Anda di halaman 1dari 45

STUDI KEPUSTAKAAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN


HARGA DIRI RENDAH

K ARYA TULIS ILMIAH

Di Ajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Sebagai Persyaratan Untuk


Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Pada Program Studi D-III Jurusan
Keperawatan Politeknik Kementrian Kesehatan Manado

OLEH
NIKITA WENDY RORIMPANDEY
NIM : 711440117067

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN MANADO


PROGRAM STUDI D-III JURUSAN KEPERAWATAN
MANADO 2020
LEMBAR PERSETUJUAN

i
Karya Tulis Ilmiah ini Diperiksa dan Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Diajukan Dalam
Ujian Sidang Karya Tulis Ilmiah

Manado, Juli 2020


Pembimbing,

Esrom Kanine, M.Kep,Ns,Sp.Kep.J


NIK.19700315 199403 1 004

Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Maria Terok, S.Pd, S.SiT,M.Kes


NIK.19680325 199303 2 002

2
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa,disetujui dan dipertahankan

dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Manado, Juli 2020

Penguji I, Penguji II, Penguji III,

Femmy Lumi, S.Pd, S.Psi, M.Kes Maria Terok, S.Pd, S.SiT,M.Kes Esrom Kanine, M.Kep,Ns,Sp.Kep.J

NIK.19551027 198202 2 001 NIK.19680325 199303 2 002 NIK.19700315 199403 1 004

Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi D III Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Jon W. Tangka, M.Kep.Ns, Sp.KMB Maria Terok, S.Pd, S.SiT,M.Kes

NIK.19640312 198803 1 002 NIK.19680325 199303 2 002

3
Abstrak

Harga diri rendah adalah suatu pemikiran dan perasaan negatif terhadap diri sendiri
sehingga penderita merasakan hilangnya percaya diri dan harga diri (Hermawan, et al,. 2015).
Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi landasan teori dan praktik sebagai
alternatif pendekatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
kepustakaan. Metode pengumpulan data yang digunakan yakni metode dokumentasi. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis isi. Untuk menjaga ketepatan pengkajian dan
mencegah kesalahan informasi dalam analisis data maka dilakukan pengecekan antar pustaka
dan membaca ulang pustaka serta memperhatikan komentar pembimbing.

Hasil penelitian ini adalah terelaborasinya landasan teori dan praktik secara utuh
meliputi, : 1) Latar belakang berkembangnya Harga Diri Rendah, 2) Konsep utama Harga
Diri Rendah, 3) Tujuan dari Harga Diri Rendah, 4) Fungsi dan peran dalam Harga Diri
Rendah, 5) Pengalaman dalam proses Harga Diri Rendah, 6) Hubungan antara dan dalam
Harga Diri Rendah, 7) Teknik dan prosedur Harga Diri Rendah, dan 8) Hasil penelitian
penerapan Harga Diri Rendah, dan 9) Proses Harga Diri Rendah dalam menangani kasus.

Kata Kunci: Studi Kepustakaan, Harga Diri Rendah, Individual Coping Inefektif
Skizophernia

Abstract

Low self-esteem is a challenge and a negative feeling towards yourself that causes feelings of
self-confidence and self-esteem (Hermawan, et al, 2015).

This study aims to eliminate the theoretical and practical foundation as an alternative
discussion. The research method used is the method of library research. The data collection
method used is the registration method. The data analysis technique used is content analysis.
To enable the accuracy of the assessment and prevent misinformation in data analysis,
checking between libraries and re-reading the literature is done and paying attention to the
supervisor's comments.

The results of this study are the elaboration of overall theoretical and practical foundations: 1)
The background to its development is Low Self-Esteem, 2) The main concepts of Low Self-
Esteem, 3) The Purpose of Low Self-Esteem, 4) Functions and Roles in Low Self-Esteem, 5)

4
Experience in the process of Low Self-Esteem, 6) Relationship between and in Low Self-
Esteem, 7) Techniques and procedures of Low Self-Esteem, and 8) The results of research
into the application of Low Self-Esteem, and 9) Low Self-Esteem Process in conducting
research.

Keywords: Literature Study, Low Self-Esteem, Individual Ineffective Coping of


Schizophernia

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan kasih-Nya sehingga
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Studi Kepustakaan Dalam Penerapan Asuhan
Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan Koping Individu Tidak Efektif’ dapat selesai dengan
baik.

Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
pendidikan program Diploma III kesehatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
Jurusan Keperawatan. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini Penulis banyak memperoleh
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada :

1. Dra. Elisabeth N. Barung, M.Kes, Apt, sebagai Direktur Politeknik Kesehatan


Kemenkes Manado, yang memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan program studi D III Keperawatan Manado.
2. Jon W. Tangka, M.Kep.Ns, Sp.KMB, selaku ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Manado.
3. Maria Terok, S.Pd, S.SiT,M.Kes, selaku ketua Program Studi D III Keperawatan
Politeknik Kesehatan Manado..
4. Ns.Nurseha Djaafar, S.Pd, S.Kep. M.Kes. selaku Pembimbing Akademik yang selalu
membimbing penulis selama menjalani pendidikan.
5. Esrom Kanine, M.Kep,Ns,Sp.Kep.J, selaku pembimbing I yang dengan sabar dan
penuh perhatian telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Tinneke Tololiu, S.Kep, M.Kep, selaku pembimbing II yang telah banyak memberi
petunjuk, bantuan dan bimbingan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Femmy Lumi, S.Pd, S.Psi, M.Kes, selaku penguji 1 yang telah memberikan kritik dan
saran yang sangat membantu untuk kemajuan penulis.
8. Maria Terok, S.Pd, S.SiT,M.Kes, selaku penguji II yang memberikan kritik dan saran
untuk menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Untuk Papa Stenly Rorimpandey dan Mama Verra Sumolang, Oma Mintje Tarek dan
Oma Dintje Pangkey, Kaka Intan Sumolang, Adik Yosua dan Karunia serta semua
keluarga besar terlebih Kel.Rorimpandey dan Kel.Sumolang Yang senantiasa

