PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2011. Balita dalam tumbuh
tuanya (Chomaria, 2013). Sibling rivalry dapat membawa pengaruh pada anak.
Pengaruh sibling rivalry pada anak terbagi menjadi tiga bagian, yaitu : dampak
pada diri sendiri, pada saudara kandung, dan pada orang lain. Pola hubungan
antara anak dan saudara kandungnya tidak baik maka sering terjadi pola hubungan
yang tidak baik tersebut akan dibawa anak kepada pola hubungan sosial diluar
Rahmawati (2012), menyatakan bahwa sibling rivalry lebih besar dijumpai pada
anak yang memiliki jenis kelamin yang sama (69,1%) dibandingkan dengan anak
yang tidak memiliki persamaan jenis kelamin (30,9%). 2) perbedaan usia anak
menjadi faktor terjadinya sibling rivalry. Anak yang mengalami sibling rivalry
1
lebih besar dijumpai pada anak yang berusia < 3 tahun (80,0%) di bandingkan
2
3
orang tua, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun (2011)
diperoleh persentase (71,9%) orang tua yang menerapkan pola asuh autoritatif dan
sebanyak (28,1%) orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter untuk menangani
rivalry terjadi pada anak pertama. Urutan kelahiran bagi anak memainkan peranan
saudara kandung, orang tua, dan orang sekitarnya. Faktor terakhir yang
mempengaruhi sibling rivalry yaitu pola asuh orang tua. Pola asuh demokratis
Kejadian sibling rivalry dapat ditangani salah satunya dengan pola asuh orang tua
dari 3 tahun dan 15% yang memiliki jarak kelahiran kurang dari 24 bulan, karena
Indonesia) tahun 2010 (dalam RG Haibah, 2019) menyatakan bahwa 60% ibu
56% paham dan 42% ibu yang dapat menangani sibling rivalry.
Sibling rivalry timbul karena adanya faktor sikap dan pola asuh orang tua
terhadap anak, jarak kelahiran utamanya yang terlalu dekat, urutan kelahiran
STIKes Indramayu
4
dalam keluarga, jenis kelamin yang sama dengan saudara kandung, jumlah
saudara kandung, dan pengaruh orang lain. Bentuk sibling rivalry meliputi reaksi
langsung dan reaksi tidak langsung. Reaksi langsung seperti memukul, mencubit
berpura-pura sakit, menangis tanpa sebab, serta melakukan kebiasaan atau sesuatu
yang sudah lama tidak dilakukan (Yusuf, 2012). Apabila kondisi tersebut tidak
diantisipasi sejak dini maka yang akan terjadi adalah timbulnya tingkah laku
regresi yaitu tingkah laku yang kembali keperkembangan terdahulu, self efficacy
Pola asuh merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh orang tua baik
dari segi mendidik anak, mengajarkan anak tentang norma maupun nilai,
mengajarkan anak untuk dapat mentaati peraturan yang sudah ditentukan, kasih
sayang, perhatian, dan waktu luang untuk bersama (Syukri, 2020 dalam Fitria,
2020). Beberapa jenis pola asuh orang tua diantaranya terdiri dari pola asuh
2020). Pola asuh orang tua yang kurang baik akan mempengaruhi sifat dan
Pola asuh orang tua dengan kejadian sibling rivalry menurut WHO (World
STIKes Indramayu
5
penelantar (17,3%), terjadi sibling rivalry (65,7%) dan tidak terjadi sibling rivalry
(34,6%).
Orang tua harus dapat berperan dalam memberikan otoritas kepada anak-
anak-anak, bukan untuk anak-anak. Anak perlu diberikan penghargaan atas buah
pikiran dan dihargai pendapatnya. Orang tua tidak perlu langsung campur tangan
dalam mengatasi persaingan antar anak, kecuali saat terdapat tanda-tanda akan
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mirani (2019), dalam
penelitiannya dengan judul Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Munculnya
Sibling Rivalry pada Balita di Desa Blang Pauh Sa Kecamatan Julok Kabupaten
rivalry 18 (54,4%) responden, sedangkan untuk pola asuh orang tua didapatkan
menerapkan pola asuh permisif 16 (48,5%) responden. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan bermakna antara pola asuh orang tua dengan munculnya
penelitiannya dengan judul Pola Asuh Orang Tua dengan Kejadian Sibling
Rivalry Pada Anak Usia 1-5 tahun, menunjukkan bahwa dari 32 responden
pola asuh permisif. Terdapat 18 anak (56,2%) mengalami sibling rivalry dan 14
anak (43,8%) tidak mengalami sibling rivalry. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
STIKes Indramayu
6
terdapat hubungan bermakna antara pola asuh orang tua dengan kejadian sibling
untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
B. Rumusan Masalah
Sibling rivalry yang terjadi pada anak akan menimbulkan berbagai respon
perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Anak pertama akan merasa waktu
dan perhatian ibu berkurang. Oleh karena itu Pola asuh yang diterapkan orang tua
sangat erat hubungannya dengan kepribadian anak. Orang tua yang salah
menerapkan pola asuh akan membawa akibat buruk bagi perkembangan jiwa
anak. Orang tua hendaknya dapat memilih pola asuh yang tepat dan menerima
segala kekurang anak agar anak-anak yang diasuhnya dapat tumbuh dan
C. Tujuan Penelitian
STIKes Indramayu
7
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini memberikan informasi bagi orang tua supaya lebih
bersikap adil dalam mendidik anaknya dan orang tua tidak salah memilih pola
pengasuhan untuk menghindari adanya sibling rivalry pada diri anak dengan tidak
2. Bagi Keperawatan
Hasil penelitian ini sebagai bahan penelitian lebih lanjut dan untuk
STIKes Indramayu
8
antara pola asuh orang tua dengan sibling rivalry pada anak balita. Metode
penelitian yang akan digunakan adalah metode Literature Review. Adapun sumber
dalam penelitian ini adalah semua artikel yang diterbitkan dalam jurnal nasional
dan internasional yang memiliki topik hubungan pola asuh orang tua dengan
STIKes Indramayu