PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian dari apendisitis.
2. Mengetahui etiologi dari apendisitis.
3. Mengetahui manifestasi klinis dari apendisitis.
4. Memahami patofisiologi apendisitis.
5. Mengetahui apa saja pemeriksaan diagnostik dari apendisitis.
6. Mengetahui apa saja penatalaksanaan medis dari apendisitis.
7. Mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan
Apendisitis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks yang berbentuk
cacing dan berlokasi dekat katup ileosekal, peradangan mungkin disebabkan
oleh obstruksi oleh fekalit (Barbara C. Long, 1996: 228).
Apendisitis adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran
bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen
darurat (Smeltxer, 2001).
Apendisitis merupakan inflamasi apendiks vermiformis, karena struktur
yang terpuntir, apendiks merupakan tempat ideal bagi bakteri untuk
berkumpul dan multiplikasi (Chang, 2010).
Apendisitis merupakan inflamasi di apendiks yang dapat terjadi tanpa
penyebab yang jelas, setelah obstruksi apendiks oleh feses, akibat
terpuntirnya apendiks atau pembuluh darahnya (Corwin, 2009).
2.2 Etiologi
Penyebab dari apendisitis adalah adanya obstruksi pada lumen apendikial
oleh apendikolit, hiperplasia folikel limfoid submukosa, fekalit, atau parasit
(Katz, 2009)
Studi epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan
rendah serat dan pengaruh dari konstipasi terhadap timbulnya apendisitis.
Konstipasi akan menaikan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya
sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman floura
kolon biasa.
2.4 Patofisiologi
Kondisi obstruksi akan meningkatakan tekanan intraluminal dan
peningkatan perkembangan bakteri. Hal lainnya, akan terjadi peningkatan
kongesti dan penurunan perfusi pada dinding apendiks yang berlanjut pada
nekrosis dan inflamasi apendiks (Atassi, 2002).
Pasien akan mengalami nyeri pada area periumbilikal. Dengan
berlanjutnya proses inflamasi, maka pembentukan eksudat akan terjadi pada
permukaan serosa apendiks. Ketika eksudat ini berhubungan dengan parietal
peritonium, maka intervensi nyeri yang khas akan rterjadi (Santa Crose,
2009).
Dengan berlanjutnya proses obstruksi, bakteri berproliferasi dan
meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrat pada mukosa
dinding apendiks yang disebut apendisitis mukosa, dengan manifestasi
ketidaknyamanan abdomen. Adanya penurunan perfusi pada dinding akan
mengakibatkan iskemia dan nekrosis disertai peningkatan tekanan
intraluminal yang disebut apendisitis nekrosis, juga akan meningkatkan risiko
perfusi dari apendiks. Proses fagositosis terhadapa respon perlawanan pada
bakteri memberikan manifestasi pembentukan nanah atau push yang
terakumulasi pada lumen apendiks yang disebut apendisitis supuratif.
Sebenarnya tubuh juga melakukan usaha pertahanan untuk membatasi
proses peradangan ini dengan menutup apendiks menggunakan omentum dan
usus halus sehingga terbentuk masa periapendikular yang dikenal dengan
istilah infiltrat apendiks. Pola bagian dalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan
berupa abses yang dapat mengalami perforasi. Berlanjutnya kondisi
apendisitis akan menyebabkan menigkatnya risiko terjadi perforasi dan
pembentukan masa apendikular. Perforasi dengan cairan inflamasi dan bakteri
masuk ke rongga abdomen lalu memberikan respon inflamasi permukaan
peritonium atau terjadi peritonitis. Manifestasi yang khas adalah nyeri hebat
dan tiba-tiba datang pada abdomen kanan bawah (Tzanakis, 2005).
2.4.1 Pathway
Apendisitis nekrosis
Perforasi masa Apendisitis Akut
periapendikular Apendisitis supuratif
peritonitis
Apendisitis Kronis Gangguan GI Respon
sistemik
Intervensi Bedah
Respon lokal saat Mual, muntah,
Peningkatan
kembung,
Pra bedah Pasca bedah terjadi inflamasi suhu tubuh
anoreksia pada
Pengeluaran bayi dan anak
Respon Port de entree Hipertermi
HSBP
psikologis pasca bedah
misiterpretasi Asupan nutriri
kan perawatan Nyeri tidak adekuat
Risiko Infeksi
dan
penatalaksana
Ketidakseimbangan nutrisi
an pengobatan Kerusakan jaringan
kurang dari kebutuhan
pascabedah
Pemenuhan
Informasi
2.5 Pemeriksaan Diagnostik
a. Hitung sel darah komplit
Pada pemerksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara 10.000
– 20.000/mL dan netrofil di atas 75%.
b. C. Reactive Protein (CRP)
Adalah sintesis dari sekresi fase akut hati sebagai respon dari infeksi atau
inflamasi. Pada apendisitis didapatkan peningkatan kadar C. Reactive
Protein (CRP).
c. Pemeriksaan USG dilakukan untuk menilai inflamasi dan apendisitis.
d. Pemeriksaan CT Scan pada abdomen untuk mendeteksi apendisitis dan
adanya kemungkinan perforasi.
