Anda di halaman 1dari 18

A.

Definisi

Sepsis adalah suatu kondisi dimana terjadi reaksi peradangan sistemik (inflammatory
sytemic rection) yang dapat disebabkan oleh invansi bakteri, virus, jamur atau parasit. Selain
itu, sepsis dapat juga disebabkan oleh adanya kuman-kuman yang berproliferasi dalam darah
dan osteomyelitis yang menahun. Efek yang sangat berbahaya dari sepsis adalah terjadinya
kerusakan organ dan dalam fase lanjut akan melibatkan lebih dari satu organ.
Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala sistemik
dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit sepsis neonatorum dapat berlangsung
cepat sehingga seringkali tidak terpantau, tanpa pengobatan yang memadai bayi dapat
meninggal dalam 24 sampai 48jam.(perawatan bayi beriko tinggi, penerbit buku kedoktoran,
jakarta : EGC)

B. Etiologi

Mayoritas dari kasus-kasus sepsis disebabkan oleh infeksi-infeksi bakteri gram negatif
(-) dengan persentase 60-70% kasus, beberapa disebabkan oleh infeksi-infeksi jamur, dan
sangat jarang disebabkan oleh penyebab-penyebab lain dari infeksi atau agen-agen yang
mungkin menyebabkan SIRS. Agen-agen infeksius, biasanya bakteri-bakteri, mulai
menginfeksi hampir segala lokasi organ atau alat-alat yang ditanam (contohnya, kulit, paru,
saluran pencernaan, tempat operasi, kateter intravena, dll.). Agen-agen yang menginfeksi atau
racun-racun mereka (atau kedua-duanya) kemudian menyebar secara langsung atau tidak
langsung kedalam aliran darah. Ini mengizinkan mereka untuk menyebar ke hampir segala
sistim organ lain. Kriteria SIRS berakibat ketika tubuh mencoba untuk melawan kerusakan
yang dilakukan oleh agen-agen yang dilahirkan darah ini. Sepsis bisa disebabkan oleh
mikroorganisme yang sangat bervariasi, meliputi bakteri aerobik, anareobik, gram positif,
gram negatif, jamur, dan virus

Bakteri gram negative yang sering menyebabkan sepsis adalah E. Coli, Klebsiella Sp.
Pseudomonas Sp, Bakteriodes Sp, dan Proteus Sp.

Bakteri gram negative mengandung liposakarida pada dinding selnya yang disebut
endotoksin. Apabila dilepaskan dan masuk ke dalam aliran darah, endotoksin dapat
menyebabkan bergabagi perubahan biokimia yang merugikan dan mengaktivasi imun dan
mediator biologis lainnya yang menunjang timbulnya shock sepsis.

Organisme gram positif yang sering menyebabkan sepsis adalah staphilococus,


streptococcus dan pneumococcus. Organime gram positif melepaskan eksotoksin yang
berkemampuan menggerakkan mediator imun dengan cara yang sama dengan endotoksin.

C. PATH WAY

Injuri langsung Embolisme mikrovaskular Edema paru neurogenik trauma , hipoksia


paru Agregasi seluler mikrovaskular : , dan intoksikasi
platelet dan glanulosit

Henti simpatik hipotalamus

Embolisme
Pelepasan mikrovaskular dan
dari febrinopeptida
asam amino
Vasokontriksi sistematis Venokonstriksi paru

Kerusakan endothelial dan Perubahan volume darah


epitelium menuju paru
Peningkatan permeabilitas
kapiler paru Peningkatan tekanan hidrostatik

Peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan, penggunaan obat


bantu pernafasan
Peningkatan kerja pernapasan, Respon sistemik dan psokologis
hipoksemia secara reversible

Gangguan pertukaran gas Intake nutrisi tidak adekuat, Kecemasan keluarga,


kelemahan, dan keletihan ketidakefektifan koping
fisik keluarga, dan ketidaktahuan
akan prognisis
Perubahan pemenuhan Kecemasan koping keluarga
Edema paru nutrisi kurang dari tidak efektif ketidaktahuan
kebutuhan Gangguan informasi
pemenuhan ADL

Ketidakseimbangan ventilasi -
perfusi

D. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala umum dari sepsis adalah:
a. demam atau hypothermia
b. berkeringat
c. sakit kepala
d. nyeri otot
Pada pasien sepsis kemungkinan ditemukan:
a. perubahan sirkulasi
b. penurunan perfusi perifer
c. Tachycardia
d. Tachypnea
e. pyresia atau temperature <36oC
f. Hypotensi

E. KOMPLIKASI

1. Kematian jaringan (gangrene)

Sepsis dapat mengakibatkan penyumbatan pada pembuluh darah kecil di tubuh, seperti
pembuluh di jari tangan. Jika tidak segera ditangani, penyumbatan dapat mengakibatkan
kerusakan jaringan sehingga terbentuk gangrene. Kondisi ini mungkin memerlukan prosedur
amputasi.

