Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Aulia Faturrohman NIM R210415012
2. Ayu Nurmandini NIM R210415013
3. Dina Santika NIM R210415017
4. Endah Ayu Lestari NIM R210415022
5. Fazrin Prawiradinata NIM R210415026
6. Iip Taip NIM R210415031
i
KATA PENGANTAR
Bismillahhirohmanirrohim,
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Seminar Kasus Asuhan Keperawatan pada Ny.R dengan
Hipertensi Dalam Keperawatan di Ruang VK/Gedong Gincu 1 RSUD Kabupaten
Indramayu”
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini memiliki kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, diperlukan kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini, tidak lepas
dari dorongan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Drs. H. Turmin, B.Sc, selaku Ketua Pengurus Yayasan Indra Husada
Indramayu.
2. Muhammad Saefulloh, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua STIKes
Indramayu.
3. Wiwin Nur Aeni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Profesi Ners
STIKes Indramayu.
4. Seluruh dosen dan staff karyawan STIKes Indramayu.
5. Pembimbing klinik/Clinical Instrukture (CI) RSUD Indramayu
6. Rekan – rekan seperjuangan program studi profesi ners angkatan XV
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi “Tugas Praktik
Belajar Klinik (PBK) Mata Kuliah Keperawatan Anak”. Dengan harapan dapat
menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca sehingga Insya Allah dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Indramayu, 17 November 2021
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
C. Tujuan Penulisan..............................................................................
D. Manfaat Penulisan............................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Hipertensi Dalam Kehamilan.........................................
B. Etiologi Hipertensi Dalam Kehamilan.............................................
C. Patofisiologi Hipertensi Dalam Kehamilan.....................................
D. Manifestasi Klinis Hipertensi Dalam Kehamilan.............................
E. Komplikasi S Hipertensi Dalam Kehamilan....................................
F. Penatalaksanaan Medis Hipertensi Dalam Kehamilan.....................
G. Pengkajian Pasien Hipertensi Dalam Kehamilan.............................
H. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi Dalam Kehamilan....................
I. Informasi Tambahan Hipertensi Dalam Kehamilan.........................
J. Analisa Data.....................................................................................
K. Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritas.......................................
L. Intervensi Keperawatan....................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian .......................................................................................
B. Analisa Data ....................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritas.......................................
D. Perencanaan/Intervensi Keperawatan..............................................
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan........................................
F. Catatan Perkembangan.....................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
A. Diagnosa Keperawatan .................................................................
B. Analisa Pengkajian .......................................................................
C. Analisa Diagnosa Keperawatan ....................................................
D. Analisa Tindakan Keperawatan.....................................................
BAB V PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................
B. Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg
atau lebih setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelumnya
normotensif, atau kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan atau tekanan diastolik
15 mmHg di atas nilai normal (Indriani, 2013). Hipertensi pada kehamilan adalah
hipertensi yang ditandai dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmhg setelah umur
kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam (Nugroho,
2012: 1).
1
Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa hipertensimerupakan penyakit
yang berbahaya, terutama apabila terjadi pada wanita yang sedang hamil. Hal ini
dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan bagi bayi yang akan dilahirkan. Karena
tidak ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini. Hipertensi dalam
kehamilan atau yang disebut dengan preeklampsia, kejadian ini persentasenya
12% darikematian ibu di seluruh dunia. Kemenkes tahun 2013 menyatakan bahwa
hipertensi meningkatkan angka kematian dan kesakitan pada ibu hamil
(Kemenkes, 2013).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam kasus ini adalah sebagai berikut : Bagaimana Asuhan Keperawatan
Maternitas Pada Ny. R dengan Diagnosa Hipertensi Dalam Kehamilan diruang
Gedong Gincu 1 RSUD Indramayu.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi dalam
kehamilan
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan
Hipertensi dalam kehamilan
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas
masalah pada pasien dengan Hipertensi dalam kehamilan
c. Mampu merumusan perencanaan secara tepat pada pasien dengan
Hipertensi dalam kehamilan
d. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien
Hipertensi dalam kehamilan
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Penulis
Diharapkan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
Hipertensi dalam kehamilan agar dapat dilakukan intervensi yang tepat sesuai
dengan keadaan/kondisi pasien.
2. Manfaat Bagi Ilmu Keperawatan
Diharapkan dengan adanya asuhan keperawatan pada pasien sepsis
neonatorum dapat menjadi referensi tambahan dalam mengembangkan keilmuan,
serta sebagai acuan untuk melakukan penelitian dalam penegakkan diagnosa dan
intervensi yang tepat.
3. Manfaat Bagi Institusi
Diharapkan dengan adanyaasuhan keperawatan pada pasien Hipertensi
dalam kehamilan dapat menjadi informasi tambahan dalam ilmu keperawatan bagi
akademisi dalam mengembangkan keilmuan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
C. Etiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam
kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko
yang menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor
risiko. Beberapa faktor risiko sebagai berikut :
a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel,
diabetes melitus, hidrops fetalis, bayi besar
c. Umur
d. Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
e. Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
f. Obesitas
D. Patofisiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang
mengemukakan terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya
adalah :
a. Teori kelainan vaskularisasi plasenta kehamilan normal, rahim dan
plasenta mendapat aliran darah dari cabang-cabang arteri uterina dan
arteri ovarika Kedua pembuluh darah tersebut menembus miometrium
berupa uteri arkuarta dan memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis
menembus endometrium menjadi arteri basalis dan artrei basalis
memberi cabang arteri spiralis.
Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan
otot arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut
sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki
jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi
gembur dan memudahkan arteri spiralis mengalami distensi dan
dilatasi. Keadaan ini akan memberi dampak penurunan tekanan darah,
penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan tekanan darah pada
daerah utero plasenta. Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak
dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga dapat menjamin
pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini sering dinamakan dengan
remodeling arteri spiralis.
