Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROFESI

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROFESI DENGAN


DIAGNOSA KEPERAWATAN DEMAM THYPOID PADA Tn. I

OLEH :
LOLITA FABIOLA ROHANI
NIM : 01.3.20.000452

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM
PROFESI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
STIKES RS BAPTIS KEDIRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI
NERS PROGRAM PROFESI

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : LOLITA FABIOLA ROHANI


NIM : 01.3.20.00452
JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PROFESI DENGAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN DEMAM THYPOID DENGAN PASIEN
Tn. I

Kediri, 15 Oktober 2020


Dosen Pembimbing

Desy Natalia T.I, S.Kep., Ns., M.Kep


BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Teori


1.1.1 Pengertian
Demam Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus, yang disebabkan oleh
salmonella typhi, salmonella paratyphi A, salmonella paratyphi B, salmonella paratyphi C,
paratifoid biasanya lebih ringan, dengan gambaran klinis sama. (Widodo Djoko, 2009 dalam
Inawati, 2013 ).
Demam tifoid adalah penyakit sistemiik yang disebabkan oleh bakteri ditandai
ditandai dengan demam insidious yang berlansung lama, sakit kepala, dan badan lemah
anokresia Bradikardi relative, serta splenomegaly (james Chin, 2006 dalam Inawati, 2013.
Demam Typoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella Typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan, ditopang
dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endothelia atau enkardial dan invasi bakteri
sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dari hati, limpa, kelenjar limfe usus dan
peyer’s patch dan dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang
terkontaminasi (Sumarmo, 2002, dalam NANDA NIC-NOC, 2013).
1.1.2 Etiologi
Tyfus abdominalis disebabkan oleh salmonella typhosa, basil gram negatif, bergerak
dengan bulu getar, tidak berspora. Mempunyai sekurang-kurngnya 3 macam antigen yaitu
antigen O (somatic terdiri dari zat komplek lipopolisakarida), antigen H (flagella) dan antigen
Vi. Dalam serum penderita terdapat zat anti (glutanin) terhadap ketiga macam antigen
tersebut.
1.1.3 Fisiologi
Susunan saluran pencernaan terdiri dari : oris (mulut), faring (tekak), esophagus
(kerongkongan), ventrikulus (lambung), intestinum minor (usus halus), intestinum mayor
(usus besar), rectum dan anus. Pada kasus demam thypoid, salmonella typi berkembang biak
di usus halus ( intestinum minor ). Intestinum minor adalah bagian dari system pencernaan
makanan dan absorbsi hasil pencernaan yang terdiri dari : lapisan usus halus, lapisan mukosa
(sebelah dalam ), lapisan otot melingkar (muskulus sikuler), lapisan otot memanjang
(muskulus longitudinal) dan lapisan serosa ( sebelah luar ).
Mukosa usus halus merupakan permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan
mukosa dan mikrovili memudahkan pencernaan dan absorbsi. Lipatan ini dibentuk oleh
mukosa dan sub mukosa yang dapat memperbesar permukaan usus. Pada penampang
melintang vili dilapisi oleh epitel dan kripta yang menghasilkan bermacam – macam hormone
jaringan dan enzim yang memegang perangan aktif dalam pencernaan.
Fungsi usus halus :
1. Menerima zat –zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler –
kapiler darah dan saluran – saluran limfe.
2. Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
3. Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida.
Di dalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang
menyempurnakan makanan, yaitu :
1. Enterokinase, mengaktifkan enzim proteolitik.
2. Eripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino :
a. Laktase mengubah lactase menjadi monosakarida
b. Maltosa mangubah maltosa menjadi monosakarida
c. Sukrosa mengubah sukrosa menjadi monosakarida.

1.1.4 Patofisiologi

Salmonella typhosa

Saluran Pencernaan

Diserap usus halus

Bakteri masuk ke aliran darah sistematik

Hati dan limpa Hipotalamus

Hipatosplenomegali Menekan termoreguler

Mual, muntah
Hipertermi
Intake tak adekuat
Cepat lelah

Devisit Nutrisi Intoleransi


Aktivitas
1.1.5 Manifestasi Klinis
1. Gejala pada anak : inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari
2. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama
3. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tertangani akan
menyebabkan shock, stupor dan koma
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari
5. Nyeri kepala, Nyeri perut, Kembung, Mual, muntah, Diare, Konstipasi
6. Pusing, Nyeri otot, Batuk, Epistaksis, Bradikardi, hepatomegali, splenomegali,
meteroismus, lidah ditutupi selaput putih kotor
7. Gangguan mental berupa somnolen, delirium atau psikosis
8. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda sebagai
penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipotermia
(Sudoyo Aru, dkk 2009)
Periode infeksi demam typoid, gejala dan tanda
Keluhan dan Gejala Demam Typoid
Keluhan gejala Patologi
Minggu-1 Panas berlangsung Gangguan saluran Bakteremia
insidious, tipe panas cerna
stepladder yang mencapai
39-40 ˚C, menggigil, nyeri
kepala
Minggu-2 Rash, nyeri abdomen, diare Rose sport,
Vaskulitis,
atau konstipasi, delirium splenomegali, hiperplasi pada
hepatomegali peyer’s patches,
nodul tifoid pada
limpa dan hati
Minggu-3 Komplikasi: perdarahan Melena, ileus, Ulserasi pada
saluran cerna, perforasi, ketegangan payer’s patches,
syok abdomen, koma nodul tifoid pada
limpa dan hati
Minggu-4 dst Keluhan menurun, relaps, Tampak sakit Kolelitlasis ,
penurunan BB berat, kakesia carrier kronik

