Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. T 40 tahun

G5P3A1 34 minggu dengan Preeklampsi Berat

Di RSUD Indramayu

Nama Mahasiswa : Sri Nurbaeti

NIM : R2206023

YAYASAN INDRA HUSADA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

TAHUN 2023
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. T 40 tahun

G5P3A1 34 minggu dengan Preeklampsi Berat

Di RSUD Indramayu

Nama Mahasiswa : Sri Nurbaeti

NIM : R2206023

Tempat praktik : RSUD indramayu

Tanggal pengkajian : 12-06-2023

a. Definisi

Preeklampsia didefinisikan sebagai terjadinya peningkatan tekanan darah yang


disertai dengan proteinuria dalam kehamilan. Diagnosis ditegakkan setidaknya
dilakukan 2 kali pengukuran dengan hasil terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg, atau diastolic lebih besar atau
sama dengan 90 mmHg.

Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan


timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinria dan/atau edema
pada kehamilan 20 minggu atau lebih. (Dartiwen,dkk, 2019)

b. Patofisiologi
Berdasarkan perjalanan penyakit teori 2 tahap, preeklampsia dibagi menjadi 2
tahap penyakit tergantung gejala yang timbul. Tahap pertama bersifat asimtomatik
(tanpa gejala), dengan karakteristik perkembangan abnormal plasenta pada
trimester pertama. Perkembangan abnormal plasenta terutama proses angiogenesis
mengakibatkan insufisiensi plasenta dan terlepasnya material plasenta memasuki
sirkulasi ibu. Terlepasnya material plasenta memicu gambaran klinis tahap 2,
yaitu tahap simtomatik (timbul gejala). Pada tahap ini berkembang gejala
hipertensi, gangguan renal, dan proteinuria, serta potensi terjadinya sindrom
HELLP, eklamsia dan kerusakan end organ lainnya. Dua fakta klinis tersebut
menuntun pada hipotesis kuat bahwa plasenta memegang peranan penting dalam
patogenesis preeklampsia.
Terapi paling efektif dari preeklampsia adalah dengan melahirkan plasenta.
Selain itu bila plasenta berkembang berlebihan (hiperplasentosis), misalnya pada
mola hidatidosa atau gemeli, seringkali berkembang menjadi preeklampsia berat.
Hal tersebut didukung oleh pemeriksaan patologi bahwa pada plasenta dengan
preeklampsia terdapat infark luas, sklerosis yang menyebabkan penyempitan arteri
dan arteriol serta terdapat remodeling yang in adekuat pada arteri spiralis.
Pada tahap asimtomatik meskipun gejala klinik belum terlihat, tetapi
pemeriksaan tertentu dapat mengidentifikasi perubahan yang terjadi. Peemriksaan
USG doppler arteri uterina dapat menilai adanya perubahan pada aliran darah
yang disebabkan karena peningkatan resistensi vaskular sebelum gejala klinis
timbul. Selanjutnya peningkatan vasokontriksi ateri uterina akan menimbulkan
hipertensi, proteinuria, dan endoteliosis glomerular.
Gejala-gejala tersebut yang mendukung untuk ditegakkannya diagnosis
preeklampsia, dan merupakan suatu tahap kedua atau preeklampsia dengan
manifestasi gejala klinik. Sehingga adanya ganguan histologi, fungsi, dan
metabolisme plasenta diduga sangat besar peranannya pada patofisologi
preeklampsia. (Diana, 2018)
c. Etiologi

Penyebab terjadinya preeklampsia belum ditemukan secara jelas, tetapi


berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari faktor-faktor risiko terjadinya
preeklampsia, namun adanya faktor risiko tersebut tidak selalu menyebabkan
terjadinya preeklampsia, dan hasil penelitianpenelitian terdahulu yang pernah
dilakukan masih menimbulkan inkonsistensi atau perbedaan hasil penelitian.

Penelitian yang dilakukan Rianti dan Nora (2013) dengan ada hubungan
antara umur, paritas, distensi rahim, riwayat preeklampsi/eklampsi, dan riwayat
hipertensi dengan kejadian preeklampsia. Diperkuat oleh (Pribadi,dkk, 2015)
menyatakan bahwa salah satu faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap
progresifitas preeklampisa adalah faktor usia ibu, paritas, usia kehamilan dan
Indeks Masa Tubuh (IMT). (Diana, 2018)

