Anda di halaman 1dari 5

WOC Beban mekanik berlebihan Trauma fisik Proses penyakit (tumor)

Penyerapan cairan oleh tumor

Calsium tulang berkurang

Tulang menjadi rapuh

FRAKTUR

Fraktur terbuka

Kerusakan tulang Kerusakan pada kulit Kerusakan pembuluh darah Kerusakan syaraf
(luka terbuka) (misl: cedera tulang bokong)

Ekstravasasi pembuluh darah


Mobilisasi tulang yang fraktur Periosteum terlepas Kuman masuk Paralisis dipaaresthesia
pada tahap penyembuhan tidak dari tulang
optimal Pendarahan
s
Pendarahan Resiko infeksi
Penyembuhan tulang yang
optimal tidak normal Gangguan
Syok mobilitas
fisik
Diformitas Hipovolemia Gangguan
integritas kulit/
jaringan Hipovolemia

Gangguan
mobilitas
fisik
Komp

1. Ker
2. Infe
3. Ava
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan Faktor- faktor yang mempengaruhi fraktur : Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan medis nevr
tulang, yang biasanya disertai dengan luka sekitar jaringan a. X.Ray dilakukan untuk 4. Syo
lunak, kerusakan otot, rupture tendon, kerusakan a. Faktor Ekstrinsik melihat bentuk patahan atau 1. Pembidaian 5. Oste
Klasifikasi fraktur secara
pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan umum : Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada keadaan tulang yang cedera. 2. Pemasangan gips
a. Berdasarkan tempat (Fraktur humerus,
ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadinya fraktur jika tibia, tulang ulna,
clavicula, yang radius
tergantung terhadan besar, waktu, b. Bone scans, Tomogram, atau 3. Pembedahan
dan cruris dst).
tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat dan arah tekanan yang dapat menyebabkan MRI Scans (fiksasi interna /
b. Berdasarkan
diabsorbsinya (Smeltzer, 2010). komplit atau ketidakklomplitan fraktur: fraktur. c. Arteriogram : dilakukan bila fiksasi eksterna)
1) Fraktur komplit (garis patah melalui seluruhb.penampang
Faktor Intrinsik
tulang atau ada kerusakan vaskuler.
melalui kontinuitas tulang dan
Fraktur adalah terputusnya d. CCT kalau banyak
ditentukan sesuai jenis dan luasnya fraktur terjadi jika Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang kerusakan otot.
kedua korteks tulang). menentukan daya tahan untuk timbulnya fraktur
tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat e. Pemeriksaan Darah Lengkap
2) Fraktur tidak komplit (bila garis patah tidak melaluiseperti seluruh
kapasitasgaris
absorbsi dari tekanan,
diabsorpsinya. Fraktur dapat disebabkan pukulan
penampang elastisitas, kelelahan dan kepadatan atau
langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan
bahkan kontraksi otot ekstrem
tulang). (Bruner & Sudarth, 2011). kekerasan tulang
c. Berdasarkan bentuk dan jumlah garis patah :
1) Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan
saling
berhubungan.
2) Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi
tidak JenisFRAKTUR
– jenis faraktur Penyebab fraktur
berhubungan.
1. Faktur Tertutup (Closed), bila tidak a. Trauma langsung/ direct trauma
3) Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi
terdapat hubungan antara fragmen tulang
tidak pada Yaitu apabila fraktur terjadi di tempat dimana bagian
dengan dunia luar, disebut juga fraktur
tulang yang sama. bersih (karena kulit masih utuh) tanpa tersebut mendapat ruda paksa (misalnya benturan,
d. Berdasarkan posisi fragmen : komplikasi
2. Fraktur pukulan yang mengakibatkan patah tulang).
1) Fraktur Undisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkap ttetapi Terbuka (Open/Compound), bila
kedua terdapat hubungan antara hubungan b. Trauma yang tak langsung/ indirect trauma
antara fragmen tulang dengan dunia luar
fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh. karena adanya perlukaan kulit. Misalnya penderita jatuh dengan lengan dalam
2) Fraktur Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang keadaan ekstensi dapat terjadi fraktur pada pegelangan
yang juga
tangan.
c.  Trauma ringan pun dapat menyebabkan terjadinya
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2014
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2015
Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia, 2012
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. Diakses pada tanggal 12 Februari 2014. 
PPNI.2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia:Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI.2018.Standar intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI.2018.Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:Definisi Dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
WOC FRAKTUR