1.1.6 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan darah tepi
Didapatkan adanya anemia oleh karena intake makanan yang terbatas, terjadi
gangguan absorbsi, hambatan pembentukan darah dalam sumsum dan penghancuran
sel darah merah dalam peredaran darah. Leukopenia dengan jumlah lekosit antara
3000 – 4000 / mm3 ditemukan pada fase demam. Hal ini diakibatkan oleh
penghancuran lekosit oleh endotoksin. Aneosinofilia yaitu hilangnya eosinofil dari
darah tepi. Trombositopenia terjadi pada stadium panas yaitu pada minggu pertama.
Limfositosis umumnya jumlah limfosit meningkat akibat rangsangan endotoksin.
Pemerikasaan IgM Salmonela hasil >2 atau lebih dari 5.
2. Pemeriksaan urine
Didapatkan proteinuria ringan ( < 2 gr/liter ) juga didapatkan peningkatan lekosit
dalam urine.
3. Pemeriksaan tinja
Didapatkan adanya lendir dan darah, dicurigai akan bahaya perdarahan usus dan
perforasi.
4. Pemeriksaan bakteriologis
Diagnosa pasti ditegakkan apabila ditemukan kuman salmonella dan biakan darah
tinja, urine, cairan empedu atau sumsum tulang.
5. Pemeriksaan serologis
Yaitu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi ( aglutinin ). Adapun antibodi
yang dihasilkan tubuh akibat infeksi kuman salmonella adalah antibodi O dan H.
6. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada kelainan atau komplikasi akbat
demam thypoid.
1.1.7 Komplikasi
Komplikasi dapat dibagi dalam :

1. Komplikasi intestinal

a. Perdarahan usus

b. Perforasi usus

c. Ileus paralitik

2. Komplikasi ekstra intestinal.

a. Kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer

(renjatan sepsis) miokarditis, trombosis, dan tromboflebitie.

b. Darah : anemia hemolitik, tromboritopenia, sindrom

uremia hemolitik
c. Paru : pneumoni, empiema, pleuritis.

d. Hepar dan kandung empedu : hipertitis dan

kolesistitis.

e. Ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, dan

perinefritis.

f. Tulang : oeteomielitis, periostitis, epondilitis, dan

arthritis.

g. Neuropsikiatrik : delirium, meningiemus,

meningitie, polineuritie,perifer, sindrom Guillan-Barre, psikosis dan sindrom

katatonia.

1.1.8 Penatalaksanaan
1. Tirah baring total selama demam sampai dengan 2 minggu normal kembali.
Seminggu kemudian boleh duduk dan selanjutnya berdiri dan berjalan.
2. Makanan harus mengandung cukup cairan , kalori dan tinggi protein, tidak boleh
mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas.
3. Obat terpilih adalah kloramfenikol 100 mg/KGB/hari dibagi dalam 4 dosis selama
10 hari. Dosis maksimal klorampenikol 2 g/hari. Kloramphenikol tidak boleh
diberikan bila jumlah leukosit ≤ 2000/ul. Bila pasien alergi dapat diberikan golongan
penisilin atau kotrimoksazol.

1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan


1.2.1 Anamnesa
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku bangsa, agama, tanggal
MRS, nomor register dan diagnosa medik.
2. Keluhan utama
Keluhan utama demam tifoid adalah panas/ demam yang tidak turun temurun, nyeri
perut, kepala pusing, mual, muntah, anoreksia, diare serta penurunan kesadaran.
3. Riwayat penyakit sekarang
Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman Salmonella typhi ke dalam tubuh.
4. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pernah sakit demam thypoid.
5. Riwayat penyakit keluarga
Apakah keluarga pernah menderita hipertensi, DM.
6. Riwayat psikososial dan spiritual
Biasanya anak rewel, bagaimana koping yang digunakan.
7. Pola fungsi kesehatan
a. Pola nutrisi dan metabolisme
b. Anak akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah saat
makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali.
c. Pola eliminasi
d. Eliminasi alvi. Anak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama.
Sedangkan elimnasi urine tidak mengalami gangguan, hanya warna urine menjadi
kuning kecoklatan. Klien dengan demam thypoid terjadi peningkatan suhu tubuh
yang berakibat keringat banyak keluar dan merasa haus, sehingga dapat
meningkatkan kebutuhan cairan tubuh.
e. Pola aktivitas dan latihan
f. Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar tidak terjadi
komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.
g. Pola tidur dan istirahat
h. Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan dengan peningkatan suhu tubuh.
1.2.2 Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Didapatkan tampak lemah, suhu tubuh meningkat 38 – 41 0 C, muka kemerahan.
2. Tingkat kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu apatis
sampai somnolent. Jarang terjadi sopor, koma atau gelisah.
3. Sistem respirasi
Pernafasan rata – rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam dengan gambaran
seperti bronchitis.
4. Sistem integumen
Kulit kering, turgor kulit menurun, muka tampak pucat, rambut agak kusam.
5. Sistem gastrointestinal
Bibir kering pecah – pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor ( khas ), mual, munyah,
anoreksia dan konstipasi, nyeri perut, perut terasa tidak enak, peristaltik usus
meningkat.
6. Sistem muskuloskeletal
Klien lemah.
7. Sistem abdomen
Dapat ditemukan keadaan perut kembung ( meteorismus ), peristaltik usus meningkat.
1.2.3 Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan fluktuasi suhu lingkungan,
proses penyakit
2. Devisit Nutrisi berhubungan dengan anoreksia atau mual muntah
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya impuls nyeri sekunder
terhadap pembesaran hati dan limpa.
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat
dan peningkatan suhu tubuh

