Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN KEPERAWATAN

KEPEMIMPINAN

Dosen : Herman J Warouw S.KM, M.Kep

Disusun Oleh :

KELOMPOK 8

Theofilus Podajow
7114 4011 7084
Krismita Pananggung
7114 4011 6055
Lisa M.Ch Angow
7114 4011 7047
Virginia A Wuisan
7114 4011 7095
Varlin Kumendong
7114 4011 7088

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO JURUSAN


KEPERAWATAN PRODI D-III TINGKAT 3B SEMESTER VI
2020
DAFTAR ISI

Pengertian Kepemimpinan…………………………………………………….

Tipe Kepemimpinan……………………………………………………………

Gaya Kepemimpinan…………………………………………………………..

Faktor faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan………………………

Pemimpin yang efektif dalam keperawatan……………………………………

Penerapan kepemimpinan dalam keperawatan…………………………………


KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Menurut Sullivan dan Decker (1989), kepemimpinan merupakan penggunaan
ketrampilan seseorang, dalam mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan sesuatu dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya. Kepemimpinan merupakan interaksi antar
kelompok, proses mempengaruhi kegiatan suatu organisasi dalam pencapain tujuan.
Claus dan Bailey dalam Lancaster dan Lancaster (1982), mendefinisikan kepemimpinan
sebagai suatu kelompok kegiatan yang mempengaruhi anggota kelompok, bergerak menuju
pencapain tujuan yang ditentukan.
Kepemimpinan adalah suatu proses aktivitas untuk mempengaruhi dan mengorganisir
orang lain atau kelompok dalam upaya kearah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan
prestasi (Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J., 1998).
Berdasarkan ketiga pandangan ini dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan
proses mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Kepemimpinan dalam
keperawatan merupakan penggunaan ketrampilan seorang pemimpin (perawat) dalam
mempengaruhi perawat-perawat lain dibawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan sehingga tujuan
keperawatan dapat tercapai. Setiap perawat mempunyai potensi yang berbeda dalam
kepemimpinan, namun ketrampilan ini dapat dipelajari sehingga selalu dapat ditingkatkan.

TIPE KEPEMIMPINAN
Dalam organisasi secara umum terdapat dua macam tipe kepemimpinan, antara lain:
1. Kepemimpinan Formal.
Kepemimpinan formal diangkat secara resmi berdasarkan surat keputusan, duduk dalam
jabatan tertentu pada struktur organisasi dan memiliki hak serta kewajiban, dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Ada legitimasi.
b. Kekuasaan dan kewenangan jelas.
c. Memenuhi persyaratan formal.
d. Didukung oleh organisasi formal.
e. Mendapat imbalan/penghargaan.
f. Memperoleh promosi dan mutasi.
g. Dapat dikenai sanksi dan hukuman.

2. Kepemimpinan Informal.
Kepemimpinan informal tidak diangkat secara formal, tetapi memiliki beberapa keunggulan
dan dapat diterima oleh berbagai pihak, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tidak memiliki legitimasi.


b. Ditunjuk dan diakui oleh masyarakat.
c. Tidak mendapat dukungan organisasi formal.
d. Tidak mendapat imbalan jasa / sukarela.
e. Tidak dapat dipromosikan atau dimutasikan.
f. Tidak perlu persyaratan formal.
g. Tidak dapat dihukum secara formal.
Kepemimpinan informal pada dasarnya ditentukan oleh status sosial, meliputi: Keturunan,
kekayaan, pendidikan, pengalaman hidup, kharismatik dan karakteristik herediter atau jasa.

GAYA KEPEMIMPINAN

Penerapan suatu gaya kepemimpinan sangat dipengaruhi oleh persepsi pimpinan tentang
perannya, nilai-nilai yang dianut, sikap dalam mengemudikan jalannya organisasi, perilaku
kepemimpinan dan gaya kepemimpinan yang dominan. Tipologi kepemimpinan saat ini antara
lain:

