Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

L (49 TAHUN) DENGAN


GANGGUAN SISTEM NEURO (STROKE NON HEMORAGIC)
DI RUANG CENGKIR 1 RSUD INDRAMAYU
KABUPATEN INDRAMAYU

Oleh :

1. ACHMAD SUCIPTO
2. AGNES SARI PERMANA
3. DEDEH ROSITA
4. EKA RIZKY SETIAWAN
5. ELSA AINUN INNAYAH
6. ELVERDA KIRANA NADIA

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM PROFESI NERS
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan dan

petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas yang berjudul “Asuhan

Keperawatan Pada Tn.T 46 Tahun Dengan Gangguan Sistem Neuro (Stroke

Non Hemoragic) di Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kabupaten

Indramayu.

Penulis menyadari tanpa bantuan, dukungan, bimbingan dan penyediaan

fasilitas dari berbagai pihak tidak banyak yang bisa penulis lakukan dalam

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa

hormat dan terima kasih yang telah diberikan selama pelaksanaan dan penyusunan

Tugas ini kepada :

1. Drs. H. Turmin, B.Sc., Selaku Ketua Pengurus Yayasan Indra Husada

Indramayu, yang telah menjadi inspirator bagi penulis untuk terus semangat

menjalani kuliah ini.

2. Muhammad Saefulloh, S.Kep.,Ners., M.Kep., Selaku Ketua Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu, yang telah memberikan motivasi

kepada kami.

3. Wiwin Nur Aeni, S.Kep., Ners., M.Kep., Selaku Ketua Program Studi

Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu dan selaku

pembimbing akademik, yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan

ilmunya guna memberikan pengarahan, bimbingan, ilmu pengetahuan, nasehat


serta masukan yang bermanfaat selama penyusunan tugas ini yang telah

memberikan kesempatan dalam berbagai kemudahan, sehingga penulis dapat

menyusun karya tulis ini.

4. Perawat di ruang cengkir 1 yang selalu memberi saran positif dan

semangat untuk karya tulis ilmiah

5. Untuk ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kabupaten Indramayu yang

telah memberikan izin untuk melaksanakan tindakan asuhan keperawatan dan

selalu membantu apa yang penulis butuhkan dalam proses pengerjaan tugas

dengan stase keperawatan medical bedah.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan segala rahmat dan hidayah-Nya

