Anda di halaman 1dari 16

BAB V

PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan aplikasi Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
Modifikasi yang dilaksanakan dalam praktek manajemen keperawatan di Ruang Paviliun Utama
RSU Bangli pada tanggal 13 Januari sampai dengan 26 Januari 2020. Pelaksanaan MPKP
Modifikasi ditekankan pada komponen utama, yaitu : (1) Penataan tenaga keperawatan, (2)
Sistem MPKP Modifikasi, (3) Timbang Terima, (4) Sentralisasi Obat, (5) Discharge Planning,
(6) Supervisi, (7) Ronde Keperawatan, (8) Dokumentasi Keperawatan.
A. Penataan Ketenagaan Keperawatan
1. Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan buku catatan harian mengenai jumlah penderita setiap hari serta
tingkat ketergantungannya.
b. Menyiapkan format klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan penderita
berdasarkan metode Douglas (terlampir).
c. Menyiapkan konsep perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien.
2. Pelaksanaan
a. Mengumpulkan data mengenai jumlah pasien serta tingkat ketergantungan pada
pagi, siang, dan malam mulai minggu kedua sampai minggu ketiga.
b. Melakukan tabulasi data dan melaksanakan perhitungan jumlah kebutuhan tenaga
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien (terlampir).
c. Melakukan perhitungan jumlah tenaga yang bertugas dalam sehari pada shift pagi,
siang, dan malam.
Kebutuhan perawat per hari = 2 + 2 + 2 = 6 orang
Libur = 3 orang
Kepala Ruangan = 1 orang
Perawat Primer = 2 orang +
= 12 orang

90
Gambar 5.1 Jadwal Dinas Mahasiswa ITEKES BALI di Ruang Utama RSU Bangli

3. Hambatan
Kelompok tidak mengalami hambatan dalam pelaksanaan perhitungan tenaga selama
praktek manajemen keperawatan berlangsung.
4. Dukungan
Kepala ruangan dan perawat ruangan memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan serta
memberikan masukan, saran yang bersifat positif saat mahasiswa melakukan praktik
manajemen keperawatan dan pemberian asuhan keperawatan.

B. Model Praktek Keperawatan Profesional


1. Persiapan
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan model praktik keperawatan
professional. Adapun bagan model pemberian asuhan keperawatan adalah sebagai
berikut :

Kepala Ruangan

Perawat Primer I Perawat Primer II

Perawat Associate 1 Perawat Associate 1

Perawat Associate2 Perawat Associate2

91
Perawat Associate3 Perawat Associate3

Perawat Associate4 Perawat Associate4

Bagan 5.1 Model Praktek Keperawatan Profesional

2. Pelaksanaan
Penerapan model praktik keperawatan professional modifikasi dilaksanakan selama
1 minggu pad minggu kedua mulai tanggal 13 s/d 19 Januari 2020. Masing-masing
anggota kelompok berperan sebagai Kepala Ruangan, PP, PA, yang terbagi menjadi 3
shift, yaitu pagi,sore dan malam (jadwal dinas terlampir).
Pada minggu kedua Hari sabtu tanggal 18Januari 2020 dilakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan MPKP Modifikasi dengan hasil pasien yang kita kelola menyatakan puas
terhadap pelayanan yang kita berikan.

92
Gambar 5.2 Struktur Organisasi Praktek Manajemen Keperawatan Profesi
Ners ITEKES BALI Tahun 2019/2020
3. Hambatan
Pada minggu awal pelaksanaan MPKP di Ruang Paviliun Utama RSU Bangli
ditemukan beberapa hambatan, antara lain :
a. Adanya pergantian peran setiap harinya pada mahasiswa menyebabkan kurang
maksimalnya peran yang dilakukan oleh mahasiswa dalam melakukan asuhan
keperawatan
b. Tingkat adaptasi mahasiswa terhadap peran bervariasi
c. Kasus kelolaan mahasiswa yang cukup variatif
Namun pada minggu selanjutnya hambatan tersebut dapat diminimalisir oleh kelompok
dengan bantuan pembimbing akademik, kepala ruangan dan perawat Ruang Paviliun
Utama.
4. Dukungan
Kepala ruangan dan perawat memberikan kesempatan dan dukungan kepada
mahasiswa untuk praktik manajemen dalam mengaplikasikan peran pada penerapan
model praktik keperawatan professional
C. Timbang Terima
1. Persiapan
Persiapan timbang terima dilaksanakan pada minggu kedua. Persiapan yang
dilakukan antara lain:
a. Menentukan penanggung jawab timbang terima.
b. Penanggung jawab kegiatan menyusun proposal timbang terima.
c. Menyusun format timbang terima keperawatan serta petunjuk teknis pengisiannya.
d. Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan timbang terima dilaksanakan secara penuh pada minggu ke dua dan
ketiga saat rotasi dinas 24 jam. Dilakukan pada pergantian shift pagi ke shift sore pada
pukul 13.15 Wita, shift sore ke shift malam pukul 19.15 Wita, dan pergantian shift
malam ke shift pagi pukul 07.15 Wita. Untuk mendapatkan persepsi yang sama dan
peningkatan keterampilan, pengetahuan, sikap mengenai pelaksanaan timbang terima

93
yang benar, kelompok telah mempraktikkan timbang terima setiap pergantian shift jaga
yang dibimbing dan diarahkan oleh pembimbing klinik. Adapun alur pelaksanaannya
dimulai pada nurse station dimana PP/PA yang bertugas pada shift itu menyampaikan
jumlah pasien, identitas klien, diagnose medis, data (keluhan subjektif/objektif),
masalah keperawatan yang masih muncul, intervensi keperawatan yang sudah dan
belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana
umum dan persiapan yang perlu dilakukan serta pesan-pesan khusus/ hal-hal penting,
setelah semua laporan dimengerti dengan jelas, lanjutkan dengan timbang terima pasien
ke tempat perawatan dimana waktu untuk timbang terima setiap pasien tidak lebih dari
5 menit. Kemudian kembali ke nurse station untuk klarifikasi dan akhirnya
penandatanganan timbang terima oleh PP antar shift dan penyerahan status.
Kegiatan role play timbang terima berlangsung pada hari Senin, tanggal 13 Januari
2020 pukul 13.15 Wita antara PP shift pagi kepada PA shift sore dengan jumlah pasien
kelolaan 2 orang dengan perincian 1 orang minimal care dan 1 orang partial
care.Kegiatan tersebut dapat berjalan lancar sesuai dengan alur dan mekanismme yang
telah disusun. Tetapi ada beberapa kekurangan yang ditemukan pada saat pelaksanaan
timbang terima tersebut yaitu pada tahap persiapan kepala ruangan tidak mengecek
kesiapan timbang terima tiap PP.

Gambar 5.3 Pelaksanaan Timbang Terima di Kamar Pasien


3. Hambatan

94
Selama pelaksanaan timbang terima tidak ada hambatan yang berarti karena adanya
koordinasi yang baik antara anggota kelompok yang berperan.Serta adanya komunikasi
dan koordinasi yang baik antara perawat Ruang Paviliun Utama dengan mahasiswanya
serta antara mahasiswa dengan pasien.
4. Dukungan
Ruangan mendukung dan mengikuti proses timbang terima saat mahasiswa
melakukan kegiatan timbang terima keperawatan. Pembimbing klinik dan pembimbing
akademik memberikan asuhan dalam pelaksanaan timbang terima keperawatan sehingga
timbang terima berlangsung dengan lancar.
D. Sentralisasi Obat
1. Persiapan
a. Setelah ditunjuk penanggung jawab sentralisasi obat, disusun proposal kegiatan
b. Menyiapkan sarana dan prasarana sentralisasi obat yaitu tempat obat, kotak
penyimpanan obat, lembar informed consent, format penyerahan obat antara
keluarga dan perawat, buku obat, dan daftar pemberian obat
c. Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga mengenai rencana
pelaksanaan sentralisasi obat, menjelaskan tujuan dan manfaat sentralisasi obat
kepada pasien dan keluarga, meminta persetujuan pasien dan keluarga.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan sentralisasi obat dimulai dari minggu kedua sampai dengan minggu
ketiga yaitu tanggal 13 - 26 Januari 2020.
Kegiatan sentralisasi obat yang dihadiri oleh pembimbing klinik Manajemen
Keperawatan dilaksanakan pada tanggal 17 Januari 2020 pukul 10.30 wita.Kegiatan
tersebut dapat terlaksana sesuai dengan skenario dan alur yang telah dibuat. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada saat sentralisasi obat adalah:
a. PP merencanakan kegiatan untuk sentralisasi obat pada pasien “Ny.S” dengan post
op laparotomy, kemudian rencana tersebut diajukan kepada kepala ruangan.
b. PP memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien tentang manfaat, tujuan,
dan pelaksanaan sentralisasi obat. Setelah keluarga dan pasien mengerti, PP
meminta persetujuan pasien dan keluarga dengan menandatangani informed
consent jika pasien dan keluarga setuju.

95
c. PP bertugas menulis pada format serah terima obat yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak: nama pasien, umur, nomor register, ruangan, nama obat, dosis obat,
dan jumlah obat, tanda tangan yang menyerahkan dan yang menerima, keterangan
dalam daftar pemberian obat. Kemudian obat dicatat dalam buku penerimaan obat.
Selanjutnya keluarga atau pasien mendapat penjelasan tentang kapan/bilamana obat
tersebut akan habis. Adapun obat yang disentralisasikan adalah:
1) VIP albumin
2) Sanmol
3) Simuastatin
4) Spinolacton
d. PP menyiapkan obat kepada PA untuk diberikan kepada pasien pukul 12.00 wita
dan PP mencatat dalam daftar pemberian obat.
3. Obat oral disimpan pada rak, obat injeksi dan cairan infus disimpan pada kotak sesuai
nama pasien Selama pelaksanaan semua pasien kelolaan Ruang Utama RSU Bangli
menyetujui dilaksanakannya sentralisasi obat.

Gambar 5.4 Pelaksanaan Sentralisasi Obat Oleh Perawat


4. Hambatan

96
Hambatan yang dialami selama pelaksanaan sentralisasi obat adalah pada minggu
pertama pelaksanaannya mahasiswa masih kebingungan dengan cara pengisian format
sentralisasi obat dan pelaksanaannya sehingga sentralisasi obat berjalan sedikit kacau,
tetapi seiring dengan berjalannya waktu mahasiswa menjadi terbiasa menjalankan
sentralisasi obat dan pada akhirnya kegiatan sentralisasi obat dapat berjalan dengan
lancar.
5. Dukungan
Adanya dukungan, kerjasama, komunikasi, serta koordinasi yang baik antara
kelompok dengan keluarga pasien dan perawat Ruang Paviliun Utama mengakibatkan
proses sentralisasi dapat berjalan dengan lancar.
E. Discharge Planning
1. Persiapan
a. Ditunjuk penanggung jawab Disharge Planning
b. Penanggung jawab menyusun proposal, format discharge planning, kartu discharge
planning, dan leaflet sesuai dengan kasus.
c. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan discharge planning
d. Mengadakan pendekatan dengan pasien dan keluarga mengenai discharge
planning.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dimulai dari minggu ke-2 s/d minggu ke-3 berupa :
a. PP memberikan HE (Health Education) pada pasien yang akan pulang atau
direncanakan pulang meliputi : Obat-obatan yang masih diminum di rumah, diet,
istirahat dan aktivitas, waktu kontrol dan tempat kontrol.
b. Selain memberikan penjelasan secara lisan, PP juga memberikan leaflet yang berisi
penjelasan yang diperlukan oleh pasien.
c. Setelah pasien dan keluarga mendapatkan discharge planning, maka pasien atau
keluarga menandatangani format discharge planning sebagai bukti telah
mendapatkan discharge planning dari perawat. Kemudian pasien diberi buku pesan
dan kesan serta surat cuti sakit bila perlu.

97
d. Kegiatan discharge planning sudah dilakukan. Dimana perawat memberikan KIE
mengenai cara mengontrol nyeri dengan menggunakan teknik distraksi dan
relaksasi.

Gambar 5.5 Pelaksanaan Discharge Planning kepada Pasien


3. Hambatan
Kelompok tidak mengalami hambatan dalam melakukan discharge planning.
4. Dukungan
a. Kepala ruangan, pembimbing ruangan dan perawat memberikan dukungan penuh
pada kelompok untuk melaksanakan discharge planning pada pasien yang akan
pulang.
b. Format dan kartu kontrol sudah tersedia.
F. Supervisi Keperawatan
1. Persiapan
Supervisi keperawatan meliputi konsep supervisi, materi supervisi, dan administrasi
penunjang yang meliputi instrument supervisi lengkap dengan parameter penilaian,
laporan hasil-hasil kegiatan supervisi serta pendokumentasian hasil supervisi, pada
tahap ini kelompok mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :

98
a. Menetapkan kegiatan pemberian teknik distraksi dan relaksasi sebagai kegiatan
yang akan disupervisi oleh perawat primer dan menetapkan pendokumentasian
asuhan keperawatan sebagai kegiatan yang akan disupervisi oleh kepala ruangan.
b. Menetapkan alokasi waktu untuk pelaksanaan kegiatan supervisi tentang pemberian
teknik distraksi dan relaksasi dan pendokumentasian asuhan keperawatan.
Penanggung jawab kegiatan menyusun proposal supervisi kegiatan pemberian
teknik distraksi dan relaksasi.
c. Menetapkan instrument supervisi dan format lainnya yang berhubungan dengan
kegiatan pemberian teknik distraksi dan relaksasi dan pendokumentasian asuhan
keperawatan.
d. Konsultasi proposal supervisi tentang pemberian teknik distraksi dan relaksasi dan
pendokumentasian asuhan keperawatan kepada pembimbing akademik dan
pembimbing klinik.
2. Pelaksanaan
Kegiatan supervisi keperawatan di Ruang Paviliun Utama dilakukan setiap hari,
yaitu pada tanggal 13Januari sampai 26 Januari 2020.Role play supervisi dilakukan
pada tanggal 17 Januari 2020 pukul 10.00 wita. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh
anggota kelompok, pembimbing akademik, dan pembimbing klinik.
Pelaksanaan supervisi distraksi dan relaksasi berlangsung sesuai dengan harapan
dan seluruh anggota hadir pada saat pelaksanaannya. Adapun alur pelaksanaannya
dimulai dari persiapan instrument supervise tehnik distraksi dan relaksasi dan format
pendokumentasian supervise tehnik distraksi dan relaksasi oleh perawat primer sebagai
supervisor, pemberitahuan kepada PA yang akan disupervisi tentang kegiatan supervisi,
kemudian perawat primer sebagai supervisor melakukan kegiatan supervisi tersebut
kepada perawat associate. Perawatan primer telah menyiapkan instrument supervisi
lengkap dengan parameter penilaian (checklist), laporan hasil kegiatan supervisi serta
pendokumentasian hasil supervisi.Perawat primer juga menyiapkan tujuan dari kegiatan
distraksi dan relaksasi tersebut.Perawat primer menilai pelaksanaan tehnik distraksi dan
relaksasi dari persiapan sampai selesai. Perawat primer menyiapkan hasil penilaian
(fair) kemudian memberikan feedback, follow up dan reinforcement terhadap hasil
supervisi.

99
Berdasarkan kegiatan pemberian teknik distraksi dan relaksasi didapatkan hasil,
yaitu PA telah melakukan tehnik distraksi dan relaksasi sesuai dengan beberapa poin
yang ada di checklist namun dari beberapa hal tersebut ada beberapa kekurangan yang
dilakukan oleh PA saat kegiatan tehnik distraksi, yaitu PA lupa melakukan kontrak
waktu kepada keluarga pasien, kemudian pada tahap terakhir, PA tidak melakukan
kontrak untuk tindakan selanjutnya.
Pelaksanaan supervisi pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan
kepala ruangan berlangsung sesuai dengan harapan dan seluruh anggota hadir pada saat
pelaksanaannya. Adapun alur pelaksanaannya dimulai dari persiapan instrument
supervisi pendokumentasian asuhan keperawatan dan format pendukomentasian
supervisi pendokumentasian asuhan keperawatan oleh kepala ruangan sebagai
supervisor, pemberitahuan kepada PP yang kan disupervisi tentang kegiatan supervisi,
kemudian kepala ruangan sebagai supervisor melakukan kegiatan supervisi tersebut
kepada perawat primer. Kepala rungan telah menyiapkan instrument supervisi lengkap
dengan parameter penilaian, laporan hasil kegiatan supervisi serta pendukomentasian
hasil supervisi.Kepala ruangan juga menyiapkan tujuan dari kegiatan supervisi
pendokumentasian asuhan keperawatan tersebut.Kepala ruangan menilai pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan dari perawat primer mengambil data hingga
prawat primer mendokumentasikanya sampai selesai. Kepala rungan menyiapkan hasil
penilaian (fair) kemudian memberikan feedback, follow up dan reinforcement terhadap
hasil supervisi.
Berdasarkan kegiatan pendokumentasian asuhan keperawatan didapatkan hasilnya
yaitu PP telah melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan yang benar secara garis besar tapi dari beberapa
rekam medis pasien ditemukan penulisan pelaksanaan asuhan keperawatan tidak di form
yang telah diberikan,selain itu koreksi dari tulisan yang salah tidak dicoret dan
dibubuhkan tanda tangan.

100
Gambar 5.6 Pelaksanaan Supervisi Keperawatan
3. Hambatan
Dalam pelaksanaan kegiatan superivisi kelompok tidak mendapatkan hambatan
yang berarti sehingga pelaksanaan kegiatan ini berjalan sesuai dengan harapan.Hal ini
juga tidak terlepas dari arahan dan bimbingan dari pembimbing akademik dan
pembimbing ruangan.
4. Dukungan
Adanya bimbingan dari pemimbing akademik dan pembimbing ruangan yang rutin
memberikan masukan saat mahasiswa melakukan supervise.
G. Ronde Keperawatan
1. Persiapan
Persiapan ronde keperawatan dilakukan oleh kelompok, dengan uraian sebagai
berikut :
a. Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan
b. Penanggung jawab kegiatan menyusun proposal ronde keperawatan
c. Menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan
d. Persiapan pasien dengan informed consent, hasil pengkajian/ validasi data
e. Menentukan tim ronde

101
f. Menyiapkan materi atau literature untuk ronde keperawatan sesuai dengan kasus
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan ronde keperawatan yang dihadiri oleh dokter spesialis kulit,
pembimbing ruangan, dan tim ronde dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 18 Januari
2020 pukul 11.00 wita pada pasien Tn.S usia 44 tahun dengan diagnose medis Pemfigus
vulgaris, dengan masalah keperawatan intoleransi aktivitas dan hipertermi. Prioritas
yang dijadikan sebagai masalah dalam ronde keperawatan adalah hipertermi, dimana
intervensi yang sudah diterapkan sebelum ronde keperawatan antara lain mengobservasi
keadaan luka pasien, merawat luka 3x sehari, mengobservasi keadaan umum pasien dan
ttv. Berdasarkan hasil ronde dapat disimpulkan bahwa perlu penambahan intervensi
yaitu melakukan cek albumin.Selain itu perlu kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
seperti ahli fisioterafis dan ahli gizi.