2.7 Pengkajian
Pengkajian keperawatan pasien apendisitis meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik, pengkajian diagnostik. Pada anamnesis, keluhan utama
yang paling sering ditemukan adalah nyeri pada abdomen kanan bawah atau
luka post operasi. Pengkajian nyeri dengan pendekatan PQRST dapat
membantu perawat dalam menentukan rencana intervensi yang sesuai.
Perbedaan kualitas dan skala nyeri yang bertambah berat menandakan adanya
proses inflamasi lokal yang berat atau kemungkinan adanya kondisi perforasi
apendiks.
2.8 Diagnosa Keperawatan
Pre Operatif
1. Pemenuhan informasi b.d rencana pembedahan apendiktomi
2. Kecemasan b.d rencana pembedahan
Post Operatif
1. Nyeri b.d respon inflamasi apendiks, kerusakan jaringan lunak
pascabedah
2. Risiko infeksi b.d adanya port de entree luka pasca bedah
Post Operatif
Dx. Tujuan dan
Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Dx. 1 Dalam waktu 1X7 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Mengetahui keadaan umum
jam nyeri 2. Kaji respon nyeri dengan 2. Pendekatan komprehensif
berkurang/hilang PQRST untuk menentukan rencana
teradapatasi, dengan intervensi
kriteria hasil: 3. Lakukan manajemen nyeri 3. Mengurangi rasa nyeri
- Klien 4. Istirahatkan pada saat nyeri 4. Istirahat mnurunkan
mengatakan nyeri terasa kebutuhan O2
berkurang 5. Atur posisi semifowler 5. Mengurangi tegangan dan
- Skala nyeri 0-1 insisi pada organ abdomen
(dari 0-5) 6. Beri oksigen nasal sesuai 6. Meningkatkan intake O2
indikasi sehingga menurunkan nyeri
sekunder
7. Ajarkan teknik distraksi 7. Menurunkan stimulus
internal
8. Ciptakan lingkungan yang 8. Menurunkan stimus
tenang eksternal
9. Tingkatkan pengetahuan 9. Dapat membantu kepatuhan
pasien tentang sebab nyeri pasien terhadap intervensi
Dx. 2 Dalam waktu 7 X 24 1. Kaji jenis pembedahan, hari 1. Mengidentifikasi kemajuan
jam tidak terjadi pembedahan tujuan yang diharapkan
infeksi, terjadi 2. Kaji kondisi luka 2. Mengidentifikasi luka
perbaikan pada 3. Buat kondisi luka balutan 3. Kondisi ini akan
integritas jaringan dalam keadaan bersih dan menghindari kontaminasi
lunak kering yang menyebabkan infeksi
4. Lakukan perawatan luka 4. Menceagah kondisi luka
dengan tepat, bersih, benar menjadi lebih buruk
5. Kolaborasi pemberian 5. Mencegah berkembangnya
antibiotik mikroorganisme
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA AN. J DENGAN POST OPERASI APENDIKTOMI HARI KE - 1
DI RUANG PERAWATAN BEDAH DUA
RUMAH SAKIT UMUM BANTEN
1.1 Pengkajian
A. Biodata
1. Identitas klien
Nama : Ny J.
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kp Ulu bojong Des warukas Kac Binuang
Kab.Serang
Agama : Islam
Suku : Sunda
No. Registrasi : 080393
Diagnosa Medis : Apendistis
Tanggal Masuk : 29 Oktober 2019
Tanggal Pengkajian : 31 Oktober 2019
Tanggal Operasi : 30 Oktober 2019
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. J
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kp Ulu bojong Des warukas Kac Binuang
Hubungan dengan klien : Ayah klien
B. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada daerah luka post operasi
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 27 Oktober 2019 klien merasa nyeri pada abdomen
kanan bawah, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri semakin bertambah
apabila klien beraktifitas, nyeri dirasakan berkurang apabila klien
istirahat. Kemudian klien berobat ke puskesmas, setelah dilakukan
penerusan oleh dokter puskesmas. Klien dinyatakan menderita
apendisitis. Dokter puskesmas merujuk klien ke Rumah Sakit Banten.