Sebaliknya pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi
selsel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks
sekitarrya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras
sehingga lumen arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi
dan vasodilatasi
Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi dan
terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis. Sehingga aliran darah
uteroplasenta menurun, dan terjadi hipoksia dan iskemia plasenta.
b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel Plasenta
yang mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan
yang disebut juga radikal bebas. Iskemia plasenta tersebut akan
menghasilkan oksidan penting, salah satunya adalah radikal hidroksil
yang sangat toksis, khususnya terhadap membran sel endotel
pembuluh darah. Radikal hidroksil tersebut akan merusak membran sel
yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida
lemak. Peroksida lemak tersebut selain akan merusak membran sel,
juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel.
Peroksida lemak sebagai oksidan akan beredar diseluruh tubuh
dalam aliran darah dan akan merusak membran sel endotel. Akibat sel
endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel
endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel.
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi
endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel.
c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
HLA-G (human leukocyte antigen protein G) merupakan
prakondisi untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan desidua
ibu, disamping untuk menghadapi sel natular killer. HLA-G tersebut
akan mengalami penurunan jika terjadi hipertensi dalam kehamilan.
Hal ini menyebabkan invasi desidua ke trofoblas terhambat. Awal
trimester kedua kehamilan perempuan yang mempunyai kecendrungan
terjadi pre-eklampsia, ternyata mempunyai proporsi helper sel yang
lebih rendah bila dibanding pada normotensif.
d. Teori adaptasi kardiovaskuler
Daya refrakter terhadap bahan konstriktor akanhilangjika terjadi
hipertensi dalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan
terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh
darah terhadap bahan vasopresor hilang hingga pembuluh darah
menjadi sangat peka terhadap bahan vasopresor.
e. Teori Genetik
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam
kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin.
Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami pre-eklampsia, 2,6%
anak perempuannya akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan
hanya 8% anak menantu mengalami preeklampsia.
f. Teori defisiensi gizi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi
gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Misalnya
seorang ibu yang kurang mengkonsumsi minyak ikan, protein dan lain-
lain.
g. Teori stimulus inflamasi
Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di
dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses
inflamasi. Plasenta juga akan melepaskan debris trofoblas dalam
kehamilan normal. Sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik
trofoblas, akibar reaksi steress oksidatif.
Bahan-bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang
timbulnya proses inflamasi. Proses apoptosis pada preeklampsia terjadi
peningkatan stress oksidatif, sehingga terjadi peningkatan produksi
debris apoptosis dan dan nekrotik trofoblas. Makin banyak sel
trofoblas plasenta maka reaksi stress oksidatif makin meningkat,
sehingga jumlah sisa debris trofoblas juga makin meningkat. Keadaan
ini menimbulkan beban reaksi inflamasi dalam darah ibu menjadi jauh
lebih besar dibanding reaksi inflamasi pada kehamilan
normal(Prawirohardjo, 2013).
Berdasarkan teori di atas, akan mengakibatkan terjadinya
kerusakan membran sel endotel. Kerusakan ini mengakibatkan
terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel
endotel. Keadaan ini disebut dengan disfungsi sel endotel. Apabila
terjadi disfungsi sel endotel, maka akan terjadi beberapa gangguan
dalam tubuh, diantaranya adalah :
a. Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi sel
endotel adalah memproduksi prostaglandin, yaitu menurunnya
produksi prostasiklin (PGE2) yang merupakan suatu fasodilator
kuat.
b. Perubahan pada sel endotel kapiler glomerulus
c. Peningkatan permeabilitas kapiler
d. Peningkatan produksi bahan- bahan vasopresor, yaitu endotelin.
Kadar NO (vasodilator) menurun, sedangkan endotelin
(vasokonstriktor) meningkat
e. Peningkatan vaktor koagulasi
f. Agresi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami
kerusakan. Agresi sel-sel trombosit ini untuk menutupi
tempattempat di lapisan endotel yang mengalami kerusakan.
Terjadinya agresi trombosit akan memproduksi tromboksan
(TXA2) yang mana tromboksan tersebut merupakan suatu
vasokonstriktor kuat. Ibu hamil yang mengalami hipertensi akan
terjadi perbandingan kadar tromboksan (vasokonstriktor kuat) lebih
tinggi dari pada prostasiklin (vasodilator kuat), sehingga
menyebabkan pembuluh darah cendrung mengalami
vasokonstriksi, dan terjadi kenaikan tekanan darah.
Reeder (2011), menjelaskan patofisiologi hipertensi dalam
kehamilan terjadi karena adanya vasokonstriksi arteriol,
vasospasme sistemik, dan kerusakan pembuluh darah merupakan
karakteristik terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi arteri
terganggu karena adanya segmen yang menyempit dan melebar
yang berselang-seling. Kerja vasospastik tersebut merusak
pembuluh darah akibat adanya penurunan suplai darah dan
penyempitan pembuluh darah di area tempat terjadinya pelebaran.
Apabila terjadi kerusakan pada endotelium pembuluh darah,
trombosit, fibrinogen, dan hasil darah lainnya akan dilepaskan ke
dalam interendotelium.
Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan
peningkatan permeabilitas albumin, dan akan mengakibatkan
perpindahan cairan dari ruang intravaskuler ke ruang
ekstravaskuler yang terlihat secara klinis sebagai edema (Reeder,
2011).
E. PATHWAY
F. Manifestasi Klinis
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari
hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut :
Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ
yang dipengaruhi.
a. Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang
buruk dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan
dan kelahiran prematur.
b. Mengalami hipertensi diberbagai level.
c. Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
d. Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan
hiper refleksia mungkin akan terjadi.
e. Berpotensi gagal hati.
f. Kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
g. Meningkatnya enzim hati.
h. Jumlah trombosit menurun.
Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsia
a. Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat
dengan bermakna guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan
janin. Sebaliknya pada preeklampsia terjadi penurunan volume
plasma antara 30-40% dibanding hamil normal disebut
hipovolemia. Hipovolemia diimbangi dengan vasokonstriksi,
sehingga terjadi hipertensi.
b. Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan
diagnosis hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik
menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik
menggambarkan besaran curah jantung.Peningkatan reaktivitas
vaskuler pada preeklampsia terjadi pada umur kehamilan 20 minggu,
tetapi hipertensi dideteksi umumnya pada trimester II.
c. Fungsi ginjal
1) Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut :
a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia, sehingga
terjadi oliguria, bahkan anuria
b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan
mengakibatkan terjadinya proteinuria.
c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal. Bila
sebagian besar kedua korteks ginjal mengalami nekrosis, maka
terjadi nekrosis korteks ginjal yang bersifat irreversibel.
d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat
vasopasme pembuluh darah.
2) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis
preeklampsia, tetapi proteinuria umumnya timbul jauh pada akhir
kehamilan, sehingga sering dijumpai preeklampsia tanpa
proteinuria, karena janin sudah lahir lebih dulu. Pengukuran
protein dapat dilakukan dengan urin dipstik, yaitu 100 mg/l atau
+1, sekurang-kurangnya diperiksa dua kali urin acak selang 6 jam
dan bisa juga dengan pengumpulan proteinuria dalam 24 jam.
Dianggap patologis bila besaran proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam.
3) Asam urat serum
Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini disebabkan
oleh hipovolemia yang menimbulkan menurunnya aliran darah
filtrasi aliran darah, sehingga menurunnya sekresi asam urat.
Peningkatan asam urat terjadi karena iskemia jaringan.
4) Kreatinin
Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat,
hal ini disebabkan oleh hipovolemia, maka aliran darah ginjal
menurun, mengakibatkan menurunnya filtrasi glomerulus,
sehingga menurunnya sekresi kreatinin, disertai peningkatan
kreatinin plasma.
5) Oliguria dan anuria
Oliguria dan anuria terjadi karena hipovolemia sehingga
aliran darah ke ginjal menurun yang mengakibatkan produksi urin
menurun (oliguria), bahkan dapat terjadi anuria.
6) Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal.
Sama halnya dengan preeklampsia kadar elektrolit normal sama
dengan hamil normal, kecuali jika diberi diuretikum banyak,
restriksi konsumsi garam atau pemberian cairan oksitosin yang
bersifat anti diuretik. Preeklampsia berat yang mengalami hipoksia
dapat menimbulkan gangguan keseimbangan asam basa. Kadar
natrium dan kalium pada preeklampsia sama dengan kadar hamil
normal, yaitu sama dengan proporsi jumlah air dalam tubuh.
7) Viskositas darah
Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul
makro: fibrinogen dan hematokrit. Pada preeklampsia viskositas
darah meningkat, mengakibatkan meningkatnya resistensi perifer
dan menurunnya aliran darah ke organ.
8) Hematokrit
Terjadi peningkatan hematokrit pada ibu hamil dengan
hipertensi karena hipovolemia yang menggambarkan beratnya
preeklampsia.
9) Edema
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel
endotel kapiler. Edema yang patologik adalah edema yang
nondependen pada muka, dan tangan atau edema generalista, dan
biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat.
10) Neurologik
Perubahan dapat berupa :
Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga
menimbulkan vasogenik edema.
Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi
gangguan visus, dapat berupa: pandangan kabur, skotomata,
amaurosis yaitu kebutaan tanpa jelas adanya kelainan dan ablasio
retina.
Kejang eklamptik, penyebabnya belum diketahui dengan jelas.
Faktor-faktor yang menyebabkan kejang eklamptik yaitu edema
serebri, vasopasme serebri, dan iskemia serebri.
Perdarahan intrakranial juga dapat terjadi pada PEB dan
eklampsia. (Prawirohardjo, 2013).
G. Pemeriksaan diagnostik
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010)
menyebutkan pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil
dengan hipertensi diantaranyana :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin
dan protein.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan
elektrolit abnormal, karena gangguan fungsi ginjal
e. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status
janin
g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan
ibu.
H. Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang
dapat dilaukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan
diantaranya :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi
nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2
jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena
kava inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan
peredaran darah menuju jantung dan plasenta sehingga
menurunkan iskemia plasenta, menurunkan tekanan darah,
meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan meningkatkan
produksi urin.Pasien juga dianjurkan segera berobat jika terdapat
gejala kaki bertambah berat (edema), kepala pusing, gerakan
janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat
dengan tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian
obat-obatan untuk menghindari kejang (anti kejang),
antihipertensi, pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%,
dan pemberian antasida.
c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit
untuk evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap
serta kultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax,
EKG, fungsi paru).
Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan
tersebut juga dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2010)
dan Prawirohardjo (2013), beberapa penatalaksanaan hipertensi
dalam kehamilan diantaranya:
a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat
dan tirah baring.
b. Hindari kafein, merkok, dan alkohol.
c. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup protein,
rendah karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah lemak.
d. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara
teratur, yaitu minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi
pada ibu hamil dengan hipertensi dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan yang lebih sering,
terutama selama trimester ketiga, yaitu harus dilakukan
pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama
trimester ketiga, dan kemudian menjadi sekali seminggu
pada bulan terakhir kehamilan.
e. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan
janin dengan USG.
f. Pembatasan aktivitas fisik.
g. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan
tidak diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa
digunakan dapat menurunkan perfusi plasenta dan memiliki
efek yang merugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat,
obat-obatan diberikan sebagai tindakan sementara. Terapi
anti hipertensi dengan agen farmakologi memiliki tujuan
untuk mengurangi tekanan darah perifer, mengurangi beban
kerja ventrikel kiri, meningkatkan aliran darah ke uterus dan
sisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera
serebrovaskular.
I. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011),
menyebutkan beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat
hipertensi dalam kehamilan pada ibu dan janin. Pada ibu antara lain
Eklampsia , Pre eklampsia berat , Solusio plasenta , Kelainan ginjal
Perdarahan subkapsula hepar, Kelainan pembekuan darah Sindrom
HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platellet count),
Ablasio retina.
Pada janin antara lain terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus
kelahiran prematur, Asfiksia neonatorum , Kematian dalam uterus,
peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.
J. PENGKAJIAN
a. Amanamnesa
1) Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur,
pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah
2) Data Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal,
terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi
gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa
terjadi gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan
ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat
badan 1 kg/ minggu.
b) Riwayat kesehatan Dahulu:
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu
menderita penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya,
kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklampsia dan
eklampsia pada kehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi
pada ibu dengan obesitas, ibu mungkin pernah menderita
gagal ginjal kronis.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan
hipertensi dalam keluarga.
d) Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20
tahun atau di atas 35 tahun.
e) Riwayat Obstetri
f) Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi
pada ibu hamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion,
dan molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia
kehamilan (Prawirohardjo, 2013).
g) Data sosial ekonomi
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada
wanita dengan golongan ekonomi rendah, karena mereka
kurang mengonsumsi makanan yang mengandung protein
dan juga melakukan perawatan antenatal yang teratur.
h) Data Psikologis
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan
berada dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa
khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam
kandungannya, dia takut anaknya nanti lahir cacat ataupun
meninggal dunia, sehingga ia takut untuk melahirkan
(Prawihardjo, 2013).
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
2) TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
tekanan darah darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol
diatas 90 mmHg.
3) Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemukan denyut nadi yang meningkat, bahkan pada ibu yang
mengalami eklampsia akan ditemukan nadi yang semakin
cepat.
4) Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemuksn nafas pendek, dan pada ibu yang mengalami
eklampsia akan terdengar bunyi nafas yang berisik dan
ngorok.
5) Suhu: Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan
biasanya tidak ada gangguan pada suhunya, tetapi jika ibu
hamil tersebut mengalami eklampsia maka akan terjadi
peningkatan suhu.
6) BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari
0,5 kg/minggu, dan pada ibu hamil yang mengalami
preeklampsia akan terjadi peningkatan BB lebih dari 1
kg/minggu atau sebanyak 3 kg dalam 1 bulan
7) Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang
berketombe dan kurang bersih dan pada ibu hamil dengan
hipertensi akan mengalami sakit kepala.
8) Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami
preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
9) Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
konjungtivasub anemis, dan bisa juga ditemukan edema pada
palvebra. Pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia atau
eklampsia biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitu
penglihatan kabur.
10) Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan
11) Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
12) Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada
gusi,menyebabkan kondisi gusi menjadi hiperemik dan
lunak, sehingga gusi bisa mengalami pembengkakan dan
perdarahan
13) Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjer
tiroid
14) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi,
edema paru dan napas pendek
15) Jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi
palpitasi jantung, pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan,khususnya pada ibu yang mengalami preeklampsia
beratakan terjadi dekompensasi jantung.
16) Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara
membesar, lebih padat dan lebih keras, puting menonjol dan
areola menghitam dan membesar dari 3 cm menjadi 5 cm
sampai 6 cm, permukaan pembuluh darah menjadi lebih
terlihat.
17) Abdomen :Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus
menonjol keluar, danmembentuk suatu area berwarna gelap di
dimding abdomen, serta akanditemukan linea alba dan linea
nigra. Pada ibu hamil dengan hipertensibiasanya akan
ditemukan nyeri pada daerah epigastrum, dan akanterjadi
anoreksia, mual dan muntah
18) Pemeriksaan janin: Biasanya ibu hamil dengan hipertensi
bisa terjadi bunnyi jantung janin yang tidak teratur dan
gerakan janin yang melemah (Mitayani, 2011).
19) Ekstermitas: Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki dan tangan juga
pada jari-jari.
20) Sistem persarafan: Biasanya ibu hamil dengan hipertensi
bisa ditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki
21) Genitourinaria: Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada ibu hami
dengan preeklampsia (Reeder,2011;Mitayani, 2011).
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan
penunjang hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :
1) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal
untuk wanita hamil adalah 12-14 gr%)
b) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
c) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3
2) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut
mengalami proteinuria atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi
ringan tidak ditemukan protein dalam urin.
3) Pemeriksaan fungsi hati
a. Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl) 2) LDH (Laktat
dehidrogenase) meningkat
b. Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.
c. Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat
(N: 15-45 u/ml).
d. Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT)
meningkat (N: < 31 u/l).
e. Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).
4) Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).
5) Radiologi
a. Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin
intrauterus, pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin
lambat, dan volume cairan ketuban sedikit
b. Kardiotografi Diketahui denyut jantung janin lemah
L. ANALISA DATA
Data Senjang Penyebab / Etiologi Masalah
(DS dan DO) Keperawatan
Ds : - HDK Pola napas tidak
efektif
Do : Vasokontriksi anterior & D.0005
- Penggunaan otot vasospasme sistemik
bantu napas.
