Anda di halaman 1dari 30

Algoritma/clinical pathway kasus Asma

Penilaian awal
Riwayat dan pemeriksaan fisik (auskultasi, otot bantu napas, denyut
jantung, frekuensi napas) dan bila mungkin faal paru (APE atau VEP1,
saturasi O2). AGD dan pemeriksaan lain atas indikasi

Serangan asma ringan Serangan asma sedang/ berat Serangan asma mengancm jiwa

Pengobatan awal
oksigenasi dengan kanul nasal
inhalasi agonis beta 2 kerja singkat (nebulisasi setiap 20 menit
dalam satu jam) atau agonis beta2 injeksi ( terbutalin 0,5 cc
subkutan atau adrenalin 1/1000 0,3 cc subkutan)
kortikosteroid sistemik :
- serangan asma berat
- tidak responsegera dengan bronkodilator
- dalam pengobatan kortikosteroid oral

Penilaian ulang setelah 1 jam


Pemeriksaan fisik, saturasi O2 dan pemeriksaan lain atas indikasi

Respon baik Respon tidak sempurna Respon buruk dalam 1 jam


Respon baik dan stabil Resiko tinggi distress Resiko tinggi disstres
dalam 60 menit Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan fisik gejala ringan – sedang berat, gelisah dan
normal APE> 50% tetapi kesadaran menurun
APE>70% <70% APE<30%
predikdi/nila terbaik Saturasi O2 tidak PaCO2 > 45%
Saturasi O2 >90% perbaikan PaO2 < 60%
(95% pada anak)
Pulang Dirawat di RS Dirawat di ICU
Pengobatan Inhalasi agonis beta2 Inhalasi agonis beta2 ±
dilanjutkan dengan ± anti-kolinergik anti-kolinergik
inhalasi agonis beta2 Kortikosteroid Kortikosteroid IV
Membutuhkan sistemik Pertimbangkan agonis
kortikosteroid oral Aminofilin drip beta 2 injeksi SC/IM/IV
Edukasi penderita Terai oksigen Terapi oksigen
- Memakai obat yang pertimbangkan kanul menggunakan masker
benar nasal atau masker venturi
- Ikuti rencana venturi Aminofilin drip
pengonatan Pantau APE, sat O2, Mungkin perlu intubasi
sekanjutnya nadi, kadar teofilin dan ventilasi mekanik

perbaikan Tidak perbaikan

Pulang
Bila APE > 60% Bila tidak ada
prediksi/terbaik. perbaikan dalam
Tetap berikan 6-12 jam
pengobatan oral/
inhalasi

HIPOKALEMIA
Web of Causation (WOC) Kasus (terlampir)

Penanganan Kegawatdaruratan ARDS

Prioritas utama dalam penanganan awal ARDS yaitu mempertahanakan oksigen dalam tubuh dan
mencegah terjadinya cedera paru akibat penggunaan ventilator (Vissers & Gibbs, 2016).
Penanganan ARDS dilakukan dengan 2 strategi yaitu strategi non ventilator dan strategi ventilator
mekanik (Fanelli et al 2013; Fuller et al, 2014; ).
Manajemen Cairan: manajemen cairan terutama diberikan pada pasien dengan sepsis berat dan
syok sepsis. Pemberian cairan pada awal manajemen dapat mendukung penurunan kebutuhan
ventilasi mekanis karena manajemen cairan dilakukan sebagai langkah untuk menangani hipoksia
jaringan.
Penanganan infeksi: penanganan yang terlamabat pada pasien ARDS akibat dari infeksi seperti
influenza dapat menyebabkan peningkatan perkembangan ARDS hingga menimbulkan kematian.
Penanganan infeksi sejak dini juga dapat menurunkan kebutuhan penggunaan ventalasi mekanik.
Non-Invasif Ventilasi: manajemen yang dilakukan untuk menangani pasien dengan dispnea untuk
mencegah terjadinya gagal napas dan mengurangi angka kematian. Namun harus dilakukan
penilaian ulang terkait kondisi paru sehingga tidak terjadi keterlambatan intubasi yang justru dapat
meningkatkan kejadian henti jantung dan pneumonia.
Ventilasi Mekanik: dilakukan intubasi endotrakheal yang kemudian dimasukkan kedalam
perawatan kritis (ICU). Ventilator diatur dengan pemberian volume tidal rendah yaitu 6-8
ml/kgBB untuk melindungi kondisi paru-paru.
GAGAL NAPAS
Gangguan fungsi pertukaran gas pada system respirasi
- Gejala neurologi (cemas, perubahan status mental, confusion, somnolen)
- Gejala kardivaskuler (Takikardia, aritmia, bradikardi, hipotensi)
- Gejala respirasi (takipnea, penggunaan otot bantu nafas, tanda obstruksi jalan nafas)
- Gejala umum (sianosis, diaphoresis)