2. Kerusakan organ permanen

Sepsis yang terus memburuk dapat mengakibatkan kerusakan permanen pada organ,
misalnya paru-paru, hati, ginjal, otak, atau jantung.

3. Peningkatan risiko infeksi

Seseorang yang pernah menderita sepsis dan sembuh lebih berisiko terkena infeksi di
kemudian hari.

4. Syok sepsiS

Sepsis yang tidak segera ditangani dan memburuk dapat membuat tekanan darah turun drastis
serta berisiko tinggi menyebabkan kematian. Kondisi yang disebut syok ini ditandai dengan
demam menggigil atau hipotermia, takikardia, sesak napas, kulit dingin dan pucat, nadi
lemah, serta penurunan kesadaran.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Bila sindrom klinis mengarah ke sepsis, perlu dilakukan evaluasi sepsis secara
menyeluruh. Hal ini termasuk biakan darah, pungsi lumbal, analisis dan kultur urin, serta foto
dada. Diagnosis sepsis ditegakkan dengan ditemukannya kuman pada biakan darah. Pada
pemeriksaan darah tepi dapat ditemukan neutropenia dengan pergeseran ke kiri (imatur:total
seri granulosit>0,2). Selain itu dapat dijumpai pula trombositopenia. Adanya peningkatan
reaktans fase akut seperti C-reactive protein (CPR) memperkuat dugaan sepsis. Diagnosis
sebelum terapi diberikan (sebelum hasil kultur positif) adalah tersangka sepsis.

F. PENGKAJIAN
menggunakan pendekatan ABCDE
1. Airway : yakinkan kepatenan jalan napas, berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau
nasopharyngeal), jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan
bawa segera mungkin ke ICU.

2. Breathing: kaji jumlah pernasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang
signifikan, kaji saturasi oksigen, periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi
dan kemungkinan asidosis, berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask, auskulasi
dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada, periksa foto thorak.

3. Circulation : kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan,
monitoring tekanan darah, tekanan darah, periksa waktu pengisian kapiler, pasang infuse
dengan menggunakan canul yang besar, berikan cairan koloid – gelofusin atau haemaccel,
pasang kateter, lakukan pemeriksaan darah lengkap, siapkan untuk pemeriksaan kultur,
catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang dari 36Oc,
siapkan pemeriksaan urin dan sputum, berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan
setempat.
4. Disability: Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal
sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat kesadaran dengan
menggunakan AVPU.
5. Exposure : Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat
suntikan dan tempat sumber infeksi lainnya.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Risiko terhadap kerusakan integritas kulit b.d penurunan perfusi jaringan, odema, syok,
hemoragia
2. Tidak efektifnya perfusi jaringan b/d vasodilatasi ,penurunan curah jantung dan defisit
volume cairan.
3. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas b/d terganggunya pengiriman oksigen kedalam
jaringan
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan mual, muntah,
metabolisme meningkat.

H. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Tidak efektifnya perfusi jaringan b/d vasodilatasi ,penurunan curah jantung dan defisit
volume cairan.

Tujuan: Perfusi jaringan adekuat.

Intervensi :

 Observasi status cardiovascuker :frekuensi denyut jantung ,irama.


 Observasi status hemodinamik : vital sigh,CVP.
 Pantau intake output dan balance cairan.
 Kaji warna kulit ,suhu,sianosis, capilary refill.
 Pantau asidosis dan koreksi ketidakseimbangan
 Kolaborasi medis : pemberian cairan dan obat-obatan.

2. Risiko terhadap kerusakan integritas kulit b.d penurunan perfusi jaringan, odema, syok,
hemoragia

Tujuan : Integritas kulit dapat dipertahankan

Intervensi :

 Lakukan personal hygiene : mandi, oral hygiene dll


 Cegah tekanan dengan kasur anti dekubitus
 Lakukan alih baring tiap 2 jam
 Masage area yang tertekan
 Hindari efek membekas dari linen

3. Gangguan pertukaran gas b/d terganggunya pengiriman oksigen kedalam jaringan


Tujuan :
Intervensi :
I: Pertahankan jalan nafas dengan posisi yang nyaman atau semi fowler
R : meningkatkan ekspansi paru-paru
I: Pantau frekuensi dan kedalaman jalan nafas
R :pernapasan cepat dan dangkal terjadi karena hipoksemia, stress dan sirkulasi
endotoksin
I: Auskultasi bunyi nafas, perhatikan krekels, mengik
R : kesulitan bernafas dan munculnya bunyi adventisius merupakan indikator dari
kongesti pulmonal/ edema intersisial
I: Catat adanya sianosis sirkumoral
R : menunjukkna oksigen sistemik tidak adequate
I: Selidiki perubahan pada sensorium
R : fungsi serebral sangat sensitif terhadap penurunan oksigenisasi

