Oleh :
NI NENGAH DWI PRATIWI
NIM. P07120319026
PROFESI NERS
Sedangkan, tanda dan gejala primer syok septik adalah demam, kedinginan
menggigil, hiperventilasi, takikardi, hipotermia, lesi kulit (petekie, ekimosis,
ektima gangrenosum, eritema difusa, selulitis), dan perubahan status mental
seperti rancu, agitasi, kecemasan, eksitasi, letargi, penumpulan (obtundasi),
koma. Tanda dan gejala sekunder syok septik adalah hipotensi, sianosis,
gangren perifer simetreis (purpura reaksi-langsung), tanda-tanda gagal jantung
(Arvin, 2000), peningkatan tingkat jantung, penurunan tekanan darah,
penurunan PaO2, penurunan PaCO2 (awal) / peningkatan PaCO2 (akhir),
penurunan HCO3-, meningkatkan saturasi oksigen vena campuran (Svo2).
Sepsis
Terjadi Iskemia
hipoperfusi/kekurangan
oksigen
Kerusakan multi
organ
Hipoksia Menurunnya
kontraktilitas Pencernaan
jantung
Proses masuknya
Mual, muntah
piruvat menurun
Cardiac output
tidak mencukupi
Penimbunan laktat Nausea Risiko
deficit
nutrisi
Perfusi perifer
Asidosis laktat tidak efektif
Tubuh
dikompensasi
mengeluarkan CO2
Hiperventilasi
E.Pola
Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
nafas tidak
1. Biakan: dari darah, sputum, urine, luka operasi atau non operasi dan aliran
efektif
invasif (selang atau kateter) hasil positip tidak perlu untuk diagnosis.
2. Lekositosis atau lekopenia, trombositopenis, granulosit toksik, CRP (+),
LED meningkat dan hasil biakan kuman penyebab dapat (+) atau (-).
3. Gas-gas darah arteri: alkalosis respiratorik terjadi pada sepsis (PH > 7,45,
PCO2 < 35) dengan hipoksemia ringan (PO2 < 80)
4. Kultur (luka, sputum, urine, darah) untuk mengindentifikasi organisme
penyebab sepsis. Sensitivitas menentukan pilihan obat-obatan yang paling
efektif. Ujung jalur kateter/intravaskuler mungkin diperlukan untuk
memindahkan dan memelihara jika tidak diketahui cara memasukannya.
5. SDP : Ht mungkin meningkat pada status hipovolemik karena
hemokonsentrasi. Leukopenia (penurunan SDP) terjadi sebelumnya,
dikuti oleh pengulangan leukositosis (15.000 – 30.000) dengan
peningkatan pita (berpindah ke kiri) yang mempublikasikan produksi SDP
tak matur dalam jumlah besar.
6. Elektrolit serum ; berbagai ketidak seimbangan mungkin terjadi dan
menyebabkan asidosis, perpindahan cairan, dan perubahan fungsi ginjal.
7. Pemeriksaan pembekuan : Trombosit terjadi penurunan (trombositopenia)
dapat terjadi karena agregasi trombosit. PT/PTT mungkin memanjang
mengindentifikasikan koagulopati yang diasosiasikan dengan iskemia
hati / sirkulasi toksin / status syok.
8. Laktat serum meningkat dalam asidosis metabolic,disfungsi hati, syok.
9. Glukosa serum terjadi hiperglikemia yang terjadi menunjukan
glukoneogenesis dan glikogenolisis di dalam hati sebagai respon dari
perubahan selulaer dalam metabolisme.
10. BUN/Kr terjadi peningkatan kadar disasosiasikan dengan dehidrasi ,
ketidakseimbangan / gagalan hati.
11. GDA terjadi alkalosis respiratori dan hipoksemia dapat terjadi sebelumnya
dalam tahap lanjut hioksemia, asidosis respiratorik dan asidosis metabolic
terjadi karena kegagalan mekanisme kompensasi.
12. Urinalisis adanya SDP / bakteri penyebab infeksi. Seringkali muncul
protein dan SDM.
13. Sinar X film abdominal dan dada bagian bawah yang
mengindentifikasikan udara bebas didalam abdomen dapat
menunjukan infeksi karena perforasi abdomen / organ pelvis.
14. EKG dapat menunjukan perubahan segmen ST dan gelombang T dan
disritmia yang menyerupai infark miokard.
d. Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis
padahal sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat
kesadaran dengan menggunakan AVPU.
e. Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan
tempat suntikan dan tempat sumber infeksi lainnya.
2. Pengkajian Sekunder
a. Aktivitas dan istirahat
Subyektif : Menurunnya tenaga/kelelahan dan insomnia
b. Sirkulasi
1) Subyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass cardiopulmonary,
fenomena embolik (darah, udara, lemak)
2) Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya
hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock)
3) Heart rate : takikardi biasa terjadi
4) Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen pulmonic)
dapat terjadi disritmia dapat terjadi, tetapi ECG sering
menunjukkan normal
5) Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis
biasa terjadi (stadium lanjut)
c. Integritas Ego
1) Subyektif : Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan
kematian
2) Obyektif : Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan
mental.
d. Makanan/Cairan
1) Subyektif : Kehilangan selera makan, nausea
2) Obyektif : Formasi edema/perubahan berat badan,
hilang/melemahnya bowel sounds
e. Neurosensori
Subyektif atau Obyektif : Gejala truma kepala, kelambatan mental,
disfungsi motoric
f. Respirasi
1) Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi
pulmolal diffuse, kesulitan bernafas akut atau khronis, “air hunger”
2) Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, grunting
g. Rasa Aman
Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi
darah, episode anaplastic
h. Seksualitas
Subyektif atau obyektif : Riwayat kehamilan dengan komplikasi
eklampsia
C. Intervensi Keperawatan
3. Berikan oksigen
Edukasi
1. Anjurkan asupan
cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, mukolitik,
jika perlu
Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan asuhan Perawatan Sirkulasi
efektif keperawatan selama …
Observasi
X 24 jam diharapkan
perfusi perifer meningkat 1. Periksa sirkulasi
dengan criteria hasil : perifer
2. Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatanan perfusi
3. Lakukan pencegahabn
infeksi
Edukasi
3. Informasikan tanda
dan gejala darurat yang
harus dilaporkan
4. Anjurkan berolahraga
rutin
DAFTAR PUSTAKA
(……………………………………) (…………………………..……….)
NIP. NIM.
Nama Pembimbing/CT
(…………………………….………………)
NIP.