d. Klasifikasi

Preeklampsia terbagi menjadi 2 yaitu

1) Preeklampsia Ringan
a) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih atau kelebihan sistolik 30
mmHg atau lebih.
b) Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan
jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
c) Edema umu, kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan berat 1kg atau lebih
per minggu.
d) Proteinuria memiliki berat 0,3 gram atau per liter, kualitatif 1+ atau
2+bpada urin kateter midstream.
2) Preeklampsia Berat
a) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
b) Proteinuria 5 gram atau lebih per liter.
c) Oliguria yaitu jumlah urine kurang dari 500cc per 24 jam.
d) Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan rasa nyeri pada
epigastrium.
e) Terdapat edema paru dan sianosis
(Lastri,2019)
e. Tanda dan Gejala Gejala klinik preeklampsia
Terbagi menjadi 2 yaitu preeklampsia ringan dan preeklampsia berat.
Preeklampsia berat adalah Preeklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥ 160
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria > 5 g/24 jam.
Preeklampsia dan eklampsia dapat timbul pada sebelum, selama, serta setelah
persalinan. Bebepata tanda dan gejala subjektif preeklampsia, antara lain Nyeri
kepala sering terjadi pada daerah frontal dan oksipital, nyeri epigastrium yang
disebabkan karena tekanan pada kapsula hepar akibat edema dan gangguan
pengelihatan yang terganggu akibat spasme arterial, edema retina serta dalam
kasus langka yang disebabkan oleh ablasio retina. (Lastri,2019)

f. Penatalaksanaan preeklampsia
Penatalaksanaan preeklampsia memiliki beberapa prinsip dan beberapa
penatalaksanaan sesuai dengan tingkat klasifikasinya, berikut prinsip
penatalaksanaan preeklampsia :
1) Melindungi klien dari penyebab tekanan darah meningkat
2) Mencegah progrevositas penyakit menjadi eclampsia
3) Menurunkan atau mengatasi risiko janin (pertumbuhan janin yang
terlambat, solusio plasenta, hipoksia sampai terjadi kematian pada janin) 4)
Melahirkan dengan cara yang aman dan cepat sesegera mungkin setelah matur,
atau imatur jika diketahui adanya resiko pada janin dan klien juga lebih berat jika
persalinan ditunda lebih lama. (Diana, 2018)
Penatalaksanaan preeklampsia ringan :
1) Dapat dikatakan tidak mempunyai resiko bagi ibu maupun janin
2) Lakukan istirahat yang cukup
3) Bila klien tidak bisa tidur berikan luminal 1-2x 30 mg/hari
4) Pemberian asma asetilsalisilat (aspirin) 80 mg/hari
5) Jika tekanan darah tidak menurun, anjurkan beri obat antihipertensi
6) Diet rendah garam dan diuretic
7) Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap satu kali
dalam seminggu
8) Indikasi rawat : jika terjadi perburukan, tekanan darah tidak menurun
setelah dua minggu rawat jalan, peningkatan berat badan melebihin 1 kg/
minggunya dua kali secara berurutan, atau jika klien menunjukkan tandatanda
preeklampsia berat. Silahkan berikan obat antihipertensi
9) Jika selama perawatan tidak ada perubahan, tata laksana sebagai
preeklampsia berat. Jika ada perubahan maka lanjutkan rawat jalan.
10) Pengakhiran kehamilan : ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu,
kecuali ditemukan pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio plasenta,
eclampsia, atau indikasi terminasi lainnya. Minimal 38 minggu, janin sudah
dinyatakan matur.
11) Persalinan pada preeklampsia ringan dapat dilakukan spontan atau dengan
bantuan ekstraksi untuk mempercepat kala II. (Diana, 2018)
Penatalaksanaan preeklampsia berat, dapat ditangani secara aktif atau
konservatif :
1) Aktif berarti kehamilan diakhiri/diterminasi bersama dengan pengobatan
medisinal
2) Konservatif berarti kehamilan dipertahankan bersama dengan pengobatan
medisinal
3) Prinsip tetap pemantauan janin dengan klinis, USG, kardiografi.
(Lastri,2019)
Adapun penanganan protap Preeklamsia antara lain :
1) Melakukan stabilisasi keadaan pasien Airway / breathing / circulation
2) Memberikan obat antihipertensi
3) Dosis awal : memberikan MgSO4 4 gram IV (10 ml MgSO4 40% + 100 cc
RL) dalam 10 menit
4) Dosis rumatan : memberikan MgSO4 6 gram (15 ml MgSO4 40% + RL
500 cc) selama 6 jam
5) Pasang kateter menetap
(sumber: lembar rujukan maternal, Dinas Kesehata Kabupaten Indramayu)
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama pasien/inisial : Ny. T suami : Tn. K
Umur : 40 tahun umur : 45 tahun
Agama : islam agama : islam
Pendidikan : SD pendidikan : SD
Pekerjaan : tidak bekerja pekerjaan : petani
Alamat : Ds. Panyindangan kulon RT 05 RW 09 Kec. Sindang.
Kab. Indramayu

2. Keluhan utama/alasan datang


Ibu mengatakan ingin memeriksakan kandungannya, karena ibu pernah dirawat di
RSUD sebelumnya. Ibu mengatakan saat ini tidak merasa pusing, kunang-kunang,
ataupun sakit ulu hati.