1. Otokratik.
Pada gaya kepemimpinan otokratik, pemimpin melakukan kontrol yang maksimal terhadap
bawahan, membuat keputusan sendiri dalam menentukan tujuan kelompok. Gaya
kepemimpinan otokratik tidak meningkatkan partisipasi dan kerja sama antara bawahan
dengan pemimpin. Perilaku pemimpin yang otokratik sering menimbulkan kekecewaan dan
ketidakpuasan dari bawahan. Gaya kepemimpinan otokratik efektif digunakan dalam keadaan
darurat. Disamping itu juga bermanfaat bila pemimpin adalah satu-satunya orang yang
menjadi sumber informasi dan keterampilan tertentu, dengan kemampuan bawahan yang
terbatas.
Ciri-ciri dari gaya kepemimpinan otokratik adalah:
a. Menuntut ketaatan penuh dari bawahan.
b. Disiplin kerja tinggi dan kaku, ketaatan bawahan lebih hanya dikarenakan rasa takut.
c. Nada keras dalam memberikan instruksi, egois, tidak mau menerima saran dan
pandangan bawahan serta menerapkan komunikasi satu arah.
d. Tujuan organisasi sama dengan tujuan pribadi.
e. Organisasi dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadi.
f. Menganggap dirinya sebagai sumber kehidupan organisasi.
g. Kekuasaan bersifat sentralisasi dan pengambilan keputusan tanpa melibatkan bawahan.
h. Pembenaran segala cara untuk mencapai tujuan.
i. Setiap hambatan dianggap sebagai penghalang, dan akan disingkirkan.
j. Memperlakukan bawahan sebagai alat.
k. Berorientasi pada tugas.
l. Perilaku kekuasaan formal.

2. Demokratik.
Pada gaya kepemimpinan demokratik, pemimpin menghargai karakteristik dan kemampuan
bawahannya. Pemimpin menggunakan posisinya untuk mendapatkan pandangan bawahannya
serta memotivasi mereka untuk mencapai tujuan dan membiasakan mereka untuk membuat
keputusan tertentu bagi dirinya. Dengan gaya kepemimpinan demokratik, bawahan akan
merasa puas dan merasa dibutuhkan dalam bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
Ciri-ciri dari gaya kepemimpinan demokratik adalah:
a. Memandang perannya sebagai kordinator dan integrator.
b. Pendekatan holistik dan integratik.
c. Organisasi sebagai wahana untuk mencapai tujuan bersama.
d. Organisasi perlu disusun agar keragaman kegiatan dapat semuanya terakomodasi.
e. Berprinsip bahwa perbedaan perlu menjamin kebersamaaan.
f. Memperlakukan bawahan secara manusiawi dan menyadari berbagai kebutuhan bawahan
(fisik, psikologis, spiritual, sosial budaya, prestise dan pengembangan).
g. Pengambilan keputusan ditetapkan bersama yang bertujuan untuk meningkatkan
tanggung jawab.
h. Dihormati oleh karyawan dan bukan ditakuti.
i. Menumbuhkan dan mengembangkan kreatifitas dan inovasi bawahan.
j. Bertanggung jawab terhadap kesalahan bawahan.
k. Memberikan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi.
l. Mengutamaklan kepentingan bersama.
m. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang praktis dan realistis.

3. Paternalistik.
Gaya kepemimpinan paternalistik terdapat pada lingkungan tradisional karena adanya
kekuatan ikatan primordial, sistem keluarga besar, komunalistik, peran adat istiadat, dan
hubungan pribadi yang dekat antar anggota masyarakat.

Ciri-ciri dari gaya kepemimpinan paternalistik adalah:


a. Terdapat pada lingkungan tradisional: kekuatan ikatan primordial, sistem keluarga besar,
komunalistik, peran adat istiadat, dan hubungan pribadi yang dekat antar anggota
masyarakat.
b. Rasa hormat pada orang yang lebih tua dan keteladanan.
c. Persepsi pemimpin dipengaruhi oleh harapan bawahan.
d. Harapan bawahan: pemimpin tidak mementingkan diri sendiri, tetapi memperhatikan
kepentingan bawahan. Harapan pemimpin: kepemimpinannya tidak dipertanyakan.
e. Legitimasi kepemimpinan: merupakan hal yang wajar dan biasa.
f. Mengutamakan kebersamaan, fokus pada keadilan dan pemerataan.
g. Pemimpin bersikap kebapakan, hubungan atasan dan bawahan bersifat informal.
h. Bawahan dianggap belum matang.
i. Bersikap melindungi sehingga bawahan takut bertindak.
j. Pemimpin merupakan sumber informasi.
k. Pengambilan keputusan tanpa melibatkan bawahan.

4. Kharismatik.
Ciri-ciri dari gaya kepemimpinan kharismatik adalah:
a. Daya tarik memikat dan mampu memperoleh pengikut dalam jumlah besar.
b. Penampilan fisik, usia dan harta bukan prasyarat.
c. Tidak memiliki kekuatan gaib/ajaib.
d. Mampu menggunakan berbagai gaya kepemimpinan.

5. Laissez - Faire.
Seorang pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan bebas tindak, menyerahkan
perannya sebagai pimpinan kepada bawahannya, dengan bimbingan yang minimal atau tidak
ada sama sekali. Kepercayaan diberikan kepada bawahan untuk melaksanakan tugasnya
dengan cara yang sesuai dengan pola kerja. Gaya kepemimpinan ini efektif bila bawahan
mempunyai kemampuan dan tanggung jawab yang tinggi. Gaya kepemimpinan ini akan
menimbulkan keresahan bawahan bila kurang mempunyai kemampuan dan tanggung jawab
karena mereka tidak dapat menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

Ciri-ciri dari gaya kepemimpinan laissez-faire adalah:


a. Konsep: organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena anggotanya cukup
mengetahui tujuan dan sasaran organisasi dan tugas yang akan dikerjakan.
b. Berperan pasif dan tidak mau campur tangan.
c. Falsafah: manusia memiliki solidaritas, kesetiaan, taat pada norma-norma dan peraturan
yang telah ditetapkan serta bertanggung jawab terhadap tugas.
d. Mempunyai nilai saling mempercayai.
e. Bersikap permisif, menganggap bawahan sebagai rekan kerja.
f. Kepentingan dan tujuan organisasi tetap difokuskan.
g. Pendelegasian sangat ekstensif.
h. Pengambilan keputusan diserahkan pada pimpinan tingkat bawah/operasional.
i. Status quo organisasi tidak terganggu.
j. Pertumbuhan dan perkembangan diserahkan kepada bawahan.
k. Intervensi pimpinan sangat minim.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYA KEPEMIMPINAN


Penerapan suatu gaya kepemimpinan oleh seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain:
1. Kompleksitas tugas.
2. Ketersediaan waktu.
3. Besarnya kelompok kerja.
4. Pola komunikasi.
5. Tingkat pendidikan bawahan.
6. Kebutuhan untuk prestasi dan kebersamaan.

PEMIMPIN YANG EFEKTIF DALAM KEPERAWATAN


Menurut Tappen (1995) ada enam komponen penting ciri dari pemimpin yang efektif untuk
mengarahkan orang-orang/ bawahan dalam organisasi keperawatan, antara lain:
1. Memiliki Pengetahuan yang cukup.
a. Pengetahuan kepemimpinan:
 Teori kepemimpinan.
 Pengertian kepemimpinan.
 Gaya kepemimpinan.
 Pemimpin yang efektif.
b. Pengetahuan keperawatan:
 Subtansi ilmu keperawatan.
 Ketrampilan.
 Peningkatan dan pengembangan ilmu keperawatan secara terus menerus.
 Menyadari kekuatan.
 Kekuasaan personal untuk orang lain.
c. Berpikir kritis:
 Mengkaji asumsi gagasan dan kegiatan yang masuk akal.
 Pemimpin berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
 Pekerjaan yang rutinitas akan menghambat inovasi.

2. Memiliki Kesadaran diri.


Kesadaran diri berkontribusi kepada pengembangan hubungan interpersonal yang efektif.
Peningkatan kesadaran diri sendiri dapat terjadi dengan mempelajari perilaku manusia,
mengobservasi reaksi orang lain terhadap perilaku kita dan umpan balik dari orang lain
tentang perilaku yang kita tampilkan. Komponen kesadaran diri sangat membantu untuk
menjadi seorang pemimpin yang efektif, karena:
a. Dapat mengenal diri sendiri.
b. Dapat mengenal gejala dari kecemasan.
c. Dapat mengungkapkan perasaan dengan kehangatan dan menghormati orang lain dengan
positif.
d. Seseorang akan lebih fleksibel, lebih mandiri, kurang tergantung pada orang lain bila
menyadari dan menerima keunikan dirinya.
e. Bila kesadaran diri rendah, cenderung mempunyai respons yang berbeda dari yang
diharapkan orang lain.
f. Kesadaran diri penting, karena kita akan menyukai diri sendiri, lebih menyenangkan, dan
memikirkan diri kita sebagai seorang pemimpin.

