140/90 pertama kali dalam kehamilan dan hipertensi menetap setelah 12 minggu pasa persalinan 2.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

G. Tatalaksana
d. Tidak perlu diberi obat-obatan : diuretik, antihipertensi dan sedative
Manajemen Umum Preeklampsia Ringan
e. Kunjungan ulang tiap 1 minggu
Pada setiap kehamilan disertai penyulit suatu penyakit, maka selalu dipertanyakan, bagaimana:
Pemeriksaan laboratorim (Hb, Hct, Urine lengkap, Asam urat darah, Trombosit, Fungsi ginjal dan hepar)
1) Sikap terhadap penyakitnya, berarti pemberian obat-obatan atau terapi medikamentosa
Rawat Inap
2) Sikap terhadap kehamilan, berarti mau diapakan kehamilan ini
Kriteriaa.untuk
rawatkehamilan
inap untukakan
preeklamsia
ringan
Apakah
diteruskan
sampai aterm?
a) Bila tidak ada perbaikan : tesakan darah maupun kadar proteinuria selama 2 minggu
Disebut
konservatifberat
atau ekspektatif
b) Ada salah
satu penanganan
/ lebih gejala kehamilan
dan tanda preeklamsia
Evaluasib.selama
di rumah
sakit akan dikahiri (diterminasi)?
Apakah
kehamilan
a) Pemeriksaan fisik
Disebut penanganan
aktif
atau ibu
aggresive
Pengukuran
tekanan darahkehamilan
setiap 4 jam
kecuali
tidur 1
Observasi adanya edema pada perut dan muka
Observasi adanya gejala-gejala impending eclampsia
b) Tujuan
utamalaboratorium
penanganan preeklampsia
Pemeriksaan
Pemeriksaan proteinuria dengan dipstick pada waktu masuk dan tiap 2 hari
1. Mencegah kejang
Pemeriksaan Hct dan trombosit setiap 2 minggu
2. Mencegah
perdarahan
intrakranial
Pemeriksaan
fungsi hepar
setiap 2 minggu
Pemeriksaan
produksi
urine
tiap 3vital
jam
3. Mencegah
gangguan
fungsi
organ
Pemeriksaan serum kreatinin, asam urat dan BUN
4. Melahirkan bayi sehat. 1
f.

1.

2.

1,5

Rawat Jalan (Ambulatoir)


a. Banyak istirahat (berbaring /tidur miring)
b. Diet: (Cukup protein, diet rendah karbohidrat, lemak dan garam secukupnya).
c. Roborantia

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

3. Pemeriksaan kesejahteraan janin


a)Perhitungan gerakan janin
b)

Nonstress test 2 kali seminggu

c)Pemeriksaan USG dan doppler


4. Konsultasi dengan bagian: mata, jantung. 1,5
Penanganan Obstetrik: Sikap terhadap kehamilan
a) Pada kehamilan Preterm (<37 minggu)
Bila tekanan darah mencapai normotensif selama perwatan, persalinan ditunggu sampai aterm.
b) Pada kehamilan Aterm (>37 minggu)
Persalinan ditunggu sampai onset persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada Taksiran Tanggal
Persalinan.
c) Bila pasien sudah inpartu, perjalanan persalinan diikuti dengan grafik Friedman atau Partograf WHO
d) Cara persalinan
Persalinan dapat dilakukan secara spontan, bila perlu memperpendek kala II. 1,5

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

Penanganan dan Pengobatan Preeklampsia Berat


Pengobatan preeklampsia dan eklampsia mencakup:
1)
2)
3)
4)
5)

Pencegahan kejang
Pengobatan hipertensi
Pengelolaan cairan
Pelayanan suportif terhadap penyulit organ yang terlibat
Saat yang tepat untuk persalinan

Sikap terhadap Penyakit


1.
2.
3.

Segera masuk rumah sakit untuk rawat inap


Tirah baring ke satu sisi (kiri)
Pengelolaan cairan
a. Pengelolaan cairan sangat penting karena penderita preeklampsia mempenyai resiko tinggi terjadi edema dan oliguria.
b. Monitoring input cairan (melalui oral dan infus) dan output cairan (melalui urine) sangat penting. Artinya harus dilakukan pengukuran
secara tepat berapa jumlah cairan yang keluar melalui urine. Bila terjadi tanda-tanda edema paru segera dilakukan tindakan koreksi.
c. Pemberian cairan intravena
Cairan yang diberikan adalah 5% Ringer Dextrose atau garama faali dengan jumlah tetesan <125 cc/jam.
Infus Dextrose 5% yang tiap 1 liternya diselingi dengan infus Ringer Lactate (60-125 cc/jam)
Dipasang foley catheter untuk mengukur urine output.
d. Oliguria terjadi bila produksi urine < 500 cc per 24 jam

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

4.
5.

