PENDAHULUAN
Buku Standar Asuhan Keperawatan pasien ini dirancang sebagai modal untuk panduan bagi
perawatan dalam memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif dan berkualitas.
2. Pengkajian :
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
c. Data Laboratorium.
e. Komplikasi.
3. Penetalaksanaan Medik
5. Implementasi Keperawatan :
A. Pemeriksaan Laboratorium.
B. Obat-obatan.
90
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikkan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala
infeksi yang parah, yang dapat berkembang kearah septisemia dan syock sepsis, septimia
menunjukkan munculnya infeksi sistemik pada darah yang disebabkan oleh penggandaan
mikro organisme secara cepat atau zat-zat racunnya, yang dapat mengakibatkan perubahan
B. ETIOLOGI
Infeksi dapat disebabkan oleh virus, bakteri, fungsi atau riketsia, respon sistemik dapat
disebabkan oleh mikroorganisme penyebab yang beredar dalam darah atau hanya disebabkan
produk toksit dari mikroorganisme atau produk reaksi radang yang berasal dari infeksi lokal.
Penyebab yang paling umum dari septimia adalah organisme gram negatif.
91
Virus , Bakteri,
C. PATOFISIOLOGI Fungi, Riketsia, Produk toksik dari mikroorganisme
D. DIAGRAM KLINIS
Tersangka sepsis dan sepsis
Umum : Panas, hipolermia, tampak tidak sehat, malas minum, letergi, sklerema.
Saluran nafas : Apnu, dispnu, kakipnu, retraksi, nafas cuping hidung, merintih,
sianosis.
Sistem saraf pusat : Iritabilitas, tumor, kejang, hiporepleksi, malas minum, pernapasan
II. PENGKAJIAN.
A. Data Objektif.
Muntah
Gelisah
Melaise
Menggigil
Kejang
B. Data Subjektif
Diare
Kembung
Demam
Anoreksia
Kejang abdominal
Takipnea
93
C. Data Laboratorium
- Sinar X, film abdomen dan dada bagian bawah yang mengidentifikasikan udara bebas
didalam abdomen dapat menunjukkan infeksi karena perforasi abdomen atau organ
peluis.
E. Komplikasi
berbagai organ atau sistem (ginjal, hati, traktur respiratorus, jantung dan otak).
III.PENATALAKSANAAN MEDIK
Suportif
IVFD bila perlu. Bila terjadi dengan syock berikan IVFD RL atau NaCL 0,9 % 20 cc / kg
BB dalam 30 menit. Bila belum teratasi tambahkan koloid 10-20 cc / kg BB dalam 1 jam,
bila belum juga teratasi pasang kateter untuk pemeriksaan CUP untuk menjamin
pemberian cairan adekuat, atasi asidosis, kortikostroid tiap 6 jam selama 2-3 hari
ogsigen secara adekuat. Awasi adanya hiperbilirubinemia lakukan tranfusikan bila perlu.
Kausatif
TINDAKAN.
Diagnosa Keperawatan 1.
Rencana Tindakan :
- Observasi suhu lingkungan, batasi atau tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi :
Suhu ringan atau jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati
normal.
- Beri selimut pendingin : Untuk mengurangi demam umumnya lebih besar dari 39,5-40
O
C pada waktu terjadi kerusakan atau gangguan pada otak.
Diagnosa Keperawatan 2.
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang
dalam batas normal, nadi perifer teraba dan haluan urine adekuat.
Rencana Tindakan :
- Ukur atau catat ketidak seimbangan masukan dan haluan komulatif dan hubungkan
dengan berat badan setiap hari. Dorong masukan cairan oral sesuai toleransi.
- Observasi tanda vital : Palpasi denyut perifer, denyut yang lemah, mudah hilang dapat
menyebabkan hipovolemia.
95
- Kaji membran mukosa kering, turgor kulit yang kurang baik dan rasa haus.