- Fase ekspirasi Penumpukan fibrisa dan
memanjang trombosit intravaskuler
- Pola napas
abnormal (Mis. Koagulasi intravaskuler
Takipnea,
bradipnea,
Hitung trombosit
hiperventilasi,
kussmaul,
Dyspnea
cheyne-stokes)
Dx. Pola nafas tidak efektif
Ds :- HDK Ketidakefektifan
perfusi jaringan
Do : Keusakan vaskuler perifer
- Pengisian kapiler D.0009
>3 detik Gangguan perfusi organ
- Nadi perifer
menurun atau Dx. Ketidakefektifan perfusi
tidak teraba jaringan perifer
- Akral teraba
dingin
- Warna kulit pucat
- Turgor kulit
menurun
Ds : - HDK Nyeri akut
D.0077
Do : Kerusakan vaskuler
- Tampak meringis
- Bersikap Gangguan perfusi organ
protektif (Mis.
Waspada, posisi Spasme pembuluh darah
menghindari
nyeri)
Penurunan diameter pembuluh
- Gelisah
darah
- Frekuensi nadi
meningkat
Gangguan sirkulasi darah dan
- Sulit tidur
gangguan multi organ
otak
Hipoksia
Pusing
Dx. Nyeri Akut
Ds :- HDK Ansietas
D.0080
Do : Perubahan psikologis lebih labil
- Tampak gelisah
- Tampak tegang Krisis emosi
- Sulit tidur
Kurang pengetahuan
Dx. Ansietas
Ds :- HDK Defisit
pengetahuan
Do : Perubahan psikologis lebih labil D.0111
- Menunjukkan
perilaku tidak Krisis emosi
sesuai anjuran
- Menunjukkan Kurang pengetahuan
prsepsi yang
keliru terhadap
Dx. Defisit Pengetahuan
masalah
N. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Perencanaan Keperawatan
Dx Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Kep
1. Setelah dilakukan O: 1. Mengetahui
tindakan keperawatan - Monitor pola pola napas pasien.
selama 3 x 24 jam napas 2. Mengatahui
polanapas tidak efektif - Monitor bunyi apakah ada suara
teratasi dengan kriteria napas tambahan napas tambahan.
hasil : N: 3. Memposisikan
Kriteria Hasil : - Posisikan pasien pasien agar lebih
1. Dispnea menurun semi fowler atau nyaman.
2. Menunjukkan fowler 4. Memberikan
jalan nafas yang - Berikan minum minuman hangat
paten(klien tidak hangat agar pasien merasa
merasa tercekik, - Berikan lebih nyaman.
irama nafas, oksigen, bila 5. Jika pasien sesak
frekuensi perlu berikan oksigen
pernafasan dalam E: 6. Mengajarkan
rentang normal, - Ajarkan teknik batuk efektif
tidak ada suara batuk efektif 7. Bila sesak napas
nafas abnormal) K: tidak membaik
3. Tanda Tanda vital - Kolaborasikan berikan
dalam rentang pemberian bronkodilator.
normal bronkodilator
(tekanan darah, bila perlu
nadi, pernafasan)
4. Penggunaan otot
bantu napas
menurun
2. Setelah dilakukan O: 1. Mengetahui
tindakan keperawatan - Periksa perubahan suhu
selama 3 x 24 jam perfusi perbedaan tubuh pasien.
jaringan perifer tidak panas atau 2. mengetahui
efektif teratasi dengan dingin perubahan kulit
kriteria hasil : - Monitor pasien.
Kriteria Hasil : perubahan kulit 3. Agar suhu tubuh
1. Kekuatan nadi N : pasien menurun
mengingkat - Hindari dan menetap.
2. Tekanan systole pemakaian 4. agar psien
dan diastole dalam benda-benda merasa nyaman.
rentang yang yang berlebihan 5. Memberikan
diharapkan suhunya (terlalu obat analgetik
3. Akral dingin panas/dingin)
menurun Fatigue E :
menurun - Anjurkan
pemakaian
sepatu lembut
dan bertumit
rendah
K:
- Kolaborasi
pemberian
analgetik
3. Setelah dilakukan O: 1. Mengetahui
tindakan keperawatan - Lakukan tentang nyeri
selama 3 x 24 jam nyeri pengkajian nyeri pasien.
yang dirasakan pasien secara 2. Agar pasien
berkurang, dengan kriteria komprehensif merasa lebih
hasil : termasuk lokasi, nyaman.
Kriteria Hasil : karakteristik, 3. Mengajarkan
1. Keluhan nyeri menurun durasi, Tarik napas dalam
2. Pasien tidak gelisah frekuensi, agar nyeri pasien
Frekuensi nadi membaik ( kualitas dan berkurang.
60 – 100x/menit) faktor 4. Agar pasien
presipitasi mengetahui dan
mengerti tentag
N: nyeri yang
- Anjurkan pasien dirasakannya.
untuk 5. Memberikan
beristirahat di analgetik untuk
tempat tidur mengurangi nyeri
E: yang dirasakan
- Ajarkan tentang pasien.