6
mendoakan dan memberi dukungan material dan moral kepada penulis selama
menjalani pendidikan dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Seluruh teman-teman “D3anery” dan teman-teman angkatan 34 ”
EmnertyFouration” yang selalu bersama dalam menyelesaikan pendidikan selama 3
tahun`
11. Sahabat-sahabat saya Sarah Ruimassa, Melania Lonto, Ni ketut lastryani, Evelyn
Matheos, ,Olivia Sualang, Patricia Awon, Prilly Mantou, yang selalu memberikan
semangat dalam menyelesaikan pendidikan.
12. Penulis menyadari bahwa Karya Tulisa Ilmiah ini masih belum sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Tuhan memberkati kita semua.

Manado, Juli 2020

Penulis

7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................iii
ABSTRAK .................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ...............................................................................................v
DAFTAR ISI ..............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang...........................................................................................
1.2.Rumusan Masalah......................................................................................
1.3.Tujuan Penulisan.......................................................................................
1.4.Manfaat Penulisan.....................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................
A. KONSEP DASAR HARGA DIRI RENDAH............................................
2.1 Definisi......................................................................................................
2.2. Klasifikasi................................................................................................
2.3. Etiologi.....................................................................................................
2.4. Rentang Respon Konsep Diri........................................................8
2.5. Manifestasi Klinis..........................................................................9
2.6. Akibat Terjadinya Harga Diri Rendah...........................................9
2.7. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah..........................................10
2.8. Penata Laksanaan Keperawatan...................................................11
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA HARGA DIRI RENDAH..
2.9.Pengkajian .............................................................. 22
2.8.Diagnosa Keperawatan ........................................... 34
2.10. Rencana Tindakan Keperawatan ............................ 35
2.11.Implementasi ........................................................... 43
2.12.Evaluasi .................................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN

8
A. JENIS PENELITIAN : STUDI PUSTAKA.............................................................
46
B. VARIABEL PENELITIAN.............................................................. 46
C. PROSEDUR PENELITIAN............................................................ 56
D. SUMBER DATA
E. TEKNIK DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA.......................... 57
F. TEKNIK ANALISIS DATA............................... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
B. Pembahasan ............................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................. 72
B.SARAN.............................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

9
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah......... 36

Tabel 3.1 Analisa Data ............................................................... 56

Tabel 3.2 Rencana Asuhan Keperawatan .................................. 58

Tabel 3.3 Implementasi dan Evaluasi ......................................... 64

Tabel 3.4 Catatan perkembangan ........................................... 67

Tabel 3.5 Kesenjangan diagnosa antara teori dan praktek .......69

10
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rentang Respon Konsep Diri ...................................... 13

Gambar 3.2 Pohon masalah ............................................................ 57

11
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan ke Kesbangpolinmas Kota Banjar

Lampiran 2 Surat Ijin Permohonan Data

Lampiran 3 Berita Acara Home Visit

Lampiran 4 Kunjungan Rumah

Lampiran 5 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan dengan pasien Gangguan


Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Lampiran 6 Terapi Aktifitas Kelompok

Lampiran 7 Satuan Acara Penyuluhan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Lampiran 8 Leaflet Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Lampiran 9 Proposal Kunjungan Rumah

12
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan jiwa adalah suatu keadaan sehat dimana kondisi emosional, psikologi, dan
sosial dapat terlihat dari interaksi dengan orang lain atau hubungan interpersonal yang
mampu memberikan kepuasan dalam melakukan interaksi dengan orang lain. Seseorang
dikatakan sehat jiwa apabila mampu mengendalikan diri dengan selalu berfikir positif dalam
menghadapi stressor lingkungan tanpa adanya tekanan baik fisik, dan psikologi sehingga
mampu bekerja secara produktif dan mampu berperilaku adaptif. Sebaliknya seseorang
dikatakan gangguan jiwa apabila tidak mampu menjalankan peran dalam melakukan
hubungan interpersonal yang memuaskan atau dapat dikatakan adanya keterbatasan
hubungan antara individu dan lingkungan sekitarnya (Menurut Purwasih 2016)

Beberapa terapi spesialis yang diberikan untuk menangani pasien dengan harga diri
rendah yaitu dengan terapi individu, terapi kelompok, dan terapi keluarga (Widianti et al.,
2017).

Menurut Data Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun (2018) yang dilakukan oleh Badan
Penelitian Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Jumlah gangguan jiwa di
Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan, jumlah penderita gangguan jiwa di
Indonesia yaitu sebesar 7% dari total jumlah penduduk di Indonesia yang mengalami
gangguan jiwa skizofrenia/psikosis,dari 33 provinsi di Indonesia yaitu dengan jumlah sebesar
9% dari jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia (RISKESDAS 2018).

Harga diri rendah adalah suatu pemikiran dan perasaan negatif terhadap diri sendiri
sehingga penderita merasakan hilangnya rasa percaya diri dan harga diri (Stuart & Gail, 2006
dalam Hermawan, et al., 2015) .

Seseorang dengan harga diri rendah meyakini dan memandang dirinya lemah, tidak
berharga, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, merasa gagal, tidak menarik, tidak
disukai, dan hilangnya kepercayaan diri (Muhith, 2015).

Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan
mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu yang

13
memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai
ancaman. (Keliat, 2011).