Disusun Oleh :
SISKA NURAINI
NIM. 071202031

PROGAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021
SDKI : Resiko Infeksi (D.0142) SDKI : Hipovolemia D. 0023 SDKI : Gangguan Mobilitas Fisik D.0054 SDKI : Nyeri Akut D.007
SLKI : Tingkat infeksi (L. 14137) SLKI : ststus cairan L.03028 SLKI : Mobilitas Fisik L.05042 SLKI :
1. Kekuatan nadi 1. Pergerakan ekstremitas Tingkat nyeri L.08066
1. Kebersihan tangan 2. Tugor kulit 2. Kekuatan otot 1. Keluhan nyeri
2. Kebersihan badan 3. Tekanan darah 3. Nyeri 2. Meringis
3. Nafsu makan 4. Tekanan nadi 4. Kecemasan Kontrol nyeri L.08063
4. Demam 5. Gerakan terbatas 1. Kemampuan mengetahui nyeri
5. Membran mukosa
5. Kemerahan 6. Kelemahan fisik 2. Melaporkan nyeri terkontrol
6. Kadar sell darah putih 6. Suhu tubuh SIKI : Dukungan Mobilisasi 1.05173 3. Kemampuan menggunakan
SIKI : 7. Kadar hb Aktifitas – aktifitas : teknik non – farmakologi
8. Observasi : SIKI : Manajemen Nyeri (1.08238)
Pencegahan infeksi (I.14539) SIKI: Manajemen Hipovolemia 1.03116 1. Identifikasi adanya nyeri atau Aktifitas – aktifitas :
Tindakan keluhan fisik lainnya Observasi
Tindakan :
1. Periksa tanda dan gejala 2. Identifikasi toleransi melakukan 1. Identifikasi skala nyeri
1.Monitor tanda dan gejala infeksi pergerakan 2. Identifikasi lokasi, durasi ,
hipovolemia (mis. Frekuensi
local dan sistemik 3. Monitor kondisi umum selama intensitas , karakteristik nyeri
nadi meningkat, nadi teraba melakukan mobilisasi 3. Identifikasi faktor yang
2. Pertahankan teknik aseptic pada
pasien berisiko tinggi lemah, tekanan darah menurun, Terapeutik mempengaruhi tingkat nyeri
3. Jelaskan tanda dan gejala infeksi tugor kulit menurun, membran 1. Fasilitasi melakukan pergerakan Terapeutik
4. Ajarkan cara mencuci tangan mukosa kering,tekanan darah 2. Libatkan keluarga untuk membantu 1. Berikan teknik non farmakologi
dengan benar menurun, hematokrit pasien dalam meningkatkan untuk mengurangi nyeri
5. Anjurkan meningkatkan asupan pergerakan (relaksasi nafas dalam,
meningkat, haus, lemah )
Edukasi positioning)
nutrisi 2. Berikan asupan cairan oral 1. Jelaskan tujuan dan prosedur Kolaborasi
Managemen Nutrisi (I.03119) 3. Hitung kebutuhan cairan mobilisasi 1. Kolaborasi pemberian analgesik
4. Anjurkan memperbanyak 2. Anjurkan mobilisasi dini
Tindakan :
asupan cairan oral
1. Identivikasi status nutrisi 5. Anjurkan menghindari
2. Identifikasi alergi dan itoleransi perubahan posisi secara SDKI :Kerusakan Integritas Jaringan D.0139
makanan mendadak SLKI : Integritas Kulit Dan Jaringan L.14125
3. Monitor asupa makanan 6. Kolabborasi pemberian cairan 1. Kerusakan jaringan menurun
4. Monitor hasil pmeriksan iv isoton (Nacl, RL) Hipotonis 2. Kerusakan lapisan kulit menurun
labratorium (Glukosa 2,5%, NaCl 0.4%) 3. Perdarahan menurun
5. Fasilitasi menentukan pedoman diet 7. Kolaborasi pemberian koloid 4. Kemerahan menurun
6. Berikan makanan tinggi serat untuk 5. Suhu kulit membaik
(albumin, plasmanate)
mencegah konstipasi 6. Perfusi jaringan meningkat
8. Kolaboasi pemberian produk SIKI : Perawatan Integritas Kulit 1.11353
7. Berikan suplemen makanan
darah Tindakan – tindakan
8. Anjurkan posisi duduk
9. Ajarkan diet yang di programkan Observasi
1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik
1. Ubah posisi tiap 2 jam sekaliu
2. Berikan minyak pada kulit yang kering
Edukasi
1. Anjurkn menggunakan pelembab
2. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
3. Anjurkan minun air putih yang cukup

Anda mungkin juga menyukai