Klien tiba di IGD RSU Banten padatanggal 29 Oktober 2019 Pukul
10.21 WIB. kemudian klien ditempatkan di ruang perawatan Bendah 2
RSU Banten. Kemudian klien dilakukan pemeriksaan Rontgen dan
USG pada daerah perut, dan hasilnya menunjukan adanya peradangan
pada Apendiks, klien di rencanakan operasi pada pukul 13.20 WIB.
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 31 Oktober 2019 Pukul
08.30 klien mengatakan nyeri pada daerah luka post operasi. Nyeri
dirasakan bertambah apabila klien miring kanan dan miring kiri, nyeri
dirasakan berkurang apabila klien tidur terlentang. Nyeri dirasakan
seperti disayat, nyeri terlokasi di daerah operasi. Skala nyeri 4 dari (0-
5). Akibat nyeri klien sulut beraktifitas.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya klien tidak pernah merasakan sakit
seperti ini, klien mengatakan hanya sakit kepala, flu, dan batuk.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat
penyakit keturunan, dan penyakit menular.
D. Riwayat Psikologi
1. Citra Tubuh
Klien merasa sedikit malu saat dikaji luka post operasi, karena lukanya
berada di daerah Obdomen bawah dekat dengan daerah intimnya.
2. Identitas Diri
Klien adalah seorang pelajar, klien merasa sedih, karena klien sakit,
tidak bisa mengikuti pelajaran seperti teman-temannya.
3. Fungsi Peran
Klien adalah seorang pelajar, klien sangat menyayangi teman-temanya,
klien adalah anak yang baik , selama klien sakit ayah dan ibunya selalu
mendampingi klien.
4. Ideal Diri
Klien berharap setelah dilakukan oprasi di RSU Banten, klien bisa
sembuh dan dapat kembali sekolah seperti sebelum klien sakit, bisa
berkumpul bersama teman-temannya kembali di sekolah.
5. Harga Diri
Klien termasuk orang yang peduli kepada orang lain, terutama pada
teman-temannya.
E. Riwayat Sosial
Klien termasuk orang yang terbuka tehadap orang lain, klien juga
termasuk orang yang mudah bergaul, klien ramah kepada orang lain, klien
selalu merespon baik pada saat ditanya perawat dan pada saat dilakukan
tindakan oleh perawat.
F. Riwayat Spiritual
Klien termasuk orang yang toat beribadah, klien meyakini kalau
sakitnya adalah cobaan yang diberikan Allah SWT untuk menguji
kesabaran diri Klien dan untuk intorpeksi diri klien, klien selalu berdoa
agar klien segera diberikan kesembuhan.
G. Data Biologis
1. Daily Activity Living (ADL)
No ADL Di Rumah Di Rumah Sakit
1 Nutrisi
a. Makan
- Jenis Menu - Nasi, Mie Ayam, Lauk, - Di puasakan sampai dengan
Buah bising usus terdengar 8x/
- Frekuensi - 3x Sehari menit
- Porsi - 1 Piring
- Pantangan - Tidak ada
- Keluhan - Tidak ada
b. Minum
- Jenis Minuman - Air Mineral - Di puasakan sampai dengan
- Jumlah - 8 gelas / 2 L per hari bising usus terdengar 8x/
- Pantangan - Tidak ada menit
- Keluhan - Tidak ada
Mempersepsi nyeri
Nyeri akut
2 DS : Tindakan pembedahan Resiko infeksi
- Klien mengatakan berhubungan dengan
masih terasa panas Luka insisi luka infasip.
dan nyeri pada luka
post operasi. Adanya proses penyembuhan
- Klien terlihat
meringis menahan Resiko infeksi
sakit.
DO :
- Tampak kemerahan
disekitar luka insisi
3 DS : Apendisitis Kurang pengetahuan
- Klien dan keluarga klien dan keluarga
menanyakan tentang Pembedahan berhubungan dengan
penyakitnya dan cara proses penyakit dan
mengganti balutan Luka insisi perawatan luka post
setelah pulang ke operai setelah di
rumah nanti Klie bertanya tentang penyakitnya rumah.
DO :
- Klien dan keluarga Keluarga bertanya tentang
terlihat ingin perawatan luka dirumah
mengetahui kondisi
kesehatan klien dan Kurang pengetahuan
perawatan luka klien.
1.3 Perencanaan
Diagnosa Perencanaan
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Observasi tanda-tanda vital klien. 1. Untuk mengetahui
berhubungan asuhan ada tidaknya
dengan luka keperawatan peningkatan suhu,
post operasi. selama 1x24 jam, 2. Kaji nyeri, catat lokasi karakteristik, peningkatan nafas,
nyeri skala nyeri (0-5) dll
berkurang/hilang 2. Berguna dalam
dengan kriteria pengawasan dan
hasil : 3. Berikan posisi yang nyaman keefisienan obat,
- Klien dapat kemajuan
rileks penyembuhan.