Menurut (Herman, 2011), gangguan jiwa ialah terganggunya kondisi mental atau
psikologi seseorang yang dapat dipengaruhi dari faktor diri sendiri dan lingkungan. Hal-hal
yang dapat mempengangaruhi perilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur, dan
sex, keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan
kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang di
cintai, rasa permusuhan, hubungan antara manusia.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gangguan jiwa merupakan suatu kondisi
psikologi yang abnormal yang dapat berpengaruh pada proses interaksi antar individu. Salah
satu masalah gangguan jiwa adalah harga diri rendah. Harga diri rendah harus ditangani
dengan tepat, karena masalah ini akan memperparah kondisi klien seperti timbulnya
halusinasi yang dapat menyebabkan klien depresi hingga dapat melakukan tindakan perilaku
kekerasan .

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang dan judul di atas maka terdapat masalah yang muncul terutama dalam
perawatan pasien gangguan jiwa dengan Harga Diri Rendah. Klien merasa kecewa,karena
kegagalan,dan ketidak berdayaan klien dalam menghadapi masalah.

1.3Tujuan Penulis

1. Tujuan umum

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu mampu memberikan asuhan keperawatan klien
dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah.

2. Tujuan Khusus
 Penulis sanggup/mampu melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan konsep
diri: harga diri rendah.
 Penulis mampu mendiagnosis keperawatan berdasarkan data yang di peroleh untuk
mengatasi gangguan konsep diri: harga diri rendah
 Merencanakan tindakan keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah harga diri
rendah

14
 Mampu melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan yang tepat dalam mengatasi
masalah gangguan konsep diri: harga diri rendah.
 Mengevaluasi guna untuk mengetahui keberhasilan yang sesuai dengan rencana
tindakan keperawatan yang telah di berikan.

1.4Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Penulis mampu memperdalam penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
konsep diri:harga diri rendah.

2. Bagi Rumah Sakit Jiwa

Asuhan keperawatan dapat di pergunakan untuk pedoman dalam melakukan tindakan.

Asuhan keperawatan dapat di pergunakan untuk meningkatan mutu pelayanan Rumah sakit
tersebut.

3. Bagi institusi pendidikan

Dapat di gunaklan untuk acuan dalam penelitian tentang gangguan konsep diri: harga diri
rendah lebih dalam lagi.

4. Bagi pembaca dan pasien

Menambah ilmu pengetahuan yang terkait tentang kasus gangguan konsep diri : harga diri
rendah.

15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR HARGA DIRI RENDAH


2.1. Definisi
Gangguan harga diri atau biasa disebut dengan harga diri rendah merupakan suatu
persepsi atau pemahaman yang salah yang bersifat negatif terhadap diri sendiri, ditandai
dengan hilangnya kepercayaan diri dan merasa gagal dalam mencapai keinginan (Muhith,
2015),
Harga diri rendah adalah suatupemikiran dan perasaan negatif terhadap diri sendiri
sehingga penderita merasakan hilangnya percaya diri dan harga diri (Hermawan, et al,. 2015).
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat pemikiran negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri, dan
disertai dengan kurangnya perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan menurun,
kontak mata kurang saat diajak bicara, tampak lebih banyak menunduk,berbicara lambat dan
nada suara lemah (keliat,2010 dalam jurnal keperawatan Suerni, et al,. 2013)
Perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat
evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Fajariyah, 2012)
Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap dirinya sendiri menyebabkan
kehilangan rasa percaya diri, pesimis, dan tidak berharga dikehidupan (Dermawan, D., 2013).
Harga diri rendah adalah evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
disertai kurangnya perawatan diri, tidak berani menatap lawan bicara lebih banyak
menunduk, berbicara lambat dan suara lemah(Suerni, Keliat, 2013).

2.2 Klasifikasi
Menurut (Muhith, 2015) gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional
Harga diri rendah situasional dapat diartikan harga diri rendah yang terjadi karena adanya
trauma yang tiba-tiba, misalnya karena kecelakaan, harus melakukan operasi, diceraikan
pasangan, putus sekolah, kehilangan pekerjaan, dan adanya trauma di masa lalu.

16
2. Kronik
Harga diri rendah kronik disebabkan karena persepsi negatif terhadap diri sendiri yang telah
berlangsung lama, yaitu cara berpikir yang negatif yang dimiliki
sebelum sakit/atau sebelum dirawat. Kejadian sakit dan dirawat dapat meningkatkan persepsi
negatif terhadap dirinya.

2.3Etiologi
1. Menurut Yosep (2009), penyebab terjadinya harga diri rendah adalah sebagai berikut :
a) Pola asuh keluarga yang salah pada masa kecil lebih sering disalahkan dan jarang
diberi pujian atas apa yang telah berhasil dicapainya.
b) Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dalam melakukan suatu hal dan tidak diterima keberadaannya.
c) Menjelang dewasa awal sering gagal dalam Pendidikan, pekerjaan, pergaulan atau
interaksi dengan orang lain.
d) keberadaannya atau lingkungan yang cenderung mengucilkannya serta adanya
tuntutan lingkungan yang menuntutnya untuk melakukan hal lebih dari
kemampuannya.

Penyebab terjadi harga diri rendah adalah :


a) Pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
b) Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dan tidak diterima.
c) Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan
d) Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut
lebih dari kemampuannya. (Yosep, 2009)

2. Menurut Kementrian Kesehatan RI (2016) :


Penyebab harga diri rendah dikarenakan obesitas, adanya permasalahan pribadi, kecacatan
fisik yang terjadi sejak lahir maupun kecacatan fisik karena kecelakaan, kehilangan orang-
orang yag dicintai seperti keluarga.

