Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Sepsis neonatorum merupakan sindrom klinis yang timbul akibat
invasi mikroorganisme ke dalam aliran darah yang terjadi dalam satu bulan
pertama kehidupan. Sepsis neonatorum dibedakan menjadi sepsis neonatorum
onset dini (SNOD) dan sepsis neonatorum onset lanjut (SNOL), (Mansur, dkk
2013).
Sepsis neonatus adalah sindrom klinis yang dihasilkan dari efek
patofisiologi infeksi bakteri yang sangat parah yang terjadi pada bulan
pertama kehidupan (Mondal. et al, 2012).
Sepsis neonatal adalah sindrom klinik penyakit sistemik,
disertaibakteremia yang terjadi pada bayi dalam satu bulan pertama
kehidupan. Sampaisaat ini, sepsis neonatorum merupakan penyebab
utama morbiditas dan mortalitaspada bayi baru lahir. Pada bulan
pertama kehidupan, infeksi yangterjadiberhubungan dengan angka
kematian yang tinggi, yaitu 13%-15% (Hartanto et al.,2016).

B. ETIOLOGI
1. Mikroorganisme pathogen seperti streptococcus grup B, klebsiela
enterococcus, hemofilus influenza, stafilococcus pneumonia
2. Hambatan penarikan plasenta pada bayi yang premature
3. Kontak langsung selama kelahiran melalui jalan lahir
4. Kontaminasi dengan bayi lain, personal, objek dan lingkungan

C. PATOFISIOLOGI
Hambatan penarikan plasenta pada bayi yang premature menyebabkan
bayi mudah terserang virus, bakteri, jamur dan infeksi parasit. Normalnya
substansi immune, utamanya Ig G didapatkan dari system maternal dan
dibawa kejaringan fetal selama gestasi pada minggu terakhir untuk
memberikan imunitas pasif bagi bayi baru lahir terhadap agen infeksi.
Mekanisme pertahanan neonatus selanjutnya menghambat
complement yang lebih rendah, disfungsi monosit dan sirkulasi monosit dan
leukosit menurun jumlah dan fungsinya tidak efesien.
Sepsis pada periode neonatal dapat diperoleh pada masa melalui
plasenta yang berasal dari aliran darah maternal dan selama ingesti atau
aspirasi yang dipengaruhi oleh cairan amnion. Pada waktu lahir, infeksi dapat
terjadi dari kontak langsung dengan jaringan maternal selama perjalanan
kelahiran. Agent infeksi umumnya E. coli yang mungkin terdapat dalam
vagina yang berasal dari kontaminasi fekal. Candida albicans, virus herpeks,
streptococcus hemolitik adalah mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan
infeksi pada neonatus yang mendiami vagina.
Bayi berisiko infeksi terhadap dirinya sendiri karena dekatnya
umbilical ke perineum. Invasi bakteri dapat terjadi melalui tempat ujung
umbilical misalnya kulit, membrane mukosa dan lain-lain. Infeksi post natal
diperoleh dari kontaminasi yang berasal dari bayi lain, personal atau objek
dalam lingkungan. Mesin suction, sebagian besar alat respirasi atau indwelling
vena dan kateter arteri. Mikroorganisme dapat ditransmisi secara personal dari
organ ke orang lain dengan kebersihan tangan yang buruk.
D. WOC

Hambatan penarikan Kontak langsung Aliran darah dari Kontaminasi dengan bayi lain,
plasenta pada bayi selama kelahiran pada maternal ke neonatus personal, objek dalam
prematur jalan lahir lingkungan

Transmisi antibody-
plasenta terganggu SEPSIS Septikemia & Viremia
NEONATORUM

Ig A dan Ig M tidak dapat Vasodilatasi pembuluh Pelepasan Proses inflamasi Melepaskan


ditransfer ke neonatus darah mediator interleukin I dan
kimia prostaglandin 2

Peningkatan
Penurunan immunitas permeabilitas Perubahan set point pada
pada neonatus pembuluh darah hipotalamus bagian
anterior

Peningkatan volume plasma


Risiko Tinggi Infeksi Evaporasi meningkat Peningkatan suhu
tubuh
Penurunan volume
sirkulasi
Hipertermia
Dehidrasi/kehilangan cairan
Penurunan perfusi
jaringan
Perubahan status kesehatan
Defisit Volume Cairan