Gambar 5.7 Pelaksanaan Ronde Keperawatan


3. Hambatan
Pada saat melakukan ronde keperawatan dan selama proses roleplay tidak ada
hambatan.

102
4. Dukungan
Dukungan pembimbing klinik dan perawat diruangan sangat baik, dengan memberi
keleluasaan kelompok dalam menentukan pasien yang akan di bahas dalam ronde
keperawatan
H. Dokumentasi Keperawatan
1. Persiapan
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 13-18 Januari
2020. Dengan mempersiapkan kelengkapan format asuhan keperawatan yang terdiri dari
format pengkajian dengan pendekatan Review of Sistem dan catatan keperawatan
dengan model PIE (Problem, Intervensi, Evaluasi) yang isinya disesuaikan dengan
format SAK Ruang Paviliun Utama, yaitu format timbang terima, format catatan
perkembangan, discharge planning, leaflet 10 penyakit terbesar di Ruang Paviliun
Utama, buku pesan dan kesan serta informed consent sentralisasi obat.
2. Pelaksanaan
Format pengkajian pada manajemen keperawatan di ruang Utama menggunakan
pendekatan Review of Sistem dan dokumentasi catatan keperawatan dengan
menggunakan model PIE (Problem, Intervensi, dan Evaluasi). Proses pelaksanaan
dokumentasi pada pengkajian, perencanaan, dan pengisian catatan keperawatan, format
timbang terima, pelaksanaan tindakan keperawatan, pengisian lembar observasi klien,
lembar discharge planning.
Apabila PP mempunyai kesibukan dan sedang melaksanakan tugas yang lain,
pengisian catatan keperawatan dapat didelegasikan kepada PA dengan pemantauan dari
PP. Kelompok menerapkan sistem pendokumentasian PIEdengan pertimbangan format
ini tepat digunakan untuk sistem pemberian asuhan keperawatan primer pada pasien, PP
dapat melaksanakan dan mencatat pengkajian waktu klien masuk dan dilakukan
evaluasi, setiap shift PA melaksanakan tindakan sesuai yang didelegasikan oleh PP.
3. Hambatan
Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan pendokumentasian adalah pada minggu
pertama kegiatan pendokumentasian banyak yang belum lengkap dan seringkali PP
kekurangan waktu untuk menyelesaikan tugas pendokumentasian, selain itu kurangnya
komunikasi antara PP dan PA dalam pendelegasian dokumentasi pada minggu awal

103
menyebabkan sering terjadinya perbedaan persepsi dalam melengkapi catatan medis
pasien. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, pada minggu selanjutnya hambatan
tersebut tidak terjadi karena kelompok sudah lebih mengerti dan terbiasa dengan
kegiatan pendokumentasian.
4. Dukungan
Pembimbing Klinik memberikan gambaran tentang format SAK yang digunakan
oleh ruangan sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam dokumentasi asuhan
keperawatan di ruang Utama.Pembimbing klinik atau kepala ruangan dan tenaga
keperawatan ruangan memberikan dukungan terhadap pelaksanaan manajemen dengan
memberikan masukan dan saran tentang dokumentasi keperawatan.
I. Keuntungan dan kelemahan dari metode modifikasi
1. Keuntungan metode modifikasi
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan pada anggota tim
d. Saling memberi pengalaman antar sesame tim
e. Bersifat kontunuitas dan komprehensif
f. Mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan
pengembangan diri
g. Mendorong kemandirian perawat
h. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
2. Kelemahan metode modifikasi
a. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung
jawabnya
b. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau
terburu-buru sehingga dapatmengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar
anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat
c. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
belindung kepada anggota tim yang mampu ketua tim
.

104
d. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
e. Hanya dapat dilakukan oleh perawat professional
f. Biaya relative lebih tinggi dibandingkan metode lain
g. Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai

105

Anda mungkin juga menyukai