6.

Diet : cukup protein, diet rendah karbohidraat, lemak dan garam secukupnya.
Pemberian obat anti kejang : MgSO4 (Magnesium Sulfas)
Cara pemberian Magnesium Sulfas
a. Loading dose
MgSO4 20% 4 g IV selama 5 menit (1g/menit) dilanjutkan MgSO4 40% 10 g IM pada bokong kanan/ kiri masing-masing 5g.
b. Maintenance dose
Diberikan 4 atau 5 g IM, 40% setelah 6 jam pemberian loading dose. Selanjutnya maintenance dose diberikan 4 g IM setiap 6 jam.
c. Syarat pemberian :
- Siapkan antidotum jika terjadi henti nafas lakukan ventilasi (masker dan balon, ventilator), beri kalsium glukonas 1 gram 10 %
(diberikan IV pelan pada intoksikasi MgSO4)
- Reflex patella (+) kuat
- Frekuensi respirasi > 16x/menit, dan tidak ada tanda distres nafas
- Produksi urine > 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/KgBB/jam)
d. Sulfas Magnesium dihentikan bila :
- Ada tanda-tanda intoksikasi
- Setelah 24 jam pasca persalinan
Anti hipertensi

Anti Hipertensi diberikan bila


-

Tekanan darah sistolik 180 mmHg

Tekanan darah diastolik 110 mmHg

Desakan darah diturunkan secara bertahap:


a. Penurunan awal 25% dari desakan sistolik
b. Tekanan darah diturunkan mencapai < 160/105 dan MAP <125
c. Obat anti hipertensi yang diberikan adalah Nifedipine
- Dosis awal: 10-20 mg, diulangi 30 menit bila perlu
- Dosis maksimum 120 mg/24 jam
- Nifedipine tidak boleh diberikan sublingual karena efek vasodilatasi sangat cepat sehingga hanya boleh diberikan peroral.
7. Glukokortikoid
Pemberian Glukokortikoid untuk pematangan paru janin tidak merugikan ibu. Diberikan pada kehamilan 32-34 minggu, 2 x 24 jam.
8. Lain-lain
a.
Antasida : untuk menetralisir asam lambung, bila mendadak kejang, dapat menghindari resiko aspirasi asam lambung.
b.
Diuretik tidak diberikan, kecuali bila ada:
- Edema paru
- Payah jantung kongestif
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

c.
d.

- Edema anasarka
Antipiretik: diberikan bila suhu rektal di atas 38,5C
Antibiotik: Diberikan bila ada indikasi1,5

Sikap terhadap Kehamilan


Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklampsia berat selama penanganan, maka penanganan dibagi menjadi:
A. Aktif berarti kehamilan segera diakhiri bersamaan dengan pemberian pengobatan medikamentosa.
B. Konservatif berarti kehamilan tetap dipertahankan bersamaan memberi pengobatan medikamentosa.
A. Penanganan Aktif
a. Indikasi: Indikasi penanganan aktif apabila didapatkan satu/lebih keadaan dibawah ini:
1) Ibu
a)
Umur kehamilan 37 minggu
b)
Adanya gejala-gejala/tanda-tanda Impending Eclampsia
c)
Kegagalan terapi pada penanganan Konservatif, yaitu: keadaan klinik dan laboratorium memburuk
2) Janin
a)
Adanya tanda-tanda fetal distress
b)
Adanya tanda-tanda IUGR
3) Laboratorium
a)
Adanya HELLP Syndrome
b. Cara mengakhiri kehamilan
1) Belum inpartu
a)
Induksi persalinan (biasanya dengan oxytocin drip[OD])
b)
Sectio Caesarea, bila:
- Syarat induksi tidak memenuhi syarat dan ada kontraindikasi OD
- Atau OD gagal
2) Sudah inpartu
a)
Kala I: Diikuti sesuai dengan grafik Friedman dan manajemennya bila terjadi kelainan-kelainan grafik Friedman atau dengan partograf
b)

WHO
Kala II: Pada persalinan pervaginam, maka Kala II diselesaikan dengan partus buatan (Ibu tidak boleh mengejan) 5