atas segala bantuan dan dukungan kepada penulis. Serta semoga tugas ini dapat

bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Indramayu, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di dunia
hingga saat ini. Menurut laporan World Health Organization (WHO), kematian
akibat penyakit degeneratif diperkirakan akan terus meningkat diseluruh dunia.
Peningkatan terbesar akan terjadi dinegara –negara berkembang dan negara
miskin. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa
kematian per tahun atau naik 14 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada tahun ini. Lebih
dari dua per tiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit
degeneratif (Buletin Kesehatan, 2011). Beberapa penyakit degeneratif yang
banyak terjadi dimasyarakat adalah penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes,
stroke dan kanker. Penyakit degeneratif seperti stroke juga sudah mulai ditemui
tidak hanya oleh orang yang berusia lanjut namun juga di kalangan umur muda
(Indrawati, 2009).
Masalah stroke di Indonesia menjadi semakin penting dan mendesak baik
stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik. Di Indonesia sendiri, stroke
menempati urutan ketiga penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker.
Dari data nasional yang didapat, angka kematian yang diakibatkan oleh penyakit
stroke sebesar 15,4%. Dari data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
Kementerian Kesehatan Indonesia diketahui bahwa prevalensi stroke di Indonesia
berdasarkan ang terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 0,7% (Depkes, 2013).
Faktor resiko terjadinya stroke tidak hanya selalu pada pola makan saja. Ada
berbagai macam faktor pencetus munculnya penyakit stroke seperti stress baik itu
stress psikologi maupun stress pekerjaan dimana stress meningkatkan resiko
terjadinya stroke 10% kali.
RSUD Indramayu merupakan salah satu rumah sakit rujukan terbesar di
Kabupaten Indramayu. Data pasien stroke dari januari sampai desember 2014
sebanyak 658. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui rata-rata pasien stroke
yang dirawat di RSUD Indramayu perbulannya adalah sebanyak 54 pasien
perbulannya.
Perawat memiliki peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Salah satu peran penting seorang perawat adalah sebagai
Educator, dimana pembelajaran merupakan dasar dari Health Education yang
berhubungan dengan semua tahap kesehatan dan tingkat pencegahan. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat dapat menekankan
pada tindakan keperawatan yang berorientasi pada upaya promotif dan
preventif.Maka dari itu, peranan perawat dalam penanggulangan Dengue
haemorhagic fever yaitu perawat apat memberikan pendidikan kesehatan pada
klien dan keluarga dalam hal pencegahan penyakit, pemulihan dari penyakit,
memberikan informasi yang tepat tentang kesehatan stroke non hemoragic.
Manfaat pendidikan kesehatan bagi keluarga antara lain meningkatkan
pengetahuan keluarga tentang sakitnya hingga pada akhirnya akan meningkatkan
kemandirian keluarga (Sutrisno, 2013).
Melihat ringkasan kasus di atas, penulis tertarik untuk melakukan Asuhan
keperawatan Tn.L dengan stroke non hemoragik di Ruang Cengkir 1 RSUD
Indramayu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan masalah “Bagaimanakah
pelaksanaan Asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non hemoragik di Ruang
Cengkir 1 RSUD Indramayu Kab. Indramayu?”.
a. Bagaimana asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non hemoragik di
Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kab. Indramayu yang meliputi pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi ?
b. Bagaimana pendokumentasian Asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke
non hemoragik di Ruang di Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kab. Indramayu?
c. Bagaimana faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan
Asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non hemoragik di Ruang Cengkir 1
RSUD Indramayu Kab. Indramayu?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan
Tn.L dengan stroke non hemoragik di Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kab.
Indramayu.
2. Tujuan Khusus
Penulis mendapatkan pengalaman nyata dalam:
Melaksanakan asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non hemoragik di
Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kab. Indramayu dengan menerapkan proses
keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
a. Melaksanakan proses pendokumentasian asuhan keperawatan Tn.L dengan
stroke non hemoragik di Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kab. Indramayu.
b. Menemukan faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan
asuhan Tn.L dengan stroke non hemoragik di Ruang Ruang Cengkir 1 RSUD
Indramayu Kab. Indramayu.

D. Ruang Lingkup
1. Lingkup Mata Ajar
Asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non hemoragik di Ruang Cengkir 1
RSUD Indramayu Kab. Indramayu ini merupakan bagian dari stase keperawatan
medikal bedah profesi ners.
2. Lingkup Waktu
Asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non hemoragik di Ruang Cengkir 1
RSUD Indramayu Kab. Indramayu ini dilaksanakan selama 3 hari.
3. Lingkup Kasus
Asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non hemoragik di Ruang Cengkir 1
RSUD Indramayu Kab. Indramayu. Pada tugas ini menggunakan atau menerapkan
proses keperawatan yang meliputi pengakjian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. digambarkan tentang
penyakit tidak menular yaitu penyakit stroke non hemorogic.
4. Lingkup Tempat
Asuhan keperawatan Tn.L dengan stroke non hemoragik di Ruang Cengkir 1
RSUD Indramayu Kab. Indramayu ini dilaksanakan di Ruang Cengkir 1 RSUD
Indramayu Kab. Indramayu.