17
2.4 Rentang Respon Konsep Diri
Rentang respon harga diri rendah (Yosep, 2010)
Respon adaptif Respon maladaptif

Akualisasi konsep Harga diri Keracunan Depersonalisasi


Diri diri positif rendah identitas

1. Respon adaptif
Respon Adaptif adalah suatu respon ketika individu mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan serta keadaan dan mampu mengatasi masalah sesuai dengan norma-norma sosial.
a. Aktualisasi diri adalah ketepatan individu dalam menempatkan dirinya sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
b. Konsep diri positif adalah pandangan, penilaian, serta pemikiran yang baik individu
terhadap dirinya, sehingga individu mampu menempatkan aspek aspek positif yang dimiliki.

2. Respon Maladaptif
Respon Maladaptif adalah sebuah respon ketika individu tidak mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan serta ketidakmampuan individu dalam menyelesaikan suatu masalah.
a. Harga diri rendah adalah suatu pemikiran individu dimana sesorang mamandang negatif
terhadap dirinya sehingga individu merasa dirinya lemah, tidak berguna, serta ditandai
dengan hilangnya kepercayaan diri dan merasa gagal dalam mencapai keinginan.
b. Kerancuan identitas adalah kekacauan identitas dimana individu memandang dirinya
penuh keraguan, sulit dalam menetapkan keiinginan dan ketidakmampuan individu dalam
mengambil keputusan.
c. Depersonalisasi adalah suatu bentuk kepribadian seseorang yang tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain secara langsung karena individu memiliki perasaan bahwa hal-hal yang
disekitarnya tidak nyata.

18
2.5 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala harga diri rendah menurut (Muhith, 2015) :


1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat adanya penyakit atau akibat tindakan terhadap
penyakit.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Individu merasa tidak mampu dan tidak berguna dan
memandang dirinya lemah
3. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri dari masyarakat. Individu merasa tidak
berguna sehingga klien merasa lebih suka meyendiri dan enggan untuk berinteraksi dengan
lingkungan masyarakat.
4. Merendahkan martabat. Individu merasa dirinya lemah merasa bodoh, merasa tidak
mampu dalam melakukan segala hal, dan individu merasa tidak tahu apa-apa, mengabaikan
bahkan menolak kemampuan yang dimiliki sehingga produktivitas individu menurun.
5. Percaya diri kurang. Individu merasa ragu-ragu dalam mengambil keputusan, individu
tidak memiliki rasa percaya pada dirinya dan individu selalu memandnag dirinya negatif.
6. Mencederai diri sendiri dan orang lain. Akibat harga diri rendah individu memandang
hidupnya pesimis, tidak berguna sehingga terdorong untuk merusak atau mengakhiri
hidupnya. Bahkan klien dengan harga diri rendah timbul perasaan benci dan dapat
menimbulkan perilaku kekerasan terhadap lingkungan sekitar.

Tanda dan gejala harga diri rendah Menurut ( Keliat, 2011):


1. mengkritik diri sendiri
2. perasaan tidak mampu
3. pandangan hidup yang pesimis
4. penurunan produktivitas
5. penolakan terhadap kemampuan diri.

2.6 Akibat terjadinya harga diri rendah


Individu dengan harga diri rendah seringkali merasa tidak memiliki kemampuan dan tidak
mampu dalam mengatasi masalah yang dihadapi, dan seringkali putus asa sehingga
kehilangan harapan dan berakibat mengalami kegagalan dalam kehidupannya (Andrews et al,
2002 dalam (lete et al, 2019)

19
Menurut Purwanto (2015) harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial seperti :
menarik diri, menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan, berupa tingkah laku yang maladaptif/tidak mampu beradaptasi dengan
orang sekitar sehingga dapat mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial. Dalam
(Hermawan et al,2015) yaitu penderita tidak akan berkembang dalam kehidupannya,
penderita aka merasa terkucil dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain, karena individu
tidak memiliki rasa percaya diri. Akibatnya seseorang dengan harga diri rendah akan selalu
mnyendiri maka cenderung akan berhalusinasi yang dapat menyebabkan depresi bahkan
mampu merusak lingkungan serta dapat melakukan tindakan perilaku kekerasan.
Menurut Karika (2015) harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi sosial : menarik
diri, isolasi soasial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada
tingkah laku yang maladaptif mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial.
Dan sering dirtunjukan dengan perilaku antara lain :
1. Data subyektif
 Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan atau pembicaraan
 Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang lain
 Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain

2. Data obyektif
 Kurang spontan ketika diajak bicara
 Apatis
 Ekspresi wajah kosong
 Menurun atau tidak adanya komunikasi verbal
 Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat bicara

2.7. Proses terjadinya harga diri rendah


Individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan hidup akan gagal menerima tanggung
jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Ia akan tergantung pada orang tua dan gagal
mengembangkan kemampuan sendiri ia mengingkari kebebasan mengekspresikan sesuatu
termasuk kemungkinan berbuat kesalahan dan menjadi tidak sabar, kasar dan banyak
menuntut diri sendiri, sehingga ideal diri yang ditetapkan tidak tercapai. Sedangkan stressor
yang mempengaruhi harga diri rendah adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari
orang tua dan orang yang berarti, pola asuh yang tidak tepat, misalnya terlalu dilarang,
dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara. Kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-

20
cita yang tidak tercapai, gagal bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Harga diri rendah
dapat terjadi karena adanya kegagalan atau berduka disfungsional dan individu yang
mengalami gangguan ini mempunyai koping yang tidak konstruktif atau kopingnya
maladaptif. (Suerni et al., 2013).

2.8 Penatalaksanaan Keperawatan


1. Intervensi Generalis
Menurut Widianti et al, (2017) tujuan dari tindakan keperawatan generalis atau tindakan
umum yang dilakukan oleh perawat dalam menangani pasien dengan harga diri rendah
adalah:
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya
b. Klien mampu mengenal penyebab harga diri rendah
c. Klien mampu mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
d. Klien dapat mengetahui manfaat melakukan kemampuan yang dilakukan
Tindakan yang dilakukan oleh perawat adalah sebagai berikut :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Membantu pasien mengenali kemampuan positif. Dapat melakukan dengan berdiskusi
dengan pasien tentang kemampuan dan aspek positif serta kemampuan yang masih bisa
dilakukan oleh klien.
c. Mengidentifikasi aspek positif dari manfaat melakukan kemampuan yang dimiliki.
d. Melatih klien meningkatkan kemampuan yang dimiliki.
e. TAK: Stimulasi persepsi HDR, stimulasi sensoris.
2. Intervensi Spesialis
a) Terapi Kelompok: Logoterapi, terapi supportif
Logotherapy merupakan terapi yang berfokus pada penemuan makna hidup sehingga individu
mempunyai kekuatan yang positif untuk bertahan hidup (Widianti et al., 2017).
b) Terapi Keluarga: Terapi sistim keluarga, psikoedukasi
Psikoedukasi keluarga mampu menurunkan beban keluarga dan mampu meningkatkan
kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan gangguan jiwa. Keluarga dibekali dengan
pengetahuan cara merawat melalui tindakan keperawatan pada keluarga.
c) Terapi Komunitas: Assertif community therapy

21
Latihan asertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan,
dirasakan dan dipikirkan pada orang lain namun tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta
perasaan orang lain.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Harga Diri Rendah

A. Pengertian Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan  pada praktik


keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien /pasien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Dilaksanakan  berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu
profesi yang  berdasarkan ilmu dan kiat kep erawatan,bersifat humanistic,dan  berdasarkan
pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. (Shirojudin,
2017)

B. Pengkajian

Pengkajian sebagai tahap awal proses keperawatan meliputi pengumpulan data,


analisis data, dan perumusan masalah pasien. Data yang dikumpulkan adalah data pasien
secara holistik, meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. ( Eka Nur Halifah,
2016)

Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah:

 Keluhan utama atau alasan masuk

Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang, atau dirawat di rumah sakit, apakah
sudah tahu penyikit sebelumnya, apa yang sudah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah ini

1. Faktor prediposisi

Faktor prediposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua yang tidak
realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis

2. Faktor presipitasi

Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian anggota
tubuh, berubahnya pennampilan atau bentuk tubuhm mengalami kegagalan, serta
menurunnya produktivitas

3. Konsep diri
a. Gambaran diri

22
Persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai, reaksi klien
terhadap bagian tubuh yang tidak disukai dan bagian yang disukai.

b. Ideal diri

Persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya berprilaku standar,


aspirasi, tujuan, atau nilai personal tertentu

c. Harga diri

penilai individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis


sebagai seberapa perilaku dirinya dengan idel diri

d. Identitas

Prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung jawab terhadap


kesatuan, kesinambungan, konsentrasi, dan keunikan individu

e. Peran

Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial


berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Data
tersebut dapat dikelompokkan menjadi data objektif dan data subjektif. Data
objektif adalah data yang didapatkan melalui observasi atau pemeriksaan
secara langsung oleh perawat. Data subjektif adalah data yang disampaikan
secara lisan oleh pasien dan/atau keluarga sebagai hasil wawancara perawat.

C. Pohon Masalah

Gambar : 1. Pohon Masalah Fajariyah (2012)

Isolasi sosial : Menarik effect


diri

Gangguan Konsep Diri Core problem

(HDR)

Koping Individu Tidak causa


Efektif
23
D. Diagnosis Keperawatan

1. Isolasi sosial : Menarik diri

2. Gangguan Konsep Diri : HDR

3. Koping Individu Tidak Efektif

(Fajariyah, 2012)

E. Intervensi

Perencanaan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum,tujuan khusus, dan rencana
tindakan keperawatan. Tujuan umum berfokus pada penyelesaian permasalahan dari
diagnosis tertentu. Tujuan umum dapat di capai jika serangkaian tujuan khusus telah tercapai.
Tujuan khusus berfokus pada penyelesaian etiologi dari diagnosis tertentu. Tujuan khusus
merupakan rumusan kemampuan yang perlu di capai atau di miliki klien (direja,2011)

 Intervensi keperawatan untuk Harga Diri Rendah

Strategi pelaksanaan konsep : Harga Diri Rendah

Tabel 1.1 Intervensi Keperawatan Harga Diri Rendah

NO PASIEN KELUARGA

SP1P SP1K
1 Bina hubungan saling percaya Mendiskusikan masalah yang

2 Mengidentifikasi kemampuan dan dirasakan keluarga dalam merawat

aspek positif yang dimiliki pasien pasien

Membantu pasien menilai kemampuan Menjelaskan pengertian harga diri


3
pasien yang masih dapat digunakan rendah, tanda dan gejala, serta
proses terjadinya harga diri rendah
Membantu pasien memilih kegiatan
4
yang akan dilatih sesuai Menjelaskan cara merawat

dengankemampuan pasien pasien denga harga diri rendah

Melatih pasien sesuai


5
kemampuan yang dipilih Memberikan
pujian yang wajar tehadap keberhasilan
pasien

6 Menganjurkan pasien memasukan

24
dalam jadwalkegiatan harian

SP2P SP2P
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Melatih keluarga harian pasien
pasien mempraktekan cara merawatdengan

Melatih pasien melakukan pasien harga diri rendah


2
kegiatan yang sesuai dengan
kemampuan klien

3
Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian

SP3K
Melatih keluarga melakukan

cara merawat langsung kepada pasien


harga diri rendah
SP4K
Membantu keluarga membuat

jadwal aktivitas dirumah termasuk


minum obat (discharge planning)
Menjelaskan follow up pasien setelah
pulang

25
1. Intervensi

Fokus Intervensi Dari Diagnosa Keperawatan Yang Muncul Diatas Pada Klien
Harga Diri Rendah Adalah Sebagai Berikut:

Tabel 1.2 Intervensi Harga Diri Rendah

N Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional


o Keperawa
tan
1 Gangguan TUM : Diharapkan Pasien  Bina Hubungan
Konsep Klien Dapat Menunjukkan Hubungan Saling
Diri: Mencegah Tanda-Tanda Saling Percaya
Harga Diri Terjadinya Percaya Pada Percaya Merupakan
Rendah Isolasi Perwat : Dengan Dasar Untuk

Sosial :  Ekspresi Mengguna Hubungan

Menarik Diri Wajah kan Prinsip Interaksi

Dalam Bersahabat Komunikas Selanjutnya.

Kehidupan i
 Menunjukka
Sehari- Hari. Terapeutik:
n Rasa
Senang  Sapa Klien

TUK 1: Dengan
 Ada Kontak
Ramah
Klien Dapat Mata
Baik
Membina  Mau
Verbal
Hubungan Berjabat
Maupun
Saling Tangan
Non Verbal
Percaya
Dan
 Perkenalka
Menyebut Nama
n Diri
 Mau Dengan
Menjawab Sopan
Salam
 Tanyakan
 Klien Mau Nama
Duduk Lengkap
Berdamping Klien Dan
an Dengan

26
Perawat Nama

 Mau Panggilan

Mengutarak Yang

an Masalah Disukai

YangDihada Klien

pi.  Jelaskan
Tujuan
Pertemuan

 Jujur Dan
Menepati
Janji

 Tunjukkan
Sikap
Menerima
Klien Apa
Adanya

 Beri
Perhatian
Dan
Perhatikan
Kebutuhan
Dasar
Klien

TUK 2 : Klien Dapat  Diskusikan Diskusikan


Klien Dapat Menyebutkan Kemampua Tingkat
Mengidentifi Kemampuan Yang n Dan Kemampuan
kasi Dimiliki Klien Di Aspek Klien Seperti
Kemampuan Rumah Sakit, Positif Menilai
Dan Aspek Rumah, Dan Yang Realitas,
Positif Yang Tempat Kerja. Dimiliki Kontrol Diri
Dimiliki Daftar Positif Klien, Buat Atau
Keluarga Klien Dan Integritas Ego

27
Daftar Positif Daftarnya Diperlukan
Lingkungan Klien.  Setiap Sebagai

Bertemu Dasar Asuhan

Klien Keperawatan

Hindarkan nya,

Dari Reinforcemen

Memberi t Positif Akan

Penilaian Meningkatka

Negatif n Harga Diri


Klien, Dan
 Utamakan
Pujian Yang
Memberi
Realistik
Pujian
Tidak
Yang
Menyebabkan
Realistis
Klien
Pada
Melakukan
Kemampua
Kegiatannya
n Dan
Hanya
Aspek
Karena Ingin
Positif
Mendapatkan
Yang
Pujian
DimilikiKli
en

TUK 3 : Klien Dapat Menilai  Diskusikan Diskusikan

Klien Dapat Kemampuan Yang Dengan Dengan Klien

Menilai Dapat Digunakan Klien Tentang

Kemampuan Di Rumah Sakit Kemampua Kemampuan

Yang Dan Klien Menilai n Yang Yang

Digunakan Kemampuan Yang Masih Dimiliki


Dapat Digunakan Dapat Adalah
Dirumah. Digunakan Prasarat
Selama Untuk
Sakit Berubah Dan

28
 Diskusikan Mengerti
Kemampua Tentang
n Yang Kemampuan
Dapat Yang
Dilanjutkan Dimiliki
Penggunaa Dapat
nnya Di Memotivasi
Rumah Klien Untuk
Sakit Tetap

 Berikan Mempertahan

Pujian kan
Penggunaann
ya.
TUK 4 : Klien Memiliki  Minta Klien Adalah

Klien Dapat Kemampuan Yang Klien Individu

Menetapkan Akan Dilatih, Klien Untuk Yang

Dan Mencoba, Dan Memilih Bertanggung

Merencanaka Membuat Jadwal Satu Jawab Atas

n Kegiatan Harian. Kegiatan Dirinya

Sesuai Yang Mau Sendiri, Klien

Dengan Dilakukan Perlu

Kemampuan Di Rumah Bertindak

Yang Sakit Secara

Dimiliki.  Bantu Realistik

Klien Dalam

Melakukan Kehidupanny

nya Jika a, Dan

Perlu Beri Contoh Peran

Contoh Yang Dilihat


Klien Akan
 Beri Pujian
Memotivasi
Atas
Klien Untuk
Keberhasil
Melaksanaka
an Klien

29
 Diskusikan n Kegiatan.
Jadwal
Egiatan
Harian
Atas
Kegiatan
Yang Telah
Dilatih

 Rencanaka
n Bersama
Klien
Aktivitas
Yang
Dapat
Dilakukan
Setiap Hari
Sesuai
Kemampua
n, Buat
Jadwal
Kegiatan
Mandiri,
Kegiatan
Dengan
Bantuan
Sebagian,
Dan
Kegiatan
Yang
Membutuh
kan
Bantuan
Total