3. Riwayat kehamilan sekarang


Ibu mengatakan ini kehamilan yang kelima, usia kehamilan menurutnya sudah 8
bulan. HPHT:15-10-2023, TP: 22-07-2023, sudah pernah memeriksakan
kehamilannya 3x di Puskesmas sindang. Kehamilan saat ini ibu pernah dirawat 1
hari di RSUD indramayu pada tanggal ...... dengan keluhan pusing, mual, nyeri
ulu hati, dan pandangan mata kabur. Disarankan oleh bidan RS untuk kontrol 1-2
minggu kedepan di fasilitas kesehatan puskesmas/RS.

4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu


Berat badan
No Tahun Cara bersalin Penolong Komplikasi
lahir
1 2003 3000 gram Spontan Dukun -
2 2008 3000 gram Spontan Dukun -
3 2012 3000 gram Spontan Bidan -
4 2021 - - - Abortus
5. Riwayat kesehatan ibu, suami/keluarga/keturunan
Ibu mengtakan pernah menderita penyakit kronis seperti hipertensi, tidak pernah
menderita penyakit menular seperti TBC dan HIV/AIDS, atau penyakit keturunan
seperti asma dan diabetes.

6. Riwayat kehidupan sehari-hari


ibu mengatakan biaya hidup ditanggung sepenuhnya oleh suami. Biasanya ibu
makan 3x sehari, BAK 4-5x sehari, BAB 1-2x sehari. Menu makanannya
bervariasi seperti ayam, ikan, sayur, dan buah.

B. Data objektif
1. Keadaan umum
Kesadaran composmentis

2. Pemeriksaan TTV
TD : 160/100 mmHg
N : 88x/menit
P : 24x/menit
S : 36,6°C

Berat badan : 78,2 kg


Tinggi badan : 153 cm
LILA : 35 cm
IMT : 33,9

3. Pemeriksaan focus kehamilan/abdomen


Terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas operasi, TFU , DJJ,

4. Pemeriksaan genetalia
tidak terdapat keputihan, bersih, tidak berbau.
5. Pemeriksaan ekstremitas
Atas : tidak ada oedema
Bawah : tidak ada oedema

6. Pemeriksaan penunjang
VCT : Nonreaktif
Sifilis : Nonreaktif
HbsAg : Nonreaktif
Protein urine : + (positif 1)
Hemoglobin :14,0 gr/dL

C. Analisa
Ny. T umur kehamilan 34 minggu G5P3A1 keadaan ibu dan janin baik dengan
Preeklampsi Berat

D. Penatalaksanaan
1. Membina hubungan baik dengan klien , hubungan baik terbina
2. Melakukan informed consent, klien menyetujui
3. Melakukan pemeriksaan ANC terintegrasi, hasil pemeriksaan sudah didapatkan
dan sudah diberitahukan kepada klien dan keluarga
4. Memberikan dan menjelaskan cara konsumsi obat seperti, Nifedipine 10 mg
1x1, aspilet 80mg 1x1, hemafort 1x1, kalsium 1x1, klien mengetahui dan
mengerti
5. Memberikan KIE mengenai pola dan komposisi makanan yang baik seperti
prinsip gizi seimbang terdiri dari karbohidrat,protein hewani, protein nabati,
sayur, buah, dan susu dengan pola makan 3x dalam sehari, klien mengetahui dan
mengerti
6. Memberikan KIE mengenai konsumsi air mineral setiap harinya minimal 7-8
gelas perhari, klien mengetahui dan mengerti
7. Memberikan KIE mengenai pola istirahat dan olahraga yang baik seperti tidur
7-8 jam perhari dan senam hamil 2-3 kali dalam 1 minnggu, klien mengetahui dan
mengerti
8. Memberikan KIE mengenai tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester 3
seperti perdarahan, kejang, kurangnya gerakan janin, sakit kepala yang hebat, dan
nyeri perut yang hebat, klien mengetahui dan mengerti
9. Menjelskan kepada klien untuk kontrol 1-2 minggu lagi ke puskesmas terdekat,
klien mengetahui dan mengerti
10. Melakukan pendokumentasian, tercatat pada SOAP

Pembimbing I Pembimbing II/ CI

(Purwandiyarti Apriliani S.ST,.M.Keb) (Susanti Widyana S.ST)


DAFTAR PUSTAKA

Dartiwen, S. ST. M.Kes., Yati Nurhayati, S.ST. M.Keb., (2019). Asuhan


Kebidanan Pada Kehamilan. Penerbit ANDI
Lastri Mei Winarni, (2019). Asuhan Kebidanan Patologis.  (n.p.): Penerbit
NEM.
Diana Christine Lalenoh (2018). Preeklampsia Berat dan Eklampsia:
Tatalaksana Anestesia Perioperatif.  (n.p.): Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai