Anda di halaman 1dari 26

Konsep Asuhan Keperawatan pada

Kasus Encephalitis

Oleh: KELOMPOK 2

1
Pendahuluan
Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh
bakteri, cacing, protozoa, jamur, atau virus (Arif Mansur : 2000).

bisa juga karena komplikasi dari penyakit


lain seperti rabies (disebabkan oleh virus)
atau sifilis (disebabkan oleh bakteri).
Penyakit parasit dan protozoa seperti
toksoplasmosis, malaria, atau primary
amoebic meningoencephalitis juga dapat
menyebabkan ensefalitis pada orang yang
sistem kekebalan tubuhnya kurang.

2
ETIOLOGI
1. Virus
Herpes virus HSV-1, HSV-2, varicella zoster virus, cytomegalovirus,
Epstein-Barr virus, human herpes virus 6
Adenovirus
Influenza A
Enterovirus, poliovirus
Measles, mumps, and rubella virus
Rabies
Arbovirus Contoh: Virus Japanese encephalitis; Virus St. Louis
encephalitis; Virus West Nile encephalitis; Virus Eastern, Western dan
Venzuelan equine encephalitis; virus tick borne encephalitis
Bunyavirus Contoh: Virus La Crosse strain of California
Reovirus Contoh: Virus Colorado tick fever
Arenavirus Contoh: Virus lymphocytic choriomeningitis

3
ETIOLOGI
Bakteri penyebab ensefalitis adalah Staphylococcus
aureus, streptokok, E. Coli, M. Tuberculosa dan T.
Pallidum. Encephalitis bakterial akut sering disebut
encephalitis supuratif akut (Mansjoer, 2000).

4
Pemeriksaan Penunjang

Dari feses
Dari swap hidung dan tenggorokan
Pemeriksaan serologis
Pemeriksaan darah
EEG/ Electroencephalography
CT scan Pemeriksaan CT scan otak
Gejala:

Pada bayi, dapat dicurigai terkena ensefalitis melalui pola makan yang
buruk, sangat rewel dan terus menerus menangis, mual dan muntah, ubun-
ubun yang menonjol, dan tubuh yang kaku. Bayi harus segera dibawa ke
dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat.

Pada anak-anak dan orang dewasa, gejala encephalitis ringan bisa


saja tidak menimbulkan gejala sama sekali atau hampir mirip dengan gejala
flu, seperti : demam, nyeri kepala, lemas, nyeri otot dan sendi, nyeri
tenggorokan, kaku pada leher dan punggung, nafsu makan menurun, mual
dan muntah, tidak dapat berdiri tegak, gangguan koordinasi gerak, serta
sangat sensitif terhadap cahaya.

Akan tetapi pada kasus yang lebih berat, encephalitis dapat mengancam
nyawa. Keluhan yang timbul seperti : kejang, kelumpuhan, hilang ingatan,
delirium dan halusinasi, gangguan penglihatan, gangguan berbicara dan
pendengaran, gangguan orientasi tempat dan waktu, gangguan kesadaran. 7
Penatalaksanaan
1.Pengobatan penyebab : Diberikan apabila jenis virus diketahui Herpes
encephalitis : Adenosine arabinose 15 mg/Kg, BB/hari selama 5 hari.
2) Pengobatan suportif
Sebagian besar pengobatan encephalitis adalah : pengobatan nonspesifik
yang bertujuan mempertahankan fungsi organ tubuh.
3) Pengobatan tersebut antara lain:
ABC (airway, breathing, circulation) harus ipertahankan sebaik-baiknya.
Pemberian makan secara adekuat baik secara internal maupun parenteral
dengan memepertahikan jumlah kalori, protein, keseimbangan cairan
elektrolit dan vitamin.
Obat-obatan yang lain apabila diperlukan agar keadaan umum enderita
tidak bertambah parah
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ENSEFALITIS
A. PENGKAJIAN
1. AKTIFITAS DAN ISTIRAHAT
Gejala : Perasaan tidak enak/ malaise,Keterbatasan aktifitas yang
ditimbulkan oleh kondisinya
Tanda : Ataksia, kelumpuhan, gerakan infolunter, kelemahan
secara umum, keterbatasan dalam rentang gerak
2. SIRKULASI
Gejala : adanya riwayat kardiopatologi, misalnya endokarditis.
Tanda : TD meningkat, nadi menurun, takanan nadi berat
(berhubungan dengan peningkatan TIK berpengaruh pada pusat
vasomotor, takikardi, disritmia.

9
PENGKAJIAN

3. ELIMINASI
Tanda : adanya inkontenensia atau retensi
4. MAKANAN DAN CAIRAN
Gejala : anoreksia, kesulitan menelan
Tanda : muntah, turgor kulit jelek, membrane mukosa
kering, gangguan pertumbuhan BB kurang dari 80%,
ukuran LLA menurun.

10
PENGKAJIAN

5. NEUROSENSORIS
Gejala : sakit kepala (merupakan gejala pertama dan
biasanya berat), kaku pada persarafan yang terkena,
kehilangan sensasi (kerusakan pada saraf cranial),
timbul kejang.
Tanda : mata anishokor atau tidak bereaksi terhadap
cahaya (tanda peningkatan TIK), status mental letargi
sampai kebingungan yang berat bahkan koma,
perubahan pada fungsi motoris dan sensoris, kejang
umum atau local, hemiparase atau hemiplegi.

11
PENGKAJIAN

6. NYERI/ KENYAMANAN
Gejala : sakit kepala (berdenyut dengan hebat terutama pada
frontal), ketegangan pada leher, nyeri pada tenggorokan.
Tanda : perilaku distraksi atau gelisah
7. PERNAFASAN
Gejala : adanya riwayat infeksi sinus/paru
Tanda : peningkatan kerja pernafasan, saluran nafas dan
frekuensi nafas menurun.
8. INTEGRITAS EGO
Tanda : penampilan dan muka terlihat tua, anak sangat kurus,
rambut kepala nampak kering, tipis dan mudah rontok.

12
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan
adanya oedema serebral.
Nyeri akut : sakit kepala berhubungan dengan peningkatan
tekana vaskuler serebral.
Hipertermi berhubungan dengan efek langsung dari sirkulasi
endotoksin pada hipotalamus.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake tidak adequate (anoreksia, muntah).
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
neuromuskuler.
Resiko trauma berhubungan dengan kejang.

13
INTERVENSI
1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan
adanya oedema serebral.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
perfusi jaringan serebral kembali efektif.
NOC : Status sirkulasi.
Kriteria hasil :
a. Mendemonstasikan status sirkuasi yang ditandai dengan :
Tekanan systole dan diastole daam rentang yang diharapakan.
Tidak ada ortostatik hipertensi
Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK (tidak lebih dari 15
mmHg)
b. Menunjukan fungsi sensori motori cranial yang utuh: tingkat
kesadaran baik, tidak ada gerakan infolunter.

14
NIC : Monitor TIK
a. Monitor tekanan perfusi serebral
b. Catat respon pasien terhadap stimulus
c. Monitor TIK dan respon neurologist terhadap
aktifitas
d. Monitor jumah drainage cairan serebrospinal
e. Monitor suhu
f. Kolaborasi pemberian antibiotic

15
2. Nyeri akut berhubungan dengan factor infeksi.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan nyeri
berkurang
NOC : Pain level
Kriteria hasil
a. Mampu mengontrol nyeri
b. Menggunakan metode non farmakologi untuk
mengurangi nyeri
c. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan managemen nyeri
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
16
NIC : Pain management
a. Observasi reaksi abnormal dari
ketidaknyamanan
b. Gunakan komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
c. Ajarkan tehnik non farmakologi
d. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
e. Tingkatkan istirahat.

17
3. Hipertermi berhubungan dengan efek langsung dari
sirkulasi endotoksin pada hipotalamus
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
proses keperawatan diharapkan suhu tubuh dalam batas
normal
NOC : Thermoregulation
Kriteria hasil :
a. Suhu tubuh dalam rentang normal
b. Nadi dan respirasi dalam batas normal
c. Tidak adaperubahan warna kulit dan tidak ada pusing

18
NIC : Temperature Regulation
Intervensi :
a. Monitor suhu tubuh minimal setiap 2 jam
b. Monitor tanda tanda hipertermi atau
hipotermi
c. Monitor tanda tanda vital
d. Monitor warna dan suhu kulit
e. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

19
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake tidak adequate (anoreksia,
muntah)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
proses keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi
terpenuhi

NOC : Nutrition status


Kriteria hasil :
a. Asupan nutrisi yang adequate
b. Asupan makanan dan cairan yang adequate
c. Energy yang dihasilkan
d. Berat badan tidak turun secara dratis
20
NIC : Nutrition Monitoring
Intervensi :
a. BB pasien dalam rentang normal
b. Monitor adanya penurunan berat badan
c. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
d. Monitor turgor kulit
e. Monitor rambut kering, kusam dan mudah patah
f. Monitor kalori dan intake nutrisi

21
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan neuromuskuler
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan mobilitas fisik kembali normal.
NOC : Joint movement active
Kriteria hasil :
a. Klien meningkat dalam aktifitas fisik
b. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
c. Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan
kekuatan dan kemampuan berpindah
d. Memperagakan pengguanaan alat bantu untuk
mobilisasi

22
NIC :Exercise therapy : ambulation
Intervensi :
a. Monitor TTV sebelum/sesudah latihan dan
lihat respon pasien saat latihan
b. Kaji kemampuan klien dalam mobiisasi
c. Beri dan Bantu jika pasien membutuhkan
d. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi,
berikan bantuan jika diperlukan.
e. Dampingi pasien dan saat mobilisasi
06/14/11 Askep Ensefalitis by Mugi Hartoyo 23
6. Resiko trauma berhubungan dengan kejang
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan resiko trauma dapat dikurangi.
NOC : Risk control
Kriteria hasil
a. Klien terbebas dari cedera
b. Klien mampu menjelaskan cara/metode untuk
mencegah cedera
c. Klien mampu menjelaskan factor resiko dari
lingkungan/ perilaku sosial
d. Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah
cedera.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
06/14/11 Askep Ensefalitis by Mugi Hartoyo 24
NIC : Manajemen lingkungan
Intervensi :
Sediakan lingkungan yang aman bagi klien
a. Menghindarkan lingkungan yang berbahaya
(misalnya memindahkan perabot)
b. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan
bersih
c. Membatasi pengunjung
d. Memberikan penerangan yang cukup
e. Menganjurkan keluarga untuk menemani
f. Mengontrol lingkungan dari kebisingan.
25
TERIMA KASIH

26

Anda mungkin juga menyukai