Anda di halaman 1dari 22

MELDA AMALIA

1420332026
AKI di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di kawasan
Asia Tenggara. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI di Indonesia sebesar 359 per
100.000 Kelahiran Hidup (KH) (Kementerian Kesehatan RI, 2014b).
Sedangkan AKI untuk wilayah Sumatera Barat tahun 2014 adalah
sebesar 126 per 100.000 KH (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
barat, 2014). Jumlah tersebut masih jauh dari target MDGs pada
tahun 2012 yaitu 102 kematian per 100.000 KH.

Secara global, lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan,


hipertensi dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet dan
abortus. Namun proporsi penyebab kematian ini telah berubah,
dimana HDK proporsinya semakin meningkat dibandingkan
penyebab lainnya. Hampir 30 % kematian ibu di Indonesia pada
tahun 2011 disebabkan oleh HDK yang dapat berakhir dengan
terjadinya eklampsi saat persalinan ataupun masa nifas (Kementerian
Kesehatan RI, 2014).
Komplikasi pada ibu yang umum di kedua eklampsia
dan preeklampsia berat, termasuk HELLP sindrom
(hemolisis, peningkatan enzim hati, dan piring-rendah
iarkan count) (11%), solusio plasenta (10%),
disebarluaskankoagulasi intravaskular (DIC) (6%),
defisit neurologis (6%), pneumonia aspirasi (6%), edema
paru (5%), gagal ginjal (4%), dan kematian (1%) (
Emergency medicine : clinical essentials, 2013).

Bidan sebagai ujung tombak tenaga kesehatan yang


sangat dekat dengan ibu dan masyarakat pada
umumnya memiliki peranan yang sangat penting dalam
penatalaksanaan asuhan kebidanan pada masa
bersalin, termasuk dalam mencegah dan mengurangi
resiko preeklamsi
Tujuan Umum

Mampu menyelesaikan masalah secara


ilmiah dan melakukan perubahan sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi
kebidanan (midwifery care).
Tujuan Khusus

Mampu melakukan alternatif pemenuhan


kebutuhan dan penyelesaiaan masalah yang
disepakati bersama staf di unit pelayanan
kebidanan di rumah Sakit

Mampu mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada


aspek masukan proses, hasil dan dampak pada
manajemen asuhan kebidanan

Mampu merencanakan tindak lanjut dari hasil


dicapai berupa upaya mempertahankan dan
memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan unit
terkait di Rumah Sakit.
Hipertensi Kehamilan
Istilah Hipertensi dalam kehamilan umumnya digunakan
untuk menggambarkan tekanan darah (BP) tinggi atau
hipertensi berat dengan terganggu berbagai sistem organ.
Pre-Eklmasia
Preeklamsia adalah hipertensi gestasional (GH) ditambah
proteinuria. Preeklamsia adalah penyakit kehamilan
ditandai dengan elevasi berkelanjutan dalam tekanan
darah (duduk tekanan darah dari 140 mm Hg sistolik
atau 90 mmHg diastolik) dan pro-teinuria (1 + dalam
sampel urin acak atau 300 mg dalam 24 jam (Steven ,
2012).
IUFD
Intra Uterine Fetal Death (IUFD) atau kematian janin dalam
kandungan adalah terjadinya kematian janin ketika masih
berada dalam rahim yang beratnya 500 gram dan atau usia
kehamilan 20 minggu atau lebih (Cuningham, 2013).
Hipertensi
Kehamilan Terjadi pada saat Kehamilan

Diagnosis hipertensi kehamilan telah


dibagi oleh The Working Group dalam
Cunningham (2010) menjadi lima
kelompok hipertensi, yaitu:Hipertensi
gestasional,Preeklamsi,
Eklamsi,Hiperensi kronis yang
diperberat preeklamsi (superimposed)
Hipertensi kronis.
Pre- sakit kepala, sakit perut, berat badan,
Eklamsia gangguan penglihatan, trombositopenia,
oliguria, hemokonsentrasi, edema paru,
proteinuria > 3 +)

Pre-eklamsia mengakibatkan partus


prematurus, dismaturitas, dan kematian
janin intra uteri (IUFD).

