Anda di halaman 1dari 6

TRAUMA DADA

Kecelakaan lalu lintas, Luka tusuk,luka robekan,luka


pukulan benda tumpul panah,luka tembak

Trauma Tumpul Trauma Tajam

Kompresi Resiko Infeksi Perlukaan kulit jaringan Terputusnya syaraf


paru perifer
Sternum Fraktur sternum Fraktur os costa
Robekan pada paru
Memicu impuls
Contosio Patahan tulang merobek Pleura bocor nyeri
paru-paru Udara masuk ke pleura
Jantung Darah mengisi
memar Hemothorak rongga pleura Udara terakumulasi di Nyeri Akut
pleura
Tamponade
Perdarahan
Sirkulasi O2 dan
Kontraktilitas jantung
CO2 terganggu
me↓ Ekspansi paru
me↓
Cardiac Output me↓ Gangguan
Pola Nafas tidak Pertukaran Gas
efektif
Penurunan curah
jantung
K.
Definisi
Tanda Dan Gejala Trauma Thorax
trauma thoraks adalah trauma yangmengenai dinding toraks
a. Akibat benda tumpul
yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh

PEMERIK
1. Nyeri ekstrem di dada
padapada organ didalamnya, baik sebagai akibat dari suatu
2. Kesulitan bernapas
trauma tumpul maupun oleh sebabtrauma tajam (nugroho, 2015) 3. Dapat ditemukan luka, memar, bengkak,

SAAN
perdarahan atau tanda trauma/rudapaksa
lainnya
4. Kulit dada menjadi pucat dan lembab
Klasifikasi trauma thorax
5. Kencing berdarah
Trauma thoraks dapat dibagi dalam dua kelompok besar,
6. Merasakan haus ekstrem
yaitu trauma tembus dan tumpul (nugroho, 2015)
7. Dada mengembang dan mengempis tidak
1. Trauma tembus (tajam).
simetris
a. Terjadi diskontinuitas dinding toraks (laserasi)
b. Akibat benda tajam
langsung akibat penyebab trauma
1. Adanya luka terbuka pada thorax
b. Terutama akibat tusukan benda tajam (pisau,
2. Adanya perdarahan
kaca, dsb) atau peluru TRAUMA
c. Sekitar 10-30% memerlukan operasi torakotomi Penatalaksanaan
2. Trauma tumpul THORAX Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk
a. Tidak terjadi diskontinuitas dinding toraks.
b. Terutama akibat kecelakaan lalu-lintas, terjatuh, menangani pasien trauma thorax, yaitu (Smeltzer,
olahraga, crush atau blast injuries. 2015) :
c. Kelainan tersering akibat trauma tumpul toraks
1. Bullow Drainage / WSDWSD merupakan
adalah kontusio paru.
d. Sekitar <10% yang memerlukan operasi tindakan invasive yang dilakukan untuk
torakotomi mengeluarkan udara, cairan(darah,pus) dari
rongga pleura, rongga thorax; dan
mediastinum dengan menggunakan pipa
Etiologi penghubung.
Terdapat tiga mekanisme trauma yang menyebabkantrauma tumpul Indikasi:
thoraks, yaitu trauma langsung pada thoraks, cedera akibat a. Pneumothoraks
penekananataupun deselerasi. Sedangkan pada trauma tajam b. Hemothoraks
dibedakan menjadi tiga berdasarkantingkat energinya, yaitu berenergi c. Thorakotomy
rendah seperti trauma tusuk, berenergi sedang sepertitembakan pistol, d. Efusi pleura
dan berenergi tinggi seperti tembakan senjata militer (Ekpe dan Eyo, e. Emfiema
2014). 2. pembedahan
SDKI : Resiko Infeksi (D.0142) SDKI : Nyeri Akut D.0007 SDKI : Pola Nafas Tidak Efektif SDKI : Gangguan Pertukaran Gas
SLKI : D.0005 D.0003
SLKI : Tingkat infeksi (L. 14137)
Tingkat nyeri L.08066 SLKI : Pertukaran Gas L.01003
1. Keluhan nyeri menurun SLKI : pola nafas L.01004
1. Kebersihan tangan meningkat 1. Dispnea menurun
2. Kebersihan badan meningkat 2. Meringis menurun 1. Dispnea
2. Bunyi nafas tambahan menurun
3. Nafsu makan meningkat Kontrol nyeri L.08063 2. Penggunakan Otot Bantu 3. Gelisah menurun
4. Demam menurun Nafas 4. Pola nafas membaik
5. Kemerahan menurun 1. Kemampuan mengetahui 3. Pemanjangan Fase Ekspirasi
nyeri meningkat
5. Warna kulit membaik
6. Kadar sell darah putih menurun 4. Frekuensi Nafas
2. Melaporkan nyeri 6. Takikardi membaik
SIKI : 5. Kedalaman Nafas
terkontrol meningkat SIKI
Pencegahan infeksi (I.14539) 3. Kemampuan SIKI : Manajemen Jalan Nafas Pemantauan Respirasi 1.01014
menggunakan teknik non – 1.01012 Observasi
Tindakan :
farmakologi meningkat Tindakan : 1. Monitor frekuensi irama,
1.Monitor tanda dan gejala infeksi SIKI : Manajemen Nyeri 1. Monitor pola nafas kedalaman dan upaya napas
local dan sistemik (1.08238) 2. Monitor bunyi nafas 2. Monitor adanya sputum
2. Pertahankan teknik aseptic pada tambahan 3. Monitor adanya sumbatan jalan
pasien berisiko tinggi Aktifitas – aktifitas : 3. Monitor sputum nafas
3. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 4. Pertahankan kepatenan jalan 4. Monitor saturasi oksigen
4. Ajarkan cara mencuci tangan Observasi Terapeutik
nafas
dengan benar 1. Atur interval pemantauan respirasi
5. Anjurkan meningkatkan asupan 1. Identifikasi skala nyeri 5. Posisikan semifowler atau
2. Identifikasi lokasi, durasi , fowler sesuai kondisi pasien
nutrisi
intensitas , karakteristik 6. Berikan minuman hangat 2. Dokumentasi hasil pemantauan
Managemen Nutrisi (I.03119)
nyeri 7. Berikan terapi oksigen jikan
Edukasi
Tindakan : 3. Identifikasi faktor yang 1. Jelaskan tujuan dan prosedur
perlu
mempengaruhi tingkat pemantauan
8. Ajarkan teknik batuk efektif
1. Identivikasi status nutrisi nyeri Terapi Oksigen 1.01026
2. Identifikasi alergi dan itoleransi Terapeutik Observasi
makanan 1. Monitor kecepatan aliran oksigen
1. Berikan teknik non 2. Monitor keefektifan oksigen
3. Monitor asupa makanan
farmakologi untuk
4. Monitor hasil pmeriksan Terapeutik
mengurangi nyeri
labratorium 1. Pertahankan kepatenan ja;an nafas
(relaksasi nafas dalam,
5. Fasilitasi menentukan pedoman
positioning) 2. Siapka dan atur peralatan
diet pemberian oksigen
Kolaborasi
6. Berikan makanan tinggi serat Edukasi
untuk mencegah konstipasi 1. Kolaborasi pemberian 1. Ajarkan pasien dan keluarga untuk
7. Berikan suplemen makanan analgesik menggunakan oksigen dirumah
8. Anjurkan posisi duduk Kolaborasi
9. Ajarkan diet yang di programkan 1. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
SDKI : Penurunan Curah Jantung D.0008
SLKI : Curah Jantung L.02008
1. kekuatan nadi perifer meningkat
2. edema menurun
3. dispnea menurun
4. pucat/ sianosis menurun
5. murmur jantung menurun
6. tekanan darah membaik
SIKI : Perawatan Jantung 1.02075
Observasi
1. identifikasi gejala primer penurunan curah jantung
(dispnea, kelelahan, edema,)
2. identifikasi gejala sekunder penurunan curah
jantun (peningkatan berat badan, hepatomegali,
distensi vena jugularis, batuk , kulit pucat )
3. monitor saturasi oksigen
4. periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebeleum
dan sesudah beraktifitas
terapeutik
1. posisikan pasien semifowler atau fowler
2. berikan diet jantung yang sesuai (mis. Batasi
asupan kafein, natrium, kolesterol, dan makanan
tinggi lemak)
edukasi
1. anjurkan beraktifitas sesuai toleransi
2. anjurkan beraktifitas secara bertahap
3. abjurkan berhenti merokok
kolaborasi
1. kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2015. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth Ed.8. Jakarta :EGC

PPNI.2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia:Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI.2018.Standar intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI.2018.Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:Definisi Dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

E, Marilynn Doenges, Mary Frances Moorhouse and Alice C. Geissler. 2014. EGC:Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC.

Price,Sylvia Anderson. 2013. Patofisiologi. Jakarta :EGC


WOC TRAUMA DADA

Disusun Oleh :
SISKA NURAINI
NIM. 071202031

PROGAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021

Anda mungkin juga menyukai