Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya. Secara umum, bunuh diri berasal dari bahasa Latin “suicidium”, dengan “sui” yang berarti sendiri dan “cidium” yang berarti pembunuhan. Schneidman mendefinisikan bunuh diri sebagai sebuah perilaku pemusnahan secara sadar yang ditujukan pada diri sendiri oleh seorang individu yang memandang bunuh diri sebagai solusi terbaik dari sebuah isu. B. PENYEBAB PERILAKU BUNUH DIRI Menurut Dalami (2009), etiologi bunuh diri yang digolongkan atas berbagai unsur antara lain: 1. Penyebab bunuh diri pada anak Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan, situasi keluarga yang kacau, perasaan tidak disayang, selalu dikritik, gagal sekolah, takut atau dihina di sekolah, kehilangan orang yang dicintai, dihukum orang lain. 2. Penyebab bunuh diri pada remaja Hubungan interpersonal yang tidak bermakna, sulit mempertahankan hubungan interpersonal, pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan, perasaan tidak mengerti orang lain, kehilangan orang yang dicintai, keadaan fisik, masalah dengan orang tua, masalah seksual, depresi. 3. Penyebab bunuh diri pada mahasiswa Self ideal yang terlalu tinggi, cemas akan tugas akademik yang banyak, kegagalan akademi berarti kehilangan penghargaan dan kasih sayang orang tua, kompetisi untuk sukses. 4. Penyebab bunuh diri pada usia lanjut Perubahan status dari mandiri ketergantungan penyakit yang menurunkan kemampuan berfungsi, perasaan tidak berarti di masyarakat, kesepian dan isolasi social, kehilangan ganda (seperti pekerjaan kesehatan pasangan, sumber hidup berkurang. 5. Beberapa factor determinan pada perilaku bunuh diri: kebudayaan, jenis kelamin, umur, status social, status perkawinan, gangguan jiwa (Dalami, 2009). 6. Sejarah percobaan bunuh diri 7. Sejarah bunuh diri dalam keluarga 8. Isolasi, hidup sendiri, kehilangan dukungan, penolakan 9. Hopelessness dan cognitive rigidity 10. Stresor atau kejadian hidup yang negatif (masalah pekerjaan, pernikahan, seksual, patologi keluarga, konflik interpersonal, kehilangan, berhubungan dengan kelompok teman yang suicidal) 11. Kemarahan, agresi, dan impulsivitas 12. Rendahnya tingkat 5-HIAA 13. Key symptoms (anhedonia, impulsivitas, kecemasan / panik, insomnia global, halusinasi perintah) 14. Suicidality (frekuensi, intensitas, durasi, rencana dan perilaku persiapan bunuh diri) C. FACTOR PREDISPOSISI Stuart (2011) menyebutkan bahwa faktor predisposisi yang menunjang perilaku resiko bunuh diri meliputi: 1. Diagnosis psikiatri 2. Sifat kepribadian 3. Lingkungan psikososial 4. Ri Faktor biokimia 5. wayat keluarga D. FAKTOR PRESIPITASI 1. Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah : 2. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/ gagal melakukan hubungan yang berarti. 3. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres. 4. Perasaan marah/ bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri. 5. Cara untuk mengakhiri keputusasaan. Penyebab lain: Adanya harapan untuk reuni dan fantasy. Merupakan jalan untuk mengakhiri keputusasaan dan ketidakberdayaan Tangisan untuk minta bantuan Sebuah tindakan untuk menyelamatkan muka dan mencari kehidupan yang lebih baik E. JENIS – JENIS PERILAKU BUNUH DIRI Perilaku bunuh diri terbagi menjadi tiga kategori (Stuart, 2011): 1. Ancaman bunuh diri yaitu peringatan verbal atau nonverbal bahwa seseorang tersebut mempertimbangkan untuk bunuh diri. 2. Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh individu yang dapat menyebabkan kematian jika tidak dicegah. 3. Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan. Sementara itu, Yosep (2010) mengklasifikasikan terdapat tiga jenis bunuh diri, meliputi: 1. Bunuh diri anomik 2. Bunuh diri altruistik 3. Bunuh diri egoistik F. TANDA DAN GEJALA Data subbyektif a. Keputusasaan b. Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berguna Data obyektif 1) Sedih 2) Marah b. Putus asa c. Tidak berdaya d. Memberikan isyarat verbal maupun non verbal G. POHON MASALAH Risiko Cedera / kematian
Risiko bunuh diri
Harga diri Rendah Halusinasi Gangguan isi pikir
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN Risiko Perilaku Bunuh Diri