Perubahan membrane
alveolar – kapiler Kesiapan meningkatkan Anak dihospitalisasi
koping keluarga
Gangguan
Pertukaran Gas
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Hipotermia atau hipertermia, tampak tidak sehat, malas minum, letargi
(keadaan kesedaran menurun seperti tidur)
2. Distensi abdomen, anorexia, muntah, diare dan hepatomegaly
3. Apneu, dispneu, takipneu, retraksi dinding dada, napas cuping hidung,
merintih dan sianosis
4. Pucat, kulit lembab, hipotensi, takikardi atau bradikardi
5. Ikterus, splenomegali, peteki dan purpura

F. KLASIFIKASI
Berdasarkan umur dan onset / waktu timbulnya gejala-gejala, sepsis
neonatorum dibagi menjadi dua:
1. Early onset sepsis neonatal / sepsis awitan awal dengan ciri-ciri:
a) Umur saat onset → mulai lahir sampai 7 hari
b) Penyebab → organisme dari saluran genital ibu
c) Organisme → grup B Streptococcus, Escherichia coli, Listeria
non-typik, Haemophilus influezae dan enterococcus.
d) Klinis → melibatkan multisistem organ (resiko tinggi terjadi
pneumoni)
e) Mortalitas → mortalitas tinggi (15-45%).
2. Late onset sepsis neonatal / sepsis awitan lanjut dengan ciri-ciri:
a) Umur saat onset → 7 hari sampai 30 hari
b) Penyebab → selain dari saluran genital ibu atau peralatan
c) Organisme → Staphylococcus coagulase-negatif, Staphylococcus
aureus, Pseudomonas, Grup B Streptococcus, Escherichia coli, dan
Listeria
d) Klinis → biasanya melibatkan organ lokal/fokal (resiko tinggi
terjadi meningitis)
e) Mortalitas → mortalitas rendah ( 10-20%)
G. KOMPLIKASI
1. Meningitis
2. Henti jantung
3. Henti Napas

H. PENATALAKSANAAN
1. Supportif
a) Monitoring cairan, elektrolit dan glukosa. Bila terjadi SIADH
(Sindrom of In Appronate Anti Diuretik Hormon) maka perlu
dilakaukan pembatasan cairan
b) Awasi adanya hiperbilirubinemia, lakukan transfusi tukar bila
perlu
c) Pertimbangkan pemberian nutrisi parenteral bila pasien tidak dapat
menerima nutrisi enteral
2. Kausatif
a) Antibiotika diberikan sebelum kuman penyebab ditemukan.
Biasanya dengan pemberian ampicillin atau gentamisin selama 7 –
10 hari dan sering kali diberikan melalui IVFD
b) Terapi oksigen untuk mengatasi distress pernapasan dan cyanosis
c) Transfusi yang baru dengan leukosit polimorfonuklear dari donor
adult
I. PENGKAJIAN
Data Dasar Pengkajian Pasien
1. Aktifitas/Istirahat : Malaise
2. Sirkulasi : Tekanan darah normal/sedikit dibawa jangkauan normal
(selama hasil curah jantung tetap meningkat), Denyut perifer kuat, cepat,
tachycardia ekstrim (syok). Suara jantung disritmia, Kulit hangat kering,
pucat, lembab, burik (vasokonstriksi) atau barcahaya (vasodilatasi)
3. Eliminasi : Diare
4. Makanan & Cairan : Anorexia, mual dan muntah, penurunan berat badan,
penurunan massa otot, penurunan haluaran, konsentasi urin;
perkembangan kearah oliguria dan anuria
5. Neurosensori : Gelisah, penurunan tingkat kesdaran
6. Ketidaknyamanan : Kejang abdominal, urtikaria
7. Pernapasan : Takipneu dengan penurunan kedalaman pernapasan,
suhu umumnya meningkat, (37,95o C atau lebih), menggigil

J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Bila sindrom klinis mengarah kesepsis perlu dilakukan evaluasi sepsis
secara menyeluruh. Hal ini termasuk biakan darah, lumbal, analisis dan kultur
urin serta foto dada. Diagnosis sepsis ditegakkan dengan dengan
ditemukannya kuman pada biakan darah. Pada pemeriksaan darah tepi dapat
ditemukan neutropenia (penurunan sel darah putih neutropil). Adanya
peningkatan C-reaktif protein memperkuat dugaan sepsis.