1.2.4 Rencana Asuhan Keperawatan


Hipertermia
D.00130

Definisi
Suhu tubuh meningkat di atas rentang normal tubuh

Penyebab
1. Dehidrasi
2. Terpapar lingkungan panas
3. Proses penyakit
4. Ketidaksesuain pakaian dengan suhu lingkungan
5. Peningkatan laju metabolisme
6. Respon trauma
7. Aktivitas berlebih
8. Penggunaan intubator

Gejala dan tanda mayor


Subjektif Objektif
Tidak ada Suhu tubuh diatas nilai normal
Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif
Tidak tersedia 1. Kulit merah
2. Kejang
3. Takikardia
4. Takipnea
5. Kulit terasa hangat
Kondisi klinis terkait
1. Proses infeksi
2. Hipertiroid
3. Stroke
4. Dehidrasi
5. Trauma
6. prematuritas
Termoregulasi L.04034`

Definisi
Pengaturan suhu tubuh agar tetap berada pada rentang normal

Ekspetasi membaik

Kriteria hasil
Cukup Cukup
meningkat sedang menurun
meningkat menurun
Menggigil 1 2 3 4 5
Kulit merah 1 2 3 4 5
Kejang 1 2 3 4 5
Akrosianosis 1 2 3 4 5
Komsumsi oksigen 1 2 3 4 5
Piloereksi 1 2 3 4 5
Vasokintriksi perifer 1 2 3 4 5
Pucat 1 2 3 4 5
Takikardia 1 2 3 4 5
Takipnea 1 2 3 4 5
Bradikardia 1 2 3 4 5
Dasar kuku sianolik 1 2 3 4 5
Hipoksia 1 2 3 4 5
Cukup
memburu Cukup
memburu sedang membaik
k membaik
k
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Suhu kulit 1 2 3 4 5
Kadar glukosa darah 1 2 3 4 5
Pengisian kapiler 1 2 3 4 5
Ventilasi 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Manajemen hipertermia
1.04152

Definisi
Mengidentifikasi dan megelola peningkatan suhu tubuh akibat disfungsi
termoregulasi

Tindakan
Observasi
1. idneetifikasi penyebab hipertermia
2. monitor suhu tubuh
3. monitor kadar elektrolit
4. monitor haluaran urine
5. monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
6. sediakan lingkungan yang dingin
7. longgarkan pakaian
8. basahi dan kipasi permukaan tubuh
9. berikan cairan oral
10. ganti linen setiap hari
11. laukan pendinginan eksternal seperti kompres dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila
12. hindari pemberian antipiretik atau aspirin
13. berikan oksigen jika perlu
Edukasi
14. anjurkan tirah baring
Kolaborasi
15. Kolaboasi pemberian cairan dan eletrolit intravena jika perlu
Defisit Nutrisi D.0032
Kategori : Fisiologis
SubKategori : Nutrisi dan Cairan
Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme

Penyebab
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4. Peningkatan kebutuhan metabolism
5. Faktor ekonomi (mis. Financial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologi (mis.stres, keengganan untuk makan)

Gejala dan tanda mayor


Subjektif Objektif
Tidak ada 1. Ber
at badan menurun                 
minimal 10% di bawah
rentang ideal
Gejala dan tanda minor
Subjektif Objektif
1. Berat badan menurun 1. Bising usus hiperaktif
2. Kram/nyeri abdomen 2. Otot pengunyah lemah
3. Nafsu makan menurun 3. Otot menelan lema
                                        4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare
Kondisi klinis terkait
1. Sroke
2. Parkinson
3. Mobius sindrom
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuromuscular
9. Luka Bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit Crohn’s
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik

Manajemen Nutrisi I. 03119

Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola asuapan nutrisi yang seimbang

Tindakan
Observasi
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
 Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu

Status Nutrisi L. 03030

Definisi
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan matabolisme

Ekspetasi membaik

Kriteria hasil
Cukup Cukup
Menurun sedang Meningkat
Menurun Meningkat
Porsi Makan yang
1 2 3 4 5
dihabiskan
Kekuatan otot
1 2 3 4 5
pengunyah
Kekuatan otot
1 2 3 4 5
menelan
Serum Albumin 1 2 3 4 5
Verbalisasi
keinginan untuk
1 2 3 4 5
meningkatkan
nutrisi
Pengetahuan
tentang pilihan
1 2 3 4 5
makanan yang
sehat
Pengetahuan
tentang pilihan
1 2 3 4 5
minuman yan
sehat
Pengetahuan 1 2 3 4 5
tentang pilihan
standar asupan
nutrisi tepat
Penyiapan dan
penyimpanan
1 2 3 4 5
makanan yang
aman
Penyiapan dan
penyimpanan
1 2 3 4 5
minuman yang
aman
Sikap terhadap
makanan/minuma
1 2 3 4 5
n sesuai dengan
tujuan kesehatan
Cukup Sedan Cukup
Meningkat Menurun
Meningkat g Menurun
Perasaan cepat
1 2 3 4 5
keying
Nyeri Abdomen 1 2 3 4 5
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut Rontok 1 2 3 4 5
Diare 1 2 3 4 5
Cukup Sedan Cukup
Meningkat Menurun
Meningkat g Menurun
Berat Badan 1 2 3 4 5
Indekas Massa
1 2 3 4 5
Tubuh (IMT)
Frekuensi Makan 1 2 3 4 5
Nafsu Makan 1 2 3 4 5
Bising usus 1 2 3 4 5
Tebal lipatan kulit
1 2 3 4 5
trisep
Membran Mukosa 1 2 3 4 5