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan mual, muntah,
metabolisme meningkat
Tujuan :
Intervensi :
 Kaji BB dalam hubungannya dengan usia gestasi dan ukuran. Dokumentasikan
pada grafik pertumbuhan. Timbang BB setiap hari.
 Pertahankan lingkungna termonetral, termasuk penggunaan incubator sesuai
indikasi. Pantau suhu pemanas bayi dan lingkungan dengan sering.
 Lakukan pemberian makan awal dan sering serta lanjutkan sesuai toleransi.
 Kaji toleransi terhadap makanan. Perhatikan warna feses, konsistensi dan
frekwensi, adanya penurunan subtansi, lingkar abdomen, muntah dan residu
lambung.
 Pantau masukan dan haluaran. Hitung konsumsi kalori dan elektrolit setiap hari.
 Kaji tingkat dehidrasi, perhatikan fontanel, turgor kulit, BJ urine, kondisi
membran mukosa dan fluktuasi BB.
 Pantau kadar Dextrosix segera setelah kelahiran dan secara rutin sampai glukosa
serum distabilkan.
 Kaji tanda-tanda hipoglikemia.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Ediai 8. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilyn E.dkk. 2000. Rencana Perawatan. Jakarta : EGC.
Mayo Clinic (2021). Diseases & Conditions. Sepsis.
Davis, C. MedicineNet (2021). Sepsis (Blood Poisoning).
Dunkin, M. WebMD (2020). Sepsis.
O’Connel, K., & Vandergriendt, C. Healthline (2022). Sepsis Symptoms, Causes, and Recovery.
FORMAT PENGKAJIAN PADA ANAK

I. PENGKAJIAN
a. Tanggal pengkajian : 26 desember 2022
b. Tanggal masuk : 1 desember 2022
c. Identitas Pasien
1) Nama : An. AK
2) Alamat : Jl. Unmuha Lr.Musalia
3) Tanggal lahir /Usia : 09 juli 2022 / 0 tahun 4 bulan
4) Jenis Kelamin : laki-laki
5) Agama : islam
6) Diagnosa Medis : sepsis
7) Penanggung Jawab :
8) Nama Orangtua :
 Ayah : Tn. KP
 Ibu : disangkal
9) Pekerjaan Orangtua : kepolisian RI
d. Keluhan Utama : kejang
e. Riwayat Kesehatan Sekarang
f. Pasien dibawa keluarga dengan keluhan kejang, frekuensi 1 kali, durasi 5 menit tanpa
didahului demam. Kejang hanya sisi kiri tubuh, demam ada 2 hari ini.
g. Riwayat Masa Lalu : tidak ada
1) Kehamilan : disangkal
2) Persalinan : normal
3) Kelahiran
 BBL/PBL : disangkal
 Kondisi kesehatan : disangkal
4) Alergi : disangkal
5) Pertumbuhan dan Perkembangan
Motorik Kasar Motorik Halus Bicara Sosial
disangkal disangkal disangkal disangkal

6) Imunisasi
A. Dasar B. Ulangan
BCG :- x Pada umur : Pada Umur :
DPT :- x Pada umur : Pada Umur :
Polio :- x Pada umur : Pada Umur :
Campak :- x Pada Umur :

h. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala dan leher
Hal yang dikaji Keterangan
Bentuk Simetris
Rambut bersih, lurus
Mata Konjungtiva palpebra inferior tidak pucat
Telinga normotia
Hidung Ncu tidak ada
Mulut Bibir tidak sianosis
Leher Pembesaran kelenjar getar bening (-)

2) Jantung
Inspeksi normal
Palpasi Ti tidak ada masa dan jejas
Perkusi B BJ I > BJ II
Auskultasi Bu bunyi lub dub
3) Paru-paru
Inspeksi Simetris
Palpasi T tidak ada masa / jejas
Perkusi Normal
Auskultasi Vesikuler. Wheezing tidak ada

4) Abdomen
Inspeksi normal
Palpasi Tidak ada masa atau jejas
Perkusi sopel
Auskultasi Peristaltik kesan normal

5) Sistem integumen
Tanggal Warna Turgor Mukosa Capilarry Kelainan
kulit bibir refill
26-27 desember 2022 normal Segera kering < 2 detik Tidak ada
kembali