K. INORMASI TAMBAHAN
L. ANALISA DATA
Data senjang Etiologi Masalah
(Ds dan Do) Keperawatan
Ds:- Etiologi sepsis Resiko
Do: infeksi
- Dollor Sepsis neonatorum (D.0142)
- Rubor
- Kalor Transmisi antibody-pasenta
- Tumor tergangu
-
Iba dan Ism tidak dapat tidak
dapat ditransfer ke
neonotorum

Penurunan imunitas pada


neonatus

Dx. Resiko Tinggi Infeksi

Ds: Etiologi sepsis Perfusi


- Nyeri ekstremitas perifer tidak
Sepsis neonatorum efektif
Do: (D.0009)
- Pengisian kapiler Proses inflamasi
>2 detik
- Nadi perifer Pelepasan meditasi kimia
menurun
- Akral teraba dingin Vasodilatasi pembuluh darah
- Warna kuit pucat
- Turgor kulit Peningkatan permeabilitas
menrun pembuluh darah
- Edema
- Penyembuhan luka Peningkatan vuktal plasma
lambat
- Bruit femora Penurunan penurunan
sirkulasi

Penurunan perfusi jaringan


Dx. Perfusi perifer tidak
efektif

D: Etiologi sepsis Gangguan


- Dyspnea pertukaran
- Pusing Sepsis neonatorum gas (D.0003)
- Penlihatan kabur
Do: Proses inflamasi
- Pco2
meningkat/menurun Pelepasan mediator kimia
- Po menurun
- Takikardia Vasodilatasi pembuluh darah
- pH arteri
meningkat/ Peningkatan permeabilitas
menurun pembuluh darah
- bunyi nafas
tambahan Peningkatan sirkulasi plasma
- sianosis
Penurunan fungsi jaringa

Perubahan membrane
alveolar-kapiler

Dx. Gangguan pertukaran gas

Ds: - Etiologi sepsis Hipertermia


Do: (D.0130)
- suhu tubuh diatas Sepsis neonatorum
nilai normal
- kulit merah
- kejang
- takipnea
- takikardia
- kulit tampak hangat

Ds: Etiologi sepsis Hypovolemia


- merasa lemah (D.0033)
- mengeluh haus Sepsis neonatorum
Do:
- frekuensi nadi
meningkat
- nadi teraba lemah
- tek. Darah menurun
- tek. Nadi
meningkat
- turgor kulit
menurun
- membrane mukosa
kering
- hematocrit
meningkat
- pengisian vena
menurun
- konstruksi urin
meningkat
- BB turun

M. DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PRIOITAS


1. Gangguan pertukaran gas
2. Perfusi perifer tidak efektif
3. Hipovolemia
4. Hipertermia
5. Kesiapan meningkatkan koping keluarga

N. INTERVENSI
No. Dx Perencanaan keperawatan
Kep Tujuan Rencana tindakan Rasional
1 Setelah dilakukan tindakan
kep. Selama 3x24 jam
Gangguan pertukaran gas
teratasi dengan kriteria
hasil:
Kriteria IR ER
-Tingkat 3 5
kesadaran
- dyspnea 3 5
- Bunyi 3 5
nafas
tambahan
- sianosis 3 5
-PCo2 3 5
-PO2 3 5
- pH arteri 3 5

2 Setelah dilakukan tindakan


kep. Selama 3x24 jam
Perfusi perifer tidak efektif
teratasi dengan kriteria
hasil:
Kriteria IR ER
- Denyut 3 5
nadi
perifer
- Warna 3 5
kulit pucat
- Akral 3 5
- Turgor 3 5
kulit
- Kelemaha 3 5
n otot
3 Setelah dilakukan tindakan
kep. Selama 3x24 jam
hipovolemia teratasi dengan
kriteria hasil:
Kriteria IR ER
- Output 3 5
urin
- Membran 3 5
e mukosa
- Intake 3 5
cairan
- Oliguria 3 5
- BB 3 5
4 Setelah dilakukan tindakan
kep. Selama 3x24 jam
hipertermia teratasi dengan
kriteria hasil:
Kriteria IR ER
- 3 5
-

3 5

3 5
3 5

3 5
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai