Disusun oleh :
Raras Utami
Rista Dian
M. Faelasup
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang Asuhan
Keperawatan Dengan Skabies. Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan
mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami
dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Skabies merupakan penyakit kulit yang endemis diwilayah beriklim tropis dan
subtropis, merupakan penyakit kulit yang menular. Skabies dalam bahasa indonesia
sering disebut ‟ kudis‟, orang jawa menyebutnya ‟gudig”, sedangkan orang sunda
menyebutnya ‟budug‟. Penyakit ini juga sering disebut dengan penyakit kutu
badan,budukan,gatas agogo,yang disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei varian
hominis (sejenis kutu,atau tungau), ditandai dengan keluhan gatal,terutama pada
malam hari dan ditularkan melalui kontak langsung atau tidak langsung melalui alas
tempat tidur dan pakainan. Penyakit skabies bersifat menular dan umumnya
menyerang sekelompok orang dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah, personal
hygiene dan sanitasi yang buruk. Infestasi skabies memang tidak membahayakan,
namun mengganggu aktivitas dan produktivitas penderitanya, menimbulkan kesan
kotor dan terbelakang serta efek psikologis bagi penderita dan masyarakat sekitarnya
(Purwanto, 2020).
Jumlah kejadian skabies yang tinggi masih ditemukan hampir pada semua
negara di seluruh dunia dengan angka prevalensi yang bervariasi. Angka prevalensi
yang terjadi di seluruh dunia diperkirakan mencapai 300 juta kasus setiap tahunnya.
Di beberapa negara berkembang penyakit skabies dilaporkan 6- 27% populasi umum
dan insiden tertinggi terjadi pada anak usia sekolah dan remaja. Angka kejadian
penyakit skabies sering terjadi pada anak-anak usia sekolah, prevalensi skabies
tertinggi dijumpai pada anak-anak berumur kurang dari 15 tahun. 6,8 Prevalensi
skabies di seluruh Indonesia antara 4,6- 12,95%. 9 Skabies menduduki peringkat ke-7
dari 10 penyakit utama di Puskesmas dan menempati urutan ke-3 dari penyakit kulit
tersering di Indonesia (Ihtiaringtyas, 2019).
Penyakit skabies bersifat menular dan umumnya menyerang sekelompok
orang dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah, personal hygiene dan sanitasi yang
buruk. Infestasi skabies memang tidak membahayakan, namun mengganggu aktivitas
dan produktivitas penderitanya, menimbulkan kesan kotor dan terbelakang serta efek
psikologis bagi penderita dan masyarakat sekitarnya. Menurut penelitian (Purwanto,
2020) faktor risiko terjadinya penyakit skabies dari yang terbesar ke yang terkecil
adalah faktor lingkungan sosial, sanitasi, dan lingkungan fisik. Masyarakat yang
memiliki lingkungan sosial tidak baik mempunyai risiko sakit skabies 41,03 kali lebih
besar dibandingkan masyarakat yang lingkungan sosialnya baik, sanitasi yang tidak
memenuhi syarat mempunyai risiko 20,7 kali lebih besar dibandingkan yang sanitasi
yang memenuhi syarat, lingkungan fisik padat memiliki risiko 15,3 kali dibandingkan
dengan yang lingkungan fisik tidak padat.
Penularan skabies dapat dikurangi dengan menghindari kontak erat dengan
penderita, tidak saling bertukar pakaian atau barang pribadi lainnya dan tetap menjaga
kebersihan diri dengan mandi teratur menggunakan sabun.
B. Tujuan
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan dari makalah ini adalah memberikan gambaran pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Skabies.
b. Tujuan Khusus
1) Mampu mengetahui definisi dari Skabies
2) Mampu mengetahui etiologi dari Skabies
3) Mampu mengetahui manifestasi klinis dari Skabies
4) Mampu mengetahui patofisiologi Skabies
5) Mampu mengetahui penatalaksanaan Skabies
6) Mampu mengetahui pemeriksaan penunjang dari Skabies
7) Mampu mengetahui komplikasi dari Skabies
8) Mampu mengetahui pengajian, diagnosa keperawatan, serta intervensi
pada asuhan keperawatan dengan Skabies
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Skabies atau penyakit kudis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh
infestasi dan sensitisasi S. Scabiei Varietas Hominis. Gejala klinis yang ditimbulkan
adalah gatal-gatal terutama pada malam hari (pruritus nocturna). Tanda klinis yang
muncul berupa papula atau vesikel yang puncaknya terdapat gambaran yang
sebenarnya merupakan terowongan. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis yang
menyerang kulit, mudah menular dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia
atau sebaliknya dan dapat mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia
(Ihtiaringtyas, 2019).
B. Etiologi
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan Skabies menurut
(Rahmadayani, 2021) adalah :
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan faktor mekanis (gesekan/garukan)
(PPNI T. P., 2017)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan jaringan kulit rusak (PPNI T. P., 2017).
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan pada perubahan sekunder
(PPNI T. P., 2017).
C. Intervensi keperawatan (PPNI T. P., 2017)
Terapiutik
Edukasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi prosedur
debridement (mis: enzimatik
biologis mekanis, autolotik),
jika perlu
2. Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu
Ihtiaringtyas, S. M. (2019). Faktor Risiko Penularan Penyakit Skabies pada Santri di Pondok
Pesantren An Nawawi Berjan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Jawa
Tengah. Balaba: Jurnal Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
Banjarnegara, 83-90.
Parman, P. H. (2017). Faktor risiko hygiene perorangan santri terhadap kejadian penyakit
kulit skabies di pesantren Al-Baqiyatushshalihat Tanjung Jabung Barat tahun
2017. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi. 17 (3), 243-252.
Purwanto, H. &. (2020). Faktor Risiko Penyakit Skabies di Masyarakat. Jurnal Kesehatan,
11(1),, 145-150.