1.2.5 Evaluasi
1. Suhu tubuh dalam batas normal (36-37o C)
2. Pasien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi adekuat.
3. Keseimbangan elektrolit terpenuhi secara elektrolit
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/bedrest
5. Pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) optimal.
6. Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan pengeluaran
cairan yang berlebihan (diare/muntah)
7. kebutuhan cairan
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

NAMA MAHASISWA : LOLITA FABIOLA ROHANI


NIM : 01.3.20.00452
RUANG : TULIP
TANGGAL :

1. BIODATA :
Nama : Tn, I No.Reg
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Pulosari 3/4
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Tanggal MRS : 21 Juli 2019
Tanggal Pengkajian : 22 Juli 2019
Golongan Darah :-
Diagnosa Medis : Demam Typoid

2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan panas, mual muntah selama 3 hari yang lalu.

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

4. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU


Pasien mengatakan ,Pasien meminum obat penurun panas paracetamol dan panasnya turun
dan timbul panas lagi. Setelah pasien merasa sakitnya tidak kunjung sembuh, makin panas
dan lemas. Pasien memeriksakan diri ke IGD Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya Surabaya
pada tanggal 21 juli 2019 pukul 22.15 . Setelah dilakuka anamnesa dengan TD : 90/60
mmHg, S : 38.6 ̊C, N : 82 x/menit, RR : 20 x/menit. Setelah dilakukan anamnesa dan hasil
observasi pasien mengalami demam selama lebih dari 3 hari, pasien disarankan untuk
dilakukan pemeriksaan lanjut, yaitu pemeriksaan laboratorium dan uji widal. Hasil dari
pemeriksaan laboratorium dan uji widal terdapat leukosit : 4.45 , trombosit : 125 ,
salmonella typhi H : Positif 1/80. Dan pasien positif dinyatakan terdiagnosa demam typoid.

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Pasien megatakan, dirinya dan keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang menurun
dan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit seperti yang dideritanya sekarang Demam
typoid dan tidak pernah dirawat sebelumnya di rumah sakit.pasien dan keluarga juga tidak
mempunyai riwayat penyakit yang menular seperti HIV, Diabet Militus, Jantung dan
hipertensi.
Genogram :
Genogram :

6. RIWAYAT PSIKO SOSIAL DAN SPIRITUAL


Pasien beragama Islam dan biasanya pasien tiap harinya melakuakan ibadah 5 waktu Pasien
tetap melakukan ibadah selama sakit meskipun dalam keadaan terbaring ditempat tidur
ataupun duduk diatas tempat tidur

POLA AKTIFITAS SEHARI – HARI ( Makan, istirahat, tidur, eliminasi, aktifitas,


kebersihan dan seksual ).
No Activity Daily Living Sebelum Sakit Sesudah Sakit
(ADL)
1. Pemenuhan Makan/Minum Makan/Minum
kebutuhan Nutrisi Jumlah : 3x/ sehari Jumlah : 3x/ sehari
dan Cairan Jenis : Jenis : lunak
1) Nasi : 1 (porsi) 1) Nasi : ¼ (porsi)
2) Lauk : ada/tidak, 2) Lauk : ada/tidak,
nabati/hewani nabati/hewani
3) Sayur : ada/tidak 3) Sayur : ada/tidak
4) Minum : 200 cc/hari 4) Minum :150 cc/hari
Pantangan : Pantangan :

Kesulitan Makan/Minum : Kesulitan Makan/Minum :


Tidak ada masalah Napsu makan berkurang

Usaha mengatasi kesulitan : Usaha Mengatasi Kesulitan :

Tidak ada masalah Makan sedikit tapi sering

2. Pola Eliminasi BAK : sering .x/hari BAK :5-6 x/hari


Jumlah : 800 cc Jumlah : 500.cc

BAB : 1 x/sehari BAB :1x/ sehari


Konsistensi : Warna kuning. Konsistensi : Warna kuning.
Bau khas fases. Konsistensi Bau khas fases. Konsistensi
lunak. lunak.

Masalah dan cara mengatasi: Masalah dan cara mengatasi:


No Activity Daily Living Sebelum Sakit Sesudah Sakit
(ADL)
Tidak ada masalah

Tidak ada masalah

3. Pola istirahat Tidur Siang : 2 jam Siang : 1 .jam

Sore :.1 jam Sore : - jam

Malam : .7 jam Malam : 5 .jam

Gangguan Tidur : Gangguan Tidur :


Tidak ada gangguan tidur Pasien sulit tidur karena sakit

Penggunaan Obat Tidur : Penggunaan Obat Tidur :


Tidak ada
Tidak ada

4. Personal Hygiene 1. Frekuensi Mandi : 2 x/hari 1. Frekuensi Mandi :2 x/hari


(Kebersihan Diri) Pasien mandi di seka dan di
2. Frekuensi mencuci rambut : bantu oleh kleuarga
2x/ seminggu

