Oleh:
1. Bilal Muhamad
2. Humam Khoironi
3. Binti Rohmatus Sakdiyah
4. Devi Ismawati
5. Sindy Mila Melinda
6. Siska Nuraini
7. Siti Mariatul Kifti’ah
8. Tia Ayu Anggasari
9. Shindyta Tiara Zulvi
10. Silvia Jauharotun Nur
FAKULTAS KEPERAWATAN
2021
A. Pengertian
Sepsis neonatorum merupakan infeksi berat yang diderita neonatus dengan gejala
sistematik dan terdapat bakteri dalam darah.
Sepsis neonatorum adalah suatu sindrom klinis yang timbul akibat respons inflamasi sistemik
yang terjadi sebagai akibat infeksi bakteri, virus, jamur ataupun parasit yang timbul pada 1 bulan
pertama kehidupan. Sepsis neonatorum dibedakan menjadi sepsis neonatorum awitan dini (sepsis
neonatorum yang terjadi pada usia ≤ 72 jam, SNAD) dan sepsis neonatorum awitan lambat (sepsis
neonatorum yang terjadi setelah usia 72 jam, SNAL). World Health Organization (WHO)
menunjukkan bahwa 42% kematian neonatus terjadi karena berbagai bentuk infeksi dan salah satunya
adal ah sepsis neonatorum (Black, 1999; Watson dkk., 2003).
B. Klasifikasi
Sepsis neonatorum diklasifikasikan berdasarkan waktu terjadinya menjadi dua bentuk,
yaitu :
1. sepsis neonatorum awitan dini (early-onset neonatal sepsis) dan sepsis neonatorum
awitan lambat (late-onset neonatal sepsis) (Depkes, 2007; Gomella dkk., 2009). Sepsis
neonatorum awitan dini (SNAD) merupakan infeksi perinatal yang terjadi segera
dalam periode postnatal (kurang dari 72 jam) dan diperoleh pada 9 saat proses
kelahiran atau in utero.
2. Sepsis neonatorum awitan lambat (SNAL) merupakan infeksi postnatal (lebih dari 72
jam) yang diperoleh dari lingkungan sekitar atau rumah sakit (infeksi nosokomial).
Proses infeksi ini disebut juga infeksi dengan transmisi horizontal (Depkes, 2007).
C. Etiologi
Penyebab sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri, virus,
parasit, atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu disebabkan oleh bakteri :
1. Bakteri escherichia koli
2. Streptococus group B
3. Stophylococus aureus
4. Enterococus
5. Listeria monocytogenes
6. Klepsiella
7. Entererobacter sp
8. Pseudemonas aeruginosa
9 Organisme anaerobic
Streptococcus grup B dapat masuk ke dalam tubuh bayi selama proses kelahiran.
Menurut Centers for Diseases Control and Prevention (CDC) Amerika, paling tidak terdapat
bakteria pada vagina atau rektum pada satu dari setiap lima wanita hamil, yang dapat
mengkontaminasi bayi selama melahirkan. Bayi prematur yang menjalani perawatan intensif
rentan terhadap sepsis karena sistem imun mereka yang belum berkembang dan mereka
biasanya menjalani prosedur-prosedur invasif seperti infus jangka panjang, pemasangan
sejumlah kateter, dan bernafas melalui selang yang dihubungkan dengan ventilator.
Faktor- faktor yang mempengaruhi kemungkinan infeksi secara umum berasal dari
tiga kelompok, yaitu :
1. Faktor Maternal
a. Status sosial-ekonomi ibu
b. Status paritas (wanita multipara atau gravida lebih dari 3) dan umur ibu (kurang
dari 20 tahun atau lebih dari 30 tahun
c. Kurangnya perawatan prenatal.
d. Ketuban pecah dini (KPD)
e. Prosedur selama persalinan.
2. Faktor Neonatatal
a. Prematuritas ( berat badan bayi kurang dari 1500 gram),
b. Defisiensi imun
c. Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens sepsis pada bayi laki- laki empat kali
lebih besar dari pada bayi perempuan.
3. Faktor Lingkungan
a. Penggunaan kateter vena/ arteri maupun kateter nutrisi parenteral ,Bayi juga
mungkin terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi.
b. Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid
c. infeksi nosokomial
D. Patofisiologi
Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonates melalui beberapa
cara, yaitu :
a. Pada masa antenatal atau sebelum lahir pada masa antenatal kuman dari ibu setelah
melewati plasenta dan umbilicus masuk kedalam tubuh bayi melalui sirkulasi darah janin.
Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat menembus plasenta, antara lain virus
rubella, herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri yang dapat
melalui jalur ini antara lain malaria, sifilis dan toksoplasma.
b. Pada masa intranatal atau saat persalinan infeksi saat persalinan terjadi karena kuman
yang ada pada vagina dan serviks naik mencapai kiroin dan amnion akibatnya, terjadi
amnionitis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui umbilkus masuk ke tubuh bayi.
Cara lain, yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat terinhalasi
oleh bayi dan masuk ke traktus digestivus dan traktus respiratorius, kemudian
menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain melalui cara tersebut diatas infeksi pada
janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau “port de entre” lain saat bayi melewati jalan
lahir yang terkontaminasi oleh kuman (mis. Herpes genitalis, candida albican dan
gonorrea).
c. Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran
umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan diluar rahim (mis, melalui
alat-alat; pengisap lendir, selang endotrakea, infus, selang nasagastrik, botol minuman
atau dot). Perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan
terjadinya infeksi nasokomial, infeksi juga dapat terjadi melalui luka umbilikus.
Kontaminasi dengan bayi lain,
Hambatan penarikan plasenta Kontak langsung selama Aliran darah dari kematernal ke
personal, objek, dalam
pada bayi prematur kelahiran pada jalan lahir neonatus
lingkungan
Transmisi antibody-
SEPSIS
plasenta terganggu Septikimia & viremia
NERONATORIUM
Peningkatan permebialitas
Penurunan imunisasi pembulu darah
pada neonatus Perubahan set point pada
hipotamalamus bagian
anterior
Peningkatan volume plasma
Resiko tinggi infeksi
Penigkatan suhu tubuh
H. Komplikasi
Kelainan bawaan jantung,paru,dan organ-organ yang lainnya
- Sepsis berat : sepsis disertai hipotensi dan disfungsi organ tunggal
- Syok sepsis : sepsis berat disertai hipotensi\
- Sindroma disfungsi multiorgan (MODS)
- Perdarahan
- Demam yang terjadi pada ibu
- Infeksi pada uterus atau plasenta
- Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan)
- Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum melahirkan)
- Proses kelahiran yang lama dan sulit
I. Pencegahan
1. Pada masa Antenatal :
Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi,
pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu, asupan gizi yang memadai,
penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan ibu dan janin.
Rujuk ke pusat kesehatan bila diperlukan.
2. Pada masa Persalinan :
Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik.
3. Pada masa pasca Persalinan :
Rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan dan
peralatan tetap bersih, perawatan luka umbilikus secara steril.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN SEPSIS NEONATORUM
1. Pengkajian
- Aktivitas/istirahat
Gejala: malaise
- Sirkulasi
Tanda: tekanan darah normal/sedikit dibawah jangkauan normal denyut perifer
kuat,cepat,takikardia (syok).
- Eliminasi
Gejala: diare
- Makanan dan Minuman
Gejala: anoreksia, mual, munta
- Neurosensori
Gejala: Sakit kepala, pusing, pingsan
Tanda: gelisah, ketakutan
- Nyeri / Keamanan
Gejala: abdomiral
- Pernafasan
Gejala: tacipnea, infeksi paru, penyakit vital
Tanda: Suhu naik( 39,95OC) kadang abnormal dibawah 39,95OC
- Seksualitas
Gejala: puripus perineal
Tanda: magerasi vulvaa – pengeringan vaginal purulen
- Penyuluhan Pembelajaraan
Gejala: masalah kesehatan kronis riwaayat selenektomi penggunaan antibiaotik
2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Infeksi
2. Gangguan Pertukaran Gas
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan
4. Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
3. Rencana Keperawatan