- Amati edema dependen atau perifer pada serum, skrotum, punggung dan kaki.
- Berikan cairan IV misalnya kristaloid (DSW, NS), dan koloid (albumin, plasma beku
Diagnosa Keperawatan 3.
Resiko tinggi mengalami kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan aliran
- Menunjukkan frekuensi pernafasan dalam batas normal dengan bunyi nafas jernih.
Rencana Tindakan :
- Pertahankan jalan nafas pasien, tempatkan pasien pada posisi yang nyaman dengan
- Selidiki perubahan pada sensorium : Agitasi, delirium, stupor, koma, fungsi serebral
- Berikan O2 tambahan melalui jalur yang sesuai misalnya kanula nasal, masker, masker
high-flow rebreathing.
- Auskultasi bunyi nafas, perhatikan krekels, mengi, area yang mengalami penurunan
Diagnosa Keperawatan 4.
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun, pemanjaan
- Menunjukkan penyembuhan seiring perjalanan waktu, bebas dari sekresi purulen atau
Rencana Tindakan :
endoktoksin pada hipotalamus dan endorfin yang melepaskan pingen. Hipotermia ( <
- Amati adanya menggigit karena sering kali mendahului memuncaknya suhu pada
masa terapi untuk menunjukkan ketidak tepatan atau ketidak adekuatan terapi
- Insfeksi rongga mulut terhadap plak putih (sariawan), selidiki laporan rasa gatal atau
peradangan, depresi sistem imun dan penggunaan dari antibiotik dapat meningkatkan
- Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk : antibiotik spektrum luas misalnya meticilin
(stapchilin) gram negatif misalnya tetrasiklin disodium (ticar), gram positif misalnya
membasmi atau memberikan imunitas sementara untuk infeksi umum atau penyakit
khusus.
Diagnosa Keperawatan 5.
kebutuhan pengobatan.
Rencana Tindakan :
- Memberikan pengetahuan dasar mengenai proses penyakit dan harapan masa depan.
pentingnya kekuatan pada program untuk meningkatkan pemahaman dan kerja sama
- Diskusikan kebutuhan untuk pemasukkan nutrisional yang tepat atau seimbang untuk
V. IMPLIKASI KEPERAWATAN
A. Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosa Keperawatan
Resiko infeksi terhadap progresi dari sepsis ke syock septik. Perkembangan infeksi
Implikasi Keperawatan
B. Obat-obatan.
1. Ampicilin
Pemakaian Umum : Jenis antibiotik ini efektif untuk pengobatan infeksi gram
positif dan negatif pada saluran nafas, cerna, kemih, septikemia dan meningitis
piodaermo.
Implikasi Keperawatan
Implimentasi :
- Pemberian secara IV encerkan dengan cairan steril untuk mengurangi rasa nyeri
- Informasikan pada oang tua untuk memberi obat sesuai dosis dan tepat waktu.
pasien.
Evaluasi :
Respon klinik dapat ditentukan dengan adanya tanda penyembuhan dan gejala
hilangnya infeksi.
Pemakaian umum : antibiotikum spektrum luas dengan aktivitas khas terhadap gram
negatif, untuk pengobatan pada infeksi saluran kemih, nafas, septikmia, infeksi saraf
pusat yang parah, infeksi saluran cerna, gonokokus, tulang dan jaringan lunak
gentamicin.
Perhatian : dosis lebih tinggi atau terapi berkepanjangan dapat menimbulkan otot
oksikasi.
99
Implikasi Keperawatan :
Evaluasi :
DAFTAR PUSTAKA
Standar Profesi Ilmu Kesehatan anak, Fakultas Kedokteran UNSRI, Palembang 2000.
Mansjoer Arif, Kapita selekta Kedokteran, Jilid II, Penerbit Media Aesculapius, FKUI, Jakarta
1999.
Doenges, Marilyn. E, dkk, Rencana Asuhan Keperawatan pasien, Edisi 3, Jakarta : EGC, 1999.
101