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

B. Penanganan Konservatif
a. Indikasi : Pada usia kehamilan 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending eclampsia dengan keadaan janin baik.
b. Pengobatan medikamentosa : Sama dengan penanganan medikamentosa pada pengelolaan aktif. Hanya loading dose MgSO4 tidak diberikan secara
IV, cukup IM saja.
c. Penanganan Obstetrik Konservatif :
1. Selama penanganan konservatif observasi dan evaluasi sama seperti penanganan aktif hanya disini tidak ada terminasi.
2. Magnesium sulfat dihentikan bila sudah terdapat tanda-tanda preeklampsia ringan, selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam.
3. Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan, karena keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan harus diterminasi.
d. Penderita boleh dipulangkan bila :
1.
Penderita kembali ke gejala-gejala/tanda-tanda preeklampsia ringan tetap dirawat selama 3 hari.
2.
Bila selama 3 hari tetap berada dalam keadaan preeklampsia ringan, penderita dapat dipulangkan sebagai preeklampsia ringan. 5
Penanganan Eklampsia
Pada hakikatnya penanganan yang sangat penting dalam penanganan pasien eklampsia adalah penanganan medikamentosa dan suportif. Tujuan
utama dari pengobatan medikamentosa eklampsia adalah
1)

Mencegah dan menghentikan kejang

2)

Mencegah dan mengatasi penyulit khususnya hipertensi krisis

3)

Mencapai stabilitas ibu seoptimal mungkin sehingga dapat melahirkan janin pada saat ddan dengan cara yang tepat 1

Pengobatan medikamentosa
Obat anti kejang yang menjadi pilihan utama adalah magnesium sulfat. 5

Pengobatan suportif
Pengobatan suportif terutama ditujukan untuk gangguan fungsi organ penting misalnya untuk mengoreksi asidosis, mempertahankan ventilasi
paru, mengatur tekanan darah, mencegah gagal jantung.

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

H. HELLP SYNDROME

Definisi
HELLP Syndrome adalah preeklampsia-eklampsia dengan adanya hemolisis, peningkatan kadar enzym hepar, disfungsi hepar dan
trombositopenia. H = hemolisis, EL = peningkatan enzim hati (Elevated Liver Enzyme) dan LP = rendahnya platellet (Low Platelet Count). 5

Diagnosis 5
1) Tanda dan gejala tidak khas
a. Mual
b. Muntah
c. Nyeri kepala
d. Malaise
2) Tanda dan gejala preeklampsia
a. Hipertensi
b. Proteinuria
c. Nyeri epigastrium
d. Edema
3) Tanda-tanda hemolisis intravaskular
a. Kenaikan LDH, AST, dan bilirubin indirek
b. Kenaikan urobilinogen dalam urine
c. Apusan darah tepi: fragmentasi eritrosit
4) Tanda kerusakan/disfungsi sel hepatosit hepar yaitu kenaikan ALT,AST, LDH.
5) Trombositopenia 150.000/cc

Klasifikasi
Klasifikasi HELLP Syndome menurut Mississippi berdasarkan kadar trombosit, antara lain: 5
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

1) Klas 1
a. Trombosit 50.000/cc
b. LDH 600 IU/L
c. AST dan/atau ALT 40 IU/L
2) Klas 2
a. Trombosit 50.000-100.000/cc
b. LDH 600 IU/L
c. AST dan/atau ALT 40 IU/L
3) Klas 3
a. Trombosit 100.000-150.000/cc
b. LDH 600 IU/L
c. AST dan/atau ALT 40 IU/L

Tatalaksana
Terapi medikamentosa
1)

Mengikuti terapi medikamentosa preeklampsia-eklampsia.

2)

Pemeriksaan lanoratorium untuk trombosit dan LDH setiap 12 jam.

3)

Bila trombosit < 50.000/ml atau ada tanda-tanda koagulopati konsumptif maka harus diperiksa
a. Protrombine time
b. Partial tromboplastine time
c. Fibrinogen

4)

Pemberian Dexamethasone rescue

5)

Dapat dipertimbangkan pemerian transfusi trombosit bila trombosit < 50.000/cc. 5

Sikap terhadap kehamilan


Sikap kehamilan pada sindroma HELLP adalah Aktif yaitu kehamilan diakhiri tanpa memandang umur kehamilan. Persalinan dapat dilakukan
pervaginam atau perabdominam. 5
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

I. Prognosis
Prognoss eklampsia ditentukan dengan kriteria Eden (1922) antara lain: (bila didapatkan satu atau lebih dari gejala tersebut, prognose buruk)
1.

Koma yang lama

2.

Nadi di atas 120/menit

3.

Suhu di atas 103 F

4.

Tekanan darah sistolik di atas 200 mmHg

5.

Kejang > 10 kali

6.

Proteinuria > 10g/L

7.

Tidak ada edema1

BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA|

Anda mungkin juga menyukai