Diagnosis:
Riwayat penyakit
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang : AGD

Hipoksemia Hiperkapni
PaO2 < 50-60 mmHg, SaO2 < 90% PaCO2 >50 mmHg dengan asidosis
PaO2 < 60% pada FiO2 40% PaCO2 > 40% dengan distress
Rasio PaO2/FiO2 <300 pernafasan berat
PaCO2 > 60%

Manajemen airway, breathing, circulation


Pemberian oksigen
Pemberian antibiotic
Mengontrol sekresi bronkus
Pemberian bronkodilator

Respiratory support

High flow nasal cannulae (HFNC) Pasien sadar, jalan nafas paten, kooperatif, batuk
efektif

Continuous positive airway pressure (CPAP)


Non-invasive ventilation (NIV)

Control jalan nafas, perlindungan terhadap paru dari aspirasi, disfungsi


system respirasi

Invasive mechanical ventilation (Endotracheal intubation)


HENTI JANTUNG
OBSTRUKSI JALAN NAPAS ATAS

ACS
SYOK KARDIOGENIK

Syok neurogenik

 Stabilisasi spinal (misal cervical collar) untuk mencegah bertambahnya spinal cord
 Vasopresor (phenilephrine) untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ.
 Atropine untuk mengatasi brakikardia
 Methylprednisolone untuk mencegah kerusakan spinal cord akibat pelepasan mediator
kimia.
 Memantau hipotermia akibat disfungsi hipotalamus.
Syok anafilaktik
a. Syok Sepsis (Department of Clinical Effectiveness V6, 2017)

- Norepneprin (1st line) 5mcg/ menit Jika terjadi hipotensi


IV; titrasi dengan 2,5 mcg/menit refractory (hipotensi dengan
Syok - Bolus cairan 30ml/KgBB
setiap 5 menit pemberian cairan yang
Sepsis kristaloid (RL, NaCl 0,9%) adekuat dan pemberian
Ya - Epineprin (2nd line)
sampai 30 menit vasopresan) tambahkan
MAP - Pemberian vasopressin untuk hydrocortisone 50 mg IV
Cek - Pertimbangkan pemberian
<65 mengurangi dosis norepineprin setiap 6 jam
MAP mmHg koloid jika ada edema paru
- Jangan gunakan dopamin
?

Tida
k
Lanjutkan
Ya pemberian
Cek Penurunan
dobutamin untuk Resusitasi:
kardiak output?
menurunkan asam - MAP lebih dari 65 mmHg (tekanan diastole > 55 mmHg)
index
laktat - Urin output > 0,5mL/KgBB/jam (sesuaikan target jika kondisi
oliguri)
- Asam laktat dalam batas normal jika mengalami penurunan
Tida
k Target manajemen sepsis:
- Tidal volume pasien: 6ml/Kg
- Target Hb stabil dengan lebih dari 9 gr/dL
Transfuse PRC - Glukosa < 180gr/dL
Ya untuk - Profilaksis thrombosis vena dalam
Cek Hb < 9 mempertahankan
Hb gr/dL? Hb > 9 gr/dL

Tida
k
STROKE HEMORAGIK

Jalan napas? Y Pernapasan ada? Y Efektif? Y Sirkulasi ada? Y Efektif? Y


A A A A A

TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK

Buka Beri Tentukan Lakukan Tentukan


jalan ventilasi penyebab/inte resusitasi JP penyebab/Int
napas rvensi ervensi

Pengkajian
neurologi
Pengkajain sekunder

riwayat Gambaran umum Pengkajian Head to Toe


PERDARAHAN SALURAN CERNA
OBSTRUKSI SALURAN KEMIH
HIPOGLIKEMIA
ILEUS OBSTRUKTIF
Pastikan kemananan
Obstruksi saluran perawat dan pasien
cerna

Kehilangan Initial assessment


Banyak Cairan
Syok
Cek kesadaran: Pasien
mengalami penurunan
Ekstravaskuler:
Gastrointestinal, kesadaran
Obstruksi
saluran cerna.
Intravaskuler: Lihat sirkulasi: Lihat
Perdarahan Turunnya turgor pernapasan: ada
jaringan, napas/ tidak,
mukosa bibir gasping  cek
kering, mata nadi dalam 10
terlihat cekung, detik
akral dingin

RESUSITASI Nafas tidak


CAIRAN teratur, nadi
lemah

Berikan rescue
Monitor hingga ada tim breathing:
emergensi datang 1 kali napas dalam 5-6
detik atau 10-12
kali/menit.
- Minta bantuan
KOLIK
SPRAIN STRAIN
SYOK HIVOPOLEMIK
ARITMIA LETAL
KAD
HIPEROSMOLAR
CHF
CKB
STROKE ISKEMIK
GAGAL GINJAL AKUT
HIPERTENSI

Anda mungkin juga menyukai