2. Frekuensi mencuci rambut :

3. Frekuensi gosok gigi : 2/x Selama sakit pasien tidak


sehari pernah cuci rambut

4. Keadaan Kuku : 3. Frekuensi gosok gigi :


Kuku tampak rapid an Selama sakit tidak pernah
bersih gosok gigi

5. Ganti Baju : 4. Keadaan Kuku :


2x/ sehari Kuku tampak kotor dan tidak
rapi

5. Ganti Baju : 2x/ sehari


dengan bantuan keluarga

5. Aktivitas Lain Aktivitas rutin : Aktivitas rutin :


Pasien melakukan aktivitas
dengan bekerja Pasien hanya melihat tv saja

Aktivitas yang dilakukan pada


waktu luang :
Aktivitas yang dilakukan pada
waktu luang : berkumpul Pasien hanya berbaring di
dengan keluarga dan melihat tv tempat tidur
bersama-sama
No Activity Daily Living Sebelum Sakit Sesudah Sakit
(ADL)

8. KEADAAN/PENAMPILAN/KESAN UMUM PASIEN


Pasien tampak lemas wajah tampak pucat, pasien tampak lemas dan pucat, pasien banyak
berbaring di tempat tidur, aktifitas banyak di bantu perawat dan keluarga, pasien dalam
keadaan sadar penuh atau composmetis

9. TANDA-TANDA VITAL
Suhu Tubuh : 38,6 ºC
Denyut Nadi : 82 x/menit
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Pernafasan :20 x/menit
TT / TB : 62 Kg, 160 cm

10.PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Kepala dan Leher
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada massa dan sputum pergerakan paru kanan dan kiri
normal dengan frekuensi 20 kali/ menit, Tidak ada nyeri tekan
Mulut dan tenggorokan : lidah tampak putih kotor area lidah bagian atas, tenggorokan
tidak ada kelainan
B. Pemeriksaan Integumen Kulit dan Kuku :
Inspeksi : kulit tampak bersih, kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, akral hangat, turgor kulit baik
C. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak ( Bila diperlukan ):
Tidak terkaji

D. Pemeriksaan Dada /Thorak


Inspeksi Thorax : Inspeksi Thorax :
Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada kelainan bentuk dada seperti
Barrel Chest, Funnel Chest, Pigeon Chest, tampak menggunakan pernapasan cuping
hidung.
Palpasi : Retraksi dada kanan dan kiri sama
Perkusi : Suara paru resonan pada ics 7 sinistra.
Auskultasi : suara paru vesikuler terdengar dikedua lapang paru, tidak terdengar suara
Wheezing, Ronchi, Crackles

Pemeriksaan Jantung :
Irama jantung : S1/ S2 Tunggal (lup-dup) tidak ad amur mur. CRT: < 3 detik. Nyeri dada
: Tidak ada. Kram kaki : Tidak ada. Clubbing finger: Tidak ada. Suara jantung : Normal
Ada kelainan (sebutkan) : Tidak ada. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
keperawatan Edema : Tidak ada Edema dan tidak ada nyeri tekan.
Pemeriksaan Abdomen :
Tidak ada nyeri tekan

E. Pemeriksaan Kelamin dan daerah sekitarnya ( bila diperlukan ):


Genetalis : Tidak terkaji
Anus : Tidak terkaji
H. Pemeriksaan Muskuloskeletal :
5 5
5 5

Keterangan :
5 : Kekuatan otot baik (normal)
4 : Ada gerakan, gravitasi full ROM, beban bertahan sebagian.
3 : Ada gerakan, gravitasi, ada gerakan full ROM, tidak bisa menahan beban.
2 : Ada gerakan gravitasi, ada gerakan full ROM, bisa menahan beban.
1 : Ada kontraksi, tidak ada gerakan.
0 : Tidak ada kontraksi, meski diraba atau dipalpasi tidak ada gerakan

Pemeriksaan Neurologi :
Tingkat Kesadaran : composmentis, GCS 4-5-6
4: pasien dapat membuka mata dengan spontan
5: orientasi lingkungan baik
6: pasien dapat mengikuti perintah dengan baik
Reflek patella +/+
Reflek pupil +/+
J. Pemeriksaan Status Mental :
kesadaran pasien composmetis, pasien tampak lemas dan hanya berbaring di tempat
tidur

11. Pemeriksaan Penunjang Medis


Tanggal : 21 Juli 2017

No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interprestasi


Hasil
Hematologi
1. Darah Lengkap 14,6 13,2 – 15,5 g/dl Normal
2. Hemoglobin 4,45 3,8 – 10,6 Normal
3. Leukosit 6 < 10 mm/jam Normal
LED
Hitung jenis/Diff
Count
4 Eosinopil 0,7 2-4% Menurun
5 Basophil 0,2 0–1% Menurun
6 Stab 0,0 2 -6% Menurun
7 Segmen 57,8 50 – 70 % Normal
8 Limposit 24,0 25 – 40 % Menurun
9 Monosit 17,3 2–8% Meningkat
10 Trombosit 125 150 - 440 Normal
11 PCV/Hematrokit 42,8 < 40 – 52 % Normal
IMMUNOLOGI/SEROLOGI
Widal
12 Salmonella Typhi O NEGATIF
13 Salmonella Typhi H POSITIF 1/80
14 Salmonella Paratyphi OA NEGATIF
15 Salmonella Paratyphi OB NEGATIF
12. Pelaksanaan / Therapi :
1. Infus Ringer Laktat (RL) 500ml, 28 tetes/menit
Ringer laktat adalah larutan steril yang digunakan sebagai penambah cairan dan elektrolit
tubuh untuk mengembalikan keseimbangannya
2. Paracetamol 3x1
Paracetamol adalah salah satu obat yang masuk ke dalam golongan analgesik (pereda
nyeri) dan antipiretik (penurun demam)
3. Antrain 2 ml 3x1 ampl/iv :
Antrain injeksi adalah obat untuk meredakan nyeri parah serta demam seperti nyeri pasca
operasi atau nyeri kolik yang memiliki bahan aktif natrium
4. Ranitidine 50mg/2ml 2x1 ampl/iv :
juga digunakan untuk mengobati dan mencegah berbagai penyakit perut dan
kerongkongan yang disebabkan oleh terlalu banyak asam lambung, misalnya erosive
esophagitis dan refluks asam lambung (gastroesophageal reflux disease, GERD).
5. Omeprazole 40mg 2x1 ampl/iv :
Omeprazole adalah obat untuk mengatasi masalah perut dan kerongkongan yang
diakibatkan oleh asam lambung
12. Harapan Klien / Keluarga sehubungan dengan penyakitnya :
Harapan pasien cepet sembuh dan bisa berkumpul dengan keluarga dan bisa melakukan
aktivitas seperti biasanya