- Klien dapat 4. Anjurkan klien melakukan relaksasi 3. Agar klien merasa
tidur dengan nyaman, dengan rasa
teratur. nyaman nyeri klien
berkurang.
4. Oksigen yang masuk
dengan konsentrasi
5. Mengajakan klien melakukan teknik tinggi dapat beredar
distraksi ke pembuluh darah,
sehingga
merelaksasikan
6. Kolaborasi dengan dokter pemberian daerah yang nyeri
obat analgetik 5. Mengalihkan pikiran
(distraksi) ada
sesuatu hal yang
menyenangkan dapat
mengurangi rasa
nyeri.
6. Pemberian obat
analgetik untuk
menghilangkan
nyeri.
2. Resiko Setelah dilakukan 1. Kaji adanya tanda-tanda infeksi pada 1. Dugaan adanya
terjadinya asuhan area insisi infeksi
infeksi keperawatan 2. Dugaan adnya
berhubungan selama 1x24jam infeksi/terjadinya
dengan resiko infeksi 2. Minitoring tanda-tanda vital sepsis,abses,peritonit
tindakan tidak terjadi. perhatikan is
infasip ( Dengan kriteria demam,mengigil,berkeringat,perubah 3. Mencegah meluas
insisi pos hasil: an mental. dan membatasi
pembedahan - Klien bebas penyebaran infeksi.
) dari tanda- 3. Pertahankan teknik aseptik
tanda infeksi 4. Batasi pengunjung 4. Menurunkan resiko
- Menunjukan 5. Kolaborasi dengan tim medis terpajan
kemampuan
5. Terapi ditunjukan
untuk
pada bakteri aerob
mencegah
dan anaerob.
timbulnya
infeksi
- Nilai leukosit
( 4,5 – 11
ribu/ui )
3. Kurang Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan 1. Mengetahui tingkat
pengetahuan asuhan keluarga pemahaman dan
klien keperawatan pengetahuan klien
berhubungan selama 3x24 jam dan keluarga tentang
dengan diharapkan 2. Menjelaskan dan memberikan penyakitnya
proses pengetahuan informasi pada klien tentang 2. Meningkatkan
enyakit dan klien dan penyakitnya pemahaman klien
perawatan keluarga 3. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang
luka meningkat. tentang setiap tindakan keperawatan kondisi
Dengan kriteria yang diberikan kesehatannya
hasil : 3. Mengurangi tingkat
- Klien dan 4. Menjelaskan dan mengajarkan kecemasan klien dan
keluarga dapat keluarga dalam perawatan luka membantu
memahami operasi klien dengan teknik aseptik meningkatkan
tentang kerjasama program
definisi terapi yang diberikan
penyakit klien, 4. Meningkatkan
penyebabnya pengetahuan dan
- Klien dapat pemahaman klien
melakukan dan keluarga tentang
perawatan perawatan luka
luka post op operasi yang baik
setelah dan benar
dirumah nanti
1.4 Implementasi
No Tanggal Diagnosa Implementasi
1. 31Oktober Dx. 1 - Melakukan pemeriksaan Keadan Umum Klien
2019 (pukul 07.30)
Tekanan darah : 100/80mmhg
Nadi : 88x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36oCelcius
- Pukul 08.30
Mengkaji tingkat kesadaran
- Pukul 09.00
Melakukan perawatan luka
- Pukul 10.00
Mengajarkan klien latihan nafas dalam dan
mengalihkan pikiran klien pada hal-hal yang
menyenangkan
- Pukul 12.00
Melakukan pemeriksaan TTV
Tekanan darah : 100/80mmhg
Nadi : 88x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36oCelcius
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Apendisitis merupakan inflamasi apendiks vermiformis, karena
struktur yang terpuntir, apendiks merupakan tempat ideal bagi bakteri untuk
berkumpul dan multiplikasi. Penyebab dari apendisitis adalah adanya
obstruksi pada lumen apendikial oleh apendikolit, hiperplasia folikel
limfoid submukosa, fekalit, atau parasit. Gejala apendisitis adalah nyeri
viseral di daerah epigastrium di sekitar umbilikus dengan keluhan mual dan
muntah. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah. Nyeri
kemudian dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga disebut
nyeri somatik. Komplikasi apendisitis adalah perforasi, peritonitis, abses
apendiks.
4.2. SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini, kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa dan dapat menambah pengetahuan tentang
Apendisitis. Semoga kita juga dapat mencegah terjadinya apendisitis,
dengan cara diet tinggi serat.