30
 Tingkatkan
Kegiatan
Yang
Disukai
Sesuai
Dengan
Kondisi
Klien

 Beri
Contoh
Cara
Pelaksanaa
n Kegiatan
Yang
Boleh
Klien
Lakukan
TUK 5 : Klien Melakukan  Beri Reinforcemen
Klien Dapat Kegiatan Yang Kesempata t Positif
Melakukan Telah Dilatih n Pada Dapat
Kegiatan (Mandiri, Dengan Klien Meningkatka
Sesuai Bantuan Atau Untuk n Harga Diri
Kondisi Sakit Tergantung), Klien Mencoba Klien Dan
Dan Melakukan Kegiatan Memberikan
Kemampuan Beberapa Kegiatan Yang Telah Kesempatan
nya. Mandiri. Direncanak Kepada Kien
an Untuk Tetap

 Beri Pujian Melakukan

Atas Kegiatan

Keberhasil Yang Biasa

an Klien Dilakukan

 Diskusikan
Kemungkin

31
an
Pelaksanaa
n Di
Rumah
TUK 6 : Keluarga Dapat  Beri Mendorong
Klien Dapat Memberi Dukungan Pendidikan Keluarga
Memanfaatka Dan Pujian Serta Kesehatan Akan Sangat
n Sistem Memahami Jadwal Pada Berpengaruh
Pendukung Kegiatan Harian Keluarga Dalam
Yang Ada Klien. Tentang Mempercepat
Cara Proses
Merawat Penyembuhan
Klien Klien Dan
Dengan Meningkatka
Harga Diri n Peran Serta
Rendah Keluarga

 Bantu Dalam

Keluarga Merawat

Memberika Klien Di

n Rumah.

Dukungan
Positif
Selama
Klien
Dirawat

 Bantu
Keluarga
Menyiapka
n
Lingkunga
n Di
Rumah

 Jelaskan

32
Cara
Pelaksanaa
n Jadwal
Kegiatan
Klien Di
Rumah

 Anjurkan
Keluarga
Untuk
Memberika
n Pujian
Pada Klien
Setiap
Berhasil

Tabel 1.2 Intervensi Koping Individu Tidak Efektif

N Diagnos Tujuan Kriteria Intervensi Rasional


o a Evaluasi
Kepera

33
watan
1 Koping TUM: Diharapkan 1. Bina Kepercayaan Dari Klien
Individu Pasien Pasien Hubungan Merupakan Hal Yang
Tidak Dapat Menunjukan Saling Percaya Memudahkan Perawat
Efektif Melakukan Tanda-Tanda Dengan Dalam Melakukan

Koping Percaya Pada Mengemukakan Pendekatan Keperawatan

Individu Perawat Prinsip Atau Intervensi

Yang  Ekspr Kominikasi Selanjutnya Terhadap

Efektif esi Terapeutik Klien

Waja  Ucapkan
h Salam
TUK 1:
Cerah Terapeut
Pasien
, ik. Sapa
Dapat
Terse Klien
Membina
nyum Dengan
Hubungan
 Mau Ramah,
Saling
Berke Baik
Percaya
nalan Verbal
 Ada Maupun
Konta Non
k Verbal
Mata  Berajaba
 Berse t Tangan
dia Dengan
Menc Klien
eritak  Perkenal
an an Diri
Peras Dengan
aanya Sopan
 Berse  Tanyaka
dia n Nama
Meng Lengkap
ungka Klien

34
pkan Dan
Masal NamaPa
ah nggilan
Yang
Disukai
 Jelaskan
Tujuan
Pertemu
an
 Buat
Kontrak
Topik,
Waktu,
Dan
Tempat
Setiap
Kali
Bertemu
Klien
 Tunjuka
n Sikap
Empati
Dan
Menerim
a Klien
Apa
Adanya
 Beri
Perhatia
n
Kepada
Klien
Dan

35
Perhatia
n
Kebutuh
an Dasar
Klien.

TUK 2 : Setelah  Diskusik  Untuk


Klien Beberapa an Meningkatkan
Dapat Kali Dengan Kemampuan
Mengenali Interaksi, Pasien Pasien, Seperti
Dan Pasien Bisa Bahwa Menilai Realitas,
Mengekspr Menyebutka Pasien Kontrol Diri Atau
esikan n Aspek Masih Intergitas Ego
Emosinya Positif Yang Memilik Diperlukan Sebagai
Dimiliki i Dasar Asuhan
Pasien, Sejumla Keperawatan
Seperi h  Untuk Penguatan
Kegiatan Kemamp Positif Akan
Pasien uan Meningkatkan
Dirumah, Yang Harga Diri Klien
Adanya Dimiliki  Pujian Yang
Keluarga, Pasien Realistis Tidak
Dan  Bersama Menyebabkan
Lingkungan Klien Pasien Melakukan
Terdekat Buat Kegiatan Hanya
Pasien Daftar Karena Ingin
Tentang Mendapatkan
Aspek  Pujian
Positif
Yang
Dimiliki
Klien
Dan

36
Hindark
an
Memberi
Penilaia
n
Negatif
 Beri
Pujian
Yang
Realistis
Atas
Kemamp
uan
Pasien

N Diagnos Tujuan Kriteria Intervensi Rasional


o a Hasil

Kepera
watan
TUK 3 : Setelah  Diskusik  Keterbukaan Dan
Pasien Beberapa an Pengertian Tentang
Dapat Kali Dengan Kemampuan Yang
Menilai Pertemuan, Pasien Dimiliki Adalah

37
Kemampua Pasien Tentang Prasyarat Untuk
n Yang Menyebutka Kemamp Berubah.
Dimiliki n uan  Pengertian Tentang
Untuk Kemampuan Yang Kemampuan Yang
Dilaksanak Yang Masih Dimiliki
an Dimilikinya Dapat DiriMempertahank
Yang Dapat Digunak anPenggunaannya
Dilaksanakan an
Selama
Sakit
 Bantu
Pasien
Menyeb
utkannya
Dan Beri
Penguata
n
Terhada
p
Kemamp
uan Diri
Yang
Diungka
pkan
Pasien
 Perlihatk
an
Respons
Yang
Kondusi
f Serta
Jadilah
Pendeng