Tanda Tangan Mahasiswa,


ANALISA DATA

NAMA PASIEN : Tn. I


UMUR : 25 Tahun
NO. REGISTER :
DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH
DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO KEPERAWATAN
(E) (P)

DS : pasien mengatakan demam Proses Penyakit (Demam Hipertemia


sudah 3 hari dan demamnya Thypoid) (D.00130)
tinggi pada waktu siang dan
malam hari
DO :
- Pasien terlihat lemah
- TTV
TD : 90/60 mmHg
S : 38,6 0C
N : 82x/ menit
RR : 20 x/ menit
- Bibir tampak pecah- pecah
- Akral teraba panas
- Pasien tampak pucat
- Mukosa bibir terlihat kering

DS : Pasien mengatakan mual, Ketidak Mampuan Menelan


muntah, nafsu makan menurun Makanan Defisit Nutrisi
sudah 3 hari (D.0055)
DO :
- Pasien terlihat lemah
- TTV :
TD : 90/60 mmHg
S : 38.6 ̊C
N : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
- Mukosa bibir terlihat kering
- Lidah pasien terlihat putih
kotor
- Berat badan berkurang
Sebelum sakit :62Kg
Ketika sakit : 61Kg
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. I


UMUR : 25 Tahun
NO. REGISTER :

NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TANDA


MUNCUL (SDKI) TERATASI TANGAN
1. 22 juli 2019 Hipertemia berhubungan dengan 23 juli 2019 Lolita
Proses Penyakit (Demam
Thypoid) yang di tandai dengan
pasien mengatakan demam
sudah 3 hari dan demamnya
tinggi pada waktu siang dan
malam hari di tandai dengan
Pasien terlihat lemah ,TTV
TD : 90/60 mmHg,S : 38,6 0C
N : 82x/ menit ,RR : 20 x/ menit
Bibir tampak pecah- pecah,
Akral teraba panas , Pasien
tampak pucat, Mukosa bibir
terlihat kering

2. Defisit Nutrisi berhubungan


dengan Ketidak Mampuan
Menelan Makanan yang di tandai
dengan pasien mengatakan mual,
muntah, nafsu makan menurun
sudah 3 hari yang di tandai
dengan pasien tampak terlihat
lemah TTV : TD : 90/60 mmHg
S : 38.6 ̊C ,N : 82 x/menit
RR : 20 x/menit ,Mukosa bibir
terlihat kering Lidah pasien
terlihat putih kotor ,
Berat badan berkurang Sebelum
sakit :62Kg
Ketika sakit : 61Kg
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. I


UMUR : 25 Tahun
NO REGISTER :

DIAGNOSIS KEPERAWATAN : Hipertemia berhubungan dengan Proses Penyakit (Demam


Thypoid)
1. SIKI : Termoregulasi ( L.04034 )
a. Pucat Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
b. Suhu Tubuh Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
c. Tekanan Darah Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
d. Suhu kulit Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
i. Dipertahankan/ditingkatkan pada
j. Dipertahankan/ditingkatkan pada
k. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. I


UMUR : 25 Tahun
NO REGISTER :

DIAGNOSIS KEPERAWATAN : Defisit Nutrisi berhubungan dengan Ketidak Mampuan


Menelan Makanan
1. SIKI : Status Nutrisi ( L.03030)
l. Porsi makan yang dihabiskan Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
m. Kekuatan otot menelan Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
n. Pengetahuan tentang pilihan makan yang sehat Dipertahankan/ditingkatkan pad 5
o. Nafsu makan Dipertahankan/ditingkatkan pada 5
p. Frekuensi makan Dipertahankan/ditingkatkan pada 4
q. Dipertahankan/ditingkatkan pada
r. Dipertahankan/ditingkatkan pada
s. Dipertahankan/ditingkatkan pada
t. Dipertahankan/ditingkatkan pada
u. Dipertahankan/ditingkatkan pada
v. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SIKI :
l. Dipertahankan/ditingkatkan pada
m. Dipertahankan/ditingkatkan pada
n. Dipertahankan/ditingkatkan pada
o. Dipertahankan/ditingkatkan pada
p. Dipertahankan/ditingkatkan pada
q. Dipertahankan/ditingkatkan pada
r. Dipertahankan/ditingkatkan pada
s. Dipertahankan/ditingkatkan pada
t. Dipertahankan/ditingkatkan pada
u. Dipertahankan/ditingkatkan pada
v. Dipertahankan/ditingkatkan pada

3. SIKI :
l. Dipertahankan/ditingkatkan pada
m. Dipertahankan/ditingkatkan pada
n. Dipertahankan/ditingkatkan pada
o. Dipertahankan/ditingkatkan pada
p. Dipertahankan/ditingkatkan pada
q. Dipertahankan/ditingkatkan pada
r. Dipertahankan/ditingkatkan pada
s. Dipertahankan/ditingkatkan pada
t. Dipertahankan/ditingkatkan pada
u. Dipertahankan/ditingkatkan pada
v. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. I