Pre-eklamsia terbagi dua, Severe dan non


severe
IUFD
Penyebab IUFD sekitar 25-60% tidak diketahui,
beberapa kasus berdasarkan penyebab dari faktor janin,
maternal dan patologi dari plasenta

Kasus IUFD dan tetap berada di rahim ibu lebih dari 2


minggu sangat jarang terjadi

Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim,


sebaiknya diobservasi dahulu dalam 2-3 minggu untuk
mencari kepastian diagnosis. Selama observasi, 70-90%
akan terjadi persalinan yang spontan.
Identitas/ Biodata Pasien
Nama Klien / Suami: Ny.W/ Tn. S
Umur : 30 tahun / 30 tahun
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : S1 / SMA
Pekerjaan : IRT/Sopir Bus
Alamat : Komplek Jonduli Blok L
No 02 RT 003/ RW 005 Parupuk Kelurahan
Tabing Kecamatan Koto Tangah
Subjektif Pasien Rujukan RS Mutiara Bunda dengan mengeluh tidak
merasakan gerakan anak sejak 3 hari yang lalu dan sakit
(19 Juli kepala Dx: PEB
2016)

Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan ibu


melakukan pemeriksaan kehamilan kepada bidan
dikarenakan tidak merasa gerakan janin sejak 3 hari yang
lalu Hasil Pemeriksaan Bidan tidak ditemukan TD
170/100 mmHg dan DJJ tidak ada.

Menikah satu kali, Kehamialn pertama


Objektif K/U: Sedang
( 19 Juli
2016) TTV: TD=170/100 mmHg, N=94x/i,
P=21x/i, S=36,5oC

Abdomen: His (-),Gerak anak (-), DJJ (-)

Belum ada tanda2 inpartu

Protein Urin (++)


Assesment G1P0A0H0, parturien preterm 28-29 minggu+PEB+janin
mati intrauterin

Diagnosa potensial : eklampsia

Planning Memberikan informasi kepada ibu tentang hasil


pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan preeklampsia berat

Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang


hasil pemeriksaan TD=170/100 mmHg, N=94x/i, P=21x/i,
S=36,5oC
Planning Memberikan Obat anti Hipertensi, infus, dan
antibiotik

Pemasangan kateter kepada ibu

Pemberian Obat metil dopa 3 x 500 mg,


mesoprostol 25 mg/ 6jam untuk reaksi
partus pervaginam

Ibu dipindahkan keruang perawatan


menunggu reaksi partus pervaginam
Subjektif ( 20 Juli 2016- Pukul 10.00WIB)
Ibu mengatakan tidak ada nyeri kepala,
Ibu mengatakan kesakitan dan ingin meneran
Nyeri pinggang sampai ke ari-ari
Ibu mengatakan kesakitan ingin mengedan

Objektif
TTV: TD=130/80mmHg, N=96x/i, P=24x/i, S=36,1oC
His = (+) 3-4 x/40 mnt, DJJ(-), VT=10 (lengkap) cm,
Ketuban (-), Teraba letak kepala
Perdarahan (-)
Terminasi kehamilan
Assesment
G2P1A0H1 gravid 28-29 minggu Inpartu Kala II
+PEB,janin mati tunggal intrauterin PresKep

Planning
Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan bahwa pembukaan lengkap Ibu
telah mengetahui hasil pemeriksaan
Kontrol K/U, TTV
Pimpin Mengendan
Bantu pertolongan persalinan
Bayi lahir spontan pukul 20.10 WIB dengan JK:
LK, BB=1100gr, A/S=0/0
Subjektif pukul 20.15 (kala III)
Perut ibu terasa mules
Ibu mengatakan terasa keluar darah dari jalan lahir