3. Komunikasi yang Efektif.


Agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik dalam suatu kepemimpinan, seorang
pemimpin yang efektif harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Pendengar aktif, sebagai pendengar yang baik membutuhkan kosentrasi dan berusaha
untuk melakukan klarifikasi bila terjadi ketidak jelasan informasi, menebak atau mengira-
ngira akan menimbulkan ketidak akuratan.
b. Mengikuti aliran informasi, hal ini dilakukan dengan cara sering bertemu yang bertujuan
untuk mencegah salah pengertian.
c. Asertif, komunikasi yang diulang berkali-kali, jelas dan langsung adalah penting untuk
kepemimpinan yang efektif.
d. Memberikan umpan balik, karena umpan balik sangat dibutuhkan oleh anggota tim.
e. Hubungan dan jaringan komunikasi.
f. Mengkomunikasikan visi.

4. Memiliki Energi.
a. Energi tidak dinilai hanya dari fisik tetapi juga dari situasi perasaan.
b. Energi yang tinggi dapat meningkatkan efektifitas dalam memimpin, karena saat
berinteraksi tingkat energi seorang pemimpin akan mempengaruhi respons orang lain.
c. Enthusiasm, merupakan semangat yang besar, antusias, dan kegairahan dari seorang
pemimpin yang dapat ditularkan kepada orang lain.
d. Seorang pemimpin dapat menjaga dan meningkatkan energi dengan cara menjaga kondisi
kesehatan, relaksasi, rekreasi dan menggunakan teknik kepemimpinan yang efektif.

5. Memiliki Tujuan.
Kepemimpinan yang efektif harus memperhatikan tujuan yang akan dicapai, meliputi:

a. Tujuan lingkungan (organisasi) dan tujuan kelompok.


b. Tujuan individual (anggota dan pemimpin)
c. Sebuah tujuan, butuh kebersamaan dan pengertian untuk group.
d. Kewajiban pemimpin “bagaimana memulai sesuatu dalam group”.
e. Untuk mencapai kebersamaan, pemimpin harus memberikan informasi yang tepat.

6. Melakukan Tindakan/aksi.
a. Pemimpin berorientasi pada kemampuan menentukan dan tindakan.
b. Pemimpin tidak dapat menunggu orang lain memberitahu apa yang harus dikerjakan.
c. Berfikir dahulu sebelum berbuat.
d. Bekerja dengan orang lain.
e. Inisiatif dalam pikiran dan kegiatan.

PENERAPAN KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN


Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan
melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan tercapai diperlukan berbagai kegiatan
dalam menerapkan keterampilan kepemimpinan. Menurut Kron (1981) kegiatan tersebut
meliputi:

1. Perencanaan dan pengorganisasian.


2. Membuat penugasan dan memberi pengarahan.
3. Pemberian bimbingan.
4. Mendorong kerja sama dan partisipasi.
5. Kegiatan koordinasi.
6. Evaluasi hasil penampilan kerja.
Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan seorang pemimpin keperawatan dapat melakukan
tanggung jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang efektif
DAFTAR PUSTAKA
Gillies, D. A., (1994), Nursing management; a system approach, Third Edition, Philadelphia: W.
B. Saunders Company.

Kron, T., (1981), The management of patient care, 4 Edition, Philadelphia: W. B. Saunders
Company.

Lancaster, J. & Lancaster, W. (1982), Change agent as leaders in nursing, The nurse as a
change agent, St. Louis: CV Mosby Company.

Sullivan, E. J. & Decker, P. J., (1989), Effective management in nursing, Mendo park: Addison –
Wesley Publishing Company.

Swansburg, R. C. & Swansburg, R. J., (1999), Introductory management and leadership for
nurse, Second Edition, Toronto Canada: Jones and Bartlett Publisher.

Tappen, R. M., (1995), Nursing leadership and management: Concepts and practice, Third
edition, Philadelphia: F. A. Davis Company

Anda mungkin juga menyukai