UMUR : 25 Tahun
NO. REGISTER : ..............................................................
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
(SIKI)
1. Hipertemia berhubungan dengan Manajemen Hipertermia ( 1.04152)
Proses Penyakit (Demam Thypoid) Observasi
yang di tandai dengan pasien 16. idneetifikasi penyebab hipertermia - untuk mengetaui penyebab hipertermia
mengatakan demam sudah 3 hari 17. monitor suhu tubuh - untuk mengetahui keadaan pasien
dan demamnya tinggi pada waktu 18. monitor kadar elektrolit - untuk mengetahui komplikasi akibat hipertermia
siang dan malam hari di tandai 19. monitor haluaran urine
dengan Pasien terlihat lemah ,TTV 20. monitor komplikasi akibat hipertermia
TD : 90/60 mmHg,S : 38,6 0C Terapeutik
N : 82x/ menit ,RR : 20 x/ menit 1. sediakan lingkungan yang dingin - untuk memberikan lingkungan yang nyaman
Bibir tampak pecah- pecah, Akral 2. longgarkan pakaian - agar pasien nyaman dengan pakaian yang di pakek
teraba panas , Pasien tampak pucat, 3. basahi dan kipasi permukaan tubuh - memberikan lingkungan yang nyaman
Mukosa bibir terlihat kering 4. berikan cairan oral
5. ganti linen setiap hari
6. laukan pendinginan eksternal seperti kompres dingin pada
dahi, leher, dada, abdomen, aksila
7. hindari pemberian antipiretik atau aspirin
8. berikan oksigen jika perlu
Edukasi
1. anjurkan tirah baring
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. I


UMUR : 25 Tahun
NO. REGISTER : ..............................................................
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
(SIKI)
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Manajemen Nutrisi (I.03119)
Ketidak Mampuan Menelan Observasi
Makanan yang di tandai dengan
Identifikasi status nutrisi
pasien mengatakan mual, muntah, - Untuk mengetahui status nutria
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
nafsu makan menurun sudah 3 hari - Untuk mengetahui Identifikasi alergi dan intoleransi
Identifikasi makanan yang disukai
yang di tandai dengan pasien tampak makanan
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
terlihat lemah TTV : TD : 90/60 - Untuk mengetahui Identifikasi perlunya penggunaan
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
mmHg S : 38.6 ̊C ,N : 82 x/menit selang nasogastrik
Monitor asupan makanan
RR : 20 x/menit ,Mukosa bibir - Untuk mengetahui Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
terlihat kering Lidah pasien terlihat - Untuk mengetahui Monitor hasil pemeriksaan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
putih kotor ,Berat badan berkurang laboratorium
Terapeutik
Sebelum sakit :62Kg Ketika sakit :
61Kg Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu - Untuk mengetahui oral hygiene sebelum makan
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida
makanan) - Untuk mengetahui Fasilitasi menentukan pedoman
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai diet (mis. Piramida makanan)
 Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi - Untuk mengetahui Berikan makan tinggi serat untuk
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein mencegah konstipasi
 Berikan suplemen makanan, jika perlu - Untuk mengetahui Berikan suplemen makanan
 Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika - Untuk mengetahui Hentikan pemberian makan
asupan oral dapat ditoleransi melalui selang nasigastrik jika asupan oral dapat
Edukasi ditoleransi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. I


UMUR : 25 Tahun
NO. REGISTER : ..............................................................
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
(SIKI)
1. Hipertemia berhubungan dengan Intervensi Berdasarkan Junal 1 (Faizal Reza. 2019 )
Proses Penyakit (Demam Thypoid)
yang di tandai dengan pasien 1. Monitoring tanda-tanda vital seperti tekanan darah, suhu, nadi - Untuk mengetahui Monitoring tanda-tanda vital
mengatakan demam sudah 3 hari dan pernafasan seperti tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan
dan demamnya tinggi pada waktu 2. Menganjurkan pasien untuk intake cairan atau minum yang - Untuk mengetahui intake cairan atau minum yang
siang dan malam hari di tandai banyak banyak
dengan Pasien terlihat lemah ,TTV 3. Melakukan kompres hangat - Untuk mengetahui kompres hangat
TD : 90/60 mmHg,S : 38,6 0C 4. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat - Untuk mengetahui keadan pasien saat ini
N : 82x/ menit ,RR : 20 x/ menit 5. Memberikan pasien selimut yang tipis - Untuk memberikan kenyamanan
Bibir tampak pecah- pecah, Akral
teraba panas , Pasien tampak pucat,
Mukosa bibir terlihat kering
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. I


UMUR : 25 Tahun
NO. REGISTER : ..............................................................
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
(SIKI)
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Intervensi Berdasarkan Junal 2 (Sitti Maryam Bachtiar. 2010)
Ketidak Mampuan Menelan
Makanan yang di tandai dengan 1. Mengkaji pola makan - Untuk mengetahui pola makan pasien
pasien mengatakan mual, muntah, 2. Mengobservasi adanya kembung - Untuk mengetahui adanya kembung
nafsu makan menurun sudah 3 hari 3. Mengobservasi Mual dan muntah - Untuk mengetahui mual dan muntah
yang di tandai dengan pasien tampak 4. Melakukan pengukuran tanda-tanda vital - Untuk mengetahui pengukuran tanda-tanda vital
terlihat lemah TTV : TD : 90/60 5. Mengukur indeks massa tubuh pasien - Untuk mengetahui indeks massa tubuh pasien
mmHg S : 38.6 ̊C ,N : 82 x/menit 6. Menganjurkan makan sedikit tapi sering - Untuk mengetahui pentingnya nutrisi yang adekuat
RR : 20 x/menit ,Mukosa bibir 7. Menimbang BB pasien - Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini
terlihat kering Lidah pasien terlihat 8. Menganjurkan tirah baring
putih kotor ,Berat badan berkurang 9. Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
Sebelum sakit :62Kg Ketika sakit : 10. Penatalaksanaan pemberian diet
61Kg 11. Terapi obat yang diberikan oleh dokter
TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. I