E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat membantu penulis maupun penulis
lainnya untuk mengembangkan pengetahuan, wawasannya dan menambah
pengalaman nyata dalam asuhan keperawatan pada pasien yang menderita
stroke non hemoragik.
2. Bagi Ruangan
Hasil penulisan diharapkan dapat bermanfaat bagi Ruang di Ruang Cengkir 1
RSUD Indramayu Kab. Indramayu. dan menjadi masukan dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yaitu program kesehatan yang ada
khususnya tentang untukstroke non hemoragik.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan karya tulis ilmiah diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi dan bacaan sehingga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan,
khususnya tentang asuhan keperawatan pada pasien Tn.L dengan stroke non
hemoragik di Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kab. Indramayu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Serangan otak merupakan istilah kontemporer untuk stroke atau cedera
serebrovaskuler yang mengacu kepada gangguan suplai darah otak secara
mendadak sebagai akibat dari oklusi pembuluh darah parsial atau total, atau akibat
pecahnya pembuluh darah otak (Chang, 2010).
Stroke merupakan gangguan mendadak pada sirkulasi serebral di satu
pembuluh darah atau lebih yang mensuplai otak.Stroke menginterupsi atau
mengurangi suplai oksigen dan umumnya menyebabkan kerusakan serius atau
nekrosis di jaringan otak (Williams, 2008).
Stroke diklasifikasikan menjadi dua, yaitu stroke hemoragik (primary
hemorrhagic strokes) dan stroke non hemoragik (ischemic strokes). Menurut
Price, (2006) stroke non hemoragik (SNH) merupakan gangguan sirkulasi cerebri
yang dapat timbul sekunder dari proses patologis pada pembuluh misalnya
trombus, embolus atau penyakit vaskuler dasar seperti artero sklerosis dan arteritis
yang mengganggu aliran darah cerebral sehingga suplai nutrisi dan oksigen ke
otak menurun yang menyebabkan terjadinya infark.
Sedangkan menurut Padila, (2012) Stroke Non Haemoragik adalah cedera
otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak terjadi akibat pembentukan
trombus di arteri cerebrum atau embolis yang mengalir ke otak dan tempat lain di
tubuh. Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli
dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun
tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang
menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif
Muttaqin, 2008).

B. KLASIFIKASI
Klasifikasi Stroke Non Haemoragik menurut Padila, (2012) adalah :
1. Transient Ischemic Attack (TIA)
TIA adalah defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia otak
sepintas dan menghilang lagi tanpa sisa dengan cepat dalam waktu tidak lebih dari
24 jam.
2. Reversible Iscemic Neurological Deficit (RIND)
RIND adalah defisit neurologik fokal akut yang timbul karena iskemia otak
berlangsung lebih dari 24 jam dan menghilang tanpa sisa dalam waktu 1-3 minggu
3. Stroke in Evolution (Progressing Stroke)
Stroke in evolution adalah deficit neurologik fokal akut karena gangguan
peredaran darah otak yang berlangsung progresif dan mencapai maksimal dalam
beberapa jam sampe beberapa hari.
4. Stroke in Resolution
Stroke in resolution adalah deficit neurologik fokal akut karena gangguan peredaran
darah otak yang memperlihatkan perbaikan dan mencapai maksimal dalam beberapa jam
sampai bebrapa hari
5. Completed Stroke (infark serebri)
Completed stroke adalah defisit neurologi fokal akut karena oklusi atau
gangguan peredaran darah otak yang secara cepat menjadi stabil tanpa
memburuk lagi.
Sedangkan secara patogenitas menurut Tarwoto dkk, (2007) Stroke iskemik
(Stroke Non Hemoragik) dapat dibagi menjadi :
1. Stroke trombotik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena
trombosis di arteri karotis interna secara langsung masuk ke arteri serebri
media. Permulaan gejala sering terjadi pada waktu tidur,atau sedang istrirahat
kemudian berkembang dengan cepat,lambat laun atau secara bertahap sampai
mencapai gejala maksimal dalam beberapa jam, kadang-kadang dalam
beberapa hari (2-3 hari), kesadaran biasanya tidak terganggu dan ada
kecendrungan untuk membaik dalam beberapa hari,minggu atau bulan.
2. Stroke embolik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena emboli
yang pada umunya berasal dari jantung. Permulaan gejala terlihat sangat
mendadak berkembang sangat cepat, kesadaran biasanya tidak terganggu,
kemungkinan juga disertai emboli pada organ dan ada kecenderungan untuk
membaik dalam beberapa hari, minggu atau bulan.