38
ar Yang
Akitf

Tuk 4 : Setelah 1x  Tingkatk  Pasien Dapat


Membantu Interaksi, an Berpikir Positif,
Klien Klien Dapat Kegiatan Sehingga Bisa
Memilih Merencanaka Yang Membuat Pasien
Kegiatan n Kegiatan Sesuai Percaya Diri
Yang Akan Yang Sesuai Dengan Contoh Peran Yang
Dilatih Dengan Tolerans Dilihat Pasien
Sesuai Kemampuan i Dan Akan Memotivasi
Dengan Yang Kondisi Klien Untuk
Kemampua Dimilikinya  Rencana Melaksanakan
nnya kan Kegiatan
Bersama
Pasien
Suatu
Aktivitas
Yang
Dapat
Dilkaku
kan

 Setiap
Hari
Sesuai
Dengan
Kemamp
uan
Pasien

 Beri
Contoh
Kegiatan
Yang

39
Boleh
Dilakuka
n
TUK 5 : Setelah 1x  Berdisku  Pasien Merupakan
Melatih Interaksi, si Individu Yang
Pasien Pasien Dapat Dengan Bertanggung Jawab
Sesuai Melakukan Pasien Terhadap Dirinya
Dengan Kegiatan Untuk  Pasien Perlu
Kegiatan Sesuai Menetap Bertindak Secara
Yang Jadwal Yang kan Realistis Dalam
Dipilih Dibuat Urutan Kehidupannya
Berdasarka Kegiatan
 Pasien Terbiasa
n Rencana (Yang
Melakukan
Yang Telah
Kegiatan Yang
Dibuat Dipilh
Dipilihnya Tersebut
Pasien)
Yang
Akan
Dilatihka
n
 Anjurkan
Pasien
Untuk
Melaksan
akan
Kegiatan
Yang
Telah
Direncan
akan
 Pantau
Kegiatan
Yang
Telah
40
Dilaksan
akan
 Diskusik
an
Kemung
kinan
Pelaksan
aan
Kegiatan
Setelah
Pulang
 Memotiv
asi
Pasien
Untuk
Memasu
kan
Kegiatan
Yang
Telah
Dilakuka
n
Kedalam
Jadwal
Kegiatan
Harian

TUK 6 : Pasien  Beri


Keluarga Memanfaatk Pendidik
Menjadi an Sistem an
Sistem Yang Ada Di Kesehata
Pendukung Keluarga n Pada
Yang Keluarga

41
Efektif Tentang
Bagi Klien Cara
Merawat
Klien
Dengan
Harga
Diri
Rendah
Kronis
 Diskusik
an
Dengan
Keluarga
Tentang
Kemamp
uan
Yang
Dimiliki
Klien
Dan
Anjurka
n
Memuji
Klien
Atas
Kemamp
uannya
Secara
Realistis
.

42
DAFTAR PUSTAKA

 Lete, G. reda, Dyah Kusuma, F. halis, & Rosdiana, Y. (2019). Hubungan Antara
Harga Diri Dengan Resiliensi Remaja Di Panti Asuhan Bakti Luhur Malang. Jurnal
Keperawatan, 4(1), 20–28.

 Riset kesehatan dasar (Riskesdas) (2018). Badan penelitian dan pengembangan


kesehatan kementrian ri tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_20
18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf – Diakses Agustus 2018.

43
 Widianti, E., Keliat, B. A., Wardhani, I. Y., Keperawatan, F., Padjadjaran, U., Ilmu,
F., & Universitas, K. (2017). Aplikasi terapi spesialis keperawatan jiwa pada pasien
skizofrenia dengan harga diri rendah kronis di rs jawa barat. Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia, 3(1), 83–99.

 Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2017). NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi


dan Klasifikasi 2018-2020. Buku KedoKteran EGC.

 Bulecheck, G., Butcher, H., Docheterman, J., & Wagner, C. (2016). Nursing
Outcomes clssification. (I. Nurjanah & R. D. Tumanggor, Eds.) (6th ed.). Elsevier.
 Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2016). Nursing
Intervention Classification. (I. Nurjanah & R. D. Tumanggor, Eds.) (6th ed.).
Elsevier.

 Purwasih, R., & Susilowati, Y. (2016). Penatalaksanaan Pasien Gangguan Jiwa


Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Di Ruang Gathotkoco Rsjd Dr.
Amino Gondohutomo Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 3(2), 44–50.

 Hermawan, D., Suerni, T., & Sawab. (2015). Pengaruh TAK Stimulasi Persepsi ;
Bercerita Tentang Pengalaman Positif Yang Dimiliki Terhadap Harga Diri Pada
Pasien Harga Diri Rendah Di RSJD Dr.Amino Gondho Utomo. Jurnal Ilmu
Keperawatan Dan Kebidanan, 1–1

 Yusuf, A., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Keperawatan Kesehatan Jiwa. (F.
Ganiajri, Ed.). Jagakarsa, Jakarta Selatan: Salemba Medika. https://doi.org/ISBN 978-
xxx-xxx-xx-x

 Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. (M. Bendetu,
Ed.) (1st ed.). Yogyakarta: CV Andi Offset.

 Purwanto, T. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

44
 Dermawan, D., R. (2013). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
 suerni, T., Keliat, B. A., & C.D, N. H. (2013). Penerapan Terapi Kognotif Dan
Psikoedukasi Keluarga Pada Klien Harga Diri Rendah Di Ruang Yudistira Rumah
Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2013. Jurnal Keperawatan Jiwa, 1(2),
161–169.
 Yosep. I, (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refia Aditama

45

Anda mungkin juga menyukai