OLEH :
ESHAF CAESAR BOBBY
201920461011098
2. Etiologi
a. Infeksi virus:
Dari orang ke orang: morbili, gondong, rubella, kelompok enterovirus,
kelompok herpes, kelompok pox, influenza A dan B.
Lewat arthropoda: Eastern equine, Western equine, Dengue, Colorado tick
fever.
b. Infeksi non virus:
- Ricketsia
- Mycoplasma pneumonia
- Bakterial: meningitis tuberkulosa dan bakterial sering mempunyai
komponen ensefalitis.
- Spirocheta: sifilis, leptospirosis.
- Cat-scratch fever.
- Jamur: kriptococus, histoplasmosis, aspergilosis, mukomikosis,
kandidosis, koksidiodomikosis.
- Protozoa: plasmodium, tripanosoma, toksoplasma.
- Metazoa: throchinosis, ekinokokosis, sistiserkosis, skistosomiasis.
c. Parainfeksi-postinfeksi, alergi:
- MMR, influenza, pertusis, ricketsia, influensa A, B, hepatitis.
- Pasca vaksinasi MMR, influensa, vaksinasi, pertusis, yellow fever, tifoid.
d. Human Slow Virus:
- PE
- Jackop-Creutzfeldt disease
3. Tanda dan Gejala
a. Neonatus : menolak untuk makan, refleks menghisap kurang, muntah,
diare, tonus otot melemah, menangis lemah.
b. Anak-anak dan remaja : demam tinggi, sakit kepala, muntah, perubahan
sensori, kejang, mudah terstimulasi, foto pobia, delirium, halusinasi, maniak,
stupor, koma, kaku kuduk, tanda kernig dan brudzinski positif, ptechial
Secara umum tanda dan gejala adalah sebagai berikut:
- Panas tinggi
- Kesadaran menurun
- Kejang fokal maupun umun
- Nyeri kepala
- Mual, muntah
- Mengigau dan berteriak teriak.
4. Patofisiologi
Peradangan menyebabkan cairan cerebro spinal meningkat sehingga
terjadi obtruksi, selanjutnya terjadi hirocepalus dan peningkatan tekanan intra
kranial. Organisme masuk melalui sel darah merah dapat melalui tarauma
penetrasi, prosedur pembedahan, atau kelainan sistem saraf pusat. Efek
patologis yang terjadi adalah hiperemia meningens, edema jaringan otak,
eksudasi.
Pathway
Penyebab (virus, toksik, racun)
Peradangan susunan
saraf pusat Ggn Tumbang
Peningkatan TIK
Mual muntah
Ggn Ggn perfusi
transmisi jaringan Ggn cairan Peningkatan
Impuls cerebral dan elektrolit suhu tubuh
Kejang
1) LCS jernih
5) Gula: normal
b) Darah:
c. Pemeriksaan pelengkap:
a) CRP darah dan LCS
8. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS: px mengalami muntah sejak 1 Ketidakmampuan Resiko
hari MRS, muntah terjadi setelah mengabsorbsi defisit
nutrien
makan dan minum nutrisi
DO:
DO:
demam tinggi diatas nilai normal
38,2 derajat celcius
9. Diagnosa Keperawatan
a. resiko defisit nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
b. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi
c. hipertermi berhubungan dengan infeksi
10. Nursing Care Planning
Terapeutik
1. Lakukan oral
hygnie sebelum
makan, jika perlu
Edukasi
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(Mis, Pereda nyeri), jika
perlu
5. monitor komplikasi
akibat hipertermia
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan
yang dingin (atur suhu
ruangan, inkubator)
5.lakukan pendinginan
eksternal
6. hindari pemberian
antipiretik atau aspirin
Edukasi
Kolaborasi
menit. keperawatan
Perbedaan dalam
0,4812, dengan
dengan nilai-p memasukkan
semprotan air
dan intervensi
kipas pendingin
dalam
penerapan
Klasifikasi
Intervensi
Keperawatan
(NIC)
DAFTAR PUSTAKA
http://herodessolutiontheogeu.blogspot.co.id/2010/11/askep-
meningoensefalitis.html
http://nazwa-cyber.blogspot.co.id/2010/10/asuhan-keperawatan-
meningoencephalitis.html#.Wnhvb7yWZH2
http://nikobilly.blogspot.co.id/2013/11/lp-meningoencephalitis.html
http://nonamenino.blogspot.co.id/2012/03/asuhan-keperawatan-pada-ny-
dengan.html
Alimul, Hidayat A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba
medika.
Ngastiah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta.
Suriadi, dan Rita Y. 2001.Asuhan Keperawatan Pada Anak . Edisi I. Fajar Inter
Pratama. Jakarta.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1 (1st ed.). Jakarta: DPP PPNI.