C. ETIOLOGI
1. Trombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher)
Stroke terjadi saat trombus menutup pembuluh darah, menghentikan
aliran darah ke jaringan otak yang disediakan oleh pembuluh dan
menyebabkan kongesti dan radang. Trombosis ini terjadi pada pembuluh
darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemia jaringan otak
yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti di sekitarnya. Trombosis
biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.Hal ini
dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan
darah yang dapat menyebabkan iskemia serebral.Tanda dan gejala
neurologis seringkali memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
2. Embolisme cerebral
Emboli serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak
dari bagian tubuh yang lain) merupakan penyumbatan pembuluh darah otak
oleh bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari
thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri
serebral.Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari
10-30 detik
3. Iskemia
Suplai darah ke jaringan tubuh berkurang karena penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah.
D. TANDA GEJALA
Gejala yang paling sering dijumpai pada penderita umumnya dikelompokan
atas 4 macam :
a)      Dystensia ( gangguan fungsi motorik ) berupa :
1)      Kelumpuhan ( hemiplegi atau paraplegi )
2)      Paralisis ( kehilangan total dari gangguan kekuatan motoriknya )
3)      Paresis ( kehilangan sebagian kekuatan otot motoriknya )
b)      Disnestasia ( gangguan fungsi sensorik ) berupa :
1)      Hipoarasthesia dan Arasthesia.
2)      Gangguan penciuman, penglihatan dan gangguan rasa pada lidah.
c)      Dyspasia ( gangguan berbicara )
d)     Dymentia ( gangguan mental ) dengan manifestasi :
1)      Gangguan neurologis.
2)      Gangguan psikologis.
3)      Keadaan kebingungan.
4)      Reaksi depresif.

E. PATOFISIOLOGI
Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak.Luasnya
infark hergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh
daralidan adekdatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh
pembuluh darah yang tersumbat.Suplai darah ke otak dapat berubah (makin
lambat atau cepat) pada gangguan lokal (trombus, emboli, perdarahan, dan spasme
vaskular) atau karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan pant dan
jantung). Aterosklerosis sering sebagai faktor penyebab infark pad-a otak.
Trombus dapat berasal dari plak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area
yang stenosis, tempat aliran darah mengalami pelambatan atau terjadi turbulensi
(Muttaqin, 2008). Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai
emboli dalam aliran darah.Trombus mengakihatkan iskemia jaringan otak yang disuplai
oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti di sekitar area.Area
edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri.
Edema dapat berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah beberapa hari.
Dengan berkurangnya edema klien mulai menunjukkan perbaikan.Oleh karena trombosis
biasanya tidak fatal„ jika tidak terjadi perdarahan masif.Oklusi pada pembuluh darah
serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti trombosis. Jika terjadi
septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau
ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang
tersumbat .menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. Hal ini akan menyebabkan
perdarahan serebral, jika aneurisma pecah atau ruptur (Muttaqin, 2008).
Perdarahan pada otak disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik clan hipertensi
pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang sangat luas akan lebih sering
menyebabkan kematian di bandingkan keseluruhan penyakit serebro vaskulai; karena
perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak, peningkatan tekanan intrakranial
dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falk serebri atau lewat
foramen magnum (Muttaqin, 2008).
Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hernisfer otak, dan
perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak.
Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di
nukleus kaudatus, talamus, dan pons (Muttaqin, 2008).
Jika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia serebral:
Perubahan yang disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk waktu 4-6
menit. Perubahan ireversibel jika anoksia lebih dari 10 menit.Anoksia serebral dapat
terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya henti jantung (Muttaqin,
2008).
Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif banyak akan
mengakihatkan peningkatan tekanan intrakranial dan penurunan tekanan perfusi otak
serta gangguan drainase otak. Elernen-elemen vasoaktif darah yang keluar dan
kaskade iskemik akibat menurunnya tekanan perfusi, menyebabkan saraf di area yang
terkena darah dan sekitarnya tertekan lagi (Muttaqin, 2008).
Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Jika volume darah lebih dari 60 cc
maka risiko kematian sebesar 93% pada perdarahan dalam dan 71% pada perdarahan
lobar. Sedangkan jika terjadi perdarahan serebelar dengan volume antara 30-60 cc
diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 75%, namun volume darah 5 cc dan
terdapat di pons sudah berakibat fatal (Misbach, 1999 dalam Muttaqin, 2008).

Anda mungkin juga menyukai