UMUR : 25 Tahun
NO.REGISTER :

NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA


TANGAN
1 22/ 7/ 2019 1. Memonitor suhu minimal 2 jam
2. Memonitor tanda – tanda vital
S : 38,6 ̊C.
TD : 90/60 mmHg.
N : 82 x/menit.
RR : 20 x/menit.
3. Memonitor warna dan suhu kulit
4. Menganjurkan pasien untuk banyak
minum air putih
5. Melakukan kompres pasien pada
daerah dahi, lipat paha dan aksila
6. Menganjurkan untuk mengenakan
pakaian yang tipis
7. Memberikan pengobatan sesuai
anjuran dokter
8. Mendokumentasikan tindakan
dalam catatan rekamedik

2 1. Mengkaji adanya alergi makanan


2. Melakukan kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
3. Memberi nutrisi diet lembek, tidak
mengandung banyak serat, tidak
merangsang maupun menimbulkan
banyak gas dan dihidangkan saat
masih hangat
4. Menganjurkan makan sedikit tapi
sering
TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. I


UMUR : 25 Tahun
NO.REGISTER :

NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA


TANGAN
1 I 23/ 7/ 2019 1. Memonitor suhu minimal 2 jam Lolita
2. Memonitor tanda – tanda vital
S : 38,6 ̊C.
TD : 90/60 mmHg.
N : 82 x/menit.
RR : 20 x/menit.
3. Memonitor warna dan suhu kulit
4. Menganjurkan pasien untuk banyak
minum air putih
5. Melakukan kompres pasien pada daerah
dahi, lipat paha dan aksila
6. Menganjurkan untuk mengenakan
pakaian yang tipis
7. Memberikan pengobatan sesuai anjuran
dokter

II 23 /07/2019 1. Mengkaji adanya alergi makanan Lolita


2 2. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien
3. Memberi nutrisi diet lembek, tidak
mengandung banyak serat, tidak
merangsang maupun menimbulkan
banyak gas dan dihidangkan saat masih
hangat
4. Menganjurkan makan sedikit tapi
sering
CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA PASIEN : Tn. I


UMUR : 25 Tahunn
NO.REGISTER :

NO NO.DX JAM EVALUASI TTD


1 I 09.00 S: Pasien mengatakan demam sudah dirasakan Lolita
sejak 3 hari yang lalu sebelum masuk Rumah
Sakit, demamnya tinggi pada waktu siang dan
malam hari
O:
1. Pasien tampak lemah
2. TTV :S : 38,6 ̊C.TD : 90/60 mmHg.
N : 82 x/menit.RR : 20 x/menit.
3. Bibir tampak kering.
4. Akral terapa panas
5. Konjungtiva merah muda
A: Masalah belum teratasi.
P: Lanjutkan Intervensi
1) Monitor suhu minimal tiap 2 jam
2) Monitor TD, nadi, dan RR
3) Menganjurkan pasien untuk banyak
minum air putih
4) Beri kompres pada daerah dahi
5) Anjurkan untuk mengenakan pakaian
yang tipis
6) Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh

S: Pasien mengatakan mual, muntah, mulut


terasa pahit, nafsu makan berkurang sudah 3
hari.
O : Keadaan umum pasien lemah BB Sebelum
sakit : 62Kg, BB ketika sakit : 61Kg
- Pasien hanya menghabiskan 3-5
sendok makan
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi.
1) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
2) Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak
mengandung banyak serat, tidak
merangsang maupun menimbulkan
banyak gas dan dihidangkan saat
masih hangat.

34
CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA PASIEN : Tn. I


UMUR : 25 Tahunn
NO.REGISTER :

NO NO.DX JAM EVALUASI TTD


2 II 10.00 S: Pasien mengatakan demam sudah menurun Lolita
O:
6. Pasien tampak lemah
7. TTV :S : 37,6 ̊C.TD : 90/60 mmHg.
N : 82 x/menit.RR : 20 x/menit.
8. Bibir tampak kering.
9. Akral terapa panas
10. Konjungtiva merah muda
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
7) Monitor suhu minimal tiap 2 jam
8) Monitor TD, nadi, dan RR
9) Menganjurkan pasien untuk banyak
minum air putih
10) Beri kompres pada daerah dahi
11) Anjurkan untuk mengenakan pakaian
yang tipis
12) Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh

S: Pasien mengatakan masih mual ketika


makan tapi sudah tidak muntah, dan mual
masih terasa pahit.

O : Keadaan umum pasien lemah BB Sebelum


sakit : 62Kg, BB ketika sakit : 61Kg
- Pasien hanya menghabiskan 6 sendok
makan
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi.
3) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien.
4) Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak
mengandung banyak serat, tidak
merangsang maupun menimbulkan
banyak gas dan dihidangkan saat
masih hangat.

Anda mungkin juga menyukai