6) Reflek bayi
Refleks Keterangan
Sucking normal
Rooting normal
Graping normal
Babinski normal
Tonic neck normal
Morro normal

i. Eliminasi : disangkal
j. Nutrisi dan cairan
1) Antropometri
 BB : 6,6 kg
 TB : 73 cm
2) Z-score
 BB/U : -2 SD s/d + 2 SD
 TB/U : > 3 SD
 BB/TB : -2 SD s/d 2 SD
3) Diet : kebutuhan kalori 792 kkal. Kebutuhan protein 13,2 gram
4) Cairan : 660 cc/hari

k. Genogram

keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien

l. Hasil laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
( tanggal ) normal
1/12 8/12 10/12 12/12 11/12 13/12 14/12 15/12 16/12 17/12
HEMATOLOGI
Hb 10,3 12,7 7,6 11,6 g/dL 19,3-33
Ht 31 39 23 36 % 29-41
Eritrosit 4,3 5,5 3,3 4,6 juta/mcl 4,1–5,5
Leukosit 14,97 29,71 8,74 10,01 uL 4.500-
10.000
Trombosit 509 599 177 265 fL 150.000-
450.000
MCV/MCH 72/24 71/23 71/23 79/25 fL 80-95
RDW 14,8 15,4 15 16,1 % 55
KIMIA DARAH
Calsium 9,3 9,2 8,3 8,4 mg/dL 125,4
Ur/Cr 5/03 9/01 mg/dL 8-20
GFR 109,5 mg/dL 60
Albumin 4,2 Gr/dl 4,4 – 5,4
Procalsitonin 100 ng/ ml 0-0,5
SPOG/SGPT 50/18 u/l <33/<43
ANALISA GAS
DARAH
pH 7,46 7,33 7,305 7,400 7,387 7,946 pH 5,5
PCO2 4,8 80,1 84,7 80,80 102,40 112.7 mmHg 3-45
PO2 46 181 84,7 144 160 82 % 95-100
HCO3 34,6 40,3 46,4 50,6 62,1 62,6 % 94-100
Total co2 36 42,7 43,0 53,0 65,2 65,7 mEq / L. 13-22
BE 10,3 11,0 18,4 22,5 30,2 31 Mg/dL 0,3-1,0
Saturasi o2 83,5 98,0 69,6 98,6 99,2 92 % 95-100
LAIN-LAIN

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai


( tanggal ) normal
18/12 19/12 20/12 22/12 24/12 26/12
HEMATOLOGI
Hb 10,1 10 g/dL 19,3-33
Ht 33 30 % 29-41
Eritrosit 41 4 juta/mcl 4,1–5,5
Leukosit 13,240 29.050 uL 4.500-
10.000
Trombosit 178.000 176.000 fL 150.000-
450.000
MCV/MCH 80/25 75/25 fL 80-95
ANALISA GAS
DARAH
pH 7,431 7,446 7,462 7.474 7,447 7,393 pH 5,5
PCO2 91,40 63,10 73,20 64,90 54 81,20 mmHg 3-45
PO2 158 149 252 176 174 72 % 95-100
HCO3 61,3 43,9 52,8 48,1 37,3 52,5 % 94-100
Total co2 64,1 45,8 55 50,1 39 52,5 mEq / L. 13-22
BE 32,3 18,5 25,7 21,8 13 21,3 Mg/dL 0,3-1,0
Saturasi o2 98,8 98,6 99,3 99,1 100 92,5 % 95-100

m. Terapi
Nama obat Cara pemberian Dosis
certriaxone IV 150 mg/12 jam
omeprazole IV 6 6 mg/12 jam
Pa prednison CMD IV 70 mg/kp
phenobarbital (CD) drip 132 mg ekstra
piracetam IV 200 mg/12 jam
HCT po 10 mg/12 jam

I. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1 Ds :
-
Gangguan pertukaran gas
Do :
 PCO2 meningkat = 81,20 mmHg
 PO2 menurun = 72 %
 pH arteri meningkat = 7,393

2 Ds : Resiko defisit nutrisi

Do:
 Ketidakmampuan menelan makanan
 Ketidakmampuan mencerna makanan
 Peningkatan kebutuhan metabolisme
 Selang OGT terpasang
3

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN (berdasarkan prioritas)


*Minimal 3 Diagnosa yang muncul

III. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi


Keperawatan

1
2

IV. IMPLEMENTASI

No Hari/tgl/pukul Implementasi Respon TTD


Dx
Tuliskan implementasi yang S: tuliskan apa
diberikan untuk pasien sesuai dengan yang dikeluhkan
masalah keperawatan pasien atau
keluarga
O: data yang
diperoleh perawat
V. EVALUASI

No Hari/tgl/pukul Evaluasi
Dx TTD
S

O
A

Anda mungkin juga menyukai