teknik non
farmakologi:
napas dalam,
relaksasi,
distraksi,
kompres hangat/
dingin
- Berikan
informasi
tentang nyeri
seperti
penyebab nyeri,
berapa lama
nyeri akan
berkurang dan
antisipasi
ketidaknyamana
n dari prosedur
K:
- Kolaborasikan
pemberian
analgetik untuk
mengurangi
nyeri
BAB III
Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ny. R
Dengan Diagnosa Medis Hipertensi Dalam Kehamilan
Di Ruang VK/ Gedong Gincu 1 RSUD Kabupaten Indramayu
I. BIODATA
1. Identitas Klien
A. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Diagnosa Medis : Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) dengan
sungsang
Alamat : Ds. Telagasari RT/RW 01/03 Kec. Lelea
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. N
Umur : 38 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds. Telagasari RT/RW 01/03 Kec. Lelea
Hubungan Keluarga : Suami
II. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
Mules
BAK
5) Total produksi ± 550 cc ± 550 cc
urine
Tidak ada Terpasang kateter
6) Keluhan
dengan urine 300 cc
b. Alfi (BAB)
1x/hari 1x/hari
1) Frekuensi
Kuning Kuning
2) Warna
Lembek Lembek
3) Konsistensi
Khas Khas
4) Bau
Tidak ada Tidak ada
5) Keluhan
Pola Kehidupan Sehari-
No Saat Sehat Saat Sakit
hari
3. Pola Istirahat dan Tidur
a. Tidur siang
1) Lamanya 2 jam 2 jam
sebelum tidur
4) Perasaan waktu Segar Segar
bangun
Tidak ada Kurang nyaman karena
5) Keluhan
kadang mules
b. Tidur malam
8 jam 8 jam
1) Lamanya
Nyenyak Kurang nyenyak
2) Kualitas
Membaca doa Membaca doa
3) Kebiasaansebelu
m tidur
Segar Merasa mendingan
4) Perasaan setelah
bangun
Tidak ada Kurang nyaman karena
5) Keluhan
kadang mules
4. Pola Aktivitas dan
Kebersihan Diri
a. Personal hygiene
1) Mandi
2x/hari 2x/hari
a) Frekuensi
Air bersih dan sabun Air bersih dan sabun
b) Sarana mandi
2) Gosok gigi
2x/hari Belum gosok gigi
a) Frekuensi
Pasta dan sikat gigi
b) Sarana gosok gigi
3) Keramas
3-4x/minggu Belum keramas
Pola Kehidupan Sehari-
No Saat Sehat Saat Sakit
hari
a) Frekuensi Air bersih dan shampo
b) Sarana keramas
4) Kuku Bersih, pendek Bersih, pendek
a) Keadaan kuku
b) Frekuensi potong 1x/minggu 1x/minggu
kuku
Ya Ya
5) Berhias
Tidak ada Tidak ada
6) Keluhan
5. Pola Reproduksi Seksual
a. Menstruasi Pertama 14 tahun
b. Lama siklus 28 hari
c. Keputihan Tidak
d. Dismenorrhoe Tidak
e. Masalah hubungan Tidak ada
seksual
f. Operasi alat Tidak pernah
reproduksi
g. Keluhan Tidak ada
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : Compos mentis dengan GCS 15 (E: 4 V : 5 M : 6)
b. Penampilan : Rapih
c. Orientasi : Baik
d. Tanda-tanda vital
T :150/100 mmHg P : 103 x/menit RR : 30x/menit S : 36,7 oC
2. Sistem Pernapasan
- Inspeksi : tipe pernapasan hidung, bentuk dada normal, bentuk tulang
belakang normal, pergerakan dada simetris, tidak ada pernapasan
cuping hidung, gerakan dada normal, irama nafas reguler, kedalaman
nafas dangkal, pola napas takipnea.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan dada, taktil fremitus teraba, tidak ada
pembengkakan dada.
- Perkusi : bunyi resonan atau sonor pada lapang dada
- Aunskultasi : suara nafas vesikuler, jenis nafas normal, saturasi O2 97
%.
3. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva ananemis, sclera anikterik, mukosa bibir tampak kering, tidak
ada sianosis, irama jantung reguler, bunyi jantung normal, cappilary refill
time 2 detik, nadi kuat, akral teraba hangat.
4. Sistem Persyarafan
Fungsi penciuman baik, bentuk normal, fungsi pengihatan baik, reflek
pupil cepat, pupil isokor, gerakan bola mata baik, reflek mengunyah baik,
wajah klien simetris, fungsi pendengaran baik, fungsi menelan baik, lidah
simetris, fungsi pengecapan baik, orientasi tempat, waktu dan orang baik.
Kaku kuduk baik, refleks patella baik.
5. Sistem Penglihatan
Bola mata simetris, sklera mata anikterik, konjungtiva anemis, pupil reflek
terhadap cahaya mengecil, tidak ada pembengkakan pada mata, tidak ada
edema palpebra, tidak ada sekret pada mata, tidak ada strabismus.
6. Sistem Pendengaran
Bentuk telinga kanan dan kiri simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada
pembengkakan telinga, tidak ada nyeri tulang mastoid.
7. Sistem Perkemihan dan Genitalia
Genitalia : normal, tidak ada pembengkakan ginjal, tidak ada distensi
kandung kemih, terpasang kateter dengan urine 300 cc
8. Sistem Pencernaan
Inspeksi : mulut bersih, bentuk bibir simetris, mukosa bibir kering, lidah
bersih, tidak ada caries gigi, tidak ada tonsilitis, reflek mengunyah baik,
refleks menelan baik, tidak ada nyeri menelan.
Bentuk abdomen simetris, warna striae cokelat, tidak ada jaringan parut,
lesi maupun kemerahan
Auskultasi : ada bising usus, bising usus 12x/menit
Palpasi : tidak ada pembengkakan, ada nyeri tekan, turgor kulit baik, tidak
ada asites, tidak ada pembesaran hepar
Perkusi : dullnes dan tympani
Untuk Pasien Antenatal
TFU : 33 cm
Leopold I : Kepala
Leopold II : Punggung kanan
Leopold III : Bokong
Leopold IV : Konvergen
Denyut Jantung Janin : 152x/menit
Pigmentasi : Tidak ada pigmentasi
Linea nigra : Ada
Striae : Ada
9. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas : Bentuk simetris, tidak ada edema, kekuatan otot baik,
tonus otot baik, tidak ada fraktur, refleks bisep dan trisep baik. ekstremitas
atas sinistra terpasang infuse IVFD RL 8 jam 20 tpm
Ekstremitas bawah : Bentuk simetris, tidak ada edema, kekuatan otot baik,
tidak ada fraktur, tonus otot baik, refleks patella baik.
10. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening, tidak ada tremor
ekstremitas, tidak ada keringat berlebih pada telapak tangan, tidak ada
penonjolan mata.
11. Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, kulit lembab, ada edema di
ekstremitas bawah
12. Genitalia
a. Edema vulva : Tidak ada
b. Varises : Tidak ada
c. Keputihan : Tidak ada
d. Kebersihan : Bersih
e. Condiloma : Tidak ada
f. Pembesaran kelenjar Bartolini : Tidak ada
VII. PENGOBATAN
No Nama obat Dosis Waktu Cara Pemberian Ket
1. IVFD RL
2. Skintest ceftriaxone
3. Oxytocin
Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. R dengan
diagnosa Hipertansi Dalam Kehamilan (HDK) di Ruang VK/IGD RSUD Indramayu,
maka dalam bab ini penulis akan membahas kesenjangan teori dan juga akan membahas
kesulitan yang ditemukan dalam memberikan asuhan terhadap Ny. R, dalam
penyusunan asuhan keperawatan kami merencanakan keperawatan yang meliputi
pengkajian perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan uraian sebagai berikut:
A. Diagnosa Keperawatan
Tanda-tanda yang dikenali pada awal proses diagnostik dapat dipahami hanya
jika ada penjelasan yang masuk akal untuk tanda –tanda tersebut dengan konteks suatu
situasi, ini adalah proses berfikir aktif ketika perawat mengeksplorasi pengetahuan
dalam memorinya untuk mendapatkan kemungkinan penjelasan data (Nanda Nic &
Noc, 2007).
Diagnosa Keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau
respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada resiko masalah
kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosa keperawatan merupakan bagian vital
dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai
kesehatan yang optimal (SDKI, 2016).
B. Analisis Pengkajian (Assessment Analyse)
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik ≥140/90
mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam.
Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15
mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2013).
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana
tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau adanya
peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik
sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan,
minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011).
Pasien mengatakan ini kehamilan ke 4, mules-mules seperti ingin BAB sejak
malam pada pukul 21.20 WIB. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi. Pada hasil
pengkajian saat ini pasien mengatakan nyeri saat bergerak atau merubah posisi dan
ketika dipegang atau ditekan, nyeri dirasa seperti disayat-sayat, nyeri tidak menyebar,
pada saat dikaji pasien mengatakan nyeri dengan skala 7 (0-10), nyeri hilang timbul.
Pasien mengatakan nyeri pada perineum, terasa tertekan. Faktor pencetus ingin
melahirkan, lamanya keluhan berlangsung 1 menit dengan interval hilang muncul,
faktor yang memperberat ketika banyak bergerak, upaya yang dilakukan untuk
mengatasinya mengelus-ngelus daerah perut oleh suaminya agar nyeri dapat berkurang.
Pasien mengatakan ini kehamilan ke 4. Pasien pernah melahirkan 2 kali secara
spontan/normal. Anak pertama dan ketiga hidup. Anak kedua abortus. Pada kehamilan
sebelumnya pasien memiliki riwayat PEB.
C. Analisis Diagnosa Keperawaran (Nursing Diagnose Analyse)
Diagnosis keperawatan merupakan bagian yang mendasar dalam menentukan
asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang
maksimal. Mengingat pentingnya diagnosis keperawatan, sehingga dibutuhkan standar
diagnosis keperawatan yang bisa digunakan atau diterapkan secara nasional dengan
mengacu pada standar diagnosis yang telah ditetapkan sebelumya dan sudah diakui
secara international (PPNI, 2017)
Diagnosa yang muncul berdasarkan teori adalah, penurunan curah jantung, nyeri
melahirkan, intoleransi aktivitas, dan ansietas.
Sementara itu berdasarkan hasil pengkajian yang didapat, penulis menegakkan 4
(Empat) diagnosa keperawatan sebagai berikut :
Penurunan curah jantung b.d. perubahan afterload d.d. pasien mengatakan sesak
nafas dan enggap, pola nafas abnormal (takipnea), RR 30x/menit, kedalaman
nafas dangkal, tekanan darah meningkat 150/100 mmHg, nadi 103x/menit,
terdapat edema pada ekstremitas bawah, pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi
Penurunan curah jantung adalah, ketidakmampuan jantung memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (SDKI PPNI, 2017). Adapun batasan
karakteristik diagnosa penurunan curah jantung tanda mayor subjektif dan objektif yaitu
palpitasi, mudah lelah, dispnea, orthopnea, dan batuk. Perubahan irama jantung seperti
bradikardi / takikardi, gambaran EKG aritmia atau gangguan konduksi. Perubahan
preload seperti, edema, distensi vena jugularis, CVP meningkat/menurun, hepatomegali.
Perubahan afterload seperti tekanan darah menigkat/menurun, nadi perifer teraba lemah,
CRT >3 detik, oliguria, warna kulit pucat/sianosis. Perubahan kontraktilitas spserti,
terdengar suara jantung S3 dan atau S4, EF menurun. Sedangkan batasan karakteristik
tanda minor subjektif dan objektif penurunan curah jantung yaitu, cemas, gelisah,
murmur jantung, berat badan berlebih, pulmonary artery wedge pressure (PAWP)
menurun, Cardiac Indeks (CI) menurun, dan Stroke Volume Indeks (SVI) menurun
(SDKI PPNI, 2017).
Penulis mengangkat diagnosa penurunan curah jantung karena saat pengkajian
penulis mendapatkan hasil pasien mengatakan sesak nafas, pola nafas abnormal
(takipnea) RR 30x/menit kedalaman nafas dangkal tekanan darah meningkat 150/100
mmHg, nadi 103x/menit, terdapat edema pada ekstremitas bawah, pasien memiliki
riwayat penyakit hipertensi
Nyeri melahirkan b.d. pengeluaran janin d.d. pasien mengatakan nyeri saat
bergerak atau merubah posisi dan ketika dipegang atau ditekan, nyeri dirasa
seperti disayat-sayat, nyeri tidak menyebar, pada saat dikaji pasien mengatakan
nyeri dengan skala 7 (0-10), nyeri hilang timbul. pasien mengatakan nyeri pada
perineum terasa tertekan, pasien tampak meringis, pasien sesekali mengerang
kesakitan dan gelisah.
Nyeri melahirkan adalah, pengalaman sensorik dan emosional yang bervariasi
dari menyenangkan sampai tidak menyenangkan yang berhubungan dengan persalian
(SDKI PPNI, 2017). Adapun batasan karakteristik diagnosa nyeri melahirkan tanda
mayor subjektif dan objektif yaitu, mengeluh nyeri, perineum terasa tertekan, ekspresi
wajah meringis, berposisi meringankan nyeri, uterus teraba membulat. Sedangkan
batasan karakteristik diagnosa nyeri melahirkan tanda minor subjektif dan objektif
yaitu, mual, nafsu makan menurun, tekanan darah meningkat, frekuensi nadi meningkat,
ketegangan otot meningkat, pola tidur berubah, fungsi berkemih berubah, diaphoresis,
gangguan perilaku, perilaku ekspresif, pupil dilatasi, muntah, fokus pada diri sendiri
(SDKI PPNI, 2017).
Penulis mengangkat diagnosa nyeri melahirkan karena saat pengkajian penulis
mendapatkan hasil pasien mengatakan nyeri saat bergerak atau merubah posisi dan
ketika dipegang atau ditekan, nyeri dirasa seperti disayat-sayat, nyeri tidak menyebar,
pada saat dikaji pasien mengatakan nyeri dengan skala 7 (0-10), nyeri hilang timbul.
Pasien mengatakan nyeri pada perineum terasa tertekan. Pasien tampak meringis, pasien
sesekali mengerang kesakitan dan gelisah
A. Kesimpulan
Proporsi faktor-faktor ibu bersalin yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan dari yang paling besar ke yang kecil diantaranya ibu dengan obesitas,
usia ibu <20 atau >35 tahun, ibu dengan hipertensi kronik, ibu yang memiliki
riwayat preeklampsia sebelumnya, ibu dengan paritas >3, dan ibu dengan
diabetes melitus. Dari hasil pengkajian diagnosa keperawatan yang muncul pada
pasien hipertensi dalam kehamilan adalah penurunan curah jantung, nyeri
melahirkan, intoleransi aktivitas dan ansietas.
B. Saran
1. Bagi Bidang Pelayanan Kesehatan
Disarankan agar membuat kebijakan tentang pelayanan kehamilan
khususnya deteksi dini faktor risiko hipertensi dalam kehamilan sehingga tenaga
medis dapat melakukan pelayanan kehamilan secara optimal. Dengan begitu
diharapkan angka kejadian hipertensi dalam kehamilan akan menurun sehingga
dapat menekan angka morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan hipertensi
dalam kehamilan
2. Bagi Bidan/Perawat
Bidan/Perawat disarankan agar memotivasi ibu hamil untuk pemeriksaan
antenatal care secara rutin, pemeriksaan tekanan darah secara rutin, lebih
meningkatkan kualitas pelayanan antenatal care pada ibu hamil dan
meningkatkan penyuluh dan konseling informasi dan edukasi tentang risiko
tinggi kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhiyanti, Yulrina., Dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan I
Cetakan 1 (Ed. 1). Yogyakarta: Deepublish
Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC
Atoilah, Elang Muhammad. & Engkus Kusnadi. 2013. Askep Pada Klien dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: In Media
Bulechek, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th. Indonesian
edition. ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by Arrangement With
Elsevier Inc
Hamdi, Asep Saepul & Baharudin E. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
dalam Pendidikan.Yogyakarta: Deepublish
Hidayat, Aziz Alimul.2014.Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data.Jakarta: Salemba Medika
Johnson.2014.Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Rapha Publishing
Kemenkes RI. (2014).Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI.Jakarta
Selatan.http://www.depkes.go.id.pdf. Diakses tanggal 12 September
Kristiyani, Sagung Desy. 2014. Laporan Kasus: Hipertensi dalam
Kehamilan.Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses tanggal 12 September
Manuaba, Chandranita.dkk. 2013.Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri
Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan . Jakarta : EGC
Mitayani.2011.Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta:Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono.2013.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Purwaningsih, Wahyu dan Fatmawati, Siti. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Puspitasari dkk. (2015).Hubungan Usia, Graviditas dan Indeks Massa Tubuh dengan
Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan.Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses
tanggal 12 September
Radjamuda dan Montolalu.2014.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poliklinik Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa Prof.
DR.V.L.Ratumbuysang Kota Manado.jurnal ilmiah bidan.Volume 2 Nomor 1.
Januari – Juni 2014.Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses tanggal 12
September
Reeder dkk. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga:
Volume 2 ( Edisi 18).Jakarta : EGC
__________. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga:
Volume 1 (Edisi 18).Jakarta : EGC
Saryono dan Anggraeni.2013.Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Dalam
Bidang Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika
Sugiyono.2014.Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif dan R&D.Bandung:
Alfabeta
Setyawati dkk. 2015. Faktor Risiko Hipertensi Pada Wanita Hamil Di Indonesia
(Analisis Data Riskesdas 2013).Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses
tanggal 12 September
Supardi, Sudibyo dan Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta:
TIM
UNICEF. 2015. UNICEF Data: Monitoring the Situation of Children and
Women.https://data.unicef.org. Diakses tanggal 12 September
Widayati dkk.2014.Efektifitas Pemberian Terapi Musik Terhadap Penurunan Tekanan
Darah pada Ibu dengan Hipertensi dalam
Kehamilan.http://download.portalgaruda.org Diakses tanggal 12 September
Yohanna dkk.2011.Kehamilan & Persalinan.jakarta: Graha Media