Objektif
TFU = setinggi pusat Plasenta belum lahir

Assesment
P1A1H0 post partum spontan + PEB, anak mati dan ibu dalam perawatan

Planning
Mengatakan kepada bu bahwa plasenta belum lahir dan ibu telah
mengetahuinya
melihat tanda-pelepasan plasenta
Melakukan PTT
-Setelah tampak 2/3 didepan vulva,tangan kiri menyangga plasenta dan tangan
kanan memilin ke satu arah sampai plasenta dan selaputnya lahir seluruhnya
Plasenta lahir spontan pukul 20.15 WIB
Ibu diberikan infus RL 28 tetes/menit + Oksitocin 2 ampul
Pemberian Amoxilin 2 x 1 tab, Antalin 3 x 1 tab, vit C 3 x1 tab
Subjektif (Pukul 20.30)
ibu mengatakan lelah
Ibu mengatakan masih mules

Objektif
TTV:TD=150/100 mmHg, N=88x/i, P=20x/i, S=36,5oC
TFU=3 jari dibawah pusat, Perdaraan= normal, Laserasi=grade 1

Assesment
P1A0H0 inpartu kala IV

Planning
KU ibu baik,
TTV: TD=150/100 mmHg, N=88x/i, P=20x/i, S=36,5oC
Memeriksa Abdoment Ibu: Kontraksi Baik, TFU=3 jari dibawah pusat
Memeriksa Perdarahan ibu: Lochea rubra, Perdarahan normal,
Mengkosongkan kandung kemih Kandung kemih kosong,
Pindah keruangan perawatan
Pada kasus ini ibu dikirm dari RS Swasta dengan
kondisi hamil 28-29 minggu dengan keluhan awal
sakit kepala dan hasil pengukuran tekanan darah
tinggiMenurut Steven G (2012) Hipertensi dalam
kehamilan umumnya digunakan untuk
menggambarkan tekanan darah (BP) tinggi atau
hipertensi berat dengan terganggu berbagai sistem
organ (ibu mengalami sakit kepala).
Namun Ibu tidak termasuk dalam hipertensi
Gestisional Tekanan darah pada hipertensi
gestational akan dimulai sejak kehamilan pertama,
sedangkan pada pre-eklamasia pada usia
kehamilan > 20 minggu sedangkan ibu
mengalami 3 hari yang lalu
Salah satu faktor Resiko dari Preeklamsi
kematian pada janin (IUFD). Menurut Rukiyah
(2010), pada ibu yang preeklampsia janin akan
hidup dalam rahim dengan nutrisi dan oksigen
yang kurang
Pada kasus Ny W tindakan yang harus dilakukan
adalah mengeluarkan hasil persalinan.
Meskipun usia kehamilan < 37 minggu. Pilihan
yang dipilih karena janin dalam kandungan ibu
sudah tidak hidup (IUFD). Kelahiran harus
segera diinduksi secepatnya setelah diagnosa
dapat ditegakkan.
Proses persalinan dengan tujuan
mengeluarkan hasil konsepsi dilakukan untuk
mencegah komplikasi yang mungkin terjadi
pada ibu. Menurut cuningham (2013).
Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu
hamil dengan IUFD dapat terjadi bila janin
yang sudah meninggal tidak segera dilahirkan
lebih dari 2 minggu.

Standar asuhan antenatal yang optimal bidan dapat


mengidentifikasi mereka yang rentan terhadap pre-
eklampsia faktor resiko dan komplikasi IUFD dapat
dicegah
Fraser, D dan Cooper, M. 2013. Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta.
EGC
Fred, F. F. (2017). FERRIS CLINICAL ADVISOR. Philadelphia:
Elsevier.
James G. , G. A. (2013). Emergency medicine : clinical essentials.
Philadelphia: Saunder, Elvisier.
Kemenkes RI. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kemenkes RI.
Oxorn, H dan Forte, W. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi dan
Fisiologi Persalinan. Andi offset dan yayasan essential Medica.
Yogyakarta
Rukiyah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).
Jakarta : Trans Info Medika.

Anda mungkin juga menyukai